Anda di halaman 1dari 3

STARBUCKS QUALITY TEAMS

1. Farmer Support Center (FSC) – San Jose, Costa Rica dan Kigali, Rwanda

Farmer Support Center pertama buka di San Jose, Costa Rica, pada tahun 2004. Kami
menempatkan tim kami yang ahli dalam bidang pertanian dan kualitas yang bagus dalam
bidangnya untuk bekerja dengan petani untuk meningkatkan metode yang lebih bertanggung
jawab dalam menanam kopi, memperbaiki kualitas dan ukuran pada saat panen dan membantu
melaksanakan C.A.F.E Practices. Rekan kerja di FSC sangat ahli dalam pengelolaan tanah,
produksi tanaman dan pengolahan di pabrik. Keahlian mereka membantu matapencaharian petani
kopi dan kualitas persediaan kopi ke depannya. Hasilnya : 25 persen meningkat dari rata-rata
hasil panennya per hektar; kopi meningkat dari 25 persen dari total pembelian di tahun 2005 dan
pada tahun 2009 meningkat sampai 81 persen. Kami memperluas FSC kami di Kigali, Rwanda
pada tahun 2008.

2. Starbucks Coffee Trading Company (SCTC) – Lausanne, Switzerland

Starbucks Coffee Trading Company berlokasi di Lausanne, Switzerland dan ditempat


pertama kedai kopi buka di Eropa. SCTC bertanggung jawab atas pembelian kopi di dunia untuk
Starbucks berdasarkan perkiraan yang ditentukan oleh Tim Green Coffee Quality. SCTC memilih
mengikuti 3 pedoman, yaitu :

 Pembelian dengan jelas

Dengan membeli kopi dengan harga yang berdasarkan kualitasnya dan penampilannya,
Starbucks menawarkan penjualan yang reliabilitasnya dan harga yang stabil.

 Kerjasama langsung dengan petani kopi

Hal ini memungkinkan kita untuk mempunyai hubungan dekat yang berdasarkan
kepercayaan dan respek, mengijinkan kita untuk menumbuhkan bisnis bersama.

 Keuntungan dari kontrak jangka panjang

Dengan menandatangani kontrak jangka panjang ini, Starbucks memastikan atas pasokan
kopi dengan harga yang stabil untuk si produsen dan pembeli. Sebagai tambahan untuk
membeli kopi, Starbucks melakukan perjalanan berlanjut dari satu Negara ke Negara lain
untuk mempelajari tentang kopi dan memperkuat hubungan dengan pemasok kopi dan
petani. Hubungan ini adalah penting untuk kesuksesan.

3. Green Coffee Quality (GCQ) – Seattle, Washington

Tim GCQ mengelola resep dan pengembangan produk, mnetapkan standar kualitas dan
menentukan kebutuhan bisnis global. Tim GCQ memastikan bahwa kualitas kopi tetap terjaga
setelah tiba dipabrik pemanggangan dan semua pelanggan; perkiraan kopi yang dibutuhkan
kedepannya; mengelola penuaan kopi, proses penghilangan kafein; menciptakan dan
mempertahankan resep untuk di campur dan mengkomunikasikan berapa banyak yang
dibutuhkan oleh SCTC.

PENGECEKAN MULAI DARI AWAL SAMPAI KE RETAIL


1. Tim GCQ mencari tahu seberapa banyak kopi yang dibutuhkan. Kopi seringkali dibeli 1 tahun
sebelum digunakan (terkecuali kopi yang diumurkan dimana kopi tersebut dibeli 5 tahun sebelum
digunakan).

2. FSC membantu petani memproduksi kopi arabika yang berkualitas tinggi.

3. Pedagang mengirimkan penawaran percobaan kopi ke SCTC.

4. Di SCTC, penawaran percobaan dilakukan selama 3 kali. Jika memenuhi kualitas standar nya,
berarti bisa langsung mulai untuk menegosiasikan kontrak yang dimana akan ditetapkan berapa
banyak kopi yang akan dibeli dan harga yang akan dibayarkan.

5. Pedagang kopi mengirimkan kopi yang akan dijadikan percobaan ke SCTC untuk memastikan
bahwa kopinya masih memenuhi standar Starbucks. Bila sudah di terima, kopi akan dijadwal
untuk di kirim.

6. Sebagian Green Coffee dikirim ke tempat pemanggangan ketika beberapa kapal dikirim ke
gudang aging atau proses pengurangan kafeinnya.

7. Setelah dikirim ke tempat pemanggangan, gudang aging dan decaffeination, beberapa kopi di
kirim untuk percobaan ke GCQ di Starbucks Suppot Center, Seattle.

8. Tim GCQ memastikan bahwa kualitas kopi memenuhi syarat seperti yang diputuskan oleh SCTC.

9. Tim GCQ tetap membuat percobaan untuk mengetahui bahwa tidak ada kerusakan apapun pada
kopi yang mereka coba.

10. Ketika Tim GCQ memutuskan kopi memenuhi standard an siap, mulai dari sinilah kualitas diatur
pada perencanaan pemanggangan.

11. Ketika dalam perencanaan untuk di panggang, kopi tetap berlanjut untuk di cek kualitasnya.
Setelah si panggang, kualitas kesegaran kopi di cek selama dikemas.

12. Setelah kopi tersebut melalui perjalanan panjang, akhirnya kopi dikirim ke toko dan siap untuk di
jual atau di gunakan dan sudah melakukan percobaan kurang lebih 26 kali.

AGED COFFEE
Ketika kita membicarakan tentang “Aged Coffee” secara spesifik kita membicarakan kopi dari
Asia/Pasifik, seperti Sumatra dan Sulawesi. Kepadatan biji yang halus dari Sumatra dan proses
pengolahan setengah dicuci membiar mereka dituakan. Sejarah dari penuaan kopi kembali lagi ke
perdagangan di Belanda ketika kopi dikirim dari Indonesia ke Amerika di dalam kapal. Perjalanannya
terkadang membutuhkan beberapa tahun yang dimana rasa dan warna dari kopinya pun berubah. Proses
penuaan ini dilakukan untuk membuat biji kopi Indonesia dari hijau menjadi cokelat muda dan
menyebabkan berkurangnya tingkat masamnya dan meningkatkan body-nya.

Istilah “Aged Coffee” (penuaan) menunjukkan bahwa biji kopi yang sudah di diamkan di gudang
selama 3 sampai 5 tahun agar rasa dari kopi itu sendiri lebih berkembang. Kualitas tinggi dari penuaan
sendiri menghasilkan rasa yang lebih yaitu rempah-rempah (spice), gambut dan marshmallow bakar.
Beberapa kopi yang kita beli dari Indonesia dikirim untuk melwati proses penuaan di gudang Singapore.
Selama proses penuaan, karung kopi diputar, dibalik, disikat dan di bersihkan dengan tangan. Sampel
baru dikirim ke Tim Green Coffee Quality untuk pemanggangan dan cupping.

DECAFFEINATION COFFEE

1. Direct Contact Method

Proses decaffeination ini menggunakan methylene Chloride. Karena Methylene Chloride ini
sangat selektif dalam mengurangi kafein, jumlah rasa yang melekat lebih banyak dan kualitas
sangat dijaga selama pengolahan. Setelah di panggang, Temperatur kopi lebih dari 400 derajat
farenheit (205 derajat celcius) dan tidak ada lagi terdetek methylene chloride tertinggal di kopi
tersebut.

2. Swiss Water Process Method

Proses Swiss water menghapus kafein dari kopinya dengan cara direndam di dalam air panas
untuk menciptakan rasa dan kemudian air yang melalui filter karbon yang menangkap molekul
kafein.

3. Natural Decaffeination Process

Proses pengolahan ini menggunakan karbon dioksida dan air ultrapure untuk menghilangkan
kafeinnya, meninggalkan rasa yang utuh. Setelah melewati proses tersebut, kopi dikirim ke
tempat pemanggangan.

Anda mungkin juga menyukai