Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH GEOLOGI MEDIK

Pencemaran Logam Berat Besi (Fe) dalam Aktivitas Geologi dan


Dampaknya Terhadap Kesehatan

KELOMPOK 1
Jayanti Rauf (471 419 021)
Hafipa Yenayo (471 419 028)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan Rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah sebagai
tugas Mata Kuliah Geologi Medik ini, ucapan terima kasih kami sampaikan pada
semua penulis yang tulisannya menjadi bahan acuan kami untuk memperkaya
khasanah ilimu di dalam makalah ini.
Makalah ini dibuat dengan harapan mampu menambah pengetahuan
tentang Logam Berat Besi (Fe) dalam aktivitas Geologi dan Dampaknya terhadap
kesehatan. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai ilmu Geologi Medik
khususnya Logam Berat Besi (Fe).
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami sendiri, lingkup Program
Studi Teknik Geologi, maupun orang yang membacanya.
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN........................................................................................3


A. Logam Berat Besi (Fe)..................................................................................3

B. Keterdapatan Logam Berat Besi (Fe) di Alam..............................................3

C. Logam Berat Besi (Fe) dalam Aktivitas Geologi dan Penggunaannya........3

D. Bahaya Pencemaran Logam Berat Besi (Fe) Terhadap Kesehatan...............4

E. Aturan Batas Ambang Logam Berat Besi (Fe) berdasarkan Sumber Hukum
Republik Indonesia..............................................................................................5

F. Kasus pencemaran Logam Berat Besi (Fe) di Indonesia..............................5

G. Pencegahan dan penanggulangan pencemaran Logam Berat Besi (Fe).......6

BAB III. PENUTUP................................................................................................7


A. Saran..............................................................................................................7

B. Kesimpulan...................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencemaran lingkungan dari logam berat semakin menjadi masalah dan
menjadi perhatian besar karena efek buruk yang ditimbulkannya di seluruh dunia.
Polutan anorganik ini dibuang ke perairan, tanah, dan atmosfer melalui aktivitas
Geologi seperti penambangan logam yang berkembang pesat dengan pembuangan
limbah yang tidak tepat (Briffa dkk, 2020).
Logam berat (heavy metal) berbeda dengan logam biasa lainnya, logam
berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada organisme khusunya manusia.
Dapat dikatakan bahwa hampir semua logam berat dapat menjadi racun yang akan
meracuni tubuh makhluk hidup apabila kadarnya melebihi batas normal yang
mampu ditahan oleh sistem tubuh manusia. Contoh logam berat yang berbahaya
adalah merkuri (Hg), kadmium (Cd), timah hitam (Pb), dan khrom (Cr) (Thomas,
2011). Namun demikian, meski semua logam berat dapat menyebabkan keracunan
pada makhluk hidup, sebagian dari logam-logam berat tersebut bersifat esensial
yang tetap dibutuhkan oleh makhluk hidup contohnya seperti Besi (Fe) (Palar,
1994).
Beberapa logam berat mempengaruhi fungsi biologis dan pertumbuhan,
apabila terakumulasi dalam satu atau lebih organ yang berbeda dan menyebabkan
banyak penyakit serius seperti keracunan, kanker, sesak nafas, cacat lahir,
hepatitis insomnia dan lain sebagainya (Supriyantini & Endrawati, 2015).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Logam Berat Besi (Fe)?
2. Dimana saja keterdapatan Logam Berat Besi (Fe) di Alam?
3. Bagaimana Logam Berat Besi (Fe) dalam aktivitas Geologi dan
penggunaannya?
4. Bagaimana bahaya pencemaran Logam Berat Besi (Fe) terhadap
Kesehatan?

1
5. Bagaimana aturan Batas Ambang Logam Berat Besi (Fe) berdasarkan
Sumber Hukum Republik Indonesia?
6. Apa saja kasus pencemaran Logam Berat Besi (Fe) di Indonesia?
7. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan pencemaran unsur Besi
(Fe)?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Logam Berat Besi (Fe)
2. Mengetahui keterdapatan Logam Berat Besi (Fe) di Alam
3. Mengetahui Logam Berat Besi (Fe) dalam aktivitas Geologi dan
penggunaannya?
4. Mengetahui pencemaran Logam Berat Besi (Fe) terhadap Kesehatan
5. Mengetahui aturan batas ambang unsur Besi (Fe) berdasarkan Sumber
Hukum Republik Indonesia
6. Mengetahui kasus pencemaran Logam Berat Besi (Fe) di Indonesia
7. Mengetahui pencegahan dan penanggulangan pencemaran Logam Berat
Besi (Fe)

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Logam Berat Besi (Fe)


Logam berat Besi (Fe) adalah salah satu logam essensial yang
keberadaannya dalam jumlah tertentu dibutuhkan oleh makhluk hidup, namun
dengan konsentrasi dengan jumlah melebihi ambang batas normal, maka akan
menimbulkan efek toksik atau racun. Bagi manusia, kandungan logam Fe
berlebihan apabaila terkonsumsi maka akan menimbulkan gangguan kesehatan
seperti keracunan, kerusakan usus, radang pada sendi dan sebagainya.
Berdasarkan definisi tersebut dapat dirumuskan bahwa logam berat Besi
(Fe) merupakan salah satu logam berat yang banyak terdapat di bumi bahkan
disekitar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari bahkan pada proses tumbuh
kembang Besi sering dijumpai dan dibutuhkan. Namun, dengan jumlah diatas
ambang batas aman atau melebihi tingkat toleransi tubuh terhadap kandungan
Besi tersebut, Besi dapat menjadi toksik atau racun yang justru menimbulkan
gangguan kesehatan bagi manusia (Supriyantini & Endrawati, 2015).

B. Keterdapatan Logam Berat Besi (Fe) di Alam


Besi (Fe) merupakan salah satu unsur utama pembentuk kerak Bumi
bersama Oksigen, Silikon, Alumunium, Kalsium, Natrium, Kalium, dan
Magnesium dengan kandungan sebesar 5.6%. Unsur Besi tersebar luas dalam
kerak bumi yang membentuk banyak mineral, dari jumlah ini hanya 5 macam
mineral bijih Besi seperti hematit (Fe2O3), magnetit (Fe2O4), pirit (FeS2), siderite
(FeCO3), dan limonit (2Fe2O3.3H2O). Sumber zat Besi utama adalah hati serta
daging, kuning telur, kacang –kacangan, dan sayuran hijau yang merupakan
sumber zat Besi yang tersedia alam. (Prasetyanto, 2008).

C. Logam Berat Besi (Fe) dalam Aktivitas Geologi dan Penggunaannya


Besi merupakan logam kedua yang paling banyak di bumi ini. Karakter
dari endapan Besi ini bisa berupa endapan logam yang berdiri sendiri namun

3
seringkali ditemukan berasosiasi dengan mineral logam lainnya. Selain itu pasir
Besi sebagai salah satu bahan baku utama dalam industri baja dan industri alat
berat lainnya di Indonesia, keberadaannya akhir-akhir ini memiliki peranan yang
sangat penting. Berbagai permintaan dari berbagai pihak meningkat cukup tajam.
Berdasarkan kejadiannya endapan Besi dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis.
Pertama endapan Besi primer, terjadi karena proses hidrotermal, kedua endapan
Besi laterit terbentuk akibat proses pelapukan, dan ketiga endapan pasir Besi
terbentuk karena proses rombakan dan sedimenasi secara kimia dan fisika. Dari
mineral-mineral bijih Besi, magnetit adalah mineral dengan kandungan Fe paling
tinggi, tetapi terdapat dalam jumlah kecil. Sementara hematit merupakan mineral
bijih utama yang dibutuhkan dalam industri Besi. Mineral-mineral pembawa Besi
dengan nilai ekonomis dengan susunan kimia, endapan Besi yang berharga dalam
geologi ekonomis umumnya berupa magnetite (Fe3O4), hematite (Fe2O3),
limonite (FeO(OH)nH2O), siderite (FeCO3). Kadang kala dapat berupa mineral:
Pirit, Pirotit, Marcasit, dan Chamosit, Pembentukan genetik endapan primer
mineral besi berkaitan dengan proses endogen yaitu magmatik, pirometasomatik,
dan hidrotermal, sedangkan endapan sekunder mineral besi berkaitan dengan
proses eksogen yaitu sedimentasi, diagenesis dan pelapukan. Mineralisasi endapan
mineral besi oleh proses hidrotermal dapat terbentuk berupa pods, lenses dan urat-
urat (veins), dicirikan dengan dominan hadirnya mineral magnetit, dan hematit,
serta sedikit pirit dan kalkopirit, yang menempati batuan volkanik dan batuan
beku terbreksikan (Andriansyah, 2019).

D. Bahaya Pencemaran Logam Berat Besi (Fe) Terhadap Kesehatan


Kandungan unsur Besi dalam tubuh manusia memiliki banyak manfaat
bagi Kesehatan. Zat Besi sangat penting dalam membuat hemoglobin, protein
dalam sel darah merah. Sel darah merah ini membantu membawa oksigen ke
seluruh tubuh manusia. Namun selayaknya unsur logam berat lainnya, apabila
konsentrasi unsur Besi melebihi batas ambang yang bisa ditolerir oleh tubuh
manusia, hal ini dapat menyebabkan kerusakan dan berbahaya bagi kesehatan
manusia. Kelebihan unsur Besi dapat menimbulkan efek racun yang menyebabkan

4
keracunan, kerusakan usus, muntah, kematian mendadak, penuaan dini, cacat
lahir, gusi berdarah, kanker hematologi, sembelit, diabetes, sirosis, ginjal, diare,
pusing, mudah lelah, hipertensi, hepatitis, insomnia (Parulian, 2009).

E. Aturan Batas Ambang Logam Berat Besi (Fe) berdasarkan Sumber


Hukum Republik Indonesia
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 22 Tahun
2021 dalam baku mutu air sungai, danau, dan sejenisnya nilai kadar batas ambang
Logam Berat Besi (Fe) pada air yaitu sebesar 0.3 ppm, sedangkan ambang batas
kandungan Logam Berat Besi dalam tanah sebesar 4.5 ppm. Untuk air minum,
berdasarkan standar Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun
2002, konsentrasi Besi (Fe) tidak boleh lebih dari 0.3mg/l.

F. Kasus pencemaran Logam Berat Besi (Fe) di Indonesia


Pencemaran Logam Berat Besi (Fe) di lingkungan umumnya berasal dari
aktivitas Geologi yaitu pertambangan, pencemaran ini berkaitan dengan Acid
Mine Drainage (AMD) atau Air Asam Tambang (AAT). Air Asam Tambang
memiliki pH yang rendah dan mengandung logam-logam berat termasuk Besi (Fe)
dengan konsentrasi tinggi, sehingga dapat merusak lingkungan dan berpengaruh
buruk terhadap kesehatan manusia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dkk, (2015) yang
membahas mengenai Analisis Logam Berat Besi (Fe) pada Limbah Tambang
Batubara di Riau ditemukan bahwa Logam Berat Besi (Fe) telah melewati kadar
baku mutu dimana keterdapatan senyawa Besi dalam limbah cair pertambangan
dapat berubah menjadi asam. Air Asam Tambang yang mengandung Besi ini
diketahui telah mencemari sumur penduduk di sekitar Tambang Batubara tersebut.
Hampir sama seperti penelitian yang disebutkan sebelumnya, penelitian
yang dilakukan oleh Kiswanto dkk, (2020) mengenai Analisis Logam Berat Besi
(Fe) pada Limbah Tambang Batubara di Aceh Barat ditemukan bahwa Besi
bersama Mangan dan Cadmiun yang terdapat dalam limbah cair asam batubara
yang dihasilkan dari proses pencucian batubara telah mencemari sungai di sekitar

5
area pertambangan. Dimana kandungan Besi (Fe) pada badan sungai telah
melebihi nilai ambang batas yang diperbolehkan pada PP No. 22 Tahun 2021
Berdasarkan dua penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya
pencemaran Logam Berat Besi (Fe) melalui aktivitas Geologi yaitu penambangan
(pengambilan sumber daya geologi ekonomis dari dalam bumi). Namun demikian,
belum ada jurnal yang membahas secara spesifik terkait pencemaran Logam Berat
Besi (Fe) terhadap kesehatan masyarakat yang terdampak.

G. Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Logam Berat Besi (Fe)


Besi (Fe) merupakan salah satu logam berat, yang dimana logam berat
memiliki sifat yang tidak dapat terdegradasi dan dapat terakumulasi kadarnya di
alam. Oleh sebabnya, sejauh ini belum ada cara maupun upaya yang dapat
menghilangkan keterdapatan logam berat di alam. Meski demikian, masih ada
upaya yang bisa dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan pencemaran
Logam Berat Besi (Fe) yaitu dengan menurunkan konsentrasi unsur logam
beratnya.
Pencemaran Logam Berat Besi (Fe) akibat aktivitas geologi pertambangan
dapat diminimalisir melalui sistem pengolahan air limbah menggunakan metode
pengendalian aktif. Dimana dilakukan penetralan pH dengan mencampurkan
Kalsium Hiroksida (CaOH) ke Air Asam Tambang yang ada pada kolam
pengendapan sebelum dialirkan masuk ke badan sungai (Subardja, 2007).
Untuk meminimalisir hasil polutan dari aktivitas pertambangan juga dapat
dilakukan dengan sistem yang agronomis, teknis/mekanis, dan kemis yaitu dengan
menghindari kontak langsung antara Mineral Sulfida (yang apabila bereaksi
dengan oksidan dan air dapat membentuk air asam tambang) dengan udara dan air
(Marganingrum & Noviardi, 2010).

6
BAB III
PENUTUP

A. Saran
Pencemaran logam berat khususnya Besi (Fe) perlu diperhatikan secara
serius, karena mengingat akan timbulnya akibat buruk bagi keseimbangan
lingkungan hidup dan perlu adanya penelitian lanjutan tentang kandungan logam
berat Besi yang mencemarkan lingkungan berakibat pada kesehatan manusia.

B. Kesimpulan
Berdasarkan makalah di atas dapat kita simpulkan bahwa:
1. Logam berat Besi (Fe) merupakan logam berat yang menjadi salah satu
unsur pembentuk kerak bumi yang dibutuhkan oleh makhluk hidup
dalam jumlah yang tidak melebihi batas normal, karena konsentrasi
dengan jumlah melebihi ambang batas normal akan menimbulkan efek
toksik atau racun yang telah diatur berdasarkan standar Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2002, konsentrasi Besi
(Fe) tidak boleh lebih dari 0.3mg/l.
2. Endapan Besi yang memiliki nilai ekonomis umumnya berupa magnetite
(Fe3O4), hematite (Fe2O3), limonite (FeO(OH)nH2O), siderite (FeCO3).
3. Kelebihan unsur Besi dalam tubuh dapat menyebabkan keracunan,
kerusakan usus, muntah, kematian mendadak, penuaan dini, cacat lahir,
gusi berdarah, kanker hematologi, sembelit, diabetes, sirosis ginjal diare,
pusing, mudah lelah, hipertensi, hepatitis, insomnia.
4. Pencemaran Logam Berat Besi (Fe) terjadi akibat adanya aktivitas
penambangan (pengambilan sumber daya geologi ekonomis dari dalam
bumi). upaya yang bisa dilakukan untuk pencegahan dan
penanggulangan pencemaran Logam Berat Besi (Fe) yaitu hanya dengan
menurunkan konsentrasi unsur logam beratnya, karena logam berat.

7
DAFTAR PUSTAKA
Andriansyah, R. (2019). Model Genesa Endapan Besi di Kecamatan
Kendawangan, Ketapang, Kalimantan Barat. J. Appl. Sci. 1(2), 41–49.
Briffa, J., Sinagra, E., & Blundell, R. (2020). Heavy metal pollution in the
environment and their toxicological effects on humans. Heliyo. 6(9), 1-26.
Keputusan Menteri Kesehatan. (2022). Syarat-syarat dan Pengawasan Kuantitas
Air Minum. KepMenKes RI No. 907/MENKES/SL/VII/2002.
Kiswanto, K., Wintah, W., & Rahayu, N. L. (2020). Analisis Logam Berat (MN,
FE, CD), Sianida dan Nitrit pada Air Asam Tambang Batu Bara. Jurnal
Litbang Kota Pekalongan, 18(1), 20-26
Kurniawan, F., Hanifah, T.A., & Bali, S. (2015). Analisis Logam (Fe, Pb), Nitrat
(No3-), dan Sulfida (S2-) pada Limbah Tambang Batubara PT. Tri Bakti
Sarimas di Desa Pangkalan Kuansing. JOM FMIPA, 2(1), 212-221.
Marganingrum, D., & Noviardi, R. (2010). Pencemaran Air dan Tanah di
Kawasan Pertambangan Batubara PT. Berau Coal, Kalimantan Timur.
Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan, 20(1), 11-20.
Palar, H. (1994). Pencemaran & Toksiologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.
Parulian, A. (2009). Monitoring dan Analisis Kadar Aluminium (Al) dan Besi
(Fe) Pada Pengolahan Air Minum PDAM Tirtanadi Sunggal. Medan:
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. (2021). Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021.
Putranto, Thomas. (2011). Pencemaran Logam Berat Merkuri (Hg) Pada Airtanah.
Teknik, 32(1), 62-71.
Subardja, A. (2007). Pemulihan Kualitas Lingkungan Penambangan Batubara:
Karakterisasi dan Pengendalian Air Asam Tambang di Berau. Laporan
Teknis Proyek DIPA Puslit Geoteknologi – LIPI TA 2007.
Supriyantini, E., & Endrawati, H. (2015). Kandungan Logam Berat Besi (Fe)
Pada Air, Sedimen, dan Kerang Hijau (Perna viridis) Di Perairan Tanjung
Emas Semarang. Jurnal Kelautan Tropis, 18(1), 38–45.

Anda mungkin juga menyukai