Pavlovskii (1931), Muhlhofer (1931), Enstein dan bank (1950) menganggap bahwa jumlah gaya

penahan aliran adalah sama dengan jumlah gaya-gaya penahan aliran pada setiap bagian luas
penampang. Koefisien kekasaran ekuivalen :

Lotter (1933) menganggap bahwa jumlah debit aliran sama dengan jumlah dari debit masing-masing
bagian luas penampang. Sebab itu, koefisien kekasaran ekuivalen adalah

# Kecepatan dan Kedalaman Normal

Rumus aliran sergam dapat digunakan untuk menghitung kedalaman dan kecepatan normal.

Untuk debit dan kekerasan tertentu, kedalaman normal dapat berubah dan aliran seragam berubah
menjadi aliran kritis dengan cara mengubah-ubah kemiringan saluran ke suatu nilai tertentu.
Kemiringan ini disebut kemiringan kritis, dan kedalaman normalnya sama dengan kedalaman kritis.
Kemiringan kritis terkecil untuk suatu saluran yang berbentuk dan kekasarannya telah diketahui
disebut kemiringan batas.

Selanjutnya dengan menyesuaikan kemiringan dan debitnya, aliran seragam kritis dapat diperoleh
pada kedalaman normal tertentu. Kemiringan ini disebut kemiringan kritis pada kedalaman normal
tertentu.

# Saluran Tahan Erosi

Perencanaan saluran untuk aliran seragam dapat dilakukan pada saluran tahan erotsi dan peka erosi.
Sebagian besar saluran yang diberi lapisan dapat menahan erosi dengan baik sehingga dianggap
tahan erosi. Saluran tanpa lapisan biasanya peka erosi, kecuali yang digali pada dasar yang keras
misalnya dasar yang terbuat dari batu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan saluran tahan erosi adalah (Choe, 1973):

1. Bahan yang membentuk tubuh saluran (seperti: beton, batu, baja, besi ruang, kayu, kaca,
dan plastik).
2. Kecepatan minimum yang diizinkan untuk mencegah pengendapan bila air mengangkut
lanau atau serpihan kasar lainnya.
3. Kemiringan dasar saluran dan kemiringan dinding, tergantung kepada keadaan topografi dan
tinggi energi yang diperlukan untuk mengalirkan air.
4. Tinggi bebas / jagaan, jarak vertical dari puncak saluran ke permukaan air pada kondisi
rencana.