Ema Liestyorini+Kurniawan H
Ema Liestyorini+Kurniawan H
BAB II
DESKRIPSI PROSES
Toluen (C6H5CH3)
Bentuk : cair
Bau : aromatis
Kemurnian : 99,5 %
Impuritas : air
Udara
Kelembaban relatif : 70 %
Kemurnian : 100 %
2.1.2. Produk
Warna : putih
Kemurnian : minimal 99 %
2. Benzaldehid (C6H5COH)
Bentuk : cair
Bau : aromatis
Kemurnian : minimal 98 %
Katalis yang digunakan adalah katalis cobalt asetat. Wujud katalis berupa
bubuk padatan yang kemudian dilarutkan dengan air yang masuk bersama toluen di
reaktor.
penggunaan katalis logam, promotor, pelarut serta kondisi reaksi (suhu dan tekanan).
Dari semua percobaan, disimpulkan teori bahwa proses oksidasi dilakukan dengan
mekanisme radikal bebas dan produk awal oksidasi adalah hidrogen peroksida.
Inisiasi :
Propagasi :
Pembentukan produk :
(benzaldehid)
OO*
OO* OOH
ikatan O–O peroksida (30 sampai 40 kkal/mol). Sulit untuk menentukan benzil
alkohol bebas karena kondisi oksidasi yang menyebabkan bereaksi dengan asam
(J.J.McKetta, 1977)
Reaksi berlangsung dalam fase cair. Katalis (cobalt asetat) yang berupa
bubuk padatan dicampur dengan toluen di dalam tangki pencampur (mixer). Katalis
larut dengan air yang masuk bersama toluen. Selanjutnya campuran tersebut
Reaktor beroperasi pada tekanan 4,4 – 11,2 atm dan temperatur 150–250 oC.
2. Suhu lebih dari 20–30oC dari suhu kritis campuran bahan yang dapat
irreversibel dan eksotermis, karena itu reaktor dilengkapi dengan jaket pendingin
C6H5COH + ½ O2 C6H5COOH
A + B C +D
C +½B E
A + 3 /2 B E +D
Dengan :
A = C6H5CH3
B = O2
C = C6H5COH
D = H2O
E = C6H5COOH
-rA = k Ca Cb3/2
k = A. e-E/RT
é (ra + rb ) ù
1/2
é æ MA + MB öù
2
A =ê ú ê8pRTç MA.MB ÷ú
ë 2 û ë è øû
dengan
rb = diameter molekul O2
MB = berat molekul O2
A = faktor tumbukan
-rA = k Ca Cb3/2
k = A. e-E/RT
derajat di atas T maka kecepatan reaksi (r) sama, atau r2 = 2r1. Sehingga :
r2 = 2.r1
3
k2 .Ca.Cb 2
= 2.k1.Ca.Cb 3 2
E2 E1
- -
A.e R.T2
= A.e R .T1
(J.M. Smith, 1987)
E2 E
- =- 1
R.T2 R.T1
Reaksi :
pada suhu 298,15 K dapat dilihat pada tabel 2.1. sebagai berikut :
Toluen 122.200
Oksigen 0
Air -288.590
(Yaws, 1999)
= (-210.550+(-228.590)) – (-122.200+0)
= -621.340 kJ/kmol
é - ΔG o f ù
Ln Ko =ê ú
ë RT û
é 621.340 kJ/kmol ù
=ê ú
ë 8,314 kJ/kmol . K x 298,15 K û
= 250,6494
Ko = 7,1724.10108 kJ/kmol
K - ΔH o é1 1 ù
ln = êë T - To úû (Smith & VanNess, 1987)
Ko R
T = suhu tertentu
Toluen 50.170
Oksigen 0
Air -241.814
( Yaws, 1999 )
= (-290.400+(-241.814)) – (50.170+0)
= -582.384 kJ/kmol
K - ΔH o é1 1 ù
ln = êë T - To úû
Ko R
K 582.384 kJ/kmol é 1 1 ù
= -
8,314 kJ/kmol . K ë 466,2778 K 298,15 K úû
ê
ln 108
7,1274.10
K = 1,0343.1072 kJ/kmol
Karena harga K= k1/k2 besar, berarti harga k2 jauh lebih kecil bila
Reaktan yang masuk yaitu berupa toluen dengan perbandingan 1.850 massa
toluen berbanding dengan 0,22 massa Co2+. (J.J. McKetta, 1977). Sedangkan udara
untuk mengoksidasi reaktan dibuat berlebih 125% dari udara masuk. Nitrogen yang
hasil reaksi. Untuk memproduksi 32.500 ton/tahun atau 33,6014 kmol/jam asam
benzoat diperlukan toluen sebanyak 74,6127 kmol/jam dan udara berlebih 685,3882
Diagram alir kualitatif, kuantitatif dan diagram alir proses pembuatan asam
2. Unit reaksi
Toluen cair dialirkan dari tangki penyimpan F-010 (35˚C, 1 atm) menuju
pencampur, toluen dicampur dengan sirkulasi toluen dan katalis cobalt asetat.
Dari silo (F-020), katalis cobalt asetat dialirkan dengan belt conveyor (J-021)
dengan pompa (L-031) sampai tekanan 7,6696 atm dan dipanaskan dengan
Udara dari lingkungan yang telah disaring dengan filter udara dikompresikan
dengan kompresor. Udara yang telah dikondisikan tekanan dan suhunya yaitu
pada tekanan 7,6696 atm dari kompresor dan suhu 193,1278 oC dengan
2. Unit Reaksi
(bubble reactor) R-040 pada tekanan 7,6696 atm dan suhu 193,1278 oC. Di dalam
reaktor terjadi reaksi oksidasi toluen menjadi benzaldehid dan asam benzoat. Reaksi
berjalan secara eksotermis dan untuk menjaga agar suhu reaktor tetap konstan maka
Udara sisa yang keluar dari puncak reaktor kemudian dialirkan ke kondenser
parsial (E-051) sampai suhu 174,7304 oC untuk mengembunkan gas yang terbentuk.
Cairan dialirkan ke dekanter (H-060) untuk dipisahkan toluen dengan air. Air yang
mempunyai densitas lebih besar dari toluen dibuang ke laut, sedangkan toluen
Produk reaktor yang berupa cairan terdiri atas air, toluen, benzaldehid, asam
distilasi (D-070) untuk memisahkan toluen dari benzaldehid. Toluen dan air yang
mempunyai titik didih lebih rendah dari benzaldehid akan diperoleh sebagai hasil
atas menara. Sedangkan benzaldehid dan asam benzoat yang mempunyai titik didih
Hasil atas D-070 keluar pada kondisi suhu 107,3390 oC dan tekanan 1 atm
kemudian dialirkan ke dalam dekanter (H-080) untuk dipisahkan antara toluen dan
air. Air yang mempunyai densitas lebih besar dari toluen akan diperoleh sebagai
hasil bawah dekanter, kemudian dibuang ke laut. Sedangkan toluen sebagai hasil atas
Hasil bawah D-070 keluar pada kondisi duhu 236,2455 oC dan tekanan 1 atm.
Cairan yang sebagian besar benzaldehid dan asam benzoat dialirkan ke Menara
Distilasi 2 (D-090) untuk dipisahkan benzaldehid dari asam benzoat. Umpan menara
distilasi masuk dalam keadaan cair jenuh pada suhu 236,2455 oC dan tekanan 1 atm.
Benzaldehid yang mempunyai titik didih lebih rendah dari asam benzoat akan
diperoleh sebagai hasil atas menara, sedangkan asam benzoat sebagai hasil bawah
menara. Benzaldehid keluar pada suhu 107,3390 oC dan tekanan 1 atm kemudian
Sedangkan asam benzoat keluar pada suhu 249,9499 oC dan tekanan 1 atm kemudian
bersama dengan asam benzoat dari D-100 diumpankan ke Prilling Tower (PT)
Produk asam benzoat dari PT diangkut dengan belt conveyor (J-131) untuk
disimpan dalam silo (F-130) sebagai produk asam benzoat. Dan benzaldehid sebagai
Satuan : kg/jam
1 2 3 6 8 12 17 19
Nitrogen - - 14742,8460 14742,8460 - - - -
1 2 9 13 4
Air 17,3600 - - - 17,3600
Satuan : kJ/jam
3. Pemanas (E-032)
Tabel 2.15. Neraca Panas di Pemanas
4. Pendingin 1 (E-043)
Tabel 2.16. Neraca Panas di Pendingin 1
5. Reaktor (R-040)
Tabel 2.17. Neraca Panas di Reaktor
6. Kondenser 1 (E-051)
Tabel 2.18. Neraca Panas di Kondenser 1
7. Pendingin 2 (E-052)
Tabel 2.19. Neraca Panas di Pendingin 2
8. Dekanter 1 (H-060)
Tabel 2.20. Neraca Panas di Dekanter 1
9. Pendingin 3 (E-042)
Tabel 2.21. Neraca Panas di Pendingin 3
Tata letak pabrik adalah pengaturan atau penyusunan peralatan proses dan
fasilitas pabrik lainnya, sedemikian rupa sehingga pabrik dapat berfungsi dengan
efektif, efisien dan aman. Tata letak pabrik yang baik bertujuan agar :
1. Perluasan pabrik
plant pabrik. Sejumlah area khusus disiapkan untuk dipakai sebagai tempat
baru.
2. Faktor keamanan
merencanakan lay out selalu diusahakan untuk memisahkan sumber api dan
panas dari sumber bahan yang mudah meledak. Unit-unit yang ada
mungkin terjadi.
3. Sistem konstruksi yang direncanakan adalah out door untuk menekan biaya
4. Fasilitas untuk karyawan seperti masjid, kantin, parkir dan sebagainya diletakkan
5. Jarak antara pompa dan peralatan proses harus diperhitungkan agar tidak
lain.
7. Jarak antara unit yang satu dengan yang lain diatur sehingga tidak saling
mengganggu.
8. Sistem perpipaan diletakkan pada posisi yang tidak mengganggu operator dan
memberikan warna atau simbol yang jelas untuk masing-masing proses sehingga
Secara garis besar lay out pabrik ini dibagi menjadi beberapa daerah utama, yaitu :
pusat pengendalian proses, kualitas dan kuantitas bahan yang akan diproses serta
2. Daerah proses
produksi
4. Daerah utilitas
Dalam menentukan tata letak peralatan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu :
Pengaliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan keuntungan
diperhatikan elevasi dari pipa. Untuk pipa di atas tanah sebaiknya dipasang pada
ketinggian satu meter atau lebih. Sedangkan untuk pipa pada permukaan tanah
2. Aliran udara
Aliran udara di dalam dan di sekitar area proses produk perlu diperhatikan
supaya lancar. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya stagnasi udara
pada suatu tempat yang dapat mengakibatkan akumulasi bahan kimia yang
3. Cahaya
Dalam perancangan lay out peralatan perlu diperhatikan agar pekerja dapat
mencapai seluruh alat proses dengan cepat dan mudah, sehingga jika terjadi
gangguan pada alat proses dapat segera diperbaiki, dan juga keamanan pekerja
5. Pertimbangan ekonomi
Dalam perancangan alat proses perlu diusahakan agar dapat menekan biaya
Untuk alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan yang tinggi
sebaiknya dipisahkan dari alat proses lainnya, sehingga jika terjadi
ledakan atau kebakaran pada alat tersebut tidak membahayakan alat-
alat proses lainnya.
Tata letak peralatan dapat dilihat pada gambar 2.6.
Jalur masuk
Jalur keluar
F-020 F-010
J-
0
21
M-030
H-
060
E-052
E-032
H-080
H-050 F-130 F-130
R-040
E-051
F-130 F-130
E-043
E-042
F-072
D-
31
E-071 D-070
1
E-073 090
J-
E-091
E-103
F-092
D- E-106
F-102
100
F-120
E-101
BAB III
Kode : F-010
Kondisi operasi : T = 35 oC
P = 1 atm
Kapasitas : 1751,0842 m3
Diameter : 13,7160 m
Tinggi : 13,9195 m
course 2 = 1 in
course 3 = 0,875 in
course 4 = 0,875 in
course 5 = 0,75 in
course 6 = 0,75 in
course 7 = 0,625 in
Kode : F-020
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi : T = 35 oC
P = 1 atm
Kapasitas : 4,9741 m3
Diameter : 1,4296 m
Tinggi : 2,8592 m
3.3. Mixer
Kode : M-030
Jumlah : 1 buah
P = 1 atm
Kapasitas : 2,5156 m3
Diameter : 1,4738 m
Tinggi : 2,0829 m
Pengaduk
§ Diameter : 0,4913 m
§ Daya : 3 HP
3.4. Reaktor
Kode : R-040
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 44,6145 m3
P = 7,6696 atm
Diameter : 3,8420 m
Tinggi : 5,4083 m
Pendingin
§ Jenis : koil
§ IPS : 2,5 in
§ SN : 40
Kode : E-051
Jumlah : 1 buah
Shell
§ Diameter dalam : 10 in
§ Pass : 2
§ Panjang shell : 12 ft
Tube
§ BWG : 16
3.6. Separator
Kode : H-050
Kondisi : T = 174,7304 oC
P = 7,6696 atm
Kapasitas : 3,1001 m3
Diameter : 1,6764 m
Panjang : 2,0952 m
3.7. Dekanter 1
Kode : H-060
asam benzoat
Diameter : 0,6198 m
Tinggi : 1,5659 m
Kode : D-070
benzoat
Kolom/ Shell
§ Diemeter : 0,6937 m
§ Tinggi : 19,4488 m
Head
Isolasi
§ Material : magnesia
Plate
§ Tipe : sieve
3.9. Kondenser 2
Kode : E-071
Shell
§ Pass : 2
§ Panjang shell : 16 ft
Tube
§ BWG : 16
3.10. Akumulator 1
Kode : F-072
Kondisi : T = 107,3390 oC
P = 1 atm
Kapasitas : 1932,8217 m3
Diameter : 0,5071 m
Panjang : 1,5975 m
3.11. Dekanter 2
Kode : H-080
Diameter : 1,5239 m
Panjang : 5,1980 m
3.12. Reboiler 1
Kode : E-073
Shell
§ Pass : 1
§ Panjang : 16 ft
Tube
§ BWG : 14
§ Diameter : 0,8 in
Kode : D-090
Kolom/ Shell
§ Diameter : 0,3301 m
§ Tinggi : 8,3968 m
Head
Isolasi
§ Material : magnesia
Packed
§ Tipe : packed
§ Ukuran : 1 in
§ Material : keramik
3.14. Kondenser 3
Kode : E-091
Pipa dalam
§ IPS : 1,25 in
§ SN : 40
Pipa luar
§ IPS : 2 in
§ SN : 40
3.15. Akumulator 2
Kode : F-092
P = 1 atm
Kapasitas : 0,0388 m3
Diameter : 0,2724 m
Panjang : 0,9129 m
3.16. Reboiler 2
Kode : E-093
Shell
§ Diameter dalam : 8 in
§ Pass : 1
§ Panjang : 8 ft
Tube
§ Fluida : steam
§ BWG : 14
§ Diameter : 0,8 in
Kode : D-100
Kolom/ Shell
§ Diameter : 0,3517 m
§ Tinggi : 5,6372 m
Head
Isolasi
§ Material : magnesia
Packed
§ Tipe : packed
§ Ukuran : 0,25 in
§ Material : keramik
3.18. Kondenser 4
Kode : E-101
Pipa dalam
§ IPS : 1,25 in
§ SN : 40
Pipa luar
§ IPS : 2 in
§ SN : 40
3.19. Akumulator 3
Kode : F-102
P = 1 atm
Kapasitas : 0,0387 m3
Diameter : 0,2712 m
Panjang : 0,9123 m
3.20. Reboiler 3
Kode : E-103
Shell
§ Diameter dalam : 8 in
§ Pass : 1
§ Panjang : 8 ft
Tube
§ Fluida : steam
§ BWG : 14
§ Diameter : 0,8 in
Kode : S-110
Diameter : 1,3305 m
Tinggi : 19,5051 m
Pendingin : udara
Kode : F-130
Jumlah : 13 buah
P = 1 atm
Kapasitas : 2541,6174 m3
Diameter : 3,5 m
Tinggi : 20 m
Kode : F-120
Kondisi operasi : T = 35 oC
P = 1 atm
Kapasitas : 333,3128 m3
Diameter : 7,6200 m
Tinggi : 7,9362 m
course 2 = 0,5 in
course 3 = 0,5 in
course 4 = 0,5 in
Kode : J-021
pencampur
Panjang : 4,1658 m
Lebar : 14 in
Elevasi : 30o
Kode : J-131
Tower ke Silo 2
Panjang : 40 m
Lebar : 16 in
Elevasi : 30o
3.26. Kompressor
Kode : G-041
3.27. Pemanas
Kode : E-032
Jumlah : 1 buah
Pipa dalam
§ IPS : 2 in
§ SN : 40
Pipa luar
§ Fluida : steam
§ IPS : 3 in
§ SN : 40
3.28. Pendingin 1
Kode : E-043
Jumlah : 1 buah
Pipa dalam
§ IPS : 2 in
§ SN : 40
Pipa luar
§ IPS : 3 in
§ SN : 40
3.29. Pendingin 2
Kode : E-052
Jumlah : 1 buah
Pipa dalam
§ IPS : 1,25 in
§ SN : 40
Pipa luar
§ IPS : 2 in
§ SN : 40
3.30. Pendingin 3
Kode : E-042
Jumlah : 1 buah
Pipa dalam
§ IPS : 1,25 in
§ SN : 40
Pipa luar
§ IPS : 2,5 in
§ SN : 40
3.31. Pendingin 4
Kode : E-106
Jumlah : 1 buah
Pipa dalam
§ IPS : 1,25 in
§ SN : 40
Pipa luar
§ IPS : 2 in
§ SN : 40
3.32. Pompa 1
Kode : L-011
Pencampur
Head : 3,0187 m
3.33. Pompa 2
Kode : L-031
Head : 4,1111 m
3.34. Pompa 3
Kode : L-061
Pencampur
Head : 2,4549 m
3.35. Pompa 4
Kode : L-074
Distilasi 1
Head : 23,5158 m
3.36. Pompa 5
Kode : L-095
Head : 8,1806 m
3.37. Pompa 6
Kode : L-081
Pencampur
Head : 3,5222 m
3.38. Pompa 7
Kode : L-094
Distilasi 2
Head : 11,2059 m
3.39. Pompa 8
Kode : L-095
Daya motor : 5 HP
Head : 53,9503 m
3.40. Pompa 9
Kode : L-104
Distilasi 3
Head : 42,3251 m
3.41. Pompa 10
Kode : L-105
Head : 53,9501 m
3.42.
BAB IV
UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM
Unit pendukung proses atau sering disebut unit utilitas merupakan bagian
pendukung proses meliputi unit pengadaan air, unit pengadaan uap panas (steam),
unit pengadaan udara tekan, unit pengadaan listrik, dan unit pengadaan bahan bakar.
Unit-unit pendukung proses yang terdapat dalam pabrik Asam Benzoat ini
antara lain :
1. Unit pengadaan air
Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air untuk memenuhi kebutuhan air
sebagai berikut :
a. Air pendingin
Unit bertugas menyediakan kebutuhan steam sebagai media pemanas untuk alat-
Unit ini bertugas menyediakan bahan bakar untuk kebutuhan ketel dan generator.
Kebutuhan air pada pabrik Asam Benzoat dipenuhi dari air baku yang berasal
pengambilannya.
- Air dapat diperoleh dalam jumlah yang besar dengan biaya murah.
Air pendingin ini digunakan sebagai pendingin pada alat penukar panas dan
Sumber air untuk keperluan ini adalah air laut yang telah mengalami
- Kerak yang terjadi di dalam ketel disebabkan karena air mengandung ion
- Air yang diambil dari proses pemanasan bisa menyebabkan foaming pada
ketel karena adanya zat-zat organik, anorganik, dan zat-zat yang tidak
larut dalam jumlah besar. Efek pembusaan terjadi pada tingkat basa
Sumber air untuk keperluan konsumsi dan sanitasi berasal dari air laut yang
telah diproses. Air ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum,
harus memenuhi beberapa syarat yang meliputi syarat fisik, syarat kimia, dan
syarat bakteriologis.
Syarat fisik :
- Warna jernih
Syarat kimia :
- Tidak mengandung zat organik maupun zat anorganik
- Tidak beracun
Syarat bakteriologis :
Asumsi = Air pendingin terdiri dari 95 % sirkulasi dan 5 % air make up.
21907,9270 kg/jam
Air ini digunakan untuk produksi steam yang di umpankan ke alat – alat
proses, yaitu :
= 35578,4990 kg/jam
up. Jadi kebutuhan air umpan ketel make up yang harus disediakan =
7827,2697 kg/jam
15 m3/jam.
3. Pengolahan Air
khusus seperti air sanitasi dan konsumsi, air umpan ketel air untuk hidran dan
Pada proses penyaringan digunakan filter sand yang berfungsi untuk menjerap
clarifier. Kemudian air hasil pengolahan awal tersebut dapat langsung digunakan
untuk keperluan hidran dan air pendingin. Kemudian pengolahan air lebih lanjut
Air demin adalah air yang digunakan untuk umpan ketel. Air umpan
0,01 ppm.
Kebutuhan air untuk konsumsi dan sanitasi dipenuhi dari sumber air
laut yang telah mengalami proses pemurnian awal dan demineralisasi serta
deaerasi. Agar memenuhi syarat sebagai air sanitasi dan konsumsi , air baku
alum Na2CO3
air
premixed clarifier filter tangki tangki
laut bak
tank sand penam hidran
pengendap
pung
sludge
air pendingin
bak air
bersih
proses
steam
boiler deaerator ion
exchange
bak
air untuk
sanitasi
keperluan HCl NaOH
sanitasi
desinfektan
pengendapan
Kode :
Panjang : 8,0620 m
Lebar : 8,0620 m
Dalam : 4.0310 m
Volume : 1.2704 m3
Diameeter : 1.15824 m
Volume : 1.2357 m3
Diameter : 1.0973 m
Volume : 10.9300 m3
Diameter : 2.286 m
Daya pengaduk : 9 Hp
Clarifier
Kode :
Volume : 98.3696 m3
Diameter : 17 m
1,5 jam
Waktu tinggal :
and Filter
Kode :
Diameter : 2.4384 m
Tangki Penampung
Kode :
Volume : 1310.6443 m3
Diameter : 12.8016 m
Bak Sanitasi
Kode :
Volume : 360 m3
Panjang : 9.5244 m
Lebar : 9.5244 m
Tebal beton : 30 cm
Tangki desinfektan
Kode :
Volume : 0.144 m3
Diameter : 0.3531 m
Tangki hidran
Kode :
Volume : 126 m3
Diameter : 6.096 m
Volume : 136,9636 m3
Panjang : 6,9014 m
Lebar : 6,9014 m
Tebal beton : 30 cm
Kation Exchanger
Kode :
Diameter : 5,5 ft
Tumpukan resin
Tinggi : 4,4505 ft
tumpukan resin
Anion Exchanger
Kode :
Diameter : 5,5 ft
Tumpukan resin
Tinggi : 3,5597 ft
tumpukan resin
Tangki HCl
Kode :
Volume : 2,9786 m3
Diameeter : 1,58496 m
Tangki NaOH
Kode :
Volume : 4,2602 m3
Diameeter : 1,8288 m
Daya pengaduk : 6 Hp
Deaerator
Kode :
Diameeter : 2 in
Bahan isian
Hot Basin
Kode :
Volume : 624.3759 m3
Panjang : 11.4433 m
Lebar : 11.4433 m
Tebal beton : 30 cm
ooling Tower
Kode :
Daya fan : 30 Hp
Could Basin
Kode :
Volume : 657.2378 m3
Panjang : 11.64067 m
Lebar : 11.64067 m
Tebal beton : 30 cm
Steam yang diproduksi pada pabrik asam benzoat ini digunakan untuk
memenuhi kebutuhan panas pada alat penukar panas dan reboiler. Untuk memenuhi
kebutuhan steam digunakan ketel pipa air. Kebutuhan steam pada pabrik Asam
Spesifikasi ketel :
Kode = B-01
Efisiensi = 85 %
Unit penyedia udara tekan merupakan salah satu unit yang sangat penting.
Udara tekan sangat diperlukan dalam berbagai proses terutama untuk prilling tower.
21691,9842 m3/jam, tekanan 1.1 atm, dan suhu 43,57oC . Peralatan utama pada unit
ini adalah :
Spesifikasi blower :
Kode = BL
Jumlah = 4 buah
Efisiensi = 80 %
Pada prarancangan pabrik asam benzoat ini kebutuhan akan tenaga listrik
dipenuhi dari PT. PLN dan generator sebagai cadangan. Generator yang digunakan
adalah generator arus bolak balik dengan pertimbangan :
1. Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar
menggunakan transformator
Listrik untuk AC = 15 kW
Listrik untuk laboratorium dan instrumentasi = 10 kW
Jumlah kebutuhan listrik sebesar itu disuplai oleh PT. PLN atau generator jika terjadi
gangguan listrik padam dari PT. PLN. Generator yang digunakan mempunyai
Spesifikasi generator :
Kode = A-100
Tipe = AC generator
Jumlah = 5 buah
Kapasitas = 600 kW
Efisiensi = 80%
bakar pada ketel dan generator. Bahan bakar yang digunakan adalah IDO (Industrial
1. Mudah di dapat
2. Kesetimbangannya terjamin
2. Efisiensi = 80 %
4.2. Laboratorium
menunjang kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produk. Dengan data yang
diperoleh dari laboratorium maka proses produksi akan selalu dapat dikontrol dan
dijaga mutu produk sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Disamping itu juga
3. Sebagai pengontrol terhadap mutu air pendingin, air umpan ketel dan lain-
1. Kelompok shift
yang sifatnya tidak rutin dan menyediakan reagen kimia yang diperlukan
lain :
produksi.
Berdasarkan fungsi dan wujud zat yang akan dianalisa, terdapat tiga jenis
laboratorium, yaitu :
2. Air demineralisasi
3. Air pendingin
5. Air limbah
Parameter yang diuji antara lain warna, pH, kandungan klorin, tingkat
kekeruhan, total kesadahan, jumlah padatan, total alkalinitas, sulfat, silika dan
konduktivitas air.
Alat-alat yang digunakan dalam laoratorium analisa air ini antara lain :
a. pH meter, digunakan untuk mengetahui tingkat keasaman / kebasaan air
dan alkalinitas
Air demine yang dihasilkan unit demineralisasi juga diuji oleh laboratorium
ini. Parameter yang diuji antara lain pH, konduktivitas dan kandungan silikat (SiO2),
dan produk mengenai sifat-sifat kimianya. Analisa yang dilakukan antara lain
- kandungan logam
- specific gravity
- viskositas
- kandungan air
Kualitas produk yang dihasilkan merupakan salah satu standar yang dijadikan
Parameter kualitas produk reaktor yang berupa resin diuji antara lain melt
flow, kandungan residu katalis dan kokatalis serta ukuran partikel rata-rata (average
Sedangkan produk dari ekstruder yang berupa pelet, kualitas yang diukur
adalah ukuran partikel, melt flow, kualitas visual dan warna. Pengujian pada
aditif, melt flow, kualitas warna dan sifat-sifat fisik lainnya. Pengujian kualitas
kepada konsumen adalah penyelesaian atas keluhan konsumen terhadap produk yang
disebabkan oleh pabrik Polipropilen atau kesalahan konsumen. Jika hal itu
bersama dengan bagian proses. Jika kesalahan terletak pada pihak konsumen,
produk baru yang dibutuhkan konsumen. Produk-produk sejenis juga dianalisa untuk
produk tersebut
BAB V
MANAJEMEN PERUSAHAAN
3. Pemilik dan pengurus perusahaan terpisah satu sama lain, pemilik perusahaan
adalah para pemegang saham dan pengurus perusahaan adalah direksi beserta
berhentinya:
a. Pemegang saham
c. Karyawan perusahaan
Para pemegang saham dapat memilih orang yang ahli sebagai dewan
komisaris dan direktur utama yang cakap dan berpengalaman.
6. Lapangan usaha lebih luas
Suatu Perseroan Terbatas dapat menarik modal yang sangat besar dari
mendapatkan suatu sistem yang terbaik, maka perlu diperhatikan beberapa pedoman
antara lain:
· Pendelegasian wewenang
organisasi yang baik yaitu Sistem Line and Staff. Pada sistem ini garis kekuasaan
lebih sederhana dan praktis. Demikian pula kebaikan dalam pembagian tugas kerja
seperti yang terdapat dalam sistem organisasi fungsional, sehingga seorang karyawan
ahli yang terdiri dari orang-orang yang ahli dibidangnya. Staff ahli akan memberi
bantuan pemikiran dan nasehat kepada tingkat pengawas, demi tercapainya tujuan
perusahaan.
1. Sebagai garis atau lini yaitu orang-orang yang melaksanakan tugas pokok
keahliannya dalam hal ini berfungsi untuk memberi saran-saran kepada unit
operasional.
dari perusahaan.
pemegang saham.
dan Umum.
dan pemasaran.
pelayanan umum.
perusahaan.
produksi
garis yang diberikan oleh perusahaan. Kepala bagian dapat pula bertindak sebagai
staff direktur bersama-sama staff ahli. Kepala bagian bertanggung jawab kepada
kelancaran produksi.
· Seksi Proses
· Seksi Pengendalian
· Seksi Laboratorium
Bertanggung jawab kepada direktur keuangan dan umum dalam bidang bahan
dan utilitas.
2. Seksi Utilitas
perusahaan.
· Mengetahui harga pasaran dan mutu bahan baku serta mengatur keluar
perusahaan.
Pabrik direncanakan beroperasi selama 330 hari dalam satu tahun dan proses
produksi berlangsung 24 jam per hari. Sisa hari yang bukan hari libur digunakan
untuk perbaikan dan perawatan (shutdown pabrik). Sedangkan pembagian jam kerja
produksi secara langsung. Yang termasuk karyawan harian adalah Direktur , Staff
Ahli, Kepala Bagian, Kepala Seksi serta bawahan yang ada di kantor. Jumlah
karyawan nonshift sebanyak 65 orang. Karyawan harian dalam satu minggu akan
Jam Kerja :
Jam istirahat:
· Hari Senin-Kamis : jam 12.00 – 13.00
2. Karyawan Shift
Untuk karyawan shift ini dibagi dalam 4 regu (A, B, C, D) dimana 4 regu bekerja
dan 1 regu istirahat dan dikenakan secara bergantian. Tiap regu akan mendapat
giliran 3 hari kerja dan 1 hari libur tiap-tiap shift dan masuk lagi untuk shift
berikutnya.
Tabel 5.1. Jadwal pembagian kelompok shift
Hari Shift Pagi Shift Sore Shift Malam Libur
Senin A B C D
Selasa D A B C
Rabu C D A B
Kamis B C D A
Jumat A B C D
Sabtu D A B C
Minggu C D A B
Kelancaran produksi dari suatu pabrik sangat dipengaruhi oleh faktor kedisiplinan
karyawannya. Untuk itu kepada seluruh karyawan diberlakukan absensi dan masalah
absensi ini akan digunakan pimpinan perusahaan sebagai dasar dalam
mengembangkan karier para karyawan dalam perusahaan.
Pada pabrik ini sistem upah karyawan berbeda-beda tergantung pada status
1. Karyawan tetap
Yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan Surat Keputusan (SK)
direksi dan mendapat gaji bulanan sesuai dengan kedudukan, keahlian dan masa
kerja.
2. Karyawan Kontrak
Yaitu Karyawan yang diangkat dan diberhentikan direksi dengan surat kontrak
kerja sama.
3. Karyawan Borongan
Yaitu karyawan yang digunakan oleh pabrik bila diperlukan saja. Karyawan ini
menerima upah borongan untuk suatu perusahaan.
yang ada dapat diselesaikan dengan baik dan efisien. Jumlah karyawan sesuai
Direktur 2 S1/S2
Sekretaris 9 D3 Sekretaris
Karyawan Litbang 2 S1
Dokter 1 S1
Paramedis 3 D3
Sopir 5 SLTA/SMP
Pesuruh 8 SMP
Jumlah 222
1. Tunjangan
karyawan
yang berlaku
2. Cuti
dalam 1 tahun
keterangan Dokter.
3. Pakaian Kerja
Pakaian kerja diberikan pada setiap karyawan sejumlah 1 pasang untuk setiap
tahunnya
4. Pengobatan
yang berlaku
5. Kantin
di lokasi pabrik.
6. Transportasi
7. Asuransi
8. Tempat ibadah
BAB VI
ANALISA EKONOMI
Pada perancangan pabrik Asam Benzoat ini dilakukan evaluasi atau penilaian
investasi dengan maksud untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang ini layak
Kelayakan investasi modal dalam sebuah pabrik dapat diperkirakan dan dianalisa
yaitu :
1. Profitability
adalah selisih antara total penjualan produk dengan total biaya produksi yang
dikeluarkan.
Profitability = Total penjualan produk - Total biaya produksi
(Sadono,1994)
adalah rasio keuntungan dengan harga penjualan produk yang digunakan untuk
mengetahui besarnya tingkat keuntungan yang diperoleh.
Profit
POS = x 100%
Harga jual produk
(Donald, 1989)
Pb ra Pa ra
Prb = Pra =
IF IF
(Aries-Newton, 1955)
(Aries-Newton, 1955)
adalah besarnya kapasitas produksi minimum yang diperlukan agar pabrik tetap
beroperasi dan tidak mengalami kerugian. Besarnya BEP yang umum untuk
suatu pabrik adalah 30 %-60 %.
ra =
(Fa + 0,3 R a ) Z
Sa - Va - 0,7 R a
(Aries-Newton, 1955)
adalah besarnya kapasitas produksi yang diperlukan agar pabrik bisa tetap
beroperasi meskipun mengalami kerugian sebesar biaya fixed manufacturing
cost. Kapasitas pabrik di bawah shut down point menyebabkan pabrik harus
berhenti produksi.
0,3 R a Z
ra =
Sa - Va - 0,7 R a
(Aries-Newton, 1955)
FCI - SV
Umur pabrik (n) =
Depresiasi
dengan :
SV = Salvage Value
WC = Working Capital
c =
pendukung.
adalah bagian yang diperlukan untuk menjalankan usaha atau modal dalam
operasi dari suatu pabrik selama waktu tertentu dalam harga lancar.
Harga peralatan proses tiap alat tergantung pada kondisi ekonomi yang sedang
terjadi. Untuk mengetahui harga peralatan yang pasti setiap tahun sangat sulit
sehingga diperlukan suatu metode untuk memperkirakan harga suatu alat dari
data harga peralatan serupa tahun-tahun sebelumnya. Penentuan harga peralatan
dilakukan dengan menggunakan data indeks harga.
Tabel 6.1 Indeks harga alat
Chemical
Plant Index
1991 361,3
1992 358,2
1993 359,2
1994 368,1
1995 381,1
1996 381,7
1997 386,5
1998 389,5
1999 390,6
2000 394,1
2001 394,3
2002 390,4
410
y = 3.6077x + 356.1333
400
390
Indeks Harga
380
370
360
350
340
330
94
91
92
93
95
96
97
98
99
00
01
02
19
19
19
19
19
19
19
19
19
20
20
20
Tahun
Y = 3,6077 X + 356,133
Tahun 2006 adalah tahun ke 16, sehingga indeks tahun 2006 adalah 413,8564
Harga alat dan yang lainnya diperkirakan pada tahun evaluasi (2006) dan
dilihat dari grafik pada referensi. Untuk mengestimasi harga alat tersebut
Nx
Ex = Ey . (Peters & Timmerhaus,
Ny
2003)
( Sumber : www.polymerupdate.com )
masa konstruksi dan instalasi selama 2 tahun dan pabrik dapat beroperasi
5. Shut down pabrik dilaksanakan selama 30 hari dalam satu tahun untuk
8. Situasi pasar, biaya dan lain - lain diperkirakan stabil selama pabrik
beroperasi
Physic
al
Plant
10.
CostEngineering & 1.416.081 2.558.026.590 15.302.756.376
Construction
Direct
Plant
11.
Cost
Contractor’s fee 424.824 767.407.977 4.590.826.913
3. 1.113.000.000 1.113.000.000
Plant Overhead
Indirect Manufacturing Cost (IMC) 1.892.100.000 1.892.100.000
= Rp. 1.500.165.774.986
DATA-DATA
SIFAT FISIS BAHAN
2. Densitas
n
æ T ö
- ç 1- ÷
ρ = AB è Tc ø
3. Viskositas
Gas : µgas = A + BT + CT2
Dengan : µ = viskositas, cp
T = suhu, K
A, B,C = konstanta
Komponen A B C
Nitrogen 42,606 4,75E-01 -9,88E-05
Oksigen 44,224 5,62E-01 -1,13E-01
Air 36,826 4,29E-01 -1,62E-05
Toluen 1,781 2,3566E-01 -9,3508E-06
Benzaldehid -4,551 2,4474E-01 -2,8486E-05
Asam Benzoat -3,930 2,3677E-01 -2,4221E-05
B
Cair : µ cair = A + + CT + DT 2
T
Komponen A B C D
Nitrogen -15,6104 4,6505E+02 1,6259E-01 -6,3353E-04
Oksigen -5,0957 1,7983E+02 3,9779E-02 -1,4664E-04
Air -10,2158 1,7925E+03 1,7730E-02 -1,2632E-05
Toluen -5,1649 8,1068E+02 1,0454E-02 -1,0488E-05
Benzaldehid 1,2039 2,2414E+01 -3,9285E-03 5,5651E-07
Asam Benzoat -67,6079 1,3482E+04 1,1017E-01 -6,2162E-05
4. Panas Penguapan
n
æ T ö
Hv = A .ç1 - ÷
è Tc ø
Dengan : Hv = panas penguapan, kJ/mol
T = suhu, K
Tc = suhu kritis, K
A, n = konstanta
Komponen A n Tc
Nitrogen 9,43 0,533 126,1
Oksigen 8,04 0,201 154,58
Air 52,053 0,321 647,13
Toluen 50,139 0,383 591,79
Benzaldehid 55,18 79,554 695
Asam Benzoat 0,257 0,38 751
5. Kapasitas Panas
Gas : Cpgas = A + BT + CT2 +DT3 + ET4
Dengan : Cp = kapasitas panas, J/mol.K
T = suhu, K
A, B,C, D, E = konstanta
Komponen A B C D E
Nitrogen 29,342 -3,5395E-03 1,0076E-05 -4,3116E-09 2,5935E-13
Oksigen 29,526 -8,8999E-03 3,8083E-05 -3,2629E-08 8,8607E-12
( ) B
log P o = A +
T
+ C(logT ) + DT + ET 2
Dengan : Po = tekanan uap murni, mmHg
T = suhu, K
A, B, C, D = konstanta
Komponen A B C D E
Nitrogen 23,8572 -4,7668E+02 -8,6689 2,0128E-02 -2,4139E-11
Oksigen 20,6695 -5,2697E+02 -6,7062 1,2926E-02 -9,8832E-13
Air 29,8605 -3,1522E+03 -7,3037 2,4247E-09 1,8090E-06
Toluen 34,0775 -3,0379E+03 -9,1635 1,0289E-11 2,7035E-06
Benzaldehid 28,4711 -3,4489E+03 -6,8363 -2,8173E-10 9,5236E-07
Asam Benzoat -140,0338 8,0479E+01 6,26E+01 -6,5321E-02 2,4596E-05
T = suhu, K
Tc = suhu kritis, K
A, n = konstanta
Komponen A n Tc
Nitrogen 32,980 1,2457 126,1
Oksigen 38,066 1,2136 154,58
Air 132,674 0,955 647,13
Toluen 66,850 1,2456 591,79
Benzaldehid 774,680 1,193 695
Asam Benzoat 73,400 1,106 751
8. Konduktivitas Panas
Gas : kgas = A + BT + CT2
Dengan : k = konduktivitas panas, W/m.K
T = suhu, K
A, B,C = konstanta
Komponen A B C
Nitrogen 0,00309 7,5930E-05 -1,3346E-08
Oksigen 0,00171 8,6157E-05 -1,3346E-08
Air 0,00053 4,7093E-05 4,9551E-08
Toluen -0,00776 4,4945E-05 6,4514E-08
Benzaldehid -0,01407 6,5719E-05 1,2910E-09
Asam Benzoat -0,00824 4,5025E-05 1,5092E-08
é - ù
2
9.
Lampiran 1
PERHITUNGAN NERACA MASSA
Satuan : kg/jam
1 Nitrogen N2 28,013
2 Oksigen O2 31,999
=
(0,003279 kmol x 249,09 kg/kmol Cobalt Asetat )
(20,0779 kmol x 92,141 kg/kmol Toluen )
= 0,9288 kg cobalt asetat tiap 1850 kg toluen
Arus 1 2 9 13 4
3
Kebutuhan oksigen = x kebutuhan toluen
2
3
= x 74,6127 kmol
2
= 111,9190 kmol
79
Nitrogen masuk = x oksigen masuk
21
79
= x 111,9190 kmol
21
= 421,0287 kmol
Udara masuk = Oksigen masuk + nitrogen masuk
= 111,9190 kmol + 421,0287 kmol
= 532,9477 kmol
Udara berlebih = 125 % x udara masuk
= 125 % x 532,9477 kmol
= 666,1846 kmol
Jadi jumlah nitrogen masuk = 79 % x udara berlebih masuk
= 79 % x 666,1846 kmol
= 526,2859 kmol = 14742,8460 kg
Jumlah oksigen masuk = 21 % x 666,1846 kmol
= 139,8988 kmol = 4476,6209 kg
Air masuk berdasarkan kelembaban udara
Asumsi kelembaban udara relatif = 70%
Dari Gb. 7,5, hal 233, Treybal, 1981 didapatkan kelembaban udara absolut
= 0,018 kg air/kg udara kering
0,018 kg air
=
1,018 kg udara basah
0,018
Air masuk = x udara berlebih masuk
1,018
0,018
= x (14742,8460 + 4476,6209) kg
1,018
= 345,9504 kg = 19,2035 kmol
4 5
Reaktor
R-040
3 10
Reaksi yang terjadi :
Toluen + Oksigen Benzaldehid + Air
Benzaldehid + ½ Oksigen Asam Benzoat
Konversi = 50% toluen bereaksi
Asam Benzoat = 90% terhadap produk asam benzoat dan
benzaldehid
Nitrogen
Masuk = 526,2859 kmol
Bereaksi = 0
Keluar = 526,2859 kmol
Toluen
Masuk = 74,6127 kmol
Bereaksi = 50 % x 74,6127 kmol = 37,3063 kmol
Keluar = 74,6127 kmol – 37,3063 kmol
= 37,3063 kmol
Oksigen
Masuk = 139,8988 kmol
Bereaksi = toluen bereaksi x (1 + (1/2 x 90%))
= 37,3063 kmol x (1 + (1/2 x 90%))
= 54,0942 kmol
Air
Masuk = arus 4 + arus 3 + pelepasan kristal air katalis
= 0,9636 + 19,2035 + 0,0279 kmol
= 20,1950 kmol
Hasil reaksi = toluen bereaksi
= 37,3063 kmol
Keluar = 20,1950 kmol + 37,3063 kmol
= 57,5013 kmol
Benzaldehid
Masuk = 0,3737 kmol
Hasil reaksi = toluen bereaksi x (1-90%)
= 37,3063 kmol x (1-90%)
= 3,7306 kmol
Keluar = 0,3737 kmol + 3,7306 kmol
= 4,1043 kmol
Asam Benzoat
Masuk = 0,3755 kmol
Hasil reaksi = toluen bereaksi x 90%
= 37,3063 kmol x 90%
= 33,5757 kmol
Keluar = 0,3755 kmol + 33,5757 kmol
= 33,9512 kmol
Cobalt Asetat
Masuk = 0,0070 kmol
Keluar = 0,0070 kmol
Komposisi hasil reaksi di reaktor : :
Hasil reaksi Cairan hasil reaksi
Komponen Jumlah (kmol) Jumlah (kmol) Fraksi mol (xi)
Nitrogen 526,2859 - -
Oksigen 85,8046 - -
Air 57,5013 57,5013 0,4328
Toluen 37,3063 37,3063 0,2808
Benzaldehid 4,1043 4,1043 0,0309
Asam Benzoat 33,9512 33,9512 0,2555
Cobalt Asetat 0,0070 0,0070 0,0001
Jumlah 744,9606 132,8702 1,0000
Arus 3 4 5 10
Separator
F (Arus 5)
H-050
L (Arus 7)
Memisahkan gas terkondensasi dan tidak terkondensasi yang dilewatkan
kondenser parsial. Kondisi operasi keluar reaktor :
Tekanan = 7,6696 atm
Suhu = 193,1278 oC = 466,2778 K
Komposisi gas masuk :
Komponen kmol yi kg wi
Nitrogen 526,2859 0,7738 14742,8460 0,7374
Oksigen 85,8046 0,1262 2745,6608 0,1373
Dilakukan trial and error (V/L) untuk memisahkan gas dan cairan
Neraca Massa Total F = V+L
Neraca Massa Komponen Fi = Vi + Li
Vi = Fi - Li
Fi
Uap yang terkondensasi Li = (pers. 13.19, Kern, 1950)
æV ö
1 + ç . ki ÷
èL ø
Dengan :
Pi o
ki = = konstanta kesetimbangan
P
æ æ B öö
ç A -çç ÷÷ ÷÷
ç
o è è T + C øø
Pi = e = tekanan uap murni komponen, mmHg
Dilakukan trial and error T hingga (V/L) sama dengan tebakan
Trial V/L = 0,0100
Tekanan (P) = 7,6696 atm (isobarik reaktor)
Suhu (T) hasil trial = 174,7304 oC = 447,8804 K
Dari data yi dan Antoine maka :
Komponen Pio(mmHg) Pio (atm) ki (V/L).ki 1 + (V/L).ki
Air 6661,3061 8,7649 1,1428 0,0114 1,0114
Toluen 3493,6685 4,5969 0,5994 0,0060 1,0060
Benzaldehid 685,9472 0,9026 0,1177 0,0012 1,0012
Asam Benzoat 65,1210 0,0857 0,0112 0,0001 1,0001
Komposisi cairan terkondensasi
Komponen Li Vi
Air 50,4092 0,5761
Dekanter 1
Arus 7 H-060
Arus 8
Memisahkan air dengan zat organik. Berdasarkan kelarutan zat organik terhadap
air.
P = 1 atm
T = 90 oCelcius
Komposisi masuk dekanter 1 :
Komponen kmol BM (kg/kmol) kg
Air 50,4092 18,015 908,1219
Toluen 16,1485 92,141 1487,9411
Benzald 0,3878 106,124 41,1579
Asam Benzoat 0,3911 122,124 47,7655
Jumlah 67,3367 2484,9865
Kelarutan toluen dalam air = 0,0005 kg toluen/kg air
Toluen terlarut = 0,0005 kg/kg air x 908,1219 kg air
= 0,4541 kg
Kelarutan benzaldehid dalam air = 0,003 kg benzaldehid/kg air
Benzaldehid terlarut = 0,003 kg/kg air x 908,1219 kg air
= 2,7244 kg
Kelarutan asam benzoat dalam air = 0,0021 kg asam benzoat/kg air
Asam benzoat terlarut = 0,0021 kg/kg air x 908,1219 kg air
= 1,9071 kg
Komposisi keluar dekanter
Fase berat : komponen terlarut dalam air
Fase ringan : cairan masuk – komponen terlarut dalam air
Neraca Massa Dekanter 1 :
Arus 7 8 9
2484,9865 2484,9865
ARUS 11 ( D )
Lo
ARUS 10
D-070
ARUS 14 ( B )
Arus 11 Dekanter 2
H-080
Arus 12
Memisahkan air dengan zat organik. Berdasarkan kelarutan zat organik terhadap
air.
P = 1 atm
T = 90 oCelcius
Arus 11 13 12
ARUS 15 (D)
Lo
ARUS 14
D-090
ARUS 16 ( B )
ARUS 17 (D)
Lo
ARUS 15
D-100
ARUS 18 ( B )
Sehingga light key (LK) adalah 99,5% kg benzaldehid dan heavy key (HK)
adalah 99,5% kg asam benzoat.
P = 1 atm
Komposisi masuk Menara Distilasi 3 :
Masuk kg
Toluen 7,7623
Benzaldehid 390,8209
Asam Benzoat 20,4924
Jumlah 419,0757
Arus 18
Arus 16 Arus 19
Benzaldehid 3,9180
TOTAL 4103,5354
4098,3847
Kemurnian = x 100%
4103,5354
= 99,8745 % ( > 99 % )
Toluen 7,7623
Benzaldehid 388,8668
TOTAL 396,7316
388,8668
Kemurnian = x 100%
396,7316
= 98,0176 % ( > 98 % )
Lampiran 2
PERHITUNGAN NERACA PANAS
Satuan : kJoule
Treferensi : 25oC = 298,15 K
Basis : 1 jam operasi
1. Neraca Panas Tangki Pencampur (M-030)
Panas Masuk
Umpan segar dari tangki toluen dan silo cobalt asetat
T masuk = 35 oC = 308,15 K
Komponen n (kmol) ∫ Cp dT Q (kJoule)
Panas Keluar
Komponen cair keluar kondenser 1
T keluar = 174,7304 oC = 447,8804 K
Komponen n (kmol) ∫ Cp dT Q (kJoule)
Air 50,4092 11418,7329 575609,2678
Toluen 16,1485 25855,5565 417529,0720
Benzaldehid 0,3878 28461,0876 11038,0278
Asam Benzoat 0,3911 36643,5663 14332,1526
Total 67,3367 1018508,5202
Panas keluar komponen cair = 1018508,5202 kJoule
Komponen gas keluar kondenser 1
T keluar = 174,7304 oC = 447,8804 K
Komponen n (kmol) ∫ Cp dT Q (kJoule)
Nitrogen 526,2859 4374,3972 2302183,4435
Oksigen 85,8046 4491,9046 385425,9938
Air 0,5761 5109,4937 2943,4652
Toluen 0,0968 19732,3057 1909,8715
Benzaldehid 0,0005 15909,6932 7,2611
Asam Benzoat 0,0000 20751,2063 0,9068
Total 612,7638 2692470,9420
Panas keluar komponen gas = 2692470,9420 kJoule
Panas pendingin yang diperlukan
= 6826094,2460 kJ – 2692470,9420 kJ – 1018508,5202 kJ
= 3115114,7838 kJoule
Panas Keluar
Fase berat
T keluar = 90 oC = 363,15 K
Komponen n (kmol) ∫ Cp dT Q (kJoule)
Air 50,4092 4888,7875 246439,8990
Toluen 0,0049 10594,7287 52,2097
Benzaldehid 0,0257 11887,1326 305,1609
Asam benzoat 0,0156 15009,8852 234,3904
Total 50,4554 247031,6600
Total panas keluar fase berat = 247031,6600 kJoule
Fase ringan
T keluar = 90 oC = 363,15 K
Komponen n (kmol) ∫ Cp dT Q (kJoule)
Toluen 16,1436 10594,7287 171037,0195
Benzaldehid 0,3622 11887,1326 4305,0108
Asam benzoat 0,3755 15009,8852 5636,3255
Total 16,8813 180978,3558
Total panas keluar fase ringan = 180978,3558 kJoule
Total panas keluar dekanter 1 = 428010,0158 kJoule
T keluar = 60 oC = 333,15 K
Komponen n (kmol) ∫ Cp dT Q (kJoule)
Benzaldehid 0,0369 6319,5211 233,3126
Asam benzoat 33,5592 7877,4208 172345,2685
Cobalt asetat 0,0070 196,43449 1,3678
Total 33,6031 172579,9489
Panas keluar prilling tower = 172579,9489 kJoule
= 100266,0459 kJoule
Lampiran 3
PERANCANGAN REAKTOR
C + 1 /2 B E
A + 3 /2 B E + D
Dimana : A = Toluen (C6H5CH3)
B = Oksigen (O2)
C = Benzaldehid (C6H5COH)
D = Air (H2O)
E = Asam benzoat (C6H5COOH)
Untuk menentukan persamaan – persamaan yang digunakan untuk menghitung
ukuran reaktor harus diketahui faktor yang paling berpengaruh dalam proses. Faktor
tersebut adalah :
1. reaksi kimia
2. perpindahan massa gas ke dalam cairan
Kriteria yang dipakai dalam menentukan faktor yang berpengaruh adalah kriteria
parameter konversi M :
konversi maksimum di film
M =
transfer difusi melewati film
k r . C a .JAl
=
k Al2
k r . C a 0 .(1 - X).JAl
= (Levenspiel,O., 1976)
k Al2
dengan : M = parameter konversi film
k = konstanta kecepatan reaksi, m3/kmol.s
Ca = konsentrasi reaktan (toluen) dalam fase cair, kg/m3
DAL = difusivitas gas ke dalam cairan, m2/s
kAL = koefisien transfer massa antara fase gas dan cairan, m/s
Bila M > 4 : difusi merupakan faktor yang paling berpengaruh
0,0004<M<4 : difusi dan reaksi kimia sama – sama berpengaruh
M < 0,0004 : reaksi kimia merupakan faktor yang paling berpengaruh
cair gas
Komponen
kg kmol kg kmol
Nitrogen - - 14742,8460 526,2859
Oksigen - - 4476,6209 139,8988
Air 17,8617 0,9645 345,9504 19,2035
Toluen 6874,8869 74,6127 - -
Benzaldehid 39,6383 0,3775 - -
Asam benzoat 45,8585 0,3963 - -
Cobalt asetat 1,2327 0,0070 - -
Total 6979,4782 76,3579 19565,4173 685,3881
(-ra) = k.Ca.Cb3/2
-E
k = A . e R .T
1
é ra + rb ù é æ MA + MB öù
2 2
é ra + rb ù é æ MA + MB öù
2 2
A = ê ú ê8 πRTç ÷ú
ë 2 û ë è MA . MB øû
2 1
= ê ú ê8. π .1,9870.469,7089ç ÷ú
ë 2 û ë è 92,141.31,999 øû
= 1,3727.10-11 cm3/molekul.s x 6,023.1023 molekul/mol
= 8,2677.1012 cm3/mol.s
= 8,27.109 cm3/kmol.s
Menentukan energi aktivasi (E)
R . T1 . T2
E = ln 2
T2 - T1
T1 = 10 oK dibawah suhu reaktor = 456,2778 oK
T2 = 10 oK diatas suhu reaktor = 476,2778 oK
1,987 . 456,2778 . 476,2778
E = ln 2
476,2778 - 456,778
= 14965,2139 kKal/kmol
-E
R .T
k = A.e
-14965 , 2139
9 1,987 . 466 , 2778
= 8,27.10 . e
= 798,7881 cm3/kmol.s
= 0,00080 m3/kmol.s
= 2,8756 m3/kmol.jam
= 10,1760 m3/jam
Viskositas :
B
log µ cair = A + + CT + DT 2
T
komponen wi A B C D µi cair µc=µi.wi
Air 0,0026 -10,2158 1,7925E+03 1,7730E-02 -1,2632E-05 0,1410 0,0004
µc = 0,1483 cp
= 1,4832.10-4 kg/m.s
Panas spesifik cairan (specific heat) :
Cpcair = A + BT + CT2 +DT3
komponen xi A B C D Cpi Cpc
Air 0,0126 92,053 -3,9953E-02 -2,1103E-04 5,3469E-07 81,7473 1,0326
Toluen 0,9771 83,703 5,1666E-01 -1,4910E-03 1,9725E-06 200,4081 195,8275
Benzaldehid 0,0049 72,865 7,0427E-01 -1,7065E-03 1,7622E-06 208,8762 1,0326
Asam Benzoat 0,0053 -158,917 2,3735E+00 -4,8280E-03 3,6873E-06 271,9167 1,4361
Total 1,0000 199,3288
Cpcair = 199,3288 kJ/kmol.K
199,3288 kJ/kmol . K
=
91,4322 kg/kmol
= 2,1801 kJ/kg.K
Konduktivitas panas cairan :
é - ù
2
ê è Cø ú
ë û
kcair-inorganik = A + BT + CT2
komponen organik/in wi A B C ki kc
Air inorganik 0,0026 -0,2758 4,6120E-03 -5,5391E-06 0,6704 0,0017
Toluen organik 0,9850 -1,6735 4,7730E-01 5,9179E+02 0,1175 0,1157
Benzaldehid organik 0,0057 -2,4889 1,9557E+00 6,9500E+02 1,5767 0,0090
Asam Benzoat organik 0,0067 -1,6074 9,5790E-01 7,5100E+02 0,4533 0,0031
19565,4173 kg/jam
=
5,7227 kg/m 3
= 3418,8907 m3/jam
4. Difusifitas oksigen terlarut ke dalam cairan
Dengan :
qAl = difusivitas oksigen terlarut ke dalam cairan, (m1/2)/s
Φ = faktor disosiasi (Φ= 1)
BMA = berat molekul campuran cairan, kg/kmol
T = suhu reaktor, K
µc = viskositas cairan, kg/m.s
vc = volume molal cairan, m3/kmol
1 2
æ g . µc ö 3 æ J . ρc ö 3
k Al = 0,31.çç ÷÷ .çç Al ÷÷
è ρc ø è µc ø (Rase, H.F., 1977)
Dengan :
kAl = koefisien transfer massa oksigen pada fase cair, m/s
g = kecepatan grafitasi, m/s2
µc = viskositas cairan, kg/m.s
ρc = densitas cairan, kg/m3
qAl = difusivitas oksigen ke dalam cairan pda fase cair, m2/s
1 2
æ 9,81m/s .1,4832.10 kg/m. s ö
2 -4 3 æ 4,2694.10 m /s .685,8775kg/m
-5 2 3
ö 3
k Al = 0,31.çç ÷÷ .çç ÷÷
è 685,8775 kg/m3
ø è 1,4832.10-4 kg/m. s ø
kAl = 0,1351 m/s
= 486,2008 m/jam
6. Parameter konversi (M)
85,8046 kmol
Cb = 3
= 8,4321 kmol/m3
10,1760 m
(-ra) = 258,1318 kmol/jam.m3
= 7,1703.10-2 mol/s.liter
8. Perforated Plate
a. Diameter lubang dan gelembung (gas masuk)
Diameter lubang pada umumnya 3-12 mm
Dipilih diameter (do) = 4,7625 mm = 3/16 in
do < 10 mm
Qbo = debit gas di orifice
1
= p .db 2 .Ut
4
= 1,6865.10-6 m3/s
1
é 20.(σc . do . gc )5 ù 6
ê 3ú
= 0,0009159
ë g .(ρc- ρg ) . ρc û
2
2. σc . gc g . dp
Ut = + (Treyball, 1984, hal 142)
dp . ρc 2
= 0,1635 m/s
= 163,4504 mm/s
R
d0
d0 : diameter orifice
X PT : pitch, jarak antar pusat lubang
P Q
PT
Nilai M < 0,0004 sehingga yang berpengaruh dalam film adalah kecepatan
reaksi, dengan kr = 2,8756 m3.kmol/jam.
Dan perhitungan di atas sesuai.
14. Perancangan Dimensi Reaktor
a. Jenis reaktor = tangki tertutup, silinder tegak
Alasan pemilihan = tangki proses, menjaga tekanan tetap, tekanan > 1 atm
Jenis head = Flanged and dished head (torispherical)
Alasan pemilihan = untuk batasan tekanan 15-200 psia
P operasi = 7,6696 atm = 112,7436 psia
Faktor keamanan = 20 %
P perancangan = 120% x 112,7436 psia = 135,2923 psia
Vt
Dt =
æ1 ö
ç p ÷ + (2.0,000049 )
3
è4 ø
= 3,8420 m
Jadi Diameter = Tinggi = 3,8420 m
= 3481,9950 mm
= 12,6050 ft
= 151,2596 in
ri = 75,6298 in
Diameter plate = 3,6170 m
Jarak plate – dinding = 0,1125 m = 11,2518 cm
d. Tebal Reaktor
p.ri
ts = +C (Pers. 13.1 Brownell, 1959)
f.E - 0,6.p
dengan ts = tebal shell, in
p = tekanan desain, psia
ri = jari-jari dalam reaktor, in
f = allowable stress, psi
E = welded-joint efficiency = 95%
Single welded butt joint with backing strip
(Tabel 13.2 Brownell, 1959)
C = corrosion allowance, in
135,2923 x 75,6298
Sehingga ts = + 0,125
(18750 x 95%) - (0,6 x 135,2923)
= 0,7021 in
Dipakai tebal shell standar = 0,75 in (Tabel 5.6 Brownell, 1959)
= 3/4 in
= 19,05 mm
e. Dimensi head
ODshell = ID + 2.ts
= 151,2596 + (2 x 0,75) in
= 152,7596 in = 3880,0950 mm
Dari tabel 5.7 Brownell untuk OD 152,7596 in dan t 3/4 in diperoleh :
icr = 9,2062 in
r = 140,7596 in
(interpolasi) =
OD (in) icr (in) r (in)
144 8,75 132
156 9,375 144
1æ r ö
W= ç3 + ÷ (Pers. 7.76 Brownell, 1959)
4 çè icr ÷ø
1æ 140,7596 ö
= ç3 + ÷
ç
4è 9,2062 ÷ø
= 1,7275
p.r.W
Tebal head = th = +C
2.f.E - 0,2.p
135,2923 x 75,6298 x 1,7275
= + 0,125
(2 x 18750 x 95%) - (0,2 x 135,2923)
= 0,6216 in
Dipakai tebal head standar = 0,625 in (Tabel 5.6 Brownell, 1959)
= 5/8 in
= 15,875 mm
ODhead = ID + 2.th
= 152,7596 + (2 x 0,625)
= 154,0096 in
= 3911,8450 mm
f. Tinggi reaktor
Dari tabel 5.8 Brownell & Young, untuk thead 5/8 in
Standar straight flange (sf) = 1,5 – 3,5
Dipilih sf = 3
Dari persamaan untuk fig. 5.8 Brownell & Young, 1959 :
a = ID/2 = 151,2596 in / 2 = 75,6298 in
AB = a - icr = 75,6298 – 9,2062 in
= 66,4236 in
BC = r - icr = 140,7596 – 9,2062 in
= 131,5534 in
AC = BC 2 - AB 2 = 131,55342 - 66,42362
= 113,5527 in
b = r – AC = 140,7596 – 113,5527 in
= 27,2070 in
OA = sf + b + thead
= 3,00 + 27,2070 + 0,625 in
= 30,8320 in
= 2,5693 ft
Tinggi reaktor = tinggi silinder + 2 x tinggi head
= H + 2 OA
= 151,2596 in + 2 x 30,8320 in
= 212,9236 in
= 17,7436 ft
= 5,4083 m
15. Perancangan Koil
a. Kebutuhan air pendingin
Kondisi operasi isotermal
Jumlah panas yang diserap berdasarkan perhitungan Neraca Panas
Q = 38325255,0794 kJoule/jam
= 36500242,9328 Btu/jam
= 983,5644 kKal/s
T operasi = 193,1278 oC = 466,1778 oK = 379,63 oF
Pendingin = air
é ID ù
1
hi.ID
= 0,027. Re 0,8 . Pr 3 .ê1 + 3,5
DH úû
(Kern, 1983, hal 103)
k ë
Dengan hi = koefisien transfer panas konveksi dalam koil, Btu/jam.ft2.F
ID = diameter dalam koil, ft
k = konduktifitas panas air, Btu/jam,ft.F
DH = diameter helix, ft
Re = bilangan Reynold
Pr = bilangan Prandtl
Gt . ID
Re =
µ air
= 3495,9699 Btu/jam.ft2.oF
= 4,7422 kKal/s.m2.oC
e. Koefisien transfer panas dalam koil dilihat dari luar
ID
hio = hi
OD
0,2058 ft
= 3495,9699
0,2400 ft
= 2997,0659 Btu/jam.ft2.oF
= 4,0654 kKal/s.m2.oC
36500242,9328 Btu/jam
=
145,8537 Btu/jam . ft 2 . F x 293,4849 F
= 852,6925 ft2
= 34,2215 m2
j. Panjang koil
At 34,2215 m 2
Lc = =
a" 0,2259 m 2 /m
= 151,4898 m
2 2 1/2
Kell koil = π . (DH + Sc )
Sc = jarak antar permukaan koil (=jarak antar lilitan, l), m
= π . (3,07362 + 0,07322)1/2
= 9,6538 m
Jumlah koil (Nt)
Lc 151,4898 m
Nt = =
Kell koil 9,6538 m
= 15,6922
Untuk perancangan dipilih jumlah koil (Nt) = 16 lilitan
Koreksi
Lckoreksi = kell koil . Nt
= 9,6538 m x 16 = 154,4612 m
Atkoreksi = Lc . a”
= 154,4612 m x 0,2259 m2/m = 34,8928 m2
Q
Udkoreksi =
Ud . ΔTLMTD
983,5644 kKal/s
=
34,8928 m 2 x 145,2694 C
= 0,1940 kKal/s.m2.oC
= 143,0479 Btu/jam.ft2.oF
k. Tinggi koil (Hc) dan volume koil (Vc)
Hc = Nt x (Sc + ODkoil)
= 16 x (0,07315 m + 0,07315 m)
= 2,3409 m
Vc = ¼.π.(Odkoil)2 x Lc
= ¼.π.(0,07315m)2 x 154,4612 m
= 0,6488 m3
16. Tinggi cairan dalam reaktor
Vtotal = Vcairan + Vkoil
= 37,1788 m3 + 0,6488 m3 = 37,8276 m3
Vhead = 0,000049 Dt3 (Pers. 5.11 Brownell, 1959)
= 0,000049 x 151,25963
= 169,5764 ft3 = 4,8024 m3
Volume cairan dalam shell
= volume cairan – volume head dasar
= 37,8276 m3 – 4,8024 m3 = 33,0252 m3
è4ø
33,0252 m3
=
æπö
ç ÷x (3,8420 m )
2
è4ø
= 2,8475 m