1. Berikut adalah beberapa sub bab yang mungkin dapat dituliskan dalam main
map tulisan Pak Karim tentang bangsa dan negara Indonesia:
1. Sejarah Indonesia
Perjuangan kemerdekaan Indonesia
Pembentukan negara dan konstitusi
Perkembangan sejarah Indonesia hingga saat ini
2. Budaya Indonesia
Keragaman budaya Indonesia
Keunikan adat dan tradisi di setiap daerah
Pengaruh budaya asing dan upaya melestarikan budaya Indonesia
3. Sistem Pemerintahan Indonesia
Struktur pemerintahan Indonesia
Fungsi dan peran dari setiap lembaga pemerintahan
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia
4. Ekonomi Indonesia
Sumber daya alam Indonesia
Potensi industri di Indonesia
Peran Indonesia dalam perekonomian dunia
5. Kehidupan Sosial Indonesia
Isu-isu sosial yang dihadapi Indonesia
Kebijakan pemerintah dalam memperbaiki kondisi sosial
Partisipasi masyarakat dalam membangun kehidupan sosial yang lebih
baik
Salah satu objek yang berkaitan dengan tema tersebut adalah "Pembentukan
negara dan konstitusi". Objek ini berkaitan dengan sejarah Indonesia dan dapat
dijelaskan beberapa hal seperti:
Proses terbentuknya negara Indonesia melalui perjuangan kemerdekaan
Peran tokoh-tokoh nasional dalam pembentukan negara Indonesia
Pembentukan konstitusi Indonesia dan isi dari konstitusi tersebut
Perubahan-perubahan dalam konstitusi Indonesia dari masa ke masa
Pentingnya konstitusi sebagai landasan hukum dan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Indonesia.
1.
Analisis (pembagian) sub tema atau bab yang dapat mengisi main map
tulisan Pak Karim tentang bangsa dan negara Indonesia:
Sejarah Indonesia: mencakup perjuangan kemerdekaan, pembentukan
negara, dan perkembangan sejarah Indonesia hingga saat ini
Budaya Indonesia: mencakup keragaman budaya, keunikan adat dan
tradisi di setiap daerah, dan pengaruh budaya asing serta upaya
melestarikan budaya Indonesia
Sistem Pemerintahan Indonesia: mencakup struktur pemerintahan, fungsi
dan peran dari setiap lembaga pemerintahan, dan pelaksanaan demokrasi
di Indonesia
Ekonomi Indonesia: mencakup sumber daya alam, potensi industri, dan
peran Indonesia dalam perekonomian dunia
Kehidupan Sosial Indonesia: mencakup isu-isu sosial yang dihadapi
Indonesia, kebijakan pemerintah dalam memperbaiki kondisi sosial, dan
partisipasi masyarakat dalam membangun kehidupan sosial yang lebih
baik.
2. Klasifikasi (penggolongan) tentang tema NEGERIKU: Tema NEGERIKU
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa aspek utama, yaitu:
Sejarah: mencakup perjuangan kemerdekaan, pembentukan negara, dan
perkembangan sejarah Indonesia hingga saat ini
Budaya: mencakup keragaman budaya, adat dan tradisi di setiap daerah,
seni, dan literatur
Sistem Pemerintahan: mencakup struktur pemerintahan, hukum dan
kebijakan, dan pelaksanaan demokrasi di Indonesia
Ekonomi: mencakup sumber daya alam, potensi industri, dan peran
Indonesia dalam perekonomian dunia
Kehidupan Sosial: mencakup isu-isu sosial yang dihadapi Indonesia,
kebijakan pemerintah dalam memperbaiki kondisi sosial, dan partisipasi
masyarakat dalam membangun kehidupan sosial yang lebih baik.
LOGIKA 15 TUGAS
1. Term merupakan istilah atau kata kunci yang digunakan dalam pemikiran atau
bahasa tertentu. Berikut adalah tiga macam term beserta contohnya: Term yang
merujuk pada objek konkret: term jenis ini merujuk pada objek yang dapat
diidentifikasi dengan jelas dan memiliki bentuk fisik atau nyata. Contoh: mobil,
meja, buku. Term yang merujuk pada abstraksi: term jenis ini merujuk pada
konsep atau ide yang tidak memiliki bentuk fisik atau nyata. Contoh: cinta,
keadilan, kebebasan. Term teknis: term jenis ini biasanya digunakan dalam bidang
ilmiah atau profesional tertentu, dan memiliki makna atau pengertian khusus yang
tidak umum dipahami. Contoh: hipotenusa, elektrolit, RNA.
Tiga macam term adalah: Singular term: term yang merujuk pada satu objek atau
individu. Contohnya: "sapi", "Andi", "bulan". General term: term yang merujuk
pada kelas objek atau individu. Contohnya: "hewan", "mahasiswa", "benda mati".
Descriptive term: term yang menjelaskan sifat atau kualitas dari suatu objek atau
individu. Contohnya: "merah", "besar", "ringan".
Referensi: https://repository.ut.ac.id/4212/2/Bab%201.pdf
2. Sesat pikir atau logical fallacy adalah kesalahan dalam berpikir atau argumen
yang tidak dapat dibenarkan secara logika. Berikut adalah beberapa contoh bentuk
sesat pikir:
Ad hominem: kesalahan ini terjadi ketika seseorang menyerang karakter
atau kepribadian lawan bicara sebagai cara untuk menolak argumennya.
Contoh: "Tentu saja dia bilang itu, dia seorang penipu!"
Strawman: kesalahan ini terjadi ketika seseorang menyederhanakan atau
mengecilkan argumen lawan bicara sehingga mudah ditolak. Contoh:
"Tentu saja kamu ingin legalisasi narkoba, karena kamu tidak peduli
dengan keselamatan anak-anak!"
Slippery slope: kesalahan ini terjadi ketika seseorang mengklaim bahwa
satu tindakan atau kebijakan akan menyebabkan akibat yang tidak
diinginkan atau ekstrem yang tidak masuk akal. Contoh: "Jangan setujui
pernikahan sesama jenis, nanti kita akan mengizinkan pernikahan dengan
hewan!"
Agar terhindar dari sesat pikir, kita perlu memeriksa argumen secara kritis dan
objektif, serta berusaha untuk memahami sudut pandang dan tujuan lawan bicara.
Selain itu, kita juga perlu memperhatikan fakta dan bukti yang ada, serta berusaha
untuk tidak terbawa emosi atau prasangka.
Logical fallacy (sesat pikir) adalah sebuah kesalahan dalam berpikir yang
biasanya terjadi karena kesalahan dalam logika atau argumentasi. Contoh bentuk
sesat pikir antara lain: Ad hominem: menyerang pribadi seseorang daripada
menanggapi argumen yang dia ajukan. Contohnya: "Tidak perlu mendengarkan
saran dari dia, dia hanya lulusan SMP saja." False dilemma: mempresentasikan
dua pilihan yang sebenarnya tidak eksklusif sebagai pilihan yang eksklusif.
Contohnya: "Jika kamu tidak suka film ini, berarti kamu tidak suka film-film
horor." Hasty generalization: membuat kesimpulan yang terlalu cepat berdasarkan
data atau contoh yang terlalu sedikit. Contohnya: "Saya tahu dua orang yang
berkulit hitam dan suka berbicara keras, jadi semua orang yang berkulit hitam
pasti seperti itu." Agar terhindar dari sesat pikir, kita perlu mempelajari tentang
jenis-jenis sesat pikir yang ada dan berlatih dalam berpikir kritis serta memeriksa
setiap argumen dengan seksama. Referensi:
https://www.ut.ac.id/kampus/pages/critical-thinking-and-logical-fallacies-3/1240
ANTROPOLOGI TUGAS 3
Antropologi dan sosiologi adalah ilmu sosial yang mempelajari masyarakat dan
budaya manusia. Meskipun memiliki beberapa kesamaan, kedua disiplin ilmu ini
juga memiliki perbedaan mendasar dalam pendekatan dan obyek penelitian.
Persamaan utama antara antropologi dan sosiologi adalah bahwa keduanya
mempelajari manusia sebagai makhluk sosial yang hidup di dalam masyarakat.
Kedua disiplin ilmu ini menggunakan metode ilmiah untuk memahami bagaimana
manusia berinteraksi satu sama lain dalam berbagai konteks sosial dan budaya.
Namun, perbedaan terbesar antara antropologi dan sosiologi adalah obyek
penelitian mereka. Antropologi mempelajari masyarakat dan kebudayaan di
seluruh dunia, terutama di daerah yang jauh dari pengaruh Barat dan Eropa.
Sementara sosiologi fokus pada masyarakat dan budaya di Eropa dan Amerika
modern.
Metode ilmiah yang digunakan juga berbeda. Antropologi cenderung
mengandalkan pengamatan langsung di lapangan, dengan teknik seperti
wawancara dan pengamatan partisipan, untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih dalam tentang kehidupan masyarakat dan kebudayaan. Sosiologi lebih sering
menggunakan survei dan analisis statistik untuk mempelajari pola-pola dan tren
dalam masyarakat.
Dalam hal analisis, antropologi cenderung menggunakan pendekatan komparatif
untuk membandingkan masyarakat dan budaya yang berbeda di seluruh dunia.
Sosiologi, di sisi lain, lebih fokus pada analisis hubungan sosial dan kekuasaan di
dalam masyarakat.
Dalam kesimpulan, meskipun antropologi dan sosiologi memiliki beberapa
kesamaan, seperti pendekatan metode ilmiah dan mempelajari manusia sebagai
makhluk sosial, mereka juga memiliki perbedaan mendasar dalam obyek
penelitian, metode ilmiah yang digunakan, dan pendekatan analisis. Kedua
disiplin ilmu ini memiliki peran penting dalam memahami kompleksitas
kehidupan manusia dan masyarakat di seluruh dunia.
PENGANTAR ILMU HUKUM DISKUSI
1. Hukum objektif dan hukum subjektif merupakan dua konsep dasar dalam ilmu
hukum. Hukum objektif adalah seperangkat peraturan hukum yang berlaku untuk
semua orang tanpa kecuali. Hukum ini bersifat universal, terlepas dari keinginan
atau kepentingan individu atau kelompok tertentu. Dalam hukum objektif,
keputusan atau putusan hukum didasarkan pada fakta dan bukti yang ada, dan
tidak dipengaruhi oleh opini atau kepentingan subjektif individu atau kelompok.
Contoh dari hukum objektif adalah peraturan perundang-undangan, seperti UUD
1945, KUHP, dan KUHAP.
Sedangkan hukum subjektif adalah hak-hak yang dimiliki oleh individu atau
kelompok tertentu sesuai dengan kepentingan dan keinginan mereka. Hukum
subjektif bersifat relatif dan dapat berbeda-beda antara individu atau kelompok
tertentu. Contoh dari hukum subjektif adalah hak milik, hak paten, dan hak
kekayaan intelektual.
2. Hak dan kewajiban merupakan dua konsep yang saling berkaitan dalam ilmu
hukum. Hak adalah kebebasan atau wewenang yang dimiliki oleh individu atau
kelompok tertentu untuk melakukan sesuatu, seperti hak memperoleh pendidikan,
hak kesehatan, atau hak atas properti. Kewajiban adalah tanggung jawab atau
kewajiban yang dimiliki oleh individu atau kelompok tertentu untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu, seperti kewajiban membayar pajak, kewajiban
mematuhi hukum, atau kewajiban memberikan bantuan kepada sesama.
Dalam hubungan antara hak dan kewajiban, hak-hak individu atau kelompok
tertentu harus diimbangi dengan kewajiban yang sesuai. Sebagai contoh, hak atas
kebebasan berekspresi harus diimbangi dengan kewajiban untuk tidak melanggar
hak-hak orang lain atau memicu konflik sosial. Hak-hak dan kewajiban dapat
berbeda-beda tergantung pada konteks dan situasi tertentu, dan perlu diatur secara
proporsional dalam peraturan perundang-undangan.
Referensi:
R. Soesilo, "Perbandingan Hukum Objektif dan Hukum Subjektif," Jurnal Hukum
IUS QUIA IUSTUM, vol. 23, no. 2, pp. 178-192, 2016.
T. R. Djamaluddin, "Hubungan Antara Hak dan Kewajiban dalam Hukum," Jurnal
Hukum dan Pembangunan, vol. 45, no. 2, pp. 123-136, 2015.
PIH TUGAS
1. Kita perlu mempelajari ilmu hukum karena hukum adalah suatu aspek
penting dalam kehidupan manusia. Hukum mengatur tata cara hidup
bersama, mengatur hak dan kewajiban, serta memberikan perlindungan
hukum bagi masyarakat. Dalam masyarakat yang kompleks seperti saat ini,
memahami hukum dan aturan yang berlaku sangatlah penting untuk
menghindari konflik, melindungi diri sendiri dan orang lain, serta
memastikan keadilan dalam berbagai aspek kehidupan.
Namun, keberadaan hukum juga tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai dan
adat istiadat yang dianut oleh masyarakat. Hukum yang berlaku dalam
suatu masyarakat seharusnya mengikuti dan mencerminkan nilai-nilai yang
dianut oleh masyarakat tersebut. Oleh karena itu, hukum harus selalu dikaji
dan disesuaikan dengan perubahan nilai dan tuntutan masyarakat yang
terus berkembang.
Sumber:
2. Max Weber adalah seorang tokoh sosiologi dan ilmu politik dari Jerman
yang dianggap sebagai bapak pemikiran birokrasi modern. Menurut
Weber, ada enam ciri utama dari birokrasi:
Sumber:
Dalam hal ini, dasar hukum yang mengatur mengenai PERPPU adalah UUD
1945 Pasal 22E.
Menurut Pasal 22E ayat (1) UUD 1945, masa berlakunya Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU) sifatnya terbatas dan
harus disetujui oleh DPR dalam kurun waktu paling lama 30 hari sejak
sidang tahunan DPR berikutnya. Dalam hal DPR menolak atau tidak
menyetujui PERPPU tersebut, maka PERPPU tersebut tidak berlaku lagi.
Sementara itu, dari sisi kepastian hukum, vonis hakim yang berbeda
dengan tuntutan jaksa penuntut umum dapat menimbulkan ketidakpastian
hukum bagi masyarakat. Hal ini karena masyarakat mungkin tidak
mengetahui secara pasti apa yang sebenarnya dianggap sebagai
pelanggaran dalam kasus yang serupa.
Dalam pandangan saya, tujuan hukum yang terpenuhi dalam kasus ini
adalah keadilan dan kepastian hukum, namun tidak sepenuhnya terpenuhi
dari sisi kemanfaatan hukum. Meskipun hukum harus ditegakkan, namun
di sisi lain, ada faktor kemanusiaan yang perlu diperhatikan dalam menilai
sebuah tindakan pelanggaran. Oleh karena itu, diharapkan ada upaya
untuk meninjau kembali regulasi terkait penggunaan ganja untuk tujuan
medis guna memperhatikan kepentingan kemanusiaan dalam
menegakkan hukum.
2.
1. Kedudukan anak luar kawin menurut sistem kekerabatan patrilineal,
matrilinial, dan parental
Dalam sistem kekerabatan patrilineal, anak luar kawin tidak memiliki hak
untuk mewarisi harta dari ayahnya karena keturunan dihitung dari garis
laki-laki. Sedangkan dalam sistem kekerabatan matrilineal, anak luar kawin
masih memiliki hak untuk mewarisi harta dari ibunya karena keturunan
dihitung dari garis perempuan. Namun, dalam sistem kekerabatan
parental, anak luar kawin diakui dan memiliki hak untuk mewarisi harta
dari kedua orang tuanya.
2. Pembagian harta warisan terhadap anak luar kawin berdasarkan
sistem kekerabatan patrilineal, matrilinial, dan parental
Dalam sistem kekerabatan patrilineal, anak luar kawin tidak memiliki hak
untuk mewarisi harta dari ayahnya. Namun, jika ayahnya sudah
memberikan wasiat sebelum meninggal, anak luar kawin masih bisa
menerima sebagian harta warisan yang diwariskan melalui wasiat tersebut.
Sedangkan dalam sistem kekerabatan matrilineal, anak luar kawin masih
memiliki hak untuk mewarisi harta dari ibunya. Namun, jika ibunya sudah
meninggal dan tidak memberikan wasiat, maka anak luar kawin tidak
memiliki hak untuk mewarisi harta tersebut. Di dalam sistem kekerabatan
parental, anak luar kawin memiliki hak untuk mewarisi harta dari kedua
orang tuanya secara proporsional dengan anak-anak kandung lainnya.
Sumber:
SOSIOLOGI DISKUSI 3
Interaksi sosial yang bersifat disosiatif adalah interaksi yang menimbulkan
ketidakharmonisan dan ketegangan antarindividu atau antarkelompok. Berikut ini
adalah beberapa contoh interaksi sosial yang bersifat disosiatif:
1. Konflik: Interaksi sosial yang terjadi saat terjadi persaingan atau pertentangan
antarindividu atau kelompok. Konflik bisa terjadi di berbagai tingkatan, mulai
dari konflik personal hingga konflik internasional.
2. Persaingan: Interaksi sosial yang terjadi saat individu atau kelompok bersaing
untuk memperebutkan sumber daya atau kekuasaan tertentu. Persaingan
dapat memicu konflik jika tidak diatur dengan baik.
3. Dominasi: Interaksi sosial yang terjadi saat satu individu atau kelompok
berusaha untuk mengendalikan atau menguasai individu atau kelompok lain.
Dominasi seringkali mengakibatkan ketegangan dan konflik antarindividu
atau kelompok.
5. Prejudice: Interaksi sosial yang terjadi saat individu atau kelompok memiliki
sikap prasangka atau stereotip negatif terhadap individu atau kelompok lain.
Prejudice bisa menjadi pemicu konflik dan diskriminasi.
6. Alienasi: Interaksi sosial yang terjadi saat individu atau kelompok merasa
terasing dari lingkungan sosialnya atau merasa tidak diakui atau dihargai oleh
individu atau kelompok lain. Alienasi bisa menjadi penyebab ketegangan dan
konflik antarindividu atau kelompok.
Salah satu contoh interaksi sosial yang terbentuk dengan proses-proses disosiatif
melalui media sosial adalah fenomena "cancel culture". Cancel culture merujuk pada
praktik menghukum atau mengkritik seseorang secara publik di media sosial karena
dianggap melakukan tindakan atau menyampaikan pendapat yang dianggap tidak
sesuai dengan norma atau nilai yang berlaku.
Contoh konkret dari cancel culture adalah ketika sekelompok orang melakukan
serangan online terhadap publik figur atau selebriti karena dianggap telah melakukan
kesalahan atau membuat pernyataan yang dianggap kontroversial atau tidak pantas.
Serangan tersebut dapat berupa penolakan terhadap produk yang dibuat atau
dipromosikan oleh publik figur tersebut, atau bahkan ancaman atau serangan fisik.
Sumber:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/09/20/180000169/cancel-culture-dan-
bahaya-meredupnya-kemerdekaan-bersuara.
SOSIOLOGI TUGAS 3
1. Berbagai upaya dan program yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia
dalam menyongsong era "new normal" dapat dikaitkan dengan tiga
perspektif sosiologi, yaitu perspektif fungsionalis, konflik, dan simbolik.
Pegawai bank juga harus memainkan perannya sebagai wakil dari bank
yang ia wakili. Sebagai representatif bank, pegawai bank harus menjaga
citra dan reputasi bank dengan memberikan pelayanan yang baik dan
memenuhi kebutuhan nasabah. Hal ini dapat membantu membangun
kepercayaan dan loyalitas nasabah terhadap bank dan produk yang
ditawarkan.
1. Metode Garis Lurus Metode garis lurus atau juga dikenal sebagai
struktur organisasi hierarkis adalah metode yang paling umum
ditemukan dalam organisasi formal. Dalam metode ini,
pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal dari atasan ke
bawahan. Setiap anggota organisasi memiliki satu atasan langsung
yang bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan. Rentang
kendali dalam metode ini biasanya cukup sempit, karena atasan
memiliki wewenang untuk memutuskan dan mengontrol setiap
keputusan yang dibuat oleh bawahan.
2. Metode Garis Fungsional Metode garis fungsional melibatkan
pendelegasian wewenang ke departemen atau unit kerja yang
berbeda-beda dalam organisasi. Setiap departemen atau unit kerja
bertanggung jawab atas fungsi atau tugas tertentu dalam
organisasi. Pada metode ini, rentang kendali akan lebih lebar karena
setiap departemen atau unit kerja memiliki otoritas untuk membuat
keputusan yang berhubungan dengan fungsinya masing-masing.
3. Metode Organisasi Matriks Metode organisasi matriks melibatkan
pendelegasian wewenang yang kompleks dan melintasi berbagai
unit kerja atau departemen. Dalam metode ini, setiap karyawan
memiliki dua atasan yang berbeda: satu atasan fungsional yang
bertanggung jawab atas fungsi pekerjaannya dan satu atasan
proyek yang bertanggung jawab atas proyek tertentu yang sedang
dikerjakan. Rentang kendali dalam metode ini lebih luas karena
setiap karyawan memiliki kebebasan untuk membuat keputusan
yang berhubungan dengan proyek yang sedang dikerjakan, namun
juga lebih kompleks karena memerlukan koordinasi yang lebih baik
antara atasan fungsional dan atasan proyek.
Sumber: ADPU4217/MODUL 3
ANTROPOLOGI DISKUSI 3
Iya, saya setuju bahwa metode etnografi telah mengalami evolusi besar
dan dapat diterapkan dalam penelitian masyarakat kompleks.
Awalnya, etnografi digunakan untuk mempelajari suku-suku atau
kelompok kecil yang hidup secara terisolasi. Namun, dengan
berkembangnya teknologi dan globalisasi, masyarakat semakin kompleks
dan heterogen. Sehingga, etnografi juga harus mengalami evolusi untuk
bisa menangani masyarakat yang semakin kompleks dan heterogen.