Anda di halaman 1dari 14

MODUL PRAKTIKUM

RAPID PROTOTYPING

LABORATORIUM KETEKNIK-INDUSTRIAN I
TEKNIK INDUSTRI S1
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
ITN MALANG

1
BAB I
PENDAHULUAN

Pengertian Rapid Prototyping

Rapid Prototyping atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai membuat


prototype dengan cepat, yaitu proses membuat sebuah prototype produk dengan
bantuan mesin khusus yang dapat membentuk sebuah objek 3D secara otomatis
tanpa melalui proses manual (tangan). Perkembangan awal mesin rapid protoyping
dimulai dari akhir 1960-an, sejalan dengan banyaknya mesin otomatis yang
digunakan untuk proses pembuatan sebuah produk.

Prof Herbert Voelcker dari University of Rochester kemudian mengembangkan


bentuk dasar untuk program komputer yang dapat mengendalikan seperangkat alat
yang akhirnya akhirnya menghasilkan pengembangan software CAD (Computer
Aided Design). Dari perkembangan CAD kemudian menghasilkan mesin rapid
prototyping seperti CNC (Computer Numerically Controlled). Mesin pertama rapid
prototyping diperkenalkan ke publik pada akhir tahun 1980-an.

Gambar 1. Rapid Prototyping Gambar 2. Rapid Prototyping


dengan memanfaatkan mesin CNC dengan memanfaatkan 3DPrinting

2
Proses pembuatan prototyping dengan menggunakan mesin rapid protoyping,
terlebih dahulu harus melalui proses penggambaran melalui sebuah software. Ada
beberapa jenis istilah sofware pengolahan gambar 3 dimensi yaitu :

1. CAE (Computer Aided Engineering)


CAE maka bisa dilihat perilaku suatu komponen ketika mendapat gaya, pembebanan,
perlakuan panas, dll
2. CAM (Computer Aided Manufacturing)
Dengan CAM bisa dilihat gerakan pahat yang harus dilakukan untuk membentuk
komponen tersebut pada mesin produksi, Selanjutnya lintasan pahat tersebut bisa
digunakan untuk membuat kode G dan kode M yang dipakai pada mesin CNC
3. CAD(Computer Aided Design)
Membuat gambar 2D – 3D secara digital dan terukur

Selanjutnya adapun jenis rapid prototyping dengan menggunakan sistem 3D


Printing yaitu:

1. Stereo Lithography (SLA)


Pembentukan objek 3D dengan UV dan material polimer cair
2. Laminated Object Manufacture (LOM)
Pembetukan objek 3D dengan sistem layer yang bertumpuk dari lembaran tipis
material PVC; Paper; Composites (Ferrous metals; Non-ferrous metals; Ceramics)
3. Selective Laser Sintering (SLS)
Proses pembentukan objek 3D dengan menggunakan material partikel atau butiran
serbuk plastik, logam atau kaca, partikel tersebut dibentuk menjadi objek 3D dengan
bantuan laser daya tinggi.
4. Fused Deposition Modeling (FDM)
Pembentukan objek 3D dengan menggunakan sistem layer dari material plastik yang
berbentuk kawat yang di ekstrusikan menggunakan nozzle yang dipanaskan.
5. Solid Ground Curing (SGC)
Sistem fotoUV untuk menghasilkan layer dari gambar objek 3D yang kemudian
dibentuk menjadi objek 3D dari material polymer-resin

3
6. 3-D Ink Jet Printing
Sistem yang sama dengan injet printer 2D biasa, dimana untuk 3D ink jet, toner
berupa serbuk polymer.

Gambar jenis-jenis Rapid Prototyping dengan menggunakan sistem 3D Printing :


1. Stereo Lithography (SLA)

2. Laminated Object Manufacture (LOM)

4
3. Selective Laser Sintering (SLS)

4. Fused Deposition Modeling (FDM)

5
5. Solid Ground Curing (SGC)

6. 3-D Ink Jet Printing

6
BAB II
PRAKTIKUM RAPID PROTOTYPING

Pada proses manufaktur produk, untuk mempercepat proses dalam membuat


prototype dapat menggunakan 3D printing, CAD-CAM, CNC

Tujuan praktikum:

Tujuan dari pelaksanaan praktikum Rapid Prototyping adalah untuk dapat


mengetahui dan memahami tahapan-tahapan yang dilakukan dalam membuat
produk dengan Rapid Prototyping.

Berikut merupakan tahapan pelaksanaan praktikum Rapid Prototyping

1. Gambar rancangan produk dengan menggunakan software inventor, seperti


pada gambar berikut ini :

7
2. Ubah format penyimpanan file menjadi format STL dengan menggunakan
menu save as

Setelah membuat gambar di aplikasi inventor , kemudian simpan gambar tersebut


dengan format STL dengan cara save as → save copy as → pilih format STL*

8
3. Buka file yang telah diubah menjadi format .stl dengan menggunakan
software CURA

Setelah file tersimpan dalam format STL, kemudian buka file tersebut yang otomatis
sudah terexport dalam aplikasi Cura.

4. Tentukan posisi dan ukuran yang disesuaikan dengan ketentuan

9
Ada beberapa icon untuk mengedit tampilan gambar sebagai berikut:

Move : Digunakan untuk memindahkan


produk ke arah atas, bawah, dan
samping

Scale: Digunakan untuk memberikan


skala atau ukuran pada produk atau part.

Rotate: digunakan untuk membuat rotasi


atau putaran pada produk sesuai dengan
yang kita inginkan

Mirror: digunakan untuk membalikkan


produk atau part dalam bentuk refleksi.

10
View Mode, digunakan untuk memberikan
tampilan pada produk dengan 3 pilihan
tools, yaitu:
1. Solid: Menampilkan tampilan awal
produk secara nyata.
2. X-Ray: Menampilkan tampilan
tembus pandang.
3. Layers: Menampilkan proses
pencetakan mesin 3D

Print Setup

1. Recommended digunakan untuk mengatur proses pencetakan produk secara


mudah yang telah direkomendasikan oleh aplikasi Cura. Pada recommended,
terdapat infill yang digunakan untuk mengatur bagian dalam dari sebuah
produk yang akan dicetak. Terdapat 4 jenis infill, diantaranya :
- Hollow : bagian dalam produk berongga
- Light : bagian dalam produk terdapat penyangga dengan jarak yang
longgar
- Dense : bagian dalam produk terdapat penyangga dengan jarak yang agak
rapat
- Solid : bagian dalam produk padat atau tidak berongga

11
2. Custom : digunakan untuk mengatur proses pencetakan produk secara lebih
rinci.
- Quality : untuk mengatur kualitas pencetakan, halus kasarnya produk yang
di cetak di atur di sini
- Shell : untuk mengatur ketebalan kulit lapisan bawah model pencetakan
- Infill : untuk mengatur isi didalam model tersebut
- Material : untuk mengatur bahan
- Speed : untuk mengatur kecepatan
- Travel :
- Cooling : untuk mengatur pendinginan di dalam system pencetakan.
- Support : untuk memberi dan mengatur penyangga pada model yang
dicetak (khusus untuk model yang ada bagian merah yang ditampilkan di
Cura
- Build Plate Adhesion : untuk member lapisan dasar di bawah model (ini
berguna agar model yang dicetak mudah untuk dilepaskan dari
papan/board mesin print 3D.
- Mesh Fixes : untuk memperbaiki bagian model yang distorsi atau tidak
menempel dengan bagian lain
- Special Modes : menampilkan beberapa pilihan pencetakan yang tergolong
spesial
- Experimental : menampilkan pengaturan pencetakan yang bersifat
ekspreimen, atau dari aturan

12
Setelah produk diatur, gambar produk disimpan dalam format *.gcode. Lalu copy file
ke dalam cardreader yang nantinya dihubungkan dengan printer 3D.

PROSES PENCETAKAN GAMBAR PRODUK DENGAN PRINTER 3D


1. Nyalakan printer 3D dengan menekan tombol switch pada bagian samping
printer.
2. Kemudian panaskan mesin dengan cara :
Pada layar printer klik Tools → Preheat → Preheat PLA
Board atau pelat pada printer 3D dipanaskan hingga suhu 60 oC dan
PLA/filament hingga suhu 200oC.
3. Masukkan cardreader yang berisi file gambar produk.
4. Untuk mencetak gambar, pilih file yang terpampang di layar dengan cara :
Klik print → pilih file
5. Tunggu board dan PLA dipanaskan kembali beberapa menit dan gambar
produk siap dicetak.

13
Bahan untuk mencetak Filament cartridges material PLA dan Filament
cartridges material ABS.

PERHATIKAN SEBELUM MENGGUNAKAN 3D PRINTER!

1. Selama beroperasi, suhu maksimum pada nosel dapat mencapai 260 ℃


sementara itu meja pemanas dapat mencapai 100 ℃.

2. Untuk keselamatan, selama proses pencetakan atau cooling down , jangan


menyentuh nosel, meja pemanas atau produk ketika proses pencetakan.

3. Power supply bekerja pada 110V/220V 50Hz AC dan membutuhkan Ground.

4. Jangan menggunakan power supply lain karena dapat mengakibatkan komponen


rusak, kebakaran atau konsleting listrik.

5. Kami sarankan untuk menggunakan kacamata pelindung ketika proses pencetakan


karena beberapa filament dapat menghasilkan gas iritasi, sehingga kami
menyarankan untuk menggunakan 3D Printer di ruang yang memiliki sirkulasi
udara yang baik.

Catatan: Filament ABS dapat menghasilkan gas beracun ketika dilelehkan

14

Anda mungkin juga menyukai