Anda di halaman 1dari 12

Pengetahuan Dan Pemahaman Hukum Masyarakat Muslim terhadap

Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Waris Islam Di Desa Lamahala

Jaya Kecamatan Adonara Timur Kabupaten Flores Timur

HAPSARI AR HASAN1 Siti Ramlah Usman, S.H., M.Hum 2


Yossie M.Y. Jacob S.H., M.Hum 3

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG

Hapsariarhasan@gmail.com

Hapsari Ar Hasan 1702010466. 2023 Pengetahuan Dan Pemahaman Masyarakat Muslim


Terhadap Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Waris Islam Di Desa Lamahala Jaya
Kecamatan Adonara Timur Kabupaten Flores Timur. Skripsi Fakultas Hukum. Universitas Nusa
Cendana Kupang. Pembimbing (1) Siti Ramlah Usman, dan Pembimbing (II) Yossie M.Y Jacob.
ABSTRAK
Indonesia sampai dengan sekarang ini belum ada satu kesatuan hukum tentang hukum
waris yang dapat diterapkan untuk seluruh warga Indonesia. Namun di indonesia berlaku tiga
sistem hukum yang mengatur waris, yakni Hukum Waris Islam, Hukum Waris Adat dan
Hukum Waris Perdata. Hukum waris di Indonesia masih beraneka ragam, dimana tiap-tiap
golongan penduduk tunduk kepada hukumnya masing-masing, antara hal-hal ini dapat dilihat
pada golongan masyarakat umum menggunakan pembagian Hukum waris Perdata. Akan tetapi
bahwa umat Islam pada khususnya desa Lamahala Jaya kecamatan Adonara Timur Kabupaten
Flores Timur dalam membagi harta warisan belum menggunakan hukum waris islam, tetapi
menggunakan hukum adat yang kebiasaan di dalam masyarakat disebut dengan adat tinggalan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat Muslim di Desa
Lamahala Jaya tidak mengetahui dan tidak memahami pembagian harta warisan menurut hukum
waris islam. Masyarakat lebih dominan terhadap hukum adat lamaholot dimana anak laki-laki
tertua memegang peranan dalam hal pewaris dan menguasai harta tersebut sedangkan anak
perempuan tidak mendapatkan warisan. Pemahaman masyarakat muslim terhadap pembagian
harta warisan masih tergolong rendah, hal ini dikarenakan masyarakat tidak memiliki
pengetahuan dasar terkait pembagian harta warisan menurut hukum waris islam serta masih
ketergantungan pada adat yang telah diterapkan oleh leluhur yang melekat pada masyarakat.
Faktor yang menyebabkan masyarakat muslim tidak menggunakan pembagian harta warisan
menurut hukum waris islam ialah penyelesaian secara adat sangat sederhana, mudah
dikomunikasikan, sudah menjadi kebiasaan yang lumrah yang terjadi dalam lingkunngan
masyarakat adat lamaholot, pemahaman agama yang kurang dan tidak adanya sosialisasi
dari pihak pengadilan Agama maupun para tokoh Agama di masyarakat tentang cara pembagian
harta warisan menurut hukum Islam.
Adapun kesimpulan ialah pengetahuan dan pemahaman masyarakat muslim Desa
Lamahala Jaya adalah masih sangat kurang. Faktor penyebab masyarakat muslim tidak
menggunakan pembagian harta warisan menurut islam adalah dikarenakan masih
kentalnya keberadaan hukum adat yang digunakan dalam pembagian warisan dan belum adanya
kerjasama dari para Tokoh Agama dan pemerintah terkait pembagian harta warisan menurut
hukum waris Islam. Saran penulis ialah bahwa pemerintah serta tokoh Agama lebih
memperhatikan masyarakat dengan bekerja sama menyampaikan informasi- informasi yang
belum diketahui masyarakat, dan masyarakat agar lebih aktif berinteraksi kepada para Tokoh
Agama yang telah mengerti dan memahami pembagian harta warisan menuurut hukum islam
agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan dan tidakadil.

Kata Kunci: Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Waris Islam


Hapsari Ar Hasan 1702010466. 2023 Knowledge And Understanding Of The Muslim Community
Regarding The Distribution OF Inheritance According To Islamic Inheritance Law In Lamahala Jaya
Village, East Adonara District, East Flores Regency. Thesis Law Faculty. Nusa Cendana University
Kupang. Supervisor (1) Siti Ramlah Usman, and Supervisor (II) Yossie M.Y Jacob.

ABSTRACT

Until now, Indonesia does not have a single legal entity regarding inheritance law that
can be applied to all Indonesian citizens. However, in Indonesia, three legal systems govern
inheritance, namely Islamic Inheritance Law, Customary Inheritance Law and Civil
Inheritance Law. Inheritance law in Indonesia is still diverse, where each population group
is subject to their respective laws, among these things can be seen in the general public using
the distribution of Civil inheritance law. However, Muslims, especially the village of Lamahala
Jaya, East Adonara sub-district, East Flores Regency, in dividing inheritance, have not used
Islamic inheritance law, but have used customary law which is customary in society, which is
called adat legacies.
The results showed that most of the Muslim community in Lamahala Jaya Village did
not know and did not understand the division of inheritance according to Islamic inheritance
law. The community is more dominant towards lamaholot customary law where the eldest son
plays a role in inheriting and controlling the property while daughters do not get inheritance.
The Muslim community's understanding of the distribution of inheritance is still relatively
low, this is because the community does not have basic knowledge regarding the distribution
of inheritance according to Islamic inheritance law and is still dependent on customs that
have been implemented by ancestors attached to the community. Factors that cause Muslim
communities not to use the division of inheritance according to Islamic inheritance law are
customary settlements that are very simple, easy to communicate, have become a common
practice that occurs within the Lamaholot customary community, lack of understanding of
religion and no socialization from the Religious Courts or religious leaders in the community
on how to distribute inheritance according to Islamic law.
The conclusion is that the knowledge and understanding of the Muslim community in
Lamahala Jaya Village is still lacking. Factors causing the Muslim community not to use the
distribution of inheritance according to Islam is due to the strong existence of customary law
used in inheritance distribution and the lack of cooperation from religious leaders and
the government regarding the distribution of inheritance according to Islamic inheritance
law. The author's suggestion is that the government and religious leaders pay more attention to
the community by working together to convey information that is not yet known to the
public, and the community to be more active in interacting with religious leaders who already
understand and understand the division of inheritance according to Islamic law so that no party
feels disadvantaged and unfair.

Keywords:Distribution Of Inheritance According To Islamic Inheritance Law


PENDAHULUAN
Setiap manusia pasti mengalami Kurangnya pengetahuan dan
peristiwa kelahiran dan kematian. Peristiwa pemahaman masyarakat terhadap sistem
kelahiran seseorang pasti menimbulkan
akibat-akibat hukum, seperti timbulnya pewaris dalam hukum islam apakah sudah
hubungan hukum dengan masyarakat sekitar, sesuai dengan syari’at islam meskipun
dan timbulnya hak dan kewajiban pada masyarakat 100% memeluk agama islam,
dirinya. Peristiwa kematian pun akan
menimbulkan akibat hukum kepada orang melihat kenyataan ini, peneliti tertarik untuk
lain, terutama pada pihak keluarganya dan melakukan penelitian dengan judul
pihak-pihak tertentu yang ada hubungannya “PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN
dengan orang tersebut semasa hidupnya.
HUKUM MASYARAKAT MUSLIM
Hukum kewarisan dalam islam
mendapat perhatian besar karena pembagian TERHADAP PEMBAGIAN HARTA
warisan sering menimbulkan akibat-akibat WARISAN MENURUT HUKUM ISLAM DI
yang tidak menguntungkan bagi keluarga DESA LAMAHALA JAYA KECAMATAN
yang ditinggal mati pewarisnya. Naluriah
ADONARA TIMUR KABUPATEN FLORES
manusia yang menyukai harta benda tidak
jarang memotivasi seseorang untuk TIMUR”
menghalalkan berbagai cara untuk
mendapatkan harta benda tersebut, termasuk
di dalamnya harta peninggalan pewarisnya
sendiri.
Hukum waris adalah hukum yang
mengatur harta dan kekayaan seseorang setelah
meninggal dunia dan mengatur cara-cara
berpindahnya harta kekayaan tersebut kepada
orang lain yang berhak menerimanya.
Berdasarkan penelitian menunjukkan
bahwa masyarakat Desa Lamahala Jaya
merupakan salah satu desa di Kecamatan
Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur.
Masyarakat Desa Lamahala Jaya menganut
Agama Islam 100% tetapi dalam pembagian
harta warisan masih menggunakan hukum
adat sedangkan didalam desa tersebut
sebagian orang bahkan para tokoh agama yang
cukup banyak memahami hukum islam tetapi
belum di terapkan sepenuhnya dalam
kehidupan,dimana dalam pembagian harta
warisan masyarakat menganut sistem hukum
adat yaitu sistem keturunan yang di Tarik dari
garis Bapak yang mana kedudukan laki-laki
lebih berperan dibandingkan kedudukan
perempuan dalam pewarisan, anak laki-laki
yang mendapatkan warisan tersebut. Akan
tetapi, hukum waris islam sudah ada bersama
hukumadat.
KAJIAN PUSTAKA 5) Sikap Hukum
Sikap hukum merupakan suatu kecendrungan untuk
Di dalam ilmu hukum di kenal menerima hukum karena adanya penghargaan
adanya beberapa pendapat tentang terhadap hukum sebagai suatu yang
pengetahuan dan pemahaman hukum. bermanfaat atau menguntungkan jika hukum itu
ditaati.
pengetahuan dan pemahaman hukum, ada
Kata waris atau kewarisan yang sudah
yang memutuskan bahwa sumber satu-
popular dalam bahasa Indonesia adalah berasal dari
satunya dari hukum dan kekuatan bahasa arab, yang artinya pindahnya harta
mengikatnnya adalah pengetahuan dan seseorang setelah wafatnya. Istillah waris sudah
pemahaman hukum dan keyakinan sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia, sehingga
hukum individu di dalam masyarakat kebanyakan masyarakat Indonesia mengartikan
yang merupakan pengetahuan hukum ilmu waris sebagai suatu perpindahan hak dan
individu merupakan pangkal dari pada kewajiban serta harta kekayaan seseorang yang
pengetahuan hukum masyarakat. meninggal dunia kepada orang lain yang masih
hidup. Hukum kewarisan islam merupakan
Pengetahuan dan pemahaman
seperangkat aturan-aturan hukum tentang
hukum masyarakat adalah jumlah
pemindahan hak pemilikan harta peninggalan
terbanyak dari pada pengetahuan dan pewaris, mengatur kedudukan ahli waris yang
pemahaman hukum individu sesuatu berhak dan berapa bagiannya masing-masing
peristiwa tertentu. pengetahuan hukum secara adil dan sempurna sesuai dengan
merupakan pengetahuan atau nilai-nilai ketentuan syariat. Kewarisan menurut hukum
yang terdapat di dalam diri manusia islam adalah proses pemindahan harta
tentang hukum yang ada atau tentang peninggalan harta peninggal seseorang yang
hukum yang diharapkan ada. telah meninggal, baik yang berupa benda yang
Hukum merupakan konkretisasi dari wujud maupun berupa hak kebendaan, kepada
pada sistem nilai-nilai yang berlaku dalam
keluarganya yang dinyatakan berhak menurut
masyarakat. Suatu keadaan yang dicita-cita
adalah adanya kesesuaian antara hukum hukum (Basyir 2001:132). Di dalam hukum
dengan sistem nilai-nilai tersebut. Maka waris islam dijumpai suatu ketentuan yang
pengetahuan hukum adalah konsepsi- sepintas merupakan kepincangan yang
konsepsi abstrak di dalam diri manusia, menyingung rasa keadilan dan merupakan
tentang keserasian antara ketertiban dan diskriminasi, yaitu dimana laki-laki
ketentraman yang dikehendaki atau yang memperoleh bagian dua kali lipat dari bagian
sepantasnya (soerjono soekanto,
perempuan. Tujuan dari hukum waris islam
1982:159) indikator-indikator dari masalah
pengetahuan dan pemahaman hukum adalah mengatur cara-cara pembagian harrta
adalah: 1) Pengetahuan Hukum, Bila suatu peninggalan agar dapat bermanfaat kepada ahli
perundang-undangan telah diundangkan dan waris secara adil dan baik.
ditertibkan menurut prosedur yang sah dan Hukum Waris Adat adalah aturan-
resmi, maka secara yurudis peraturan aturan hukum yang mengenai cara bagaimana
perundang-undangan itu berlaku. 2) dari abad penerusan dan peralihan diharta
Pemahaman Hukum Apabila pengetahuan
kekayaan yang berwujud dan tidak berwujud
hukum saja yang dimiliki oleh masyarakat
hal itu belumlah memadai, masih dari generasi ke generasi. Berbeda dengan
diperlakukan pemahaman atas hukum yang hukum waris barat sebagaimana di atur dalam
berlaku. 3) Penataan Hukum Seorang warga KUHPerdata yang menekankan pada adanya
masyarakat menaati hukum karena berbagai kematian seorang dan adanya kebendaan yang
sebab. 4) pengharapan Terhadap Hukum ditinggalkan serta adanya ahli waris.Sedangkan
Suatu norma hukum akan dihargai oleh menurut hukum waris adat sebagaimana
warga mayarakat apabila ia telah
berlaku di kalangan berbagai masyarakat
mengetahui,memahami, dan menaatinya.
Indonesia ( asli ) tidak hanya mengatur pewaris
sebagai akibat kematian seseorang. Tetapi utang, pengurusan jenazah dan pemakaman.
mengatur pewaris sebagai akibat dan Harta Waris dalam Pasal 171 huruf e
mengalihkan harta kekayaan baik yang Kompilasi Hukum Islam didefinisikan sebagai
berwujud atau tidak berwujud, baik yang harta bawaan ditambah bagian dari harta
bernilai uang atau tidak bernilai uang dari bersama setelah digunakan untuk keperluan
pewaris ketika ia masih hidup atau sudah pewaris selama sakit sampai meninggalnya,
mati kepada para waris, terutama para ahli biaya pengurusan jenazah (tajhiz), pembayaran
warisnya. utang dan pemberian untuk kerabat.
Dalam hukum kewarisan islam Menurut Hilman Hadikusuma, warisan
tentunya adanya beberapa syarat dalam menurut Hukum Islam adalah harta kekayaan
pembagian warisan, diantaranya yaitu : yang di tinggalkan pewaris, yang telah bersih
1.meninggal dunianya pewaris, yang dari kewajiban-kewajiban agama dan pihak
dimaksud meninggal dunia hakiki (sejati), ketiga yang (akan) beralih dari pewaris yang
meninggal dunia hukmi ( menurut putusan telah wafat kepada para waris pria dan wanita,
hakim ) dan meninggal dunia taqdiri sedangkan harta peninggalan menurut Hukum
(menurut dugaan). 2.Hidupnya ahli waris, Adat ialah harta kekayaan yang (akan)
hidupnya ahli waris harus jelas pada saat diteruskan pewaris ketika masih hidup atau
pewaris meninggal dunia. 3. Mengetahui setelah ia wafat, untuk dikuasai atau dimiliki
status kewarisan, agar seseorang dapat oleh para waris menurut sistem kekerabatan
mewarisi harta orang yang meninggl dunia, dan pewarisan yang akan berlaku dalam
haruslah jelas hubungan antara keduanya. masyarakat adat (agama) yang bersangkutan
Menurut hukum waris barat yang di (Hadikusuma 1991:10). Dalam KUHPerdata
atur dalam KUHPerdata begitu pula menurut pasal 833 ayat (1), harta warisan adalah
hukum waris islam yang di atur dalam Al- keseluruhan harta benda beserta hak dan
Qur’an dan Al Hadits yang dimaksud dengan kewajiban pewaris, baik piutang-piutang
pewaris adalah orang yang telah wafat maupun utang-utang.
dengan meninggalakan harta warisan untuk Ahli waris adalah seseorang atau
dibagi-bagikan pengalihannya kepada para beberapa orang yang berhak mendapat bagian
ahli waris, baik waris pria maupun waris dari harta peninggalan. Secara garis besar
Sedangkan hukum waris adat, yang dimaksud golongan ahli waris dalam islam dapat
pewaris adalah orang yang mempunyai harta dibedakan ke dalam tiga golongan, yaitu :
peninggalan selagi ia masih hidup atau sudah a.Ahli waris yang memperoleh bagian
wafat harta peninggalan mana (akan) tertentu menurut Al-Qur’an disebut
diteruskan penguasaan atau pemilikannya DzawilFurudl ( Q.S An Nissa ayat 11,12,dan
dalam keadaan tidak terbagi-bagi atau 176) (Ahmad Azhar Basyir2001:137). b. Ahli
terbagi-bagi (Hilman Hadikusuma 1991:9). waris ahli waris yang bagiannya tidak
Sedangkan menurut Sistem Hukum Waris ditentukan dalam Al- Qur’an,disebut
Adat, pewaris adalah orangyang meneruskan Ashabah. c.Ahli Waris Dzawil arhaam Adalah
hartanya ketika masih hidup maupun setelah “orang yang mempunyai hubungan darah
ia wafat. Hukum Adat juga memandang dengan pihak pewaris melalui pihak wanita
warisan sebagai proses peralihan harta saja”.
kekayaan berupa materil maupun immaterial Menurut undang-undang ahli waris
dari suatu generasi ke generasi lainnya. adalah semua anak-anak dan keturunannya.
Harta warisan menurut Hukum Waris Mereka memperoleh warisan dari orang tuanya
Islam adalah harta bawaan dan harta bersama dan seterusnya keatas dengan
dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan tidakmembedakan antara laki-laki dan
untuk pewaris selama sakit dan setelah perempuan, atau kelahiran dari berbagai
meninggal dunia, misalnya pembayaran perkawinan.Mereka semua dipersamakan, juga
seorang suami atau istri yang masih dari subjek penelitian yang dapat berupa
hidupdipersamakan dengan seorang anak wawancara. b. Data sekunder, yakni data
yang sah ( Tamakirin:1987). yang diperoleh penelitian secara tidak
Pembagian Harta warisan menurut langsung melalui kepustakaan.c. Data tersier,
hukum islam yakni data yang diperoleh peneliti dari
1. Bagian warisan Duda dokumen- dokumen. 4. Aspek penelitian
Diatur dalam Al-Qur’an surat An-nisa ayat Adapun aspek penelitian sebagai berikut :a.
12, 2. Bagian warisan janda Diatur dalam Al- gambaran umum Kantor Desa Lamahala Jaya
Qur’an surat An-nisa ayat 12, 3. Bagian Kecamatana Adonara Timur Kabupaten Flores
warisan Ibu Diatur dalam Al-Qur’an surat Timur, b. pengetahuan dan pemahaman
An-nisa ayat 11, 4. Bagian warisan Bapak masyarakat Muslim terhadap pembagian
Diatur dalam Al-Qur’an surat An-nisa ayat hartawarisan menurut Hukum Waris Islam, c.
11, 5. Bagian warisa anak PerempuanDi atur Faktor penghamabat masyarakat muslim
dalam Al-Qur’an surat An-nisa ayat 11, tidak menggunakan pembagian harta warisan
6. Bagian warisan cucu, 7. Bagian warisan menurut Hukum Islam. 5. Populasi, Sampel
Saudara, 8. Bagian warisan kakek, 9. Bagian Dan Responden a. Populasi, populasi dalam
warisan Nenek penelitian ini adalah masyarakat Muslim
Pembagian Harta Waris menurut belum melalukan pembahasan hukum waris di
Hukum Kewarisan Perdata diatur dalam Desa Lamahala Jaya Kecamatan Adonata
Buku II tentang Kebendaan Bab 12 Timur Kabupaten Flores Timur yang
sampai dengan Bab 18 KUHPerdata. berjumlah 827 KK dan parah tokoh Agama dan
Tempat empat golongan ahli waris dalam petugas KUA b. Sampel, sampel dalam
KUHPerdata yaitu: penelitian adalah menggunakan
1) Golongan I terdiri dari suami/istri dan DisproportionateRandom sampling yaitu
keturunannya Menurut pasal 852 suatu teknik sampling yang dipilih secara
KUHPerdata, 2) Golongan II terdiri dari acak, dimana penentuan sampel dengan
orangtua, saudara dan keturunannya Menurut persentase yang berbeda menurut
pasal 854 KUHPerdata, 3) Golongan III krakter.krakter pertama 827 x 2% =16 orang,
terdiri dari leluhur lainnya menurut krakter kedua tokoh agama 5% x 100 = 5
pasal 853 KUHPerdata, 4) Golongan IV orang,krakter ketiga 2% x 100 = 2,
terdiri dari sanak keluarga lainnya dalam c. Responden Yang menjadi responden dalam
garis menyimpang sampai derajat keenam. penelitian ini adalah : Tokoh Agama: 5 orang
METODE PENELITIAN Pegawai KUA: 2 orang, Masyarakat :
Adapun metode penelitian yang digunakan 16 orang, Jumlah: 23 orang, 6.Teknik
dalam penelitian ini adalah :1.Lokasi Pengumpulan Data, a. Studi kepustakaan,
penelitian, Penelitian ini dilakukan di yakni mempelajari dan menelusuri literature-
wilayah Desa Lamahala Jaya Kecamatan literatur yang berkaitandengan masalah yang di
Adonara Timur Kabupaten Flores Timur. 2. teliti. b. Wawancara yang dilakukan dengan
Spesifikasi Penelitian, Penelitian ini secara bebas dengan para responden sesuai
menjelaskan pengetahuan dan pemahaman dengan pedoman. 7. Teknik Pengolahan Dan
Hukum Masyarakat Muslim Terhadap Analisis Data. 1. Data yang terkumpul diolah
Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum dengan menggunakan data tahap- tahapsebagai
Waris Islam di Desa Lamahala Jaya berikut :a. Editing yaitu menyempurnakan
Kecamatan Adonara Timur Kabupaten Flores jawaban responden yang kurang jelas
Timur, maka tipe penelitian yang digunakan b. Conditing yaitu mengklasifikasi jawaban
yakni penelitian Empiris. 3. Jenis dan responden dengan cara memberikan kode
Sumber Data, a. Data primer, yakni data tertentu pada jawaban dimaksud sesuai
yang doperoleh penelitian secara langsung dengan kebutuhan analisis, sehingga
akan mempermudah kegiatan analisis. waris. Ketiga, sejalan dengan praktek hukum
Tabulasi, yaitu penyusunan atau pemasukan nasional maka dalam hukum adat lamaholot
data ke dalam tabel kemudian dianalisis guna juga menganut sistem perempuan atau istri
menentukan kajian masalah yang diteliti. 2. orangtua yang hidup terlama tidak memiliki
Analisis Data, Data yang telah terkumpul waris tapi diberikan kewajiban sebagai
kemudian dianalisis secara deskriptif perpanjangan tangan dari almahrum (sang
kualitatif yakni dengan cara menjelaskan pewaris)untuk menjaga,merawat, melindungi
atau menguraikan data yang diperoleh untuk ahli waris.(wawancara dengan Bapak
dengan memberikan penafsiran yang logis Ramadhan wahid SH,I di kantor KUA ,
dan sesuai dengan fakta yang ada guna tanggal 26 september 2022 ).
menjawab permasalahan. Selanjutnya wawancara dengan
salah satu tokoh agama, beliau
HASIL DAN PEMBAHASAN mengatakan bahwa pengetahuan dan
Hasil Penelitian pemahaman masyarakat yang berkaitan dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembagian harta warisan menurut hukum
pengetahuan masyarakat muslim terhadap waris islam hanya beberapa segelintir orang
pembagian harta warisan menurut Hukum yang melakukan. ( wawancara dengan Bapak
Islam, maka sebagian responden menyatakan Hj Sadri Ibrahim, di waiburak tanggal 26
mengetahui dan ada yang tidak mengetahui september 2022 ).
pembagian harta warisan menurut hukum Selanjutnya wawancara dengan tokoh
islam. agama, beliau mengatakan bahwa pengetahuan
Hasil penelitian melalui wawancara dan pemahaman masyarakat Desa Lamahala
Kepala KUA mengatakan bahwa Jaya berkaitan dengan pembagian harta
pengetahuan dan pemahaman masyarakat warisan menurut hukum waris islam masih
terhadap pembagian harta warisan menurut tergolong rendah. Aturan pembagian harta
hukum islam adalah masyarakat Desa warisan di Desa Lamahala Jaya, semua anak
Lamahala Jaya tergolong masyarakat yang sah baik laki-laki maupun anak perempuan.
modern namun masih sangat kuat berpegang (wawancara dengan Bapak Harun Abdullah,
pada struktur adat yang berlaku di solor S.Ag di Lamahala Jaya, tanggal 26 september
watan lema atau lebih dikenal dengan 2022).
struktur adat lamaholot. Selanjutnya wawancara dengan bapak
Selanjutnya bahwa keterikatan kuat Imam masjid Lamahala Jaya, beliau
terhadap struktur adat lamaholot maka mengatakan bahwa pengetahuan dan
hampir semua persoalan di selesaikan secara pemahaman masyarakat terhadap pembagian
adat lamaholot. Bukan hanya soal warisan harta warisan menurut hukum waris islam
tapi persolan perkawinan, persoalan secara keseluruhan masyarakat kurang paham,
perkelahian dan yang lainnya diselesaikan masih keras dan ketat dengan adat. (wawancara
secara hukum adat lamaholot, karena dengan Bapak Rahman H. Samiun di lamahala,
diselesaikan menurut hukum adat maka tanggal 27 september 2022 )
hampir dipastikan pemahaman masyarakat Selanjutnya wawancara melalui Kepala
Desa Lamahala Jaya tentang pembagian KUA, beliau mengatakan bahwa pengetahuan
warisan lebih dominan terhadap adat dan pemahaman masyarakat khususnya
lamaholot yaitu perempuan tidak masyarakat muslim terhadap pembagian
mendapatkan warisan walaupun hukum islam warisan ini sebenarnya masih tergolong minim,
mengatur prempuan mendapatkan sebagian. karena memang selama ini yang dipahami itu
Kedua, anak laki-laki tertua menguasai harta adalah hukum adat yang sudah mendarah
tersebut dancenderung disalahgunakan daging pada masyarakat, khususnya di
seolah laki-laki tertua itulah yang menerima Flores Timur, sehingga masyarakat selalu
mengedepankan masalah warisan ini sesuai warisan menurut hukum waris islam.
dengan hukum adat yang berlaku meskipun Hasil penelitian menunjukkan
terkadang ada yang tidak sesuai dengan bahwa pengertian masyarakat Muslim
pembagian harrta warisan menurut hukum terhadap pembagian harta warisan menurut
waris islam.( wawancara dengan Bapak Hukum Waris Islam.
Rahman Wahid SH,I di Kntor KUA, tanggal Selanjutnya wawancara dengan kepala
26 september 2022) KUA, mengatakan bahwa
Hukum adat, yang paling berhak pengertianmasyarakat muslim di Desa
terhadap harta warisan keluarga adalah Lamahala Jaya terhadap pembagian harta
anak laki-laki tertua dan hak anak perempuan warisan menurut hukum waris islam masih
diabaikan sedangkan dalam hukum islam tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena
pembagian harta warisan itu diberikan mereka tidak memiliki dasar atau pengetahuan
kepada semua anak baik laki-laki maupun dasar terkait pembaagian harta warisan
perempuan dengan cara pembagian, laki-laki menurut hukum waris islam serta masih
mendapatkan 2 bagian dan perempuan ketergantungan pada adat yang telah
mendapatkan bagian. Namun berlaku di diterapkan oleh leluhur yang melekat pada
masyarakat adalah hukum adat dan itu juga masyarakat sehingga pandangan tentang
diberikan selama tidak ada pihak yang pengertian hukum islam tentang pembagian
merasa dirugikan, artinyamasing-masing warisan begitu rendah di Desa Lamahala Jaya.
pihak menerimanya dengan ikhlas. (wawancara dengan Bapak Ramadhan wahid
(wawancara dengan Bapak Ramadhan Wahid SH.I di waiwerang, tanggal 28 september
SH,I di Kantor Urusan Agama Waiwerang, 2022)
27 september 2022 ) Selanjutnya wawancara dengan tokoh
Selanjutnya wawancara dengan agama, mengatakan bahwa pengertian
panitera Agama Larantuka, beliau masyarakat muslim Desa Lamahala Jaya
mengatakan bahwa pengetahuan dan terhadap pembagian harta warisan menurut
pemahaman masyarakat muslim terhadap hukum waris islam masih rendah, di karenakan
pembagian harta warisan menurut Hukum masyarakat tidak paham betul pembagian harta
waris Islam di wilayah Kabupaten Flores warisan itu sendiri yang mereka tahu cuman
Timur khususnya masyarakat Desa hukum adat yang diterapkan dalam pembagian
Lamahala Jaya masih rendah dan kurang harta warisan. ( wawancara dengan Bapak
paham. Harun Abdullah S.Ag di Lamahala jaya,
Objek warisan itu cenderung tanggal 26 september 2022 )
diselesaikan sendiri dan biasanya di Selanjutnya wawancara dengan tokoh
Lamahala Jaya objek yang paling banyak agama, beliau mengatakan bahwa pengertian
adalah tanah. Masyarakat hanya masyarakat muslim terhadap pembagian harta
berkonsultasi tapi tidak mendaftar, dan warisan menurut hukum waris islam dan
memilih untuk menyesaikan secara masyarakat juga masih sangat dipengaruhi oleh
kekeluargaan. (wawancara dengan Ibu sistem social yang dianut oleh masyarakat
Sakinah Alhamidy, S.HI di waiburak, 28 setempat dengan bercorak kesukan.
september 2022 ) ( wawancara dengan Bapak Haji Sadri Ibrahim
Penulis berpendapat bahwa sebagian di waiburak , tanggal 26 september 2022)
besar masyarakat muslim Desa Lamahala Selanjutnya wawancara dengan
Jaya tidak mengetahui dan tidak paham pegawai KUA, mengatakan bahwa pengertian
tentang pembagian harta warisan menurut masyarakat muslim terhadap pembagian harta
hukum waris islam karena kurangnya warisan menurut hukum waris islam masih
sosialisasi dari tokoh agama dan sangat tergolong rendah. dilihat dari
pemerintahan mengenai pembagian harta pengetahuan masyarakat yang kurang dan
menyebabkan Sebagian besar masyarakat menurut hukum adat itu mampu menjawab
muslim khususnya masyarakat Desa ketentraman hidup dalam lingkungan adat
Lamahala Jaya dalam melakukan pembagian sampai saat ini. Tetapi, sebagai seorang
menurut hukum adat dibandingkan dengan muslim tetap menghargai hukum islam tetap
hukum islam. ( wawancara dengan Ibu menghargai hukum islam terkait pembagian
Taufika Ibrahim S.Pd di Kantor Urusan harta warisan.( wawancara dengan bapak
Agama , tanggal 27 september 2022 ) Harun Abdullah S.Ag di lamahala, tanggal 26
Penulis berpendapat bahwa, september 2022)
pengertian hukum masyarakat muslim Desa Selanjutnya wawancara dengan
Lamahala Jaya terhadap pembagian harta pegawai KUAbagian penyuluh Agama Islam,
warisan menurut hukum waris islam masih mengatakan bahwa ada dua faktor penghambat
tergolong rendah. masyarakat muslim tidak menggunakan
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembagian harta warisan menurut hukum
penyebab masyarakat muslim tidak islam, yaitu :a) Kurang adanya sosialisasi baik
menggunakan pembagian harta warisan dari pihak pengadilan agama maupun para
menurut hukum waris islam karena tokoh agama dimasyarakat tentang tata cara
kurangnya sosialisasi dari pemerintah serta pembagian harta warisan menurut ajaran
tokoh agama. hukum islam. b) Masyarakat menerima
Hasil penelitian melalui wawancara hukum adat yang berlaku, sehingga selama
dengan Kepala KUA Adonara Timut, tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan
mengatakan bahwa faktor penghambat maka tetap manjalaninya dan merasa tidak
masyarakat muslim Desa Lamahala Jaya perlu dipersoalkan(wawancara dengan Ibu
tidak menggunakan pembagian harta warisan Taufika Ibrahim S.pd di kantor KUA Adonara
menurut hukum islam adalahyang pertama, Timur , tanggal 27 september 2022)
penyelesaian secara hukum adat sangat Selanjutnya wawancara dengan
sederhana. Kedua, adat mudah di pegawai Panitera Flores Timur , mengatakan
komunikasikan dan ketiga, sudah menjadi bahwa faktor penghambat masyarakat muslim
kebiasaan yang lumrah yang terjadi dalam tidak menggunakan pembagian harta warisan
lingkungan masyarakat adat lamaholot. menurut hukum islam, yaitu :a) Lebih
(wawancara dengan Bapak Ramadhan dominan dan masih berpegang teguh dalam
wahid SH,I di kantor KUA Adonara hukum adat yang kuat. Hanya masyarakat yang
Timur, tanggal 26 september2022) benar-benar sudah sadar yang mau
Selanjutnya wawancara dengan tokoh menggunakan pembagian harta warisan
agama, beliau mengatakan bahwa faktor menurut hukum islam. b) Pemahaman agama
penghambat masyarakat muslim Desa yang kurang. Masyarakat berpikir bahwa
Lamahala Jaya tidak menggunakan agama hanya mengatur masalah ibadah tidak
pembagian harta warisan menurut hukum mengatur yang lain, padahal sebenarnya
islam karena kurangnya pemahaman semuanya di atur termasuk pembagian harta
masyarakat terhadap hukum islam dan dilihat warisan.
dari sesuatu yang diutamakan itu adat bukan (wawancara dengan Ibu Sakinah Alhamidy,
agama. (wawancara dengan Bapak Hj Sadri S.HI di waiburak, 28 september 2022)
Ibrahim di waiburak , tanggal 26 september Penulis berpendapat bahwa, faktor
2022) penyebab masyarakat muslim tidak
Selanjutnya wawancara dengan tokoh menggunakan pembagian harta warisan
agama, beliau mengatakan bahwa faktor menurut hukum islam adalah masih ketatnya
penghambat masyarakat muslim tidak pengaruh dan pengalaman masyarakat,
menggunakan pembagian harta warisan masyarakat menganggap bahwa adat mampu
menurut hukum Islam karena harta waris menjawab ketentraman hidup masyarakat
sampai saat ini dan penyelesaian secara Kerjasama dari para tokoh agama dan
hukum adat simple, kurangnya pengetahuan pemerintah dalam memberikan dan
masyarakat terhadap pembagian harta menyampaikan informasi terkait pembagian
warisan menurut hukum islam. harta warisan berdasarkan hukum waris islam.
Saran
PENUTUP a. Kepada pemerintah khususnya pada
Kesimpulan Kantor Pengadilan Agama Flores Timur serta
Berdasarkan penelitian sebagai akhir Tokoh atau Pemuka Agama agar lebih
dari penjelasan mengenai pengetahuan dan memperhatikan masyarakat dengan bekerja
pemahaman Hukum Masyarakat Muslim sama manyampaikan informasi-informasi yang
terhadap pembagian Harta Warisan Menurut belum diketahui oleh masyarakat tentang
Huku Islam di Desa Lamahala Jaya pembagian harta warisan menurut hukum
Kecamatan Adonara Timur Kabupaten Flores waris islam dan menerapkan hukum
Timur, maka penulis dapat menyimpulkan kewarisan islam secara pasti. Sehingga ada
bahwa : kepastian hukum dan keadilan bagi semua
1. Pengetahuan masyarakat Muslim Desa pihak yang terkait.
Lamahala Jaya adalah masih sangat kurang. b. Kepadamasyarakat agar lebih
Hal ini di karenakan masyarakat kurang aktif berinterksi kepada para tokoh agama
mengetahui dan kurang memahami terkait yang telah mengerti dan memahami pembagian
dengan pembagian waris dalam hukum islam harta warisan menurut hukum waris islam
meskipun pada dasarnya beragama islam. agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan
Selain itu, tingkat pengetahuan masyarakat dan merasa tidak adil.
yang cukup dan kentalnya hukum waris adat
yang bercorak kesukuan sehingga hukum DAFTAR PUSTAKA
adat yang digunakan tidak sesuai dengan 1. Buku-buku
pembagian warisan berdasarkan hukum waris Anonymous, 2016. Panduan penulisan
islam sehingga menyebabkan masyarakat skripsi Fakultas Hukum
tidak mengerti dan tidak memahami secara Universitas Nusa Cendana Kupang
mendalam terhadap pembagian harta warisan Ali,Zainudin,2007 . Sosiologi Hukum, Sinar
menurut hukum islam. Grafika : Jakarta
2. Pemahaman hukum masyarakatmuslim Basyir Ahmad Azhar . 2001. Hukum Waris
Desa Lamahala Jaya terhadap pembagian Islam, UUI Press
harta warisan menurut hukum islam :Yokyakarta.
masih tergolong rendah. hal ini disebabkan Djakfar Idris, Yahya Taufik. 1995. Kompilasi
karena masyarakat tidak memiliki Hukum Kewarisan
pengetahuan dasar terkait pembagian harta Islam, Pustaka Jaya : Jakarta.
warisan menurut hukum islam serta masih Hadikusuma Hilman. 1991. Hukum Waris
ketergantungan pada adat yang telah Indonesia menurut perundangan,Hukum
diterapkkanoleh leluhur yang melekat pada Adat, Hukum Agama Hindu-Islam, Citra
masyarakat. Aditya Bakti : Bandung
3. Faktor penghambat masyarakat muslim Soerjono Soekanto dan Mustafa Abdullah.
Desa Lamahala Jaya tidak menggunakan 1987. Sosiologi Hukum
pembagian harta warisan menurut Hukum Dalam Masyarakat,rajawali : Jakarta.
Islam adalah dikarenakan masih kentalnya K. Lubis Suhrawardi, Simanjutak Komis.
keberadaan hukum adat yang digunakan 1995. Hukum Waris Islam, Sinar
dalam pembagian warisan serta kurangnya Grafika :Jakarta.
pengetahuan syariat agama islam tentang Oemarsalim. 1987. Dasar-Dasar Hukum Waris
pembagian warisan dan belum adanya Di Indonesia, Bina aksara : Jakarta
S. Tamakiran. 1987. Asas-Asas Hukum
Waris menurut Tiga Sistem
Hukum,Pionir Jaya : Bandung
Soerjono Soekanto.2003. Metode Penelitian
Hukum, Rineka Cipta : Jakarta.
Suparman Eman. 2005.Hukum Waris
Indonesia dalam Persepektif
Islam, Adat dan BW, Refika Aditama :
Bandung.
Thalib Sajuti. 1981. Hukum Kewarisan
Islam di Indonesia, Bina
Aksara Jakarta.
Wicaksono F. Satriyo, 2011. Hukum
Waris Cara Muda dan
TepatMembagi Harta Warisan, VisiMedia :
Malang
Windiani Fal. Arofah.2012. Cara Mudah
Menghafal Waris, Universitas Muhamadiyah
Jakarta : Jakarta
Muhammad Ali Ash-Shabuni. 1995.
Pembagian Waris Menurut
Islam Gema Insani Press : Jakarta
Sajuti Thalib, SH. Hukum Kewarisan Islam
Di Indonesia, PT. Bina
Aksara: Jakarta
2. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
UU No 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi
Hukum Islam

Anda mungkin juga menyukai