Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA TEMATIK/REGULERs

KELURAHAN BONTOPARANG KECAMATAN PARANGLOE


KABUPATEN GOWA

Oleh:

Nurisnaini Yusri 101 2019 0121 Riskawati 072 2019 0025


Risdayanti 101 2019 0019 Adhe Hermawan 082 2019 0093
Dicky Arwandi T. 101 2017 0017 Nurhikma 083 2019 0075
Muhammad Asral 101 2019 0182 Febriliyanti Umri S. 082 2019 0017
Idriani 023 2019 0180 Sri Rahayu 061 2019 0064
Ryo Pebrian 022 2019 0066 Irma Resky Anggun 066 2019 0029
Desyana Arabia 150 2019 0165 Muh. Ihzan Rusli 063 2019 0021
Asrijal M. 130 2019 0268 Kurnia Ningsi 093 2019 0011
Wahyuni Ashari 141 2019 0116 Riska 092 2019 0009
Andi Nasya Zalsabila B. 141 2019 0080 Rahmat Baso 093 2017 0148
Sartika Ike Putri 142 2019 0011 Fatur Rahman 072 2019 0022

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


MAKASSAR
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini merupakan hasil kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T)
Universitas Muslim Indonesia. Kuliah Kerja Nyata ini adalah salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi S1 di Universitas Muslim Indonesia. Laporan ini telah disetujui
dan disahkan sebagai Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN-T). Yang dilaksanakan
pada tanggal 25 Oktober sampai dengan 24 November 2022 di Kelurahan
Bontoparang, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa.
Makassar, 25 November 2022

Koordinator Kelurahan

Asrijal M
130 2019 0268

Menyetujui,

Supervisi KKN Kepala Kelurahan

Ir. A.R. Manga’, S.Kom.,MT., MTA., H. Syahbandar, S.Sos


NIPS: 114 10 1034 NIP. 197608121997031005

Disahkan,
Ketua LPkM UMI

Prof. Dr. H. Achmad Gani, SE, M.Si


NIP: 19560414 198603 1005
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbilalaamiin segala puji bagi Allah atas limpahan rahmat


dan karunia yang Allah berikan kepada kita semua berupa kesehatan jasmani
maupun rohani. Salawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
kita Rasulullah Muhammad SAW, keluarga beliau, Sahabat-sahabatnya dan para
pengikut-pengikutnya hingga hari akhir.

Kuliah Kerja Nyata (KKN-T) ini merupakan salah satu program yang
tercantum di dalam kalender akademik yang wajib dilaksanakan oleh setiap
mahasiswa sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di bangku
perkuliahan Universitas Muslim Indonesia.

Pelaksanaan kegiatan program kerja (KKN-T) ini tidak terlepas dari bantuan
dan bimbingan semua pihak, mulai dari tahap awal hingga selesai program kerja.
Untuk itu melalui tulisan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ketua Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonesia H. Muh. Mokhtar Noer
Jaya, SE, M.Si
2. Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPkM) Universitas Muslim
Indonesia Prof. Dr. H. Achmad Gani, SE., M.Si
3. Bapak Ir. Abdul Rachman Manga’,S.Kom.,MT.,MTA selaku supervisi KKN-
tematik
4. Bapak H. Syahbandar, S.Sos selaku kepala Kelurahan Bontoparang
5. Seluruh pegawai/staff/aparat Kelurahan Bontoparang
6. Abd Halik Dg Bunga dan Saharuddin Dg Nunjung, yang telah memberikan
tempat tinggal/Posko selama 1 bulan
7. Tokoh masyarakat, tokoh agama, kader dan pemuda serta seluruh warga
masyarakat Bontoparang dan semua pihak yang telah membantu kegiatan
(KKN-T).
8. Seluruh mahasiswa (KKN-T) Angkatan 70 Periode I tahun 2022

9. Semua pihak yang telah membantu secara langsung atau tidak dalam
menyelesaikan laporan ini.

Makassar, 25 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................2
KATA PENGANTAR...................................................................................................3
DAFTAR ISI.................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................6
A. Latar Belakang....................................................................................................6
B. Tujuan Kegiatan..................................................................................................7
C. Manfaat Kuliah Kerja Nyat (KKN-T)..........................................................8
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI...................................................................10
A. Profil Kelurahan Bontoparang..........................................................................10
B. Topogragfi........................................................................................................13
C. Keadaan Demografi..........................................................................................14
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN....................................................................16
A. Pelaksanaan Program Kerja KKN Tematik......................................................16
B. Pelaksanaan Kegiatan.......................................................................................16
BAB IV IDENTIFIKASI MASALAHAN YANG DIHADAPI.................................17
A. Identifkasi Permasalahan..................................................................................17
B. Pemecahan Masalah.........................................................................................17
BAB V SIMPULAN DAN SARAN...........................................................................19
A. Simpulan...........................................................................................................19
B. Saran.................................................................................................................19
LAMPIRAN................................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu kegiatan yang termasuk
dalam kurikulum sebagai suatu syarat kelulusan bagi mahasiswa. Kuliah Kerja
Nyata (KKN) adalah salah satu bagian dari kegiatan akademik yang bersifat
sosial aplikatif, dimana mahasiswa akan terjun langsung ke dalam masyarakat
dan menerapkan ilmu yang sudah didapatkan di perkuliahan. KKN ini juga
merupakan salah satu kegiatan dimana mahasiswa benar-benar menjunjung
tinggi dan mengabdikan tri dharma perguruan tinggi.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk pengabdian
mahasiswa kepada masyarakat, yang merupakan salah satu cara menerapkan apa
yang sudah didapatkan saat perkuliahan berlangsung. KKN dapat dikatakan
sebagai suatu wadah perkuliahan yang tidak mengutamakan teori lagi, tetapi
lebih mengutamakan dan mengarahkan praktik dalam masyarakat.
KKN bagi mahasiswa diharapkan dapat menjadi suatu pengalaman
tersendiri yang dapat menambah pengetahuan, kemampuan, dan kesadaran hidup
bermasyarakat. Bagi masyarakat, kehadiran mahasiswa diharapkan mampu
memberikan motivasi dan inovasi dalam bidang sosial kemasyarakatan. KKN
mempunyai empat kelompok sasaran, yaitu mahasiswa, masyarakat,
pemerintah daerah dan perguruan tinggi. Bagi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata
mempunyai sasaran untuk membina mahasiswa agar menjadi motivator dan
inovator. Sasaran bagi masyarakat dan pemda adalah untuk memperoleh bantuan
pemikiran, tenaga, serta IPTEK dalam merencanakan dan melaksanakan
pembangunan. Terakhir, sasaran bagi perguruan tinggi adalah untuk memperoleh
umpan balik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswa dalam masyarakat.
Kehadiran mehasiswa KKN tematik tahun 2022 dari beberapa disiplin
ilmu dilokasi tersebut, diharapkan mampu berperan sebagai motivator dalam
melakukan pemberdayaan potensi yang ada, dalam rangka memacu pembangunan
di pedesaan.
Penyusunan suatu program kerja didasarkan atas pertimbangan berbagai
aspek antara lain: berdasarkan kebutuhan masyarakat yang dianggap penting dan
mendesak ketersediaan sarana dan prasarana yang dapat mendukung
pelaksanaan program kerja, ketersediaan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber
Daya Manusia (SDM).

B. Tujuan Kegiatan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan selama 31 hari mempunyai
tujuan antara lain :
1. Sebagai tugas akademik yang diberikan oleh kampus.
2. Sebagai perwujudan dari Tridarma dari Perguruan Tinggi yaitu perpaduan
antara pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada
masyarakat.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya akan baca tulis Iqra dan
Al-Quran bagi anak-anak
4. Untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan serta pemahaman penulis
tentang praktik dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
5. Menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat bagaimana cara mencuci
tangan pakai sabun yang baik dan benar.
6. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak-
anak.
C. Manfaat Kuliah Kerja Nyata (KKN-T)
Manfaat dari kegiatan pelaksanaan kegiatan KKN-T ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
a. Memberikan pengalaman belajar dan bekerja kepada para mahasiswa
tentang penerapan dan pengembangan ilmu dan teknologi di luar kampus.
b. Melatih para mahasiswa agar lebih terampil dalam memecahkan masalah
yang ada di dalam masyarakat agar dapat mampu memberdayakan
masyarakat desa itu sendiri.
c. Mendalami penghayatan mahasiswa terhadap manfaat ilmu pengetahuan
yang dipelajari bagi pelaksanaan pembangunan.
d. Melalui pengelaman belajar dan bekerja dalam melaksanakan kegiatan
pemberdayaan masyarakat secara langsung, akan menumbuhkan sifat
profesional pada diri mahasiswa.
2. Manfaat Bagi Masyarakat, Mitra dan Pemerintahan Daerah
a. Memperoleh bantuan pemikiran dan ilmu pengetahuan dalam
merencanakan dan melaksanakan pembangunan.
b. Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan,
merumuskan, dan melaksanakan pembangunan.
c. Terbentuknya kader-kader penerus pembangunan di dalam masyarakat
sehingga terjamin kelanjutan upaya pembangunan.
d. Memajukan institusi.
e. Terbentuknya link and match antara dunia pendidikan tinggi dengan
masyarakat sebagai stakeholders.
3. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi
a. Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswanya
dengan proses pembangunan di tengah–tengah masyarakat sehingga
kurikulum, materi perkuliahan dan pembangunan ilmu pengetahuan yang
diasuh di perguruan tinggi dapat lebih disesuaikan dengan tuntutan nyata
dari pembangunan.
b. Memperoleh berbagai kasus yang berharga yang dapat digunakan sebagai
contoh dalam memberikan materi perkuliahan dan menemukan berbagai
masalah untuk pengembangan penelitian
c. Memperoleh hasil kegiatan mahasiswa, dapat menelaah dan merumuskan
keadaan kondisi masyarakat yang berguna bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni serta dapat mendiagnosa secara tepat
kebutuhan masyarakat sehingga ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
yang diamalkan dapat sesuai dengan tuntutan nyata.
d. Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerja sama dengan
masyarakat terkait melalui kerjasama mahasiswa yang melaksanakan.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Profil Kelurahan Bontoparang


Kelurahan Bontoparang terdiri dari kawasan berbukit-bukit dengan luas
wilayah 1.954 KM2. Dimana 500 ha peruntukannya digunakan masyarakat untuk
pemukiman dengan segala sarana dan prasarana sosialnya. Berdasarkan Data dan
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di akhir tahun 2015 penduduk Kelurahan
Bontoparang tercatat berjumlah 3016 jiwa dimana Kelurahan Bontoparang terbagi
atas 2 lingkungan yaitu Lingkungan Ujung Bulo dan Lingkungan Bontoala.
Batas Wilayah Kelurahan Bontoparang Kecamatan Parangloe sebagai
berikut.
a. Sebelah Utara berbatasan dengan: Kec Pattalasang dan Desa Belapunrangan
b. Sebelah Timur berbatasan dengan: Kelurahan Lanna
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan: Kec. Manuju
d. Sebelah Barat berbatasan dengan: Kec Bontomarannu

1. Sejarah Singkat Lingkungan Bontoparang


Kerajaan Borisallo merupakan salah satu kerajaan kecil yang tertua di
wilayah kerajaan Gowa. Hal tersebut dapat dilihat dari nama negeri itu yang
terdiri dari 2 kata yaitu 'Bori' dan 'Sallo'. Bori dalam bahasa Makassar berarti
Daerah atau Wilayah sedangkan kata sallo berarti lama atau tua.
Dengan demikian kata Borisallo berarti negeri yang tua. Dari hasil
penelitian dilapangan, telah muncul berbagai cerita dari Masyarakat berupa
legenda atau dongeng yang hingga kini masih dipercaya kebenarannya oleh
masyarakat Borisallo. Ada yang berpendapat, bahwa usia Borisallo itu jauh
lebih tua dibanding dengan usia kerajaan Gowa (1320). Dilihat dari silsilah
turunan raja-raja Borisallo, dapat diketahui, bahwa kerajaan Borisallo itu
bermula saat pemerintahan Dampang Togotogo. Berbicara masalai dampang
yang berasti pemimpin atau pemerintah suatu negeri, itu dikenal cerita-cerita
dongeng atau legenda bagi masyarakat Gowa, seperti Dampang Ko'mara
dalam cerita legenda Syekh Yusuf Tuanta Salamaka. Demikian halnya pada
Dampang Togotogo di Kerajaan Borisallo, Termasuk masa prasejarah atau
purba. Berbicara masalah Tumanurung, masyarakat di Kerajaan Borisallo
juga mengenal Tumanurung. Munculnya Tumanurung di Borisallo
diperkirakan tidak jauh beda masanya dengan Tumanurung Bainea di Gowa.
Apakah Tumanurung di Gowa lebih dulu datang ataukah Tumanurung
Borisallo. Sebab dari hasil penelitian di daerah Borisallo, warga setempat
hanya mengenal nama Tumanurung tanpa disertai kapan datangnya Sang
Ratu Pemersatu ini. Mereka hanya tahu Sang Ratu itu turun didaerah sekitar
Pammolongang sebuah perkampungan lama di Pakkolompo, sekarang masuk
Kelurahan Bontoparang. Itulah sebabnya disebut Tumanurungri
Pammolongang. Dampang Togotogo selama memerintah di Borisallo, Ia
kawin dengan Dampang Kanniya. diperkirakan permaisurinya itu juga adalah
seorang bangsawan karena bergelar Dampang.
Dari hasil perkawinannya itu, lahir seorang putra bernama Karaeng
Pallowiya. Setelah Karaeng Pallowiya ini tumbuh menjadi dewasa, ia menjadi
seorang remaja. Ia kemudian dikawinkan dengan salah seorang gadis
bangsawan di Borisallo yang tak diketahui namanya, dari perkawinan itu
maka lahirlah 2 orang putra , bernama Karaeng Janggoka dan Karaeng Ponno.
Karaeng Janggoka, dapat dikenal bahwa ia adalah seorang pemuda
berjenggot. Sedangkan adiknya Karaeng Ponno, setelah dewasa kawin dengan
Karaeng Nisauka. Karaeng Nisauka ini oleh warga setempat dikenal sebagai
Putri Tumanurunga ri Pammolongang.
Kerajaan Borisallo merupakan salah satu kerajaan kecil yang tertua di
wilayah kerajaan Gowa. Hal tersebut dapat dilihat dari nama negeri itu yang
terdiri dari 2 kata yaitu 'Bori' dan 'Sallo'. Bori dalam bahasa Makassar berarti
Daerah atau Wilayah sedangkan kata sallo berarti lama atau tua.
Dengan demikian kata Borisallo berarti negeri yang tua, dari hasil
penelitian dilapangan, telah muncul berbagai cerita dari Masyarakat berupa
legenda atau dongeng yang hingga kini masih dipercaya kebenarannya oleh
masyarakat Borisallo. Ada yang berpendapat, bahwa usia Borisallo itu jauh
lebih tua dibanding dengan usia kerajaan Gowa (1320).
Dilihat dari silsilah turunan raja-raja Borisallo, dapat diketahui, bahwa
kerajaan Borisallo itu bermula saat pemerintahan Dampang Togotogo.
Berbicara masalai dampang yang berasti pemimpin atau pemerintah suatu
negeri, itu dikenal cerita-cerita dongeng atau legenda bagi masyarakat Gowa,
seperti Dampang Ko'mara dalam cerita legenda Syekh Yusuf Tuanta
Salamaka.
Demikian halnya pada Dampang Togotogo di Kerajaan Borisallo,
termasuk termasuk masa prasejarah atau purba. Berbicara masalah
Tumanurung, masyarakat di Kerajaan Borisallo juga mengenal Tumanurung.
Munculnya Tumanurung di Borisallo diperkirakan tidak jauh beda masanya
dengan Tumanurung Bainea di Gowa. Apakah Tumanurung di Gowa lebih
dulu datang ataukah Tumanurung Borisallo. Sebab dari hasil penelitian di
daerah Borisallo, warga setempat hanya mengenal nama Tumanurung tanpa
disertai kapan datangnya Sang Ratu Pemersatu.
Mereka hanya tahu Sang Ratu itu turun didaerah sekitar Pammolongang
sebuah perkampungan lama di Pakkolompo, sekarang masuk Kelurahan
Bontoparang. Itulah sebabnya disebut Tumanurung ri Pammolongang.
Dampang Togotogo selama memerintah di Borisallo, Ia kawin dengan
Dampang Kanniya, diperkirakan permaisurinya itu juga adalah seorang
bangsawan karena bergelar Dampang. Dari hasil perkawinannya itu, lahir
seorang putra bernama Karaeng Pallowiya. Setelah Karaeng Pallowiya ini
tumbuh menjadi dewasa, ia menjadi seorang remaja. Ia kemudian dikawinkan
dengan salah seorang gadis bangsawan di Borisallo yang tak diketahui
namanya, dari perkawinan itu maka lahirlah 2 orang putra , bernama Karaeng
Janggoka dan Karaeng Ponno.
Karaeng Janggoka, dapat dikenal bahwa ia adalah seorang pemuda
berjenggot. Sedangkan adiknya Karaeng Ponno, setelah dewasa kawin dengan
Karaeng Nisauka. Karaeng Nisauka ini oleh warga setempat dikenal sebagai
putri Tumanurunga ri Pammolongang. (dari berbagai sumber).

B. Topogragfi
Terdiri dari kawaan berbukit-bukit dengan luas wilayah 1954 km
persegi. Dimana 500 HA digunakan masyarakat untuk pemukiman dengan
segala sarana dan prasarana sosialnya. Berdasarkan data dari dinas
kependudukan dan catatan sipil di akhir tahun 2015 penduduk kelurahan
bontoparang tercatat berjumlah 3016 jiwa dimana kelurahan bontoparang
terbagi atas dua lingkungan yaitu lingkungan ujung bulo dan lingkungan
bontoala.
Selain itu kelurahan bontoparang merupakan jasa dan perdagangan yang
mempunyai kontribusi yang sangat besar bagi berjalannya roda ekonomi di
kabupaten gowa. Potensi ekonomi dan sektor jasa dan perdagangan dapat
dilihat dengan tersedianya berbagai sarana dan prasarana perekonomian.
Potensi ekonomi, jasa dan perdagangan di kelurahan ini tidak
disiasiakan. Potensi dapat dimanfaatkan dengan baik kelurahan bontoparang
dan lembaga pemberdayaan masyarakat di kelurahan bontoparang dengan
memfasilitasi beberapa perekrutan tenaga kerja. Usaha yang khas di kelurahan
Bontoparang ini dalam meramaikan roda dunia usaha serta menjadi icon
Kelurahan Bontoparang, usaha pertanian yaitu menanam padi dan perikanan
yaitu menangkap ikan. Potensi lainnya yang menunjang ekonomi
kemasyarakatan seperti terdapatnya Kelompok Usaha Kecil Menengah
(UKM), Kelompok Usaha Bersama, UPPKS dan lain-lainnya.
Salah satu rencana strategi yang merupakan kunci sukses kelurahan
Bontoparang dalam melibatkan partisipasi masyarakat di bidang
pembangunan adalah menumbuhkan kepercayaan masyarakat.

C. Keadaan Demografi
a. Jumlah Penduduk
Berdasarkan data Sensus penduduk tahun 2022 maka jumlah penduduk
Kelurahan Bontoparang adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Jumlah Penduduk Kelurahan Bontoparang

No Lingkungan Jenis Kelamin Jumlah KK


Laki-laki Perempuan
1. Ling. Bontoala 771 806 1.577 537
2. Ling. Ujungbulo 701 814 1.511 414
3. Total: 1.472 1.620 3.092 951
Sumber data : Laporan dari kantor Kelurahan Bontoparang
b. Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan

LURAH
H.SYAHBANDAR, S.SOS

JABATAN
FUNGSIONAL SEKRETARIS
MUH. ABDINUGRAHA
RIDWAN, S.STP

KASI PEMBERDAYAN
KASI KASI KETENTRAMAN
DAN LAYANAN
PEMERINTAHAN DAN KETERTIBAN
MASYARAKAT
HAERUDDIN GAFAR,
HAERUDDIN, SE BASTIAN, SE
S.SOS

KEPALA KEPALA
LINGKUNGAN LINGKUNGAN UJUNG
BONTOALA BULO
MUH SALEH,SE SAFRI SITUJU

Gambar 1. Struktur Organisasi Kelurahan Bontoparang


BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pelaksanaan Program Kerja KKN Tematik


Kegiatan Pelaksanaan Mahasiswa KKN tematik Angkatan 70 UMI
dilaksanakan selama 31 hari dimulai dari tanggal 25 Oktober 2022 sampai
dengan 24 November 2022 yang berlokasi di Kelurahan Bontoparang, Kecamatan
Parangloe, Kabupaten Gowa.

B. Pelaksanaan Kegiatan
Keterlibatan peserta Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas
Muslim Indonesia tahun akademik 2021-2022 dalam pelaksanaan program
kegiatan di Kelurahan Bontoparang meliputi :
1. Mengajar di SD Kelurahan Bontoparang
2. Mengajar di TPA
3. Bakti Sosial Di Fasilitas Umum
4. Membantu Pelayanan Posyandu
5. Pengajian Rutin
6. Penyuluhan Cuci Tangan Di SD
7. Senam Rabu Dengan Ibu PKK
8. Festival Anak Soleh
9. Batas Jalan dan Lingkungan
10. Papan Peringatan
BAB IV

IDENTIFIKASI MASALAH YANG DIHADAPI

A. Identifkasi Permasalahan
Observasi dan orientasi lapangan sebelum dilakukan program kerja
dilakanakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masyarakat kelurahan
bontoparang. Selanjutnya di adakan pertemuan dengan aparat pemerintah
kelurahan, sosialisasi dan koordinasi program kerja kemudian dilakukan
interverensi melalui program kerja yang direncanakan dan disepakati bersama
terhadap masalah-masalah yang di temui atau yang telah ditentukan.
Dari hasil indentifikasi masalah didapatkan beberapa masalah yang ada di
kelurahan bontoparang, diataranya sebagai berikut:
1. Kesulitan beradabtasi dengan lingkungan baru saat awal melakukan KKN-T
2. Kekurangan kendaraan saat beraktivitas melakukan program kerja selama
KKN-T di Kelurahan Bontoparang
3. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan
4. Tidak adanya papan nama jalan dan batas lingkungan.
5. Faktor cuaca yang tidak mendukung

B. Pemecahan Masalah

Langkah awal untuk memudahkan dan mencari penyelesaian terhadap setiap


permasalahan yang ada yaitu dengan mendiskusikan dan mengkonsultasikan
dengan aparat Kelurahan dan tokoh masyarakat untuk mengklasifikasikan
masalah dan mendiskusikannya bersama sehingga diperoleh solusi terbaik sebagai
alternatif pemecahan masalah dan program kerja tersebut dapat berjalan sesuai
dengan harapan yang ada.
Berdasarkan identifikasi masalah yang didapatkan, maka dari itu program
kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut ialah :
1. Memulai dengan berkenalan dengan Kepala Kelurahan dan semua pegawai di
Kantor Kelurahan Bontoparang, bertanya mengenai hal yang tidak diketahui
keapada Sekretaris Kantor Kelurahan Bontoparang dan memulai pembicaraan
dengan warga sekitar agar lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
2. Menggunakan kendaraan pribadi untuk transportasi bepergian dan
menjalankan program kerja di Kelurahan Bontoparang.
3. Mengadakan papan peringatan di beberapa titik di Kelurahan Bontoparang
agar masyarat senantiasa mengingat akan pentingnya menjaga lingkungan.
4. Mengadakan papan penanda jalanan dan batas-batas lingkungan.
5. Menggunakan jas hujan ketika keluar melaksanakan program kerja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pada pengalaman selama melakukan Kuliah Kerja Nyata
Tematik (KKN-T) penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum tujuan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) adalah untuk
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang
telah didapatkan di perkuliahan ke dalam dunia kemasyarakatan yang
sesungguhnya.
2. Penulis dapat megimplementasikan secara langsung Program kerja untuk
warga masyarakat di Kelurahan Bontoparang.
3. Penulis dapat berinteraksi dan bersosialisasi secara langsung dengan warga
masyarakat di Kelurahan Bontoparang.
4. Penulis dapat lebih menyadari pentingnya disiplin, tanggung jawab serta
kejujuran dalam menjalankan program kerja bersama teman-teman kelompok
lainnya.

B. Saran
Berdasarkan pengalaman saat menjalankan kegiatan KKN-T, penulis dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Penulis menyarankan agar kedepannya mahasiswa yang akan KKN-T di
Kelurahan Bontoparang agar dapat lebih diarahkan lagi mengenai profil
Kelurahan Bontoparang, struktur organisasi Kelurahan Bontoparang, mencari
tahu lebih awal ketua-ketua RT & RW setempat, dan sekolah-sekolah maupun
masjid di Kelurahan Bontoparang
2. Sebelum melakukan kuliah kerja nyata yang di tempatkan di Kelurahan
Bontoparang diharapkan kepada setiap mahasiwa agar betul-betul
mempersiapkan diri baik fisik maupun mental serta dilandasi dengan pola
pikir yang intelektual dalam memasuki dunia baru yang jauh berbeda dengan
dunia kampus.
LAMPIRAN

Penerimaan dan Penyambutan


Mahasiswa KKN UMI

Membersihkan Halaman Depan


Kantor Kelurahan Bontoparang

Rapat pembahasan proker


Observasi dan Kunjungan di
Sekolah

Mengikuti Upacara Bendera


Peringatan Hari Pahlawan

Gotong royong bersama warga,


menanam rumput di lapangan
Seminar Program Kerja

Mengajar di SDI Bontosunggu

Mengajar di SDN Bontoparang


Mengajar di MI Ujung Bulo

Mengajar di SDI Bujjulu

Senam Pagi bersama Ibu PKK


Mengajar TPA Attaqwa

Mengajar TPA An-ni’ma

Mengajar TPA Jabal Nur


Jumat Ibadah di SD Bontoparang

Membersihkan di halaman posko

Rapat evaluasi
Silaturahmi Rektor UMI bersama
rombongan

Pembuatan nama papan jalan

Pembuatan nama papan jalan


Pembuatan Tempat sampah

Pemasangan papan nama jalan

Pemasangan papan nama jalan


Jalan-jalan ke bendungan bili-bili

Membantu pelayanan di posyandu

Bakti sosial di masjd


Penyuluhan cuci tangan di SD

Membersihkan di kantor kelurahan

Memperingati hari jadi gowa


Lomba Festival anak Shaleh

Jalan-jalan ke jungle camp

Malam ramahtamah
Penyerahan cendra mata kepada
kantor kelurahan

Penarikan mahasiswa KKN

Anda mungkin juga menyukai