Anda di halaman 1dari 3

Nama : Chrisanti Naibobe

Nim : 2104551063

Kelas : B/ Reguler Pagi

Soal :

1. Analisis pendapat Romli Atmasasmita terkait ciri pendekatan sistem peradilan

pidana berdasarkan hukum pidana materiil, formil dan hukum acara pidana!

Jawab :

Romli Atmasasmita berpendapat ada beberapa ciri pendekatan sistem dalam peradilan

pidana yakni :

a. Titik berat pada koordinasi dan sinkronisasi komponen peradilan pidana

(kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lembaga pemasyarakatan).

b. Pengawasan dan pengendalian penggunaan kekuasaan oleh komponen peradilan

pidana.

c. Efektifitas sistim penanggulangan kejahatan lebih utama dari efisiensi

penyelesaian perkara.

d. Penggunaan hukum sebagai instrumen untuk memantapkan “The

administration of justice”

Komponen sistem peradilan pidana sebagai salah satu pendukung atau instrumen

dari suatu kebijakan kriminal, termasuk pembuat undang- undang. Komponen-

komponen dalam sistem peradilan pidana baik dalam perspektif pengetahuan

mengenai kebijakan kriminal (Criminal Policy) maupun dalam praktek penegakan

hukum dalam hukum pidana terdiri dari : unsur Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan

dan Lembaga Pemasyarakatan. Instansi-instansi tersebut masing-masing

menetapkan hukum dalam bidang dan wewenangnya. Pandangan penyelenggaran

tata hukum pidana demikian itu disebut model kemudi (stuur model). Terkait
dalam hal ini adalah bagian-bagian dari kegiatan dalam rangka penegakan hukum,

atau dalam suasana kriminologi disebut “crime control” suatu prinsip dalam

penanggulangan kejahatan ini ialah bahwa tindakan-tindakan itu harus sesuai

dengan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

Menurut Romli Atmasasmita, istilah sistem peradilan pidana atau criminal

justice system(SPP) kini telah menjadi istilah yang berarti mekanisme operasi

internal Penanggulangan kejahatan dengan pendekatan sistem dasar, sehingga

kriminalitas Sistem hukum merupakan mekanisme yang efektif untuk memerangi

kejahata dengan pendekatan sistematis. Pendekatan sistem yang dimaksud adalah

itu Penanggulangan kejahatan dilaksanakan melalui pelibatan subsistem entitas

yang terhubung dan berinteraksi antar subsistem. Polisi, kejaksaan, pengadilan dan

institusi ditangani oleh sistem ini Patch adalah subsistem yang terhubung satu sama

lain saat runtime

tugas dan tugas. Romli Atmasasmita juga memaparkan sistem peradilan pidana

dari sudut pandangnya keterkaitan dan keterkaitan lembaga-lembaga

penyelenggara negara yang pada hakekatnya masih ada

termasuk dalam ruang lingkup hukum administrasi nasional. Oleh karena itu

pemahaman ini menunjukkan bahwa masalahnya adalah sistem peradilan pidana

(SSP) atau sistem peradilan pidana dasarnya penelitian akademik di luar ranah

peradilan pidana itu sendiri, yaitu Hukum pidana tidak dapat dipisahkan dalam

pembentukan sistem peradilan pidana bidang hukum lainnya, seperti hukum

administrasi negara, hukum tata negara, dll

ilmu-ilmu sosial lainnya. Padahal, mereka ahli dalam hukum pidana

membatasi diri untuk tidak terlalu banyak merambah bidang hukum selain hukum

pidana. Bidang hukum tata negara, hukum administrasi negara dan ilmu sosial
digunakan sebagai ilmu jembatan untuk menjelaskan dan memecahkan masalah

yang muncu Menurut Romli Atmasasmita, istilah sistem peradilan pidana atau

criminal justice system (SPP) kini telah menjadi istilah yang berarti mekanisme

operasi internal Penanggulangan kejahatan dengan pendekatan sistem dasar,

sehingga kriminalitas Sistem hukum merupakan mekanisme yang efektif untuk

memerangi kejahatan dengan pendekatan sistematis. Pendekatan sistem yang

dimaksud adalah itu Penanggulangan kejahatan dilaksanakan melalui pelibatan

subsistem entitas yang terhubung dan berinteraksi antar subsistem. Polisi,

kejaksaan, pengadilan dan institusi ditangani oleh sistem ini

Patch adalah subsistem yang terhubung satu sama lain saat runtime

tugas dan tugas.

Romli Atmasasmita juga memaparkan sistem peradilan pidana dari sudut

pandangnya keterkaitan dan keterkaitan lembaga-lembaga penyelenggara negara

yang pada hakekatnya masih ada termasuk dalam ruang lingkup hukum

administrasi nasional. Oleh karena itu pemahaman ini menunjukkan bahwa

masalahnya adalah sistem peradilan pidana (SSP) atau sistem peradilan pidana

dasarnya penelitian akademik di luar ranah peradilan pidana itu sendiri, yaitu

Hukum pidana tidak dapat dipisahkan dalam pembentukan sistem peradilan pidana

bidang hukum lainnya, seperti hukum administrasi negara, hukum tata negara, dll

ilmu-ilmu sosial lainnya. Padahal, mereka ahli dalam hukum pidanamembatasi diri

dari penetrasi terlalu jauh ke dalam bidang hukum selain hukum pidana. Bidang

hukum tata negara, hukum administrasi negara dan ilmu sosial digunakan sebagai

ilmu jembatan untuk menjelaskan dan memecahkan masalah yang muncul proses

pidana yang sedang berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai