Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengamati efek whirling dari poros panjang langsing yang berputar
didukung oleh bantalan pada kedua ujungnya.
2. Mengetahui pengaruh letak beban dengan titik berat pusat poros terhadap
putaran kritis dan parameter terhadap putaran kritis.

1.3 Rumusan Masalah

1.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Poros lurus panjang langsing (L/D ≥ 10).
2. Momen Inersia (I) uniform.
3. Modulus Elastisitas (E) homogen.
4. Slip pada universal joint diabaikan.
5. Tidak ada pergeseran disk.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Definisi Putaran Kritis


Apabila pada suatu poros yang didukung diantara dua bantalan dipasang
disk maka poros tersebut akan mengalami defleksi statis. Defleksi tersebut
disebabkan oleh berat disk (jika massa poros diabaikan). Defleksi akan bertambah
besar akibat gaya sentrifugal pada saat poros berputar.
Putaran kritis poros adalah putaran yang mengakibatkan terjadinya defleksi
maksimum pada poros. Hal ini mengakibatkan poros berputar sambil bergetar
dengan amplitudo yang besar. Gejala ini disebut whirling shaft. Terjadinya
whirling shaft pada permesinan dapat mengakibatkan :

▪ Timbulnya getaran yang berlebihan, getaran ini kemudian diinduksikan ke

komponen mesin lainnya dan sekelilingnya.

▪ Kerusakan pada bearing dan bending pada poros, hal ini disebabkan oleh :

- Tegangan bending yang besar pada poros.


- Gesekan antara poros dan bearing.
- Beban yang diterima bearing menjadi berlebih.

▪ Pada akhirnya, semua hal ini di atas akan memperpendek umur

(komponen) mesin.
Untuk menguraikan terjadinya gejala whirling shaft, berikut ini akan
dianalisa suatu model poros dengan panjang L yang dipasangi disk dengan berat
M kemudian poros tersebut diputar dengan kecepatan ω. Poros tersebut ditumpu
oleh bantalan A dan B.
Gambar 2.1 Poros dengan disk pemberat yang terdefleksi
Dimana :

- M = massa disk
- G = Pusat berat disk
- ω = Kecepatan sudut poros
- k = konstanta pegas poros
- e = jarak dari pusat berat sampai pusat poros
- r = jarak dari pusat poros sampai pusat putaran

Poros akan melentur kalau diputar. untuk kecepatan sudut tertentu akan terjadi
kesetimbangan antara inersia yang timbul dengan gaya pegas dari poros.

Bila ωn adalah frekuensi natural disk, maka nilai ωn ditentukan dengan persamaan
sebagai berikut ωn = √ ❑ sehingga persamaan di atas menjadi:

Dari persamaan di atas, maka :


● Untuk ω << ωn maka ω/ωn ≈ 0, atau r ≈ 0. Ini berarti poros tidak

melengkung.

● Untuk ω > ωn, maka ω/ωn > 1, dan r/e = negatif, Ini berarti pusat poros dan

pusat disk berada pada pihak yang berlawanan terhadap sumbu putar.

● Untuk ω >> ωn, maka nilai ω/ωn besar sekali dan r/e = -1 atau r = -e. Ini berarti

bahwa pusat berat disk hampir berada pada sumbu putar, atau dengan kata lain
sumbu putar hampir tudak melengkung.

● Untuk ω = ωn maka ω/ωn= 1, dan r/e = ∞. Ini menunjukan bahwa

nilai r besar sekali dan poros bergetar keras sekali. Gejala ini disebut whirling
shaft. Whirling shaft terjadi apabila frekuensi putaran poros sama dengan
frekuensi natural disk. Bila ωc adalah putaran kritis poros, maka whirling shaft
terjadi bila : ωc = ωn = √ ❑
2.2 Disk Dipasang Ditengah Poros
2.1.1 Berat Poros Diabaikan

Gambar 2.2 Poros dengan disk pemberat ditengah


Jika,
M : massa disk
h : defleksi statis
y : defleksi karena gaya sentrifugal
Maka total defleksi yang terjadi pada sistem = h + y
Gaya sentrifugal = M. ω2 ( h + y ), dimana ω = kecepatan sudut. Apabila k
adalah kekakuan material poros, maka :

A B

y
M
Dimana merupakan kecepatan sudut sesuai dengan natural
frekuensi.
L/2 L/2
Dengan mempertimbangkan nilai diatas maka persamaan (1) menjadi :

Jika ω = ωc, maka y/h = ∞. Pada saat ini poros dalam keadaan
whirling dan ωc dinamakan kecepatan kritis poros. Putaran poros tiap
detik adalah :

Kalau h = defleksi statis poros maka berlaku hubungan :


kh=Mg
Sehingga :

Dari mekanika teknik diperoleh rumus :

Dimana : E = Modulus elastisitas poros


I = Momen inersia penempang poros = π d4 / 64
Dari persamaan (3) diperoleh :

Untuk massa M an poros yang sama, nilai Nc adalah konstan maka putaran
kritis poros adalah :

dimana :

2.1.2 Berat Potos Diperhitungkan


Apabila berat poros diperhitungkan dengan massa disk M dipasang ditengah-
tengah, maka putaran kritis poros yang terjadi adalah :
Berdasarkan persamaan Dunkerley :

Dimana : ωn : kecepatan sudut sistem secara keseluruhan


ωs : kecepatan sudut natural poros tanpa disk tetapi berat poros diperhitungkan
ω1 : kecepatan sudut poros dengan disk dipasangi ditengah-tengah
Selanjutnya berdasarkan analisa sebelumnya :
1/ωn2 = mgL3/98,454 EI
1/ωs2 = mL3/48 EI
Maka didapatkan :
…………………………………(6)
Dari persamaan :

Sehingga :

Atau

Dimana :

M = massa disk yang dipasang ditengah-tengah poros


m = massa poros
2.3 Disk Dipasang Tidak Ditengah Poros

Gambar 2.3 Poros dengan disk pemberat tidak ditengah


Dalam hal ini defleksi statis di titik yang dipasang disk pada poros adalah

Didapatkan nilai frekuensi natural dari poros :


Untuk kondisi ini putaran poros menjadi :

atau
L

dimana :

a b

2.4 Tanpa Disk

Dalam hal ini defleksi statis di tengah-tengah poros adalah :

Didapatkan nilai frekuensi natural poros tersebut :

Apabila massa poros diperhitungkan tanpa massa M yang terpasang di tengah-


tengah poros, maka putaran kritis poros menjadi :
Nc = wn/2π

atau
dimana :
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang digunakan:
1. Meja dengan panjang 1,8 meter. Meja tersebut sebagai tempat
diletakkannya peralatan percobaan.
2. Poros, dimana poros yang digunakan dalam percobaan ini ada beberapa
jenis, dengan panjang dan diameter tertentu. Panjang poros adalah 100 cm,
90 cm, 80 cm dengan diameter 6 mm.
3. Tachometer yang berfungsi untuk mengukur kecepatan putaran poros.
4. Ring pengaman. Posisi ring pengaman dapat digeser posisinya, digunakan
untuk membatasi lenturan poros.
5. Disk, berfungsi sebagai beban yang dipasang pada poros
6. Motor penggerak. Berfungsi untuk memutar poros.
3.2 Langkah Percobaan
Percobaan 1
- Siapkan peralatan dengan sebuah disk dipasang ditengah-tengah, di antara
kedua bantalan.
- Pasang ring pengaman pada kedua sisi disk.
- Nyalakan motor dengan kecepatan 30 RPM.
- Setelah itu amati poros dengan teliti sampai terjadi whirling (putaran kritis)
menggunakan tachometer.
- Catat nilai Nc yang didapatkan.
- Ulangi percobaan diatas dengan panjang yang berbeda. Masing – masing
dilakukan 5 kali percobaan dan pengamatan.

L/2 L/2
Coupler Bantalan
Bantalan Ring Disk Ring
Pengaman Pengaman
Motor
Poros

Meja

Percobaan I, posisi disk ditengah-tengah poros

Tiga kali percobaan ( L = 100 cm, L = 90 cm, L = 80 cm) dengan lima


pengambilan data putaran kritis untuk tiap percobaan
Interpretasi :
Kemungkinan hubungan antara Nc dan L ditunjukkan oleh Nc = C.L n,
dimana C adalah suatu konstanta. Tentukan nilai C dan n. Dengan mengabaikan
massa poros, nilai C secara teoritis ditentukan oleh persamaan:

C=1 ,103
√ EI
M
, dan n=−
3
2
Bandingkan nilai putaran kritis diatas dengan hasil perhitungan apabila
massa poros turut diperhitungkan.
Percobaan 2
Lakukan pengamatan dengan panjang poros L=100 cm, sedangkan posisi disk
bervariasi terhadap kedua bantalan. Setelah itu lakukan percobaan sebanyak lima
kali dan hasil percobaan dicatat.
L = 100 cm
b a
Coupler
Bantalan
Bantalan Ring Disk Ring
Pengaman pengaman
Motor
Poros

Meja

Percobaan II, posisi disk bervariasi

Tiga kali percobaan ( a = 65 cm, a = 75 cm , a = 85 cm ) dengan lima


pengambilan data putaran kritis untuk tiap percobaan
Interpretasi :
Hitunglah untuk C dan n yang diperoleh secara teori.
Menurut teori nilai C ditentukan oleh persamaan:

C=0 , 276
√ EI
2 2
M .a .b
dan n=
1
2
Percobaan 3
Lakukan pengamatan, tanpa disk dan dengan panjang poros yang berbeda –
beda. Setelah itu lakukan percobaan sebanyak lima kali dan hasil percobaan
dicatat.
L

Coupler Bantalan
Bantalan Ring Ring
Pengaman Poros Pengaman
Motor

Meja

Percobaan III, tanpa disk

Tiga kali percobaan ( L = 100 cm, L = 90 cm, L = 80 cm ) dengan lima


pengambilan data putaran kritis untuk tiap percobaan
Interpretasi:
Tentukan nilai C dan n, bandingkan nilai C dan n dari hasil pengamatan
dengan yang diperoleh secara teori . Menurut teori nilai C ditentukan dengan
persamaan:

C=1 ,58
√ EI
m
dan n=−
3
2
3.3 Flowchart Percobaan
Percobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3

Anda mungkin juga menyukai