Kelompok 2:
1. Casuarina Putri Wijaya (220803103004)
2. Tarisa Weni Winata (220803103009)
3. Ulfa Dwi Febriani (220803103013)
4. Layda Maulida (220803103014)
5. Sa`adatul Lutfia (220803103066)
6. Faruha Ibrais Arfandi (220803103069)
7. Rachelta Annika Dewi S (220803103075)
Jawaban:
Untuk menghitung pajak kendaraan bermotor, kita perlu mengetahui tarif pajak yang berlaku.
Tarif pajak kendaraan bermotor tergantung pada jenis kendaraan, wilayah, dan umur
kendaraan. Misalnya, untuk kendaraan bermotor roda empat yang berplat B, tarif pajaknya
adalah sebagai berikut:
- Wilayah Jakarta: 2% dari harga beli
- Wilayah Jawa Barat: 1% dari harga beli
- Wilayah Jawa Tengah: 0,5% dari harga beli
Jika wilayah yang dimaksud adalah Jakarta, maka pajak yang harus dibayarkan oleh pemilik
mobil tersebut adalah:
2% x Rp300.000.000 = Rp6.000.000
Sumber: https://www.oto.com/berita-mobil/tarif-pajak-kendaraan-bermotor-terbaru-2019-
4228175
Jawaban:
Untuk menghitung pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), kita perlu
mengetahui tarif yang berlaku. Tarif BBNKB tergantung pada harga beli kendaraan dan
wilayah yang dimaksud. Misalnya, untuk wilayah Banten, tarif BBNKB adalah sebagai
berikut:
- Harga beli kendaraan kurang dari atau sama dengan Rp25.000.000 = 1% dari harga beli.
- Harga beli kendaraan lebih dari Rp25.000.000 s.d. Rp50.000.000 = 2% dari harga beli.
- Harga beli kendaraan lebih dari Rp50.000.000 s.d. Rp250.000.000 = 3% dari harga beli.
- Harga beli kendaraan lebih dari Rp250.000.000 = 4% dari harga beli.
Maka, untuk pembeli mobil bekas dengan harga beli kendaraan sebesar Rp120.000.000, pajak
BBNKB yang harus dibayarkan adalah:
3% x Rp120.000.000 = Rp3.600.000
Sumber: https://banten.kemenkeu.go.id/index.php/page/read/15/160/bea-balik-nama-
kendaraan-bermotor-bbn-kb
Jawaban:
PBBKB Premium per liter:
Tarif pajak x 100/115 x Rp4.500
5% x 100 / 115 x Rp4.500
5 / 115 x Rp4.500 = Rp195,65 / liter
Jumlah PBBKB Premium: 75.000 x Rp195,65 = Rp14.673.913
Sumber: https://id.scribd.com/doc/223951037/Pajak-Contoh-soal
Jawaban:
Berdasarkan kasus di atas, maka perhitungan pajak air permukaan adalah sebagai berikut:
- Pajak Air Permukaan = Tarif x NPA x Volume air yang diambil
- Pajak Air Permukaan = 10% x Rp500 x Rp6.000.000
- Pajak Air Permukaan = Rp300.000.000
Jadi, pajak terutang PT. Air Ledeng senilai Rp300.000.000
Sumber: https://perpajakan.ddtc.co.id/ilustrasi-kasus/read/40
5. Pajak Rokok
Soal:
Sebuah perusahaan rokok memiliki produksi 100.000 batang rokok per bulan. Harga eceran
rokok yang ditetapkan oleh pemerintah adalah Rp20.000 per bungkus rokok yang berisi 12
batang rokok. Pajak rokok yang dikenakan adalah 10% dari harga eceran. Berapa besar pajak
rokok yang harus dibayar oleh perusahaan tersebut setiap bulannya?
Jawaban:
Untuk menghitung pajak rokok, kita perlu mengetahui harga eceran rokok terlebih dahulu.
Dalam soal ini, harga eceran rokok yang ditetapkan oleh pemerintah adalah Rp20.000 per
bungkus rokok yang berisi 12 batang rokok. Maka harga per batang rokok adalah Rp1.667
(Rp20.000/12 batang). Selanjutnya, pajak rokok yang dikenakan adalah 10% dari harga
eceran, sehingga pajak per bungkus rokok adalah:
10% x Rp20.000 = Rp2.000
Jumlah produksi rokok per bulan adalah 100.000/12 = Rp8.333 bungkus rokok. Sehingga,
pajak rokok yang harus dibayar oleh perusahaan setiap bulannya adalah:
Rp2.000 x Rp8.333 = Rp16.665.000
Sumber: https://djpbn.kemenkeu.go.id/pajak-ada-berapa-jenis/produk-dan-jasa-dikenakan-
pajak/pajak-rokok/