Kelas F Soal Uts Hukum Acara Perdata Mei 2023
Kelas F Soal Uts Hukum Acara Perdata Mei 2023
KASUS POSISI :
Bahwa pada keesokan hari nya tertanggal 2 Juli 2016, pada pukul 09.00 Pagi
Syamsudin selaku dokter bedah dan yusuf selaku dokter tulang yang menangani
Amir memanggil keluarga Amir untuk meminta persetujuan dilakukannya operasi di
bagian pergelangan kaki Amir. Budi selaku ayah Amir menandatangani surat
persetujuan operasi (informed consent) atas pertimbangan dokter bahwa hal ini
untuk mencegah Amir kehabisan darah dan infeksi yg menjalar pada lukanya bila
tidak segera dilakukan tindakan operasi.
Bahwa pada pukul 09.30 sebelum dilakukan bedah operasi oleh dokter yg menagani
Amir, santi (25 th) suster di RS Harapan Kami menyampaikan bahwa stock darah
golongan o saat ini sedang habis sehingga terpaksa harus mengambil darah Budi
selaku ayahnya yg memiliki kesamaan darah untuk di transfusikan ke Amir, dan
mengecek tekanan darah Amir sebelum dilakukan operasi. Mengetahui tekanan
darah anaknya mencapai 140/90mmHg, Budi pun mempertanyakan mengapa pihak
dokter tetap melakukan tindakan operasi mengingat resiko yg khawatirkan namun
lagi lagi karena faktor keselamatan terhadap anaknya Budi pun pasrah menunggu
keterangan dokter setelah operasi dilakukan.
Bahwa tepat pada pukul 10.00 operasi pun mulai dilakukan di instalansi bedah
sentral RS Harapan Kami, setelah menunggu selama 2 jam tim dokter yang
menangani Amir memberitahukan kepada ayahnya bahwa operasi telah berjalan
dengan sukses.
Bahwa setelah itu Amir dibawa HCU (High Care Unit) RS harapan kami dan
selanjutnya dipindahkan ke kamar rawat inap 401 untuk pemulihan bekas lukanya
Bahwa setelah menjalani perawatan selama 14 hari atau tepat pada tanggal 16 Juli
2016, keluarga Amir tidak melihat adanya tanda tanda perkembangan kesehatan
yang membaik pada anaknya, justru malah luka yang awalnya berada di
pergelangan kakinya kini menjalar membengkak sampai paha atasnya dan Amir
pun merasakan menggigil yang begitu hebat hampir setiap malam.
keluarga Amir menanyakan hal ini kepada Ririn (35 tahun) selaku suster kepala
untuk dipertemukan dengan tim dokter yang menangani Amir. Bahwa keesokan
harinya pada pukul 09.00 pagi terjadi dialog antara dokter yang menangani Amir
dengan Budi, Budi menanyakan perihal keadaan memburuk anaknya dan
menanyakan mengapa pemulihan begitu lama dari perkiraan dokter awal yg hanya
7 hari? dokter mengklaim ada virus pada darah yang ditransfusikan Budi sehingga
menghambat penyembuhan anaknya.
Kecewa dengan pernyataan dokter dan penanganan rumah sakit, pada tanggal 18
Juli 2016 pukul 12.00 Budi membawa Amir ke RS Ciloam Hospital Jakarta, dan
diketahui dari hasil laboratorium serta keterangan dokter disana bahwa ada alat
medis berukuran 2,5 cm yang tertinggal di pergelangan kaki Amir sehingga
menimbulkan infeksi pada sekujur kakinya, serta mendiagnosa bahwa darah Budi
positif normal tidak terjangkit virus apapun. Hal ini jelas dianggap Budi sangat
kontradiktif dengan keterangan dokter Syamsudin dan dokter yusuf. atas tindakan
perbuatan melawan hukum yang dilakukan dokter tersebut, Budi mengalami
kerugian materil sebesar Rp281.000.000 (dua ratus delapan puluh satu juta rupiah)
untuk seluruh biaya pengobatan selama di RS Harapan Kami dan RS ciloam
Hospital serta kerugian immaterial sebesar Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah)
dimana Budi selaku tulang punggung keluarga harus menemani Amir selama 20
hari lamanya harus rela kehilangan pekerjaannya.
PERTANYAAN:
1. Coba Saudara bedah dan petakan kasus diatas sehingga jelas permasalahan
hukum perdatanya, dan uraikan tahapan tahapan penyelesaiannya di
Pengadilan.
3. Bagaimana menurut Saudara jika Putusan Majelis Hakim dalam kasus diatas,
ditingkat Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengabulkan sebagian gugatan
penggugat mengenai ganti rugi materil, sudah tepatkah, adilkah? beri analisa
dan pendapat Saudara!
Selamat Ujian
Zuraida Balweel SH, Mkn. Luh Rina Dr. Zaitun Abdulah, S.H., M.H.
Apriani,SH.MH.