Anda di halaman 1dari 16

RAPID PROTOTYPING

Teknik Mesin ITERA


RAPID PROTOTYPING

• Prototype (purwarupa) diperlukan untuk evaluasi & perbaikan terhadap desain sebelum produk
yang lebih kompleks diproduksi serta dipasarkan.
• Prototype dibuat semirip mungkin dengan part/produk sesungguhnya.
• Masalah yang terjadi yaitu adalah waktu pengerjaan.
• Dibutuhkan waktu pengerjaan yang cukup singkat untuk membuat prototype.
• Kenapa waktu pembuatan prototype harus sesingkat-singkatnya?
RAPID PROTOTYPING

• Rapid Prototyping (RP) sering disebut juga Desktop Manufacturing atau Digital Manufacturing
• Pengertiannya yaitu suatu teknologi yang diperlukan untuk mempercepat iterasi proses
pengembangan suatu produk.
• Perkembangan RP sudah dimulai sejak pertengahan tahun 1980
RAPID PROTOTYPING

Kelebihan Rapid Prototyping :


• Dari model CAD dapat dibuat dalam bentuk fisik (nyata) dalam hitungan jam
saja. Tujuannya untuk dapat segera dievaluasi baik manufacturability dan
keefektifan desain serta mudah divisualisasikan.
• Dengan beberapa material yang cocok, prototype dapat juga dipakai sebagai
final part dalam suatu produk, istilah dari proses tersebebut disebut Direct
Prototyping.
• RP juga dapat diaplikasikan dalam beberapa proses untuk membuat tools
(peralatan) untuk proses manufaktur, biasa disebut Rapid Tooling.
RAPID PROTOTYPING

Klasifikasi Rapid Prototyping :


• Subractive
proses pengerjaannya mengikis/membuang material sedikit demi sedikit pada bahan baku
sampai menjadi suatu part. Menghasilkan gram dalam prosesnya, dapat dikaitkan dengan
proses machining.
• Additive
membuat suatu produk dengan menambhakan bahan material sedikit demi sedikit atau lapis
perlapis sampai menjadi suatu part. Tidak menghasilkan gram.
• Virtual
menggunakan suatu teknologi komputer yang canggih untuk memvisualisasikan part dan produk
terakit (assembly)
Additive Rapid Prototyping

• Additive RP pada umumnya menggunakan lapisan-lapisan untuk membentuk suatu part/produk.


• Memerlukan beberapa software yaitu CAD design dan Slicer
• CAD design diperlukan untuk membuat objek 3D secara virtual.
• Slicer diperlukan untuk memotong objek 3D menjadi berlapis-lapis lalu menuliskan kode G-Code
untuk dibaca mesin.
• Tebal lapisan yang digunakan 0,1 – 0,5 mm, atau bisa lebih tebal pada beberapa aplikasi.
Additive Rapid Prototyping

Proses Additive RP:


• Stereolitrography (SLA)
• Fused Deposition Modeling (FDM)
• Selective Laser Sintering (SLS)
• Electrone Beam Melting
• Laminated-object Manufacturing (LOM)
• Three Dimensional Printing (3DP)
• Multi Jet/ Polyjet Modeling (MJM)
• Ballistic-Particle Manufacturing
• Solid-ground Curing (SGC)
• Laser-engineered Net Shaping (LENS)
Additive Rapid Prototyping

Stereolitrography (SLA)
• Menggunakan Laser atau sinar UV yang
difokuskan pada suatu area tertentu pada
cairan polymer thermoset (resin) yang
peka terhadap sinar UV.
• Area cairan yang terkena sinar UV akan
mengeras.
• Tebal perlapisan, lama penyinaran
perlapisan dan pergerakan sinar diatur
oleh controller.
Additive Rapid Prototyping

Fused Deposition Modeling (FDM)


• Menggunakan extruder yang digerakkan sesuai jalur deposition dari
filamen polimer pada setiap lapisan.
• Extruder berfungsi sebagai pemanas yang melelehkan filamen polimer,
lalu lelehan keluar melalui nozzle.
• Pergerakan, panas dan kecepatan extruder dikontrol oleh controller.
• Nozzle mempunyai lubang keluar 0,1 – 1mm.
Additive Rapid Prototyping

Fused Deposition Modeling (FDM)


Additive Rapid Prototyping

Selective Laser Sintering (SLS)


• Menggunakan Laser daya tinggi yang
difokuskan untuk memadatkan bahan
bubuk (powder) pada pola tertentu
perlapisan.
• Bahan bubuk dapat berupa polimer,
keramik dan metal.
• Pergerakan sinar laser diatur oleh
controller.
Additive Rapid Prototyping

Electron Beam Melting


• Proses sama dengan SLS
• Perbedaanya pada sumber daya Electron Beam

memakai Electron Beam untuk


melelehkan bubuk menjadi padatan
sempurna.
Additive Rapid Prototyping

Laminated-object Manufacturing (LOM)


• Menggunakan Laser beam atau vinyl cutter untuk memotong lembaran plastik yang tipis
(laminasi).
• Lembaran tersebut agar saling menempel dapat menggunakan adhesive (lem) ataupun
dipanaskan dengan roller
Additive Rapid Prototyping

Multi Jet/ Polyjet Modeling (MJM)


• Mirip seperti printer inkjet (tinta) namun bahan berupa photopolymer, dan perlapisan dapat setebal
16 m.

Three Dimensional Printing (3DP)


• Menggunakan binder (pengikat) untuk menyatukan bahan bubuk (powder).
• Bahan powder dapat berupa polimer, keramik dan metal.
• Part yang telah dibuat lalu dipanaskan dengan tahap Curing (150oC) dan Firing (1000-1500oC)
• Saat dipanaskan material bahan akan memadat (sintering) sedangkan binder akan mencair/menguap.
Additive Rapid Prototyping
Additive Rapid Prototyping

Anda mungkin juga menyukai