Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS PERATURAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 3 TAHUN 2018


TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN
SORONG KEPADA BUMD PT. MALAMOI OLOM WOBOK

Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong telah mengeluarkan peraturan terkait dengan


penambahan penyertaan modal kepada PT Malamoi Olom Wobok. Segala hal terkait
penambahan penyertaan modal, mekanisme, dan ketentuan lain diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Sorong Nomor 3 Tahun 2018 tentang Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah
Kabupaten Sorong Kepada Badan Usaha Milik Daerah Perseroan Terbatas Malamoi Olom
Wobok.

Dalam ketentuan umum, pasal 1 angka 5 disebutkan bahwa penyertaan modal adalah
bentuk investasi pemerintah pada badan usaha dengan mendapat hak kepemilikan. Sehingga
jelas bahwa tujuan dari penambahan penyertaan modal pemerintah daerah pada BUMD PT.
Malamoi Olom Wobok yakni untuk mendorong laju pertumbuhan dan perkembangan
perekonomian daerah. Selain itu ditujukan untuk investasi permanen.

Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2008 tentang Investasi


Pemerintah dijelaskan bahwa Investasi Pemerintah dilakukan dalam bentuk surat berharga dan
investasi langsung. Selanjutya dalam ketentuan yang sama sebagai tindak lanjut dari Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, bahwa Pemerintah dapat
melakukan kerja sama investasi dengan Pihak Swasta dalam hal investasi langsung berupa
penyertaan modal atau pemberian pinjaman, bukan investasi surat berharga berupa pembelian
saham atau pembelian surat utang.

Terkait dengan investasi permanen, yang dapat digolongkan sebagai investasi


permanen antara lain kerja sama Daerah dengan Pihak Ketiga dalam bentuk
penggunausahaan/pemanfaatan aset Daerah, penyertaan modal Daerah pada BUMD dan/atau
Badan Usaha lainnya maupun investasi permanen lainnya yang dimiliki Pemerintah Daerah
untuk menghasilkan pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Dengan demikian, dari ketentuan di atas jelas bahwa kerja sama Daerah dengan Pihak
Ketiga merupakan pelaksanaan investasi permanen untuk menghasilkan pendapatan atau
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan dalam rangka penyediaan pelayanan publik
sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Dimana investasi dilakukan sepanjang memberi manfaat bagi peningkatan pendapatan Daerah
dan/ atau peningkatan kesejahteraan dan/atau pelayanan masyarakat serta tidak mengganggu
likuiditas keuangan Daerah.

Dalam Perda tersebut, diatur pula mengenai bentuk dan besaran nilai penambahan
penyertaan modal. Dimana yang dimaksud penambahan penyertaan modal pemerintah daerah
kepada BUMD PT. Malamoi Olom Wobok yakni berupa tanah dan jalan dengan besaran
nilainya terdapat pada pasal 4 dalam Perda tersebut.

Untuk memperolah penambahan penyertaan modal, mekanisme yang ditempuh yakni


menghapus buku Tanah dan Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 di muka pada Kartu
Inventaris Barang Pemerintah Daerah, menyusun akta penyertaan modal yang ditandatangani
Bupati yang menyatakan bahwa Pemerintah Daerah melakukan penyertaan modal berupa tanah
dan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 di muka dan Bupati menyerahkan
sertifikat bukti kepemilikan (hak kelola) ke Direktur BUMD PT. Malamoi Olom Wobok.
Dengan menghapus buku tanah dan jalan sebagaimana yang terdapat dalam pasal 5 dalam
PERDA tersebut. Oleh karena telah diperolehnya penambahan penyertaan modal maka perlu
untuk menyusun akta penyertaan modal yang telah ditandatangani oleh Bupati disertai
penyerahan sertifikat bukti kepemilikan (hak kelola) dari Bupati kepada Direktur BUMD. Hal
tersebut selanjutnya berakibat pada restrukturisasi neraca serta perubahan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga BUMD. Hal tersebut bertujuan untuk menyelaraskan penambahan
ekuitas saham terkini.

Hal-hal terkait larangan telah disebutkan dalam pasal 8, bahwa penyertaan modal
pemerintah daerah hanya dapat dipergunakan untuk kepentingan yang selaras dengan tujuan
sebagai Badan Usaha Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus.

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, pembentukan peraturan


daerah Kabupaten Sorong tentang Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten
Sorong Kepada Badan Usaha Milik Daerah Perseroan Terbatas Malamoi Olom Wobok
ditujukan sebagai pemenuhan rencana kerja dalam rangka mengoperasionalkan Kawasan
Ekonomi Khusus Kabupaten Sorong untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi, pemertaan
pembangunan, dan peningkatan daya saing bangsa. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut
tentunya dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, di antaranya pemerintah pusat, pemerintah
daerah (pemda), serta masyarakat sekitar KEK. Dukungan itu tentunya harus terencana,
terintegrasi, dan dilaksanakan secara berkesinambungan.

BUMD menurut UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah. Terdapat dua bentuk
BUMD, yaitu : 1) Perusahaan Umum Daerah adalah BUMD yang seluruh modalnya dimiliki
oleh satu Daerah dan tidak terbagi atas saham, dan 2) Perusahaan Perseroan Daerah adalah
BUMD yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruhnya atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh satu
Daerah. Dari pengamatan terhadap peraturan perundang-undangan ditemukan belum adanya
Undang-undang tentang Badan Usaha Milik Daerah pengganti UU Nomor 5 Tahun 1962
tentang Perusahaan Daerah sebagai payung hukum BUMD. Kondisi ini sangat berbeda dengan
Badan Usaha Milik Negara dimana telah memiliki payung hukum yaitu Undang-undang
Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

Konsep pengelolaan BUMD persero (Perseroan Terbatas/Perusahan Perseroan


Daerah), berdasarkan Permendagri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Badan Hukum BUMD,
menyatakan bahwa BUMD berbentuk perseroan terbatas tunduk pada UU Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan pelaksanaannya.

Anda mungkin juga menyukai