Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Semua materi yang


dipelajari dalam Fisika sejatinya merupakan konsep dari kehidupan
sehari-hari.

Beberapa

materi

yang

dipelajari

didalam

fisika

diantaranya : mekanika , Energi dan Usaha , Impuls , Momentum


dan

Tumbukan

Keseimbangan

benda

tegar,

Fluida

dan

Termodinamika.
Materi-materi fisika yang disebutkan diatas ternyata memiliki
hubungan antara satu dengan yang lainnya. Seperti hal nya setiap
kehidupan manusia, pasti saling berkaitan antara satu dengan yang
lain, maka dalam materi-mateeri fisika juga memiliki hubungannya.
Untuk mengetahui lebih lanjut apa-apa saja hubungan antara
materi-materi tersebut maka saya pun membuat makalah ini agar
kita bisa dengan mudah mempelajarinya dan mengetahui apa-apa
saja hubungan diantaranya.
1.2

Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana

Hubungan

antara

dengan lainnya ?
1.3

Tujuan dan Manfaat Penulisan.

materi-materi

Fisika

satu

1.3.1 Agar bisa menambah wawasan tentang materi-materi Fisika


1.3.2 Untuk mengetahui hubungan antara materi satu dengan
1.3.3
1.4
1.4.1
1.4.2
1.4.3
1.4.4
1.4.5
1.4.6

lainnya
Untuk mempermudah kita dalam pembelajaran Fisika
Ruang Lingkup
Mekanika
Energi dan Usaha
Impuls , Momentum dan Tumbukan
Keseimbangan Benda Tegar
Fluida
Termodinamika

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mekanika
Mempelajari tentang gerak. Terbagi menjadi 2
2.1.1 Kinematika
Mempelajari tentang gerak tanpa meninjau kenapa benda bergerak.
Terbagi menjadi :
2.1.1.1

Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak lurus beraturan diartikan sebagai gerakan pada lintasan lurus


dengan kecepatan tetap/konstan. Kecepatan tetap berarti percepatan nol.
Karena pada Gerak Lurus Beraturan (GLB) kecepatan gerak suatu
benda tetap, maka kecepatan rata-rata sama dengan kecepatan atau
kelajuan sesaat. Karena kecepatan benda sama setiap saat, maka
kecepatan awal juga sama dengan kecepatan akhir. Dengan demikian
kecepatan rata-rata benda juga sama dengan kecepatan sesaat. Karena

besar kecepatan alias kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan

maka bisa dikatakan bahwa benda bergerak pada lintasan lurus


dengan kelajuan konstan.
Dalam gerak lurus beraturan (GLB) kecepatan benda selalu
konstan.

Kecepatan

konstan

berarti

besar

kecepatan

(besar

kecepatan = kelajuan) dan arah kecepatan selalu konstan. Besar


kecepatan atau kelajuan benda konstan atau selalu sama setiap
saat karenanya besar kecepatan atau kelajuan pasti sama dengan
besar kecepatan rata-rata.
Grafik Kecepatan terhadap Waktu (v-t)

perhatikan grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) di atas


Luas daerah yang diarsir pada grafik di atas sama dengan
besar perpindahan yang ditempuh benda. Jadi, untuk mengetahui
besarnya perpindahan, hitung saja luas daerah yang diarsir. Tentu
saja satuan perpindahan adalah satuan panjang, bukan satuan luas.

Persamaan GLB yang kita gunakan untuk menghitung besar


perpindahan di atas berlaku jika gerakan benda memenuhi grafik
tersebut. Pada grafik terlihat bahwa pada saat t = 0 s, maka v = 0.
Artinya, pada mulanya benda diam, baru kemudian bergerak
dengan kecepatan sebesar 5 m/s. Padahal dapat saja terjadi bahwa
saat awal kita amati benda sudah dalam keadaan bergerak,
sehingga benda telah memiliki posisi awal s0.
Karena v = tetap dan a = 0 maka :

V=

s
t

2.1.1.2

s
t

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) diartikan sebagai gerak


benda dalam lintasan lurus dengan percepatan tetap. Yang dimaksudkan
dengan percepatan tetap adalah perubahan kecepatan gerak benda yang
berlangsung secara tetap dari waktu ke waktu. Mula-mula dari keadaan
diam, benda mulai bergerak, semakin lama semakin cepat dan kecepatan
gerak benda tersebut berubah secara teratur. Perubahan kecepatan bisa
berarti tejadi pertambahan kecepatan atau pengurangan kecepatan.
Pengurangan kecepatan terjadi apabila benda akan berhenti. dalam hal ini
benda mengalami perlambatan tetap. Jadi perlambatan sama dengan
percepatan yang bernilai negatif.
5

Penurunan Rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


Dalam GLBB, percepatan benda tetap atau konstan alias tidak
berubah. (kalau di GLB, yang tetap adalah kecepatan). kalau percepatan
benda tersebut tetap sejak awal benda tersebut bergerak, maka kita bisa
mengatakan bahwa percepatan sesaat dan percepatan rata-ratanya
sama. Ingat bahwa percepatan benda tersebut tetap setiap saat, dengan
demikian percepatan sesaatnya tetap. Percepatan rata-rata sama dengan
percepatan sesaat karena baik percepatan awal maupun percepatan
akhirnya sama, di mana selisih antara percepatan awal dan akhir sama
dengan nol.
Satu masalah umum dalam GLBB adalah menentukan kecepatan
sebuah benda pada waktu tertentu, jika diketahui percepatannya (sekali
lagi ingat bahwa percepatan tetap). Untuk itu, persamaan percepatan
yang

kita

turunkan

di

atas

dapat

digunakan

untuk

menyatakan

persamaan yang menghubungkan kecepatan pada waktu tertentu (v t),


kecepatan awal (v0) dan percepatan (a).

jadi : a

v
t

Vt Vo Vt Vo
=
tt
t

at = Vt Vo
Vt = V0 + at
Vt2 = V02 + 2as
S = V0t + at2
2.1.1.3 Gerak vertikal

Gerak vertikal termasuk kedalam GLBB. Terbagi menjadi


2 yaitu : Gerak Vertikal Keatas(GVA) dan Gerak Vertikal Kebawah
(GVB)
a. Gerak Vertikal Keatas
Pada GVA, benda dilempar dengan kecepatan (V0) dari
bawah keatas, sehingga percepatan gravitasinya negatif
karena berlawanan dengana rah benda. Jika pada GLBB ada
percepatan maka pada Gerak vertikal yang mempengaruhi
adalah grevitasi. Jika dalam GLBB diseebut jarak maka pada
Gerak Vertikal jarak tersebut adalah ketinggiannya
Vt = V0 gt
mirip dengan
Vt = V0
(GLBB)
Vt = V02 2gh

mirip dengan

2as (GLBB)
h
= V0t gt2

mirip dengan

at2
tmaks =

at

Vt2= V02
S=

V0 t +

(GLBB)
V0
untuk naik
g

b. Gerak Vertikal Kebawah


Benda memiliki kecepatan awal dan percepatannya
bernilai positif karena searah dengan gerak benda.
Vt = V0 +gt
mirip dengan
Vt = V0
(GLBB)
Vt2 = V02 + 2gh

mirip dengan

2as (GLBB)

Vt2= V02

at
+

h
at2

V0t + gt2

mirip dengan

S=

V0 t +

(GLBB)

Vt > v0 Vt =

2 gh

jika

v0 = 0

2.1.1.4 Gerak Jatuh Bebas Dan Gerak Parabola


Gerak parabola, atau sering juga disebut juga gerak peluru,
adalah gerak benda dalam ruang karena pengaruh gravitasi bumi.
Jadi, pada benda yang mengalami gerak parabola atau gerak
peluru, satu-satunya gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah
gaya gravitasi.
Disebut gerak parabola karena lintasan gerak benda tersebut
membentuk sebuah kurva yang berbentuk parabola. Antara gerak
jatuh bebas dan gerak parabola sangat berkaitan. Satu-satunya
perbedaan antara gerak parabola dengan gerak jatuh bebas adalah
bahwa gerak jatuh bebas merupakan gerak vertikal satu dimensi
saja. Sedangkan gerak parabola adalah gerak yang terjadi pada
sebuah bidang; dengan kata lain pada gerak parabola, lintasan
gerak benda tersebut akan terletak pada sebuah bidang.

Pada kedua jenis gerak di atas, baik gerak jatuh bebas


maupun gerak parabola, satu-satunya gaya yang bekerja pada
benda tersebut selama geraknya hanyalah gaya gravitasi. Yang
membedakan hanyalah lintasan gerak tersebut.
Lintasan pada gerak parabola dan gerak jatuh bebas berbeda
karena

pada

gerak

jatuh bebas, hanya

mengalami gerakan

sepanjang arah sumbu vertikal saja seperti batu yang Anda


lemparkan vertikal ke atas. Sedangkan pada gerak parabola, gerak
ini merupakan perpaduan antara gerak vertikal yang bersifat jatuh
bebas dan gerak horizontal yang bersifat gerak lurus beraturan
(GLB). Misalnya, jika Anda melempar batu vertikal ke atas pada saat
Anda sedang berada di atas mobil yang bergerak ke samping, maka
gerak benda yang Anda lempar akan mengalami gerak parabola
menurut pengamat di tanah.

Mempelajari

tentang

gerak

dengan

meninjau

kenapa

benda

bergerak. Terbagi menjadi


2.1.1.5

Gerak Melingkar Beraturan (GMB)

Gerak melingkar beraturan atau GMB adalah gerak melingkar


dengan kecepatan konstan (beraturan). Pada GMB kecepatan sudut
selalu tetap dan percepatan sentripetalnya sama dengan nol. Jika
(omega)

merupakan lambang dari kecepatan sudut, adalah

perpindahan sudutnya, dan t adalah rentang waktunya. Maka


persamaan

dari

ketiga

komponen

persamaan gerak melingkar beraturan


= t.
10

tersebut

didapat

rumus

persamaan ini mirip dengan GLB s = v.t


percepatan sentripetal pada GMB mempunyai arah menuju pusat
lingkaran. Persamaan percepatan sentripetal dapat dicari dari
perbandingan kesebangunan vektor kecepatan dan perpindahan
materi. Pada kehidupan sehari-hari arah percepatan sentripetal
biasa kita rasakan ketika kita bersepeda dan menikung pada
lintasan berbelok.
v2
r

as =

as = percepatan sentipetal ,v2= kecepatan linier , r =

jari-jari
S = . R , V = . R , at =
2.1.1.6

. R

Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)

Yang

membedakan

Gerak

Melingkar

Berubah

Beraturan

dengan Gerak Melingkar Beraturan adalah adanya percepatan


sudut (Alfa). Ini sama dengan perbedaan GLB dengann GLBB.
Karena

ada

percepatan (alfa) maka

kecepatan

sudut akan

mengalami perubahan. Jika alfa positif berarti kecepatan sudut akan


semakin bertambah (dipercepat). Sebaliknya, jika percepatan (alfa)

11

negatif makan kecepatan sudut semakin berkurang (diperlambat).


Rumus / Persamaan Gerak Lurus Berubah Beraturan :
= 0 .t + 1/2 t2
Perhatikan hitung kalau ini mirip dengan GLBB
s = V0.t + 1/2 a t2
Hubungan antara kecepatan sudut dan percepatan sudut nya :
= (2 1) / t mirip kan sama a = (V2-V1)/t di GLBB
Hubungan Kecepatan Sudut, Percepatan Sudut, dan Perpindahan
Sudut
(2) = 2..
Rumus di atas mirip pada persamaan GLBB v2=2.a.s
GMBB Adalah gerak suatu benda dengan bentuk lintasan
melingkar dan besar percepatan sudut/anguler () konstan.
Jika perecepatan anguler benda searah dengan perubahan
kecepatan anguler maka perputaran benda semakin cepat, dan
dikatakan GMBB dipercepat. Sebaliknya jika percepatan anguler
berlawanan arah dengan perubahan kecepatan anguler benda akan
semakin lambat, dan dikatakan GMBB diperlambat.

12

Sebuah benda bergerak melingkar dengan laju anguler


berubah beraturan memiliki perubahan kecepatan angulernya
adalah :
= 2 1
Dan perubahan waktu kecepatan anguler adalah t, maka di
dapatkan :

= perubahan kecepatan sudut (rad/s)

= selang waktu (s)

= percepatan sudut/anguler (rads-2)

Sama halnya dengan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), pada


GMBB berlaku juga :
- Mencari kecepatan sudut akhir (t) :
t

= 0 .t

- Mencari posisi sudut / besar sudut () yang ditempuh:

= 0t .t2

= R.

Dapat diperoleh juga :

13

t2

= 02 2 .

Dimana :
t

= kecepatan sudut/anguler keadaan akhir(rad/s)

= kecepatan sudut/anguler keadaan awal (rad/s)

= besar sudut yang ditempuh (radian, putaran)

1 rpm

= 1 putaran permenit

1 putaran

= 360 = 2p rad.

= perpindahan linier (m)

= waktu yang diperlukan (s)

= jari-jari lintasan (m)

2. Percepatan Tangensial (at)


Pada gerak melingkar berubah beraturan selain percepatan
sentripetal (as) juga mempunyai percepatan tangensial (at).
Semua benda bergerak melingkar selalu memiliki percepatan
sentripetal,

tetapi

belum

tentu

memiliki

percepatan

tangensial.Percepatan tangensial hanya dimiliki bila benda bergerak


melingkar dan mengalami perubahan kelajuan linier.

14

Benda yang bergerak melingkar dengan kelajuan linier tetap


hanya memiliki percepatan sentripetal, tetapi tidak mempunyai
percepatan tangensial (at = 0 ).
Contoh Soal Gerak Melingkar
Sebuah mesin giling berbentuk lingkaran melaju dengan kecepatan
sudu 120 rpm. Kemudian mesin dimatikan dan berhenti setelah
menempuh 100 rad. Berapa perlambatan sudut yang dialalmi oleh
mesin giling tersebut
Pembahasan
1. Kita ubah dulu kecepatan putar rpm ke dalam kecepatan sudut
bentuk rad/s
ingat 1 kali rotasi = 2 rad
120 rpm = 120 x 2 rad/ 60 = 240 rad/60 = 4 rad/s >
2. Kita Masukkan ke rumus
(2) = 2..
= (2) /2. = 02-(4 )2/2. 100
2.1.2 Dinamika
2.1.2.1
Gaya

15

Gaya atau kakas adalah apapun yang dapat menyebabkan


sebuah benda bermassa mengalami percepatan. Gaya memiliki
besar dan arah, sehingga merupakan besaran vektor. Berdasarkan
Hukum kedua Newton, sebuah benda dengan massa konstan akan
dipercepat sebanding dengan gaya netto yang bekerja padanya dan
berbanding terbalik dengan massanya.
a. Gaya Berat
Gaya berat adalah gaya gravitasi yang bekerja pada sebuah
benda. Untuk melihat perbedaannya, misalnya kita membawa
sebuah benda ke bulan. ketika berada di bulan, berat benda
tersebut hanya seperenam dari beratnya di bumi karena gaya
gravitasi di bulan enam kali lebih kecil dibandingkan dengan gaya
gravitasi di bumi. Tetapi massa benda tersebut tetap sama. Benda
tersebut tetap memiliki jumlah zat yang sama dan inersia alias
kelembamannya juga sama. Sebuah batu ketika dibawa ke bulan,
tetap menjadi batu dengan ukuran yang sama. Yang berbeda adalah
berat-nya alias gaya gravitasi yang bekerja pada batu tersebut.
Secara matematis, berat di tulis sebagai berikut :
w=mg

16

Rumus tersebut merupakan penerapan dari hukum newton II : F =


m.a
w

= adalah inisial dari weight/Gaya Berat (kg m/s2).

= massa (kg)

= gaya gravitasi(m/s2)
Massa adalah besaran skalar, sedangkan gravitasi adalah

besaran vektor. Perkalian antara skalar (massa) dengan vektor


(gravitasi), menghasilkan besaran vektor (Berat). Dengan demikian
Berat termasuk besaran vektor (besaran vektor adalah besaran
yang memiliki besar dan arah). Arah Berat sama dengan arah
gravitasi, yakni menuju ke pusat bumi alias tegak lurus ke bawah
(permukaan

tanah).

Vektor berat benda selalu digambarkan berarah tegak lurus


ke bawah, di manapun posisi benda diletakan, baik pada bidang
horisontal, bidang miring, atau pada bidang tegak.
b. Gaya Normal
Ketika kita meletakan sebuah kotak di atas meja, berat kotak
tersebut menekan meja ke bawah dan sebaliknya meja membalas
dengan memberikan gaya ke atas (lihat gambar di bawah). Gaya
yang diberikan oleh meja bisa disebut gaya kontak, karena gaya

17

tersebut terjadi karena adanya sentuhan antara kotak dan meja.


Sebuah gaya kontak yang tegak lurus terhadap permukaan kontak
disebut Gaya Normal (normal berarti tegak lurus), dan mempunyai
Lambang FN atau bisa ditulis N.
Gaya Normal (N) bekerja pada bidang sentuh antara dua
benda yang saling bersentuhan dan arahnya selalu tegak lurus
pada bidang sentuh.

c. Gaya Gesekan
Gesekan biasanya terjadi di antara dua permukaan benda
yang bersentuhan, baik terhadap udara, air atau benda padat.
Ketika sebuah benda bergerak di udara, permukaan benda tersebut
akan bersentuhan dengan udara sehingga terjadi gesekan antara
benda tersebut dengan udara. Demikian juga ketika bergerak di
dalam air. Gaya gesekan juga selalu terjadi antara permukaan
benda padat yang bersentuhan, sekalipun benda tersebut sangat
licin. Permukaan benda yang sangat licin pun sebenarnya sangat

18

kasar dalam skala mikroskopis.


Gaya gesekan pada benda yang bergerak selalu berlawanan
arah dengan arah gerakan benda tersebut. Selain menghambat
gerak benda, gesekan dapat menimbulkan aus dan kerusakan
Ketika sebuah benda berguling di atas suatu permukaan
(misalnya roda kendaraan yang berputar atau bola yang berguling
di

tanah),

gaya

gesekan

tetap

ada

walaupun

lebih

kecil

dibandingkan dengan ketika benda tersebut meluncur di atas


permukaan benda lain. Gaya gesekan yang bekerja pada benda
yang berguling di atas permukaan benda lainnya dikenal dengan
gaya gesekan rotasi. Sedangkan gaya gesekan yang bekerja pada
permukaan benda yang meluncur di atas permukaan benda lain
(misalnya buku yang didorong di atas permukaan meja) disebut
sebagai gaya gesekan translasi.
1. Gaya Gesekan Statik Dan Kinetik
Gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang
bersentuhan, ketika benda tersebut belum bergerak disebut gaya
gesek statik (lambangnya fs). Gaya gesekan yang bekerja ketika
benda bergerak disebut gaya gesekan kinetik (lambangnya fk)
(kinetik berasal dari bahasa yunani yang berarti bergerak). Ketika

19

sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesekan


bekerja

berlawanan

arah

terhadap

kecepatan

benda.

Hasil

eksperimen menunjukkan bahwa pada permukaan benda yang


kering tanpa pelumas, besar gaya gesekan sebanding dengan Gaya
Normal.
Koofisien Gesekan Statik Dan Kinetik
a. Koefesien Gesekan Statis (

Gesekan antara 2 benda padat yang tidak bergerak relatif


satu sama lainnya. Contoh : gesekan statis dapat mencegah benda
meluncur kebawah pada bidang miring. Setiap gaya yang lebih
besar dari gaya gesek maksimum menyebabkan gesekan terjadi.
Setelah gesekan terjadi gesekan statis tidak lagi dapat digunakan
untuk benda , namun gesekan kinetis yang ada.
f s(max)

= s .N

b. Koefesien Gesekankan Kinetis (

20

Terjadi jika 2 benda bergerak relatif saru sama lainnya dan


saling
fk

bergesekan

.N

d. Gaya Tegangan Tali


Gaya tegangan tali (T) terjadi jika benda dihubungkan dengan tali.

2.2 Usaha dan Energi


Usaha dilambangkan dengan W. Yang dilakukan oleh sebuah
gaya (F) yang searah dengan perpindahan benda (s), dapat
dinyatakan dalam persamaan (W=F.s).
Usaha oleh gaya membentuk sudut dengan arah gerak
benda merupakan perkalian titik antara komponen gaya yang
searah dengan arah gerak benda (F cos ) dan perpindahan benda
(s) W=F cos .s / W=F.s cos
Usaha merupakan besaran skalar, sehingga penjumlahannya
secara aljabar. Jadi usaha total yang dilakukan oleh gaya-gaya yang

21

bekerja

pada

benda

merupakan

jumlah

aljabar

usaha

yang

dilakukan

atau

dilakukan masing-masing gaya W= W1+W2+W3+Wn.


Usaha

sama

dengan

Kerja.Usaha

bisa

melakukan usaha, untuk itu usaha bisa bernilai +, - atau 0. Kita


dapat melakukan usaha karena kita mendapatkan / memilki
sesusatu yang disebut energi. Energi merupakan kemampuan untuk
melakukan suatu usaha dan bersifat kekal artinya energi tidak
dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan melainkan hanya
dapat diubah, dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain.
Energi

yang

tersimpan

di

dalam

suatu

benda

karena

kedudukannya atau keadaan benda tersebut dinamakan energi


potensial. Semakin tinggi Energi potensial maka h semakin besar.
Persamaannya : Ep

= m.g.h pada benda di atas pohon

Ep =.k.x 2 pada pegas


Ep

= .k.y 2 pda ayunan

Energi yang dimiliki benda karena geraknya dinamakan


energi kinetik (Ek= .m.v 2)
Hubungan antara usaha dengan energi kinetik sangat erat,
karena usaha yang dilakukan oleh gaya pada suatu benda sama
22

dengan perubahan energi kinetik benda tersebut. W=Ek = Ek1Ek0


Saat bola kita lempar ke atas, maka kecepatannya semakin
lambat, maka energi kinetiknya akan semakin kecil karena Ek telah
berubah menjadi Energi potensial, nilai Ep semakin besar karena
kedudukannya

semakin

tinggi

sedangkan

Energi

mekaniknya

merupakan jumlah dari Ep dan Ek. Energi mekanik nilainya selalu


tetap.
Ketika

bola

mencapai

kedudukan

tertinggi,

maka

kecepatannya bernilai nol/0, energi kinetiknya bernilai nol/0,


kedudukannya bernilai maksimal, energi potensialnya bernilai
maksimal dan energi mekaniknya bernilai Em=Ep max dan nilainya
selalu tetap = Ep+Ek.
Ketika bola sedang jatuh, maka kecepatannya semakin
bertambah, maka energi kinetiknya akan bertambah sedangkan
kedudukannya

semakin

berkurang

maka

energi

potensialnya

semakin kecil sedangkan energi mekaniknya tetap (Ep=Ep+Ek).


Gaya yang menyebabkan energi mekanik totalnya, yaitu
energi kinetik ditambah energi potensial bernilai selalu tetap, maka

23

gaya itu disebut gaya konservatif. Contoh dari gaya konservatif


adalah gaya gravitasi dan gaya pegas.
Jika tidak ada gaya-gaya luar yang bekerja pada benda, maka
akan berlaku hukum kekekalan energi mekanik. Hukum kekekalan
energi mekanik menyatakan bahwa dalam suatu sistem yang
terisolasi, besar energi mekanik yaitu jumlah dari energi potensial
dan energi kinetik selalu tetap. Saat benda jatuh/saat benda
diangkat,

maka

besar

usaha

yang

dilakukan

sama

dengan

perubahan energi potensialnya dengan persamaan W=Ep. Atau


dengan menggabungkan usaha yang dilakukan untuk memindahkan
benda dari posisi A ke posisi B. WAB=Ek, sedangkan usaha yang
dilakukan oleh gaya gravitasi WAB=Ep
atau EmA=EmB
EPA + EKA = EPB+ EKB
m.g.h.A+1/2 mvA2 =m.g.hB+1/2 mvB2
Usaha yang dilakukan tiap satuan waktu atau sebagai laju
perubahan energi dinamakan daya dengan persamaan
P = w / t = Ep + m.g.h

akhir

m.g.h

Usaha dan Energi Kinetik


24

awal

Usaha yang dilakukan suatu gaya dapat mengubah energy kinetik


benda.
W = EK = mvakhir - mvawal
Catatan : Benda bergerak pada bidang datar atau ketinggian benda
tetap.
Pembuktian rumus di atas:
Jika gaya F selalu tetap, maka percepatan a akan tetap juga,
sehingga untuk a yang tetap

W1>2 =

F (s ). ds

m dv /dt . ds

mdv . ds /dt

mv . dv

= m

vdv

v1
1
2
= m 2 v | v 0 > menggunakan perhitungan integral

25

1
1
2
2 mv akhir 2

mv2awal

Membuktikan bahwa W =

W=

F . ds

W=

W . ds

W=

mg . ds

W = mg

Ep

dh

W = mgh
W = mgh2 mgh1 , W = Ep2 Ep1

Karena Ep1 > Ep2 Maka hasilnya akan

(negatif) maka dibuatlah

rumus menjadai W= Ep
2.3 Impuls , Momentum dan Tumbukan
2.3.1 Impuls

26

impuls adalah perkalian gaya (F) dengan selang waktu (t).


Impuls bekerja di awal sehingga membuat sebuah benda bergerak
dan mempunyai momentum. Secara matematis impuls dapat
dirumuskan
I = F t
I = impuls (Nt), F = gaya (N) , t = waktu (s)
Contoh Soal
Lionel messi mengambil tendangan bebas tepat di garis area pinalti
lawan. Jika ia menendang dengan gaya 300 N dan kakinya
bersentuhan dengan bola dalam waktu 0,15 sekon. Hitunglah
berapa besar impuls yang terjadi
I = F. t
I = 300. 0,15 = 45 Nt
Kejadian

yang

sedang

berlangsung

dinamakan

dengan

momentum, setiap benda pasti memiliki massa dan apabila benda


bergerak pasti memiliki kecepatan, maka pada benda yang sedang
bergerak berarti saat itu benda memiliki besaran yang disebut
momentum yang persamaannya

27

m.v,

momentum(kgms-1),

massa(kg),

v=kecepatan(m/s).
Gaya yang terjadi sesaat pada suatu benda dinamakan
impuls,

sehingga

persamaannya

I=F.t,

dengan

keterangan

I=impuls(Ns), F=gaya(N) dan t=selang waktu(s). Benda bermassa


m dengan kecepatan v0 , maka impuls sama dengan perubahan
momentum yaitu selisih momentum akhir dengan momentum awal.
Karena momentum merupakan besaran vektor, maka arah
sangat

menentukan.

Momentum

awal

sistem

sama

dengan

momentum akhir sistem. Hukum ini dikenal dengan Hukum


Kekekalan Momentum yang berbunyi momentum awal sistem
sebelum tumbukan sama dengan momentum akhir sistem sesudah
tumbukan, asalkan tidak ada gaya-gaya luar yang mempengaruhi
sistem itu.
Dengan persamaan
P=P
pa+pb=pa+pb
mava+mbvb=mava+mbvb

28

perkalian antara massa benda dengan kecepatan benda


tersebut. Ia merupakan besaran turunan dari massa, panjang, dan
waktu. Momentum adalah besaran turunan yang muncul karena ada
benda bermassa yang bergerak. Dalam fisika besaran turunan ini
dilambangkan dengan huruf P. Berikut rumus momentum
P=mV
P = momentum (kg.m.s-1)
m = massa benda (kg)
V = kecepatan benda (m.s-1)
Ilmu fisika mengenal yang namanya hukum kekalan
momentum yang berbunyi
Momentum sebelum dan sesudah tumbukan akan selalu sama
Contoh Soal Momentum
Misalkan orang gemuk dengan berat badan 110 kg berlari dengan
kecepatan tetap 72 km/jam. Berapa momentum orang tersebut?
P = m.v
Kecepatan harus dalam m/s, 72 km/ jam = 72000/3600 = 20 m/s
P = 110 x 20 = 2.220 kg m/s

29

2.3.2 Hubungan Impul dengan Momentum


Salah satu hukum newton mengatakan bahwa gaya yang
bekerja pada suatu benda sama dengan perkalian massa dengan
percepatannya.
F = m.a.
Jika kita masukkan ke rumus I = F. t
I = F. t
I = m.a (t2-t1)
I = m v/t (t2-t1)
I = m.v1 mv2
Jadi

dapat

disimupulkan

bahawaBesarnya

impuls

yang

bekerja/dikerjakan pada suatu benda sama dengan besarnya


perubahan momentum pada benda tersebut.
2.4.3 Tumbukan
Tumbukan merupakan peristiwa bertemunya dua buah benda
yang bergerak. Saat tumbukan selalau berlaku hukum kekekalan

30

momentum tapi tidak selalu berlaku hukum kekekalan energi


kinetik. Mungkin sebagian energi kinetik diubah menjadi energi
panas akibat adanya tumbukan. Dikenal 3 jenis tumbukan.

1. Tumbukan Lenting Sempurna


Dua buah benda bisa dibilang mengalami tumbukan lenting
sempurna bila tidak ada kehilangan energi kinetik ketika terjadi
tumbukan. Dalam tumbukan lenting sempurna secara matematis
bisa dirumuskan
V1 + V1 = V2 + V2
2. Tumbukan lenting Sebagian
Dua buah benda dikatakan mengalami tumbukan lenting
sebagaian bila ada kehilangan energi kinetik setelah tumbukan.
Secara matematis kecepatan masing-masing benda sebelum dan
sesudah tumbukan dapat diliha pada rumus berikut
eV1 + V1 = eV2 + V2
e pada persamaan di atas adalah koefiseien retitusi yang nilainya
bergerak antara 0 sampai 1.

31

3. Tumbukan tidak lenting sama sekali


Dua buah benda dikatakan mengalami tumbukan tidak lenting
sama sekali jika setelah tumbukan kedua benda tersebut menjadi
satu dan setelah tumbukan kedua benda tersebut memiliki
kecepatan yang sama. Momentum sebelum dan sesudah tumbukan
juga bernilai sama. Secara matematis dirumuskan
m1V1 + m2V2 =(m1+m2)V
2.4 Keseimbangan Benda Tegar dan Gerak rotasi
Jika benda melakukan gerak lurus, benda itu punya kecepatan
linear atau biasa disingkat kecepatan. Sedangkan benda yang
melakukan gerak rotasi punya kecepatan sudut. benda yang diam
tidak mungkin tiba-tiba saja bergerak, pasti ada penyebab yang
membuat benda itu bergerak. Dalam fisika, penyebab gerakan
benda itu dikenal dengan julukan gaya. Sebuah benda bisa
bergerak lurus jika gaya yang dikerjakan pada benda itu lebih besar
daripada gaya hambat (gaya gesekan). Selisih antara gaya yang
dikerjakan pada benda dengan gaya gesekan disebut gaya total.
Jadi yang membuat benda bisa bergerak lurus adalah gaya total.
Mengenai hal ini sudah kita pelajari dalam hukum II Newton
(Dinamika).

32

Selain melakukan gerak lurus, benda juga bisa melakukan


gerak rotasi. Benda yang melakukan gerak rotasi disebabkan oleh
adanya Torsi. Jika torsi yang dikerjakan pada benda yang diam lebih
besar dari torsi yang menghambat, maka benda akan berputar alias
berotasi.
Torsi = gaya x lengan gaya, Torsi = F. l
Benda tegar adalah bentuk ideal yang kita pakai untuk
menggambarkan suatu benda. Suatu benda disebut sebagai benda
tegar jika jarak antara setiap bagian benda itu selalu sama. Dalam
hal ini, setiap benda bisa kita anggap tersusun dari partikel-partikel
atau titik-titik, di mana jarak antara setiap titik yang tersebar di
seluruh bagian benda selalu sama. benda tegar = benda kaku.
Dinamika Gerak rotasi
Perbandingan Gerak Translasi dan Gerak Rotasi
No

Gerak Translasi (Gerak linier / lurus)

Gerak Rotasi (Gerak anguler /


melingkar)

Posisi

Posisi Sudut

Kecepatan

v = dx/dt

Kecepatan anguler

= d/dt

Percepatan

a = dv/dt

Percepatan anguler

= d/dt

Massa

Momen Inersia

33

Hk. Newton II

F = m a

Hk. Newton II

= I

Usaha

W=Fs

Usaha

W=

Energy Kinetik

Ek = m v2

Energy Kinetik

Ek = I 2

Daya

P=Fv

Daya

P=

Hub. Usaha dan

W = Ek

Hub. Usaha dan Ek

W = Ek

p=mv

Momentum

L=I

Ek
10

Momentum

2.5 Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup
zat car, air dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya
batu

dan

benda-benda

keras

atau

seluruh

zat

padat

tidak

digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir. Susu,


minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat
cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang
dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat
cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari
satu satu tempat ke tempat lain.
Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:
1. Fluida statis
2. Fluida Dinamis
2.5.1 Fluida Statis
34

Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak


bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada
perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa
dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan
kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser. Contoh
fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan
tidak sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah
air di bak yang tidak dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti gaya
angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut
bergerak. Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya
yang seimbang sehingga cairan itu tidak mengalir. Gaya dari
sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah kanan, gaya dari
atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar
bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata pada
seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir
(dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran
sehingga hanya melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan
dalam kolom tersebut. Sifat- Sifat Fluida Sifat fisis fluida dapat
ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam
keadaan diam (statis).

35

Secara matematis, persamaan tekanan dituliskan sebagai


berikut. P = F/ A dengan: F = gaya (N), A = luas permukaan (m2),
dan p = tekanan (N/m2 = Pascal).
P1 = P2
F1
A1

F2
A2

W1
A1
m1 g
A1
1V g
A1

m2 g
A2

1 A h g
A1
1

W2
A2

2V g
A2

2 A h g
A2
2

1h1 = 2h2
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air.
Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan
hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan
oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika
besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut
konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari perbandingan
antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).
36

p= F/A Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa


fluida dengan percepatan gravitasi Bumi, ditulis p = massa x
gravitasi bumi / A Oleh karena m = V, persamaan tekanan oleh
fluida dituliskan sebagai
p = Vg / A
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian
antara luas permukaan bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana
(h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat
fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi
p= (Ah) g / A = h g
Jika

tekanan

hidrostatis

dilambangkan

dengan

ph,

persamaannya dituliskan sebagai berikut.


Ph = g h
ph = tekanan hidrostatis (N/m2), = massa jenis fluida (kg/m3), g
= percepatan gravitasi (m/s2), dan h = kedalaman titik dari
permukaan fluida (m).
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan
semakin berkurang. Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam
dari permukaan laut atau danau, tekanan hidrostatis akan semakin
37

bertambah.

Hal

tersebut

disebabkan

oleh

gaya

berat

yang

dihasilkan oleh udara dan zat cair.. Adapun untuk zat cair,
massanya akan semakin besar seiring dengan bertambahnya
kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan bertambah
jika kedalaman bertambah.
2.5.2 Fluida Dinamis
Pengertian Fluida Dinamis Fluida dinamis adalah fluida (bisa
berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan dalam
mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan
yang konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami
perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami
putaran-putaran). Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal
yang berkaitan dengan fluida dinamis ini. Besaran-besaran dalam
fluida dinamis Debit aliran (Q) Jumlah volume fluida yang mengalir
persatuan waktu, atau: Dimana : Q = debit aliran (m3/s) A = luas
penampang (m2) V = laju aliran fluida (m/s) Aliran fluida sering
dinyatakan dalam debit aliran Dimana : Q = debit aliran (m 3/s) V =
volume (m3) t = selang waktu (s) Persamaan Kontinuitas Air yang
mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di

38

sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka: Debit aliran 1 =


Debit aliran 2, atau :
Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada
hukum kekekalan energi yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini
menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik per satuan
volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang
sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan
dalam persamaan menjadi : Dimana : p = tekanan air (Pa) v =
kecepatan air (m/s) g = percepatan gravitasi h = ketinggian air
Penerapan dalam teknologi Pesawat Terbang Gaya angkat pesawat
terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang karena
memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju aliran udara
tepat di bawah sayap, karena laju aliran di atas lebih besar maka
mengakibatkan tekanan di atas pesawat lebih kecil daripada
tekanan pesawat di bawah. Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat
dari hasil selisih antara tekanan di atas dan di bawah di kali dengan
luas efektif pesawat. Keterangan: = massa jenis udara (kg/m3)
va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s) vb=
kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s) F = Gaya

39

angkat pesawat (N) Penyemprot Parfum dan Obat Nyamuk Prinsip


kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar
pada ujung atas selang botol sehingga membuat tekanan di atas
lebih kecil daripada tekanan di bawah. Akibatnya cairan dalam
wadah tersebut terdesak ke atas selang dan lama kelamaan akan
menyembur keluar.
2.6 Termodinamika
Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang
berpindah. Dalam termodinamika kamu akan banyak membahas
tentang sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-benda yang
sedang ditinjau disebut sistem, sedangkan semua yang berada di
sekeliling (di luar) sistem disebut lingkungan.

Usaha Luar
Usaha luar dilakukan oleh sistem, jika kalor ditambahkan
(dipanaskan) atau kalor dikurangi (didinginkan) terhadap sistem.
Jika kalor diterapkan kepada gas yang menyebabkan perubahan
volume gas, usaha luar akan dilakukan oleh gas tersebut. Usaha
yang dilakukan oleh gas ketika volume berubah dari volume awal V1
menjadi volume akhir V2 pada tekanan p konstan dinyatakan
sebagai hasil kali tekanan dengan perubahan volumenya.

40

W = pV= p(V2 V1)


Secara umum, usaha dapat dinyatakan sebagai integral tekanan
terhadap perubahan volume yang ditulis sebagai

Tekanan dan volume dapat diplot dalam grafik p V. jika


perubahan tekanan dan volume gas dinyatakan dalam bentuk grafik
p V, usaha yang dilakukan gas merupakan luas daerah di bawah
grafik p V. hal ini sesuai dengan operasi integral yang ekuivalen
dengan luas daerah di bawah grafik.

Gas

dikatakan

melakukan

usaha

apabila

volume

gas

bertambah besar (atau mengembang) dan V2 > V1. sebaliknya, gas


dikatakan menerima usaha (atau usaha dilakukan terhadap gas)
apabila volume gas mengecil atau V2 < V1 dan usaha gas bernilai
negatif.
Energi Dalam

41

Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan


memiliki energi dalam. Energi dalam gas berkaitan dengan suhu
gas tersebut dan merupakan sifat mikroskopik gas tersebut.
Meskipun gas tidak melakukan atau menerima usaha, gas tersebut
dapat memiliki energi yang tidak tampak tetapi terkandung dalam
gas tersebut yang hanya dapat ditinjau secara mikroskopik.
Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-partikel
yang berada dalam keadaan gerak yang acak. Gerakan partikel ini
disebabkan energi kinetik rata-rata dari seluruh partikel yang
bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan suhu mutlak gas. Jadi,
energi dalam dapat ditinjau sebagai jumlah keseluruhan energi
kinetik dan potensial yang terkandung dan dimiliki oleh partikelpartikel di dalam gas tersebut dalam skala mikroskopik. Dan, energi
dalam gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Oleh karena itu,
perubahan suhu gas akan menyebabkan perubahan energi dalam
gas. Secara matematis, perubahan energi dalam gas dinyatakan
sebagai
untuk gas monoatomik

untuk gas diatomik

42

Dimana U adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah


mol gas, R adalah konstanta umum gas (R = 8,31 J mol1 K1, dan
T adalah perubahan suhu gas (dalam kelvin).
Hukum I Termodinamika
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem
akan bertambah (sistem akan terlihat mengembang dan bertambah
panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, volume dan suhu
sistem akan berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa lebih
dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting dan salah
satu bentuk dari hukum kekekalan energi.
Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan
usaha

dan

sistem

yang

mengalami

perubahan

suhu

akan

mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang diberikan


kepada sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan
mengalami perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal sebagai
hukum kekekalan energi dalam termodinamika atau disebut hukum
I termodinamika. Secara matematis, hukum I termodinamika
dituliskan sebagai
Q = W + U
Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan U adalah
perubahan

energi

dalam.

Secara

sederhana,

hukum

termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut.


Jika suatu benda (misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng)
yang berarti diberi kalor Q, benda (krupuk) akan mengembang atau

43

bertambah volumenya yang berarti melakukan usaha W dan benda


(krupuk) akan bertambah panas (coba aja dipegang, pasti panas
deh!) yang berarti mengalami perubahan energi dalam U.

Proses Isotermik
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana
terjadi perubahan-perubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses
yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini dinamakan
proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak
terjadi perubahan energi dalam (U = 0) dan berdasarkan hukum I
termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang
dilakukan sistem (Q = W).
Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p V di bawah ini.
Usaha yang dilakukan sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagai

Dimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan awal


gas.

Proses Isokhorik

44

Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang


konstan, gas dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas
berada dalam volume konstan (V = 0), gas tidak melakukan usaha
(W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi
dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada
volume konstan QV.
QV = U
Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga
tekanan tetap konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik.
Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha
(W = pV). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada
tekanan konstan Qp. Berdasarkan hukum I termodinamika, pada
proses isobarik berlaku

Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama


dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan
QV =U
Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai
W = Qp QV
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan
sebagai selisih energi (kalor) yang diserap gas pada tekanan

45

konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume
konstan (QV).

Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap)
ataupun keluar (dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian,
usaha

yang

dilakukan

gas

sama

dengan

perubahan

energi

dalamnya (W = U).
Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai
tekanan dan volume masing-masing p1 dan V1 mengalami proses
adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah menjadi p2
dan V2, usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai

Dimana adalah konstanta yang diperoleh perbandingan


kapasitas kalor molar gas pada tekanan dan volume konstan dan
mempunyai nilai yang lebih besar dari 1 ( > 1).

46

Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p V


dengan bentuk kurva yang mirip dengan grafik p V pada proses
isotermik namun dengan kelengkungan yang lebih curam.
Mesin Carnot

= ( 1 Tr / Tt ) x 100 %

= ( W / Q1 ) x 100%

= Q1 Q2

Keterangan :

= efisiensi mesin Carnot (%)

Tr

= suhu reservoir rendah (Kelvin)

Tt

= suhu reservoir tinggi (Kelvin)

= usaha (joule)

Q1

= kalor masuk / diserap reservoir tinggi (joule)

Q2

= kalor keluar / dibuang reservoir rendah (joule)

47

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mekanika

terbagi

yaitu

kinematika

dan

dinamika.

Kinematika terdiri dari GLB


Gerak lurus beraturan diartikan sebagai gerakan pada
lintasan lurus dengan kecepatan tetap/konstan. Kecepatan tetap
berarti percepatan nol.Dengan demikian dalam GLB yang dihitung
adalah kecepatannya. Kecepatan adalah perubahan posisi pada
suatu waktu tertentu. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
diartikan sebagai gerak benda dalam lintasan lurus dengan

48

percepatan tetap. Dalam GLBB yang dicari adalah percepatan.


Percepatan itu ialah Perubahan kecepatan pada suatu waktu
tertentu. Dinamika : Gerak pada dinamika diantaranya GMB, GMB
ini berhubungan dengan GLB yang mana jika dalam GLB ada
perpindahan posisi dan perubahan kecepatan maka dalam GMB
dinamakan perubahan sudut dan kecepatan sudut. GMBB juga
berhubungan dengan GLBB, yang mana penurunan rumusnya
mengikuti GLBB.
Mekanika juga berhubungan dengan usaha dan energi. Usaha
adalah gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga benda itu
mengalami perpindahan. Energi merupakan kemampuan untuk
melakukan suatu usaha dan bersifat kekal artinya energi tidak
dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan melainkan hanya
dapat diubah, dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain.
Pada usaha dan energi ini terdapat perpindahan dan perubahan ,
perpindahan dan perubahan inilah yang menjadi hubungan ataupun
keterkaitan antara usaha dan energi dengan mekanika. Hubungan
usaha dan energi itu kita dapatkan bahwa usaha adalah perubahan
dari energi potensial (yang diberi tanda negatif). Hubungan
antara usaha dengan energi kinetik sangat erat, karena usaha
yang dilakukan oleh gaya pada suatu benda sama dengan
perubahan energi kinetik benda tersebut
Pada materi impuls, momentum dan tumbukan juga
memiliki hubungan dengan Mekanika. Pada impuls adanya gaya
menjadi hubungannya, karena semakin besar gaya yang diberikan
maka hasil impuls akan semakin besar pula. Pada momentum
memiliki hubungan dengan impuls, karena impuls itu adalah

49

perubahan momentum. Tumbukan adalah suatu kejadian atau


peristiwa, yang dicari dalam tumbukan adalah besarnya kecepatan
(sebeelum atau sesudah tumbukan). Dan karna yang dicari adalah
besarnya kecepatan , sedangkan kecepatan itu adalah mekanika
maka tumbukan juga berhubungan dengan meknika.
Pada materi Keseimbangan Benda Tegar Dan Dinamika
Rotasi juga berhubungan dengan gaya , yang mana Torsi
merupakan hasil kali antara gaya dengan lengan. Dinamika rotasi
ini berhubungan dengan mekanika yaitu adanya hubungan antara
gerak rotasi dan gerak translasi.
Materi Fluida juga berhubungan dengan mekanika yaitu
adanya gaya dan pergerakan kecepatan antara benda-benda. Fluida
Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam)
atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan
kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa
partikel-partikel

fluida

tersebut

bergerak

dengan

kecepatan

seragam sehingga tidak memiliki gaya geser. Sedangkan Fluida


dinamis adalah fluida yang bergerak.
Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang
berpindah. Oleh karna itu didalam Termodinamika berhubungan
dengan mekanika yang membahasa tentang perpindahan . selain
berhubungan

dengan

mekanika,

termodinamika

jug

memiliki

hubungan dengan usaha dan energi karena dalam termodinamika


membahas tentang adanya usaha dari dalam dan dari luar untuk
menghasilkan sebuah kalor.

50

DAFTAR KEPUSTAKAAN

http://firdafirdianti.blogspot.com/2010/03/benda-tegar.html (Diakses
pada tanggal 18 Juni 2015 Pukul : 16.44)
https://azzakadarwati.wordpress.com/ipa/gerak-lurus-beraturan-glb/
(Diakses pada tanggal 4 Mei 2015 Pukul : 16.40)
http://rumushitung.com/2013/01/12/gerak-melingkar-fisika/(Diakses
pada tanggal 4 Mei 2015 Pukul : 16.40 )
http://adilaziyarahmi.blogdetik.com/usaha-dan-energi/(

Diakses

pada tanggal 18 Juni 2015 Pukul : 16.44 )


http://rumushitung.com/2013/07/14/momentum-impuls-dantumbukan-fisika/(Diakses pada tanggal 18 Juni 2015 Pukul : 16.44 )
http://firdafirdianti.blogspot.com/2010/03/benda-tegar.html( Diakses
pada tanggal 18 Juni 2015 Pukul : 16.44 )
Marsinia,witri.2015.Catatan Fisika (Pekanbaru)
Jannah,nurul.2015.Catatan Fisika (Pekanbaru)

51

Anda mungkin juga menyukai