Anda di halaman 1dari 51

PAJAK

PENGHASILAN
PASAL 22

ESMIL SALEH DALIMUNTHE


PPH POT-PUT
PPh yang dikenakan melalui mekanisme Pemotongan dan
Pemungutan.
Tidak menghitung,membayar dan melaporkan sendiri
seperti PPh Pasal 25.
JENIS-JENIS PPH POT-
PUT
PPh Pasal 21
PPh Pasal 22
PPh Pasal 23
PPh Pasal 24
PPh Pasal 26
PPh Pasal 4 (2) Final
PPh Pasal 15
PPH PASAL 22
1. PPh Pasal 22 Impor
2. PPh Pasal 22 Bendaharawan
3. PPh Pasal 22 Industri Tertentu
4. PPh Pasal 22 Bahan Bakar
5. PPh Pasal 22 Pedagang Pengumpul
6. PPh Pasal 22 WP Badan atas Penjualan Barang Sangat
Mewah
PPH PASAL 22 IMPOR

OBJEK TARIF DASAR PERHITUNGAN

Impor Barang
10% Nilai Impor
tertentu

Importir 2,5%
mempunyai API Nilai Impor
Importir tidak 7,5% Nilai Impor
mempunyai API
Yang Tidak Harga Jual
7,5%
Dikuasai Lelang
Impor Kedelai,
Gandum, dan
Tepung Terigu 0,5% Nilai Impor
oleh Importir
yang Memiliki
API
PPH PASAL 22 IMPOR
Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai adalah :
1. Barang yang tidak dikeluarkan dari Tempat Penimbunan Sementara
yang berada di dalam area pelabuhan dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari sejak penimbunannya;
2. Barang yang tidak dikeluarkan dari Tempat Penimbunan Sementara
yang berada di luar area pelabuhan dalam jangka waktu 60 (enam
puluh) hari sejak penimbunannya;
3. Barang yang tidak dikeluarkan dari Tempat Penimbunan Berikat
yang telah dicabut izinnya dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak pencabutan izin; atau
4. Barang yang dikirim melalui Pos :
a. yang ditolak oleh si alamat atau orang yang dituju dan tidak
dapat dikirim kembali kepada pengirim di luar Daerah Pabean;
b. dengan tujuan luar Daerah Pabean yang diterima kembali
karena ditolak atau tidak dapat disampaikan kepada alamat
yang dituju dan tidak diselesaikan oleh pengirim dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya Pemberitahuan dari
Kantor Pos.
PPH PASAL 22 IMPOR
Nilai Impor = CIF + Bea Masuk + Bea Masuk Tambahan +
Pungutan lain Berdasarkan UU Bidang
Kepabeanan di Bidang Impor

CIF : Cost, Insurance and Freight


SAAT TERUTANG DAN PELUNASAN

PPh PASAL 22 ATAS IMPOR

Pajak Penghasilan Pasal 22 atas


impor barang, terutang dan dilunasi
bersamaan dengan saat pembayaran
Bea Masuk.

Dalam hal pembayaran Bea Masuk ditunda


atau dibebaskan, maka Pajak Penghasilan
Pasal 22 terutang dan dilunasi pada saat
penyelesaian dokumen Pemberitahuan
Impor Barang (PIB).
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN

PPh PASAL 22 ATAS IMPOR

DIREKTORAT JENDERAL IMPORTIR YANG


BEA DAN CUKAI BERSANGKUTAN

KE KAS NEGARA MELALUI KANTOR POS,


BANK DEVISA, ATAU BANK YG DITUNJUK MENKEU

MENGGUNAKAN SSP SEBAGAI


BUKTI PEMUNGUTAN PAJAK
DIKECUALIKAN DARI PPH PASAL
22 IMPOR
1. Impor barang dan atau penyerahan barang yang
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan tidak terutang Pajak Penghasilan;
2. Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea
Masuk dan atau Pajak Pertambahan Nilai;
3. Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata-
nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali;
4. Impor kembali (re-impor), yang meliputi barang-
barang yang telah diekspor kemudian diimpor
kembali dalam kualitas yang sama atau barang-
barang yang telah diekspor untuk keperluan
perbaikan, pengerjaan dan pengujian, yang telah
memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai;
Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak
Pertambahan Nilai:
1. barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di
Indonesia berdasarkan asas timbal balik;
2. barang untuk keperluan badan internasional beserta pejabatnya yang bertugas di
Indonesia dan tidak memegang paspor Indonesia yang diakui dan terdaftar
dalam peraturan menteri keuangan yang mengatur tentang tata cara pemberian
pembebasan bea masuk dan cukai atas impor barang untuk keperluan badan
internasional beserta para pejabatanya yang bertugas di Indonesia;
3. barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, kebudayaan
atau untuk kepentingan penanggulangan bencana;
4. barang untuk keperluan museum, kebun binatang, konservasi alam dan tempat
lain semacam itu yang terbuka untuk umum;
5. barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan;
6. barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat lainnya;
7. peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah;
8. barang pindahan;
9. barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan
barang kiriman sampai batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan kepabeanan;
10. barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang
ditujukan untuk kepentingan umum;
11. persenjataan, amunisi, dan perlengkapan militer, termasuk suku cadang yang
diperuntukkan bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara;
Lanjutan...

Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak
Pertambahan Nilai:
12. barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi
keperluan pertahanan dan keamanan negara;
13. vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program Pekan Imunisasi Nasional
(PIN);
14. buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama;
15. kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau, kapal angkutan
penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal
tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau alat
keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran
Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional;
16. pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat
keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang
diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional;
17. kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan
serta prasarana yang diimpor dan digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia;
18. peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas dan foto udara wilayah
Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia;
dan/atau
19. barang untuk kegiatan hulu Minyak dan Gas Bumi yang importasinya dilakukan
oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama.
PPH PASAL 22 EKSPORTIR KOMODITAS TAMBANG
BATUBARA, MINERAL LOGAM, DAN MINERAL BUKAN
LOGAM

OBJEK TARIF DASAR PERHITUNGAN

Komoditas
tambang Nilai Ekspor (Exc
1,5%
batubara, PPN)
mineral logam,
dan mineral
bukan logam
SAAT TERUTANG DAN PELUNASAN

PPh PASAL 22 ATAS EKSPOR TAMBANG

Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Ekspor


komoditas tambang, terutang dan dilunasi
bersamaan dengan saat penyelesaian
dokumen pemberitahuan ekspor barang.
PEMUNGUT
BANK DEVISA DAN DJBC

DIPUNGUT
EKSPORTIR
PPH PASAL 22 BENDAHARAWAN

OBJEK TARIF DASAR PERHITUNGAN

Pembelian
Barang oleh Harga Pembelian
1,5%
Bendaharawan (Exc PPN)
SAAT TERUTANG DAN PEMUNGUTAN

PPh PASAL 22 Bendaharawan

Pajak Penghasilan Pasal 22 atas


pembelian barang oleh pemungut
Bendaharawan Pemerintah terutang
dan dipungut pada saat pembayaran.
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN

PPh PASAL 22 BENDAHARAWAN

DISETOR PADA HARI YG SAMA


KE BANK PERSEPSI/
KANTOR POS

SSP DIISI OLEH DAN ATAS NAMA


REKANAN DAN DITANDATANGANI
OLEH BENDAHARA
(SEBAGAI BUKTI PEMUNGUTAN)

MELAPOR PALING LAMA 14 HARI


SETELAH MASA PAJAK
BERAKHIR DENGAN SPT MASA PPh PASAL 22
DIKECUALIKAN DARI PPH
PASAL 22 BENDAHARAWAN
1. Pembayaran yang jumlahnya paling
banyak Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah)
dan tidak merupakan pembayaran yang
terpecah-pecah;
2. Pembayaran untuk pembelian bahan
bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air
minum/PDAM dan benda-benda pos.
Contoh Kasus

Kanwil DJP Jawa Barat I, tanggal 12 April 2017


membeli seperangkat komputer dari Multicom
seharga Rp.7.700.000,00 (termasuk PPN).
Seminggu kemudian (19 April 2017)
Bendahara Kanwil melunasinya.

Hitung PPh Pasal 22 Terutang!


Contoh Kasus PPh Pasal 22 Bendaharawan
PPH PASAL 22 PEMBELIAN BARANG OLEH BUMN

OBJEK TARIF DASAR PERHITUNGAN

Pembelian
Barang oleh Harga Pembelian
1,5%
Bendaharawan (Exc PPN)
SAAT TERUTANG DAN PEMUNGUTAN

PPh PASAL 22 BUMN

Pajak Penghasilan Pasal 22 atas


pembelian barang oleh pemungut
Bendaharawan Pemerintah terutang
dan dipungut pada saat pembayaran.
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN

PPh PASAL 22 BENDAHARAWAN

DISETOR PADA HARI YG SAMA


KE BANK PERSEPSI/
KANTOR POS

DIBAYAR KE KAS NEGARA PALING LAMBAT


TANGGAL 10 BULAN BERIKUTNYA

MELAPOR PALING LAMA 20 HARI


SETELAH MASA PAJAK
BERAKHIR DENGAN SPT MASA PPh PASAL 22
PEMUNGUT
• BUMN
• BUMN YANG DILAKUKAN RESTRUKTURISASI OLEH
PEMERINTAH
• BADAN USAHA TERTENTUYANG DIMILIKI LANGSUNG OELH
BUMN MELIPUTI
BADAN USAHA TERTENTUYANG DIMILIKI
LANGSUNG OELH BUMN MELIPUTI
1. PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 14. PT Pembangkit Jawa-bali
2. PT Petrokimia Gresik 15. PT semen Padang
3. PT Pupuk Kijang 16. PT Semen Tonasa
4. PT Pupuk Kalimantan Timur 17. PT Elnusa TBK
5. PT Pupuk Iskandar Muda 18. PT Krakatau Wajatama
6. PT Telekomunikasi Seluler 19. PT Rajawali Nusindo
7. PT Indonesia Power 20. PT Wijaya Karya Beton
8. PT KIMIA FARMA 21. PT Bank Syariah Mandiri
9. PT KIMIA FARMA TRADING & DISTRIBUTIO 22.PT BANK BRI SYARIAH
10. PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION 23.PT BANK BNI SYARIAH
11. PT TAMBANG TIMAH
12. PT TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA
13. PT INDONESIA COMENT PLUS
DIKECUALIAKAN DARI
PEMUNGUTAN
• Pembayaran yang lumlahnya paling banyak Rp10.000.000.-
dan bukan pembayaran yang dipecah-pecah
• Pembelian bahan bakar minyak,bahan bakar gas, pelumas,
benda-benda pos
• Pemakaian air dan listrik
• Pembayran untuk pembelian minyak bumi, gas bumi,dan
produk sampinganusaha hulu dibidang minyakj dan gas
bumiyang dihasilkan diindonesia dari
1. kontraktor ekplorasi berdsarkan kontrak kerja sama
2. Kantor pusat kontraktor eksplorasi
3. Trading arms kontraktor yang melakukan eksplorasi
kontrak kerja sama
PPH PASAL 22 PENJUALAN KEPADA
DISTRIBUTOR INDUSTRI TERTENTU DI DALAM
NEGERI
OBJEK TARIF DASAR PERHITUNGAN

Industri Semen 0,25% DPP PPN

Industri Kertas 0,1% DPP PPN

Industri Baja/
0,3% DPP PPN
DAN Farmasi

Industri Otomotif 0,45% DPP PPN


SAAT TERUTANG DAN PEMUNGUTAN

PPh PASAL 22 dipungut oleh Industri Tertentu


(Semen, Kertas, Baja, dan Otomotif)

Pajak Penghasilan Pasal 22 atas


penjualan hasil produksi industri
semen, industri kertas, industri baja,
dan industri otomotif terutang dan
dipungut pada saat penjualan.
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN

PPh PASAL 22 ATAS PENJUALAN


HASIL INDUSTRI SEMEN,
KERTAS, BAJA DAN OTOMOTIF

MENYETOR DENGAN SSP


PALING LAMA TGL. 10 BULAN BERIKUTNYA
SETELAH MASA PAJAK BERAKHIR
Bukti
Potong PPh
KE BANK PERSEPSI/
Psl 22 sbg
KANTOR POS
Bukti
Pemunguta
MELAPOR DENGAN MENGGUNAKAN n
SPT MASA PPh PASAL 22
PALING LAMA 20 HARI
SETELAH MASA PAJAK BERAKHIR
Pembeli
CONTOH KASUS
PT. Sayang Heulang (perush Textile) dalam bulan Januari 2010
melakukan transaksi sebagai berikut.
Tgl.5: Membeli semen ke PT. Semen Gresik satu truck ( 4000
sak (@ Rp.40.000)

Hitung PPh Pasal 22 Terutang!


PPH PASAL 22 PENJUALAN KENDERAAN BERMOTOR
DI DALAM NEGERI

OBJEK TARIF DASAR PERHITUNGAN

Penjualan
kenderaan DPP PPN
bermotor di 0.45%
(Exc PPN)
dalam negeri
PEMUNGUT
ATPM, APM DAN
IMPORTIR KENDERAAN
BERMOTOR

DIPUNGUT
PEMBELI
KENDERAAN
BERMOTOR
KECUALI ALAT
BERAT
PPH PASAL 22 PENJUALAN BBM, BBG, DAN
PELUMAS
DASAR
OBJEK TARIF
PERHITUNGAN

Pertamina Swastanisasi

Premium 0,25% 0,3% Penjualan

Solar 0,25% 0,3% Penjualan

Premix / Super
0,25% 0,3% Penjualan
TT

Minyak Tanah 0,3% Penjualan

Gas / LPG 0,3% Penjualan

Pelumas 0,3% Penjualan


SAAT TERUTANG DAN PEMUNGUTAN

PPh PASAL 22 Pertamina

Pajak Penghasilan Pasal 22 atas


penjualan hasil bahan bakar minyak,
gas dan pelumas terutang dan
dipungut pada saat penerbitan Surat
Perintah Pengeluaran Barang
(delivery order).
TATA CARA PEMUNGUTAN
DAN PENYETORAN
PPh PASAL 22 ATAS
PENJUALAN HASILPRODUKSI PERTAMINA
DAN BADAN USAHA LAIN (IMPORTIR)
YANG BERGERAK DI BIDANG
BBM JENIS PREMIX,
SUPER TT DAN GAS

Dipungut oleh pemungut dengan menerbitkan bukti pungut.


Disetor ke kas negara paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya

Dilaporkan paling lambat


tanggal 20 bulan berikutnya

Penjulan kepad a agen pertamina Penjualan kepada selain agen

FINAL Tidak FINAL


CONTOH KASUS
PT. Sayang Heulang (perush Textile) dalam bulan Januari
2010 melakukan transaksi sebagai berikut.
Tgl.1:Membeli Bahan Bakar Solar Industri dari Pertamina
sebanyak satu tangki(16rb ltr=80 jt.)

Hitung PPh Pasal 22 Terutang!


PPH PASAL 22 PEMBELIAN BAHAN-BAHAN YANG BELUM
MELALUI PROSES INDUSTRI MANUFAKTUR UNTUK
KEPERLUAN INDUSTRI ATAU EKSPORTIR

OBJEK TARIF DASAR PERHITUNGAN

Pembelian bahan-
bahan berupa hasil
perhutanan,
Harga
perkebunan, 0,25% Pembelian (Exc
pertanian, dan PPN)
perikanan untuk
keperluan industri
dan ekspor
SAAT TERUTANG DAN PEMUNGUTAN

PPh PASAL 22 Pedagang Pengumpul

Pajak Penghasilan Pasal 22 atas


pembelian bahan-bahan dari
pedagang pengumpul terutang dan
dipungut pada saat pembelian.
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN

PPh PASAL 22 dipungut oleh industri dan eksportir


di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perkebunan,
peternakan, perikanan dan kehutanan

MENYETOR DENGAN SSP


PALING LAMA TGL. 10 BULAN BERIKUTNYA
SETELAH MASA PAJAK BERAKHIR
Bukti
Potong PPh
KE BANK PERSEPSI/
Psl 22 sbg
KANTOR POS
Bukti
Pemunguta
MELAPOR DENGAN MENGGUNAKAN n
SPT MASA PPh PASAL 22
PALING LAMA 20 HARI
SETELAH MASA PAJAK BERAKHIR
penjual
Contoh Kasus PPh Pasal 22 Pedagang
Pengumpul
PPH PASAL 22 WP BADAN ATAS
PENJUALAN BARANG SANGAT MEWAH
OBJEK TARIF DASAR PERHITUNGAN

Penjualan Barang
yang Tergolong Harga Jual (Exc
5% PPN dan PPn
Sangat Mewah
oleh WP Badan BM)
Barang yang tergolong sangat mewah sebagaimana
dimaksud adalah:
1. pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp
20.000.000.000,00 (dua puluh milyar rupiah);
2. kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp
10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah);
3. rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga pengalihannya
lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dan luas
bangunan lebih dari 500m2 (lima ratus meter persegi);
4. apartemen, kondominium, dan sejenisnya dengan harga jual atau
pengalihannya lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
dan/atau luas bangunan lebih dari 400m2 (empat ratus meter persegi);
5. kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10
orang berupa sedan, jeep, spart utility vehicle (suv), multi purpose
vehicle (mpv), minibus dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari
Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dan dengan kapasitas silinder
lebih dari 3.000 cc.
SAAT TERUTANG DAN PEMUNGUTAN

PPh PASAL 22 WP Badan atas


Penjualan Barang Sangat Mewah

Pajak Penghasilan Pasal 22 WP


Badan atas Penjualan Barang yang
Tergolong Sangat Mewah, terutang
dan dipungut saat terjadinya
penjualan Barang yang Tergolong
Sangat Mewah.
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN

PPh PASAL 22 WP Badan atas


Penjualan Barang Sangat Mewah
Bukti Potong
PPh Psl 22
WP Badan sbg Bukti
Pemungutan

KE KANTOR POS ATAU


BANK YG DITUNJUK MENKEU

Pembeli OP
atau Badan
MENGGUNAKAN SSP PALING LAMA
TGL. 10 BULAN BERIKUTNYA
SETELAH MASA PAJAK BERAKHIR

MELAPOR DENGAN MENGGUNAKAN


SPT MASA PPh PASAL 22
PALING LAMA 20 HARI
SETELAH MASA PAJAK BERAKHIR
CONTOH KASUS
1. PT Arkansas menjual apartemen mewahnya di
Bandung seharga Rp 11 milyar pada bulan Maret
2010. Hitung PPh Pasal 22 Terutang!

2. Suparno, WP KPP Medan Timur, menjual kapal pesiar


mewahnya seharga Rp 15 Milyar kepada PT Resort
Tour. Hitung PPh Pasal 22 Terutang!
PPH PASAL 22 PEMBELIAN KOMODITAS
TAMBANG BATUBARA, MINERAL LOGAM,
DAN MINERAL BUKAN LOGAM
OBJEK TARIF DASAR PERHITUNGAN

Pembelian Harga beli (Exc


1.5% PPN dan PPn
komoditas
BM)
PEMUNGUT
INDUSTRI ATAU BADAN
USAHA YANG
MELAKUKAN PEMBELIAN

DIPUNGUT
ORANG ATAU
BADAN USAHA
PEMILIK IZIN
USAHA
PERTAMBANGAN
PPH PASAL 22 PENJUALAN EMAS
BATANANGAN DI DALAM NEGERI
OBJEK TARIF DASAR PERHITUNGAN

Penjualan emas Harga jual (Exc


0.45% PPN dan PPn
batangan
BM)
PEMUNGUT
BADAN USAHA YANG
MENJUAL EMAS
BATANGAN

DIPUNGUT
PEMBELI EMAS
BATANGAN
DIDALAM
NEGERI
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai