Anda di halaman 1dari 2

Diskusi 1

• Masalah 1
Hibah atau pemberian barang oleh negara lain ke tanah air dalam rangka bantuan sosial
atau penanggulangan bencana dapat diberikan pembebasan bea masuk. Hal tersebut sudah
dijelasakan dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK-69/PMK/04/2012 tentang
Pembebasan Bea masuk dan/atau Cukai atas Impor Barang Kiriman Hadiah/Hibah untuk
Kepentingan Penanggulangan Bencana Alam.1 Pada Pasal 2 Ayat 1 disebutkan bahwa “Atas
impor barang kiriman hadiah/hibah untuk kepentingan penanggulangan Bencana Alam
diberikan pembebasan bea masuk dan/atau cukai.” Menurut penulis, ketentuan pembebasan
tersebut sudah sangat baik karena sesuai dengan nilai kemanusiaan untuk saling tolong
menolong. Selain penanggulangan bencana, barang kiriman atau hibah tersebut dapat juga
untuk tujuan ibadah, amal, sosial dan kebudayaan.
Akan tetapi kembali kepada kepabeanan dan cukai yang berfungsi untuk menjaga
kedaulatan dan penerimaan negara, maka pembebasan bea masuk atas hibah bantuan dari
luar negeri tersebut harus dilakukan pengawasan yang optimal terhadap penggunaannya.
Selain melakukan pengawasan melalui pintu masuk (entry point), hibah tersebut juga harus
memenuhi beberapa kondisi dan persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan yang
berlaku agar pembebasan bea masuk dapat diberikan. Selain bea masuk, hibah dari luar negeri
yang terkait dengan bantuan penanggulangan bencana juga dapat diberikan fasilitas berupa
PPN atau PPnBM tidak dipungut serta pengecualian pemungutan PPh Pasal 22 Impor.

• Masalah 2
Aktivitas perdagangan ekspor atau impor erat kaitannya dengan peraturan dan prosedur
yang ketat. Termasuk Kepabeanan dan Cukai dalam rangka melakukan pengawasan terhadap
arus barang ekspor atau impor. Tidak jarang, ada barang yang ditegah oleh pihak Bea Cukai
dikarenakan tidak memenuhi prosedur kepabeanan maupun barang tersebut merupakan
barang yang dilarang atau dibatasi (lartas). Sehingga dalam pelaksanaannya dikenal adanya
Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai (BTD) dan Barang yang Dikuasi Negara (BDN).
Secara lebih lanjut, kedua status barang tersebut dijelaskan dalam Peraturan Menteri
Keuangan nomor PMK-62/PMK.04/2011 tentang Penyelesaian Terhadap Barang Yang
Dinyatakan Tidak Dikuasai, Barang Yang Dikuasai Negara, dan Barang Yang Menjadi Milik
Negara.2 Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai (BTD) adalah:
a. barang yang tidak dikeluarkan dari Tempat Penimbunan Sementara yang berada di dalam
area pelabuhan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak penimbunannya;
b. barang yang tidak dikeluarkan dari Tempat Penimbunan Sementara yang berada di luar
area pelabuhan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak penimbunannya;
c. barang yang tidak dikeluarkan dari Tempat Penimbunan Berikat yang telah dicabut izinnya
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pencabutan izin; atau
d. barang yang dikirim melalui Pos:
1) yang ditolak oleh si alamat atau orang yang dituju dan tidak dapat dikirim kembali kepada
pengirim di luar Daerah Pabean;
2) dengan tujuan luar Daerah Pabean yang diterima kembali karena ditolak atau tidak
dapat disampaikan kepada alamat yang dituju dan tidak diselesaikan oleh pengirim
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya pemberitahuan dari Kantor
Pos.

1
https://repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/06/732bf1d51dedfae4497a531aaa83cd53-pmk-69_pmk-
04_2012.pdf
2
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2011/62~PMK.04~2011Per.HTM
Sedangkan Barang yang Dikuasai Negara (BDN) adalah:
a. barang yang dilarang atau dibatasi untuk diimpor atau diekspor yang tidak diberitahukan
atau diberitahukan secara tidak benar dalam Pemberitahuan Pabean;
b. barang dan/atau sarana pengangkut yang ditegah oleh Pejabat Bea dan Cukai; atau
c. barang dan/atau sarana pengangkut yang ditinggalkan di Kawasan Pabean oleh pemilik
yang tidak dikenal.

Dari dua kategori diatas dapat disimpulkaan sedikit perbedaan antara BTD dan BDN. Suatu
barang menjadi berstatus BTD disebabkan oleh barang tersebut belum diurus dokumennya
pada batas waktu tertentu. Sedangkan BDN dikarenakan barang dan/atau sarana
pengangkutnya tersebut termasuk barang lartas atau merupakan hasil dari penegahan oleh
Bea Cukai.

Anda mungkin juga menyukai