Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK STIMULASI KEMANDIRIAN


AUD

Disusun Oleh :

Sri Rahayu Ningsi

142001024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen saya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya menyadari makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Wassalamualaikum

Baubau, 1 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB II KAJIAN TEORI

A. Strategi Pembelajaran Untuk Stimulasi Kemandirian AUD


1. Pengertian stimulasi Kemandirian AUD
2. Strategi Pendidik Untuk Menstimulasi Kemandirian AUD
3. Karakteristik AUD
4. Faktor yang mempengaruhi kemandirian AUD
B. Metode yang digunakan pendidik untuk Stimulasi Kemandirian AUD
C. Pentingnya Peran Pendidik Untuk Menstimulasi Kemandirian Aud

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang individu pada masa kanak-kanak sedang mengalami proses pertumbuhan


yang cepat dan mendasar untuk kehidupan selanjutnya. Anak usia dini ditandai
oleh sikap, minat, dan kemampuan belajar tertentu. Perhatiannya akan tertuju pada
segala sesuatu di sekitarnya, dan pemandangan, suara, dan sensasi yang
ditemuinya akan membentuk dan mengembangkan kepribadiannya. Karena
kekhasan mereka, anak-anak membutuhkan teknik pembelajaran yang akan
merangsang mereka(Yuliastri and Sandy Ramdhani, 2018).

Masa kanak-kanak awal adalah waktu yang penting untuk memberikan stimulasi
berkualitas tinggi kepada anak-anak karena mereka akan menjadi dewasa lebih
cepat daripada anak-anak yang menerima sedikit atau tanpa stimulasi. Salah satu
yang perlu didorong sejak dini adalah kemandirian karena membantu anak
mengembangkan kreativitas, tanggung jawab, dan kepercayaan diri sekaligus
menghindari perilaku berbahaya (Sahrip, 2017).

Kemandirian sebagai kapasitas untuk secara bebas mengatur dan mengatur ide,
perasaan, dan perilaku sendiri sambil berusaha menghilangkan perasaan bersalah
dan ketidakpastian. Anak yang memiliki sikap mandiri adalah “anak yang dapat
melakukan aktivitasnya sendiri, dapat bersosialisasi, dapat mengendalikan
emosinya, dan bisa bersimpati dengan orang lain," (Damayanti, 2020).

Menurut pendapat ahli tersebut, kemandirian adalah sikap dan perilaku orang
yang mampu menangani tugas-tugasnya sendiri, mengendalikan emosinya,
berinteraksi dengan orang lain, dan berusaha memecahkan masalah sendiri. Dalam
situasi ini, anak mampu belajar sendiri, memilih cara belajar, dan mengurus
kebutuhan dasar seperti makan, memakai sepatu, mengancingkan baju, dan lain-
lain.
Namun, independensi AUD masih belum sepenuhnya terwujud saat ini; anak-anak
cenderung manja dan terlalu bergantung pada orang tua atau anggota keluarga
dekat lainnya, dan orang tua terus memantau perkembangan akademik anak-anak
mereka. Orang tua yang memanjakan anaknya dan guru yang eksklusif
menggunakan teknik pengajaran tradisional berdampak pada anak yang belum
sepenuhnya mandiri. Untuk membantu anak membangun kemandiriannya,
diperlukan metode dan teknik pembelajaran menarik yang sesuai dengan usia dan
tahap perkembangannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pendidik dalam menstimulasi kemandirian
AUD ?
2. Metode apa saja yang digunakan dalam menstimulasi Kemandirian
AUD ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui strategi yang digunakan pendidik dalam
menstimulasi kemandirian AUD
2. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan pendidik untuk
menstimulasi kemandirian AUD ?
D. Manfaat
1. Bagi Anak Didik
Diharapkan anak didik dapart memperoleh hak stimulasi dari pendidik
agar dapat mengembangkan kemandirian mereka secara optimal.
2. Bagi pendidik
Membantu pendidik PAUD agar memberikan stimulasi yang sesuai
untuk anak usia dini.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Strategi Stimulasi Kemandirian Anak Usia Dini
1. Pengertian stimulasi Kemandirian AUD
Pembentukkan perilaku mandiri sangat penting untuk diterapkan
pada setiap individu sejak dini karena dengan terbentuknya karakter
mandiri pada setiap individu akan meminimalisir terjadinya
penyimpangan perilaku yang sering terjadi saat ini terutama pada anak
usia 5-6 tahun (Rasyid, 2022).Kemandirian merupakan salah satu
yang perlu ditanamkan pada anak usia dini. Kemandirian tidak selalu
tiba pada anak secara tiba-tiba, sehingga diperlukan stimulasi. Seorang
individu dirangsang untuk mencapai tingkat perkembangan
optimalnya sesuai dengan usianya, ini sependapat dengan Ambarsari
yang mengemukaan bahwa kemandirian anak usia dini harus
diperkenalkan sejak dini agar anak terhindar dari sifat ketergantungan
pada orang lain. Kondisi anak yang masih bergantung pada orang lain
dan menjauhi tantangan, kemungkinan dapat disebabkan oleh faktor
lingkungan atau faktor dalam diri anak tersebut(Hindu et al., 2022).
Masa bayi dini merupakan tahap perkembangan yang
menempatkan anak pada masa krusial ("masa keemasan") di mana
mereka membutuhkan stimulasi. Sejak anak masih dalam kandungan,
orang tua bisa merangsang anaknya. Ketika anak mencapai usia pra
sekolah, pendidik juga dapat melakukan stimulasi(Yuliastri and Sandy
Ramdhani, 2018).
Kemandirian adalah perilaku teratur yang terdiri dari sifat-sifat
seperti percaya diri, bertanggung jawab, mengendalikan diri,
mudah bergaul, dan keinginan untuk melayani orang lain(Lestari
and Fathiyah, 2023).
Kemandirian anak adalah kemampuan seorang anak untuk
melakukan aktivitas yang diinginkan dan dilakukan oleh anak itu
sendiri (Lestari and Fathiyah, 2023).
Berdasarkan pandangan para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kemandirian mengacu pada kemampuan anak untuk bertindak
dengan cara yang mandiri dari orang lain, mudah bergaul, mampu
mengelola emosinya, dan bertanggung jawab. Oleh karena itu,
mendorong kemandirian memberikan rangsangan kepada anak agar
dapat menyelesaikan tugas secara mandiri.
2. Strategi Pendidik dalam Menstimulasi Kemandirian Anak
Usia Dini
Kemandirian anak usia dini saat ini masih rendah dan kurang
berkembang, hal ini terlihat pada saat pembelajaran dimulai. Anak-
anak menangis saat masuk kelas dan mengeluh saat terpisah dari
orang tuanya, sehingga membuat orang tua tidak bisa meninggalkan
anaknya sendirian atau menunggu hingga pembelajaran selesai.
Sementara beberapa siswa dapat mengerjakan pekerjaan rumahnya
sendiri selama belajar, yang lain masih membutuhkan bantuan teman
sebayanya atau guru. Kemandirian anak belum terlihat dalam hal
bekerja sama dengan teman, menolak berbagi dengan teman, lebih
sering bertindak sendiri, bergantung pada orang lain, dan kurang
percaya diri.
Pembelajaran anak usia dini harus dilakukan secara terencana,
pendidik harus memerhatikan berbagai aspek perkembangan. Tujuan
bimbingan adalah untuk membantu anak didik mengenal dirinya dan
lingkungan terdekatnya sehingga dapat menyesuaikan diri dari melalui
tahap peralihan dari kehidupan rumah menuju ke kehidupan sekolah
dan masyarakat sekitar, oleh karena itu membentuk kemandirian di
usia dini(Rizkyani, Adriany and Syaodih, 2020).
Strategi pembelajaran guru hanya memperhatikan perkembangan
kognitif anak selama proses pembelajaran dan kurang
memperhatikan kemandiriannya. Untuk membantu siswa
mengembangkan rasa percaya diri, instruktur mengikutsertakan
mereka dalam kegiatan sekolah biasa sambil mengajarkan
kemandirian.
Anak akan memiliki kemungkinan proses belajar yang unik bagi
anak jika mereka terlibat dalam kegiatan secara mandiri. Memberi
anak-anak kemandirian dan kepercayaan akan membantu kemampuan
mereka untuk membuat keputusan sendiri. Guru mungkin dapat
menemukan taktik menggunakan teknik ramah anak seperti akting
peran,teknik kehidupan praktis dan metode bermain peran yang
membantu mendorong kemandirian anak (No, 2017).
Menerapkan aturan permainan adalah salah satu strrategi yang
dapat digunakan pendidik untuk membantu siswa mempelajari
tanggung jawab, hak dan tanggung jawab, serta disiplin. Taktik ini
juga membantu siswa mengembangkan rasa tanggung jawab karena
memberi mereka kesempatan untuk merasa senang. mengambil bagian
dalam banyak kegiatan secara proaktif. Salah satu tujuan
menumbuhkan kemandirian adalah tanggung jawab; dalam hal ini,
anak membutuhkan waktu untuk memahami semua hukum,
kewajiban, dan norma yang berlaku di lingkungannya dan
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kelompok umur.
Kemandirian anak dapat dikembangkan dengan memotivasi mereka,
karena sangat penting bagi anak untuk memahami kegiatan apa yang
baik dan buruk untuk mereka lakukan sehingga mereka dapat
mempelajari apa yang harus dilakukan dan bagaimana mencapainya.
Guru dapat membekali siswanya dengan teknik pembelajaran berikut
untuk mendorong kemandirian AUD, menurut Hong dan Blau (Pareira
and Atal, 2019):
1. Menahan diri dari memberikan kepercayaan Anda ke pada anak-
anak agar Anda dapat melihat, mendengar, dan menyerap semua
perilaku mereka. Ini akan memungkinkan Anda untuk
mendapatkan pengetahuan tentang perlawanan anak-anak. karakter
sehingga dapat meramalkan tuntutan dan memahami bagaimana
seorang anak muda akan bereaksi terhadap lingkungannya.
2. Mendorong Eksplorasi (mendorong anak muda untuk
bereksplorasi); seorang guru harus dapat menginspirasi murid-
muridnya untuk melakukannya dan menanamkan kepercayaan
pada mereka sehingga mereka dapat menangani kehidupan dalam
lingkungan sosial.
3. Menetapkan batasan aktivitas untuk membantu anak-anak
membuat keputusan yang bijak dan menjauhkan mereka dari
keadaan yang berpotensi membahayakan pada tingkat fisik atau
emosional.
4. Ketika seorang anak berhasil menyelesaikan tugas individu,
instruktur akan mendorong mereka dan menawarkan pujian
sebagai semacam insentif.

3. Karakteristik Kemandirian Anak usia dini


Anak usia dini adalah "era emas", ketika anak-anak tumbuh dan
berkembang dengan cepat. Anak-anak sensitif dan mampu belajar
pada usia ini, dan mereka memiliki rasa ingin tahu yang tajam. Ini
terbukti dari fakta bahwa anak-anak cenderung mengajukan banyak
pertanyaan tentang semua yang mereka lihat, dan jika pertanyaan
mereka tidak dijawab, mereka akan terus bertanya sampai mereka
melakukannya. Masa bayi dini ditandai dengan ciri-ciri fisik, sosial,
moral, dan ciri-ciri tertentu lainnya.
Untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran, khususnya yang
memupuk kemandirian anak, guru harus memiliki pemahaman yang
menyeluruh tentang tumbuh kembang anak. Guru hanya dapat
membangun taktik belajar dan merangsang siswa dengan memahami
kualitas mereka(Vera et al., 2021).
karakteristik kemandirian anak usia dini (Purnamasari 2022 dalam
susanto) sebagai berikut :
1) Anak percaya diri
Anak yang percaya diri memiliki keberanian untuk
bertindak, membuat keputusan berdasarkan keinginannya
sendiri, dan menerima tanggung jawab atas segala akibat
yang mungkin timbul dari keputusan tersebut.
2) Memiliki motivasi internal
Perilaku diri untuk melakukan perilaku atau perbuatan
dikenal sebagai motivasi intrinsik.
3) Mampu mengambil keputusan secara mandiri.
Anak yang mandiri dapat dan akan mengambil keputusan
sendiri.
4) Cerdik dan kreatif
Anak-anak selalu ingin mengeksplorasi hal-hal baru dan
melakukan kehendak bebas mereka sendiri tanpa disuruh.
5) Menerima tanggung jawab atas hasil keputusannya.
Tak perlu dikatakan bahwa ada akibat ketika anak kecil
membuat penilaian atau pilihan. Anak mandiri akan selalu
bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya.
6) Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar
Siswa usia dini sering menangis ketika mereka pertama kali
masuk sekolah karena ini adalah lingkungan baru bagi
mereka. Kenyataannya, banyak orang tua yang menunggu
anak-anak mereka saat mereka belajar di kelas. Jika seorang
anak muda mandiri, ia akan dengan mudah menyesuaikan
diri dengan lingkungan barunya dan dapat belajar meskipun
orang tuanya tidak memperhatikannya.
7) Tidak mengandalkan orang lain
Seorang anak muda yang mandiri memahami kapan harus
mencari bantuan dari orang lain dan selalu bersemangat
untuk mencoba berbagai hal sendiri.

4. Faktor – Faktor Kemandirian AUD


Kemandirian berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu,
dimulai dengan stimulasi anak usia dini. Perilaku otonom anak
bervariasi satu sama lain dan dipengaruhi oleh berbagai keadaan. Ada
dua kategori unsur yang mempengaruhi kemandirian anak yaitu
pengaruh internal dan pengaruh eksternal.. Unsur internal meliputi
yang mempengaruhi anak secara fisik, seperti kondisi tubuh sehat atau
sakit, maupun secara psikologis, seperti bakat, minat, kecerdasan, dan
motivasi. Pengaruh eksternal adalah mereka yang berasal dari
keluarga seseorang, tempat pendidikan, dan masyarakat. variabel yang
berhubungan dengan keluarga, seperti jumlah anak, di mana mereka
berada dalam urutan kelahiran, dan apakah mereka berada di
lingkungan yang mendukung atau tidak. Proses pembelajaran dan
ikatan dengan teman sebaya merupakan faktor yang berasal dari
sekolah. unsur-unsur yang berhubungan dengan masyarakat, termasuk
latar tempat mereka tinggal dan hubungan sosial mereka (Haryanti et
al., 2018).
Ada beberapa faktor pendukung kemandirian anak; yakni dimana
pada dasarnya anak akan tumbuh mandiri, apabila anak tersebut
berada dalam lingkungan yang orang-orang di sekelilingnya mampu
menciptakan faktor yang dapat mendukung anak untuk tumbuh
berkembang dengan normal dan bahagia. Terbentuknya kemandirian
bukanlah kemampuan yang dibawa anak sejak lahir, melainkan hasil
dari proses belajar (Rochwidowati and Widyana, 2016).
Seberapa jauh seorang anak muda dibebaskan dan seberapa
mandiri menurut mereka akan ditentukan oleh unsur-unsur
kemandirian tersebut dalam kehidupan mereka selanjutnya. Seorang
anak membutuhkan kesempatan, dukungan, dan stimulasi dari
keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekolah agar dapat mandiri.
Anak-anak saat ini membutuhkan penguatan untuk setiap tindakan
yang mereka lakukan dan peran yang dimainkan pendidik di
lingkungan mereka.

B. Metode yang digunakan Pendidik dalam Menstimulasi


Kemandirian AUD
1. Metode Bermain Peran
Role acting, menurut Suryanti, dapat memberikan contoh-
contoh alami tentang tingkah laku manusia yang sebenarnya dan
dapat dimanfaatkan oleh para remaja untuk menyadari perasaan
dan sikap mereka sendiri terhadap keyakinan dan pemahaman
mereka sendiri. Karena anak berpikir secara simbolik, maka
bermain peran merupakan strategi yang sangat baik untuk
mengoptimalkan potensi anak bagi perkembangan bakat
dasar(Fitriah Hayati, 2017).
Latihan bermain peran mengajarkan anak bagaimana berpura-
pura menjadi orang lain dan merasakan apa yang orang lain
rasakan, seperti menjadi ayah, ibu, guru, dan berbagai peran
lainnya. Ini membantu merangsang kemandirian AUD. Melalui
bermain peran dapat memberikan pengalaman baru kepada anak
yang berpengaruh terhadap perilakunya, khususnya dalam hal
kemandirian. Permainan peran juga mengajari anak-anak cara
menangani masalah kecil yang mereka hadapi setiap hari. Media
yang digunakan dalam metode bermain peran ini adalah boneka
orang.
2. Metode pembiasaan (practical life )
Pendekatan pembiasaan, juga dikenal sebagai kehidupan
praktis, adalah praktik sehari-hari yang mengintegrasikan
kecakapan hidup ke dalam pembelajaran anak usia dini untuk
mendorong kemandirian anak. Seiring dengan keterampilan
mengajar, pengetahuan praktis, menurut Maria Montessori, dapat
menumbuhkan perasaan, fokus, kerja tim, disiplin, dan
kepercayaan diri (Khotijah, 2018).
Komponen pelatihan keterampilan praktis membantu
perkembangan keterampilan motorik anak. Anak-anak belajar
menyikat gigi, mencuci tangan, mengancingkan baju, mengikat tali
sepatu, membersihkan piring di atas meja, menuangkan air ke
dalam gelas, dan makan dengan sendok melalui aktivitas
koordinasi tangan-mata yang melatih gerak tubuh kita. gunakan
setiap hari. Pada kenyataannya, sangat penting bagi anak-anak
untuk mempelajari keterampilan hidup mandiri. Anak-anak harus
melatih kemampuan ini berulang kali untuk mendapatkan
keuntungan tambahan seperti belajar menyelesaikan aktivitas
dengan disiplin yang lebih besar dan menghasilkan hasil yang lebih
baik(Kartika, Malik and Saugi, 2020).
Menurut para ahli di atas, keterampilan praktis adalah
kumpulan kegiatan praktis yang dapat membantu anak dalam
mengembangkan keterampilan motorik, fokus, disiplin, dan
kemandiriannya. Kegiatan ini termasuk tugas sehari-hari. Kegiatan
pembelajaran keterampilan praktis anak dapat menunjukkan
pemahaman lengkap mereka tentang kehidupan sehari-hari dalam
berbagai konteks, termasuk rumah, masyarakat, dan sekolahh.
3. Metode demontrasi
Demonstrasi sebagai pertunjukan, perbuatan, dan penjelasan
tentang sesuatu. Diyakini bahwa anak-anak akan dapat
mengidentifikasi proses implementasi melalui teknik demonstrasi.
Sementara itu, teknik demonstrasi merupakan strategi mengajar
yang digunakan oleh pengajar, orang lain yang diminta secara
khusus, atau bahkan sang anak sendiri untuk mendemonstrasikan
suatu prosedur kepada sejumlah siswa di kelas. seperti cara
memakai baju, mengikat tali sepatu, dan sebagainya (Herlina,
2016).
Penggunaan pendekatan demonstrasi agar anak memahami
konsep dan dapat menerapkannya dengan tepat. Tindakan tersebut
diimplementasikan melalui kombinasi teknik demonstrasi oleh
pendidik , yang mencontohkan tindakan yang telah disiapkan
seperti mengikat tali sepatu sambil mendorong anak untuk meniru
tindakan guru sendiri sambil dilatih dan dipraktikkan hingga
berhasil. Dengan demikian teknik demonstrasi sangat berarti bagi
anak karena dengan terlebih dahulu menampilkan suatu proses
tindakan yang dapat mendorong kemandirian anak sejak usia dini
hingga di kemudian hari.

C. PENTINGNYA PERAN GURU DALAM STIMULASI


KEMANDIRIAN AUD
Sejak bayi baru lahir dari anak sudah mendapatkan stimulasi dari
orang tuanya, maka salah satu yang harus distimulasi sejak kecil
adalah kemandirian. Namun, banyak orang tua saat ini yang kurang
menstimulasi anaknya, terutama dalam hal kemandirian. Hal ini
disebabkan kesibukan orang tua atau kurangnya keahlian dalam
mendidik anak. Yamin dan Sanan menjelaskan peran dan tugas guru
dalam menembangkan kemandirian anak usia dini adalah guru sebagai
penanggung jawab kegiatan pembelajaran di sekolah harus mampu
melaksanakan pembelajaran tentang kemandirian pada anak didiknya
yang diharapkan dapat melatih dan membiasakan anak berperilaku
mandiri dalam setiap aktivitasnya. Seorang guru harus mampu dan
terampil dalam menyusun berbagaai strategi pembelajaran,
menciptakan suasana belajar, dan mampu mengintegrasikan
pembelajaran kemandirian dengan aktivitas belajar anak baik dalam
suasanan belajar di kelas, luar kelas sehingga anak dapat bekerjasama,
dan saling berkompetensi serta guru harus memperlihatkan contoh
yang konkrit dalam hal yang diajarkan(I’in, M. Thamrin, 2015).(I’in,
M. Thamrin, 2015). Oleh karena itu, Fungsi guru pada saat anak
memasuki usia prasekolah sangatlah besar, begitu pula dengan peran
guru di lembaga PAUD, misalnya dalam membentuk karakter anak
usia dini.
Ini adalah kesulitan tersendiri, tetapi tugas guru sangat penting untuk
perkembangan masa depan anak-anak. Salah satu tugas guru adalah
memperhatikan pertumbuhan anak didiknya, yang mencerminkan hal
tersebut. Setiap guru PAUD harus bertanggung jawab atas fungsi
penting ini, terutama mereka yang bekerja dengan anak kecil untuk
mendorong kemandirian.Guru harus mampu menciptakan suasana
belajar , dan trampil menyusun strategi pembelajaran serta
mengarahkan pembelajaran pengembangan kemandirian baik dalam
kelas maupun di luar kelas guru harus memberikan contoh yang
konkrik dalam semua hal yang diajarkan agar anak dapat bekerja sama
dan saling berkompetensi. kemandirian sebagai upaya untuk
memutuskan hubungan dengan orang tua untuk menemukan diri
sendiri melalui proses eksplorasi ego atau identitas, yang merupakan
perkembangan menuju individualitas yang stabil dan otonom (Sari,
2018).
Tingkat kemandirian yang dipupuk oleh setiap guru akan sangat
bermanfaat bagi masa depan setiap anak. Dengan memberikan anak
pandangan positif tentang dunia, pengajar PAUD membantu anak
mengembangkan kemandirian sejak usia dini.
Perkembangan kemandirian anak usia dini dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang membantu pengajar dalam membina kemandirian anak
usia dini. Suasana dan fasilitas sekolah adalah salah satu aspek yang
membantu instruktur. Sangat mudah bagi instruktur untuk
menumbuhkan kemandirian anak usia dini dan memudahkan anak-
anak untuk mempertahankan kemandirian selama kelompok usia
berikut berkat adanya variabel-variabel pendukung tersebut (Juniaris et
al., 2022).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa kemandirian anak sangat
penting bagi kehidupan anak karena anak yang mandiri dapat
mengelola emosinya dengan baik, bertanggung jawab, dan dapat
melakukan semua kegiatan yang mampu dia lakukan sendiri tanpa
bantuan orang lain. Dalam melakukan stimulasi kepada anak
diperlukan suatu strategi yakni dengan metode bermain peran,
metode practical life, dan metode demosntrasi.
Metode bermain peran dapat meningkakan kemandirian anak
karena dalam kegiatan tersebut anak belajar untuk menjadi orang
laindengan peran berbeda-beda. Metode practical life berupa
kegiatan pembelajaran aktivitas-aktivitas yang mencakup
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk menstimulasi
kemandirian aak-anak. metode demontrasi juga dapat
meningkatkan kemandirian anak.
B. Saran
Diharapkan guru dapat menyusun strategi pembelajaran yang dapat
mengembangkan segala aspek perkembangan anak khususnya
kemandirian. Guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran
yang tepat, menarik, dan menyenangkan agar dapat mendorong
minat anak dan antusias anak saat mengikuti proses pembelajaran.

PETA KONSEP

Strategi Pembelajaran Metode yang digunakan Pentingnya Peran Pendidik


Untuk Stimulasi pendidik untuk Stimulasi Untuk Menstimulasi
Kemandirian AUD Kemandirian AUD Kemandirian Aud

Strategi Pendidik Untuk


Pengertian stimulasi Faktor yang mempengaruhi
Menstimulasi Kemandirian Karakteristik AUD
Kemandirian AUD kemandirian AUD
AUD
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, E. (2020) ‘Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini


Meningkatkan Kemandirian Anak melalui Pembelajaran Metode
Montessori Abstrak’, 4(1), pp. 463–470. Available at:
https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.333.

Fitriah Hayati (2017) ‘Persepsi Guru Paud Terhadap Kegiatan Bermain Peran
Sebagai Stimulasi Kemandirian Anak Usia Dini’, Persepsi Guru PAUD,
4(September 2017), pp. 135–142.

Haryanti, D. et al. (2018) ‘GAMBARAN PERILAKU ORANG TUA DALAM


STIMULASI PADA ANAK YANG MENGALAMI
KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN USIA 0-6 TAHUN
IDENTIFIEDTHE BEHAVIOR OF PARENTS IN STIMULATING
CHILDREN AGED 0-6 YEARS’, 6(6), pp. 64–70.

Herlina (2016) ‘Meningkatkan Kemandirian melalui Metode Demonstrasi pada


Anak Usia 5-6 Tahun di Tk Aba 010 Cabang Kuok Kabupaten Kampar’,
Educhild: Jurnal Pendidikan Sosial Dan Budaya, 5(1), pp. 37–45.
Available at: https://www.neliti.com/publications/165286/meningkatkan-
kemandirian-melalui-metode-demonstrasi-pada-anak-usia-5-6-tahun-di.
Hindu, U. et al. (2022) ‘BERBASIS METODE PROYEK DI PAUD VIDYA’,
7(2), pp. 180–191.

I’in, M. Thamrin, S. (2015) ‘Upaya Guru Mengembangkan Kemandirian Anak’,


Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 4, pp. 1–13.

Juniaris, A. et al. (2022) ‘Pola Komunikasi Guru dan Orang Tua dalam
Mewujudkan Kemandirian’, 6(5), pp. 4860–4874. Available at:
https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i5.2812.

Kartika, aji D.A., Malik, L.R. and Saugi, W. (2020) ‘Pola Asuh Orang Tua
Dalam Menstimulasi Kemandirian Anak Usia Dini’, Motoric, 4(2), p.
2020. Available at:
https://jurnal.narotama.ac.id/index.php/paudmotoric/article/view/1269.

Khotijah, I. (2018) ‘E-issn : 2549-7367’, Analisis Perkembangan Kognitif Anak,


2(2), pp. 127–140.

Lestari, S. and Fathiyah, K.N. (2023) ‘Analisis Pembelajaran dalam


Meningkatkan Kemandirian pada Anak Usia 5-6 Tahun’, 7(1), pp. 398–
405. Available at: https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i1.3693.

No, J.K. (2017) ‘Optimalisasi Potensi Perkembangan Anak Usia Dini Melalui
Metode Baby Led Weaning ( BLW ) Optimization of Early Childhood
Potential Development Through Baby Led Weaning ( BLW )’, 1(1), pp.
33–38.

Pareira, M.I.R. and Atal, N.H. (2019) ‘Peningkatan Kemandirian Anak Usia 4-5
Tahun Melalui Bercerita’, Jurnal PG-PAUD Trunojoyo : Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini, 6(1), pp. 35–42. Available
at: https://doi.org/10.21107/pgpaudtrunojoyo.v6i1.5371.

Purnamasari, N. (2022) ‘Perbedaan Pengasuhan Anak di Sekolah Fullday dan


Sekolah Umum Terhadap Kemandirian Anak’, 6(4), pp. 2813–2824.
Available at: https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i4.2267.
Rasyid, H. Al (2022) ‘Pengaruh Pembiasaan , Kecerdasan Emosional dan’, 6(4),
pp. 3034–3049. Available at: https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i4.2301.

Rizkyani, F., Adriany, V. and Syaodih, E. (2020) ‘Kemandirian Anak Usia Dini
Menurut Pandangan Guru Dan Orang Tua’, Edukid, 16(2), pp. 121–129.
Available at: https://doi.org/10.17509/edukid.v16i2.19805.

Rochwidowati, N.S. and Widyana, R. (2016) ‘INCREASED SELF-


SUFFICIENCY OF PRESCHOOL AGE CHILDREN WITH THE
GRANTING OF POSITIVE PENGUKUH’.

Sahrip, S. (2017) ‘Pengaruh Interaksi Dalam Keluarga Dan Percaya Diri Anak
Terhadap Kemandirian Anak’, Jurnal Golden Age, 1(1), p. 33. Available
at: https://doi.org/10.29408/goldenage.v1i01.480.

Sari, D.Y. (2018) ‘Pengaruh Bimbingan Guru dalam Mengembangkan


Kemandirian dan Kedisiplinan Anak Usia Dini’, Golden Age: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), pp. 35–44. Available at:
https://doi.org/10.29313/ga.v2i2.4436.

Vera, A. et al. (2021) ‘Pembelajaran humanistik Maslow dan Rogers : Implikasi


SN DIKTI selama Pandemic Covid-19’, 5(2), pp. 2037–2049. Available
at: https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.1117.

Yuliastri, N.A. and Sandy Ramdhani (2018) ‘Pengembangan Pembelajaran


Tematik Integratif Untuk’, 3(1), pp. 44–58. Available at: http://e-
journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/jga/article/view/898.
Pertanyaan dan Jawaban

1. Seberapa penting stimulasi kemandirian pada anak usia dini ?


Jawab : stimulasi kemandirian sangat penting bagi anak usia dini karena
dengan menstimulasi kemandirian anak dapat mengontrol emosi,
bertanggung jawab, dan memiliki kepercayaan diri.
2. Apa saja yang mempengaruhi kemandirian anak ?
Jawab : kemandirian anak dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor
internal.
3. Bagaimana strategi pendidik dalam menstimulasi kemandirian anak ?
Jawab : strategi pendidik dalam menstimulasi kemandirian anak adalah
dengan menggunakan metode yang dapat menstimulasi kemandirian anak.
4. Apakah metode bermain peran, metode practical life dan metode
demontrasi dapat mengembangkan kemandirian anak ?
Jawab : metode bermain peran, metode practical life dan metode
demontrasi dapat mengembangkan kemandirian karena dalam bermain
peran anak dapat merasakan apa yang anak perankan, pada metode
practical life anak melakukan kegiatan-kegiatan sehari-hari disekolah
secara terstruktur yang dibimbing oleh guru, sedangkan metode
demontrasi sebagai pertunjukan, perbuatan, dan penjelasan tentang
sesuatu.
5. Apa saja karakteristik kemandirian anak usia dini ?
Jawab : karakteristik kemandirian anak usia dini sebagai berikut :
1. Anak percaya diri
Anak yang percaya diri memiliki keberanian untuk bertindak,
membuat keputusan berdasarkan keinginannya sendiri
2. Bertanggung jawab
3. Mampu mengambil keputusan sendiri
Anak yang manidiri dapat mengambil keputusan sendiri tanpa
menunggu keputusan dari orang dewasa.
4. Cerdas dan kreatif
Anak yang mandiri dapat dan akan mengambil keputusan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai