Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Mata pelajaran Sejarah Indonesia


Guru yang mengajar : Sinta Leluni

Nama kelompok : Nilai Tertinggi


Anggota :
I. Julia Amiani
II. Desty Marehani
III. Andra Suardana

Pernikahan dalam kebudayaan Islam


1) Akulturasi Islam terhadap Upacara Adat Pernikahan Masyarakat
Bangsawan Sasak
Dalam tradisi pernikahan masyarakat bangsawan Sasak
Kopang, tradisi yang didominasi Islam adalah penghapusan
tradisi meminum minuman keras ketika beralangsungnya
prosesi nyongkolang, penghapusan mantra-mantra yang
jelas-jelas mengandung makna kemusrikan, mendahulukan
pembahsan masalah agama dari pada masalah adat seperti
untuk menentukan apakah si pria dan si wanita tidak
mempunyai halangan untuk menikah, seperti karena
sepesusuan ataupun semenda.

2. Akulturasi Islam terhadap Upacara Adat Pernikahan Masyarakat


Melayu Jambi
Perkawinan adat Melayu Jambi, merupakan sebuah karya
budaya dari hasil akulturasi antara Islam dengan adat dan
tradisi. Kalau Islam menekankan dari aspek akad nikah, dan
adat dari aspek prosudural, maka tradisi menekankan pada
aspek perlengkapan yang diperlukan. Maka masyarakat
Melayu Jambi memandang sebuah perkawinan adalah
sesuatu yang sakral (suci), karena terjadinya ikatan dan
perjanjian (akad) antara kedua belah pihak (laki-laki dan
perempuan) baik secara lahir maupun batin. Serta harus
memenuhi ketentuan adat (adat diisi lembago dituang),
ketentuan agama (syarak), dan ketentuan peraturan
perundang-undangan (Undang-undang Perkawinan). Maka
dalam adat Jambi disebutkan; "Kawin beradat, sarak
(perceraian) berhukum, adat datang lembago nunggu, adat
naik lembago turun".
3. Akulturasi Islam terhadap Upacara Adat Pernikahan Dayak Ngaju
Masyarakat Kalimantan Tengah
Upacara perkawinan oleh masyarakat Bahandang
dilaksanakan dengan melalui dua prosesi. Prosesi pertama
mereka melangsungkan perkawinan secara Islam dan
prosesi kedua secara hukum adat. Prosesi acara akad nikah
dilangsungkan menurut tuntunan ajaran Islam dan dipimpin
oleh seorang penghulu dari Kantor Urusan Agama (KUA)
setempat. Dalam pelaksanaan perkawinan masyarakat
Muslim Desa Petak Bahandang tidak diwajibkan di KUA
sehingga kebanyakan dari mereka melangsungkannya di
rumah masing-masing.
Selanjutnya mempelai laki-laki dan perempuan
mempersiapkan diri untuk kembali melaksanakan prosesi
perkawinan adat. Perkawinan adat biasanya berlangsung
setelah acara akad nikah atau esok harinya. Prosesi ini
disebut panganten haguet yakni kedatangan mempelai laki-
laki yang diarak (diantar) oleh sanak saudaranya diiringi
pembacaan shalawat dan bunyian habsy.

Upacara pernikahan dalam kebudayaan Islam

Pernikahan bisa juga disebut dengan Akad Nikah, yang


merupakan upacara keagamaan untuk menyatukan kedua
mempelai menjadi sepasang suami istri secara sah di
hadapan Tuhan. Pada umumnya, akad nikah digelar dengan
penuh sakral, bahkan seringkali menguras air mata. Akad
nikah adalah acara inti dari seluruh rangkaian proses
pernikahan. Akad nikah dimaknai sebagai perjanjian antara
wali dari mempelai perempuan dengan mempelai laki-laki
dengan paling sedikit dua orang saksi yang mencukupi
syarat menurut syariat agama. Dengan adanya akad nikah,
maka hubungan antara dua insan yang sudah bersepakat
untuk hidup berumah tangga diresmikan di hadapan manusia
dan Tuhan.
Dalam agama Islam, untuk prosesi pernikahan yang sah ada
lima hal yang harus dipenuhi. Yaitu, adanya calon mempelai
laki-laki, calon mempelai perempuan, wali dari mempelai
perempuan, adanya minimal dua orang saksi, dan terakhir
adalah ijab kabul. Kalau lima syarat di atas sudah dipenuhi,
maka pernikahan sudah bisa dikatakan sah menurut agama,
Bela. Tapi, pernikahan juga harus melalui pihak KUA agar
sah di mata hukum. Agar lebih jelas, simak prosesi akad
nikah di bawah ini.

A. Pembukaan
Terlebih dulu, calon mempelai laki-laki dan perempuan,
wali, keluarga, serta para hadirin yang ikut menyaksikan
prosesi dipersilakan memasuki tempat dilangsungkannya
akad nikah. Kemudian, acara akan dimulai dengan
pembukaan yang dipandu oleh pembawa acara. Biasanya
dilakukan dengan membaca ‘bismillah’, berlanjut dengan doa
agar acara berjalan dengan lancar, dan pembacaan ayat suci
al-Quran.

B. Khotbah nikah
Khotbah nikah merupakan hal yang disunahkan dalam Islam.
Karena sunah, maka sebisa mungkin ada dalam setiap
prosesi akad nikah. Biasanya, khotbah nikah akan
disampaikan langsung oleh petugas dari KUA atau penghulu
yang akan menikahkan. Tujuan dari khotbah nikah ini sendiri
adalah sebagai pembekalan bagi kedua mempelai, sekaligus
pengingat tentang pentingnya menjaga keutuhan dalam
rumah tangga.

C. Ijab Qabul
Ijab qabul digunakan dalam pernikahan yaitu ucapan dari
orang tua atau wali mempelai wanita untuk menikahkan
putrinya kepada sang calon mempelai pria. Orang tua
mempelai wanita melepaskan putrinya untuk dinikahi oleh
seorang pria, dan mempelai pria menerima mempelai wanita
untuk dinikahi. Ijab kabul merupakan ucapan sepakat antara
kedua belah pihak. Selain digunakan dalam akad nikah,
istilah ini juga digunakan dalam jual beli. Ketika si penjual
dan pembeli melakukan transaksi dan kesepakatan.
Sebelumnya, penghulu akan bertanya, “Saudara (nama calon
suami) apakah Anda setuju untuk menerima Saudari (nama
calon istri) sebagai istri dengan (mahar)”, sebanyak tiga kali.
Setelahnya, barulah acara inti dari rangkaian prosesi akad
nikah alias pembacaan ijab kabul dilaksanakan. Kalau calon
suami sudah bersedia menerima dan dan menyepakati ijab
kabul, maka penghulu akan menanyakan keabsahan ijab
kabul ini kepada para saksi dan wali yang dihadirkan.

D. Doa nikah
Kalau semua yang hadir sudah sepakat untuk sah, maka
penghulu akan membacakan doa-doa pernikahan karena
pasangan sudah resmi menjadi suami istri. Selain penghulu,
pihak keluarga juga boleh mengundang pemuka agama di
tempat secara khusus untuk membacakan doa akad nikah.
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan perlindungan,
keselamatan, dan keberkahan dari Tuhan yang Maha Esa
untuk kehidupan kedua mempelai hingga acara pernikahan
yang akan berlangsung.

E. Penandatanganan buku nikah


Sebenarnya prosesi pernikahan sudah selesai dan
dinyatakan sah secara agama setelah ijab kabul diucapkan.
Tapi agar sah di mata hukum, prosesi yang satu ini tetap
nggak boleh dilewatkan. Untuk urusan hukum negara, segala
sesuatunya tidak akan sah tanpa adanya penandatanganan
dokumen. Dokumen yang harus ditandatangani oleh kedua
pengantin pastinya adalah buku nikah. Hal ini bertujuan
untuk melayani pendaftaran nikah dan memberikan informasi
tentang prosedur pencatatan nikah, memberikan bimbingan,
nasehat dan penerangan mengenai nikah, talak, cerai dan
rujuk kepada masyarakat.

F. Penutup
Jika lima prosesi di atas sudah selesai dilakukan, maka acara
pun sudah boleh ditutup atau diakhiri. Penutupan biasanya
dilakukan dengan pembacaan doa terakhir oleh pemuka
agama yang diundang atau oleh penghulu. Momen tambahan
lain di akhir prosesi akad nikah biasanya adalah pengambilan
dokumentasi dua mempelai dengan buku nikah, serah terima
mahar, atau tukar cincin.

Anda mungkin juga menyukai