Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK II FASILITATOR

OLEH MAHMUD KURDI HUSAINI


ZULKIFLY HAYOTO,ST PENGAJAR PRAKTIK
TUSLIKAH,SAG SPDI RAMLI & BETHY
YULCE PHILIPS,SPD
PANDUAN
INTERAKSI GURU DAN MURID

Guru Berperan Sebagi Manejer

Guru Berperan Menjadi Teladan


Pada Pembentukan disiplin Murid

Guru Melakukan Survey Kebutuhan


Murid

Guru dan Murid berdiskusi bersama


Merancang kesepakatan kelas Untuk
membangun Budaya Positif
Guru dan Murid Bersamamurid
melaksanakan hasil kesepakatan
kelas Penuh Komintmen dan tanggung
Jawab

Guru dan Murid Melakukan refleksi


secara berkala
Guru dan Murid Mendatangani Hasil
Kesepakatan Kelas
PENARAPAN BUDAYA POSITIF DI
SEKOLAH

budaya positif
dalam bentuk
kesepakatan kelas

Di zaman sekarang ini,fenomena krisis karakter yang muncul di negeri ini


semakin mengkhawatirkan,hal ini di sebabkan karena sebagian besar dari
generasi muda sekarang mengikuti tren budaya dari luar tanpa mengkaji ulang
terlebih dahulu.
Kemajuan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak terhadap
perkembangan karakter anak untuk itu,kita sebagai pendidik perlu menerapkan
kembali budaya positif pada anak dilingkungan sekolah agar nantinya mereka
mampu menyaring dampak positif/negative .
Banyak guru yang munhkinmenemukan bahwa budaya positif di sekolah
seringkali masih di abaikan, padahal banyak diantara kita juga mamahami
bahwa dengan memelihara budaya sekolah yang positif maka tidak hanya visi
dan misi sekolah saja yang bias terwujud malainkan juga tujuan Pendidikan
Indonesia.
Budaya positif disekolah merupakan nilai-nilai ,keyakinan dan asumsi dasar
yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut dan
diyakini di sekolah.budaya positif tersebut berisi kebiasaan-kebiasaan yang
sudah di sepakati Bersama dan dijalankan dalam waktu yang lama dengan
memperhatikan kodrat anak yakni kodrat alam dan kodrat zaman serta
keberpihakan pada anak

Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu menuntun
segala kodrat yang ada pada anak- anak agar dapat mencapai keselamatan
dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai
anggota masyarakat.

Upaya menanamkan budaya positif di sekolah ,guru memiliki peran sentral


yaitu posisi control guru sebagai manejer dalam menerapkan budaya positif.
Guru juga berperan sebagai motivator dan inspirator dalam menumbuhkan
budaya positif sehingga guru memiliki sikap,“ING NGARSO SUNG TULODHO,
IMADYA MANGUN KARSO,TUTUWURY HANDAYANI “dan menjadi agen
transformasi perubahan untuk mewujudkan murid yang memiliki karakter
profil pelajar Pancasila.
Dalam menciptakan budaya positif, guru tentunya harus
bekerjasama dengan warga sekolah dalam hal ini
kepala sekolah, rekan-rekan guru dan juga murid
Tujuan

memahami budaya sekolah yang positif melalui hubungan antara guru


dan murid
memahami panduan dalam menyusun kesepakatan kelas untuk
membentuk budaya positif dan melibatkan murid dalam
menerapkannya.
memahami perbedaan antara disiplin dan hukuman sehingga
dapat menumbuhkan karakter murid dengan pendekatan yang
lebih humanis dan bermakna positif bagi perkembangan guru
dan murid

Dalam penyususnan langkah dan merefleksikan proses membuat


kesepakatan kelas adapun indikator dari kesepakatan kelas yaitu

Indikator Proses Kesepakatan Kelas


Menghargai upaya dan perilaku yang baik (ucapan terima kasih atau
afirmasi perilaku positif sesuai pengamatan guru)
Konsisten. Tidak terburu-buru memaksakan murid mengikut
kesepakatan kelas

Mau mendengarkan murid


Berdiskusi dengan murid untuk memahami alasan kesepakatan kelas


Indikator Hasil Kesepakatan Kelas


Memperhatikan sudut pandang murid


Melibatkan murid dalam menyusun kesepakatan kelas


Tidak ada hukuman, adanya konsekuensi logis yang terkait dengan perilaku

Tanpa kekerasan fisik


Tanpa kekerasan verbal


Tanpa hadiah
Budaya Positif di kelas dapat memberi perubahan interaksi
antara guru dan murid yang melibatkan dan memahami kebutuhan
murid. Guru yang menerapkan kesepakatan kelas dan menggunakan
kalimat positif dalam berinteraksi dengan murid, sehingga murid
tumbuh menjadi pribadi yang kritis dan mandiri.

Cara pembuatan kesepakatan kelas sebagai


budaya positif
1.Menjelaskan latar belakang , maksud dan tujuan disusun
kesepakatan kelas
2.Memandu siswa agar mau mendengarkan pendapat
3.Memberi motivasi dan komitmen agar saya dan seluruh siswa
melaksanakan kesepakatan kelas terus menerus
4.Memberi pedoman kepada siswa agar tidak menggunakan
kata jangan /tidak boleh tetapi membuat kesepakatan dengan
kalimat positif
5.Memandu siswa agar kesepakatan belajar disusun bukan mengandung
makna hukuman ataupun hadiah namun kesepakatan belajar disusun
untuk menumbuhkan budaya positif dalam kelas atas kesadaran diri
sendiri bukan karena paksaan

Anda mungkin juga menyukai