Anda di halaman 1dari 3

Muhammad Rifaldi Zaelani Fattah

(B)
180110220056
Pokok Tokoh Kesusastraan dan Kebudayaan Indonesia

Anak Kecil Dalam Cerpen Ia Masih Kecil

"Ia Masih kecil" merupakan cerita pendek yang ditulis oleh W. S. Rendra lalu diterbitkan oleh
Majalah KISAH pada, Juni tahun 1957. Cerpen ini mengisahkan seorang anak kecil berumur 10
tahun, yang bernama Nizar. Seperti pada anak kecil pada umumnya, ia seorang yang penuh akan
pertanyaan, skeptis terhadap orang yang baru ditemuinya, dan masih memerlukan banyak asupan
pujian dari kedua orangtuanya.
"“Mengapa Papa tidak duduk bersama mereka?”
“Papa mau baca di ruang kerjanya.”
“Mengapa Mama juga tidak?”
“Mama mau menemani kau.”" (Ia Masih Kecil)

"Nizar melihat saja kepada Mantri dengan pandangan dingin. Mantri tersenyum
kepadanya, tetapi ia tak membalas tersenyum." (Ia Masih Kecil)

"“Mama pernah lihat saya naik kuda?”


“Ya.”
“Seperti apa, Mama?”
“Seperti jenderal! Nah, ini kerjakan lagi.”
Segera si bocah tersenyum mendengar kata ‘jenderal’.
Ia kerjakan hitungan itu lebih cepat. Antara lama lagi, ia bersuara pula, “Aku senang jadi
jenderal,” katanya." (Ia Masih Kecil)

Tokoh Nizar tidak hanya sendiri, ia didukung pula oleh tokoh-tokoh lain, diantaranya: ada
Kapten Basir yang berperan sebagai bapaknya Nizar, Mama, Ismi, Mantri, dan Asni. Dan
diantara banyaknya tokoh tersebut yang memiliki penceritaan yang lebih banyak adalah Mama.
Mama digambarkan sebagai tokoh yang penyayang, pemberi perhatian yang cukup pada Nizar,
tapi akan agak keras ketika Nizar bertanya terlalu banyak.
"“Apa gunanya dokter telinga. Sedikit saja orang sakit telinga.”
“Mengapa tak kau pedulikan hitungan itu saja?” bentak ibunya." (Ia Masih Kecil)

Lalu, apa yang membuat anak kecil selalu melontarkan banyak pertanyaan, sehingga terkadang
membuat orangtuanya kesal kepadanya? Dilansir dari artikel yang berjudul Ketika Anak Terlalu
Banyak Bertanya, Bagaimana Anda Mengatasinya pada usia 2 hingga 4 tahun, anak-anak
mengalami masa pembentukan kemampuan kognitif untuk memahami mengapa suatu hal dapat
terjadi dan membuat keterkaitan yang logis antara satu hal dengan yang lainnya. Jadi anak kecil
yang selalu bertanya itu merupakan sebuah kewajaran, tapi, apakah untuk Nizar juga merupakan
sebuah kewajaran? Menurut laporan dari Rise and Shine yang dikutip dalam artikel Alasan Anak
Selalu Bertanya 'Mengapa?' setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda. Ada beberapa
anak yang berkemungkinan melontarkan pertanyaan dengan kata 'mengapa?' sampai usia mereka
diatas 5 tahun. Hal itu bisa disebabkan oleh kepribadian alami yang memiliki rasa ingin tahu.

Alasan Nizar dalam cerita ini juga mungkin terdapat faktor lain, yaitu rasa cinta terhadap
keluarganya. Ia bercita-cita untuk menjadi jendral karena didorong oleh rasa cinta terhadap
keluarganya, ia ingin melindungi mereka. Ia melihat Mantri, seseorang yang tidak ia kenali
berpelukan dengan Ismi, anggota keluarganya. Kecintaannya terhadap keluarga membuat ia
khawatir apabila ada seseorang yang ia tidak kenali berdekat dekatan dengan anggota
keluarganya. Ia takut jika anggota keluarganya dibawa pergi oleh seseorang yang tidak ia kenal
itu. Sehingga ia melontarkan pertanyaan “Apa Ismi baik-baik saja, ya?”, “Mengapa saya tak bisa
tinggal di luar?”, “Mengapa Papa tidak duduk bersama mereka?”. Ia sangat khawatir.

Faktor lainnya karena Nizar belum mengerti. Ia belum mengerti mengapa ia disuruh masuk ke
kamar saat Mantri datang, mengapa papanya tidak menemani Mantri dan Ismi, mengapa
mamanya tidak menemani Mantri dan Ismi, mengapa Mantri memancarkan tatapan yang
menurutnya asing terhadap Ismi, dan ia belum tahu bahwa Mantri dan Ismi merupakan pasangan
dewasa yang apabila mereka berpelukan itu tidaklah dosa. Nizar belum tahu itu. Hingga akhirnya
ia diberi jawaban oleh mamanya atas banyak pertanyaan yang ia lontarkan, dan akhirnya ia
mengerti. Ia mengerti lalu akhirnya tidur.
"Ia membelai rambut kepala anaknya dengan mesra, lalu menjawab, “Ya, kalau sudah
besar dan sudah jadi jenderal, boleh.” Nizar berbalik ke dinding menyembunyikan
mukanya. Ia tersenyum dengan bahagia dan puas sekali. Malam ini ia akan tidur dengan
pikiran jernih dan mimpi yang teramat indah." (Ia Masih Kecil)

Orangtua sangat berperan penting dalam menghadapi setiap pertanyaan dari anaknya, oleh
karena itu menurut artikel Ketika Anak Terlalu Banyak Bertanya, Bagaimana Anda
Menghadapinya? Orangtua harus sabar dalam setiap menghadapi pertanyaan dari anaknya
karena dengan sabar dan tenang, pertanyaan bisa terjawab tanpa mematikan rasa keingintahuan
si anak. Lalu, harus memberikan jawaban sesuai fakta, jangan berikan jawaban yang tidak logis
atas pertanyaannya karena memberikan pernyataan yang tidak logis membuat si anak memeroleh
informasi palsu.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang bertanya, ia selalu menanyakan tentang dirinya,
dan kehidupannya. Manusia adalah makhluk yang tidak pernah sampai. Tidak ada pengetahuan
apapun yang bisa membuatnya tidak ingin mencari tahu pengetahuan lain. Oleh karena itu,
Manusia tua berperan dalam membantu manusia muda dalam perjalanannya mencari
pengetahuan, karena sebelum manusia muda mengenal internet, ia lebih dulu mengenal dan
mempercayai orangtuanya.

Daftar Pustaka
https://lamanriau.com/2022/06/19/cerpen-w-s-rendra-ia-masih-kecil/
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/suardi65802/630222eda1aeea25bd06
0282/filsafat-manusia-adalah-makhluk-yang-bertanya
https://www.google.com/amp/s/id.theasianparent.com/ketika-anak-terlalu-banyak-bertanya/amp
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/lifestyle/read/2022/01/20/074432620/alasan-an
ak-selalu-bertanya-mengapa

Anda mungkin juga menyukai