Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH HIPERTENSI

Carolina K. Wasa, AMK

NIP : 19870421 201001 2 027

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yaitu mengenai “Penyakit
Hipertensi”dengan lancar dan tepat waktu.

Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari banyak bantuan yang


telah penulis dapatkan untuk menyelesaikan makalah ini.Oleh karena itu, kami
ucapkan terimakasih kepada :

1. Orang tua penulis, yang telah memberikan dukungan moril maupun


materil.
2. Keluarga yang selalu memberikan masukkan dan dukungan dalam
pembuatan makalah ini.
3. Dan teman-teman, yang selalu memberikan semangat dan motivasi yang
sangat mendukung dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,


dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, oleh karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata penullis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat


bagi penulis maupun bagi para pembacanya.

Ende, Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
D. Manfaat....................................................................................................
E. Prosedur Makalah....................................................................................
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN.....................................................................
A. Pengertian Penyakit Hipertensi................................................................
B.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................


A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyakit yang unik, karena mudah diseteksi tapi


sering muncul tanpa gejala yang jelas. Satu-satunya cara untuk megetahui apakah
mengalami hipertensi yaitu dengan mengukur tekanan darah secara teratur.
Di zaman modern seperti sekarang ini hampir 1 miliar penduduk
mengalami penyakit tersebut, dan menjadi PR besar bagi kta semua untuk
mewaspadai penyakit ini. Penelitian pun menunjukkan, pada populsi normal saja
diperkirakan satu dari empat orang mengalami hipertensi dan belum lagi, yang
mengalami ini akan bertambah seiring bertambahnya usia. Hipertensi adalah
penyakit kronis yang dapat merusak organ tubuh seperti jantung, otak, ginjal
bahkan jika mengalami stroke hal ini dapat melumpuhkan tubuh.Penderitanya
mengalami pusing, mual, mimisan.Namun pada sebagian besar, justru muncul
tanpa keluhan, sehingga penyakit ini dapat dikatakan sebagai the silent killer.
Maka untuk mencegah dan mengatasi hipertensi atau di Indonesia dikenal
dengan istilah darah tinggi, sebaiknya kita perlu memahami penyakit ini dan
perlu juga tahu bagaimana cara untuk mencegahnya dan mengatasi hipertensi baik
dari segi makanan, lingkungan, aktivitas, dengan kata lain gaya hidup (life style)
yang sehat sehingga menunjang bagi kehidupan kita menjadi lebih baik lagi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi?
2. Apa saja klasifikasi hipertensi?
3. Kenapa bisa menyebabkan hipertensi?
4. Bagaimana cara mencegah penyakit hipertensi?
5. Bagaimana mengatasi penyakit hipertensi?
6. Kriteria makanan seperti apa yang baik untuk penderita penyakit hipertensi?
C. Tujuan
1. Memahami apa itu hipertensi
2. Dapat memahami penyebab hipertensi
3. Dapat mencegah dan mengatasi penyakit hipertensi
4. Mengetahui dan menerapkan kepada penderita hipertensi tentang makanan
yang baik sesuai penyakitnya.
D. Manfaat

Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaat kepada


penulis sebagai bahan memperdalam ilmu mengenai kesehatan dan ilmu penyakit
khususnya penyakit hipertensi yang sangat bermanfaat bagi penulis dan bagi
dosen sebagai bahan informasi dan penilaian terhadap kemampuan penulis.

E. Prosedur Makalah

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif,


yaitu dengan cara penulis menguraikan dari judul pembahasan. Data-data yang
terdapat disini merupakan data yang diambil dengan cara studi pustaka, yang
mana pembahasan ini diambil dari berbagai sumber buku bacaan. Dan tak hanya
itu, data juga diambil dari media lain yaitu internet.
BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Penyakit Hipertensi


Pemikiran modern tentang sistem kardiovaskuler dimulai dengan karya
dokter William Harvey (1578–1657). Harvey menjelaskan tentang sirkulasi darah
di dalam bukunya yang berjudul De otu ordis (Pergerakan Jantung dan Darah).
Seorang pendeta Inggris Stephen Hales membuat publikasi pertama mengenai
pengukuran tekanan darah pada tahun 1733. Deskripsi hipertensi sebagai suatu
penyakit datang dari dikemukakan olehThomas Young pada tahun 1808 dan
Richard Bright pada tahun 1836. Laporan pertama tentang tekanan darah yang
meningkat pada seseorang tanpa bukti adanya penyakit ginjal dibuat oleh
Frederick Akbar Mahomed (1849–1884). Namun, hipertensi sebagai sebuah
entitas klinis baru muncul pada 1896 dengan ditemukannya
sfigmomanometermenggunakan manset oleh Scipione Riva-Rocci pada 1896.
Dengan penemuan ini, pengukuran tekanan darah dapat dilakukan di klinik. Pada
1905, Nikolai Korotkoff mengembangkan teknik tersebut dengan
mendeskripsikan bunyi Korotkoff yang terdengar saat arteri diauskultasi dengan
stetoskop pada saat manset sfigmomanometer dikempiskan.

Menurut sejarah, pengobatan yang dsebut "penyakit nadi keras (hard pulse
disease)" terdiri dari penurunan jumlah darah melalui pengeluaran darah atau
penggunaan lintah. Yellow Emperor dari Cina, Cornelius Celsus, Galen, dan
Hippocrates menyarankan pengeluaran darah. Pada abad ke-19 dan ke-20,
sebelum adanya terapi farmakologi yang efektif untuk hipertensi, digunakan tiga
modalitas pengobatan, semuanya dengan berbagai efek samping. Modalitas ini
mencakup pembatasan ketat konsumsi natrium (contohnya, diet nasi),
simpatektomi (ablasi bedah pada bagian sistem saraf simpatis), dan terapi pirogen
(penyuntikan zat yang menyebabkan demam, secara tidak langsung menurunkan
tekanan darah).
Zat kimia pertama untuk hipertensi yaitunatrium tiosianat, digunakan pada
1900 namun memiliki banyak efek samping dan kurang disukai.Beberapa jenis
obat lainnya dikembangkan setelah Perang Dunia Kedua. Yang paling disukai dan
cukup efektif adalah tetrametilamonium klorida dan turunannya heksametonium,
hidralazin, dan reserpin (turunan dari tumbuhan obat Rauwolfia serpentina).

Terobosan besar dicapai dengan penemuan obat oral pertama yang dapat
ditoleransi dengan baik. Yang pertama klorotiazid, diuretiktiazid pertama, yang
dikembangkan dari antibiotik sulfanilamid dan mulai tersedia pada 1958. Obat ini
meningkatkan ekskresi garam dan mencegah akumulasi cairan. Uji klinik acak
terkontrol yang disponsori oleh Veterans Administration membandingkan
hidroklorotiazid plus reserpin plus hidralazin versus plasebo. Penelitian ini
dihentikan lebih awal karena pada kelompok tekanan darah tinggi yang tidak
mendapatkan pengobatan terjadi lebih banyak komplikasi dibandingkan pasien
yang diobati, dan dirasakan tidak etis untuk tidak memberikan pengobatan kepada
mereka. Penelitian tersebut dilanjutkan pada kelompok pasien dengan tekanan
darah yang lebih rendah dan menunjukkan bahwa bahkan pada pasien dengan
hipertensi ringan, pengobatan dapat mengurangi hampir lebih dari setengah risiko
kematian akibat penyakit kardiovaskuler.Pada 1975, LaskerSpecial Public Health
Award diberikan kepada tim yang telah mengembangkan klorotiazid. Hasil
penelitian ini mendorong kampanye kesehatan masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran terhadap hipertensi dan mempromosikan pengukuran dan pengobatan
tekanan darah tinggi. Pengukuran ini tampaknya telah memegang sebagian
peranan dalam penurunan angka stroke dan penyakit jantung iskemik sebesar 50%
antara 1972 dan 1994
B. Definisi dan Klasifikasi Hipertensi

Gambar b.1 sphygmomanometer alat mengikur tekanan darah

Tekanan darah atau hipertensi adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah
terhadap pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan
elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah disebabkan peningkatan
volume darah atau elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya, penurunan volume
darah akan menurunkan tekanan darah (Ronny et al, 2010).
Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga
dengan hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di
arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras
dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah
melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung
berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah
normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–
140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi
terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.(Wikipedia,
2013).
Gambar b.2 http://cara-alami-mengobatipenyakit.com

Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi


sekunder. Sekitar 90–95% kasus tergolong "hipertensi primer", yang berarti
tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. Kondisi lain yang
mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan 5-10%
kasus lainnya (hipertensi sekunder).
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke, infark miokard
(serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta),
penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan
sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek.
Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah
dan mengurangi resiko terkait komplikasi kesehatan. Meskipun demikian, obat
seringkali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti
tidak efektif atau tidak cukup.
Hasil riset dari JNC-VII (The seventh Report of the Joint National
Commite on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure) 2003
dan WHO-ISH (World Health Organization-International Society of
Hypertension) 1999mengenai hipertensitelah memperbaharui klasifikasi, definisi,
serta stratifikasi risiko untuk menentukan prognosis jangka panjang.
Tabel b. 1 Definisi dan Klasifikasi Tekanan Darah dari JNC-VII 2003

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normal < 120 Dan < 80
Prehipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi
Derajat 1 140-159 atau 90-99
Derajat 2 ≥ 160 atau ≥ 100

Tabel b.2. Definisi dan Klasifikasi Tekanan Darah dari WHO-ISH 1999

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Kategori


Optimal < 120 < 80 Optimal
Normal < 130 < 85 Normal
Normal-Tinggi 130-139 85-89 Normal-Tinggi
Hipertensi Derajat 1 140-159 90-99 Hipertensi Derajat 1
(ringan) (ringan)
140-149 90-94
Subgrup: borderline Subgrup: borderline
Hipertensi Derajat 2 Hipertensi Derajat 2
160-169 100-109
(sedang) (sedang)
Hipertensi Derajat 3 Hipertensi Derajat 3
(berat) ≥ 180 ≥ 110 (berat)
Isolated Systolic ≥140 < 90 Isolated Systolic
Hypertension 140-149 < 90 Hypertension
Subgrup : borderline Subgrup : borderline
Tabel b.2 Klasifikasi Tekanan Darah Normal Sesuai pada Rentang Usia

Kategori Diastolik Sistolik


Bayi 50 70 sampai 90
Anak-anak 60 80 sampai 100
Remaja 60 90 sampai 110
Dewasa muda 60 sampai 70 110 sampai 125
Lanjut usia 80 sampai 90 130 sampai 150

C. Tanda dan Gejala Hipertensi


Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala,
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).Gejala
yang dimaksud adalah sakit kepala, pendarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut :
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
D. Penyebab Hipertensi

Gambar d.1 http://www.deherba.com/bagaimana-garam-menyebabkan-tekanan-darah-


tinggi.html

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu :


a. Hipertensi primer atau esensial

Hipertensi Primer adalah suatu kondisi yang lebih sering terjadi pada
banyak orang yaitu 90% dari semua orang yang mengidap penyakit hipertensi
primer ini. Penyebab dasar yang mendasarinya tidak selalu diketahui, namun
terdiri dari berbagai faktor antara lain ;

- Tekanan darah tidak terdeteksi (diastolik < 90 m Hg, sistolik > 105 mm Hg)
- Peningkatan kolesterol plasma (> 240-250 mg/dl)
- Kebiasaan merokok / alkohol
- Kelebihan berat badan, kegemukan atau obesitas
- Kurang olahraga
- Penggunaan garam yang berlebihan
- Peradangan ditandai peningkatan C reactive
- Gagal ginjal
- Faktor genetik
Jika orang tua atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka ia
memiliki resiko yang lebih besar. Ada pula, statistik yang menunjukan bahwa
masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identic dibandingkan
dengan kembar yang tidak identik.
- Usia
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian menunjukan seraya usia
seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Tidak ada harapan,
ketika bertambah tua akan sama tekanan darahnya ketika saat muda.Yang
hanya bisa dilakukan adalah mengendalikan agar jangan melewati batas yang
normal.

Hipertensi memiliki banyak penyebab, perubahan pada jantung dan


pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya
tekanan darah

b. Hipertensi sekunder

Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder.Sekitar 5-


10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal.1-2% penyebabnya
adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).

Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu


tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilakn hormone epinerfin (adrenalin)
atau norepinefrin (noradrenalin).

Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif atau mala berolahraga.
Stress, alkohol atau garam dalam makanan, bisa memicu terjadinya hipertensi
pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunka. Stress cenderung
meyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stress telah
berlalu maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder :

- Penyakit ginjal
- Kelainan hormonal
- Obat-obatan
- Penyebab lainnya, seperti : preeklamsi pada kehamilan.
E. Hipertensi pada Kehamilan

Gambar d.2 preeklamsia ibu hamil

Hipertensi pada kehamilan bisa juga disebut hipertensi gertasional yaitu


hipertensi yang muncul disaat kehamilan yang tidak disertai proteinuria. Atau bisa
juga hipertensi sembuh sesudah 3 bulan sesudah melahirkan atau kehamilan
dengan gejala-gejala preeklampsia tetapi tidak dengan proteinuria.

Hipertensi gestasional dapat disebut juga dengan transient


hypertension.Hipertensi pada saat kehamilan merupakan salah satu penyebab
mortalitas dan morbiditas pada wanita yang melahirkan.Kelainan hipertensi pada
kehamilan dapat menyebabkan kasus kematian pada janin dan ibu.

Pada orang yang terkena hipertensi gestasional, meningkatnya tekanan


dapah pada saat menginjak usia kehamilan 36 minggu dan tidak ada riwayat
hipertensi sebelumnya sehingga merupakan hipertensi gentasional, dan
dibutuhkan penanganan yang cepat berupa terminasi kehamilan dengan persalinan
pervaginam.

a. Gejala-gejala hipertensi gestasional

Berikut ini adalah gejala- gejala hipertensi gestasinal atau tekanan darah


tinggi pada saat kehamilan antara lain adalah :
- Tekanan sistolik 140 mmHg atau tekanan distolik 90 mmHg
- Meningkatnya tekanan darah hingga 160/110 mmHg atau melebihi
- Proteinuria 2.0 g/24 dijam atau urine dipstick 2+
- Meningkatnya kretinin serum lebih besar dari 1.2 mg/dL kecuali pada
sebelumnya sudah ada riwayat pada gangguan ginjal.
- Trombosi kurang dari 100,000/L
- Adanya anemia mikroangiopqti hemolisis – meningkatnya LDH
- Menngkatnya serum transaminase – ALT or AST
- Rasa sakit kepala dan mengalami gangguan visus
- Rasa sakit epigastrik persisiten

b. Penyebab Hipertensi Gestasional


Walaupun penyebab utamanya dari hipertensi pada masa kehamilan,
terjadi karena reaksi penolakan imonulogik ibu terhadap kehamilan dimana janin
di anggap sebagai hostile tissue graff rection dimana reaksi penolakan
imonulogik. Hal ini menyebabkan gangguan yang lebih banyak pada tubuh wanita
yang sedang hamil dibandingkan akibat meningkatnya tekanan darah, yaitu
perubahan kimia total pada reaksi yang tidak bisa diadaptasi yang bisa
menyebabkan kejang dan kematian pada wanita hamil.
Hipertensi gestasional bisa mengakibatkan antara lain :
- Efek kerusakan yang terjadi pada pembuluh darah wanita hamil yang akan
merusak vascularasi darah,sehingga dapat mengganggu bertukarnya oksigen
dan nutrisi melalui placenta dari ibu ke janin. Ini dapat mengakibatkan
premturitas placenta dengan akibat pertumbuhan janin yang tidak normal
dalam rahim.
- Hipertensi juga dapat menurunkan produksi jumlah seni janin sebelum lahir.
Padahal air seni janin merupakan cairan yang paling penting untuk
pembentukan amnion,sehingga bisa terjadi oligohydromnion atau minimnya
jumlah air ketuban.
- Hipertensi yang terjadi pada wanita yang sedang hamil bisa mengganggu
pertukaran nutrisi pada janin dan bisa menbahayakan ginjal pada janin.
F. Dampak Hipertensi

Gambar f.1 http://tanamanherba.com/uncategorized/sakit-tekanan-darah-tinggi-


hipertensi.html

Suatu peningkatan dari tekanan darah meningkatkan resiko terjadinya


penyakit lain pada penderita. Komplikasi hipertensi sering dirujuk sebagai
kerusakan akhir organ akibat tekanan darah tinggi kronis. Oleh sebab itu,
mengontrol tekanan darah tinggi sangat penting dilakukan secara rutin dan
berkelanjutan sehingga dapat mengupayakan tekanan darah normal dan mencegah
komplikasi penyakit ini, yang berdampak pada organ lain, yaitu :
- Gangguan jantung

Gambar f.2 gagal jantung (heart failure)


- Pengerasan arteri-arteri (aterosklerosis)

Gambar f.3 pengerasan arteri oleh plak

- Gangguan ginjal (renal) bisa juga gagal ginjal

Gambar f.4 gagal ginjal akibat hipertensi

- Kerusakan mata
- Stroke (kerusakan otak)

Gambar f.5 kerusakan otak oleh pembuluh darah

G. Diagnosis Hipertensi
Pemeriksaan pasien hipertensi memiliki tujuan, yaitu untuk menilai gaya
hidup dan faktor risiko kardiovaskular lainnya atau bersamaan gangguan yang
mungkin mempengaruhi prognosis dan pedoman pengobatan, untuk mengetahui
penyebab tekanan darah tinggi, untuk menilai ada atau tidaknya kerusakan target
organ dan penyakit kardiovaskular (National Institutes of Health, 2003).
Pemeriksaan pada hipertensi menurut PERKI (Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular Indonesia) (2003), terdiri atas:
1. Riwayat penyakit
a. Lama dan klasifikasi hipertensi
b. Pola hidup
c. Faktor-faktor risiko kelainan kardiovaskular
d. Riwayat penyakit kardiovaskular
e. Gejala-gejala yang menyertai hipertensi
f. Target organ yang rusak
g. Obat-obatan yang sedang atau pernah digunakan
2. Pemeriksaan fisik
a. Tekanan darah minimal 2 kali selang dua menit
b. Periksa tekanan darah lengan kontra lateral
c. Tinggi badan dan berat badan
d. Pemeriksaan funduskopi
e. Pemeriksaan leher, jantung, abdomen dan ekstemitas
f. Refleks saraf
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Urinalisa
b. Darah : platelet, fibrinogen

c. Biokimia : potassium, sodium, creatinin, GDS, lipid profil, asam urat

4. Pemeriksaan tambahan

a. Foto rontgen dada

b. EKG 12 lead

c. Mikroalbuminuria

d. Ekokardiografi

Tekanan darah setiap orang sangat bervariasi. Pengukuran tunggal yang


akurat adalah awal yang baik tetapi tidak cukup: ukur tekanan darah dua kali dan
ambil rata-ratanya. Hipertensi didiagnosis jika rata-rata sekurang-kurangnya 2
pembacaan per kunjungan diperoleh dari masing-masing 3 kali pertemuan selama
2 sampai 4 minggu diperoleh tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau 90 mmHg
untuk diastolik. Menurut JNC 7, tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg atau
kurang. Prehipertensi bila tekanan darah 120/80 samapi 139/89 mmHg. Hipertensi
stadium 1 bila tekanan darah sistolik 140 sampai 159 mmHg atau tekanan darah
diastolik 90 sampai 99 mmHg. Serta hipertensi stadium 2 bila tekanan darah
sistolik ≥160 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 100 mmHg (Cohen, 2008).
H. Cara Mencegah dan Mengatasi Hipertensi
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi
yang masih memiliki tekanan darah normal ataupun mengatasi hipertensi bagi
yang sudah memiliki penyakit hipertensi, yaitu diantaranya :
- Kurangi konsumsi garam dalam makanan. Jika sudah menderita tekanan darah
tinggi sebaiknya menghindari makanan yang mengandung garam.
- Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium.
- Hindari minuan atau makanan beralkohol.
- Lakukan olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur bisa menurunkan
tekanan darah tinggi. Jika menderita tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga
yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang.
Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu.
- Banyak bergerak untuk menurunkan hipertensi.
- Kurangi gula.
- Perbanyak makan sayur dan buahyang berserat tinggi seperti sayuran hijau,
pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk.
- Relaksasi
- Kelola stress
- Meditasi
- Menjauhi kafein
- Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi
atau hipertensi.
- Kendalikan kadar kolesterol.
- Kendalikan diabetes.
- Hindari obatyang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan dan
mintalah ke dokter agar memberikan obat yang tidak meningkatkan tekanan
darah.
- Waktu istirahat yang cukup.
- Pola makan yang sesuai dengan penyakit hipertensi
Gambar I.1 http://franzsinatrayoga.blogspot.com

I. Pengobatan Hipertensi
Hipertensi atau darah tinggi bukanlah penyakit yang tidak bisa
disembuhkan, tetapi dapat dicegah dan dikendalikan. Namun ada beberapa cara
pengobatan tradisional maupun secara pengobatan modern atau medis.

a. Pengobatan Tradisional
Pengobatan tradisional didapat dari bahan makanan yang dapat merdakan
tekanan darah tinggi, diantaranya :
- Sayuran: cincau hijau (olahan), seledri, bayam, brokoli, cabai, bawang putih,
sambiloto
- Umbi-umbian : buah bit, kentang ungu, ubi ungu
- Hewani :ceker ayam, telur ayam, chitosan (limbah kulit udang), ikan laut segar,
susu skim
- Bunga : roselia, dandelion
- Kacang dan biji-bijian : biji bunga matahari, kedelai, kedelai hitam, gandum oat
- Buah-buahan : mengkudu, kismis, berries, cokelat hitam, semangka, kiwi, pisang,
kurma, anggur, leci
Namun bahan makanan yang dapat meredakan ini tergantung juga dari cara
pengolahan, penambahan bahan lainnya dan penyajiannya pula.

b. Pengobatan Medis
Selama beberapa tahun terakhir ini ada kemajuan pesat yang dicapai dalam
bidang pengobatan tekanan darah tinggi. Dengan demikian, dilihat dari
keseluruhan sudah berkurang komplikasi yang berat.
Sudah jelas bahwa merawat penderita tekanan darah tinggi dengan baik
akan menurangi akibat-akibat buruk bagian yang belum mendapat perawatan
sedangkan tanpa perawatan ersebut akibat-akibat buruk itu tidak dapat
dihindarkan. Perawatan yang mutakhir yang digunaka diseluruh dunia adalah
beta-blockers.
1. Beta-blockers

Gambar i.1 salah satu obat beta-blockers Propranolol

Yang pertama ditemukan dalam seri ini adalah propranolol yang dipakai
mengukur yang alin-lain itu.
Propranolol pertama dipakai untuk mengurangi seringnya dan beratnya
angina jantung. Juga berguna mengurangi ketidak-teraturan pada jantung.
Kemudian terasa juga kegunaannya untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Kini
beta blockers dipergunakan secara luas untuk perawatan tekanan darah tinggi.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah acebutolol, betaxolol, bisoprolol,
esmolol, atenol, metaprolol, alpremenolol, oxprenolol, pindolol, dan yang lain-
lain. Namun setiap sekian bulannya sering variasi obat-obatan ini bermunculan
pada daftar percobaan klinik yang dilaporkan pada jurnal kesehatan dunia,
khususnya inggris dan pusat-pusat kesehatan lainnya.

2. Diuretik oral

Gambar i.2 obat diuretik oral yaitu chiorothiazide

Pada mulaya ini digunakan untuk membuang kelebihan cairan dalam tubuh.
Faedahnya untuk menurunkan tekanan darah tinggi segera terasa, dan
penggunaanya sudah meluas. Dan chiorothiazide adalah yang pertama muncul
pada tahun 1950-an. Banyak dokter yang mengatakan bahwa itu adalah yang
paling mantap untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

3. Penenang
Gambar i.3 obat penenang diazepam

Telah menjadi kebiasaan untuk memberikan berbagai obat penenang kepada


para pasienyang menderita tekanan darah tinggi supaya mereka menerima
keadaan hidupnya dan menghindarkan krisis emosi yang tidak beralasan.
Barbiturate sudah luas penggunaanya, namun telah dihapuskan diseluruh dunia
dan tidak lama lagi obat-obatan ini tidak beredar lagi. Telah diganti dengan obat
penenang baru yang dikenal dengan benzodiazepine.

Untuk efek samping pengobatan ini beta-blockers dan diuretik adalah yang
paling tipis efek sampingnya, walaupun menimbulkan masalah bag orang-orang
yang peka. Diuretik ini tidak populer karena sering kencing. Tetapi inilah
sebagian dari modus operandi, dan memberikan keterangan pada umumnya para
pasien menerimanya.
Para penderita tekanan darah tinggi yang tidak mempunyai komplikasi
disarankan untuk mengikuti suatu cara hidup tertentu. Orang-orang yang gemuk
disarankan supaya mengurangi berat badannya sampai normal. Menghentikan
rokok lebih baik bagi kelompok yang menghadapi resiko komplikasi. Senam
sederhana disarnkan.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Tekanan darah atau hipertensi adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah
terhadap pembuluh darah. Hipertensi berdasarkan penyebabnya ada dua, yaitu
hipertensi primer atau bisa dikatan juga esensial yang tidak diketahui
penyebabnya dan kebanyak penderita hipertensi sebanyak 90 % termasuk pada
kategori ini, sedangkan hipertensi sekunder hipertensi yang diketahui
penyebabnya.
Gejala yang biasa timbul diantaranya sebagai berikut : sakit kepala,
kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang
terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

Namun ada pula yang tidak mendapatkan gejala-gejala tersebut, maka dari
itu hipertensi dapat dikatakan the silent killer karena bisa tanpa terketahui oleh
yang dideritanya. Dan dampak yang timbul oleh hipertensi bisa menyebabkan
penyakit lain, diantaranya :

- Gangguan jantung
- Pengerasan arteri-arteri
- Gangguan ginjal (renal)
- Kerusakan mata
- Stroke (kerusakan otak)
B. Saran
Walaupun penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan, namun jika dapat
mengatasi dan mengontrol penyakit ini dengan baik tekanan darah akan tetap
normal dan terhindar dari komplikasi yang berawal dari hipertensi.
Tak hanya demikian, gaya hidup seperti : berolahraga, makanan sesuai
yang dibutuhkan, menghindari rokok, alkohol, menghindari stress dan istirahat
yang cukup dapat mengontrol tekanan darah.

DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti, Maya, 2012. Meracik Sendiri Obat & Menu Sehat Bagi Penderita
Darah Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Univeristas Sumatera Selatan, 2011. Chapter II [pdf]

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17124/4/Chapter%20II.pdf)

Jawa, Noni, 2012. Hipertensi Pada Kehamilan [online]

(http://darahtinggi.info/hipertensi-pada-kehamilan.html. Diakses pada tanggal 14


Mei 2012)

Dokter Sehat, 2011. Mencegah dan Mengatasi Hipertensi [online]

(http:/doktersehat.com/mencegah-dan-mengatasihipertensi. Diakses pada tanggal


18 Juli 2011)

Anda mungkin juga menyukai