KAJIAN PUSTAKA
10
11
negara Indonesia unggul dalam menguasai iptek dan seni, namun tidak kehilangan
jati dirinya dan apalagi tercabut dari akar budaya bangsa dan keimanannya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan jati diri warga negara, memahami hak dan kewajibannya, cinta
tanah air, cerdas dan terampil.
2.1.1.2.Tujuan Mata Pelajaran PKn
Setiap mata pelajaran memiliki tujuan yang berbeda-beda, begitu juga
mata pelajaran PKn. Di dalam Permendiknas (2008: 97) mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut. (1) berfikir secara kritis; (2) berpartisipasi secara aktif dan
bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi; (3) berkembang secara positif dan
demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; (4)
berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung
atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Kaelan dan Zubaidi (2007: 3) menyebutkan bahwa tujuan utama
Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran bernegara, menumbuhkan sikap dan perilaku cinta tanah air yang
bersendikan kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila serta membentuk karakter
bangsa sesuai dengan Pancasila.
2.1.1.3.Ruang Lingkup PKn
Ruang lingkup mata pelajaran PKn meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
(1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, cinta
lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan
Negara Kesatuan republik Indonesia, partisipasi dalam pembelalaan negara, sikap
positif terhadap negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan
keadilan; (2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-
peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem
12
hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional; (3) Hak asasi
manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota
masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan
dan perlindungan HAM; (4) Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong
royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi,
kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi
diri, persamaan kedudukan warga negara; (5) Konstitusi negara meliputi:
Proklamasi kemerdekaan dan kosntitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang
pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi; (6)
kekuasaan politik meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan
daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya
politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers
dalam masyarakat demokrasi; (7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila
sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai
dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
Pancasila sebagai ideologi terbuka; (8) Globalisasi meliputi: Globalisasi di
lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak
globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan
mengevaluasi globalisasi.
2.1.1.4.Kurikulum PKn
Tabel 2.1: SK KD PKn SD Kelas 5 Semster I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami pentingnya 1.1. Mendeskripsikan Negara Kesatuan
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Republik Indonesia (NKRI) 1.2. Menjelaskan pentingnya keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
1.3. Menunjukkan contoh-contoh perilaku
dalam menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
2. Memahami peraturan 2.1. Menjelaskan pengertian dan
13
yang berdiri sendiri tanpa tergantung oleh penjajah. Sebagai negara merdeka
Indonesia membutuhkan landasan untuk menjalankan pemerintahan. Apakah
landasan negara kita? Landasan negara kita adalah Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Pancasila diambil dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Oleh karena
itu, perilaku seluruh rakyat Indonesia harus sesuai dengan Pancasila. Susunan
UUD 1945 terdiri dari beberapa bagian, yaitu pembukaan, pasal-pasal, dan
penjelasan. Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alinea. Alinea kedua UUD
1945 menegaskan bahwa bangsa Indonesia telah bebas dari penjajahan. Berikut
ini bunyi alinea kedua UUD 1945.
b. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Wilayah negara Indonesia dapat dilihat secara astronomis dan secara
geografis. Secara astronomis wilayah Indonesia terletak pada 6o Lintang Utara
(LU) – 11o Lintang Selatan (LS) serta 95o Bujur Timur (BT) – 141o Bujur Timur
(BT). Secara geografis wilayah Indonesia terletak di antara dua benua yaitu Benua
Asia dan Benua Australia serta dua samudra yaitu Samudra Pasifik dan Samudra
Hindia.
Wilayah Indonesia terdiri atas daratan dan lautan yang sangat luas. Luas
wilayah daratan Indonesia kurang lebih 1.904.413 km2. Luas wilayah lautan
kurang lebih 3.290.000 km2. Wilayah Indonesia yang sangat luas tersebut dihuni
oleh penduduk yang jumlahnya sangat banyak pula. Jumlah penduduk Indonesia
mencapai lebih dari 200 juta jiwa. Jumlah penduduk Indonesia menempati urutan
yang keempat terbesar di dunia. Penduduk Indonesia tersebar di berbagai pulau di
Indonesia. Mayoritas penduduk Indonesia bermukim di lima pulau utama, yaitu
Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Dari kelima pulau tersebut,
yang paling padat penduduknya adalah Pulau Jawa. Untuk mengatasi masalah
kepadatan penduduk yang belum merata, pemerintah perlu mengadakan program
transmigrasi. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang
berpenduduk padat ke daerah yang penduduknya masih jarang. Pulau-pulau di
Indonesia terbagi menjadi beberapa provinsi. Saat ini provinsi di Indonesia
berjumlah 33 provinsi. Namun, pada awal kemerdekaan jumlah provinsi di
Indonesia tidak sebanyak saat ini.
15
pahlawan dan seluruh rakyat Indonesia. Mereka rela mengorbankan harta dan
nyawa demi kemerdekaan Indonesia. Setelah merdeka, bukan berarti bangsa
Indonesia bebas dari masalah. Bangsa Indonesia masih menghadapi berbagai
ancaman baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Contoh ancaman dari
luar negeri, di antaranya pada awal kemerdekaan Belanda belum mengakui
kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, Belanda masih melakukan perlawanan.
Belanda mau mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949. Masalah yang
datang dari dalam negeri adalah adanya pemberontakan yang terjadi di daerah-
daerah. Di bawah ini contoh pem-berontakan yang pernah terjadi di Indonesia.
Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan)
Pemberontakan RMS merupakan gerakan yang bertujuan mendirikan negara
Republik Maluku Selatan. Negara baru yang terpisah dari NKRI. Gerakan
yang ingin memisahkan diri dari negara disebut gerakan separatis.
Pemberontakan DI/TII (Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia)
DI/TII adalah salah satu contoh pemberontakan yang terjadi di Indonesia.
Gerakan ini dibentuk oleh Sekarmadji Marijan (S.M.) Kartosoewirjo.
Pemberontakan DI/TII merupakan gerakan yang bertujuan untuk mendirikan
Negara Islam Indonesia. Namun, pemberontakan itu dapat diakhiri dengan
operasi militer.
Pemberontakan G30S/PKI
G30S/PKI merupakan gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh Partai
Komunis Indonesia (PKI). Mereka ingin merebut kekuasaan pemerintah
Indonesia dengan jalan apa pun. Mereka ingin menguasai negara Indonesia.
Mereka juga ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis.
Pemberontakan-pemberontakan di atas adalah contoh gerakan yang berusaha
memecah dan menghancurkan NKRI.
Namun, akhirnya pemberontakan-pemberontakan itu berhasil digagalkan.
Bangsa Indonesia dapat menggagalkan pemberontakan karena adanya tekad untuk
tetap mempertahankan keutuhan wilayah NKRI.
17
sama lain, sehingga tercipta suasana dalam masyarakat yang tenteram dan
akhirnya terwujudlah persatuan dan kesatuan yang kita inginkan.
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat dipertahankan jika
seluruh rakyat Indonesia menerapkan sikap saling menghargai. Kita juga harus
menerapkan sikap toleransi dan bekerja sama tanpa membeda-bedakan suku dan
agama. Begitu juga dengan kalian, kalian tidak boleh membedabedakan dalam
berteman. Kalian juga harus saling menghargai.
membantu siswa supaya mereka mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur
dengan orang lain, berhubungan dengan nilai-nilainya sendiri. Ketiga, membantu
siswa supaya mereka mampu menggunakan secara bersama-sama kemampuan
berfikir rasional dan kesadaran emosional untuk memahami perasaan, nilai-nilai,
dan pola tingkah laku mereka sendiri.
Dari pendapat di atas VCT memiliki tujuan untuk :
1. Membantu siswa untuk mengukur kesadaran tentaang suatu nilai.
2. Membantu kesadaran siswa tentang niai-nilai yang dimiliki baik itu nilai
positif maupun negatif.
3. Menanamkan nilai pada siswa secara rasional sehingga mampu diterima
siswa ke dalam pribadinya.
2.1.4.3.Manfaat Model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)
para tokoh yang berperan dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak pengiring adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu
proses pembelajaran, sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami
langsung oleh para siswa tanpa pengarahan langsung dari pengajar. Dari segi
dampak pengiring melalui model pembelajaran Value Clarification Technique
(VCT) diharapkan dapat terbentuk sikap.
SIKAP MENJAGA
Toleransi KEUTUHAN NKRI
Gambar 2.1
Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring Model Pembelajaran
VCT
31
persentase ketuntasan hasil tes tertulis siswa mencapai 66,66%, kemudian pada
siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan hingga mencapai 80,95%
dan sudah mencapai target pada indikator kinerja penelitian yaitu 80% tetapi hasil
tersebut belum memuaskan, sehingga perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya.
Pada siklus III persentase ketuntasan hasil belajar siswa telah mencapai 92,86%
sehingga dapat mencapai target pada indikator kinerja penelitian.
Sutaryanto (2013) dengan judul “Penerapan Model Value Clarification
Technique (VCT) Berbantuan Film Dokumenter Dalam Menanamkan Nilai
Nasionalisme Dan Meningkatkan Hasil Belajar Pada Siswa Sekolah Dasar”. Hasil
penelitian didapat skor rata-rata post test kelas kontrol di SDN Jetak 2 diperoleh
skor rata-rata 79 dan skor rata-rata post test kelas eksperimen 1 SDN Duyungan 1
diperoleh skor rata-rata 88 sedangkan skor rata-rata post test kelas eksperimen 2
SDN Sidoharjo 2 diperoleh skor rata-rata 89. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan skor rata-rata dari nilai post test antara kelompok yang menggunakan
model Value Clarification technique (VCT) berbantuan film dokumenter dengan
kelompok kontrol. Kelompok yang menggunakan model Value Clarification
technique (VCT) berbantuan film dokumenter mendapatkan skor rata-rata lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
Penelitian Putra Wahyu Perdana (2012) dengan judul “Peningkatan Hasil
Belajar Pkn Melalui Model Pembelajaran Value Clarification Technique (Vct)
Pada Siswa Kelas Va Sd Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Pelajaran
2011/2012”. Dari hasil penelitian tersebut diketahui pada pelaksanaan siklus I
pertemuan 1, siswa yang mengalami ketuntasan belajar adalah 16 siswa dari 28
siswa yang hadir (57,14%). Pada pelaksanaan siklus I pertemuan 2, siswa yang
mengalami ketuntasan belajar adalah 17 siswa dari 28 siswa yang hadir (60,71%),
dan pada pelaksanaan siklus II, siswa yang mengalami ketuntasan belajar adalah
23 siswa dari 28 siswa yang hadir (82,14%). Jadi dapat disimpulkan bahwa
adanya peningkatan hasil belajar PKn melalui model pembelajaran Value
Clarification Technique (VCT) pada siswa kelas Va SD Muhammadiyah 10 Tipes
Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.
34
didik, peserta didik memahami materi yang disampaikan oleh guru di kelas.
Model VCT yang berdampak terhadap munculnya sikap religiusitas, kejujuran,
kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokrasi. Peserta didik juga merespon
dengan baik model tersebut karena menyenangkan bagi peserta didik, peserta
didik serius dalam menanyakan hal-hal yang belum diketahui.
Persamaan antara penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian yang
akan penulis lakukan yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran Value
Clarification Technique (VCT), sedangkan perbedaannya terletak pada variabel
terikatnya. Penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan variabel terikat
Sikap menjaga keutuhan NKRI yang selama ini belum pernah dilakukan oleh
peneliti yang lain.
Berdasarkan persamaan dan perbedaan penelitian di atas, maka penulis
akan menerapkan, mengembangkan dan melakukan inovasi terhadap
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Value Clarification
Technique (VCT) untuk mengembangkan sikap menjaga keutuhan NKRI pada
siswa kelas V SD 3 Golantepus.
Nilai tes
meningkat
PEMBELAJARAN DI KELAS
Siswa dalam
Guru
diskusi Hasil belajar siswa
memberikan
Sumber kelompok berupa sikap:
pengantar
materi: dan
sesuai memotivasi - Mengikuti upacara
dengan 3 tingkatan dengan khidmat
siswa
- Mematuhi peraturan
materi pembelajaran:
yang berlaku
menjaga Model
- Menghargai pendapat
keutuhan Pembelajaran 1. Kebebasan
orang lain
NKRI Value memilih - Membina persatuan
Clarification 2. Menghargai dan kesatuan
Technique 3. Berbuat - Tolong menolong
sesama teman
- Menghargai teman
yang berbeda suku
bangsa, agama dan
adat istiadat
-
Gambar 2.2. Kerangka Berfikir
Dari skema kerangka pikir di atas menggambarkan bahwa peneliti
melaksanakan penelitian pada siswa kelas 5 SD 3 Golantepus Kecamatan Mejobo
Kabupaten Kudus. Peneliti menemukan masalah yaitu sikap siswa kurang dalan
menjaga keutuhan NKRI dan tujuan pembelajaran hanya dari aspek kognitif,
aspek afektif kurang diperhatikan, akibatnya kesadaran sikap menjaga keutuhan
NKRI pada siswa kelas 5 masih rendah. Kemudian peneliti melakukan penelitian
melalui dua siklus.
Siklus I peneliti menerapkan model pembelajaran VCT dalam
pembelajaran PKn materi mengenal Negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI
dan pentingnya keutuhan NKRI. Setelah itu, peneliti mengumpulkan dan
mengamati perubahan sikap siswa dan hasil belajar dengan diterapkannya model
pembelajaran VCT. Tindakan selanjutnya yaitu peneliti mengadakan refleksi.
Setelah melaksanakan siklus I, peneliti akan melakukan siklus II dengan
penerapan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) pada materi
usaha menjaga keutuhan NKRI dan contoh perilaku menjaga keutuhan NKRI.
38
Selanjutnya peneliti akan mengamati perubahan sikap siswa dan hasil belajar
dengan diterapkannya model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)
dilaksanakan. Setelah itu peneliti akan mengadakan refleksi. Ketika peneliti
selesai melakukan penelitian siklus I dan siklus II, maka kondisi akhir penelitian
diduda penerapan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)
dapat mengembangkan sikap menjaga keutuhan NKRI pada mata pelajaran PKn
siswa kelas 5 SD 3 Golantepus.