Anda di halaman 1dari 34

ANTIHIPERTENSI

Kelompok 8
Kana Lina Sinaga 3351141099
Gatia Paramadina 3351141101
Megawati Mardliyah 3351141104
Luthfina Maulida 3351141107
Eny Kurniati 3351141112
Devi Windiarti 3351141115
Kenah Ratna Puri 3351141117
Indah Anggeriani 3351141128
Lelatul Husniyah 3351141127
Fierda Siti Zaennab 3351141131
Definisi

Studi
Kasus Prevalensi

Interaksi Patofisiologi
Obat dan Etiologi

Pengobatan
Algoritma
Hipertensi
DEFINISI
Hipertensi didefinisikan dengan meningkatnya
tekanan darah arteri yang persisten. Penderita
dengan Tekanan Darah Diastolik (TTD) kurang
dari 90 mm Hg dan Tekanan Darah Sistolik
(TDS) lebih besar sama dengan 140 mm Hg
mengalami hipertensi sistolik terisolasi. Krisis
hipertensi (tekanan darah diatas 180/120 mm Hg)
dapat dikatagorikan sebagai hipertensi darurat
(meningkatnya tekanan darah akut atau disertai
kerusakan organ) atau hipertensi gawat (beberapa
tekanan darah meningkat tidak akut).
PREVALENSI
Prevalensi naik Menurut hasil
dengan peningkatan Riskesdes 2007 :
usia, 30% ras Hipertensi menduduki
Amerika-Afrika urutan kedua
dewasa, 16% pada penyebab kematian
orang yang (6,8%) setelah stroke
overweight. Prevalensi (15,4%) ; penyakit
pada Pria > wanita jantung iskemia 5,1%.
pada usia muda dan Prevalensi hipertensi
setengah baya. Usia di indonesia berkisar
55-64 prevalensi pria 30% dengan insiden
= wanita. Usia > 65, komplikasi penyakit
prevalensi pada wanita kardiovaskular lebih
> pria kurang 50%.
PATOFISIOLOGI DAN ETIOLOGI
❑ Hipertensi merupakan penyakit heterogen yang dapat
disebabkan oleh penyebab yang spesifik (hipertensi
sekunder) atau mekanisme patofisiologi yang tidak
diketahui penyebabnya (hipertensi primer atau esensial).
❑ Hipertensi sekunder bernilai kurang dari 10% kasus
hipertensi, pada umumnya kasus tersebut disebabkan
oleh penyakit injal kronik atau renoascular. Kondisi lain
yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder antara lain
pheocrhomocytoma, sindrom Cushing, hipertiroid,
hiperparatiroid, aldosterron primer, kehamilan,
obstruktif sleep apnea, dan kerusakan aorta.
KLASIFIKASI TEKANAN DARAH
ORANG DEWASA

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 120 Dan <80

Prehipertensi 120-139 Atau 80-89

Tahap I hipertensi 140-159 Atau 90-99

Tahap 2 hipertensi ≥ 160 Atau ≥100


ALGORITMA
PENANGANAN FARMAKOLOGI TANPA
PENYAKIT PENYERTA
● Dalam penanganan farmakologi tanpa penyakit
penyerta dibagi menjadi dua, yaitu:

1 •Penanganan
hipertensi
tahap I

2 •Penanganan
hipertensi
tahap II
PENANGANAN HIPERTENSI
TAHAP 1
Dalam Penanganan hipertensi tahap I (TDS
140-159 mmHg atau TDD 90-99mmHg) terapi
yang digunakan adalah monoterapi, artinya obat
yang digunakan adalah tunggal. Obat lini pertama
yang disarankan untuk penanganan terapi
hipertensi tahap I umumnya adalah golongan
diuretik tiazid, kemudian Angiotensin Converting
Enzyme Inhibitor, Angiotensin Receptor Blocker, Beta
Blocker, Calcium Channel Blocker.
PENANGANAN HIPERTENSI
TAHAP II
● Penanganan hipertensi tahap II (TDS ≥ 160 mmHg
atau TDD ≥ 100 mmHg) terapi obat-obatan yang
digunakan biasanya dalam bentuk kombinasi
bukan lagi terapi tunggal. Kombinasi obat-obatan
yang digunakan biasanya kombinasi antara
diuretik tiazide dengan Beta bloker.(Dipiro et al,
2008).
PENANGANAN FARMAKOLOGI DENGAN
TERDAPAT PENYAKIT PENYERTA
Dalam penanganan farmakologi yang disertai adanya
penyakit penyerta obat-obatan yang digunakan dalam
terapinya juga berbeda tergantung dari penyakit
penyertanya.
  Penyakit Penyerta Obat yang digunakan
Gagal Jantung Diuretik dan ACE Inhibitor
Post infark miokard Beta Bloker dan ACE Inhibitor
Penyakit Jantung Koroner Beta Bloker
Diabetes Melitus ACE Inhibitor dan ARB
Penyakit Ginjal Kronis ACE Inhibitor dan ARB
Pencegahan keterulangan stroke Diuretik dan ACE Inhibitor
PENGOBATAN HIPERTENSI
TERAPI FARMAKOLOGI
1. Golongan diuretik
Secara umum mekanisme kerja diuretik dalam
menurunkan hipertensi adalah meningkatkan
pengeluaran air dari tubuh. Golongan obat
diuretik, terbagi menjadi:
❑ Diuretik tiazid, contohnya adalah hidroklortiazid,
golongan ini bekerja di tubulus distal.
❑ Diuretic jerat henle, contohnya adalah
furosemid dan etakrinat, golongan ini bekerja di
lengkungan henle.
❑ Diuretik hemat kalium, contohnya adalah
spironolakton, golongan ini bekerja sebagai
antagonis aldosteron.
2. β Blocker
Golongan obat ini secara umum mekanisme
kerjanya adalah Blokade adrenoseptor β,
menurunkan output kardiak dan resistensi
perifer, menghambat pelepasan renin.
Contohnya adalah propanolol, acebutolol, dan
bisoprolol.
3. α-Blocker
Golongan ini secara umum mekanisme
kerjanya adalah blokade adrenoreseptor alfa
dan beta. Contohnya adalah terazosin,
prazosin, dan doxazosin.
4.Inhibitor Angiotensin-Converting Enzym (ACEi)
Golongan ini secara umum mekanisme kerjanya
adalah menghambat angiotensin converting
enzim sehingga tidak terbentuk angiotensin II,
dimana angiotensin II adalah vasokonstriktor
poten. Contoh obatnya adalah kaptopril, lisinopril,
dan enalapril.

5. Angiotensin Receptor Blocker (ARB)


Golongan ini secara umum mekanisme kerjanya
adalah menghambat angiotensin II untuk
berikatan dengan reseptornya. Contohnya adalah
valsartan dan losartan.
6. Calcium Channel Blocker (CCB)
Golongan ini secara umum mekanisme
kerjanya adalah menghambat saluran kalsium,
sehingga pemasukan kalsium ke dalam intra
sel dihambat yang akhirnya tidak terjadi
kontraksi. Contohnya, amlodipine, diltiazem.

7. α2 antagonis sentral
Golongan ini secara umum mekanisme
kerjanya adalah menstimulasi reseptor alfa 2
adrenergik yang banyak sekali terdapat di
susunan saraf pusat, sehingga aktivitas
adrenergik dikurangi. Contohnya adalah
klonidin dan monoxidil.
8. Reserpin
Reserpin menurunkan tekanan darah dengan
mengosongkan norepinefrin dari ujung saraf
simpatik dan memblok perjalanan epinefrin ke
granul peyimpanannya. Reserpin juga
mengosongkan katekolamin dari otak dan
miokardium mengakibatkan sedasi, depresi,
dan berkurangnya curah jantung.

9. Vasodilator
Vasodilator adalah zat-zat yang berkhasiat
vasodilatasi langsung terhadap arteriol.
Contohnya adalah hidralazin dan minoksidil.
TERAPI NON FARMAKOLOGI
Terapi Non Farmakologi Dalam Hipertensi
adalah:
● Memodifikasi gaya hidup
● Menurunkan berat badan jika kelebihan berat
badan
● Melakukan diet makanan sesuai DASH
(Dietary Approaches to Stop Hypertension)
● Mengurangi asupan natrium ≤ 2,4 g/hari
● Melakukan aktivitas fisik seperti aerobic
● Mengurangi konsumsi alcohol
● Menghentikan kebiasaan merokok
INTERAKSI OBAT
Interaksi antara : Efek Sifat
Amfetamin
Obat tekanan darah tinggi
mungkin dilawan,akibatnya
Antagonis
tekanan darah tidak terkendali
dengan baik

Obat angina jantung


Obat tekanan (ISDN,nitrogliserin, Tekanan darah turun menjadi
darah tinggi dipiridamol,transmukosal) terlalu rendah,akibatnya terjadi
(semua) hipotensi postural dengan
disertai gejala :
pusing,lemas,pingsan,penuruna
n tekanan darah yang daat
menyebabkan kejang atau syok
INTERAKSI OBAT-OBAT HIPERTENSI
Interaksi antara : Efek Sifat
Anti aritmika jantung
Tekanan darah turun menjadi terlalu
(Kinidin,disopiramid,
rendah,akibatnya terjadi hipotensi postural
prokainamid)
dengan disertai gejala :
pusing,lemas,pingsan,penurunan tekanan
darah yang daat menyebabkan kejang atau
syok

Antipsikotika
Tekanan darah turun menjadi terlalu
(Fenotiazin,haloperidol,
rendah,akibatnya terjadi hipotensi postural
Obat tekanan loksapin,Klorprotiksen)
dengan disertai gejala :
darah tinggi
pusing,lemas,pingsan,penurunan tekanan
(semua)
darah yang daat menyebabkan kejang atau
syok

Obat asma (Gol.Efinefrin) Obat tekanan darah tinggi mungkin


(Efinefrin,terbutalin) dilawan,akibatnya tekanan darah tidak
terkendali dengan baik
Antagonis
INTERAKSI OBAT-OBAT HIPERTENSI

Interaksi antara : Efek Sifat


Obat flu dan batuk yang
mengandung pelega hidung
(Efedrin,fenilpropanolamin,
Obat tekanan darah tinggi
oksimetazolin,fenilefrin)
mungkin dilawan,akibatnya
tekanan darah tidak Antagonis
terkendali dengan baik

Obat tekanan
darah tinggi Pil pelansing yang
(semua) mengandung Obat tekanan darah tinggi
fenilpropanolamin mungkin dilawan,akibatnya
Antagonis
(anorexin,Appedrine,Acyds, tekanan darah tidak
Dex-A-Diet II,Dexatrim, terkendali dengan baik
Vita slim,Diet gard)
Metilfenidat (Ritalin)
Obat tekanan darah tinggi
mungkin dilawan,akibatnya
Antagonis
tekanan darah tidak
terkendali dengan baik
INTERAKSI OBAT-OBAT HIPERTENSI

Interaksi antara : Efek Sifat

Alkohol
(bir,minuman Tekanan darah turun menjadi terlalu
keras,anggur,dll) rendah,akibatnya terjadi hipotensi postural
dengan disertai gejala :
-
pusing,lemas,pingsan,penurunan tekanan
Pemblok beta darah yang daat menyebabkan kejang atau
(Atenolol,Propanolol, syok
Timolol, Metoprolol)

Obat tekanan darah tinggi mungkin


Amfetamin
dilawan,akibatnya tekanan darah tidak
terkendali dengan baik.Kombinasi ini dapat
pula menimbulkan bahaya yang bertentangan Antagonis
akibat kenaikan tekanan darah dengan gejala
seperti :demam,sakit kepala,dan gangguan
penglihatan
Antasida
Efek obat pemblok beta dapat berkurang
akibatnya yang ditangani dengan pemblok -
beta mungkin tidak terkendali dengan baik
INTERAKSI OBAT-OBAT HIPERTENSI
Interaksi antara : Efek Sifat
Anti depresan (Jenis IMAO)
Kombinasi ini dapat meningkatkan
(Pargyline,isokarbosaksid,
tekanan darah dengan cukup
fenelzin,Tranilsipromin)
berarti.Gejala yang dilaporkan berupa
-
denyut jantung tidak
teratur,demam,sakit kepala,dan
gangguan penglihatan
Pemblok beta
(Atenolol,Propa Barbiturat
-nolol,Timolol, (Fenobarbital,Luminal,
Metoprolol) Nembutal) Efek obat pemblok beta dapat
berkurang akibatnya yang ditangani
-
dengan pemblok beta mungkin tidak
terkendali dengan baik

Kombinasi ini dapat merugikan


Obat jantung pemblok jantung.Bila kedua obat diberikan
kalsium (Verapamil,Diltiazem, secara bersamaan kepada pasien,dokter -
Nifedipin) harus memantau secara hati-hati efek
obat pada pasien
INTERAKSI OBAT-OBAT HIPERTENSI

Interaksi antara : Efek Sifat

Klonidin Kombinasi ini dapat menimbulkan kembali


(Catapres,Combipres) kenaikan tekanan darah. Hal ini dapat terjadi
jika pemberian klonidin mendadak -
dihentikan-timbul gejala berbahaya akibat
Pemblok beta tekanan darah tinggi
(Atenolol,Propa
-nolol,Timolol, Obat diabetes
Metoprolol) (tolbutamida,tolazamida, Kombinasi ini dapat meningkatkan atau
klorpropamida) menurunkan efek obat diabetes,akibatnya
kadar gula darah dapat turun terlalu rendah -
(hipoglikemia) dan terlalu
tinggi(hiperglikemia)

Vasodilator Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan


(Arlidin,Ethaquin, darah turun terlalu rendah sehingga terjadi
-
Cyclospasmol,Papaverine hipotensi postural disertai gejala
,Therapav,Vasodilan) pusing,lemas,pingsan,kejang atau syok.
INTERAKSI OBAT-OBAT HIPERTENSI

Interaksi antara : Efek Sifat

Diuretika
(Spironolakton,asam
etakrinat,amilorid,
Penurunan tekanan darah
hidroklortiazida,
yang parah akibatnya terjadi
Kaptopril (Capoten) furosemida,Triamteren)
pusig,lemas,dan
pingsan;mugkin kejang atau
syok
-

Meningkatkan kadar kalium


Tambahan Kalium dalam tubuh sehingga timbul
(K-Lyte,Kaon,Klotrix) gejala bradikardia,lumpuh,dan
aritmia jantung.
INTERAKSI ANTARA EFEK
Diuretika
(Spironolakton,asam etakrinat,amilorid, Litium
hidroklortiazida, furosemida,Triamteren) (Eskalith,Lithane,
Efek litium dapat meningkat
Lithobid)
akibatnya timbul efek
samping yang merugikan
karena kebanyakan litium

Levodopa (Dopar,Sinemet,
Klonidin
Larodopa)
Efek Levodopa dapat
berkurang,sehingga
penyakitnya mungkin tidak
terkendali dengan baik

Guanetidin (Esimil,Ismelin) Haloperidol (Haldol)


Efek Guanetidin dapat
meningkat akibatnya
tekanan darah tidak dapa
terkendali.
TERMINOLOGI MEDIS
● Sistolik = kekuatan tekanan darah tertinggi terhadap dinding
arteri sewaktu jantung berkontraksi.
● Diastolik =adalah kekuatan tekanan darah yang terukur saat
jantung berisi darah didalamnya.
● Pheocrhomocytoma = tumor jinak yang berkembang dalam inti kelenjar
adrenal.
● Sindrom Cushing = sindrom yang disebabkan berbagai
hal seperti obesitas  impaired glucose tolerance, hipertensi, diabetes mellitus
dan disfungsi gonadal yang berakibat pada berlebihnya
rasio serum hormon kortisol.
● DASH = (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
● TDS = Tekanan Darah Sistol
● TDD = Tekanan Darah Diastol
● BUN = Blood Urea Nitrogen
● EKG = grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang
merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu
tertentu.
STUDI KASUS
● Studi Kasus:
Ny. Asih umur 48 tahun berkonsultasi kedokter
dengan keluhan badan lemah dan sering pusing.
Akhir-akhir ini tidur malam sering terganggu, karena
sering buang air kecil. Pada pemeriksaan TD. 150/ 90
mm/hg, BB= 68 Kg, TB = 156 cm ,oedema -/-, Jantung
Tidak membesar. Sebelumnya sudah berobat
kedokter lain disuruh diet mengurangi gorengan, nasi
gula, garam, nasi diganti kentang. Tapi pasien tak kuat
karena tidak tahan lapar.
● Obat yang diberikan:
Metformin 1 x 1 tab
Captopril 2 x 12.5 mg
● Oleh dokter yng sekarang disuruh diet dan pemakaian
obat-obat diteruskan dan ditambah dengan sibutramin
1 x 10 mg, gemfibrozil 600 mg 2 x 600 mg, Juga
dianjurkan berolahraga secara teratur minimal 3
x/minggu 30 - 45 menit.
● Hasil pemeriksaan laboratorium sebagai berikut :
Gula darah = 165 mg/ml, PP = 287 mg/dl.
Profil Lipid : Kolesterol Total = 287 mg/L
Kolest LDL = 198 mg/L
Kolest HDL = 43 mg/L
Trigliserida = 258 mg/dl.
● Anamnesa :
Hipertensi, Diabetes Melitus, Hiperlipidemia.
● Pemeriksaan penunjang :
● Hb/Ht : Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor
resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
● BUN : Memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
● Glucosa :Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
● Urinalisa : Darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal.
● CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
● EKG :Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
● IUP : Mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu
ginjal,perbaikan ginjal.
● Photo dada :Menunjukan destruksi kalsifikasi pada areakatup,
pembesaran jantung.
Penatalaksanaan :
● Terapi Non Farmakologis
● Diet pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin
dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
● Aktivitas
● Pasien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis yang sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,bersepeda atau berenang.
Penatalaksanaan Farmakologis
● Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
● Mempunyai efektivitas yang tinggi.
● Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
● Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
● Tidak menimbulkan intoleransi.
● Harga obat relatif murah sehingga terjangkau oleh pasien.
● Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat – obatan yang diberikan pada pasien dengan hipertensi
seperti golongan diuretik, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversi rennin angiotensin.
Interaksi obat :
Dalam pengobatan Ny. Asih diberi beberapa obat, diantaranya:
● Metformin
Digunakan sebagai antidiabetik oral golongan biguanid yang bekerja
merangsang penggunaan glukosa pada jaringan perifer atau
meningkatkan sensitisasi jaringan dan menghambat pembentukan
glukosa dari protein atau lemak di hepar.
● Captopril
digunakan sebagai antihipertensi ACE Inhibitor yang bekerja
menghambat pembentukan jumlah konversi angiotensin I menjadi
angiotensin II dan bekerja menurunkan jumlah aldosteron.
● Sibutramin
Digunakan pada pasien obesitas dengan indeks massa tubuh > 30
kg/m2 atau > 27 kg/m2 pada pasien dengan factor resiko lain yang
berhubungan dengan obesitas seperti DM, hipertensi, hiperlipidemia.
● Gemfibrozil
Merupakan antihiperlipidemia yang bekerja meningkatkan aktifitas
lipoprotein kinase sehingga meningkatkan katabolisme VLDL dan LDL.
INTERAKSI OBAT YANG TERJADI:

•Captopril (ACEI) -
1 Sibutramin
•Sibutramin hanya memiliki
efek yang minimal dalam
mengontrol tekanan darah
jika dikombinasi dengan
ACEI.

•Captopril (ACEI)
2 - metformin
•Pemakaian
kedua obat
tersebut secara
bersamaan akan
menyebabkan
hipoglikemia.
•Penatalaksanaa
n : konsultasi
dengan dokter

Anda mungkin juga menyukai