Anda di halaman 1dari 4

Tugas Analisis Cerpen

Nama        : Ali Mubin Fitrananda

Kelas        : XI B

Tanggal    :

Struktur Sastra
Gambaran yang Ditemukan
Unsur Intrinsik
Tema Masalah sosial, pencarian jodoh, sesuatu yang dahsyat di
balik cinta, sesuatu yang tak terduga.

Seorang wartawan yang akan segera menikah tetapi tidak


berhati hati dalam memilih jodohnya.

seorang perempuan yang menikahi seorang lelaki yang


ternyata biseksual

Sudut Pandang S.P. Orang ketiga serba tahu

Tokoh dan Penokohan Tokoh:

a. Utama: Dini, Bambang

b. Pembantu: Ayah Dini, Ibu Dini

c. Figuran: Kemal, Adik Dini

Penokohan:

Dini: keras kepala, sensitive, cantik

Bambang: lembut, aneh, bersikap seperti perempuan / banci

Ayah dan Ibu Dini: menasihati dini, memerintah

Kemal: digambarkan sebagai orang yang baik dan sabar.

Adik Dini: -:
Latar Tempat praktik dokter, sebuah kafe, di rumah dini dan
bambang

Alur/ Teknik Alur maju


Penceritaan

Diksi/ pilihan kata Majas Personifikasi

Mereka masih suka ngobrol dengan topik yang melompat-


lompat,

Majas Hiperbiola

Mereka baru saja memiliki seorang bayi perempuan, yang


matanya sebagus bapaknya.

Dia ingin tahu semodel apa perempuan yang bisa merebut hati
Bambang (Dini merasa ada ledakan di hatinya).

Bahasa Sehari-hari

“Tadi makan udang? Di pernikahan sahabat Anda,


berarti alergi udang hindari makan itu, ini resepnya.”
“Saya tidak pernah alergi apa pun termasuk udang. O
ya, saya harus mengejar deadline, dokter apa bisa hilang
dalam berapa jam lagi?”
“Proses obat biasanya bekerja enam jam setelah
diminum, sebaiknya Anda tidur dulu, besok saja
mengetiknya.”
“Dokter, sebaiknya Anda memberi saya obat yang
mahal, bukan generik, agar cepat sembuh! Saya mengejar
deadline untuk berita besok!”
“Saya kira ada banyak lelaki yang cukup akrab
denganmu, mengapa tidak kamu pilih salah satu dari
mereka?”
“Mengapa Papa serius, apakah Mama yang menyuruh
Papa berkata begitu?”
“Tidak, saya kira sudah waktunya kamu memilih
jodohmu. Kami suka sekali kepada Kemal, apakah tidak
ingin serius dengannya?”
“Bagaimana mungkin, masih ada cerita Siti
Nurbaya.”
“Ini masalah pelik bagi kami. Hal itu tidak pernah
kubayangkan sebelumnya. Buat kami perempuan pada usia
28 tahun, belum menikah dan masih meniti karier bukan
masalah. Tapi, ketika adik laki-lakimu akan menikah
persoalannya tidak jadi sesederhana itu. Ini memang problem
sosial. Kami tidak rela jika orang melihatmu dengan mata
penuh kasihan, karena adik laki-lakimu menikah lebih
dahulu.”
“Kalau adik mau menikah lebih dahulu, itu bukan
masalah bagiku,”
“Bukankah kita bertemu pertama kali di kota itu dan
rasanya, aku punya ikatan emosional dengan pasienku.”
, “Apakah, saya sudah menyakiti kamu? Saya tidak
pernah ingin menyakiti istriku.”
“Alangkah sulitnya kalau terjebak di tubuh laki-laki,
sedang kita adalah perempuan.”
“Saya juga bertemu dengan banyak manusia dan
pengetahuan itu membuatku tahu kalau kau sekarang tidak
bahagia.”
“Kamu penipu kalau aku tahu kau seorang…, saya
tidak pernah mau menikah dengan kau, ini sungguh
menjijikkan dan Adnan sebagai pengacara yang akan
mengurus perceraianku denganmu.”
“Kau tahu temanmu yang suka mengantarmu kesini,
menyukaimu! Aku selalu takut jika kau akan mendapat
suami yang suka kasar kepadamu.”
“Saya ingin tetap kau menjadi kakakku bukan saja
demi anak kita tapi juga demi aku, kau tahu aku tidak pernah
bisa care pada orang lain.”
O ya, pada sahabatku dokter Kemal (aku tahu dia
menyukaimu) aku perlu menceritakan semua tentang kita….

Pesan/ Amanat  Jadi amanat yang dapat kita ambil dari cerita pendek tersebut
yaitu hendaklah kita bisa mengenali dan mengetahui secara
betul betul apa yang akan kita pilih dan hendaknya kita bisa
mempertimbangkan suatu keputusan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai