Anda di halaman 1dari 17

Benda dalam Kesetimbangan

Jika gaya total ataupun torsi total yang bekerja pada sebuah benda atau
sistem benda adalah sama dengan nol, maka berarti benda atau sistem
tersebut berada dalam keadaan diam.
Jadi maksudnya sebuah benda dalam keadaan diam tidaklah berarti
bahwa tidak ada gaya sama sekali yang bekerja pada benda tersebut.

Statika (Gaya dalam Kesetimbangan)


Suatu benda, paling tidak memiliki satu gaya yang bekerja padanya
(gravitasi) dan jika benda tersebut dalam keadaan diam, maka pasti ada
gaya lain yang juga bekerja sehingga gaya total menjadi nol.

Gaya Normal
Sebuah benda yang diam di
atas meja, mempunyai dua gaya
Gravitasi yang bekerja padanya yaitu
gaya gravitasi ke bawah dan
gaya normal yang diberikan
meja ke atas pada benda
tersebut.
1
Karena gaya total = nol, maka gaya ke atas yang diberikan oleh meja
harus sama besarnya dengan gaya gravitasi yang bekerja ke bawah.
Benda dalam keadaan seperti ini dikatakan dalam keadaan setimbang

Syarat-syarat Kesetimbangan
Agar suatu benda diam, jumlah gaya yang bekerja padanya haruslah
berjumlah nol.
Karena gaya merupakan vektor, maka komponen-komponen gaya total
masing-masing haruslah nol.
Dengan demikian, syarat kesetimbangan adalah :

∑ Fx = 0 ; ∑ Fy = 0 ; ∑ Fz = 0

Note :
Pada umumnya kita akan berhubungan dengan gaya-gaya yang bekerja
pada bidang, sehingga biasanya hanya diperlukan komponen x dan y
saja.

2
Contoh Soal :
Hitung gaya F1 dan F2 pada kedua tali yang dihubungkan dengan tali
lain yang menahan beban lampu gantung 200 kg pada gambar di bawah
ini :
F1
F1y
600

600
F2
F1x

1960 N

W = m.g = (200 kg) (9,8 m/dt2) = 1960 N


Solusi :
Ketiga gaya yaitu F1, F2 dan berat lampu gantung 200 kg, bekerja pada
satu titik di mana ketiga tali bertemu.
F1x = F1 cos 600 ; F1y = F1 sin 600

3
Dalam arah vertikal :

∑ Fy = 0

F1y - W = 0  F1 sin 600 - 1960 = 0

1960 1960
 F1 = = = 2263 N
sin 600 0,8660

Dalam arah horizontal :

∑ Fx = 0

F2 - F1x = 0  F2 - F1 cos 600 = 0

 F2 = F1 cos 600 = (2263 N) (0,5) = 1131,50 N

4
GERAK
Dalam ilmu fisika, gerak benda-benda dari gerak kelereng sampai gerak
rotasi planet ataupun gerak roket yang ditembakkan dari peluncurnya
sampai gerak buah apel yang jatuh dari pohonnya dipelajari dalam
cabang fisika yang disebut Mekanika.

Secara umum mekanika dibagi dalam dua pokok bahasan, yaitu :


1. Dinamika, yang mempelajari gerak benda dan penyebab benda itu
bergerak. ( al. Hukum Newton I, II dan III; Usaha & Energi;
Momentum & Impuls, dll. )
2. Kinematika, yang hanya mempelajari gerak benda saja dan tidak perlu
diketahui penyebab dari gerak benda tersebut. ( Gerak Lurus, Gerak
Parabol, Gerak Melingkar, dll )

Besaran - Besaran Mekanika :

* Perpindahan dan Jarak

5
Lintasan II

Perpindahan
Kampus Tangkuban
Perahu
Lintasan I

Gambar diatas menunjukkan lintasan yang ditempuh oleh dua


rombongan mahasiswa dari kampus sebagai posisi awal, menuju ke
gunung Tangkuban Perahu sebagai tujuan akhir dengan route yang
berbeda :
Jarak dari kampus ke Tangkuban Perahu adalah lintasan yang
dilewati rombongan mahasiswa, dimana jarak masing-masing lintasan
( I & II ) adalah berbeda, sedangkan perpindahan adalah jarak dari
titik/posisi awal ke titik/tujuan akhir (tidak peduli bentuk lintasannya
seperti apa), sehingga perpindahan masing-masing rombongan tetap
sama jauhnya.
6
Contoh :
y

70 m

x
Barat 0 40 m 30 m
Timur

perpindahan

Seorang berjalan sejauh 70 m ke arah Timur, kemudian 30 m ke


arah Barat. Maka jarak total yang dilaluinya adalah 100 m, tetapi
perpindahannya adalah sejauh 40 m ke arah Timur.

• Kecepatan rata-rata

Aspek yang paling nyata dari gerak benda adalah seberapa cepat
benda tersebut bergerak – laju atau kecepatannya.

7
Istilah “laju” menyatakan seberapa jauh sebuah benda berjalan dalam
suatu selang waktu tertentu.
Jika sebuah mobil menempuh jarak 240 km dalam waktu 3 jam, maka
kita katakan bahwa laju rata-ratanya adalah 80 km/jam.

laju rata-rata sebuah benda, didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh


sepanjang lintasannya dibagi waktu yang diperlukan untuk menempuh
jarak tersebut :

Note :
Istilah kecepatan dan laju sering dipertukarkan dalam bahasa sehari-
hari. Tetapi dalam fisika kita membuat perbedaan di antara keduanya.
Laju adalah sebuah bilangan positif, dengan satuan, sedangkan
kecepatan digunakan untuk menyatakan besarnya nilai seberapa cepat
suatu benda bergerak maupun arah geraknya. ( berarti kecepatan
adalah sebuah vektor )
8
Jadi ada perbedaan antara laju dan kecepatan, yaitu :

kecepatan rata-rata didefinisikan dalam hubungannya dengan


perpindahan dan bukan dalam jarak total yang ditempuh.

Laju rata-rata dan kecepatan rata-rata sering memiliki besar yang sama,
tetapi kadang-kadang tidak.
Contoh : (lihat soal yang lalu)
Seorang berjalan sejauh 70 m ke arah Timur, kemudian 30 m ke
arah Barat. Jarak total yang ditempuhnya adalah 70 m + 30 m =
100 m, tetapi besar perpindahannya adalah 40 m ke arah Timur.
Misalkan perjalanan tersebut memerlukan waktu 75 detik.

Maka laju rata-rata adalah :

9
Sedangkan kecepatan rata-rata adalah :

Catatan :

Ketidaksamaan antara laju dan besar kecepatan terjadi pada beberapa


kasus, tapi hanya untuk nilai rata-rata, dan kita jarang
memperhitungkannya.

• Kecepatan sesaat

Jika anda mengendarai mobil sepanjang jalan yang lurus sejauh


150 km dalam 2,0 jam, maka besar kecepatan rata-rata anda
adalah 75 km/jam. Tetapi, walaupun demikian, tidak mungkin
anda mengendarai mobil tersebut tepat 75 km/jam setiap saat.
Dan untuk menangani situasi ini, diperlukan konsep kecepatan
sesaat, yang merupakan kecepatan pada suatu waktu tertentu.

10
Kecepatan sesaat dapat diperoleh dari kecepatan rata-rata selama
selang waktu Δt yang sangat kecil, yaitu :

• Percepatan rata-rata dan percepatan sesaat

Percepatan rata-rata ( arata-rata ) didefinisikan sebagai perubahan


kecepatan dibagi waktu yang dibutuhkan untuk merubah kecepatan itu
dalam suatu selang waktu tertentu.

11
Jika percepatan bernilai negatif berarti kecepatan melambat menurut
waktu dan mungkin lebih tepat dikatakan perlambatan. Namun jika
bernilai positif maka berarti kecepatan makin lama makin bertambah.
Sebagaimana kecepatan rata-rata, percepatan rata-rata tidak
menunjukkan nilai pada satu posisi tertentu. Besaran yang dapat
menunjukkan percepatan pada titik tertentu adalah percepatan sesaat
(selanjutnya kita sebut percepatan saja) :

Jadi merupakan turunan pertama terhadap waktu dari kecepatan, atau


turunan kedua terhadap waktu dari perpindahan :

12
GERAK LURUS
Menurut bentuk lintasannya, gerak dibagi dalam beberapa jenis seperti gerak meling-
kar, gerak parabola dan gerak lurus.
Dalam banyak kasus sebuah benda dapat bergerak lurus sekaligus bergerak melingkar.
Sebenarnya ada juga gerak lain yang lebih kompleks (mis. turbulensi, dll) namun tidak
dipelajari disini.
GLB
Gerak
Lurus GVA
GLBB GVB
GJB
Gerak
Gerak
Menurut
Parabolik
Lintasannya

Gerak
Melingkar
Note : GLB = Gerak Lurus Beraturan
GLBB = Gerak Lurus Berubah Beraturan
GVA = Gerak Vertikal ke Atas
GVB = Gerak Vertikal ke Bawah
GJB = Gerak Jatuh Bebas
13
• Gerak Lurus Beraturan ( G L B ) :
ad. Gerak benda yang lintasannya lurus dan kecepatannya tetap, sehingga nilai per-
cepatannya nol karena kecepatannya tetap.
Mengapa ?
Karena : . . . . . . . . . . (1)

Jika v konstan (tidak tergantung pada waktu), maka turunan terhadap waktunya ada-
lah nol :

Hal ini menjadi ciri khusus dari GLB, dan yang perlu diingat yaitu bahwa a = 0, dalam
hal ini berlaku :
dr = v dt ; r = perpindahan
dimana : r = s

S = v . ∆t ........... (2)
dimana : v = kecepatan benda (m/d)
s = jarak (m)
t = waktu tempuh benda (d)

14
Note :
Sebuah benda yang bergerak GLB akan memiliki jarak tempuh sama dalam selang
waktu yang sama.
Mis. sebuah mobil yang bergerak lurus dengan kecepatan 5 m/d, jika kita hitung jarak
tempuhnya setiap 3 detik, maka akan diperoleh gambaran sbb :

15 m 15 m 15 m 15 m
t=0 t=3d t=6d t=9d t = 12 d

• Gerak Lurus Berubah Beraturan ( GLBB ) :


Dalam gerak lurus berubah beraturan, kata “berubah” yang dimaksud adalah ber-
kaitan dengan kecepatannya. Karena adanya perubahan kecepatan secara beraturan
maka dalam hal ini terdapat faktor percepatan yang terlibat.
Ada tiga persamaan penting dalam GLBB :

Vt = Vo + a . ∆t .......... (3)

15
S = Vo t + ½ a t 2 .......... (4)

Vt 2 = V o 2 + 2 a S . . . . . . . . . .. (5)

dimana : Vt = kecepatan pada saat t


Vo = kecepatan awal
a = percepatan
t = waktu
S = perpindahan

Dengan kasus yang sama seperti sebelumnya, kita anggap kecepatan awal V o = 5 m/d
dan percepatan 2 m/d 2, maka dengan menggunakan pers. (4) dapat kita lihat bahwa
perubahan jarak tempuh total setiap selang 3 detik adalah 24 m, 66 m, 126 m dan
seterusnya, semakin lama jarak yang bisa ditempuh makin besar.

24 m 42 m 60 m
t=0 t=3 t=6 t = 9 detik

16
Note :
Untuk percepatan maka a = positif, sedangkan untuk perlambatan maka nilai a men-
jadi negatif.

Contoh :
Kereta Api (KA) bergerak pada rel lurus dengan kecepatan 40 m/d dapat direm hingga
berhenti dalam waktu 60 detik.
Ditanya : - Tentukan percepatan yang dialaminya.
- Tentukan jarak yang ditempuh kereta api saat mulai
direm hingga berhenti sama sekali.
Jawab :

K A → direm, menunjukkan bahwa jenis gerak GLBB diper-


lambat.

pers. (3) → V = V o + a . ∆t →

pers. (4) → S = V o t + ½ a t2 → S = (40) (60) + ½ (- 2/3) (60) 2 = 1200 m

Jadi jarak yang harus ditempuh kereta api sebelum berhenti adalah 1200 meter.
17

Anda mungkin juga menyukai