Format Analisis Video Di Laman Gpo - Shintia
Format Analisis Video Di Laman Gpo - Shintia
SHINTIA HELGUSTARY
NIM : 835770084
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan dari guru yang ada amati dari tayangan video,
upaya apa saja yang dapat diusulkan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran
berikutnya?
Jawab :
Guru harus menciptakan suasana belajar yang kreatif dan inovatif dengan cara membagi
peserta didik menjadi beberapa kelompok kemudian membimbing peserta didik untuk
bercerita kepada teman sekelompoknya dan memberikan kebebasan kepada peserta didik
untuk mengekplorasikan benda-benda di sekitarnya sehingga mendorong terbentuknya
motivasi belajar yang tinggi dalam pembelajaran yang mengasyikkan tersebut. Kemudian,
usulan saya yaitu guru diharapkan sebisa mungkin menghindari suasana yang tegang. Jika
ingin menanyakan sesuatu kepada siswa hendaknya guru memperhatikan kesiapan siswa
dalam belajar dan tidak memarahi siswa serta kondisi kelas yang belum tertib menjadi
pertimbangan guru. Sebaiknya guru menggunakan cara apersepsi yang lebih tepat seperti
menunjukkan beberapa benda yang erat kaitannya dengan materi. Kemudian, guru harus
membiasakan memulai pembelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa tentang
pentingnya materi belajar yang akan dipelajari dan kaitannya dengan lingkungan sekitarnya.
Link :
http://www.gurupintar.ut.ac.id/content/micro-teaching-online/membangun-suasana-aktif-
interaktif-dan-menyenangkan
Bagaimana Meningkatkan Hasil Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III
Siswa Kelas III pada Pembelajaran pada Pembelajaran Matematika dengan
Matematika dengan Menggunakan Media Menggunakan Media Media Audio Visual di SD N
Audio Visual di SD N 083/III Sungai 083/III Sungai Tutung.
Tutung.
SHINTIA HELGUSTARY
NIM : 835770084
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
(Analisis Video GPO)
Mata Pelajaran : Pendidikan Matematika
Kelas/ Semester : III / 2
Pertemuan Ke- : II (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 30 Menit
I. Standar kompetensi
1.3 Memahami ide pengukuran sebagai bagian dari penjumlahan dan pengurangan
dengan menggunakan benda-benda konkret
III. Indikator
Matematika
NO Kompetensi Dasar
3.4.1 Mengidentifikasi pengukuran sebagai bagian dari penjumlahan dan
pengurangan dengan menggunakan benda-benda konkret
4.4.1 Menyajikan pengukuran sebagai bagian dari penjumlahan dan pengurangan
dengan menggunakan benda-benda konkret
V. Tujuan Perbaikan
a. Tujuan Perbaikan Bagi Siswa
Meningkatkan pemahaman siswa tentang pengukuran dan contohnya dengan
menggunakan media benda-benda konkret yang ada di kelas
b. Tujuan Perbaikan Bagi Guru
Mewujudkan kinerja guru dalam menerapkan metode yang bervariasi, inovatif dan
kreatif dengan menggunakan media benda-benda konkret dalam pembelajaran
tentang pengukuran
SHINTIA HELGUSTARY
NIM : 835770084
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran :
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling
awal.(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
3. Apersepsi 10 Menit
a. Guru menyampaikan topik materi yang akan
dipelajari dalam pembelajaran
b. Mengajak siswa untuk mengingat kembali
tentang materi himpunan yang pernah
dipelajari sebelumnya
4. Motivasi
Guru mengingatkan siswa untuk selalu
mengutamakan sikap disiplin setiap saat dan
manfaatnya bagi tercapainya cita-cita.
5. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai
6. Guru mengajak Siswa membaca senyap buku
bacaan yang mereka bawa. Kegiatan membaca
senyap dapat dilakukan selama 3 menit untuk
penguatan program literasi. (Jika ada siswa yang
tidak membawa buku bacaan, guru dapat
meminjamkan buku-buku bacaan yang ada di kelas
atau dari perpustakaan sekolah.)
Kegiatan Inti 1. Guru bertanya jawab dengan siswa, benda apa saja
ada disekitar siswa memiliki panjang yang sama?
2. Siswa menjawab dengan jawaban yang beragam.
Ada siswa yang akan menjawab, “Pensil, Pena,
Meja dsb.” Ada siswa yang menjawab “Buku
Gambar.” Mungkin ada juga siswa yang menjawab
“Sepatu”.
3. Guru mengapresiasi jawaban yang siswa berikan.
Lalu,guru menyampaikan pesan bahwa benda- 40 Menit
benda tersebut berguna dan bermanfaat pada
kegiatan siswa di sekolah.
4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
secara acak.
5. Guru memberikan kebebasan dan
mengekplorasikan kegiatan kepada siswa untuk
mengukur benda-benda yang mereka sukai.
6. Siswa mulai mengukur benda-benda disekitarnya
dengan pennggaris atau jengkar tangan mulai dari
meja, kursi dan lemari di Kelas.
7. Guru meminta Siswa mengerjakan Latihan soal
dengan menuliskan Satuan Panjang dan berat pada
buku siswa. Contohnya berapa panjang dasi siswa
dan berapa berat sepatu siswa? (Critical
Thinkingand Problem Formulation)
8. Guru membimbing siswa menjawab pertanyaan
latihan soal dengan menceritakan maksud soal
tersebut dengan teman-teman dalam satu
kelompok.
9. Selanjutnya, Siswa mencari kata-kata yang
berhubungan dengan keadaan cuaca dan mencari
arti kata-kata tersebut dengan teman
sekelompoknya.
10. Guru kembali melakukan interaksi dengan
mengecek kinerja siswa secara kelompok.
11. Guru menanyakan kepada siswa apakah ada
SHINTIA HELGUSTARY
NIM : 835770084
siswa yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran?
12. Guru memanggil salah satu siswa sebagai
perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil
diskusi, latihan soal dan selanjutnya menjelaskan
materi pembelajaran hari ini.
Penutup 1. Guru mengulas kembali kegiatan yang sudah 10 Menit
dilakukan dan siswa melakukan refleksi mengenai
kegiatan pembelajaran.
1) Apa saja yang sudah dipelajari pada hari ini?
2) Bagaimana perasaan kalian hari ini ?Informasi
apa yang ingin diketahui lebih lanjut?
3) Bagaimana cara siswa mendapatkan informasi
tersebut?
4) Pertanyaan yang diajukan guru dapat dijawab
secara lisan atau tulisan. Jika guru
menginginkan siswa menuliskan jawaban
pertanyaan refleksi, sebaiknya siswa memiliki
buku tulis khusus untuk refleksi.
2. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
materi pelajaran yang telah di pelajari.
3. Guru menyampaikan informasi tentang materi pada
pertemuan selanjutnya dan meminta siswa
mempelajarinya di rumah terlebih dahulu
4. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan
hamdallah dan salam
X. Penilaian
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari
pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek
dengan rubric penilaian sebagai berikut.
1. Penilaian Sikap
Observasi selama kegiatan berlangsung (Lihat pedoman penilaian sikap)
a) Penilaian Pengetahuan
1) Tes lisan tentang pecahan sederhana dari benda konkret yang dibawa guru.
2) Soal di buku siswa tentang cerita Persahabatan Matahari dan Awan.
SHINTIA HELGUSTARY
NIM : 835770084
Lampiran
Materi pelajaran
SHINTIA HELGUSTARY
NIM : 835770084
Latihan Soal
1. Alat untuk mengukur panjang ialah ....
a. waktu
b. panjang
c. berat
a. 2 cm
b. 3 cm
c. 4 cm
4. Stopwatch dipakai untuk mengukur ....
a. Panjang
b. Waktu
c. berat
a. 1000 gr
b. 900 gr
c. 500 gr
SHINTIA HELGUSTARY
NIM : 835770084
Konsep Yang Mendukung Pendekatan Realistik Mathematic Education (RME)
Proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan merupakan suatu sistem yang
menempatkan seorang pengajar untuk melakukan pengelolaan pengajaran secara keseluruhan.
Dalam proses belajar mengajar guru menempati kedudukan sangat penting karena peranannya
sangat menentukan proses keberhasilan pembelajaran. Oleh sebab itu, guru merupakan faktor
penentu yang sangat dominan dalam pendidikan karena terlibat langsung dalam proses
pembelajaran dan pendidikan secara kesuluruhan (Rusman, 2011 : 25). Belajar matematika
merupakan belajar konsep. Hal yang paling penting adalah bagaimana siswa dapat memahami
konsep-konsep dasar dalam matematika. Dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan tidak
hanya mendengarkan, mencatat, dan menghafalkan materi maupun rumus-rumus yang diberikan
guru, melainkan siswa dituntut aktif berperan dalam kegiatan pembelajaran, siswa harus mampu
berpikir kritis dan berargumen dalam memecahkan berbagai persoalan dalam matematika.
Dalam pembelajaran matematika proses “melatih” dan “mendidik” merupakan dua hal yang
seharusnya dipadukan. Seorang siswa tidak cukup hanya memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan suatu soal Matematika tetapi harus dapat memahami proses penyelesaian soal
tersebut. Tuntutan yang terbatas pada penyelesaian soal matematika cenderung mengarahkan
siswa untuk berpikir prosedural, menggunakan rumus tanpa memahami makna dari sebuah
rumus (Ariyadi Wijaya, 2012 : 8). Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek
yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam
matematika (Sudharta, 2004 : 14). Sejalan dengan perkembangan teknologi, di bidang
pendidikan juga banyak mengembangkan berbagai pendekatan dan metode pembelajaran. Salah
satunya adalah pembelajaran menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education
(RME). Pertama kali dikembangkan di Belanda oleh Hans Freudenthal. Realistic Mathematics
Education (RME) menggabungkan pandangan tentang apa itu matematika, bagaimana siswa
belajar matematika dan bagaimana matematika harus diajarkan. Siswa tidak boleh dipandang
sebagai objek belajar, melainkan sebagai subyek belajar (Ariyadi Wijaya, 2012 : 3). Masalah-
masalah realistik digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep atau pengetahuan
matematika formal yang mendorong aktivitas penyelesaian masalah, mencari masalah dan
mengorgaisasi pokok persoalan. Oleh sebab itu, Realistic Mathematics Education (RME)
mencerminkan suatu pandangan tentang matematika sebagai sebuah subject matter. (Wahyudi
Zarkasyi, 2014 : 40-41) Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) mengaitkan dan
melibatkan lingkungan sekitar, pengalaman nyata yang pernah dialami siswa dalam kehidupan
sehari-hari, serta menjadikan matematika sebagai aktivitas siswa. Dengan pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME) tersebut, siswa tidak harus dibawa ke dunia nyata, tetapi
berhubungan dengan masalah yang nyata ada dalam pikiran siswa. Jadi siswa belajar matematika
tidak hanya membuatnya terampil mengerjakan soal rutin yang tekait dengan pengoperasian
bilangan dengan hapalan rumus matematika, tetapi lebih menekankan pada kebermaknaan
matematika bagi mereka (Tim PMRI, 2010 : 1).
Pada pendekatan Realistic Mathematics Education (RME), seorang guru berperan
sebagai fasilitator, moderator atau evaluator, sementara siswa berpikir, mengkomunikasikan dan
melatih suasana demokrasi dengan menghargai pendapat orang lain. Materi himpunan
merupakan materi yang membahas kumpulan benda atau objek yang dapat didefinisikan dengan
jelas, sehingga dengan tepat dapat diketahui objek yang termasuk himpunan dan yang tidak
termasuk dalam himpunan tersebut sehingga materi himpunan akan membawa siswa pada
pengalaman nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dengan demikian pembelajaran
akan menjadi bermakna jika mengkaitkan pengalaman nyata siswa dengan ide-ide atau konsep-
konsep matematika dalam pembelajaran dikelas. Selain itu pentingnya menerapkan kembali
konsep matematika yang dimiliki siswa pada kehidupan sehari-hari dan memudahkan siswa
dalam belajar matematika.
Realistic Mathematics Education (RME) mempunyai lima karakteristik yang
mendukung. Secara ringkas kelimanya adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan konteks
Melalui penggunaan konteks, siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiatan
eksplorasi permasalahan (Ariyadi Wijaya, 2012 : 21). Hasil dari eksplorasi siswa yang
dimaksudkan adalah pengamatan yang tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan jawaban
dari sebuah permasalahan matematika yang diberikan, namun disertai dengan pengembangan
berbagai langkah-langkah atau proses dari penyelesaian permasalahan matematika yang
digunakan.
2. Penggunaan model untuk matematisasi progresif
Dalam Realistic Mathematics Education (RME), model digunakan dalam melakukan
matematisasi secara progresif (Ariyadi Wijaya, 2012 : 22). Model yang dimaksudkan disini
bukan berarti “alat peraga”, melainkan suatu bentuk representatif dari suatu masalah.
SHINTIA HELGUSTARY
NIM : 835770084
Penggunaan model untuk matematika representatif sangat penting dalam mengembangkan
dan membangun konsep matematika siswa.
3. Pemanfaatan hasil kerja siswa
Siswa bebas untuk mengembangkan proses pemecahan masalah sehingga diperoleh suatu
strategi yang bervariasi. Hal ini akan bermanfaat dalam membantu siswa memahami konsep
matematika, tetapi juga sekaligus mengembangkan aktivitas dan kreatifitas siswa.
4. Interaktivitas
Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses individu melainkan juga secara
bersamaan merupakan suatu proses sosial. Manfaat dari interaksi siswa dalam pembelajaran
matematika dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif siswa
secara simultan. Proses ini dimaksudkan agar pembelajaran matematika tidak hanya
mengajarkan pengetahuan yang bersifat kognitif, tetapi juga menanamkan potensi afektik
siswa.
5. Keterkaitan Antar Konsep Matematika
Konsep-konsep dalam matematika tidak bersifat parsial, namun banyak konsep
matematika yang memiliki keterkaitan. Dalam pembelajaran matematika konsep-konsep
matematika antara satu dengan yang lain memiliki tidak bisa dipisahkan. Dalam
pembelajaran matematika keterkaitan konsep matematika harus dipertimbangkan karena
diharapkan dapat membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan.
SHINTIA HELGUSTARY
NIM : 835770084
DAFTAR PUSTAKA
Ariyadi Wijaya. 2017. Pendidikan Matematika Realistik. Yogjakarta : Graha Ilmu.
Dindin Abdul Muiz Lidinillah. 2017. Educational Design Research : a Theoretical Framework for
Action. Bandung : Jurnal Pendidikan
Erna Widodo Mukhtar. 2018. Kontruksi Kearah Penelitian Deskriptif. Yogjakarta : Avyrous
Gerardus Polla. 2018. Upaya menciptakan Pengajaran Matematika Yang Menyenangkan. Buletin
Pelangi Pendidikan, Volume 4 No. 2 tahun 2001 : Rosdakarya
Herman Suherman, dkk. 2018. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.Bandung : UPI
Bandung
Heruman. 2018. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Nana Sudjana. 2016. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar cet. 5. Bandung : Sinar Baru Agen
Sindo.
Novan Ardi Wiyani. 2019. Membumikan Penddidikan Karakter di SD. Jogjakarta: Ar-Ruz Media.
Oemar Hamalik. 2017. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara
S. Margon. 2020. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sa’dun Akbar. 2020. Instrument Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudharta. 2014. Realistic Mathematic : Apa Dan Bagaimana ?. Jakarta : DEPDIKNAS
Sugiono. 2018. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Tim PMRI. 2020. Buku Guru Matematika. Bandung: IP PMRI
SHINTIA HELGUSTARY
NIM : 835770084