Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH POSISI PRONASI PADA BAYI PREMATUR YANG TERPASANG CPAP

TERHADAP STATUS HEMODINAMIK DI RUANG NICU RS AN-NISA TANGERANG


TAHUN 2020

Liana Oktariani, Ria Setia Sari, Febi Ratna Sari


STIKes Yatsi Tangerang, Banten, Indonesia
Email : oktarianilian@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Tanggal diterima: 2 September Bayi premature dapat diartikan sebagai bayi lahir hidup
2020 sebelum usia kehamilan 37 minggu dihitung dari hari
Tanggal revisi: 10 September pertama haid terakhir tanpa mempertimbangkan berat badan
2020 lahir. Kegawatan yang sering terjadi pada bayi premature
Tanggal yang diterima: 15 pada masa awal kelahirannya adalah Respiratory Distress
September 2020 Syndome. Kegawatan saluran nafas yang terjadi pada
Kata kunci: neonatus dapat menyebabkan bayi mengalami henti nafas
Posisi pronasi, bayi premature, sampai dengan kematian. Dengan adanya masalah ini
CPAP sehingga beresiko meningkatkan angka kesakitan
(morbititas) dan angka kematian (mortalitas) pada neonatus
sehingga dibutukan suatu alat bantu pendukung pernapasan
baik ventilasi mekanik maupun Continous Positive Airway
Pressure (CPAP. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh pemberian posisi prone terhadap bayi premature
yang terpasang CPAP. Rancangan penelitian ini adalah
menggunakan quasi eksperimental dengan design one group
pretest-post test yang melibatkan satu kelompok subjek.
Sampel penelitian sebanyak 30 bayi premtur yang dirawat
di Ruang NICU RS AN-NISA Tangerang. Hasil penelitian
dianalisis menggunakan Paired t- test yang menunjukkan
adanya pengaruh posisi pronasi terhadap bayi premature
yang terpasang CPAP di Ruang NICU RS AN-NISA
Tangerang dengan nilai p value (0,000) < p 0,05.

Pendahuluan kematian, dengan adanya masalah ini sehingga


Bayi baru lahir atau disebut juga dengan beresiko meningkatkan angka kesakitan
neonatus adalah periode yang berlangsung sejak (morbititas) dan angka kematian (mortalitas) pada
bayi lahir sampai usia 28 hari. Bayi baru lahir neonatus (Kosim, 2014).
normal adalah bayi yang lahir pada usia Pada bayi yang dilahirkan dengan distress
kehamilan 38-41 minggu dengan rata-rata berat pernapasan dibutukan suatu alat bantu pendukung
badan lahir 2.700 gram sampai 4.000 gram, pernapasan baik ventilasi mekanik maupun
panjang badan 48 cm sampai 53 cm, dan lingkar Continous Positive Airway Pressure (CPAP).
kepala 33 cm sampai 35 cm (Potter & Perry, Selain membutuhkan alat bantu pendukung
2009). pernapasan seperti ventilasi mekanik dan CPAP,
Kegawatan yang sering terjadi pada bayi di bayi dengan distress pernapasan juga memerlukan
masa awal kelahirannya adalah Respiratory intervensi pendukung yang harus dilakukan untuk
Distress Syndome. Kegawatanan saluran nafas mendukung peningkatan status oksigenasi bayi
yang terjadi pada neonatus dapat menyebabkan tersebut salah satunya dengan pengaturan posisi
bayi mengalami henti nafas sampai dengan
tubuh saat bayi menggunakan alat bantu CPAP bahwa dari 30 responden bayi prematur
salah satunya adalah posisi pronasi. mempunyai usia kehamilan extremely
Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin premature (24-30 minggu) sebanyak 15
memaparkan bagaimana gambaran dari analisa responden (50%) dan usia kehamilan
Pengaruh posisi pronasi pada bayi premature yang moderately premature (31-36 minggu)
terpasang CPAP terhadap status hemodinamik di sebanyak 15 responden (50%), serta berat
ruang NICU RS AN-NISA Tangerang. badan bayi premature dengan katagori
BBLASR (< 1000 gram) sebanyak 1
Metode Penelitian responden (3,33%), berat badan bayi katagori
Penelitian ini menggunakan metode Quasy BBLSR (1000-1500 gram) sebanyak 9
Eksperimen dengan pendekatan one group responden (30%) dan untuk berat badan
pretest–posttest design (Sugiyono, 2014) dimana BBLR (< 2500 gram) sebanyak 20 responden
peneliti mendeskripsikan tentang bagaimana (66,67%).
pengaruh sebelum dan sesudah posisi pronasi Dari hasil penelitian diketahui bahwa
terhadap bayi premature yang terpasang CPAP di dari 30 responden bayi prematur memiliki
Ruang NICU RS An-Nisa Tangerang. usia kehamilan kurang dari 37 minggu, yang
artinya penelitian ini dalam usia kehamilan
Hasil dan Pembahasan bayi premature sejalan dengan teori World
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni- Health Organization (WHO), bayi premature
Juli 2020 dengan responden sebanyak 30 bayi adalah bayi lahir hidup sebelum usia
prematur. Penelitian ini bertujuan untuk kehamilan 37 minggu dihitung dari hari
mengetahui adakah pengaruh posisi pronasi pada pertama haid terakhir.
bayi prematur yang terpasang CPAP terhadap Penelitian ini juga sejalan oleh teori
status hemodinamik di ruang NICU RS An-Nisa bayi lahir premature menurut Wong, et all,
Tangerang. (2011) adalah bayi yang lahir sebelum usia
Tabel 5.1 gestasi 37 minggu tanpa mempertimbangkan
Karakteristik Bayi Prematur di Ruang berat badan lahir bayi.
NICU RS An-Nisa Tangerang
Tabel 5.2
No Karakteristik Status Hemodinamik Bayi Prematur
Frekuensi %
Responden Sebelum di Lakukan Posisi Pronasi
1 Usia Kehamilan Di Ruang NICU RS An-Nisa
Extremely Tangerang
Premature 15 50
(24-30 minggu) Variabel Sd. Minimal -
Mean
Moderately Dev Maksimal
Premature 15 50 Frekuensi
73,97 5,881 65-85
(31-36 minggu) Napas
2 Berat Badan Frekuensi
162,60 7,614 148-178
BBLASR Nadi
(<1000 gram) Saturasi
1 3,33 94,00 1,114 92-96
BBLSR Oksigen
9 30
(1000-1500 Frekuensi
36,717 0.0950 36,5-36,9
gram) Suhu
BBLR
20 66,67
(< 2500 gram) Berdasarkan tabel 5.2 diatas, didapatkan
Total 30 100,0 skor status hemodinamik pada bayi prematur
sebelum dilakukannya posisi pronasi
Dari hasil penelitian diatas diketahui mendapatkan hasil rata-rata frekuensi napas
73,97, kali per menit, standar deviasi 5,881, dan penelitian yang diperoleh adalah adanya pengaruh
skor terendah 65 kali per menit serta skor tertinggi posisi pronasi pada bayi prematur yang terpasang
85 kali per menit. Skor frekuensi nadi dengan CPAP terhadap status hemodinamik di ruang
rata-rata 162,60 kali per menit, standar deviasi NICU RS An-Nisa Tangerang.
7,614, dan skor terendah 148 kali per menit serta Penelitian ini sejalan dengan teori Maynard
skor tertinggi 178 kali per menit. Skor frekuensi & Bignall (2012) menyatakan bahwa posisi
saturasi oksigen dengan rata-rata 94,00 %, standar pronasi dapat memperbaiki jumlah tidal paru,
deviasi 1,114, dan skor terendah 92% serta skor membantu perkembangan paru sehingga
tertinggi 96%. Selanjutnya skor frekuensi suhu diharapkan pernafasan bayi menjadi lebih teratur.
dengan rata-rata 36,717 derajat celcius, standar Penelitian ini juga sesuai dengan teori Utario,
deviasi 0,0950 dan untuk skor terendah 36,5 Rustina, dan Waluyanti, pada tahun 2017 bahwa
derajat celcius serta skor tertinggi 36,9 derajat posisi prone meningkatkan oksigenasi pada bayi
celcius. prematur dengan continuous positive airway
Tabel 5.3 pressure (CPAP). Kondisi ini didukung dengan
Status Hemodinamik Bayi Prematur peningkatan rasio ventilation dan peningkatan
Sesudah di Lakukannya Posisi stabilistas pernafasan ketika bayi prematur
Pronasi Di Ruang NICU RS An-Nisa diposisikan prone.
Tangerang
Variabel Minimal- Kesimpulan
Mean SD Dev Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian
Maksimal
Frekuensi mengenai pengaruh pemberian posisi prone pada
69,50 4,516 63-79 bayi premature yang terpasang CPAP terhadap
Napas
status hemodinamik di Ruang NICU RS An-Nisa
Frekuensi
144,87 7,660 130-157 Tangerang, maka dapat disimpulkan bahwa:
Nadi
Saturasi 1. Penelitian ini dilakukan pada 30 responden
96,87 1,074 95-99
Oksigen bayi premature yang lahir dengan usia
Frekuensi kehamilan dibawah 37 minggu. 30
36,827 0,907 36,7-37
Suhu responden tersebut memenuhi kriteria bayi
premature yang dapat dijadikan sebagai
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan rata- responden penelitian diantara bayi tersebut
rata skor frekuensi pernapasan sesudah menggunakan CPAP dengan frekuensi
dilakukannya posisi pronasi adalah 69,50 kali per pernafasan diatas 60 x/menit, terdapat
menit, standar deviasi 4,516, skor terendah 63 retraksi dada, tangis merintih saat lahir, serta
kali per menit dan skor tertinggi 79 kali per menit. down score bayi diatas 1
Rata-rata skor frekuensi nadi sesudah pemberian 2. Skor status hemodinamik pada bayi
posisi pronasi sebesar 144,87 kali per menit, prematur sebelum diberikan intervensi posisi
standar deviasi 7,660 ,dan untuk skor terendah pronasi terjadi takipnea dan takikardia.
130 kali per menit serta skor tertinggi 157 kali 3. Skor status hemodinamik pada bayi
per menit . Rata-rata skor saturasi oksigen sesudah prematur sesudah diberikan intervansiprosisi
dilakukannya posisi pronasi 96,87%, standar pronasi terjadi penurunan frekuensi nafas
deviasi 1,074, skor terendah 95% dan untuk skor walaupun belum dalam batas normal.
teringgi 99%. Skor frekuensi suhu rata-rata 36,827 Terjadi penurunan frekuensi nadi dalam
derajat celcius, standar deviasi 0,907, skor batas normal dan peningkatan yang cukup
terendah 36,7 derajat celcius dan untuk skor baik pada status saturasi oksigen serta terjadi
tertinggi 37 derajat celcius. peningkatan suhu tubuh.
Berdasarkan dari hasil analisa diatas, secara
statistik terdapat perbedaan yang bermakna
sebelum diberikan intervensi dan sesudah BIBILIOGRAFI
intervensi pemberian posisi pronasi. Dan hasil Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2019Metode Penelitian Kuantitatif


Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif


Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Copyright holder:
Liana Oktariani, Ria Setia Sari, Febi Ratna Sari (2020)

First publication right:


Jurnal Health Sains

This article is licensed under:

Anda mungkin juga menyukai