Anda di halaman 1dari 31

Pengertian Antropologi

• Antropologi adalah studi tentang manusia, dulu dan sekarang,


yang menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial
dan ilmu kehidupan (alam), serta humaniora. Antropologi
berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang
berarti “manusia” atau “orang”, dan logos yang berarti
“wacana” (dalam arti “alasan”, “cerdas”) atau secara etimologi
berarti ilmu yang mempelajari manusia antropologi.

• Penggunaan Antropologi studi lintas budaya dalam menekankan


dan menjelaskan perbedaan antara kelompok manusia dalam
perspektif budaya material, perilaku sosial, bahasa, dan cara
hidup (worldview).
• Antropologi adalah ilmu pengetahuan tentang
manusia.
• Antropologi Hukum adalah ilmu pengetahuan
tentang manusia yang bersangkutan dengan
masalah-masalah hukum.
• Dalam Antropologi, manusia adalah kelompok
masyarakat yang saling berinteraksi dan
bergaul, baik masyarakat yang masih
sederhana budayanya (primitif) maupun yang
sudah modern(maju).
• Dengan kata lain, Manusia dimaksud adalah
manusia yang hidup bermasyarakat, dan yang
bergaul baik dalam masyarakat sederhana
maupun masyarakat modern budayanya
• Budaya yang dimaksud adalah budaya hukum,
yaitu segala bentuk perilaku budaya manusia
yang memengaruhi dan berkaitan dengan
masalah hukum.
• AH sebagai Ilmu pengetahuan merupakan
spesiliasi dari AB, terutama etnologi/ ilmu
bangsa-bangsa. Oleh karena hukum adalah
bagian dari kebudayaan dan AB melakukan
pendekatan secara menyeluruh terhadap
segala hasil daya cipta manusia. Dengan
demikian, AH melakukan pendekatan secara
menyeluruh (holistic) terhadap segala sesuatu
yang melatarbelakangi budaya hukum.
Masalah Hukum dalam Antropologi Hukum

• Masalah Hukum: bukan saja hukum dalam arti bentuk


perilaku sebagai kebiasaan yang berulang-ulang/ hukum
adat, bentuk kaidah/ ketentuan peraturan perundang-
undangan (hukum dalam pendekatan normatif )
• Masalah Hukum yang menjadi objek AH dilihat dari segi
kecendikiaan, filsafat ilmu, serta cara menyelesaikan
suatu perselisihan yang timbul dalam masyarakat
• Jadi Antropologi Hukum adalah suatu bidang khusus,
atau spesialisasi dari Antropologi Budaya, dan menjadi
Ilmu Pengetahuan yang berdiri sendiri (interdisipliner).
• Masalah dalam Antropologi Hukum
dipengaruhi juga oleh faktor-faktor budaya
yang mempengaruhi.
• Faktor-faktor budaya yang melatar belakangi
masalah hukum misalnya antara lain :
1. cara-cara penyelesaian sengketa antar
budaya
2. Perbedaan cara pandang bagi mereka yang
bertempat tinggal di kota-kota besar dengan
yang masih menetap di kampung halaman
meskipun budayanya sama.
Definisi Para Ahli
David Hunter- Antropologi merupakan sebuah ilmu yang lahir dari rasa ingin
tahu yang tak terbatas dari umat manusia.

Koentjaraningrat- Antropologi merupakan studi tentang umat manusia pada


umumnya dengan mempelajari berbagai warna, bentuk fisik masyarakat dan
budaya yang dihasilkan.

William A. Haviland- Antropologi merupakan studi tentang umat manusia,


berusaha untuk membuat generalisasi yang berguna tentang orang-orang dan
perilaku mereka dan untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap dari
keragaman manusia.

Rifhi Siddiq- Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami semua aspek
yang terdapat pada manusia yang terdiri atas berbagai macam konsepsi
kebudayaan, ilmu pengetahuan, norma, seni, linguistik dan lambang, tradisi,
teknologi, kelembagaan.
Cabang Antropologi
• Antropologi adalah disiplin ilmu yang luas tentang humaniora, ilmu
sosial, dan alam digabungkan dalam menjelaskan apa artinya
menjadi manusia, dan manusia.

• Antropologi dibangun berdasarkan pengetahuan ilmu alam,


termasuk penemuan asal dan evolusi Homo sapiens, karakteristik
fisik manusia, perilaku manusia, variasi antara kelompok-kelompok
manusia yang berbeda, bagaimana masa lalu telah mempengaruhi
evolusi organisasi sosial Homo sapiens dan budaya.

• Serta dari ilmu-ilmu sosial, antropologi mempelajari organisasi sosial


manusia dan hubungan budaya, keturunan dan kekerabatan sistem,
spiritualitas dan agama, lembaga, konflik sosial, dan lain-lain.
Manfaat Mata Kuliah AH bagi Mahasiswa
Fakultas Hukum
 Mahasiswa diharapkan akan mendapatkan
gambaran yang lebih mendalam mengenai
kaitan antara hukum sebagai pedoman yang
berlaku dengan aneka norma lainnya yang juga
menjadi pedoman yang berlaku dalam
masyarakat Indonesia yang majemuk.
 Setelah selesai perkuliahan AH, maka
mahasiswa akan memahami secara lebih
dalam tentang latar belakang budaya hukum.
 Melalui perkuliahan AH diharapkan mahasiswa akan
memahami bagaimana mekanisme sosial itu terwujud atau
bagaimana sesungguhnya mekanisme supaya norma-
norma yang berlaku dalam masyarakat termasuk hukum itu
sendiri berfungsi sebagai pedoman yang berlaku. Dengan
memahami hal ini mahasiswa berkesempatan untuk
mengkaji bagaimana hukum itu bekerja dalam masyarakat.
 Mahasiswa juga diharapkan dapat menghubungkan bahan-
bahan bacaan AH dunia dan masyarakat di luar Indonesia,
dan untuk mengetahui kerangka teori yang utama dan
berkembang dalam kepustakaan AH.
 Agar mahasiswa setelah selesai perkuliahan AH akan
mengenal berbagai pendekatan teoretis dalam kajian
terhadap hukum dan titik tolok antropologi.
Manfaat Bagi Teoretisi
• Teoritisi ialah ilmuwan dan mahasiswa
• Tugas dan peranannya banyak mengabdikan diri untuk
kemajuan ilmu pengetahuan hukum,termasuk dalam
golongan ini ialah para peneliti ilmiah bidang hukum,
dosen,dan mahasiswa yang lebih banyak berfikir dan
berperilaku sebagai pengamat terhadap hukum sebagai
gejala masyarakat.
• Titik tolak perhatian para teoritisi bukan pada masalah
pelanggaran hukum, kaidah-kaidah hukum mana yang
dilanggar dan kaidah-kaidah hukum mana yang menjadi
dasar penetapan.
• Arah perhatian para teoretisi ialah pada latar
belakang pandangan hidup masyarakat
bersangkutan dan bagaimana cara para
anggota masyarakat berperilaku dalam
memelihara lembaga-lembaga hukum mereka.
• Dengan mengetahui latar belakang mereka
akan memudahkan pembuatan kesimpulan
dan pemberian saran-saran yang baik untuk
memperbaiki atau untuk mengadakan
perubahan terhadap aturan hukum yang
bersangkutan.
Manfaat bagi Praktisi Hukum
• Praktisi hukum ialah para cendekiawan hukum
praktis yang cara berfikir dan berperilaku sebagai
pemain dalam arena hukum dalam kehidupan
masyarakat termasuk golongan pembentuk hukum.
• Golongan pembentuk hukum yaitu anggota DPR,
• Pelaksana hukum yaitu pejabat instansi
pemerintah,
• Para penegak hukum yaitu polisi, jaksa, hakim
termasuk advokat dan pengacara.
• Para praktisi hukum membutuhkan bekal
pengetahuan antropologi hukum dalam
mereka menghadapi dan memecahkan
masalah hukum praktis.
• Apakah ketika duduk dalam persidangan
legislatif atau tuntutan rakyat yang merasa
dirugikan atau ketika menyelesaikan perkara
perselisiham di luar pengadilan.
• Semuanya berhubungan dengan berbagai
perilaku manusia serta perilaku budaya
hukumnya.
• Sifat dan latar belakang budaya sangat
mempengaruhi tugas dan peranan pejabat.

• Contohnya atau salah satu contoh: perilaku anggota


DPR sama-sama dari partai politik yang sama tetapi
berbeda budayanya.

• Pertimbangan Antropologi hukum bisa merupakan


salah satu yang menjadi bahan pertimbangan
apabila terjadi kasus perselisihan atau ada
penyimpangan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
Manfaat bagi Politisi
• Praktisi politik adalah aktivis politik
• Aktivis politik yaitu semua orang dalam pikiran dan
perilakunya berperan dalam arena politik.
• Bagi praktisi politik manfaat Antropologi Hukum ialah
sebagai tolok ukur sejauhmana para praktisi itu berperilaku
politik dan berperilaku hukum .
• Bagi para pemegang kekuasaan harus meyadari dan
menjaga keseimbangan antara sebagai pelaku politik dan
sebagai pelaku hukum harus tunduk pada hukum yang
berlaku jangan sampai ada pelanggaran-pelanggaran hak
asasi manusia.
Manfaat dalam Bermasyarakat
• Berkat kemajuan ilmu dan teknologi interaksi dan
komunikasi antara sesama akan semakin mudah.
• Masalah budaya sangat berpengaruh dalam
masalah interaksi antara sesama manusia yang
berbeda budaya.
• Antara satu daerah atau satu negara dengan
negara lainnya akan sangat berbeda dalam cara
bergaul.
• Dengan Antropologi Hukum akan lebih
memudahkan dalam berinteraksi dan komunikasi.
Sifat Keilmuan Antropologi Hukum
• Menurut Pospisil, Antropologi Hukum bersifat
etnosentris artinya tidaklah segala sesuatunya hanya
diukur menurut ukuran yang berlaku dalam budaya
sendiri .
• Maka Antropologi Hukum :
• 1.Tidak membatasi pandangan pada kebudayaan-
kebudayaan tertentu.
• 2.Berbeda dari cabang ilmu sosial lain, karena
mempelajari masyarakat secara menyeluruh sebagai
suatu keseluruhan yang utuh.
• 3. Antropologi Hukum yang modern tidak hanya
memusatkan perhatiannya pada kekuatan-kekuatan
sosial dan semuanya mendapatkan perhatian yang
sama.
• 4. Masyarakat dipandang secara dinamis sehingga
peranan sosial dan hukum tidak terbatas
mempertahankan statusquo.
• 5. Termasuk ilmu tentang hukum yang bersifat
empiris, konsekuensinya bahwa teori yang
dikemukakan harus didukung fakta yang relevan.
Fakta yang dimaksud: kejadian yang dapat
ditangkap panca indra.
Ruang Lingkup AH
• Mempelajari karakteristik hukum yang universal
• Mempelajari hubungan antara hukum dengan aspek
kebudayaan dan organisasi sosial
• Mempelajari mengapa hukum berubah, menelaah
hubungan antara hukum dan aspek kebudayaan dan
organisasi sosial
• Bagaimana mendeskripsikan sistem-sistem hukum,
bagaimana mengkaji hubungan antara sistem hukum
dengan subsistem hukum antara masyarakat dan
kebudayaan, dan membandingkan sistem hukum yang satu
dengan yang lain
Timbul Pertanyaan dalam Ruang Lingkup AH

1. Apakah dalam setiap masyarakat terdapat


hukum dan bagaimana karakter hukum yang
universal ?
2. Bagaimana hubungan antara hukum dengan
aspek kebudayaan dan organisasi sosial?
3. Mungkinkah ada tipologi hukum tertentu
sedangkan variasi karakteristik hukum terbatas.
4. Mengapa hukum itu berubah ?
5. Bagaimanakah membandingkan sistem hukum
yang satu dengan yang lainnya?
Sasaran Penelitian Antropologi Hukum
• Sangat luas dan menyeluruh
• Antropologi Hukum sebagai suatu cabang spesialisasi
dari Antropologi Budaya.
• Secara khusus menyoroti segi kebudayaan manusia
yang berkaitan dengan hukum sebagai pengendalian
sosial,
• Hukum dipandang secara integrasi dalam kebudayaan
• Hukum tidak terpisah dari kategori pengendalian
sosial lainnya.
• Hukum yang ditekuni adalah hukum dalam aneka
jenis masyarakat.
• Bahasan Antropologi Hukum, masalah yang
berkaitan dengan hukum atau secara umum
pengaturan normatif mengenai perilaku manusia
dalam masyarakat yang secara budaya bersifat
pluralistik atau majemuk.
• Antropologi Hukum di Indonesia masih dalam
tahap perkembangan ada kebebasan untuk
memilih cara yang sesuai dengan keadaan
masyarakat dan budaya hukum Indonesia yang
bhineka dan kebutuhan kita dalam menunjang
pembangunan dan pembentukan hukum nasional.
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
ANTROPOLOGI HUKUM
• Sasaran studi dan pembahasan ditujukan pada
perilaku manusia dan aturan hukumnya dalam
kehidupan bermasyarakat.
• Berpegang pada batas pengertian Antropologi
Hukum, yaitu ilmu yang mempelajari perilaku
manusia yang berkaitan dengan masalah
hukum.
Metode Pendekatan
1. Metode Historis, untuk mempelajari perilaku
manusia dan budaya hukum dari kaca mata
sejarah bahwa perkembangan manusia dan
hukum berlaku secara evolusi artinya
berkembang dengan lambat dan ber- angsur-
angsur.
Kehidupan manusia yang sederhana,
keluarga-keluarga
• Dari mulai masyarakat kerabat lalu masyarakat
tetangga kemudian masyarakat kampung dan
dusun barulah organisasiNegara.
• Menggunakan metode pendekatan historis
harus diperhatikan bahwa kemampuan
manusia menggunakan akal pikirannya untuk
berperilaku budaya tidak sama, bergantung
kecakapan manusianya dalam memecahkan
masalahnya.
• Metode normatif eksporatif, untuk
mempelajari manusia dan budaya hukumnya
dengan bertitik tolok pada norma-norma
(kaidah-kaidah) hukum yang sudah ada, baik
dalam bentuk kelembagaan maupun dalam
bentuk perilaku.
• Terlebih dahulu dilakukan dahulu penjajakan
(eksploratif) terhadap norma-norma hukum
yang ideal, yang dikehendaki berlaku.
• Hoebel menggunakan istilah metode ideologi.
3. Metode deskriptif perilaku, cara mempelajari
perilaku manusia dan budaya hukumnya
dengan melukiskan situasi hukum yang nyata.
Cara ilmiah ini menyampingkan norma-norma
hukkum yang ideal, yang dicitakan berlaku,
tertulis, atau tidak tertulis. Hal ini merupakan
kebalikan dari metode normatif eksploratif.

Jadi tidak bertitik tolok dari hukum yang eksplisit


(terang, jelas) tetapi yang diutamakan adalah
kenyataan-kenyataan hukum yang benar-benar tampak
dalam situasi hukum dan peristiwa hukumnya.
• 4. Metode studi kasus:
• Mempelajari kasus-kasus pada peristiwa hukum
yang terjadi, terutama kasus-kasus perselisihan.
• Sifatnya induktif, artinya beberapa kasus
dikumpulkan, kemudian datanya dianalisis
secara khusus, kemudian dibandingkan dengan
ketentuan-ketentuan umum.
• Studi ini masih berpegang pada norma-norma
hukum yang dikehendaki berlaku.
Masa Depan AH
• Hukum terkait dengan berbagai perspektif. Di
Indonesia pada umumnya bersifat legisme
sehingga memiliki kecenderungan untuk
tertutup terhadap unsur-unsur nonhukum.
• Antropologi hanya bersifat pelengkap dalam
pembangunan. Kajian hukum secara
antropologi menempatkan hukum sebagai
bagian dari budaya.
Judul Diskusi Kelompok
1. Hubungan Antropologi Hukum dengan Hukum Adat
2. Hubungan AH dengan Sosiologi Hukum
3. Hubungan AH dengan Psikologi Sosial
4. Hubungan AH dengan Religi
5. Manfaat AH bagi Masyarakat Hukum dan Masyarakat luas
6. Hukum, Budaya, dan Budaya Hukum
7. Masalah Hukum dalam Kemajemukan Masyarakat
8. Masyarakat dan Karakter Hukum yang Universal
9. Perilaku Masyarakat dalam Memelihara Lembaga-Lembaga
Hukum
10. Hukum dalam Rangka Menerapkan Keteraturan,
Ketertiban, dan Keadilan pada Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai