PSIKOLOGI KEPRIBADIAN II
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok 6
1. … 21237320
2. … 21237320
3. … 21237320
4. … 21237320
5. … 21237320
6. … 21237320
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirohim,
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak memperoleh bantuan dari berbagai
pihak yang tidak dapat kami tuliskan satu persatu. Oleh sebab itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada pihak yang terkait. Semoga dibalas oleh Allah SWT.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Dengan segala kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaannya di masa mendatang.
Atas saran dan kritik kami ucapkan terimakasih.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
Bab II Pembahasan 3
A. Biografi Gordon Willard Allport 3
B. Definisi Kepribadian Gordon Willard Allport 4
C. Struktur dan Dinamika Kepribadian 6
D. Perkembangan Kepribadian 16
E. Psikopatologi Dan Perubahan Tingkah Laku 19
Bab III Penutup 21
A. Kesimpulan 21
B. Saran 21
Daftar Pustaka23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gordon Allport ialah seorang tokoh psikologi yang memiliki sudut pandang
optimis positif terhadap manusia. Mereka yang sehat, tidak dapat dikontrol serta
dikendalikan oleh kekuatan tidak sadar, kekuatan yang terlihat dan terpengaruh
apapun, konflik-konflik tidak sadar yang dialami pada masa perkembangan anak-anak.
Perilaku tidak sadar ialah perilaku orang dewasa yang cenderung neuritis, mereka
sering terjalin atau terkait oleh konflik pada masa anak-anak.
Orang yang berjiwa sehat memiliki sikap kesederhanaan serta tingkat rasional,
mereka terbebas dari tuntutan masa lalu dan menuju ke masa saat ini serta memiliki
intensi serius ke masa depan, bukan mundur melihat masa ia kecil. Individu ini
memilik itu juan hidup jangka Panjang untuk pusat kehidupan diri pribadi, mempunyai
kebutuhan yang bersifat continue juga variative, menyuaki hal-hal baru dan tentangan.
Hal ini yang membedakan individu dewasa, dilihat dari kepribadian mereka yang sehat
dan mereka yang sakit (Gordon Allport 1955).
Motif dari individu dewasa tidak serta merta merupakan lanjutan dari periode
anak-anak. Segi pusat dari suatu kepribadian ialah intesi dewasa yang dewasa dan
sadar, yaitu harapan, impian-impian, dan aspirasi. Bakat intensional (intentional
nature) dari suatu kepribadian yang sehat adalah memperjuangkan pada menuju masa
depan, mengintegrasikan dan memperjuangkan seluruh kepribadian sehingga mampu
mempertahankan keutuhan dan mengintegrasikan aspek-aspek dan seginya dalam
rangka mencapai tujuan (goal), memiliki suatu kebutuhan yang berkelanjutan, individu
tidak suka rutinitas, mereka bersikap kreatif, berani dengan resiko, mau berspekulasi
dan mendalami hal-hal baru.
Menurut Gordon Allport, orang dengan neurotis memiliki kelemahan terhadap
tujuan yang bersifat jangka Panjang serta kepribadiannya terbagi. Kebahagiaan itu
bukanlah merupakan tujuan, melainkan adalah hasil atau efek samping dari hasilnya
melakukan integrasi kepribadian saat mengejar tujuan dan aspirasi.
Dorongan kepribadian individu yang sehat mempunyai prinsip menguasai
bidang dan kompetensi diri. Bahwa sesuatu yang dewasa dan sehat tidak hanya cukup
1
puas hanya dengan melakukan tingkat yang mudah atau cukup, melainkan mereka
sependapat mungkin melampaui tingkat kompetisi yang tinggi, mereka memiliki
dorongan dengan sifat kontruktif atau membangun, melakukan aktivitas untuk
mencapai tujuan fleksibel dan terus menerus. Apabila suatu tujuan telah dicapai, atau
harus berhenti, maka sebuah motif baru akan cepat terbentuk (Allport dalam
Scultz,1991).
Allport menekankan bahwa pengaruh keberadaan seseorang pada masa sekarang
tidak hanya ada di dalam teori kepribadiannya tetapi juga ada dalam pandangan
motivasinya. Dan juga menegaskan bahwa kehidupan masa lalu atau masa lampau
tidak lagi dapat menjelaskan perilaku seseorang kedepannya kecuali hanya sebagai
motivasi saja. Sehingga Allport hanya terfokus kepada kehidupan individu di masa
depan ketimbang dimasa lalu.
Allport menentang teori Freud yang terfokus pada alam bawah sadar seseorang.
menutu Allport proses kognitif seseorang juga memiliki peran penting yang mana
suatu rencana dan tujuan seseorang dibuat secara sadar. Sehingga ia menyimpulkan
bahwa kehidupan di masa lalu tidak ada hubungan dan sangkut pautnya dengan
kehidupan mendatang dari tiap individu kehidupan masa lalu itu hanya sebagai
motivasi atau dukungan kearah yang lebih baik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Struktur dan Dinamika menurut teori Kepribadian Gordon Allport?
2. Bagaimana Perkembangan Kepribadian menurut teori Kepribadian Gordon
Allport?
3. Bagaimana Psikopatologi dan Perubahan tingkah laku menurut teori Kepribadian
Gordon Allport?
C. TUJUAN
1. Untuk menjabarkan bagaimana Struktur dan Dinamika menurut teori Kepribadian
Gordon Alllport.
2. Untuk mendeskripsikan bagaimana saja Perkembangan Kepribadian menurut teori
Gordon Allport.
3. Untuk mengetahui Psikopatologi dan Perubahan tingkah laku menurut teori
Kepribadian Gordon Allport.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar. 1
Pada tahun 1915, Allport lulus dengan peringkat kedua di kelasnya dan
mendapatkan beasiswa di Univertsitas Harvard. Setelah mendapatkan A.B. Sarjana
Filsafat dan Ekonomi dari Harvard pada tahun 1919, Allport melakukan perjalanan ke
Istanbul, Turki untuk mengajar filsafat dan ekonomi. Setelah satu tahun mengajar, ia
kembali ke Harvard untuk menyelesaikan studinya. Allport meraih gelar Ph.D.
Psikologi pada tahun 1922. Dilanjutkan pada tahun 1922-1924 ia melanjutkan
sekolahnya di luar negeri yaitu Berlin. Yang kemudian ia mendapat perhatian dari
Dunia internasional, dan dikenal sebagai Juru tafsir Psikologi Jerman di AS. Beliau
begitu banyak mendapatkan penghargaan salah satunya sebagai Persiden dari The
American Psychology Association.
4
berbicara sepatah kata pun, sampai akhirnya Allport menuju kediaman Freud. “Aku
melihat seorang anak kecil di angkutan umum yang sangat takut badannya menjadi
kotor, dia berganti-ganti temopat duduk, bahkan meminta pada ibunya jangan
mengijinkan orang yang badannya kotor untuk duduk di sebelahnya”. Freud balik
bertanya “Apakah anak kecil itu kamu?”. Pertanyaan Freud itumenunjukkan asumsi
yanh dipegangnya, yaitu segala sesuatu yang dikatakan atu dikerjakan oleh orang
menunjukkan konflik batin dan ketakutan orang tersebut. Pertanyaan ini mengejutkan
sekaligus menunjukkan kesan mendalam bagi Allport. Pertanyaan itu justru menjadi
pertanyaan bagi Allport mengenai penelitian mendalam mengenai ketidaksadaran yang
menjadi dasar prikoanalisis. Pertanyaan tersebut juga pada akhirnya membuat saya
yakin bahwa ahli psikologis sebaiknya berfokus pada kesadaran, permukaan, atau
motif seseorang, dibandingkan berfokus pada ketidaksadaran yang terletak di bagian
paling bawah. Allport mengakui bahwa peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang
sangat memalukan dan benar-benar tidak terlupakan. Namun sekaligus menjadi
peristiwa yang sangat penting bagi Allport yang membuatnya yakin bahwa sudah
saatnya ilmu psikologi tidak lagi hanya menekuni terlalu dalam dengan pengalaman
masa lampau (alam bawah sadar), tapi mulai mengeksplorasi alam kesadaran dan
motivasi-motivasi yang ada di dalamnya.
5
1. Rag-Bag (Omnibus), yang merumuskan kepribadian dengan cara numerasi
(menjumlahkan). Contohnya definisi dari Morton Prince, yaitu “Kepribadian
merupakan sejumlah disposisi (kecenderungan) biologis, impuls-impils, dan
instink-instink bawaan dan disposisi lain yang diperoleh melalui pengalaman.
2. Inegratif dan konfiguratif, yang menekankan pada organisasi ciri-ciri pribadi,
seperti definisi dari Warren dan Carmichaels “Kepribadian sebagai organisasi
tentang pribadi manusia/individu pada setiap tahap perkebangan”.
3. Hirarchis, seperti yang dikemukakan oleh Wiliam James, yaitu kepribadian itu
dinyatakan dalam empat pribadi (selves):material self, socialself, spiritual self, dan
pure ego atau self of self.
4. Adjusment, seperti definisi dari Kempfis, yaitu sebagai “Inegrasi dari system
kebiasaan individu dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya”.
5. Distinctiveness (uniqueness), seperti yang dikemukakan oleh Shoen, yaitu ”System
disposisi dan kebiasaan yang membedakan antara individu yang satu dengan
individu yang lainnya dalam satu kelompok yang sama”
6
dalam perkembangannya lebih dipengaruhi oleh hasil belajar-belajar, atau diperoleh
melalui pengalaman.
4. Determine, yang menunjukkan peranan motivasional system psikofisik. Dalam hal
ini individu, system ini mendasari kegiatan-kegiatan yang khas. Dan mempengaruhi
bentuk-bentuknya. Sikap, keyakinan, kebiasaan atau elemen-elemen system
psikofisik lainnya muncul melalui stimulus, baik dari lingkungan, maupun dari
dalam diri individu sendiri.
5. Unique, yang merujuk kepada keunikan atau keragaman tingkah laku individu
sebagai ekspresi dari pola system psikofisiknya. Dalam proses penyesuaian diri
terhadap lingkungan, tidak ada reaksi/respon yang sama dari dua orang, meskipun
kembar identik.
Teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu
telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk yang baik dan
penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu “gambaran kodrat manusia
adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjungi”. Memandang satu pribadi
positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan
dan kekuasaan dari teori Allport.
7
Menurut Gordon. W. Alport, Struktur dan Dinamika kepribadian diantaranya:
Traits, Personal Disposition, Hubungan antara traits, habit, attitudes dan type,
Motivation: Functional Autonomi, proprium.
Menurut Allport (dalam Prawira, 2013:261) struktur kepribadian individu
dinyatakan dalam sifat-sifatnya (traits) yang dimiliki oleh setiap individu dan adanya
traits tersebut akan mendorong setiap individu untuk bertingkah laku. Untuk
mengetahui dalam tentang kepribadian seseorang, Allport menggunakan beberapa
istilah yang dianggap berperan penting yaitu kebiasaan (habit), sikap (athitude), sifat
(trait). Dari ketiga komponen tersebut menentukan kepribadian pada seseorang.
Allport berpendapat bahwa manusia normal adalah makhluk yang rasional yang diatur
terutama oleh tujuan kesadaranya yang berakar dimasa kini dan masa yang akan
datang, bukan dimasa lalu. Prinsip dasar tingkah laku adalah terus menerus bergerak-
mengalir. Karena itu konsep utama teori kepribadianya menyangkut motivasi, yang
membuat orang bergerak.
1. Sifat (Trait)
Bagi Allport bangunan dasar kepribadian adalah trait, untuk itu cara yang kita
gunakan untuk memahami kepribadian adalah melalui trait, trait merupakan
proses mental yang dapat mengarahkan stimulus sehingga menghasilkan perilaku
yang adaptif dan ekspresif. Trait dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
terdapat di dalam diri individu seperti pembawaan, minat, dan konstitusi tubuh.
Semuanya saling berhubungan dan merupakan pola tingkah laku yang kemudian
dapat menentukan bagaimana watak dan karakter seseorang.
Sifat (trait) adalah presdiposisi atau kecenderungan untuk merespon secara sama
terhadap kelompok stimulus yang mirip. Sifat adalah struktur psikofisik yang
mampu menjadikan banyak stimulus berfungsi ekuivalen, membimbing tigkah
laku adaptif dan ekspresif. Misalnya, hari ini A marah karena B menghilangkan
pena kesayangannya, maka jika C menghilangkan buku kesayangannya, A akan
marah juga. Hal ini menunjukkan bahwa trait berfungsi konsisten, baik waktu,
stimulus, atau tempat.
Menurut Allport, trait adalah kunci dalam mendefinisikan struktur dan dinamika
karena pada umumnya keduanya satu dan sama struktur kepribadian itu
dinyatakan dalam sifat-sifat (traits) dan tingkah laku di dorong oleh sifat-sifat
kepribadian. Pengertian-pengertian kebiasaan, trait, sikap, diri (Self) dan
kepribadian itu masing-masing bermanfaat dan berbeda satu sama lain. Tetapi dari
8
semua pengertian-pengertian tersebut Allport lebih menekankan kepada trait
sehingga teorinya disebut sebagai trait psychology. Disamping itu sikap (attitude),
dan intensi (intenssions), diberi kedudukan yang sama.
Allport menjelaskan sifat-sifat yang terpenting dari trait, sebagai berikut:
a. Nyata (Real): trait itu bukan konsep abstrak tapi obyek nyata, yakni struktur
neuropsikis. Suatu hari nanti, neurofisiologi akan dapat menjelaskan
(misalnya pada trait takut, agresif, kejujuran, introversi, ekstraversi, dll)
bagaimana berlangsungnya proses integrasi, penjembatanan, dan tahap
urutan yang berhubungan dengan konstruk hipotetik kita sekarang ini.
b. Membuat banyak stimuli berfungsi ekuivalen: mengandung pengertian
bahwa trait itu telah menetapkan orang untuk memandang berbagai
stimulus memiliki makna yang sama dan merespon stimuli itu dengan
tingkah laku yang mirip.
c. Mengubah/menentukan tingkah laku: trait muncul bukan kalau hanya ada
stimulus yang sesuai. Tenaga dorongannya bervariasi, trait yang kuat
memiliki kekuatan motif untuk menggerakkan tingkah laku, mendorong
orang mencari stimulus yang sesuai sehingga dapat menamung ekspresi trait
itu. Trait yang lemah hanya berp[eran membimbing tingkah laku yang sudah
siap untuk bergerak.
d. Empirik (Empirical): trait dapat disimpulkan melalui berbagai pembuktian
empirik. Pertama, trait disimpulkan dari terjadinya tingkah laku berulang
yang mempunyai makna yang sama, mengikuti rentangan stimulus tertentu
yang memiliki makna personal yang sama. Kedua, trait disimpulkan
berdasarkan keajegan tingkahlaku. Namun keajegan ini tidak mutlak karena
trait bisa disimpulkan dari kesatuan keselarasan ya g lembut dari erbagai
manifestasi tingkah laku individu. Ketiga, trait disimpulkan dari jawaban
atau kegiatan merespon stimuli kuesioner.
e. Kemandirian yang relatif: trait dapat dikenali bukan dari kemandiriannya
yang kaku, tetapi dari kecenderungannya di seputar operasi pengaruhnya.
Tingkah laku dari suatu trait tertentu dipengaruhi oleh trait yang lain, saling
tumpang tindih tanpa batas yang jelas.
Bagi Allport bangunan dasar kepribadian adalah trait, untuk itu cara yang kita
gunakan untuk memahami kepribadian adalah melalui trait, trait merupakan proses
mental yang dapat mengarahkan stimulus sehingga menghasilkan perilaku yang
9
adaptif dan ekspresif. Trait dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat di
dalam diri individu seperti pembawaan, minat, dan konstitusi tubuh. Semuanya
saling berhubungan dan merupakan pola tingkah laku yang kemudian dapat
menentukan bagaimana watak dan karakter seseorang.
10
Sesuatu sifat luar biasa khas yang hanya dimiliki sedikit orang, sifat yang
sangat dominan dan menggambarkan hidupnya. Hal ini mengingat perilaku
individu diatur oleh sifat ini. Disposisi kardinal sangat jelas tidak dapat
disembunyikan, karena tercermin pada semua tingkah laku orang yang
memilikinya. Umumnya orang tidak tidak memiliki disposisi kardinal, hanya
beberapa orangyang memilikinya dan kemudian dikenal karena sifat khasnya
itu. Misalnya: otoriter, narsis, hedonis, sadis, heroik.
b. Sifat Sentral (Disposisi Sentral)
Kecenderungan sifat yang menjadi ciri seseorang, yang menjadi titik pusat
tingkah lakunya. Sifat ini lebih mudah ditandai karena memiliki
kecenderungankecenderungan individu yang khas atau mencakup situasi yang
lebih besar daripada sifat utama. Misalnya: kejujuran, kepedulian, posesif,
ambisius, senang kompetensi, ambisius, baik hati, agresif. Contoh lain :
Seseorang yang suka berleha-leha disifati pemalas.
c. Sifat Sekunder (Disposisi Sekunder)
Merupakan trait yang lebih spesifik dan tidak umum, lebih terpusat pada
respon-respon yang didasarnya dan perangsang-perangsang yang dicocokinya.
Secondary trait yaitu sifat yang jarang sekali kelihatan namun akan terlihat
dalam kondisi tertentu. Atau dengan kata lain sifat ini berfungsi lebih terbatas.
Sifat merupakan karakteristik kepribadian yang menetap dan cenderung
menghasilkan perilaku tertentu sehingga tidak ada individu yang memiliki sifat
yang sama walaupun mungkin ada kemiripin pasti memiliki corak khas
bagimana cara sifat itu bekerja sehinga hanya dapat dikenakan pada satu
individu. Disposisi sekunder lebih banyak dalam diri seseorang, tidak krusial
bagi kepribadian namun sering muncul dan bertanggungjawab atas perilaku
spesifik seseorang. Contoh : Lulu itu adalah wanita yang sabar (Disposisi
Sentral), namun pada suatu hari seorang teman menghina orangtuanya, maka
lulu menjadi sangat marah (Disposisi Sekunder).
11
sebagai disposisi motivasi. Disposisi yang terasa sangat kuat ini mendapatkan
motivasinya dari kebutuhan dan dorongan dasar. Allport tidak meihat
perbedaan yang jelas antara disposisi motivasi dan disposisi ekspresif.
Walaupun beberapa disposisi merupakan disposisi ekspresif, ternyata yang
lainnya termasuk disposisi motivasi karena berdasarkan pada kebutuhan yang
terasa sangat kuat. Disposisi ekspresif mengarahkan tindakan, disposisi
motivasi memunculkan tindakan. Contoh kesopanan merupakan disposisi
ekspresif, sementara makan cenderung disposisi motivasi. Bagaimana
seseorang makan (gaya mereka), sebagaian bergantung pada tingkat kelaparan
mereka, serta kekuatan dari disposisi ekspresif mereka. Seseorang biasanya
sopan, namun ketika sangat lapar, dapat mengesampingkan tata karma ketika
makan sendirian. Akan tetapi, jika kehadiran orang lain dan disposisi
kesopanan cukup kuat, maka orang tersebut akan makan dengan menggunakan
etika dan kesopanan walaupun sedang kelaparan.
12
3. Trait dan Konsistensi Pribadi
Trait dimiliki seseorang melalui kerjasama antara aspek-aspek keturunan dengan
aspek lingkungan belajar. Ketika suatu trait sudaj menjadi bagian dari kepribadan
seseorang, maka trait itu akan menjadi penentu model respon terhadap stimulus
yang mirip. Misalnya, anak yang diasuh dengan kasih sayang dalam sebuah
keluarga besar akhirnya mengembangkan trait senang berteman.
4. Motivasi
Ada dua ciri teori motivasi dari Allport, yakni: 1) Menolak masa lalu sebagai
elemen penting dan motivasi; 2) Pentingnya proses kognitif seperti tujuan dan
perencanaan, sebagai dasar motivasi. Dua teori ini menunjukkan keyakinan
Allport bahwa manusia adalah makhluk sadar dan rasional, yang bertingkah laku
berdasar apa yang diharapkan dapat dicapai, bukan karena einginan primitif atau
pengalaman traumatik masa lalu.
Allport percaya, kebanyakan orang dimotivasi oleh dorongan saat ini daripada
peristiwa masa lalu dan menyadari apa yang mereka lakukan dan memiliki
pengalaman tentang mengapa mereka melakukannya. Teori motivasi harus
mempertimbangkan perbedaan antara motif periferal dan (propriate strivings) atau
usaha keras.
13
a. Otonomi Fungsional
Konsep ini menjelaskan bahwa motif kematangan, kesehatan emosional
seseorang tidak terhubung secara fungsional kepada pengalamannya di masa
lalu sejak lahir. Dari konsep tersebut dapat diketahui bahwa Allport
berpendapat bahwa motivasi dari tiap individu itu bersifat independent dan
tidak terikat atau terhubung dengan hal yang lainnya. Otonomi Fungsional
memandang motif - motif orang normal dan dewasa beraneka ragam ,
otonom, independen, berkembang tetapi secara fungsional tidak bergantung
pada masa lalu. Konsep ini terdiri atas level fungsi otonom yaitu :
1) Otonomi Fungsional Terbiasa (Perseverative Functional Autonomy)
Merupakan level dasar yang meliputi bentuk - bentuk kecanduan,
mekanisme sirkular, perbuatan yang diulang-ulang atau secara rutin
seperti kecanduan atau tindakan fisik yang berulang
Contoh : Mula-mula remaja belajar merokok karena ingin “menjadi hero”
tetapi sesudah itu dia merokok karena dia ingin merokok.
2) Otonomi Fungsional Propiarate
Merupakan level yang lebih penting ketimbang level Perseverative
Functional Autonomy dan penting untuk pemahaman motivasi dewasa
dihubungan pada minat-minat yang dipelajari, nilai-nilai, motif - motif
pokok, disposisi pribadi, gambaran diri self-image dan gaya hidup.
Otonomi Fungsional Propriate mengacu pada motif yang mendukung diri
sendiri yang terkait dengan proparium seperti minat yang dipelajari,
pekerjaan, hobi, nilai-nilai, self image yang dekat dengan inti kepribadian.
Contoh : Seseorang yang ingin menjadi dokter bukanlah merupakan sifat
bawaan atau karena diperlukan tapi belajar untuk hidup.
14
4) Habit: beberapa habit termasuk otonomi fungsional, lainnya tidak ada
motivasi sama sekali.
5) Tingkah laku yang tergantung pada penguat primer (primary reiforcement)
6) Motif yang terkait langsung dengan usaha mereduksi dorongan dasar.
7) Tingkah laku non produktif: Kompulsi, fiksasi, dan regresi.
8) Sublimasi: kalau motif yang asli disublimasikan ke motif yang lain.
15
5. Proprium.
Proprium adalah aspek kepribadian yang disebut dengan nama lain self atau ego.
Poprium adalah sesuatu yang kita fikirkan sebagai bagian yang hangat, sentral,
dan privat dari kehidupan kita sehingga menjadi inti dari kehidupan.
Pengertian poprium ini mencakup semua aspek kepribadian yang menimbulkan
kehidupan emosional individu menjadi berbeda-beda, membuat kehidupan diri
menjadi terpisah dari orang lain, dan menciptakan untas dari sikap, persepsi, dan
tujuan hidup seseorang. Allport memakai kata proprium yang lebih mudah
difahami sebagai sifat atau fungsi kepribadian secara umum. Namun tidak semua
sifat kepribadian terwakili dalam proprium, karena sifat-sifat yang tidak akrab dan
tidak menjadi pusat tingkahlaku tidak termasuk proprium. Kebiasaan,
ketrampilan, kerangka pandangan, nilai-nilai kultural dan hal-hal faktual yang
kurang penting dalam mengorganisir sifat-sifat diri yang unik berada di lapisan
permukaan kepribadian.
Propium ini tidak dibawa sejak lahir, namun berkembang di dalam
perkembangan individu. Ada delapan aspek poprium yang kemudian berkembang
bertahap mulai bayi sampai dewasa, sebagai berikut:
Usia 0-3 tahun, berkembang 3 aspek proprium:
1) Aspek diri fisik; muncul kesadaran tentang fisik, “ini tanganku, ini jariku”,
yang tampak dari usaha untuk memanipulasinya secara sengaja.
2) Aspek identitas diri yang berkesinambungan; anak menyadari bahwa dirinya
tetap orang yang sama walaupun terus berubah-berkembang. Ditandai dengan
mengenal “nama diri” sebagai identitas utama.
3) Aspek bangga diri; mengembangkan perasaan bangga dengan keampuan diri
sendiri; anak berjuang menjadi awal atau penyebab dari sesuatu, permainan
membangun atau merusak, eksplorasi terhadap lingkungan.
Usia 4-6 tahun, muncul dua aspek proprium
1) Aspek perluasan diri, anak mulai menyadari keberadaan objek dan orang lain
dan mengidentifikasi obyek-obyek yang menjadi bagian milik mereka. Anak
mulai berbicara tentang “mainanku, ayahku, sekolahku”, dll.
2) Aspek gambaran diri; mencakup pandangan aktual dan ideal mengenai diri
sendiri, bagaimana anak memandang diri sendiri dan harapannya mengenai
bagaimana seharusnya dirinya. Pandangan aktual dan ideal ini berkembang
16
melalui interaksi dengan orang tuanya, yang membuat anak menjadi sadar
mengenai apa yang menjadi harapannya dan tingkahlaku yang memenuhi
harapan dan memberi kepuasan.
Usia 6-12 tahun
1) Aspek penguasaan rasional; muncul sesudah anak menyadari dia memiliki
kemampuan berfikir rasional yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah.
Anak menyadari dirinya dapat menangani maslaah secara rasional dan logis.
Usia remaja:
1) Aspek berusaha memiliki; yang mencakup tujuan jangka pajang. Ini menjadi
tahap akhir, yakni kesadaran eksistensi diri dalam tujuan atau pencapaian
jangka panjang. Pandangannya mengarah ke masa depan, dan untuk itu dia
menyusun rencana-rencana. Menurut Allport, baru ketika orang membuat
rencana berjangka panjang, bangunan self menjadi lengkap.
Usia dewasa:
1) Diri sebagai si tahu; totalitas dari semua 7 aspek yang terdahulu, kesadaran
tenatang diri sendiri.
D. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Menurut Allport perkembangan kepribadian manusia akan selalu berubah-ubah
seiring berjalannya waktu. Jelas dari bahasan otonomi fungsional bahwa Allport
berpendapat ada perubahan signifikan antara anak-anak dengan orang dewasa. Orang
mungkin bisa mengatakan Allport menawarkan dua teori terpisah mengenai
kepribadian: teori pertama adalah teori motivasi model sederhana, biologik, peredaan
ketegangan, cocok untuk menjelaskan tingkah laku bayi. Teori kedua adalah model
yang lebih kompleks, dibutuhkan untuk menjelaskan tingkah laku dewasa. Di suatu
tempat (waktu) antara bayi dan dewasa ada transformasi lengkap, walaupun tidak
dengan tiba-tiba. Orang dewasa yang masak dan sehat secara kualitatif berbeda dengan
bayi; alasan tingkah laku orang dewasa berbeda total dengan alasan tingkah laku bayi.
Menurut Allport perkembangan kepribadian ada tiga fase perkembangan
Allport, yakni:
1. Perkembangan Masa Bayi
Masa ini dimulai dari masa neonatus (bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan
usia 28 hari) yang menjadi awal perkembangan dari kepribadian anak. Pada masa
perkembangan ini bayi mulai melakukan gerakan refleks yang belum bisa
17
dibedakan. Ekspresi emosi bayi pada masa ini cenderung monoton dan akan
mengalami perkembangan sesuai dengan masa yang dilewatinya.
Allport melihat bahwa anak yang baru lahir sebagai seorang ciptaan keturunan,
hanya memiliki dorongan primitif, dan tingkah laku reflek ,tidak memiliki
kepribadian tapi memiliki potensi yang akan terpenuhi atau terbentuk pada saat
pertumbuhan dan pematangannya. Dan bayi tidak memiliki kepribadian. Tingkah
laku bayi sebagian besar dapat dijelaskan sebagai kegiatan umum atau kumpulan
respon-respon yang tidak jelas yang melibatkan sistem otot. Bayi dapat memberi
respon spesifik dalam bentuk refleks seperti mengisap dan menelan.
Menurut Allport sumber motivasi tingkah laku bayi adalah arus aktivitas yang
mengatur bayi untuk beraksi. Sesuai dengan tingkat perkembangan bayi,
motivasinya lebih sarat dengan warna biologis; tegangan menuntut kepuasan dan
menghindar rasa sakit. Berarti kehidupan pertama tidak penting dalam
perkembangan kepribadian, walaupun pada pertengahan tahun pertama ini bayi
mulai mengembangkan kualitas tingkah laku yang menunjukan perbedaam
ekspresi emosi. Secara umum orok dilahirkan sebagai makhluk hidup yang tidak
tahu apa itu lapar, ngompol, dan sakit. Ini disebut Allport sebagai berpusat pada
kesendirian (solo centered), dan bukan berpusat pada diri ( self centered), karena
perasaan diri pada masa itu belum ada. Baru dalam tahap-tahap, berikutnya bayi
mengembangkan motif yang hampir tidak lagi berhubungan dengan motif asli dari
tingkah laku itu.
2. Masa Transformasi anak-anak
Pada masa ini, perkembangan kepribadian seseorang akan terlihat dari:
diferensiasi, integrasi, permatangan, belajar, kesadaran (sugesti), hargadiri,
inferioritas ataupun kompensnsi, mekanisme psikoanalitis, otonomi fungsional,
reoritasi mendadak trauma, objektivitas, insting, humor, pandangan hidup.
3. Masa Dewasa
Merupakan masa terpenting dalam perkembangan kepribadian sesorang. Masa-
masa ini sangat menentukan bentuk kepribadian seseorang melalui tingkah laku
yang ditujukannya.
Tidak semua orang dewasa mencapai maturitas sepenuhnya. Banyak orang yang
terganggu berbuat tanpa tahu mereka melakukan perbuatan itu; tingkah laku
mereka lebih dekat hubungannya dengan event anak-anak daripada event masa
18
kini atau yang akan datang. Tingkat seberapa besar fikiran dan keinginan sadar
menguasai motivasi tidak sadar, dan tingkat seberapa besar kebebasan traits dari
asalnya yang kekanak-kanakan, adalah ukuran kenormalan dan kemasakan
seseorang.
Kriteria penanda kepribadian yang sehat dan matang menurut Allport, yakni:
a. Perluasan perasaan diri (Extension of the sense of self )
Kemampuan untuk berpartisipasi dan menyenangkan rentang aktivitas yang
luas, kemampuan mengidentifikasi diri dengan perluasan diri yang jelas dan
spesifik, kemampuan masuk ke masa depan mengharap dan merencanakan.
b. Kemampuan bersahabat dan kasih sayang(Warm relating of self to others)
Keintiman yang melibatkan hubungan cinta dengan keluarga dan teman;
kasih sayang yang diekspresikan dalam menghormati dan menghargai
hubungannya dengan orang lain agar lancar dan baik (misalnya kepercayaan,
toleransi)
c. Keamanan emosional, penerimaan diri (Emotional security of self
acceptance)
Kemampuan menghindari reaksi berlebihan terhadap majalah yang
menyinggung drives spesifik (misalnya, menerima dorongan seks,
memuaskan sebaik mungkin, tidak menghalangi tetapi juga tidak membiarkan
bebas) dan mentoleransi frustrasi, perasaan seimbang.
d. Persepsi, keterampilan, tugas yang realistis (Realistic perceptions, skills,
assignments)
Memiliki pendapat yang realistis dan memfokuskan perhatian pada masalah.
Kemampuan memandang orang, obyek, dan situasi seperti apa adanya,
kemampuan dan minat memecahkan masalah; memiliki ketrampilan yang
cukup untuk menyelesaikan tugas yang dipilihnya; dapat memenuhi
kebutuhan ekonomi kehidupan tanpa rasa panik, rendah diri, atau tingkah
laku destruksidiri lainnya.
e. Self obyectification: insight and humor
Orang membutuhkan insight-kemampuan untuk memahami diri dan orang
lain-dan humor-tidak hanya untuk menemukan kesenangan dan tertawa di
dunia tetapi menjadi mampu berhubungan dengan positif dengan diri dan
orang lain pada Misalnya menilai perilaku sendiri dan mampu
“menertawakan diri sendiri”.
19
f. Menyatukan filsafat hidup (Unifying philosophy of life)
Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang
memberikan tujuan dan arti. Mengerti arti dan tujuan hidup yang dijalaninya
mulai memiliki pendangan hidup atau filsafat hidup yang dipertahankan Pada
masa perkembangan kepribadian unsur religius menjadi unsur yang sangat
penting untuk membentuk kepribadian seseorang. Contohnya lewat agama,
agama adalah salah satu sumber filsafat yang paling penting, walaupun bukan
satu-satunya.
20
sumber yang melencengkan tujuan hidupnya, dan membantu mereka mencapai
kematangan dan kesejahteraan.
Allport (dalam Prawira, 2013:266) mengemukakan argumentasinya bahwa sikap
khas melekat pada individu dan berfungsi sebagai penyebab dimulainya tingkah laku
pada individu. Sikap sangat berperan penting dalam membimbing dan mendorong
tingkah laku pada individu. Menurut Sardjonoprijo (1982:147) sikap adalah disposisi
perasaan yang setuju kepada objek tertentu. Manusia bersikap perasaan terhadap
manusia-manusia lainya atau kelompok-kelompok. Suatu sikap yang dimiliki individu
yang satu dengan yang lainya dapat berbeda-beda. Hal ini disebabkan sikap adalah
khas pada individu. Sikap berperan memberikan penilaian yaitu menerima atau
menolak terhadap objek yang dihadapi. Sikap lebih umum dibandig kebiasaan tetapi
kurang umum dibanding sifat. Sikap terentang dari yang sangat spesifik sampai sangat
umum, sikap berbeda habit dan trait dalam sifatnya yang evaluatif Allport (dalam
Alwisol, 2004:222).
Allport membedakan perilaku menjadi expressive behavior dan coping behavior.
Coping behavior adalah perilaku yang dilakukan dengan terencana, secara sadar dan
dilakukan untuk tujuan tertentu. Sementara expressive behavior adalah perilaku yang
umumnya muncul secara spontan, kadang susah untuk dirubah, tujuannya tidak jelas
dan terencana seperti coping behavior. Misalnya, ketika seseorang guru TK mengajar
dia akan memiliki coping behavior (mengajar berdasarkan urutan materi yang
disediakan), sementara dalam proses penyampaian materi guru tersebut akan banyak
melakukan gerakan, bahasa tubuh, intonasi suara yang berubah-ubah yang tidak bisa
dielakkan. Hal ini merupakan perilaku spontan yang secara tidak langsung
menggambarkan elemen kepribadian yang dimiliki guru tersebut.
Kebiasaan berbentuk tingkah laku yang tetap dari usaha menyesuaikan diri
terhadap lingkungan yang mengandung unsur afektif perasaan. Setiap individu tentu
memiliki perilaku-perilaku tertentu yang menyenangkan sehingga diakukan setiap
hari. Perilaku-perilaku tersebut dapat sama atau dapat juga berbeda dengan orang lain.
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut Allport, salah satu yang paling memotivasi manusia adalah
kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologisnya. kebanyakan
perilaku manusia dimotivasi oleh sesuatu yang lain, sesuatu yang berfungsi dalam
rangka ekspresi diri dan apapun yang dilakukan seseorang dalam hidup biasanya
adalah demi menunjukkan siapa dirinya.
B. SARAN
Sebagai ungkapan akhir dari penyusunan makalah, ada beberapa pesn dan kami
sarankan mengenai teori kepribadian Allpotr:
1. Pengetahuan mengenai teori kepribadian Allport memang perlu diketahui oleh
para mahasiswa sebab dengan mengetahui tentang kepribadian, maka kita bisa
22
menghadapi setiap individu sesuai dengan seharusnya atau dengan porsi masing-
masing.
2. Usahakan lingkungan yang ada disekitar kita adalah lingkungan yang bisa
membantu kita dalam pembentukan kepribadian yang sehat dan matang.
3. Jangan gunakan ego kita semata pada saat melakukan interaksi dengan individu
lain yang bisa menyebabkab konflik. Karena pada dasarnya setiap individu itu
unik sebab tidak ada satupun individu yang memiliki kepribadian yang sama
dengan individu lain.
Adapun makalah ini yang kami buat, sepenuhnya kami sadar akan banyaknya
kekurangan di beberapa titik yang kurang dari kata sempurnanya. Maka, besar harapan
kami adanya respon dari pembaca terhadap makalah ini.
Lepas dari itu semua kami berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan
baru bagi siapapun pembancanya. Selanjutnya kami ingin berterimakasih kepada
dosen pembimbing dan rekan-rekan yang telah menyelesaikan makalah sederhana ini.
Teimalkasih …
23
DAFTRAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu & Ahmad Juntika Nurihsan. (2013). Teori Kepribadian. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Sumber Internet :
o Badrus, R.I, (2013). Psikopatologi dan perubahan prilaku. Diakses pada tanggal 13
April 2022 jam 13.33, dari http://indribarus.blogspot.com/2013/06/psikopatologi-dan-
perubahan-perilaku.html
o Edwar, E. (2018). Teori Kepribadian Trait Psychology dari Gordon Willard Allport.
Diakses pada tanggal 13 April 2022 jam 13.55, dari http://www.erwinedwar.com/2018
/06/teori-kepribadian-trait-psychology-dari.html
o Freud, S. (2017). Definisi Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport –
Psikologi Multitalent. Diakses pada tanggal 13 April 2022 jam 14.15, dari
https://www.psikologimultitalent.com/2017/05/definisi-teori-psikologi-kepribadian-
menurut-gordon-allport.html
o Galih, Kurnia. Teori Keunikan Individu Menurut Gordon Allport. Diakses pada
tanggal 13 April 2021 jam 14.28, dari http://genderi.org/jurusan-psikologi-universitas-
negeri-semarang.html
o Rabbani, Aletheia. (2018). Gordon Allport, Struktur Individu. Diakses pada tanggal 13
April 2022 jam 20.15, dari https://www.sosiologi79.com/2018/08/gordon-allport-
struktur-individu.html
o Rosyidi, H. (2015). Psikologi Kepribadian (Paradigma Traits, Kognitif, Behavioristik
dan Humanistik). Diakses pada tanggal 14 April 2021, dari
http://digilib.uinsby.ac.id/31921/2/Hamim%20Rosyidi_Psikologi%20Kepribadian.pdf
o Sansira, Helsya. Gordon Allport. Diakses pada tanggal 13 April 2022 jam 12.36, dari
http://www.ocw.upj.ac.id/files/Slide-PSG104-PSG104-Slide-01.pdf
24
o Siregar, A.R. (2013). Kepribadian Menurut Gordon Willian Allport. Diakses pada
tanggal 9 April 2022, dari http://12008ars.blogspot.com/2013/06/kepribadian-
menurut-gordon-willard.html
o Wikipedia. (2007). Goedon Allport. Diakses pada tanggal 10 April 2022 jam 09.44,
dari https://en.wikipedia.org/wiki/Gordon_Allport
o Wikipedia, (2020). Teori Sifat. Diakses tanggal 10 April 2022 jam 10.34, dari
https://en.m.wikipedia.org/wiki/trait_theory
25