serta keinginan membantu pemerintah dalam hal penyediaan sumber daya manusia
(SDM) melalui dunia pendidikan serta melihat kemampuan dan keterbatasan daya
tampung yang dimiliki sekolah kejuruan teknik negeri pada saat itu khususnya STM
Negeri 5 Jakarta, maka atas gagasan dan prakarsa rekan-rekan guru STM Negeri 5
Jakarta (yang kini berganti nama menjadi “SMK Negeri 4 Jakarta”). Dibentuklah
Elektronika, Teknik Listrik, Teknik Mesin Produksi, dan Teknik Mesin Otomotif.
Sementara gedung sekolah dan praktek menggunakan fasilitas yang dimiliki oleh
STM Negeri 5 Jakarta, Ketua yayasan pada saat itu dipimpin oleh Bapak Suhyad
Danuamiharja dengan Kepala Sekolah yaitu Bapak I. Y. Sumitro. Pada Tahun 1987
saat itu maka “STM METROPOLITAN” menjadi STM PGRI 5 Jakarta, pada saat itu
kepala sekolah yang dipimpin oleh Bapak MHS Muhtar digantikan oleh Bapak
24
25
I.Budi Suroyo. Lalu Tahun 1995 Kepala Sekolah I.Budi Suroyo digantikan oleh
kejuruan menjadi SMK, Menyikapi kebijakan pemerintah pada saat itu, maka STM
PGRI 5 Jakarta menjadi SMK PGRI 11 Jakarta hingga saat ini, begitu juga STM
SMK Negeri 4 Jakarta yg pada saat itu berlokasi di Jalan Budi Utomo no.5
dipindahkan kegedung yang baru yang dibangun atas bantuan dana Bank
Pembangunan Asia, berlokasi dijalan Rorotan VI, Cilincing, Jakarta Utara. Pda saat
bahwa sarana gedung beserta fasilitas milik SMKN 4 Jakarta tidak boleh digunakan
selain daripada peruntukan kegiatan SMKN 4 Jakarta. Hal ini merupakan suatu ujian
dan tantangan yang cukup berat bagi kelangsungan dan keberadaan SMK PGRI 11
Jakarta.
berliku-liku dan melelahkan bahkan SMK PGRI 11 Jakarta sempat hampir tutup
Jakarta selaku mitra kerja yang selama ini ditumpangi pindah kelokasi yang baru,
sementara pembina lokal / kepala sekolah SMKN 4 Jakarta pada saat itu sangat tidak
memikirkan dan tidak ikut bertanggung jawab terhadap kelangsungan SMK PGRI 11
Jakarta. usaha demi usaha serta kerja keras terus dilakukan tanpa kenal lelah demi
kelangsungan dan keberadaan SMK PGRI 11 Jakarta oleh Bapak Y.Sujono selaku
kepala sekolah dan didampingi oleh beberapa guru yang peduli terhadap
kelangsungan dan keberadaan SMK PGRI 11 Jakarta, Kepala SMK PGRI 11 Jakarta
menghadap Kepada Ibu Dra. Hj. Erna Suparman selaku anggota DPR RI, kemudian
26
oleh beliau diberi rekomendasi dan pengantar untuk menghadap Bapak Supriadi
Bapak Y.Sujono selaku kepala sekolah melalui telepon mendapat undangan rapat
dari KaKanwil guna membahas permasalahan Bapak Y.Sujono selaku kepala sekolah
didampingi 2 orang guru memenuhi undangan rapat KaKanwil, dalam rapat hadir
pejabat KaKanwil, Ketua Yayasan, Ketua SMKN 4 Jakartat yang baru Bapak Bowo
Irianto serta Kepala BPKPT, kemudian atas kebijakan serta kearifan Bapak
Awlinurdin selaku Kakanwil dan kemurahan hati serta kebaikannya Bapak Bowo
Irianto selaku Kepala SMKN 4 Jakata juga atas kebaikan Bapak Supriadi selaku
Jakata. Hasil rapat pada saat itu memutuskan kebijakan bahwa SMK PGRI 11 Jakata
mulai tahun tersebut untuk sementara waktu selama bangunan sekolah SMK PGRI
Pada Tahun 2007 Kepala Sekolah Bapak Y.Sujono digantikan oleh Bapak
Zulfahmi. serta membuka jurusan baru yaitu Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
Pemasaran.
Sumber : https://www.smkpgri11jkt.sch.id/profil/sejarah-singkat
a. Visi Perusahaan
b. Misi Perusahaan
unggulan tenaga kerja pada dunia usaha,industri dalam menghadapi persaingan era
c. Potensi Perusahaan
SMK PGRI 11 Jakarta adalah sekolah menengah kejuruan swasta yang memiliki
dengan banyak alumni yang telah dihasilkan SMK PGRI 11 Jakarta yang kini sukses
yang muda, energik, punya kemauan dan komitmen yang tinggi. Potensi yang
dimiliki SMK PGRI 11 Jakarta sudah teraktualisasikan dengan baik, terbukti dengan
dengan tujuan agar program yang dirancang dapat terlaksana sesuai dengan tujuan
akhir dari kampanye itu sendiri. Dalam hal ini, kami menggunakan dua analisis yakni
1. Strength (Kekuatan)
dimengerti
28
2. Weakness (Kelemahan)
3. Opportunity (Peluang)
media
4. Thread (Ancaman)
1. Politik
Dalam sisi politik ada lima pasal yang mengatur etika bermedia sosial, pasal 27
sampai 30 UU ITE. Yang bertujuan untuk mengatur penggunaan sosial media oleh
sosial media. Penggunaan komunikasi politik melalui sosial media menjadi media
2. Ekonomi
kabar terbaru untuk terus mengikuti trend terbaru. Untuk itu dibutuhkan selalu
29
masyarakat dapat mengetahui mode fashion teranyar. Selain itu penggunaan sosial
transaksi jual beli karena tersedianya akun online shop disosial media. Tak sedikit
juga masyarakat kalangan atas menjadikan sosial media sebagai sumber penghasilan
3. Sosial
memungkinkan untuk berkomunikasi secara langsung. Selain itu kita dapat bertemu
dengan teman atau keluarga yang sudah lama tak bertemu melalui sosial media.
4. Teknologi
untuk berkomunikasi dan bersosialisasi. Saat teknologi internet dan mobile phone
makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses
facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya
kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa
diakses melalui sosial media seperti akun facebook, twitterr maupun instagram.
3.1.2. Permasalahan
30
Menurut wawancara dengan informan yakni Bapak Dwi Sudibyo, S.Kom selaku
melalui sosialisasi merupakan hal penting yang diberikan kepada siswa SMK PGRI
11 Jakarta agar siswa lebih berhati hati dalam berkomunikasi di sosial media, karena
di kalangan remaja saat ini kerap terjadi Cyber bullying, dengan segala bentuk
ejekan, hinaan, intimidasi melalui social media, teknologi digital atau telepon seluler.
Peran guru itu sebenarnya signifikan dalam mencerdaskan anak didiknya menjadi
Para guru hendaknya menjadi teladan dalam bersosial media , memberi contoh
apa yang layak dibagikan ataupun tidak dibagikan, jangan sampai yang terjadi malah
sebaliknya, guru yang sudah terpapar info negatif atau hoax lalu menyebarkannya
kepada siswa. Guru juga harus lebih bijak guna memahami segala hal menyangkut
sosial media itu sendiri dan harus juga mengikuti trend”kultur digital” seperti
penggunaan teks yang kerap digunakan dikalangan remaja khususnya siswa. Karena
dengan aktif di sosial media seorang anak bisa dinilai “gaul’ oleh anak lainnya.
Emosi remaja yang masih tergolong labil, sehingga kerap mengekspresikan diri dan
tidak dapat mengontrol dirinya, sampai bertindak bully atau berkomentar yang tidak
Maka dari kejadian ini kami membuat Kampanye Sosial berupa sosialisasi yang
media.
3.1.3. Tujuan
31
Kesadaran Beretika Komunikasi di Sosial Media Pada Siswa SMK PGRI 11 Jakarta”
media bagi kalangan remaja khususnya siswa SMK PGRI 11 Jakarta. Diharapkan
dengan adanya kampanye ini siswa SMK PGRI 11 Jakarta lebih bijak dalam
menggunakan sosial media dan lebih berhati-hati serta memikirkan dampak yang
terjadi baik dalam membuat status, komentar, opini maupun postingan yang tertera di
sosial media.
Dalam program kampanye yang kami laksanakan dengan tema “Yuk.. Bijak
Bersosial Media”, target khalayak di lihat dari segi demografis, psikografis, dan
geografis yaitu :
1. Demografis
a. Target Primer, khalayak primer dalam program kampanye ini adalah Para
1. Psikografis
Pada segi psikografis target khalayak dalam program kampanye ini adalah semua
3. Geografis
Dari segi geografis khalayak program kampanye kami berasal dari daerah
3.1.5. Pesan
Pesan yang terkandung dalam kampanye ini bagi kalangan remaja adalah untuk
lebih berhati-hati lagi dalam menggunakan sosial media. Gunakan sosial media
penggunanya. Hindari konten yang bersifat negatif, provokasi dan tidak bermanfaat.
social media yang tidak baik, Selain itu juga memberikan arahan untuk
informatif,edukatif, dan persuasif. Pada kampanye ini juga memberikan pesan “Yuk..
Bijak Bersosial Media. Maksud dari pesan ini adalah mengajak pengguna social
media agar lebih berpikir terlebih dahulu sebelum menyampaikan pendapat dan
strategi dan taktik yang baik agar kampanye social yang di rancang berjalan dengan
lancer sesuai harapan. Adapun strategi dan taktik perancangan kampanye sosial yang
Tabel III.I
NO STRATEGI NO TAKTIK
1. Program yang dilakukan berupa 1. Menyampaikan pesan kampanye
33
3.1.7. Media
Seperti yang sudah disebutkan pada bab II, media dapat dikategorikan menjadi
2, dalam kampanye ini, penulis metode media kampanye below the line (BTL) yakni
seperti, spanduk, poster serta video kampanye. Kemudian dari jenis sosial media
media tersebut adalah untuk membantu kami dalam menyampaikan informasi dan
shirt dengan logo ”Yuk..Bijak Bersosial Media” dan Selanjutnya, akan ada
pembagian pin kepada peserta yang hadir dalam kegiatan sosialisasi sebagai simbol
partisipasi siswa SMK PGRI 11 Jakarta. Berikut nama akun sosial media yang kami
gunakan yaitu :
Twitter : @bijakbersosialmedia
Instagram : @bijakberosialmedia_
34
Tabel 111.2
Tabel Anggaran Kampanye
kami, yakni :
Tabel III.3
Mempublikasikan poster,
dan spanduk digital dalam Memberikan kesadaran
akun Facebook, Twitter, tentang tindakan Menurunnya tindakan
dan Instagram yang berkomentar negatif di berkomentar negatif di
berisikan pesan kampanye sosial media merupakan sosial media sebesar 50%
Yuk.. Bijak Bersosial tindakan yang tidak baik.
Media
Tabel III.4
Pasal 27 ayat 3 UU ITE, yaitu “setiap Pasal 27 ayat 3 UU ITE, yaitu “setiap
orang sengaja tanpa hak orang sengaja tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesnya Dokumen Elektronik dapat diaksesnya Dokumen Elektronik
yang memiliki muatan penghinaan yang memiliki muatan penghinaan
dan/atau pencemaran nama baik.” dan/atau pencemaran nama baik.”
Pasal 27 ayat 2 UU ITE, yaitu “setiap Pasal 27 ayat 2 UU ITE, yaitu “setiap
orang dengan sengaja dan tanpa hak orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan informasi yang diajukan menyebarkan informasi yang diajukan
untuk menimbulkan rasa kebencian atau untuk menimbulkan rasa kebencian
permusuhan individu dan/atau atau permusuhan individu dan/atau
kelompok masyarakat tertentu kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan atas suku, agama ras dan berdasarkan atas suku, agama ras dan
antar golongan (SARA) antar golongan (SARA)
Beberapa dampak positif dari sosial Beberapa dampak positif dari sosial
media yaitu : media yaitu :
Beberapa dampak negativ dari sosial Beberapa dampak negativ dari sosial
media yaitu : media yaitu :
Sumber : Bijakbersosmed.id
1. Poster Kampanye
Media publikasi yang kami gunakan yaitu poster berukuran 50x70cm, yang berisi
pesan kampanye yang nantinya akan kami letakkan di area sekolah SMK PGRI 11
40
Bersosial Media” pada saat kampanye berlangsung, agar para siswa dapat melihat
Gambar III.1
Poster Kampanye
2. Spanduk Kampanye
1m. Spanduk ini nantinya akan dipasang pada area depan sekolah sekaligus
Media”
41
Gambar III.2
Spanduk Kampanye
1. T-Shirt
Dalam kegiatan sosialisasi ini kami menggunakan t-shirt dengan design dan
Gambar III.3
Pin “Yuk.. Bijak Bersosial Media” diberikan pada saat sosialisasi sebagai
42
merchandise dari kampanye kepada seuluruh peserta sosialisasi yaitu siswa/I SMK PGRI
sosialisasi mengenai kampanye “Yuk.. Bijak Bersosial Media”. Ukuran pin adalah
4cmx4cm.
Gambar III. 4
Twitter, Instagram. Dan berikut tampilan media publikasi yang akan kami gunakan
Gambar III.5
Halaman Facebook
Gambar III.6
Halaman Twitter
Gambar III.7
Halaman Instagram
45
Table III.5
Time Table
Tabel III.6
yang diharapkan penulis. Ada beberapa kendala yang ditemui dalam penyusunan
perancangan kampanye ini yang mampu teratasi oleh penulis. Adapun kendala yang
3.4.1. Kendala
padat.
dan informan
3.4.2. Pemecahan
izin.