Anda di halaman 1dari 51

Materi Pelajaran 1

A. Mengidentifikasi alat-alat ukur.


I. Pengertian mengukur.
II. Mengidentifikasi alat-alat ukur.
B. Indikator Keberhasilan : Setelah pembelajaran ini peserta dapat memahami
pengertian mengukur, mengidentifikasi alat ukur dan menggunakan alat ukur
mekanik.
C. Uraian
I. Pengertian Mengukur.
Mengukur adalah mengadakan perbandingan suatu fakta terhadap fakta lainnya.
Dengan mengukur kita dapat menarik kesimpulan apakan fakta yang satu dengan yang
lainnya memiliki keadaan yang sama atau berbeda , atau kita dapat memperoleh nilai
dari apa yang telah kita perbandingkan. Pengukuran dapat bersifat
I.1. Mengukur Tanpa Sekala.
Contoh:

Gambar 1. Balok
Membuat balok kecil persegi panjang yang tidak memiliki sekala seperti pada gambar 1
yang dipergunakan sebagai titik tolak untuk membuat benda hasil kerja berikutnya.
Balok kecil ini kita sebut model/mal atau perkakas peneliti. Benda hasil kerja tersebut
kita bandingkan dengan model (gambar 2 dan 3), jika ukurannya sama dengan model
berarti ukuran benda yang dibuat telah benar sesuai ukuran yang diharapkan.

1 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 2. Model Gambar 3. Memotong benda menurut model
Mal atau model ini dapat bersifat sementara atau tetap. Mal yang bersifat sementara
adalah mal yang kita gunakan hanya sesaat. Mal yang bersifat tetap adalah mal yang
akan digunakan secara terus menerus, dan peralatan ini disimpan pada rak mal secara
beurutan mulai dari yang kecil sampai dengan besar.
Mal-mal tersebut dapat dibuat sedemikian rupa sesuai dengan keperluanya. Ada mal
yang dibuat untuk mengukur panjang balok (gambar 4 dan 5), mal untuk pengukuran
diameter (gambar 6).

Gambar 4.Memeriksa ukuran balok Gambar 5.Memeriksa ukuran dua balok


Pengukur yang dapat disetel.
Pengukuran yang dapat disetel (gambar 7, 8,9 dan 10)

2 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 6. Memeriksa diameter poros Gambar 7. Memeriksa sumbu poros

Gambar 8. Membandingkan dengan sebuah jangka bengkok

Gambar 9. Memeriksa kesejajaran poros

Gambar 10. Memeriksa ketirusan poros


I.2. Mengukur Dengan Sekala.

3 Menggunakan alat-alat ukur


Sekala adalah ukuran (jarak) tertentu yang dibuat berdasarkan kriteria /defenisi yang
dibuat. Sekala inilah yang disebut dengan satuan.
Contoh:
1. Ukuran suhu.
Ukuran suhu ditentukan dengan sekala Celcius (ºC), Fahrenheit (ºF), Reinmour (ºR),
dan Kelvin (ºK).
Sekala celcius berasal dari perubahan jarak air raksa yang memuai pada gelas kapiler
pada air beku dan mendidih dibagi menjadi 100 bagian (gambar 11). Satu bagian kita
sebut 1ºC.
es air mendidih

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Gambar 11. Sekala pemuaian airaksa pada pipa kapiler


2. Ukuran panjang
Ukuran panjang ditentukan dengan beberapa sekala yang lazim digunakan, yaitu;
satuan kaki, inci, meter, dan lainnya. Ukuran panjang kaki dewasa dibuat sebagai dasar
suatu uikuran yang disebut dengan satu kaki, untuk mendapatkan ukuran yang sama
dibuatlah ukuran kaki yang disetandarkan. Satu kaki dibagi menjadi 12 bagian yang
sama, satu bagian kita sebut satu inci.
Ukuran meter pertama kali diperoleh dari pembagian keliling bumi dibagi 40.000.000
bagian, satu bagian kita sebut 1 meter.Kemudian meter ini disetandarkan sebagai jarak
antara dua baris pada sebatang platina iridium pada suhu 0ºC, yang disimpan deserver
paris. Sekarang 1 meter didefenisikan sebagai 1650763,73 kali panjang gelombang
cahaya garis sepectrum merah pinang yang dipancarkan oleh gas krypton 86 dalam
ruang hampa.
3. Satuan sudut
Satua sudut ditentukan dengan: putaran, derajat, gradient, radient.
4. Dan lain sebagainya.

4 Menggunakan alat-alat ukur


II. Keslahan Pengukuran.
II.1. Kesalahan ukuran.
Kesalahan ukuran pada ukuran panjang. Keslahan ukuran dapat terjadi karena:
II.1.a. Kesalahan manusia.
Untuk menghindari kesalahan manusia maka langkah mengukkur dan posisi melihat
sekala harus sesui dan benar.
Contoh:
Posisi letak alat ukur yang salah seperti pada gambar 12 dan yang benar seperti pada
gambar 13. Posisi melihat sekala yang benar seperti pada gambar 14.

Gambar 12 Posisi alat ukur yang salah

Gambar 13. Langkah pengukuran yang benar

Gambar 14. Posisi melihat sekala yang benar


II.1.b. Kesalahan alat ukur.
Kesalahan alat ukur tidak dapat dihindari. Kemampuan alat ukur untuk mengukur
sampai tingkat ketelitian tertentu bergantung kepada alat ukur yang dipergunakan.
Semakan teliti suatu alat ukur maka semakain kecil kesalahannya. Sehingga untuk
memilih alat ukur yang dipergunakan bergantung pada peruntukannya atau tergantung
5 Menggunakan alat-alat ukur
pada tingkat kesalahan yang di perbolehkan. Kesalah alat ukur dapat dihitung secara
matematis, yaitu kesalahan maksimal yang terjadi adalah ½ dari kemampuan mengukur
terkecil dari alat ukur.
III. Penyimpangan Ukuran yang Diijinkan.
Penyimpangan ukuran yang diijinkan adalah kisaran ukuran yang boleh terjadi pada
saat benda itu selesai dikerjakan. Sehingga pada gambar selalu dicantumkan ukuran
toleransinya setelah ukuran nominalnya.
Contoh: Gambar 15
40 ±0,5. Ini artinya ukran benda yang dibuat harus pada kisaran ukuran 40,5 s.d. 39,5
mm. Sehingga toleransinya adalah selisih batas atas dan bawah.

Batas atas
40+0,5

40 Nominal

40-0,5
Batas bawah

Gambar 15. Variasi ukuran benda yang akan dibuat

6 Menggunakan alat-alat ukur


Materi Pembelajaran 2
A. Pengukuran dimensi panjang (mekanik)
a. Mistar dan pita ukur.
b. Jangka sorong matrik dan inci.
c. . Mikromweter.matrik dan inci
d. Dila indikator
e. Busur nonius.
B. Indikator Keberhasilan : Setelah pembelajaran ini peserta dapa menggunakan
alat-alat ukur mekanik.
C. Uraian
I. Mistar dan pita ukur.
Mistar dan pita ukur dibuat dengan satuan inci dan mm (gambar 16 dan 17), Mistar
ukur digunakan untuk mengukur benda yang tidak memerlukan ketelitian besar.
Misalnya mengukur pakaian, bangunan, dll.

Gambar 16. Mistar

Gambar 17. Pita ukur

7 Menggunakan alat-alat ukur


II. Jangka Sorong.
Jangka sorong terdiri dari dua komponen utama, yaitu batang (dilengkapi sekala
sebagai sekala utama) yang menyatu dengan rahang atas dan rahang geser yang
dilengkapai sekala nonius ( gambar 18).

Rahang atas/tetap Sekala utama

Sekala nonius

Rahang bebas

Gambar 18. Jangka sorong biasa


II.1. Jenis Mister Geser:
1. Menurut cara pembacaan sekala:
a. Jangka sorong biasa (gambar18).
b. Jangka sorong digital.
Nilai ukkuran pada jangka sorong digital dapat dilihat langsung pada layar
digitalnya.
c. Jangka sorong nonius dial indikator (gambar 21).
2. Menurut penggunaanya.
a. Jangka sorong untuk mengukur panjang sisi, diameter luar dan dalam
(gambar 18).
b. Jangka sorong untuk mengukur kedalaman (gambar 19 dan 20).
3. Menurut satuannya.
a. Jangka sorong ukuran mm.

8 Menggunakan alat-alat ukur


b. Jangka sorong ukuran inci.
c. Jangka sorong kedua satuan berada pada satu alat ukur.

Gambar 19. Pengukur kedalaman Gambar 20. Mengukur ketinggian

Gambar 21. Jangka sorong dial.


4. Menurut sekala noniusnya.
a. Ketelitian 0,01 mm, 0,02 mm, 0,05mm, 0,001mm.
b. Ketelitian 0,001 inci, 1/128 inci.
5. Menurut interval ukurannya.
Pengukuran hingga 20 cm, 30cm, 50cm, 75cm, dan 100cm
II.2. Nilai Sekala dan Nilai Baca Satuan mm.
Ketelitian pengukuran suatu alat ukur bergantung kepada kemampuannya mengukur
sampai kepada tingkat pengukuran terkecilnya. Kemampuan mengukur/kemampuan
baca sampai kepada tingkat terkecilnya bergantung pada selisih sekala utama dengan
sekala noniusnya. Ada berbagai macam jangka sorong yang dibuat dengan berbagai
macam selisih sekala nonius dengan utama, antara lain.
1. Kemampuan baca 0,1mms.d. 0,9mm.

9 Menggunakan alat-alat ukur


Ini terjadi karena selisih sekala utama dengan sekala nonius adalah 1 mm-
0,9=0,1mm (gambar 22) atau 2mm-1,9mm=0,1mm (gambar 23).

Gambar 22. Jangka sorong 0,1 mm

Gambar 23. Selisih sekala utama dengan nonius 2mm-1,9mm


2. Kemampuan baca 0,05mm s.d. 0,95 mm.
Selisih sekala utama dengan sekala nonius adalah 1mm-0,095mm=0,05mm
(gambar 24).

Gambar 24. Selisih sekala utam dengan nonius 0,05


3. Kemampuan baca 0,02mm s.d. 0,98mm.
Selisih sekala utama dengan sekala nonius 1mm-0,98mm =0,02mm (gambar
25).

10 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 25. Selisih sekala utam dengan nonius 0,02mm
4. Dll.
Contoh:
Salah satu hasil pengukuran dengan jangka sorong 0,02 mm seperti pada gambar 26
ukurannya adalah 20,28mm.
Mengapa? Karena garis 0 sekala nonius sudah melewati 20 sekala utama dan garis
sekala nonius yang segaris dengan sekala utama adalah garis ke 14, tiap garis sekala
nonius tersebut nilainya 0,02mm.

Gambar 26. Pembacaan hasil pengukuran

II.3. Nilai Sekala dan Nilai Baca Satuan Inci.


Ketelitian pengukuran pada jangka sorong inci juga ditentukan oleh selisih sekala
utama dengan selisih sekla nonius. Ada dua jenis sekala utama jangka sorong inci,
antara lain: 1. Sekala terkecil pada sekala utama 0,025"(inci) (gambar 27).
2. Sekala terkecil pada sekala utama 0,050" (gambar 28).

11 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 27. Sekala utam satuan inci terkecil 0,025"
1. Jangka sorong dengan sekala terkecil pada sekala utama 0,025.
Satu inci dibagi menjadi 10 bagian yang sama, satu bagian adalah 1/10", dan 1/10"
dibagi lagi menjadi 4 bagian yang sama, satu baian adalah 1/40"=0,025".
Kemapuan baca 0,001" s.d. 0,025".
Pada jarak 6/10"=24/40" sekala nonius dibagi menjadi 25 bagian yang sama, sehingga
tiap bagian pada sekala nonius adalah 1/25 bagian dari 24/40"=24/1000=0,024"
(gambar 28).
Diperoleh selisih sekala utama dengan sekala nonius yaitu 0,025“-0,024“=0,001“,
sehingga pembacaan tiap sekala nonius =0,001" (gambar33).

Gambar 28. Selisih sekala utama dengan nonius 0,001"

Gambar 29. Selisih sekala utama dengan nonius 0,001


12 Menggunakan alat-alat ukur
Contoh:
1. Hasil pengukuran seperti pada gambar 30.
Sekala nonius telah melewati pembacaan 1" ; 0,1" dan 0,025" dan sekala nonius yang
segaris dengan sekala utama adalah garis ke 14 sehingga ukurannya adalah
=1"+0,1"+0,025"+0,014"=1,139"

Gambar 30. Pembacaan hasil pengukuran


2. Hasil pengukuran seperti gambar 31.

.
Gambar 31. Pembacaan hasil pengukuran
Pada penunjukan ini ukurannya adalah 2”+0,8”+0,050”+0,003”=2,853”.
2. Jangka sorong sekala terkecil pada sekala utama 0,050" (gambar 32).

Gambar 32. Sekala utama terkecil 0,050"

13 Menggunakan alat-alat ukur


Pembagian pada skala utama 1” tetap dibagi 10 bagian , satu bagian 0,1”dan 0,1”
dibagi lagi menjadi 2 satu bagian 1/20 inci atau 0,050”. (gambar 34).

Gambar 33. Sekala utama terkecil 0,050“.


Pada jarak 49/20 inci pada skala utama dibagi menjadi 50 bagian pada skala nonius,
sehingga jarak 1 sekala nonius 1/50 dari 49/20 =49/1000” atau 0,049” selisih skala
utama dengan nonius 0,050”-0,049”=0,001”.Jadi setiap pembacaan satu skala nonius
adalah 0,001” (gambar 34).

Gambar 34. Sekala utama 0,050“ dan nonius 0,049“.


Contoh:
Hasil penguiuran seperti yang ditunjukkan pada gambar 35.

Gambar 35. Penunjukkan hasil pengukuran.

14 Menggunakan alat-alat ukur


Kita lihat garis nol sekla nonius telah melewati angka 2" ; 0,8"; dan 0,050 pada sekala
utama. Sekala nonius yang segarins dengan sekala utama adalah pada garis ke 3,
sehingga diperoleh 0,003.
Jadi diperoleh hasil pengukurannya 2"+0,8"+0,050"+0,003"=2,853"
I. Kaliber Sekrup atau Mikrometer.
Mikrometer adalat alat ukiur yang menggunakan ulir sebagai penggeser perangkat
pengukurnya. Seperti gambar 36 dapat dilihat komponen komponen mikro meter.

Gambar 36. Komponen micrometer.

Nama-nama komponen:
1. Frame (Bingkai/Pegangan).
2. Anvil (Landasan)
3. Spindle (Batang geser ).
4. Spindle housing sliding (Pemegang spindle meluncur).
5. Screw push spindle (Sekrup pendorong spindle).
6. Screw thimble (Tabung sekrup).
7. Spring retchet pressure thimble (Perpenekan thimble).
8. Ratchet knob (Tabung pengukur).
9. Screw bolt (Skrup dudukan thimble sekunder).
10. Lock (Pengunci).

15 Menggunakan alat-alat ukur


Sleeve (Batang utama) micrometer dilengkapai sekala utama dan thimble dilengkapi
sekala putar. Sepindle akan bergeser sejauh jarak ulir untuk satu putaran thimble.

Gambar 37. Mikrometer matrik ketelitian 0,01mm.


Sehingga jarak ulir dibuat 0,5 mm agar diperoleh satu putaran gerakan thimble 0,5 mm.
Jadi pada sekala utama dibuat garis sekala 0,5. Pada thimble satu putaran dibagi 50
bagian, pergerakan tiap sekala diperoleh harga pergeser0,5mm:50=0,01mm (gambar
38).
Gambar 38. Mikrometer matrik ketelitian 0,01mm
Cara menggunakan mikrometer skrup:
1.Membuka pengunci mikrometer skrup kemudian membuka celah antara spindle dan
anvil sedikit lebih besar dari benda yang akan diukur dengan cara memutar thimble.
2. Masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil.
3. Geserkan spindle ke arah benda dengan cara memutar ratchet knob sampai
terdengar bunyi klik. Jangan sampai terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh saja.
Tidak boleh memutar thimble saat merapatkan spindle kebenda yang diukur kecuali
hanya ratchet knob.
4. Kunci mikrometer skrup agar spindle tidak bergerak.
5. Keluarkan benda dari mikrometer skrup dan baca skalanya.
Cara membaca mikrometer skrup:
1. Posisikan mikrometer skrup tegak lurus terhadap arah pandangan.
2. Bacalah skala utama pada mikrometer skrup. Garis bagian atas menunjukan angka

16 Menggunakan alat-alat ukur


1 mm, 2 mm, 3 mm, dst. Sedangan garis skala bagian bawah menunjukan bilangan
0,5mm. Perhatikan gambar 39.
Dari gambar 39 tersebut, garis skala atas menunjukan angka 7 mm dan garis skala
bagian bawahnya menunjukan 0,5 mm maka skala utama pada mikrometer skrup
tersebut menunjukan angka 7,5 mm.
3. Bacalah skala nonius yaitu garis yang tepat segaris dengan garis pembagi (sejajar
garis sumbu) pada skala utama. Setiap satu garis pada skala nonius menunjukan 0,01
mm. Pada gambar 39 skala nonius menunjukan angka 22 dikalikan dengan 0,01 mm

sehingga skala noniusnya menunjukan 0,22 mm.


4. Jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama dengan hasil pengukuran dari skala
nonius. Sehingga dari gambar diatas diperoleh hasil pengukuran 7,5 mm + 0,22 mm

Gambar 38. Penunjukan hasil ukuran 7,72mm


= 7,72 mm.
Beberapa contoh sahil pengukuran
Dari gambar 40 skala utama menunjukan angka 3 mm dan skala nonius menunjukan
0,46 mm sehingga hasil pengukuran yang diperoleh adalah 3 mm +0,46mm = 3,46 mm.
Gambar 39. Hasil pengukuran 3,46mm.

III.1. Mikrometer Yang Dilengkapi Sekala Nonius.


17 Menggunakan alat-alat ukur
Pada gambar 40 memperlihatkan sekala pada batang sleeve ditambah sekala nonius
dan pada tabung thimbel dibagi 50 sekala. Pada batang utama diberikan skala nonius
dengan 9 bagian skala tromol dibagi menjadi 10 bagian yang sama sehingga satu
bagian sekala nonius menunjukkan ukuran 0,001mm. Seperti pada gambar 40..

Gambar 40 Sekala mikrometer dengan nonius.

18 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 41. mikrometer yang dilengkapi dengan nonius dan digital.

III.2. Mikrometer Inci


Pada gambar 42 (Sleeve) skala utama 1 inci dibagi menjadi 10 bagian 1 bagian adalah
0,1 inci, satu bagian ini dibagi lagi menjadi 4 bagian yang sama 1 bagian menjadi 1/40
inci. Gerakan 1 putaran drumb penuh bergerak sejauh 1/40 inci = 0,025”. Pada skala
drumb dibagi menjadi 25 bagian sehingga satu bagian menunjukkan ukuran 0,001”.

Gamba 42 Sekala utama (Sleeve)

Gambar 43 Gerakan thimble sebesar 0,025"

19 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 44. Sekala pada thimble

Contah pembacaan ukuran seperti pada gambar 45 dan 46:

Gabar 45. Pembacaan ukuran 0,2”+0,025”+0,017”=0,242”.

20 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 46. Pembacaan ukuran 0,2”+0,075”+0,022”=0,297”.

II. Jam Ukur atau Dial Indicator.


Jam ukur adalah peralatan ukur seperti pada gambar 47, spindeln yang menyentuh
benda ukur,, benda ukur yang digerakkan atau dialnya akan menghasilkan gerakan
pada spindelnya. Gerakan spindle tersebut akan ditransper menjadi gerak putar melalui
gigi rack pada spindle dan roda gigi pada dial. Dial indikator memiliki prinsip putaran
dengan perbandingan gigi yang berbeda. Gerakan gigi rack spindle sejauh 1mm
menggerakkan roda gigi dial sebanyak satu putaran. Satu putaran diberi 100 skala
pada skala dial, sehinnga satu sekala adalah 1/100 = 0,01mm.

Dial indicator diguanakan untuk mengukur :


1. Kebundaran/Keovalan
2. Ketirusan
3. Kerataan
4. Keeksentrisan

21 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 47. Dial indicator.

Gambar 48. Pengukuran dengan dial indicator

Gambar 49. Mengukur kebulatan poros dan sudut segitiga.

22 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 50. Keratan permukaan benda.

Gambar 51. Mengukur ketirusan dan keovalan silinder.

23 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 52. Memposisikan dial secara benar.

III. Pengukur Sudut.


Jenis pengukur sudut:
1. Pengukur sudut mal; siku-siku, 45º, 120º dan 60º, 180º dan 360º (gambar 53, 54,
55 dan 56).
2. Pengukur sudut dengan nonius:
a. Dengan kaki tetap.
b. Dengan kaki yang dapat disetel.
c. Cakra bagi dengan busur derajat.
d. Cakra nonius dengan nonius.
e. Pengukur sudut optis.

Gambar 53. Pengukur sudut siku.

Gambar 54. Pengukur sudut 45º dan 60º.

24 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 55.

Gambar 56. Pengukur sudut nonius

Gambar 57. Pengukur sudut optik

25 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 58. Pengukur sudut cakra.

V.1. Pengukur Sudut dengan Nonius

1. Skala nonius dalam 12 bagian 5’.


Dalam 23 derajat dibagi menjadi 12 bagian yang sama (gambar 56 dan 59). Jadi tiap
bagian nonius sama dengan 23/12 =1 11/12= 1° 55’. Jadi perbedaan 2 bagian nonius
adalah 2°-1° 55’= 5’. Seperti gambar 38 a.

Gambar 59. Pengukur sudut nonius sekala 12.

Pembagian nonius menjadi 24 bagian


Pada jarak 23 derajat dibagi menjadi 24 bagian yang sama . Jadi tiap bagian nonius
sama dengan 23/24 = 57’30”. Perbedaan antara 1 derajat pada skala tetap pada satu
bagian nonius sama dengan 1 – 57’30” = 2’30” seperti pada gambar 60.

26 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 60. Busur dengan sekala nonus dibagi 24.

27 Menggunakan alat-alat ukur


Materi Pembelajaran 3
A. Menggunakan alat ukur elektrik/Elektronik
B. Indikator Keberhasilan
Setelah pembelajaran ini peserta dapat menggunakan multimeter dan
osiloscope.
C. Uraian
Alat ukur elektronik umumya adalah multimeter dan osciloskope.
1. Multimeter
Multimeter adalah alat ukur :
1. Mengukur tegangan DC dan AC.
2. Mengukur kuat arus
3. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor
4. Mengecek hubung-singkat / koneksi
5. Mengecek transistor
6. Mengecek kapasitor elektrolit
7. Mengecek dioda, led dan dioda zener
8. Mengecek induktor
9. Mengukur HFE transistor (type tertentu)
10. Mengukur suhu (type tertentu)

Jenis multimeter:
a. Multimeter dial (analog).

Gambar 71. Multimeter analog/dial.

28 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 72. Bagian multimeter.
b. Multimeter digital

Gambar 73. Multimeter digital.


Saat hendak mengukur terlebih dahulu multimeter harus diset ke apa yang hendak
diukur.

29 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 74 Rangkaian.
Mengukur tegangan rangkaian (gambar 75).

Gambar 75. Mengukur tegangan rangkaian.


Mengukur tahanan

Gambar 76. Mengukur tahanan.

30 Menggunakan alat-alat ukur


1.1. Pembacan Hasil Ukur Multimeter:

 Pada multimeter digital nilai yang diukur dapat langsung dibaca pada display (layar).
 Pada multimeter analog nilai yang diukur diperoleh dari penunjukan jarum(dial) pada
papan skala lalu dicocokkan dengan batas ukur.

1.2. Membaca Sekala Ohmmeter :

 Sekala ohmmeter biasanya terletak pada papan skala paling atas,  ciri-cirinya
adalah angka 0 berada disebelah kanan dan disebelahnya ada simbol ohm.
 Untuk menentukan nilai resistor yang diukur caranya adalah dengan mengalikan
angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk dikalikan dengan batas ukur.
 Contoh : misal jarum menunjuk ke angka 5 dan posisi batas ukur pada X100,
maka nilai resistor tersebut adalah 5 X100 = 5.000 ohm atau 5Kohm.
 Pada beberapa multimeter ada yang papan skalanya dibedakan antara skala X1
dan skala X1K

1.3. Membaca Sekala Voltmeter-Amperemeter (V-A) :

 Skala V-A biasanya terletak dibawah skala ohmmeter, ciri-cirinya adalah angka 0
berada disebelah kiri dan disebelahnya ada tanda V-A.
 Berbeda dengan ohmmeter, skala V-A biasanya ada lebih dari satu, berdasarkan
batas ukur yang ada.
 Contoh: multimeter yang mempunyai batas ukur 0.25, 2.5, 10, 50,  250, dan
1000 maka ada 3 ukuran skala yaitu 10, 50 dan 250.
 Cara pembacaannya adalah langsung menentukan nilai sesuai dengan  angka
yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk dengan memperhatikan  ukuran skala mana
yang dipakai.
 Misal kita menggunakan batas ukur 2.5 maka ukuran skala yang dipakai adalah
yang skala 250V lalu angka yang ditunjukkan oleh jarum   penunjuk dibagi dengan
100. angka 100 diperoleh dari 250V dibagi 2.5

31 Menggunakan alat-alat ukur


 Contoh : Saat mengukur tegangan batu battery 1.5 V maka batas ukur  kita atur
pada posisi 2.5V, jadi yang dipakai deretan skala 250.  Misalnya jarum menunjuk di
posisi 150 berarti tagangan battery  adalah 150/100 = 1.5 Volt.
2. Osciloscope.
Osciloscpe adalah alat ukur elektrik untuk :
a. Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
b. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
c. Memeriksa jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
d. Membedakan arus AC dengan arus DC.
e. Memeriksa noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu
yang terdapat pada komponen. Dari dati tersebut dapat diperoleh informasi tentang
kondisi komponen apakah bekerja dengan baik atau tidak.
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display
menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi
sebagai tempat sinyal uji ditampilkan.
Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang
membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan
garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bias

digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar.


Gambar 77. Osciloskop.

32 Menggunakan alat-alat ukur


Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua
sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukandan
kanal dua untuk melihat sinyal keluaran ( Gambar 77)..

Gambar 78. Tombol Osciloskope.

Tombol-tombol yang terdapat di panel osiloskop antara lain :


 Focus : Digunakan untuk mengatur fokus.
 Intensity : Untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan di layar
 Trace rotation : Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
 Volt/div : Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
 Time/div : Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di laya
 Position : Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol)
 AC/DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika
tombolpada posisi AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling
sehingga hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika tombol
diletakkan pada posisi DC maka sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya
dikutsertakan.
 Ground : Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar.
 Channel 1/ 2 : Memilih saluran / kanal yang digunakan.
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel

33 Menggunakan alat-alat ukur


dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Hal hal yang perlu
diperhatikan antara lain adalah :
1. Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan(digroundkan).Disamping
untuk keamanan hal ini juga untuk mengurangi noise dari frekuensi radio atau jala
jala.
2. Memastikan probe dalam keadaan baik.
3. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
Langkah awal pemakaian yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di
layar adalah garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel
adalah fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position (gambar 79)

Gambar 79. Mengkalibrasi osiloskop


Dengan menggunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa
melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan
acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah
probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan
maka akan muncul tegangan persegi pada layar.Jika yang dijadikan acuan adalah
tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div ( satu kotak vertikal mewakili tegangan 1
volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan
untuk time/div 1 ms/div ( satu kotak horizontal mewakili waktu 1 ms ) harus terdapat
satu gelombang untuk satu kotak.

34 Menggunakan alat-alat ukur


Jika masih belum tepat maka perlu disetel dengan potensio yang terdapat di tengah-
tengah knob pengganti Volt/div dan time/div.
D. Latihan.
1. Ukurlah kompenen yang tersedia, catat hasil pengukuran antara lain: Tegangan
max, tegangan rata-rata, tegangan minimal, tegangan efektif, frekuensi, dan
aplitudo.
E. Rangkuman
F. Evaluasi Materi Pokok 3
1. Ukurlah komponen elektrik sepeda motor yang disediakan dan catat hasilnya.

Materi Pembelajaran 4
A. Alat Ukur Pneumatic.

35 Menggunakan alat-alat ukur


B. Indikator Keberhasilan
Setelah pembelajaran ini peserta dapat menggunakan alat ukur pneumatic.
C. Uraian
Alat ukur pneumatic.
Tekanan adalah besaran gaya dibagai persatuan luas. Berbagai satuan tekanan:
1 psi (=1 lb/in²) = 0,07031 kg/cm²= 51,71 mm Hg pada 0ºC1 kg/cm²= 14,22 psi =735,6
mm Hg pada 0ºC = 0,9807 bar 1 atm (standart ) = 14,7 psi = 1,033 kg/cm²= 760 mm
5 5
Hg pada 0ºC1 bar = 10 N/m2= 10 Pa = 1,0197 kg/cm²= 14,50 ps.

Alat ukur pneumatic adalah alat untuk memeriksa tekanan udara pada suatu
komponen. Tekanan didalam suatu komponen memeiliki harga tertentu, sehingga perlu
diperiksa apakah tekanan pada komponen tersebut sudah tepat.
Komponen-komponen yang perlu diperiksa besar tekanannya pada sepeda motor

Gambar 65. Komprestester dial.

Gambar 66. Pengukur tekanan dial

36 Menggunakan alat-alat ukur


adalah tekanan silinder engine dan tekanan ban. Alat ukur tekanan ini untuk mengukur
kedua komponen ini memiliki kesamaan, perbedaanya hanya pada
konektor pipanya. Alat ukur tekanan kompres silinder engine (komprestester):1.
Gambar 67.Alat ukur tekanan dial
2. Alat ukur tekanan digital (gambar 67).

Gambar 68.Pengukur tekanan ban jenis batang


Pengukur tekanan ban:
2. Jenis batang.
2. Pengukur tekanan ban jenis dial.

Gambar 69. Pengukur tekanan jenis dial.


3. Pengukur tekanan ban jenis digital.
37 Menggunakan alat-alat ukur
Gambar 70. Pengukur ban digital.
4. Pengukur tekanan ban inklut didalm automanagement sistem.

Materi Pembelajaran 6

38 Menggunakan alat-alat ukur


A. Menggunakan kunci momen.

B. Indikator Keberhasilan
Setelah pembelajaran ini peserta dapat menggunakan kunci momen
C. Uraian
Menggunakan kuci momen
Baut dan mur harus mengunci suatu komponen secara benar. Jika penguncian tidak
benar maka akan dapat menyebabkan disfungsi pada alat tersebut. Keslahan yang
terjadi pada penguncian baut dapat berupa terlalu longgar, terlalu kuat dan tidak
merata.
Besarnya gaya penguncian yang terdapat pada baut bergantung pada jenis dan ukuran
baut tersebut. Untuk mengunci baut dan mur ini diberikan dengan momen (gambar 82).
Besarnya momen (M) adalah gaya(F) kali jarak (d). Disingkat M=F.d.

Gambar 82. Momen


Agar penguncian baut atau mur ini dapat dilakukan seara terukur maka diperlukan
peralatan kunci yang dilengkapai dengan ukuran. Kunci yang dilengkapi alat pengukur
dinamai dengan kunci momen.
Bagian kunci momen secara garis besr seperti gambar 83.

39 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 83. Bagian-bagian kunci momen.
Berbagai macam jenis kunci momen antara lain:
1. Kunci momen dial.

Gambar 84. Kunci momen dial.


2. Kunci momen set

40 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 85. Kunci momen set.

Gambar 86. Bagian-bagian kunci momen ukur.


3. Kuci momen digital

41 Menggunakan alat-alat ukur


Gambar 87. Kunci momen digital.

4. Kunci momen pneumatic

Gambar 88. Kunci momen pneumatic.


5. Kunci momen listrik.

Gambar 89. Electric momen werench.


42 Menggunakan alat-alat ukur
6. Kunci momen engine.

Gambar 90. Engine momen wrench.

Contoh spesifikasi momen penguncian:

Tabel 1. Momen penguncian baut M.

43 Menggunakan alat-alat ukur


Tabel 2. Momen penguncian umum.

Tabel 3. Momen penguncian baut baja.


44 Menggunakan alat-alat ukur
Materi Pembelajaran 5

A. Memelihara Alat Ukur.

B. Indikator Keberhasilan
Setelah pembelajaran ini peserta dapat menyetel dan memelihara alat ukur..
C. Uraian
Memelihara Alat Ukur

1. Menyetel Alat Ukur Presisi

1.1. Menyetel dial test indicator

a. Pasang dial test indicator pada dudukannya

b. Tepatkan ujung batang sensor pada salah satu permukaan benda yang diukur

c. Putar piringan skala nonius sampai jarum ukur tepat pada angka 0 (nol), posisi
angka ini sebagai patokan untuk melihat perubahan kondisi permukaan yang
diukur.

1.2. Menyetel micrometer luar

a. Putar piringan skala nonius sampai jarum ukur tepat pada angka Rapatkan
kedua permukaan ujung pengukur, dengan cara memutar batang rechet
sampai terdengar bunyi giginya.

b. Longgarkan rumah skala nonius

c. Tepatkan garis nol pada rumah skala nonius dengan garis nol pada batang
utama

d. Kencangkan kembali rumah skala nonius

1.3. Menyetel jangka sorong

45 Menggunakan alat-alat ukur


a. Rapatkan ke dua permukaan rahang ukur

b. Longgarkan baud pada pelat skala nonius

c. Tepatkan garis nol skala nonius dengan garis nol pada batang utama jangka
sorong

d. Kencangkan kembali baud pada pelat skala nonius.

2 . Merawat dan Penyimpanan Alat Ukur Presisi.

2.1 Pemeliharaan alat ukur secara umum

a. Suhu ruangan penyimpanan alat sebaiknya pada ruang 20° C supaya tidak
terjadi perubahan pisik akibat meningkatnya suhu.

b. Kondisi ruangan penyimpanan alat tidak terlalu lembab supaya tidak berkorosi
(kelembaban udara: 60 %)

c. Diberi vaselin setlelah alat ukur dipakai

d. Dijauhkan dari getaran, goncangan atau benturan

f. Setelah dipakai dimasukkan kembali ke kotak penyimpananya, dan untuk alat


yang besar misalnya profil proyektor harus selalu ditutup dengan kain busa
/plastik busa sewaktu tidak dipakai.

g. Dipakai sesuai dengan fungsinya.

h. Jangan melakukan pengukuran secara gegabah dan serampangan

i. Dipakai menurut petunjuk operasional dan keselamatan kerja yang telah

ditentukan masing-masing

46 Menggunakan alat-alat ukur


1.2. Pemeliharaan beberapa alat ukur

Pemeliharaan jangka sorong (Vernier Caliper)

1.2.1. Mengkalibrasi

Cara menglkalibrasi: misal untuk ketelitian 0,05 mm

a. Disiapkan sejumlah blok ukur dengan kenaikan 1 mm dari ukuran 1 mm s.d. 25


mm

b. Kemudian dilakukan pengukuran dari setiap kenaikan 1 mm di atas meja kerja

c. Masing-masing pengukuran dicatat hasil penyimpangan manimal 4 x dan dibuat


rata-rata (baik penyimpangan positip maupun negatip)

d. Selanjutnya ulangi pengukuran dari 25 mm turun sampai 1 mm dengan


penurunan 1 mm.

e. Masing-masing pengukuran dicatat penyimpangannya menimal 4 x dan dibuat


rata-rata hasil pengukuran.

f. Jumlahkan penyimpangan pengukuran

g. Tentukan penyimpangan komulatifnya

h. Penyimpangan komulatip =

Jumlah penyimpangan rata-rata

Jumlah pengukuran (dalam hal ini

i. Apabila hasil penyimpangan kumulatif dari ketelitian alat ukur, maka alat itu
tidak dapat dipertanggung jawabkan.

2.2.2. Cara Perawatan

47 Menggunakan alat-alat ukur


a. Sebelum dan sesudah pemakaian, alat ukur harus selalu dibersihkan. Bila
selesai pemakaian beri sedikit vaselin dan disimpan lagi ke tempat semula

b. Mur/baut pengunci hendaknya dijaga jangan sampai lepas atau hilang.

c. Pakailah kain panas/strimin sebagai tempat alat ukur.

Gambar 80. Pemeliharaan Mikrometer Luar (penyimpanan) satu set micrometer.

2.3. Kalibarasi

a. Alat dan perlengkapan

 Blok ukur
 ·Dudukan mikrometer
 Kertas grafik

b. Langkah kerja

Stel lebih dahulu mikrometer yang akan diperiksa pada kedudukan minimum/nol.

Pasangkan mikrometer tersebut pada dudukannya pada posisi yang mudah begi
pembacaan ukurannya.

Jepitlah blok ukur 1 mm diantara dua landalsan mikrometer, dan catat beberapa mikron
penyimpangannya (+ atau - )

48 Menggunakan alat-alat ukur


Catat pula penyimpangan- penyimpangan pembacaan untuk blok ukur 2 mm, 3 mm dan
seterusnya s.d. 25 mm. Untuk memudahkan kesimpulan, salinlah data penyimpangan
tersebut diatas, kedalam bentuk grafik.

Membersihkan dan melekatkan blok ukur harus benar-benar baik.

Perhatikan pada waktu mengeset besarnya tekanan mulut ukur terdengar dari bunyi
gigi gelincir.

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang lebih teliti, kertaan dan kesejajaran muka ukur
landasan juga perlu diperiksa (dengan plat optik).

3. Perawatan.

a. Sesudah pemakaian, bersihkanlah permukaan pengukuran dan bagian-bagian


lainnya, dan gunakanlah bahan anti korosi. Bagian-bagian yang berulir harus
dilumasi secukupnya dengan oli yang berkualitas tinggi, misalnya oli yang
dipergunakan untuk jam/arloji.

b. Jika tidak dipergunakan (sesudah pemakain) mikrometer luar harus ditempatkan


dalam sebuah peti kayu. Mikrometer yang lebih besar harus digantungkan dengan
penunjang nya yang khusus (sadle shaped support).

c. Temapt penyimpanan harus bebas dari getaran, sinar matahari langsung, fluktuasi
temperatur dan kering.

d. Batang ukur standar yang panjang harus ditempatkan dengan hati-hati supaya tidak
terjadi bengkok atau baling.

4. Keselamatan Kerja

a. Jangan menarik mikrometer keluar dari benda kerja untuk dilihat hasil
pengukurannya. Hal ini bisa merusak landasan.

b. Jangan mengukur benda kerja yang sedang berputar atau bergerak

49 Menggunakan alat-alat ukur


c. Hati-hatilah pada waktu mengukur dan gunakan recet jika spindel sudah mendekati
benda yang diukur.

d. Memutar rechet harus perlahan (tidak boleh dihentak) dan sampai berbunya.

e. Sebaiknya menggunakan sarung tangan saat melakukan pengukuran.

5. Pemeliharaan Kaliber T (Telescoping Gauge)

Gambar 81. Kaliber T

Cara perawatan :

 Selesai melakukan pengukuran dengan kaliber T, maka baut pengikat harus


dikendorkan agar spindle dan tabung tidak mengalami pembebanan.
 Sebelum disimpan pada tempatnya, oleskan vaseline agar terhindar dari karatan.
 Telescoping dimasukkan pada tempat yang khusus dan masukkan pada almari
dengan posisi yang benar..

Perbaikan :

Untuk memperbaiki telescoping gauge yang telah rusak, dapat


dilaksanakan sebagai berikut :

 Kendorkan baut pengikat


 Masukkan pegasnya pada spidle, kemudian masukkan tabung pada rangka.
 Masukkan pegas dan spidle pada tabung, kemudian baut pengikat dikeraskan.

50 Menggunakan alat-alat ukur


6. Keselamatan Kerja

 Pemakaian telescoping gauge harus sesuai dengan ukuran diameter lubang yang
diukur.
 Pada saat membuka pengikat/pengunci, maka tabung dan spindle ditahan oleh ibu
jari penunjuk (tangan kiri)
 Pada waktu mulai melaksanakan pangukuran, pengunci dibuka perlahan-lahan
sehingga menyentuh benda ukur.
 Pada saat mengeluarkan telescoping gauge benda ukur dimiringkan sedikit (5
derajat) agar alat ukur tersebut mudah lepas, apabila alat ukur tersebut tidak
dimiringkan mengalami kerusakan pada bagian permukaan ukur spindle dan
tabung.
 Apabila saat kita membuka pengunci/pengikat tidak ditahan akan menimbulkan
bahaya yaitu spindle dan tabung akan terlempar dan dapat mengenai mata.
 Pada waktu melakukan pengukuran, letakkan alat ukur di atas panel (kain halus).
 Alat ukur telescoping gauge jangan diletakkan bertumpukan dengan alat ukur
lainnya.
 Setelah selesai melakukan pengukuran, kendorkan baut pengikat.
 Simpanlah alat ukur telescoping gauge pada tempat yang telah disediakan.
 Hindarkan sampai telescoping gauge jatuh/terbentur pada alat ukur sejenis.

51 Menggunakan alat-alat ukur

Anda mungkin juga menyukai