Anda di halaman 1dari 3

Kebanyakan dari Anda pasti baru pertama kali mendengar yang namanya halon fire extinguisher.

Karena
memang jenis pemadam kebakaran yang satu ini adalah yang paling jarang digunakan dan dibuat secara
spesifik untuk bangunan-bangunan tertentu.
Misalnya atau ruang yang selalu dipenuhi oleh cairan kimia atau cairan mudah terbakar seperti
laboratorium, gudang atau tangki penyimpanan bensin dalam pom bensin, gedung di tambang minyak,
ruang tertentu di rumah sakit, dan masih banyak lagi.
Jika Anda ingin membuat gedung atau punya satu ruang di rumah yang sekiranya akan dipenuhi oleh
benda-benda cair mudah terbakar, ada baiknya pelajari apa itu pemadam kebakaran jenis halon dan
bagaimana cara kerjanya.
Apa itu Halon Fire Extinguisher?
Alat pemadam api halon atau gas halon adalah sebuah gas kimia dengan nama ilmiah
Bromochlorodifluoromethane atau BCF. Sebenarnya gas halon sendiri punya banyak jenis dengan unsur
kimia yang berbeda-beda. Namun halon yang digunakan untuk pemadam kebakaran adalah halon 1211
dengan formula CF2ClBr.
Dikutip dari Wikipedia, halon fire extinguisher dikembangkan khusus untuk memadamkan api dengan
kelas A, B dan C. Artinya gas kimia ini bisa memadamkan api yang berasal dari cairan kimia atau cairan
mudah terbakar, benda-benda padat organik, serta api yang disebabkan karena korsleting listrik atau
mesin.
Pada awalnya, alat pemadam kebakaran gas ini dikembangkan untuk menjadi sistem proteksi kebakaran
di pesawat terbang. Sebab pesawat tidak memiliki sirkulasi udara yang baik dan sangat berbahaya jika
harus menggunakan foam APAR.
Sedangkan jika menggunakan air atau water sprinkler, tentunya seluruh isi pesawat akan menjadi
tergenang air yang bisa menyebabkan semakin banyak korsleting di bagian mesin lainnya.
Oleh sebab itu halon fire extinguisher dipilih sebagai salah satu yang paling cocok dan sesuai dengan
kondisi pesawat. Bukan hanya itu, bagian interior pesawat juga kebanyakan tidak memiliki barang-barang
yang terbuat dari bahan besi.
Sebab alat pemadam kebakaran gas ini bisa menghasilkan gas beracun dari korosi bilamana terkena benda
yang bisa berkarat.
Lihat Produk kami : Fire Extinguisher dari PT. Mitra Jaya Sarana
Bagaimana Cara Kerja Halon untuk Memadamkan Kebakaran?
Dalam APAR maupun sistem pemadam kebakaran otomatis, umumnya halon sudah diubah menjadi
liquefied gas alias gas yang dicairkan dengan melalui proses kondenisasi. Proses ini dilakukan agar gas
halon bisa disimpan di dalam tabung alat pemadam kebakaran dan bisa langsung keluar tanpa butuh
tekanan kuat maupun penyesuaian suhu untuk menguap kembali menjadi benda gas.
Dalam sistem pemadam kebakaran otomatis, gas halon akan langsung keluar dan memenuhi ruangan
yang terindikasi memiliki sumber api.
Halon fire extinguisher bekerja dengan cara mengikat oksigen yang ada di ruangan dan menyelimuti api.
Seperti yang Anda tahu, api tidak akan bisa menyala dan terbakar jika tidak ada oksigen di sekitarnya.
Gas halon juga menjadi salah satu alat pemadam kebakaran yang paling cepat dan disebut dengan nama
"clean agent". Sebab alat pemadam api ini tidak meninggalkan sisa residu apapun seperti foam yang selalu
meninggalkan bekas busa putih di area material yang terbakar. Atau seperti carbon dioxide fire
extinguisher yang kadang membuat material yang terbakar jadi membeku karena suhu yang terlalu dingin.
Oleh karena itulah, halon menjadi salah satu sistem proteksi kebakaran yang digunakan di dalam pesawat
terbang atau laboratorium yang notabene-nya memiliki banyak benda penting dan tidak boleh rusak
akibat alat pemadam kebakaran.
Apakah Halon Fire Extinguisher Berbahaya?
Meskipun tidak meninggalkan residu dan tidak mengubah suhu di sekitar benda yang terbakar, namun
tetap ada resiko dari penggunaan halon fire extinguisher. Salah satunya adalah gas ini bisa berubah
menjadi gas beracun dan membuat seluruh logam yang ada di dalam ruangan menjadi berkarat.
Racun itu sendiri dihasilkan dari korosi atau proses pengkaratan ketika besi, alumunium, atau benda
dengan material metal lainnya terkena gas atau cairan kimia tertentu.
Jika terhirup dalam jumlah banyak, gas ini bisa meracuni tubuh manusia hingga menimbulkan beberapa
gejala seperti pusing, mual, lemas, dan pingsan.
Sedangkan di dalam pesawat maupun laboratorium, kebanyakan benda logam yang ada terbuat dari
bahan stainless steel alias logam yang tidak bisa berkarat. Sehingga cenderung lebih aman dan tidak begitu
membahayakan untuk korban yang masih terperangkap di dalam ruangan.
Tetapi ada satu resiko lagi dari sistem halon untuk memadamkan kebakaran. Yaitu menyerap oksigen
hingga kemungkinan besar orang yang ada di dalam ruangan ketika halon disemburkan bisa kekurangan
oksigen dan tidak sadarkan diri.
Oleh karena itu untuk penggunaan sistem halon fire extinguisher di laboratorium atau ruangan kelistrikan,
wajib ada ventilasi yang cukup untuk membuang seluruh gas halon ketika api sudah padam.
Gas halon yang terhirup sebenarnya tidak terlalu berbahaya. Sebab sistem pernafasan manusia punya alat
atau organ yang digunakan khusus untuk menyaring gas selain oksigen ke dalam tubuh. Namun jika tidak
ada oksigen yang masuk ke dalam ruangan tersebut, maka orang yang ada di dalam ruangan tersebut bisa
lemas.
Sistem pemadam kebakaran yang menggunakan gas halon sendiri sempat dicekal di beberapa negara
hampir seluruh negara di dunia pada tahun 1994.
Dan hingga saat ini, kebanyakan negara di Eropa dan Australia masih melarang penggunaan halon untuk
sistem proteksi kebakaran otomatis maupun dalam bentuk fire extinguisher. Kecuali untuk bangunan-
bangunan penting seperti penerbangan, militer, dan kepolisian.
Sedangkan di Amerika Serikat, gas halon masih boleh digunakan untuk umum maupun untuk militer dan
pemerintahan di sana. Meskipun harganya cukup mahal baik untuk biaya pemasangan maupun
maintenance-nya.
Dimana Harus Memasang Pemadam Kebakaran Jenis Halon?
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, kebanyakan halon fire extinguisher digunakan di tempat-
tempat yang dipenuhi dengan cairan kimia mudah terbakar seperti tambang minyak, laboratorium, tangki
bensin, dan sebagainya.
Dalam beberapa negara maju, halon 1211 juga digunakan untuk bangunan penting yang berpengaruh
pada negara. Misalnya markas militer, ruang khusus di rumah sakit, bangunan yang berhubungan dengan
penerbangan, interior pesawat terbang, dan bangunan kepolisian.
Namun untuk memasang sistem pemadam kebakaran ini, Anda perlu menaati regulasi dan standar yang
sudah ditetapkan oleh masing-masing negara. Misalnya dimana harus menempatka fire extinguisher,
jangka waktu dari alarm berbunyi hingga gas halon keluar, masalah ventilasi udara, dan lain sebagainya.
Anda juga harus menghindari menempatkan halon untuk sistem proteksi kebakaran otomatis di ruang
mesin atau penuh kabel listrik.
Karena seperti yang dikatakan tadi, ruangan tersebut bisa dipenuhi gas beracun yang jauh lebih berbahaya
akibat korosi setelah terkena unsur kimia dalam gas halon.
Demikianlah penjelasan mengenai halon fire extinguisher mulai dari pengertian, fungsi, dan cara kerjanya.
Sekarang, silahkan Anda pertimbangkan apakah sistem pemadam kebakaran jenis ini sesuai dengan apa
yang dibutuhkan atau tidak.
Baca juga: Mengenal Apa itu Carbon Dioxide Fire Extinguisher

Anda mungkin juga menyukai