Anda di halaman 1dari 2

˚₊‧꒰ა ☆ ໒꒱ ‧₊˚ Biografi Ki Hajar Dewantara ˚₊‧꒰ა ☆ ໒꒱ ‧₊˚

perjuangan melawan penjajah tidak melulu dengan senjata itulah yang dicontohkan oleh Ki
Hajar Dewantara, pahlawan yang dikenal sebagai bapak pendidikan Indonesia.Ki hajar
Dewantara lahir pada tanggal 2 mei 1889 dengan nama Raden Mas soewardi soeryaningrat ia
dibesarkan dalam lingkungan Keraton Paku Alam di Yogyakarta, ia terlahir di kalangan
bangsawan. Suwardi kecil sempat bersekolah di stovia atau sekolah dokter di Batavia Namun
karena kondisinya sakit-sakitan ia tidak menamatkan pendidikannya.suwardi muda
kemudian bekerja sebagai jurnalis di beberapa surat kabar seperti oetoesan Hindia,express
dan kaum muda. selain menulis, Ia juga aktif berorganisasi pada tahun 1912 Suwardi
bersama Douwes Dekker dan Cipto mangoenkoesoemo mendirikan partai politik pertama di
hindia Belanda yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia.kritiknya
terhadap pemerintah kolonial dalam tulisan berjudul Seandainya aku seorang Belanda
membuat Suwardi diasingkan ke Belanda. pada 1913 sampai Cipto Mangunkusumo dan juga
Douwes Dekker yang saat itu membela keduanya.masa pengasingan di Belanda
dimanfaatkan Suwardi untuk mendalami dunia pendidikan dan pengajaran, selama itu pula
jiwa patriotisme dan cita-citanya memajukan bangsa Indonesia melalui pendidikan mulai
terasa dan berkembang.ia kembali ke tanah air pada 1919, tiga tahun berselang tepatnya
pada 3 juli 1922 Suwardi mendirikan lembaga pendidikan Tamansiswa di Yogyakarta.sekolah
ini bertujuan memberikan kesempatan dan hak pendidikan yang sama bagi para rakyat
Indonesia seperti yang dimiliki para orang-orang Belanda,Ia pun melepas nama
kebangsawanannya dan menggunakan nama Ki Hajar Dewantara agar perjuangannya lebih
mudah diterima masyarakat.setelah Indonesia merdeka pada 1945 Ki Hajar Dewantara
diangkat sebagai menteri pendidikan pengajaran dan kebudayaan yang pertama di
Indonesia. Ki Hajar Dewantara wafat pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta.pada tanggal
16 Des 1959 hari kelahirannya ditetapkan sebagai hari pendidikan nasional, Ki Hajar
Dewantara juga menciptakan tiga buah semboyan yang sampai saat ini masih digunakan di
dunia pendidikan ketiga semboyan itu adalah ingarso Sung tulodo ing Madyo Mangun Karso
Tut Wuri Handayani yang berarti di depan memberi contoh di tengah memberi semangat dan
di belakang memberi dorongan.ketiga semboyan peninggalan Ki Hajar Dewantara itu
kemudian menjadi semboyan dalam pendidikan di Indonesia. bahkan bagian dari semboyan
ciptaannya yaitu Wuri Handayani menjadi bagian dari logo Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.Sekarang, giliran kita untuk menentukan mimpi dan cita-cita besar bagi
Indonesia di masa depan. Perjuangan melawan penjajah tidak melulu dengan senjata. Kisah
dari seorang dokter rakyat membela kaumnya dengan cuma-Cuma, juru ketik yang rajin
mengkritik, ataupun seorang pendidik yang rela turun dan meninggalkan zona nyaman.
Menyadarkan kita kalau perjuangan itu adalah tentang memiliki ide dan mimpi yang besar.
Nama: Siti Aisyah
Ramadhani
Kelas: X mipa 4

Anda mungkin juga menyukai