Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REVIEW

BAHASA INDONESIA

Dosen:

Ita Khairani, S.Pd, M.Hum

OLEH:

Togi M.N Sitorus


(5173342011)
Boga A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugrahkan
banyak Hikmat sehingga saya dapat menyusun Critical Book Report ini dengan baik. Makalah
CBR ini berisi tentang uraian atau ringkasan sebuah buku mengenai “Metode Penelitian”.
Makalah ini saya susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak diantaranya
Dosen dan teman-teman saya. Saya yang telah berkontribusi secara maksimal. Oleh karena itu
saya sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan Pikirannya yang telah diberikan.

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa hasil makalah mengenai CBR
Bahasa Indonesia ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga saya selaku penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata semoga
makalah mengenai CBR Bahasa Indonesia ini dapat memberikan manfaat untuk saya khususnya,
dan masyarakat Indonesia umumnya.

Medan, 20 Desember 2022

2
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 4
BAB I PENDAHULUAN 5
I.1 Latar Belakang 5
I.2 Tujuan 5
I.3 Manfaat 5
BAB II RINGKASAN ISI BUKU 6
I.1 Buku Utama 6
II.2 Buku Pembanding 8
BAB III PEMBAHASAN 14
III.1 Kelebihan 14
III.2 Kelemahan 14
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 15
IV.1 Kesimpulan 15
IV.2 Saran 15

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………3

I. PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..4

I.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………4

I.2 Tujuan………………………………………………………………………………………….4

I.3 Manfaat………………………………………………………………………………………...4

II. RINGKASAN ISI BUKU……………………………………………………………………...5

II.1 Buku Utama…………………………………………………………………………………...5

II.2 Buku Pembanding…………………………………………………………………………….7

III. PEMBAHASAN…………...………………………………………………………………...13

III.1 Kelebihan…………………………………………………………………………………...13

III.2 Kelemahan………………………………………………………………………………….13

IV. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………………………...14

IV.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………14

IV.2 Saran………………………………………………………………………………………..14

V. DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...15

4
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pengertian Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti
dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi pada data
yang telah didapatkan tersebut. Metode penelitian memberikan gambaran rancangan penelitian
yang meliputi antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian,
sumber data, dan dengan langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya diolah dan
dianalisis. Metodologi penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan analisis teoretis
mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis
untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan
terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakikat penelitian
dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk
melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi
oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada
dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang
selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk
melakukan penelitian.

I.2 Tujuan

1. Untuk memperoleh pengetahuan tentang metode penelitian,


2. Untuk membuktikan atau menguji kebenaran dari pengetahuan yang sudah ada didalam
metode penelitian, dan
3. Untuk mengembangkan dan mengetahui cara penulisan laporan penelitian.

I.3 Manfaat

1. Memahami dan mengerti metode penelitian,


2. Dapat mengetahui bagaimana cara membuat laporan dengan metode penelitian, dan
3. Mampu menganalisi suatu penelitian atau data.

5
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

I.1 Buku Utama

- Judul Buku : Metode Penelitian


- Penulis : Dr. Esti Ismawati M.Pd
- Kota Tempat Terbit : Yogyakarta
- Tahun Terbit : 2012
- Edisi : Keempat
- Jumlah Halaman : 191 Halaman

Analisis data itu dibagi menjadi dua, yakni kualitatif dan kuantitatif. Perbedaan ini
tergantung pada sifat data yang dikumpulkan. Apabila data yang dikumpulkan itu hanya sedikit,
bersifat monografis atau terwujud kasus-kasus sehingga tidak dapat diklasifikasikan, maka
analisisnya pasti kualitatif. Analisis kualitatif disebut juga analisis statistik.

Penerapan Data sesuai dengan Pendekatan Penelitian

1. Penelitian Deskriptif
Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian nonhipotesis sehingga
dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.
2. Penelitian Kolerasi
Penelitian kolerasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan
apabila ada, beberapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.

Banyak model format laporan yang dapat digunakan. Yang menyebabkan perbedaan model
laporan itu ialah :

1) Urutan penyajian,
2) Penekanan materi yang dilaporkan, dan
3) Pandangan perlu tidaknya suatu bagian disampaikan kepada pembaca.

Teknik Penulisan Laporan

1) Cara penulisan laporan,


2) Gaya penulis laporan, dan
3) Petunjuk penulisan laporan.

Penulisan Makalah, artikel,diktat,modul,buku teks,dan resensi.

6
- Penulisan Makalah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Tahun 2002 halaman 700 disbutkan
bahwa makalah adalah :
1) Tulisan resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan di muka
umum dalam suatu persidangan dan yang sering disusun untuk diterbitkan,
2) Karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas
sekolah atau perguruan tinggi.
- Proses penulisan Makalah
1. Tahap prapenulisan,
Terdiri dari pemilihan dan pembatasan topik.
2. Tahap penulisan,
 Pengembangan gagasan dalam paragraph yang merupakan substansi
penulisan dengan menentukan pola dedukasi, induksi, atau campuran.
 Pengolahan kutipan, baik kutipan langsung maupun kutipan tidak
langsung yang relevan dengan gagasan yang dikembangkan.
3. Tahap revisi
Pada tahap ini penulis membaca kembali seluruh hasil tulisannya dengan
memperhatikan kekurangan baik dalam pengembangan isi, penggunaan tanda
baca, maupun sistematika atau pengorganisasian gagasan.
- Penulisan Artikel Ilmiah
Artikel adalah karya tulis lengkap yang berasal dari hasil penelitian atau hasil
berpikir kritis atas masalah tertentu. Jadi, ada dua jenis artikel, yakni artikel hasil
penelitian dan artikel non penelitian.
- Tahapan-tahapan penulisan artikel ilmiah
1. Tahap Prapenulisan yang berisi :
o Pembacaan laporan penelitian,
o Pemilihan topic artikel, dan
o Laporan penelitian dan pemilihan bahan.

2. Yakni tahap penulisan yang berisi

o Perumusan Judul, dan


o Penyusunan abstrak atau kata kunci.
 Diktat ialah catatan tertulis suatu mata pelajaran atau bidang studi yang dipersiapkan guru
untuk mempermudah atau memperkaya bahan pelajaran yang disampaikannya.
 Modul adalah materi pelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa
sehingga pembacaannya (siswa) diharapkan dapat menyerap sendiri materi didalamnya,
tanpa atau sesedikit mungkin membutuhkan bantuan orang lain.

7
II.2 Buku Pembanding

Identitas Buku :

- Judul buku : Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Bahasa Suatu Pengantar


- Pengarang : Drs. G. Suharto, M. Pd.
- Penerbit : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
- Tahun terbit : 1988
- Kota dan lembaga terbit : Jakarta dan Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan
- Jumlah Halaman : 170 Halaman

 Tinjauan Historis Paradigma dan Pendekatan Penelitian

Tahap-tahap pembagian jaman paradigma seperti yang dibeberkan oleh Lincoln dan
Guba (dalan Suharto, 1988: 13). Menurut mereka, paradigm adalah seperangkat keyakinan yang
sistematis yang merupakan sistem dan sekaligus cara untuk meyakini adanya realitas dan
memahami kompleksitas dunia kenyataan. Sebagai suatu keyakinan dan metoda, paradigma telah
mengalami tiga jaman atau era, yaitu prapositivisme, positivism, dan pospositivisme. Era
prapositivisme mencakup kurun waktu semenjak Aristoteles (384-322 SM) sampai jaman
sebelum David Hume (1711-1766). Pada jaman ini para ilmuan merupakan pengamat yang pasif.
Jaman kedua, yaitu era positivisme, ditandai dengan dimulainya pengamatan dan usaha manusia
secara aktif dan ilmuan merupakan pengamat aktif. Jaman ketiga, era pospositivisme
(naturalisme) yang secara sederhana dapat disebutkan sebagai reaksi balik dari positivism atau
merupakan reaksi terhadap kegagalan yang dialami oleh positivisme. Ada lima aksioma yang
dianut oleh kaum pospositivisme, yaitu (1) mengenai sifat dasar realitas, (2) mengenai hubungan
antara peneliti dan yang diteliti, (3) mengenai kemungkinan generalisasi, (4) mengenai
kemungkinan hubungan kausal,dan (5) mengenai peranan nilai dalam penelitian.

Berdasarkan keterkaitan dengan aksioma, bobot ditentukan oleh, (1) tempat yang natural,
(2) manusia sebagai instrumen penelitian, (3) pendayaguanaan pengetahuan intuitif (tacit
knowledge), (4) metoda kualitatif, (5) pengambilan sampel yang cocok dengan tujuan (purposive
sample), (6) analisis data induktif, (7) teori dasar, (8) desain tampak nyata (emergent design), (9)
hasil yang berdasarkan persetujuan, (10) model laporan studi kasus, (11) interpretasi idiografik,
(12) penerapan yang bersifat tentatif atau sementara, (13) batas-batas yang tertentu fokusnya, dan
(14) kriteria khusus untuk memperoleh kepercayaan atau bobot.

8
A. Masalah-Masalah Penelitian Pendidikan

Ada beberapa masalah penelitian dalam pendidikan yaitu, (1) apabila tujuan penelitiannya
mendseskripsikan, maka masalahnya terkait dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai deskripsi,
(2) masalah yang terkait dengan tujuan memprakirakan atau membuat prediksi, (3) masalah yang
terkait dengan tujuan mengendalikan yamg bermaksud ingin mengetahui lebih mendalam tentang
tingkah laku suatu gejala, (4) masalah yang terkait dengan tujuan eksplanasi yang biasanya
dianggap merupakan tujuan tertinggi dalam penelitian ilmiah maupun dalam jenis-jenis
penelitian yang lain. Hal ini karena eksplanasi mencakup pengertian deskripsi, prediksi dan
kontrol.

B. Proses Belajar-Mengajar sebagai Sumber Masalah Penelitian

Apabila dihubungkan dengan tujuan penelitian pengajaran bahasa, masalah-masalah penelitian


bersumber dari: (1) Siswa sebagai masukan. Dalam hal ini penelitian yang dapat dilakukan
adalah penelitian deskriptis, penelitian korelasional. Faktor-faktor yang terkait dengan siswa
sebagai masukan dapat berupa variabel kognitif, variabel afektif dan faktor lain berupa jenis
kelamin, latar belakang pendidikan dan keluarga, asal sekolah, asal daerah, dan properti lain. (2)
Proses belajar mengajar. Komponen ini melibatkan unsur guru, murid, media, materi, dan lain-
lain yang berinteraksi dalam kerangka satu sistem untuk mencapai tujuan. (3) Komponen siswa
sebagai keluaran. Pada komponen masukan lebih bersifat deskriptis, sementara pada komponen
keluaran lebih bersifat efek kasual komparatif atau eksplanatif. Dari komponen keluaran dapat
dilihat hasil atau perolehan bahasa, seperti pengetahuan struktur gramatikal, penguasaan kosa
kata, kemampuan mendengar, kemampuan berbicara, kemampuan membaca, dan kemampuan
menulis dan kemampuan menterjemahkan atau faktor-faktor lainnya. (4) Laporan atau hasil-hasil
penelitian.

C. Menentukan Masalah Penelitian

Ada tiga hal yang dapat dipakai sebagai tolok ukur untuk menentukan masalah penelitian, yaitu
masalah validitas berkaitan dengan sumber masalah itu sendiri, masalah fasibilitas berkaitan
dengan seberapa jauh masalah penelitian yang telah dipilih dapat dicari pemecahannya, dan
masalah kegunaan erat kaitannya dengan hasil yang akan diperoleh.

D. Tujuan Penelitian Pendidikan Bahasa

Dalam suatu proses belajar terdapat tiga unsure, yaitu pengajar, siswa, dan isi. Tujuan pengajaran
(termasuk pengajaran bahasa) adalah alih pengetahuan (transfer of knowledge) dari pengajar ke
siswa. Salah satu tujuan penelitian pendidikan bahasa adalah memperoleh deskripsi tentang
unsur-unsur yang terlibat dalam proses PBM (Proses Belajar-Mengajar) dan bertujuan untuk
mengendalikan gejala agar tujuan PBM dapat tercapai secara maksimal.

9
E. Kegunaan Penelitian dalam Pendidikan Bahasa

Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dari suatu penelitian kita dapat membedakan penelitian
menjadi: deskriptif, prediktif, kontrol, dan eksplanatif. Hasil-hasil ini dapat dimamfaatkan untuk
berbagai kepentingan, antara lain yang bersifat administrative, instruksional, bimbingan dan
penyuluhan, pengembangan, dan penelitian lanjutan. Seorang direktur lembaga pendidikan
bahasa dapat memanfaatkan hasil-hasil penelitian pendidikan bahasa untuk keperluan
administrasinya saja. Seorang guru bahasa akan memanfaatkan hasil penelitian pengajarannya
untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan terhadap mahasiswa bimbingannya. Seorang peneliti
atau penulis buku dapat memamfaatkan hasil-hasil penelitian untuk keperluan perencanaan atau
pengembangan ilmu lebih lanjut.

F. Kriteria Penilaian Rumusan Masalah

Ada empat kriteria penilaian rumusan masalah: (1) rumusan masalah harus berwujud kalimat
pertanyaan, (2) masalah hendaknya relevan, signifikan dan valid, (3) rumusan masalah
hendakanya spesifik, (4) masalah hendaknya memungkinkan peneliti untuk dapat merencanakan
ide tentang bagaimanakah bentuk atau cara-cara pemecahan masalah tersebut.

 INSTRUMEN PENELITIAN

A.    Pengukuran dan Penilaian

Menurut Hopkins dan Stanley (dalam Suharto, 1988: 50) pengukuran (measurement)
merupakan proses membedakan suatu benda, sementara penilaian (evaluation) merupakan proses
menginterpretasikan sekor atau hasil pengukuran. Pengukuran mempunyai tujuan yang bersifat
deskriptif, penilaian mempunyai tujuan yang interpretatif.

B.     Pendekatan dalam Pengukuran dan Penilaian

Dalam dunia pengukuran dan penilaian terdapat dua macam pendekatan, yaitu Penilaian
Acuan Norma (PAN)/ Norm-Referenced Test (NRT)/Penilaian Acuan Relative (PAR) dan
Penilaian Acuan Patokan (Criteriom-Referenced Test/CRT)/Penilaian Acuan Mutlak (PAM).
Dalam PAN nilai seseorang ditentukan berdasarkan posisinya terhadap nilai rerata kelompoknya
atau dengan kata lain dibandingkan dengan nilai anggota lain dalam kelompoknya. Dalam PAP
nilai seseorang ditentukan berdasarkan posisinya terhadap nilai tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya sebagai standar kelulusan. Dalam PAN perbedaan individual merupakan hal yang
diutamakan, sehingga pembuatan butir-butir soal sangat diusahakan sedemikian rupa agar

10
mampu mengungkapkan variabilitas yang tinggi. Sedangkan dalam PAP perbedaan individual
bukan hal yang diutamakan, sehingga variabilitas tidak merupakan hal yang penting, cukup ada
dua kategori saja, yaitu mastery dan non-mastery. PAN bertujuan mengukur kompetensi individu
secara umum (proficiency) dan hasilnya berupa informasi tentang tingkat pencapaian umum
dalam beberapa bidan pelajaran. PAP lebih memberikan fokus pada kegiatan belajar yang khusus
dan hasilnya memberikan informasi tentang asapek pencapaian atau tujuan pengajaran tertentu,
karena butir-butir tes ditulis secara berkelompok (clusters). PAN mampu mengukur tingkat
pencapaian umum dalam beberapa bidang pelajaran dan bertujuan untuk menentukan
heterogenitas suatu kelompok, dari yang sangat menonjol sampai ke yang sangat lemah. PAP
lebih mampu mengungkap tercapai tidaknya suatu tujuan pengajaran dan bertujuan untuk
menentukan homogenitas suatu kelompok, yaitu homogen lulus dan tidak lulus. PAN
memberikan sekor tunggal, yaitu nilai rerata yang dapat mewakili dan mencerminkan pencapaian
seluruh kelompok, sementara PAP memberikan informasi tentang tercapainya suatu tujuan
pengajaran dengan satuan kelompok. Teknologi yang berkaitan dengan OAN sudah sangat
berkembang sementara teknologi yang berkaitan dengan PAP masih dalam perkembangan
(Fernandez dalam Suharto, 1988: 52).

C.     Tujuan Pengukuran dalam Pendidikan Bahasa

Ada tiga macam fungsi pengukuran dalam pendidikan, yang pertama, fungsi administratif
yang terkait dengan tujuan-tujuan kontrol terhadap kualitas, program penelitian dan penilaian,
program penempatan, pemilihan siswa, penentuan tingkat kelulusan, akreditasi dan sertifikasi.
Kedua, fungsi instruksional yang terkait dengan tujuan-tujuan perumusan kembali tujuan
pengajaran, tujuan diagnosis dan remedial, membina motivasi belajar, dan peneguhan terhadap
pengetahuan yang dimiliki siswa. Ketiga, fungsi bimbingan dan penyuluhan yang terkait dengan
tujuan-tujuan diagnose terhadap bakat siswa, keahlian dan keperluan belajarnya.
Menurut Chastain (dalam Suharto, 1988: 53) pengukuran dalam pendidikan bahasa mencakup
lima aspek, yaitu aspek kognitif, sosial afektif, proses belajar, dan metodologi belajar. Aspek
kognitif mencakup inteligensi dan cara-cara kerja kognitif (cognitive syle). Aspek sosial afektif
mencakup cara-cara belajar yang efisien, latihan-latihan, umpan balik, pemerolehan bahasa,
retensi dan retrisi, dan proses alih pengetahuan (transfer). Aspek metodologi mengajar mencakup
perbandingan antara berbagai metoda mengajar terutama tentang pengaruhnya terhadap
pencapaian belaja siswa.

11
D.    Validitas Instrumen Penelitian

Validitas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu validitas logik dan validitas empirik.
Validitas logik didasarkan atas pengertian seberapa jauh suatu tes dapat dikatakan sesuai dengan
proses analisis logik yang dituntut oleh suatu tes. Validitas logik dibedakan menjadi dua, yaitu
validitas isi (content) dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh suatu instrumen mewakili atau
mencakupi daerah-daerah yang diukur dan validitas bagan (contruct) dapat didefinisikan sebagai
seberapa jauh suatu instrumen mengukur proses psikologik yang akan diukur. Validitas empirik
didasarkan atas bukti empirik yang telah diperoleh oleh tes tersebut atau disebut juga validitas
prediktif karena instrumen tersebut sudah dapat dipergunakan untuk membuat prakiraan terhadap
kemampuan yang sebenarnya atau kemampuan akhir para pengikut tes tersebut. Validitas
empirik dibedakan menjadi dua, yang pertama, validitas setara (concurrent) didefinisikan sebagai
seberapa jauh suatu instrumen berkorelasi positif dengan suatu tes yang sejenis yang sudah
dinyatakan valid dan reliabel. Kedua, validitas kriteria (criterion-related) dapat didefinisikan
sebagai seberapa jauh suatu instrumen berkorelasi positif dengan tes lain yang mengukur gejala
yang sama.

E.     Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh suatu instrumen atau tes memberikan hasil
yang sama terhadap obyek yang diukur berulang-ulang pada situasi yang sama. Metoda yang
dipergunakan dalam menentukan koefisien reliabilitas, yaitu metoda tes ulang, metoda belah dua,
metoda tes paralel, dan metoda konsistensi internal. Dalam metode tes ulang, suatu tes diberikan
dua kali kepada kelompok yang sama dengan interval waktu minimal dua minggu. Dalam
metoda belah dua, suatu tes diberikan satu kali kepada satu kelompok. Kemudian pemberian
sekor dilakukan dengan membelah tes tersebut menjadi dua. Dalam metoda tes paralel atau
mempunyai bobot yang sama diberikan kepada kelompok siswa yang sama dengan interval
waktu minimal dua minggu. Dalam metoda konsistensi internal, satu tes diberikan kepada satu
kelompok siswa. Kemudian dicari proporsi jawaban benar (p) dan proporsi jawaban salah (q)
untuk masing-masing butir soal.

F.      Analisis Butir Soal dalam PAN dan PAP

Analisis butir soal mempunyai tiga macam tujuan, yaitu menemukan koefisien korelasi
antara masing-masing butir soal dengan sekor totalnya, mencari indeks kesukaran (p) masing-
masing butir soal, dan mencari indeks daya beda (d) suatu butir soal, yaitu seberapa jauh suatu
butir soal mampu memisahkan siswa yang pandai dengan siswa yang bodoh.
 Langkah untuk mencari indeks kesukaran dan daya beda, yaitu: pertama, tentukan jumlah siswa
yang termasuk ke dalam kelompok tinggi dan kelompok rendah. Kedua, carilah nilai p untuk

12
masing-masing butir soal dalam kelompok tinggi maupun kelompok rendah. Ketiga, carilah
indeks kesukaran dengan cara menjumlahkan nilai p pada kelompok tinggi dengan nilai p pada
kelompok rendah untuk butir soal yang sama, jumlah tersebut kemudian dibagi dua.
Dalam PAP validitas suatu butir soal didefinisikan sebagai seberapa jauh suatu butir soal dapat
memberikan efek intruksional. Dengan demikian yang harus dicari adalah sensitivitasnya
terhadap hasil belajar (s). Beberapa langkah cara menghitung nilai s untuk masing-masing butir
soal. Pertama, berikanlah tes yang akan dianalisis sebelum program pengajaran dimulai (pretes).
Kedua, carilah nilai p untuk masing-masing butir soal, baik dalam pretes maupun dalam postes.
Ketiga, carilah nilai s dengan cara mengurangi nilai PA dengan nilai PB, hasilnya kemudian
dibagi dengan jumlah siswa yang ikut dalam postes sekaligus ikut pula dalam pretes.
 Suatu butir soal dikatakan ideal apabila tidak ada yang menjawab salah dalam pretes maupun
postesnya, yang berarti proses instruksionalnya tidak tepat. Suatu soal dikatakan tidak efektif
apabila semua menjawab benar dalam pretes tetapi semua menjawab salah dalam postes. Suatu
butir soal dikatakan efektif apabila beberapa menjawab benar dalam pretes tetapi lebih banyak
lagi yang menjawab benar dalam postes (Fernandez dalan Suharto, 1988: 59)
.
G.    Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Hasil Tes

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil tes, yaitu pertama, faktor yang terkenal (test-
wiseness) dapat didefinisikan kemampuan pengikut tes untuk menggunakan karakteristik, format
ataupun situasi tes untuk meningkatkan sekor tesnya. Kedua, pengaruh praktek ulang (practice
effect), terutama pada proses-proses pengukuran inteligensi. Ketiga, pengaruh bimbingan
(coaching). Keempat, faktor motivasi dan rasa gelisah. Kelima, faktor untung-untungan
(gambling).

H.    Kriteria Penilaian Instrumen Penelitian

Ada beberapa kriteria penilaian instrumen penelitian, yang pertama, instrumen penelitian pada
dasarnya merupakan hasil akhir dari proses operasionalisasi terhadap variabel yang sangat
bersifat konseptual-teoritik diubah menjadi sesuatu yang dapat menjadi pedoman yang bersifat
observasional-empirik. Kedua, menyangkut masalah validitas, terutama validitas logik. Ketiga,
menyangkut masalah reliabilitas. Keempat, berkaitan denmgan masalah reliabilitas, yaitu apa
yang dikenal dengan konsep kesalahan pengukuran (error of measurement).

13
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Kelebihan

- Buku Utama
1. Menjelaskan metode-metodenya dengan jelas dan mudah dimengerti,
2. Memiliki pengertian suatu analisis data untuk lebih mudah dimengerti, dan
3. Memiliki bahasa yang dibuat dengan cukup jelas.
- Buku Pembanding
1. Memiliki penjelasan-penjelasan yang mudah dipahami,
2. Penjabaran metode-metode juga dibuat dengan mudah dimengerti,

III.2 Kelemahan

- Buku Utama
1. Tidak memiliki sebuah kelemahan didalam buku tersebut menurut saya.
- Buku Pembanding
1. Penjabaran penulisan kurang menarik didalam buku tersebut, dan
2. Memiliki teknik penulisan yang kurang jelas dan sulit dipahami.

14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan

Metode penelitian itu merupakan cara ilmiah agar bisa memperoleh dan bisa
mengumpulkan data-data dengan fungsi dan tujuan tertentu. Ada beberapa hal yang perlu untuk
di ketahui dan di pahami mengenai pengertian metode penelitian yakni cara ilmiah, data-dara,
fungsi dan juga tujuannya. Cara ilmiah maksudnya, kegiatan penelitian pastinya di dasarkan oleh
ketentuan, syarat serta ciri- ciri keilmiahan yakni empiris, rasional dan juga sistematis. Empiris
adalah penelitian yang mana di lakukan dengan cara mengamati oleh indera manusia.. Rasional
adalah penelitian yang mana di lakukan dengan memakai cara yang masuk akan dan bisa sesuai
dengan nalar manusia. Sistematis sendiri memiliki arti sebagai proses penelitian yang mana
dilaksanakan dengan langkah-langkah khusus yang memiliki sifat logis.

Umumnya data yang di dapatkan dari sebuah penelitian ialah data yang sudah memiliki
sebuah kriteria tertentu seperti valid. Valid itu adala derajat maupun tingkat ketepatan antara data
yang sebenarnya terjadi pada hal yang akan di teliti dengan menggunakan data yang telah di
peroleh dari peneliti objek tersebut.

IV.2 Saran

Sebaiknya kita harus memahami dan mengerti tentang bagaimana cara penulisan metode
penelitian dengan baik. Karena dengan menguasai cara penulisan metode penelitian, kita akan
lebih mudah menyelesaikan atau membuat makalah tentang suatu penelitian yang kita teliti. Hal
ini agar dapat mempermudah dalam mempersiapkan atau membuat makalah. Dan didalam
pembuatan CBR ini saya berpendapat masih memiliki kekurangan, dengan demikian saya
persilahkan memberikan kritik dan tanggapan agar CBR ini lebih bermanfaat.

15
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.statistikian.com/2017/02/metode-penelitian-metodologi-penelitian.html
 Ismawati,Esti.2012.Metode Penelitian.Yogyakarta: Penerbit Ombak.
 Suharto,G.1988.Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan Bahasa Suatu Pengantar.
Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai