Anda di halaman 1dari 6

KRISIS HIPERTENSI

NO. DOKUMEN NO. TERBIT / REVISI HALAMAN

DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA


PANDUAN TANGGAL TERBIT/ REVISI
PRAKTEK
KLINIK
PENGERTIAN  Krisis hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara akut ataupun
secara tiba-tiba dengan tekanan darah sistolik > 180/120 mmHg. Krisis
hipertensi dibagi atas 2 bagian, yaitu: hipertensi urgensi dan hipertensi
emergensi.
 Pada hipertensi emergensi dijumpai gangguan target organ yang akut (Cth.
Encephalopathy, infark miokard akut, angina tidak stabil, edema paru,
eklampsia, stroke, trauma kepala, perdarahan arteri yang memerlukan
bantuan, atau diseksi aorta), memerlukan perawatan rumah sakit dan
diberikan pengobatan secara parenteral.
 Hipertensi urgensi adalah peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba tanpa
disertai gangguan pada target organ secara akut. Biasanya tidak memerlukan
perawatan rumah sakit, tetapi harus menerima terapi kombinasi dengan
menggunakan obat-obatan anti hipertensi secara oral.

ANAMNESIS Anamnesis yang dilakukan mengarah pada ada tidaknya keterlibatan target
organ sehingga dapat mempengaruhi tatalaksana pasien apakah digolongkan
pada hipertensi emergensi atau urgensi. Pada gangguan kardiovaskular
anamnesis diarahkan pada ada atau tidaknya gejala yang mengarah pada gagal
jantung atau sindroma koroner akut. Gejala lain adalah adanya nyeri dada atau
nyeri abdomen yang mengarah pada diseksi aorta.
Anamnesis juga meliputi faktor resiko yang ada seperti :
 Usia (laki-laki > 55 tahun; wanita > 65 tahun)
 Merokok
 Dislipidemia
 Kadar gula darah puasa (102 – 125 mg/dl)
 Kadar gula darah tes toleransi yang abnormal
 Abdominal obesitas (lingkar pinggang > 102 cm pada laki-laki; > 88 cm
pada wanita)
 Riwayat kejadian kardiovaskular prematur (Laki-laki usia < 55 tahun;
wanita < 65 tahun)

PEMERIKSAA Pemeriksaan fisik termasuk diantaranya adalah pengukuran tekanan darah


N FISIK (MAP)
Adapun gejala dan tanda krisis hipertensi bervariasi, umumnya sesuai dengan
target organ yang mengalami disfumgsi seperti :
 Sakit kepala, gangguan kesadaran atau adanya tanda fokal neurologis pada
hipertensi enchepalopathy
 Adanya retinopati dengan perubahan arteriolar, perdarahan dan exudate
ataupun papil oedema
 Angina, sesak nafas , dapat dijumpai rhonki basah basal pada hipertensi
emergensi yang disertai dengan infark miokard akut atau gangal jantung
akut.
 Beberapa pasien dapat juga mengalami gagal ginjal akut, yang ditandai
dengan oliguria

PEMERIKSAA  Darah rutin


N
 Ureum dan kreatinin, CrCL
PENUNJANG
 Urinalisis
 Kadar gula darah sewaktu, dilanjutkan dengan kadar gula darah puasa dan
2 jam PP
 Kolesterol total, LDL HDL, Trigliserida
 Enzim jantung
 EKG
 Foto thoraks

KRITERIA  Krisis hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara akut ataupun secara
DIAGNOSIS tiba-tiba dengan tekanan darah sistolik atau tekanan darah diastolik sebesar
180mmHg atau 120mmHg
 Pada hipertensi emergensi dijumpai gangguan target organ yang akut (Cth.
Encephalopathy, infark miokard akut, angina tidak stabil, edema paru,
eklampsia, stroke, trauma kepala, perdarahan arteri yang memerlukan
bantuan, atau diseksi aorta)
 Hipertensi urgensi adalah peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba tanpa
disertai gangguan pada target organ secara akut.
DIAGNOSIS Krisis Hipertensi :
KERJA  Hipertensi emergency
 Hipertensi urgency
DIAGNOSIS  Hipertensi emergency
BANDING  Hipertensi urgency
TERAPI Penanganan Hipertensi Urgensi
Penanganan hipertensi urgensi biasanya hanya diberikan pemberian obat anti
hipertensi kombinasi. Rekomendasi pemberian obat-obatan anti hipertensi yang
bekerja jangka panjang, dimana tujuan penurunan tekanan darah sampai
mencapai normal dicapai dalam waktu 48 jam. Obat-obatan yang bekerja cepat
seperti pemberian nifedipin sublingual sudah ditinggalkan.

Tabel 1. Obat-obat anti hipertensi oral untuk penanganan hipertensi urgensi


Obat Golongan Dosis Keterangan
(mg)
Captopril Penghambat EKA 25-50 Diberikan oral/sublingual. Efek
maksimal dalam 30-90 menit.
Penurunan tekanan berlebihan
pada pasien dengan status volume
kurang tidak direkomendasikan
pada stenosis arteri renalis.
Nitrogliserin Vasodilator 1,25-2,5 Sublingual. Efek maksimal dalam
15-30 menit. Direkomendasikan
pada pasien penyakit jantung
iskemik.
Nikardipin Antagonis 30 Pemberian oral/sublingual. Hanya
kalsium menyebabkan sedikit peningkatan
laju jantung dan menyebabkan
penurunan tekanan darah yang
lebih lambat dan bertahan lama
dibanding nifedipin. Dapat
menyebabkan hipotensi & muka
merah.
Klonidin Agonis α 0,1-0,4 Pemberian oral. Efek maksimal
dalam 1-4 jam. Menyebabkan
kantuk, melayang, mulut kering
dan hipertensi akibat putus obat.
Furosemide Diuretik 40-80 Pemberian oral. Walaupun tidak
diberikan pada saat awal, biasa
diberikan setelah obat-obat anti
hipertensi lain digunakan.

Penanganan Hipertensi Emergensi


Pada hipertensi emergensi, tujuan utamanya adalah menurunkan tekanan arteri
rata-rata (MAP) sistolik 25% dalam waktu beberapa menit sampai satu jam,
kemudian setelah stabil tekanan darah diturunkan ke 160/100 mmHg sampai 110
mmHg dalam 2-6 jam. Ketika tekanan darah dapat terkendali, dan keadaan akut
pada target organ dapat teratasi, pemberian obat anti hipertensi dengan oral dapat
dimulai, dan dosis obat anti hipertensi secara intravena dapat dikurangi.

Tabel 2. Obat-obat parenteral untuk penanganan hipertensi emergensi


Onset Masa
Obat Golongan Dosis Efek samping
kerja kerja

Vasodilato 0,25-10 1-2 Mual, hipotensi,


Sodium Seger
r arteri & mg/kgBB/m menit keracunan tiosianat
nitroprusid a
vena nt setela dan sianida,
h methemoglobulinem
distop ia
Vasodilato
Nitrogliseri 5-100 1-5 3-5 Sakit kepala, mual,
r arteri &
n mg/mnt mnt mnt takikardi, muntah
vena
Hipotensi, takikardi,
Antagonis 5-15 30-40
Nicardipin 5-15 mg/jam mual muntah, muka
kalsium mnt mnt
merah
10-20 mg IV Peningkatan curah
Vasodilato 10-50 mg IM 5-30 3-9 jantung & laju
Hidralazin
r ulang setiap mnt jam jantung, sakit
4-6 jam kepala, angina.

EDUKASI  Pola hidup sehat seperti olah raga teratur, tidak merokok, mengurangi
konsumsi garam dan tidak mengkonsumsi alcohol
 Minum obat dan kontrol tekanan darah secara teratur
LAMA  Hipertensi urgency : dapat berobat jalan
PERAWATAN  Hipertensi emergency : sesuai dengan target organ disfungsi
o Infarct miokard akut/ gagal jantung akut : 5 hari
PROGNOSIS  Hipertensi urgensi : baik
 Hipertensi emergency : dubia at malam
KOMPLIKASI  Gagal jantung akut
 Infark miokard akut
 Diseksi aorta
 Gagal ginjal akut
 Perdarahan intracranial
TINGKAT I
EVIDENS
TINGKAT A, B
REKOMENDA
SI
INDIKATOR Tekanan arteri rata-rata (MAP)
MEDIS
LEVEL KASUS
KUALIFIKASI Dokter Spesialis jantung dan pembuluh darah
DPJP UTAMA
KEPUSTAKAA 1. JNC 7 express. The Seventh Report of the Joint National Committee on
N Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure,
Desember 2003.
2. Guideline for the management for the management of arterial hypertension,
European heart journal (2007), 28;1462-1536.
3. WHO. Clinical guidelines for the management of hypertension. Cairo. 2005
4. Standar pelayanan medik RS Jantung Harapan Kita, 2007.

Anda mungkin juga menyukai