Anda di halaman 1dari 132

1

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. 1

DAFTAR ISI............................................................................................... 3

DAFTAR TABEL...................................................................................... 3

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. 3

BAB I PERTEMUAN KE 2...................................................................... 1


I.I Konsep dan Ruang Lingkup Studi Kelayakan Bisnis........................ 1
I.I. 1 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis....................................... 3
I.I. 2 Etika Studi Kelayakan Bisnis..................................................... 7
I.I. 3 Hasil Studi Kelayakan Bisnis..................................................... 9
I.2 Glosarium.......................................................................................... 10
I.3 Soal.................................................................................................... 10
I.4 Sumber............................................................................................... 10
BAB II PERTEMUAN KE 3..................................................................... 1
II.I Pasar Permintaan dan Penawaran dalam Studi Kelayakan Bisnis...... 12
II.I.2 Pengertian Pasar........................................................................ 16
II.I.3 Pengertian Permintaan dan Penawaran...................................... 18
II.I.4 Implikasi pada SKB................................................................... 21
I.2 Glosarium.......................................................................................... 22
I.3 Soal.................................................................................................... 22
I.4 Sumber............................................................................................... 22

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar I.I.1 Aspek Keuangan................................................................. 4


Gambar II.I.2 Penawaran dan Permintaan................................................. 17

3
4
DAFTAR TABEL

Tabel I.I Studi Kelayakan Bisnis........................................................ 3

5
BAB I
PERTEMUAN KE 2
I.I KONSEP DAN RUANG LINGKUP STUDI KELAYAKAN BISNIS

Studi kelayakan bisnis adalah sebuah studi yang bertujuan mengukur kelayakan

suatu proyek bisnis. Studi ini berfokus pada identifikasi potensi masalah.

Harapannya, usaha yang akan Anda jalankan nanti dapat bertahan lama dan jauh

dari potensi rugi. Bukan hanya mengidentifikasi potensi masalah, studi kelayakan

bisnis juga membahas bagaimana solusi atas masalah tersebut. Misalnya seperti

masalah mengenai operasional dan bagaimana bisnis berjalan nantinya.

Banyaknya masalah yang mengakibatkan suatu usaha atau bisnis ternyata tidak
menguntungkan (gagal) di kemudian hari. Kondisi ini terjadi karena adanya
kesalahan perencanaan, kesalahan menaksirkan pasar yang tersedia, kesalahan
dalam memperkirakan teknologi yang dipakai oleh perusahaan. Kondisi faktor
lingkungan yang berubah, baik lingkungan ekonomi, sosial, bahkan politik akan
mempengaruhi atas pelaksanaana usaha yang dijalankan.Pada sisi yang lain
usaha yang dilakukan telah berjalan maka studi kelayakan tetap memberikan
manfaat yang besar terhadap perkembangan usaha dengan harapan dapat
menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan
usaha yang ternyata tidak layak atau tidak menguntungkan.

Berikut ini merupakan pengertian studi kelayakan bisnis dari beberapa sumber
buku dan pendapat para ahli :

Studi Kelayakan Bisnis Menurut Suliyanto (2010:3), “Studi kelayakan bisnis


merupakan penelitian yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis
layak untuk dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk
dilaksanakan jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi
semua pihak dibandingkan dampak negatif yang ditimbulkan”

Menurut (Arifudin. O. & Rusmana. F., 2020) bahwa organisasi akan berusaha
untuk meningkatkan kemampuannya menyelenggarakan semua fungsi organisasi
dengan tingkat efesiensi dan efektivitas yang tinggi perwujudan situasi demikian,
setiap organisasi menghadapi berbagai tantangan internal yang tidak kalah
pentingnya dengan berbagai tantangan yang sifatnya eksternal.

1
Menurut (Husein Umar, 2007), Studi kelayakan bisnis atau usaha merupakan
penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau
tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam
rangka pencapaian keuntungan yang maksimal dalam waktu yang tidak ditentukan,
misalnya rencana peluncuran produk baru.
Menurut (Rangkuti, 2012), studi kelayakan bisnis dan investasi adalah analisis
kelayakan tentang dapat tidaknya suatu proyek dilaksanakan. Dimana proyek yang
dianalisis berupa proyek bisnis atau proyek investasi dengan tujuan separuh bisnis
dan separuh sosial, seperti proyek investasi pembangunan jalan tol, kawasan
industri, terminal, serta berbagai proyek investasi lainnya.
Menurut (Ibrahim, 2003), studi kelayakan bisnis adalah kegiatan untuk menilai
sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan
usaha atau proyek. Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya
suatu bisnis. Keberhasilan ditafsirkan sebagai manfaat ekonomis.
Menurut (Jumingan, 2011), Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat
tidaknya suatu proyek dilaksanakan berhasil. Istilahnya proyek mempunyai arti
suatu pendirian usaha baru atau pengenalan suatu (barang atau jasa) yang baru
ke dalam suatu produk mix yang sudah ada selama ini.
Menurut (Sunyoto, 2014), studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap
rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun,
tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian
keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.
Studi kelayakan bisnis mempunyai keterkaitan yang erat dengan rencana disebuah
ide bisnis setelah dilakukan studi dan dinyatakan layak untuk dijalankan maka
langkah selanjutnya adalah membuat rencana bisnis. Jika reneana bisnis dapat
dilaksanakan maka dilakukanlah pelaksanaan bisnis. Jika ide bisnis tidak layak
atau rencana bisnis tidak dapat dilaksanakan maka kembalikan proposal bisnis
dalam ide bisnis yang mungkin ditunda atau ditolak. Adapun gambar dibawah ini
menampilkan perbandingan antara aktivitas studi kelayakan di bawah konsep teori
reneana bisnis (Ali Hadi Jebrin 1,2017).

2
I.I studi kelayakan bisnis

I.I.1 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis


Menurut Suliyanto (2010), terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan
dalam studi kelayakan bisnis, yaitu sebagai berikut:

 Aspek Hukum

Aspek yang menganalisis kemampuan pelaku bisnis dalam memenuhi ketentuan


hukum dan perizinan yang diperlukan untuk menjalankan bisnis di wilayah tertentu.
Aspek lingkungan.

 Aspek Lingkungan

menganalisis kesesuaian lingkungan sekitar (baik lingkungan operasional,


lingkungan dekat, dan lingkungan jauh) dengan ide bisnis yang akan dijalankan.
Dalam aspek ini dampak bisnis bagi lingkungan juga dianalisis.

 Aspek Pasar Dan Pemasaran

Aspek pasar menganalisis potensi pasar, intensitas persaingan, market share yang
dapat dicapai, serta menganalisis strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk
mencapai market share yang diharapkan. Aspek teknis dan teknologi.

 Aspek Teknis

menganalisis kesiapan teknis dan ketersediaan teknologi yang dibutuhkan untuk


menjalankan bisnis. Aspek manajemen dan sumber daya manusia.

 Aspek Manajemen Dan Sumber Daya Manusia

menganalisis tahap-tahap pelaksanaan bisnis dan kesiapan tenaga kerja, baik


tenaga kerja kasar maupun tenaga kerja terampil yang diperlukan untuk
menjalankan bisnis. Aspek keuangan.

 Aspek Keuangan

3
menganalisis besarnya biaya investasi dan modal kerja serta tingkat pengembalian
investasi dari bisnis yang akan dijalankan. Disamping itu terdapat beberapa
metode untuk membantu menganalisis kriteria suatu investasi.
Aspek keuangan ini dianalisis dengan menggunakan teknik penganggaran modal
yang memperhitungkan periode pengembalian, nilai bersih sekarang, tingkat
pengembalian internal, dan indeks keuntungan. Hasil perhitungan teknik capital
budgeting dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk mengambil
keputusan.
Namun selain dari hasil perhitungan, diperlukan juga pengendalian penganggaran
modal agar harapan yang telah dibuat dapat tercapai.
Kata Kunci : Studi Kelayakan, Payback Period, Internal Rate of Return, Net Present
Value, Profitability Index. Seperti grafik dibawah ini :

I.I.1 Aspek keuangan

Menurut Suliyanto (2010:9),mengemukakan untuk memperoleh kesimpulan yang


kuat tentang dijalankan atau tidaknya sebuah ide bisnis, studi kelayakan bisnis
yang mendalam perlu dilakukan pada beberapa aspek kelayakan bisnis, yaitu
aspek hukum, aspek lingkungan, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologi, aspek manajemen dan sumber daya manusia, dan aspek keuangan.

 Aspek Hukum

Menurut Suliyanto (2010:16), suatu ide bisnis dinyatakan layak jika ide bisnis
tersebut sesuai dengan ketentuan hukum dan mampu memenuhi segala
persyaratan perizinan di wilayah tersebut. Analisis aspek hukum pada studi
kelayakan bisnis bertujuan untuk: a. Menganalisis legalitas usaha yang akan
dijalankan. b. Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang
akan dilaksanakan. c. Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam

4
memenuhi persyaratan perizinan. d. Menganalisis jaminan-jaminan yang bisa
disediakan jika bisnis akan dibiayai dengan pinjaman.

 Aspek Lingkungan Menurut Suliyanto (2010:45),

Suatu ide bisnis disebut layak berdasarkan aspek lingkungan jika kondisi
lingkungan sesuai dengan kebutuhan ide bisnis dan ide bisnis tersebut dapat
memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dampak negatifnya di wilayah
tersebut. Analisis aspek lingkungan memiliki tujuan:
a. Menganalisis kondisi lingkungan operasional yang terdiri dari pesaing, pemasok,
pelanggan, kreditor, dan pegawai untuk memperoleh jawaban apakah kondisi
lingkungan operasional memungkinkan atau tidak untuk menjalankan suatu ide
bisnis.
b. Menganalisis kondisi lingkungan industri yang terdiri dari persaingan antar
perusahaan, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, barang substitusi, dan
hambatan masuk untuk memperoleh jawaban apakah kondisi lingkungan industri
memungkinkan atau tidak untuk menjalankan suatu ide bisnis.
c. Menganalisis kondisi lingkungan jauh yang terdiri dari lingkungan ekonomi,
sosial, politik, teknologi, dan global untuk memperoleh jawaban apakah kondisi
lingkungan jauh memungkinkan atau tidak untuk menjalankan suatu ide bisnis.
d. Menganalisis dampak positif maupun dampak negatif bisnis terhadap
lingkungan, baik lingkungan operasional, lingkungan industri, maupun lingkungan
jauh.
e. Menganalisis usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak
negatif bisnis terhadap lingkungan, baik lingkungan operasional, lingkungan
industri, maupun lingkungan jauh.
 Aspek Pasar dan Pemasaran

Menurut Suliyanto (2010:83), suatu ide bisnis disebut layak berdasarkan aspek
pasar dan pemasaran jika ide bisnis tersebut dapat menghasilkan produk yang
dapat diterima pasar (dibutuhkan dan diinginkan oleh calon konsumen) dengan
tingkatpenjualan yang menguntungkan.
Analisis aspek pasar dan pemasaran dalam studi kelayakan bisnis bertujuan
untuk:
a. Menganalisis permintaan atas produk yang akan dihasilkan.
b. Menganalisis penawaran atas produk sejenis.
c. Menganalisis ketersediaan rekanan atas pemasok faktor produksi yang
dibutuhkan.
d. Menganalisis ketepatan strategi pemasaran yang akan digunakan.

5
Menurut Suliyanto (2010:83), bauran pemasaran merupakan kombinasi dan empat
variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang dapat dikendalikan oleh
perusahaan. Variabel-variabel tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat
kelompok utama yang dikenal dengan 4P, yaitu product (produk), price (harga),
promotion (promosi), place (tempat/distribusi).
a. Product (produk) Menurut Kotler dan Amstrong (2010:248), produk adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen.
b. Price (harga) Menurut Kotler dan Amstrong (2010:314), harga adalah sejumlah
uang yang dikenakan kepada produk. Harga merupakan nilai yang dikorbankan
oleh konsumen untuk memperoleh manfaat dari pengorbanan tersebut.
c. Promotion (promosi) Menurut Kotler dan Amstrong (2010:76), promosi
merupakan semua bentuk aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan nilai yang ditawarkan perusahaan dan memengaruhi
pelanggan untuk membeli barang yang ditawarkan.
d. Place (tempat atau distribusi) Menurut Kotler dan Amstrong (2010:14), Place
adalah berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat
diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. Lokasi sering pula disebut saluran
distribusi yaitu suatu perangkat organisasi yang saling tergantung dalam
penyediaan suatu produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh
konsumen atau pengguna bisnis.

 Aspek Teknis dan Teknologi

Menurut Suliyanto (2010:134), suatu ide bisnis disebut layak berdasarkan aspek
teknis dan teknologi jika berdasarkan hasil analisis ide bisnis dapat dibangun dan
dijalankan dengan baik. Analisis aspek teknis dan teknologi dalam studi kelayakan
bisnis bertujuan untuk:
a. Menganalisis kelayakan lokasi untuk menjalankan bisnis.
b. Menganalisis besarnya skala produksi untuk mencapai tingkatan skala
ekonomis.
c. Menganalisis kriteria pemilihan mesin dan peralatan untuk menjalankan proses
produksi.
d. Menganalisis teknologi yang akan digunakan.

 Aspek Sumber Daya Manusia

Menurut Suliyanto (2010:158), suatu ide bisnis disebut layak berdasarkan aspek
sumber daya manusia jika memiliki kesiapan tenaga kerja untuk menjalankan
bisnis dan bisnis tersebut dapat dibangun sesuai waktu yang telah diprediksi.
Analisis aspek manajemen dan sumber daya manusia memiliki tujuan:

6
a. Menganalisis jenis pekerjaan yang diperlukan untuk pembangunan bisnis.
b. Menganalisis biaya yang diperlukan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan
yang diperlukan untuk pembangunan bisnis.

 Aspek Keuangan

Menurut Ridwan S. Sundjaja (2013a:75), keuangan adalah ilmu dan seni dalam
mengelola uang, yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap
organisasi. Menurut Suliyanto (2010:184), suatu ide bisnis disebut layak
berdasarkan aspek keuangan jika sumber dana untuk membiayai ide bisnis
tersebut tersedia serta bisnis tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian
yang menguntungkan dengan berdasarkan asumsi-asumsi yang logis. Aspek
keuangan dalam studi kelayakan bisnis bertujuan untuk:
a. Menganalisis sumber dana untuk menjalankan usaha.
b. Menganalisis besarnya kebutuhan biaya investasi yang diperlukan.
c. Memproyeksikan arus kas dari usaha yang akan dijalankan.
d. Menganalisis tingkat pengembalian investasi yang ditanamkan dengan
berdasarkan beberapa analisis kelayakan investasi, seperti Payback Period (PP),
Net Present Value (NPV), Profitabilitas Indeks (PI).

I.I.2ETIKA STUDI KELAYAKAN BISNIS


Tujuan dari studi kelayakan bisnis ini adalah untuk menghindari penanaman modal
yang besar untuk kegiatan yang kurang memberikan keuntungan. Untuk
mempelajari usulan suatu proyek dari segala sisi atau aspek secara professional
agar pada akhirnya bisa mencapai segala sesuatu yang direncanakan.
Seperti yang bisa ketahui, hasil dari suatu studi kelayakan adalah suatu laporan
tertulis. Isi laporan kelayakan menyatakan bahwa suatu rencana bisnis layak atau
tidak direalisasikan. Studi kelayakan bisa digunakan oleh pihak – pihak yang
mengkaji ulang untuk ikut serta dalam menyetujui atau menolak kelayakan laporan
tadi sesuai dengan kepentinganya.
Kemungkinan terjadinya suatu studi kelayakan yang telah dinyatakan layak
ternyata pada akhirnya tak tercapai. Hal ini bisa disebabkan oleh pengambilan
keputusan akhir yang menolak karena adanya intervensi dari pihak lain merasa
beberapa dari kepentingan yang disertakan tidak terpenuhi.oleh karena itu
perusahaan harus sangat hati - hati dalam menyediakan analisis kelayakan, karena
kelangsungan
Suatu bisnis melibatkan banyak faktor sehingga perlukan penjabaran yang
terperinci dan dalam sehingga dapat memberi informasi yang mendukung
keputusan akhir.

7
Banyak faktor yang dapat mengakibatkan suatu bisnis ternyata kemudian menjadi
tidak menguntungkan ataupun gagal karena terjadi berbagai kesalahan. Kesalahan
terjadi seperti ini: kesalahan dalam perencanaan, kesalahan dalam penafsiran
pasar, kesalahan dalam pengunaan teknologi, kesalahan dalam menentukan
kontinuitas bahan baku, maupun kesalahan dalam memperkirakan jumlah tenaga
kerja. Selain itu, ada juga disebabkan oleh faktor - faktor yang sering berubah
seperti faktor ekonomi, sosial, politik dan faktor lingkungan seperti bencana alam
atau kebakaran pada lokasi perencanaan.
Bisnis yang diteliti dalam studi kelayakan bisa berbentuk bisnis besar seperti
pengembangan bisnis atau hanya bisnis sederhana seperti membuka usaha servis
motor. Semakin besarnya bisnis yang dijalankan maka semakin besar resiko yang
akan dialami. Dampak yang terjadi dapat berupa dampak ekonomi ataupun
dampak sosial. Karena itu ada yang melengkapi studi kelayakan dengan cost and
benefit analysis termasuk didalamnya social cost and social benefit. Maka dengan
demikian studi kelayakan akan menyangkut :
1. Manfaat finansial, yaitu manfaat ekonomis bisnis tersebut bagi bisnis itu sendiri
yang berarti bisnis itu dipandang menguntungkan jika dibandingkan dengan resiko
dari bisnis itu sendiri.
2. Manfaat Sosial, yaitu manfaat sosial bisnis tersebut bagi masyarakat sekitar
proyek. Hal ini merupakan studi yang relatif kompleks dan sulit dilakukan.
3. Manfaat ekonomi nasional, yaitu manfaat ekonomis bisnis bagi negara tempat
bisnis tersebut dijalankan, yang menunjukkan manfaat bisnis tersebut bagi
ekonomi makro suatu negeri.
Adapun pihak – pihak yang membutuhkan laporan studikelayakan bisnis itu dapat
dijelaskan dengan bahwa ini :
1. Pihak investor. Apabila hasil studi kelayakan bisnis yang akan dikerjakan itu
layak direalisasikan, pemenuhan kebutuhan akan pendanaan dapat dicari, dan
pelaksanaan operasional juga dapat dimulai. Melalui studi kelayakan pihak investor
dapat melihat target – target yang akan dicapai perusahaan di masa yang akan
datang dan rencana upaya – upaya yang dilakukan agar dapat mencapai target
tersebut. Pihak kreditor. Permodalan bisnis dapat juga didapatkan dengan
meminjam dari pihak Bank sebagai kreditor. Pihak bank sebelum memutuskan
untuk memberikan pinjaman perlu mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah
dibuat, termasuk mempertimbangkan sisi lain, misalnya manajemen perusahaan
yang baik dan tersedianya bangunan yang dimiliki perusahaan. Cara ini tentunya
akan membuat suatu perusahaan terikat dengan bank dan akan terus mencoba
memperkecil jumlah pinjaman kepada bank dengan terus berusaha untuk dapatkan
keuntungan dan seiring dengan itu maka bunga bank juga terus bergerak.
2. Pihak manajemen. Studi kelayakan dapat dibuat oleh pihak luar (eksternal)
perusahaan maupun pihak internal perusahaan (sendiri). Sebagai pihak yang

8
menjadi project leader, sudah tentu pihak manajemen perlu mempelajari studi
kelayakan itu, misalnya di dalamnya hal pendanaan, berapa yang akan
dialokasikan dari modal sendiri, rencana pendanaan dari investor dari pihak
kreditor.
3. Pihak pemerintah dan masyarakat. Penyusun studi kelayakan harus perhatikan
beberapa kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena secara langsung
maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan.

I.I.3 HASILSTUDI KELAYAKAN BISNIS


Hasil dari studi kelayakan bisnis adalah berupa dokumentasi lengkap dalam
bentuk tertulis yang di perlihatkan bagaimana rencana bisnis memiliki nilai-nilai
positif bagi aspek-aspek yang diteliti,sehingga akan dinyatakan sebagai bisnis yang
layak. Adapun beberapa macam jenis aspek hasil studi kelayakan bisnis sebagai
berikut :
1. Hasil Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar
Dari studi kelayakan bisnis aspek
pasar setidaknya memberikan hasilseperti berikut :
 Mampu menentukan produk yang akan dijadikan benchmark bagi
rancangan produk yang akan dijual.
 Mampu menentukan jenis pasar yang akan dipilih baik dari sisi produsen
maupun dari sisi konsumen.
 Mampu melakukan analisis untuk dapat menentukan arah permintan
konsumen akan produk yang dijual serta kemampuan para produsen dalam
penawaran di pasar, baik untuk masa sekarang maupun untuk masa depan.
 Mampu memberiikan informasi tentang pangsa pasar produk-produk
sejenisnya yang dianggap sebagai pesaing baik untuk masa sekarang maupun
masa depan.

2. Hasil Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pemasaran


Hasil dari studi kelayakan bisnis aspek pemasaran setidaknya memberikan
informasi tenttang: Bagaimana segmentasi, target dan posisi produk ditetapkan
bagaimana memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, bagaimana
memberikkan nilai dan kepuasan kepada pelanggan agar setia .

3. Hasil Studi Kelayakan Bisnis Aspek Teknik dan Teknologi


Hasil dari studi kelayakan bisnis aspek teknis dan teknologi setidaknya
memberikan informasi tentang bagaimana memilih startegi produksi, perencanaan
produk dan kualitasnya, sehingga ada pegangan yang jelas terhadap langkah-
langkah yang akan ditempuh dalam proses berikutnya.

9
Bagaimana proses pemilihan teknologi tersebut jelas bagaimana menetukan
kapasitas produksi yang optimal sehingga kemampuannya dapat ditentukan, baik
dalam pemenuhan permintaan pasar sasaran maupun perencanaan peningkatan
pangsa pasar bagaimana menetukan letak dan tataletak pabrik, letak dan tata letak
kantor, menetukan perencanaan operasional,misalnya dalam hal jumlah produksi,
bagaimana menentukan rencana pengendalian persediaan bahan baku dan
persediaan barang jadi. Bagaimana pengawasan kualitas produk dapat dilakukan
dengan sebaik mungkin. .
4. Hasil Studi Kelayakan Bisnis Aspek Sumber Daya Manusia
Dari studi kelayakan bisnis aspek
sumber daya manusia setidaknyamemberikanhasil, mampu membedakan antara
merencanakan sumber daya manusia dalam pembangunan proyek bisnis dan
sumber daya manusia dalam implementasi bisnis menetukan kelayakan tiap unsur
manajemen sumber daya manusia.

I.2 GLOSARIUM

 SKB : Studi Kleyakan Bisnis


 Aspek :Suatu kategori gramatikal verba yang menunjukkan lama dan jenis
perbuatan.
 Cost : Beban (expense) merupakan bagian dari kegiatan operasional suatu badan
usaha.
 Analisis : Aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti; mengurai,
membedakan
 Social : istilah untuk menjelaskan suatu hal yang berkaitan dengan proses
maupun hasil dari aktivitas sosial.

I.3 SOAL :

1. Sebutkan dan berikan penjelasan tentang siapa saja yang bisa memanfaatkan hasil
dari suatu Studi Kelayakan Bisnis (SKB)
2. Menurut Saudara hal-hal atau masalah apa saja yang perlu dianalisa dalam suatu
laporan Studi Kelayakan Bisnis (SKB)
3. Apa penyebab terjadinya kegagalan usaha walaupun telah dilakukan studi
kelayakan?
4. Untuk mengetahui suatu produk layak atau tidak di mata konsumen maka langkah
yang dilakukan adalah?

I.4 SUMBER :
https://www.academia.edu/36014576/MAKALAH_STUDI_KELAYAKAN_BISNIS

10
https://digitallibrary.ump.ac.id/871/2/Bab%20I.pdf
http://114.7.153.31/index.php/jam/article/view/1932
https://journal.trunojoyo.ac.id/jsmb/article/view/10819https://journal.trunojoyo.ac.id/
jsmb/article/view/10819
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Bisnis/article/view/4715
http://jurnal.utu.ac.id/ekombis/article/view/3114/2044
https://journal.shantibhuana.ac.id/index.php/bee/article/download/134/73
http://ejournal.stiemj.ac.id/index.php/ekobis/article/download/547/367
STUDI KELAYAKAN BISNIS DIDIT HERLIANTO TRIANI PUJIASTUTI, GRAHA
ILMU 2009 YOGYAKARTA
http://eprints.upnyk.ac.id/13414/1/Studi%20Kelayakan%20Bisnis-5.pdf
studi kelayakan bisnis Sulasih, Sardjana Orba Manullang, Bonaraja Purba,
Mardia Pratiwi Bernadetta Purba, Nina Mistriani, Janner Simarmata Idah
Kusuma Dewi, Hasdiana S, Irdawati Muhammad Fitri Rahmadana, yayasan
kita menuli,2021

11
BAB II
PERTEMUAN KE 3

II.I PASAR PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM STUDI


KELAYAKAN BISNIS
Pasar dan pemasaran merupakan rangkaian yang tidak bisa dipisahkan satu sama
lain. Pasar dan pemasaran saling ketergantungan dan saling mempengaruhi satu
sama lain, sehingga pasar akan selalu berrdampingan pleh pemasaran dan seriap
kegiatan pemasaran adalah untuk menciptakan pasar.
Dalam artian sempit pasar dapat diartikan sebagai tempat bertemunya para
penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi, dengan kata lain bahwa pasar
memiliki tempat atau lokasi tertentu sehingga memungkinkan penjual dan pembeli
untuk melakukan transaksi. Sedangkan secara luas pasar adalah himpunan
pembeli nyata dan pembeli potensial atas suatu produk. Dengan kata lain, bahwa
pasar mengandung arti kumpulan atau himpunan para pembeli baik itu pembeli
nyata maupun pembeli potensial atas jasa atau produk yang dibeli (Kasmir and
Jakfar 2013).
Analisis aspek pasar dan pemasaran adalah suatu usulan proyek yang ditujukan
untuk mendapatkan gambaran mengenai besar pasar potensial yang tersedia dan
mengurangi kemungkinan resiko yang akan terjadi untuk masa yang akan datang
(Suprapto 2013).
1. Aspek Pasar
Dalama study kelayakan bisnis dan investasi, Aspek pasar secara garis besar
membahas tentang seberapa besar permintaan, penawaran serta harga dari suatu
produk. Adapun metode yang digunakan selama beberapa tahun kedepan dalam
melakukan permintaan dan penawaran ialah metode proyeksi yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana ataupun seberapa besar tingkat penyerapan pasar. Ada
beberapa hal yang perlu diketahui dan dipelajari dalam aspek pasar ini, antara lain:
a. Penawaran; yakni kuantitas barang yang itaearkan pada berbagai tingkatan
harga pasar. Apabila harga dari suatu barang tertentu mengalami peningkatan,
maka kuantitas dari barang tersebut juga akan semakin tinggi, begitupun
sebaliknya.
b. Permintaan; Yaitu jumlah barang yang dibutuhkan oleh konsumen yang memiliki
kemampuan membeli barang dengan berbagai tingkat harga. Apabila harga suatu
barang mengalami peningkatan, maka kuantitas dari barang yang diminta
akanmengalami penurunan, demikian pula sebaliknya. Apabila harga barang yang
diminta semakin menurun maka kuantitas barang yang diminta akan semakin naik.
c. Bentuk Pasar; Jika dilihat dari segi produsen, maka pasar dapat dibedakan
menjadi 4 yakni pasar persaingan sempurna, pasar oligopoly, pasar monopoli dan
pasar persaingan monopolistis. Sedangkan jika ditinjau dari segi konsumen, pasar

12
dibedakan menjadi pasar pemerintah, pasar industry, pasar reseller (penjual
kembali) dan pasar konsumen.
d. Mengukur serta meramalkan permintaan; yaitu seni memperkirakan
kemungkinankemungkinan yang akan terjadi dimasa mendatang di saat sekarang
dengan cara melakukan riset dan pengumpulan data serta informasi dari masa
lampau, ke udian melakukan pengolahan data, kemudian menentukan metode
peramalan, sebelum kemudian memproyeksikan hasil data yang telah diperoleh
hingga melakukan pengamblan keputusan peramalan dengan metode regresi
(Metode ramalan yang disusun atas dasar pola data dari masa lampau).
Mengukur Dan Meramalkan Permintaan Peramalan merupakan pengetahuan dan
seni untuk memperkirakan apa yang terjadi di masa yang akan datang pada saat
sekarang. Dalam melakukan peramalan, peramal harus mencari data dan informasi
masa lalu. Langkah-langkah peramalan :
1. Mengumpulkan data
2. Mengolah data
3. Menentukan metode peramalan
4. Memproyeksikan data
5. Mengambil keputusan
Peramalan dengan metode regresimerupakan salah satu metode ramalan yang
disusun atas dasar pola data masa lalu.Ada dua pendekatan untuk melakukan
peramalan dengan menggunakan analisis deret waktu dengan metode regresi
sederhana, yaitu:
1. Analisis deret waktu untuk regresi sederhana linier.
2. Analisis deret waktu untuk regresi sederhana yang nonlinier.
2. Aspek Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang mana baik
individu maupun kelompok dapat memperoleh apa yang mereka inginkan ataupun
butuhkan dengan cara melakukan pertukaran produk maupun nilai dengan pihak
yang lainnya. Beberapa hal pokok yang penting untuk dianalisis dalam aspek
pemasaran ialah:
a. Segmentasi pasar; yakni pembagian pasar kedalam beberapa kelompok pembeli
yang berbeda yang tentunya mempunyai atau memerlukan produk dan marketing
mix yang juga berbeda. Beberapa aspek seperti geografis, demografi, psikografis,
dan perilaku merupakan bebrapa aspek utama didalam mensegmentaskan pasar
b. Sasaran pasar analisis; Dapat dilakukan dengan cara menelaah tiga faktor
prnting dalam aspek pemasaran yakni: Ukuran dan pertumbuhan segmen,
Kemenarikan structural segmen, serta Sasaran dan sumber daya.

13
c. Menentukan posisi pasar; dapat dilakukan dengan mengikuti tiga langkah yakni
Mengidentifikasi keunggulan kompetitif, Memilih keunggulan kompetitif, serta
Mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi.
d. Analisis persaingan pasar didalam menetapkan strategi pemasaran kompetitif
yang efektif; dalam studi kelayakan bisnis, tentunya perlu bagi kita untuk
mencermati produk,
e. Bauran Pemasaran Manajemen Pemasaran akan dipecah menjadi empat
kebijakan pemasaran yang lazim disebut bauran pemasaran(marketing mix) atau
4P dalam pemasaran yang terdiri dari empat komponen, yaitu produk (product),
harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Sedangkan, untuk produk
jasa dikenal dengan 7P, sama dengan marketing mix produk tetapi ditambah
dengan process, people dan physical.
 Tujuan Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran
Analisis aspek pasar dan pemasaran sangatlah penting dalam menetutakan
sasaran sehingga dapat ditargetkan melalui berbagai strategi pemasaran yang
dirancang dan akan diterapkan kedepannya. Perusahaan yang sukses haruslah
menggunakan analisis pemasaran dengan strategi yang baik sehingga mencapai
tujuan yang diinginkan, strategi ini pun bisa bersifat jangka pendek, menengah,
hingga jangka panjang sesuai dengan strategi perencanaan yang dibangun.
Pemasaran berperan untuk mencapai keuntungan dengan menciptakan hubungan
dengan menciptakan hubungan dengan pelanggan yang berkelanjutan
berdasarkan kepuasan pelanggan (Rostwentivaivi and Fizriani 2019).
Menurut Kasmir dan Jakfar (Afiyah, Saifi and Dwiatmanto 2015), tujuan utama dari
aspek pasar dan pemasaran yaitu untuk mengetahui berapa besar pasar yang
akan dimasuki, strktur dan peluang yang ada serta prosepekmpasar, hingga
bagaimana strategi pemasaran yang harus dilakukan. Secara khusus perusahaan
atau organisasi membuat analisis pasar dan pemasaran dengan tujuan untuk:
1. Meningkatkan laba dan penjualan, yaitu cara sebuah perusahaan atau
organisasi memperbanyak omset dari setiap penjualan, maka akan didapatkan
laba atau keuntungan sesuai dengan target dan perencanaan dari suatu
perusahaan
2. Mendominasi pasar, yaitu cara perusahaan bagaimana untuk mendominasi
pasar dengan cara meningkatkan dan memperluas market share-nya dibeberapa
wilayah tertentu.
3. Memperkecil daftar pesaing, yaitu suatu cara yang digunakan untuk
memperkecil kemungkinan adanya pesaing dibidang yang sama dan memiliki
produk yang sejenis yang dapat menyaingi atau bahkan membuat perusahaan atau
usaha menjadi tidak dilirik oleh masyarakat. Untuk menghindari hal tersebut
perusahaan harus menciptkatan poduk dengan mutu yang tinggi namun dengan
harga yang masih terjangkau dan tidak terlalu mahal dikalangan masyarakat
menengah.

14
4. Menaikkan prestise produk dan perusahaan dipasar, dengan cara membuat
promosi yang menarik bagi pelanggan. Selain itu juga dapat dilakukan peningkatan
mutu produk yang sesuai dengan keinginan konsumen.
5. Memenuhi pihak-pihak tertentu, tujuan ini lebih mengarah pada puhak-pihak
tertentu seperti pemerintah ataupun lembaga tertentu (Kasmir and Jakfar 2013).

 Strategi Pemasaran
Dalam studi kelayakan bisnis dalam hal ini analisis aspek pasar dan pemasaran
bahwa u tuk menciptakan pasar yang baik dan stabil maka diperlukan untuk
merancang dan membuat sebuah strategimdemi menghasilakan pemasaran yang
baik pula, serta efekti dan efisien untuk mencapai target pasar yang diinginkan
perusahaan (Rostwentivaivi and Fizriani 2019).
Salah satu strategi yang digunakan dalam aspek pasar dan pemasaran adalah
bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari 4P (Product, price, place, dan
promotion).
1. Product (produk)
Produk adalah barang yang diproduksi untuk mencukupi kebutuhan konsumen.
Produk bisa berwujud dan bisa tidak berwujud dikarenakan produk bisa berupa
barang ataupun jasa. Menurut (Musfar 2020), suatu produk memiliki siklus hidup
tertentu yang mencakup fase pertumbuhan, fase kematangan, dan fase penurunan
penjualan. Secara sederhana ada beberapa yang menjadi pertanyaan yang harus
dijawab perusahaan dalam membuat dan merancang sebuah produk, yaitu:
a. Apa keinginan konsumen terhadap layanan atau barang/produk?
b. Bagaimana konsumen menggunakan produk?
c. Dimana konsumen bisa menggunakan produk?
d. Layanan atau fitur yang dimiliki produk sehingga konsumen harus menggunakan
atau memiliki produk tersebut?
e. Apakah ada layanan/ fitur yang mungkin kita lupa atau lewatkan?
f. Apakah ada layanan/ fitur yang dibuat yang tidak sesuai dengan kebutuhan?
g. Apa nama produknya sehingga dapat menarik dan mudah diingat oleh
konsumen? h. Apa yang membedakan produk tersebut dengan produk lain?
2. Price (harga)
Harga adalah jumlah yang harus dibayar konsumen untuk dapat emenikmati
produk yang ditawarkan. Ada tiga strategi dalam penetapan harga, yaitu; harga
terobosan pasar, pasar menggelapkan harga, dan harga netral.
2. Place (tempat)

15
Perusahaan harus mengetahui cara memposisikan tempat agar bisa
mendistribusikan produknya segingga dapat dijangkau dengan mudah oleh
pembeli potensial. Ada tiga strategi didalam mendistribusikan produk, yaitu;
distribusi intensif, distribusi eksklusif, dan distribusi selektif.
3. Promotion (promosi)
Promosi adalah hal yang penting dimana peusahaan harus mampu menarik
perhatian para pembeli potensial sehingga dapat meningkatkan brand dan
penjualan. Ada beberapa elemen dalam mempromosikan produk, yaitu:
a. Periklanan
b. Promosi penjualan
c. Hubungan sosial
d. Publisitas
e. Sponsor
f. Penjualan langsung

II.I.2 PENGERTIAN PASAR


Pasar adalah suatu proses interaksi dimana penjual dan pembeli melakukan
kesepakatan dalam menentukan harga sebuah barang maupun jasa. Menurut
Philip Kotler pasar terdiri dari konsumen/pembeli yang memiliki potensial
memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka dengan memiliki suatu barang
tersebut. Dahl dan Hammond, memberikan pengertian pasar sebagai lingkungan
atau tempat yang memiliki kekuatan dalam melakukan permintaan dan penawaran
yang berguna untuk menentukan harga suatu barang sehingga terjadi pertukaran
kepemilikan barang atau jasa.
Pasar juga diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk
melakukan interaksi guna memperjual belikan barang-barang yang mereka
dagangkan dengan harga yang sudah ditentukan oleh pihak penjual. Para ahli
ekonomi menyebutkan bahwa pasar adalah sekumpulan penjual dan pembeli yang
melkakukan transaksi atas suatu produk dengan harga tertentu. Sedangkan dalam
manajemen pemasaran pasar itu yerdiri dari pelanggan yang memiliki kebutuhan
atau keinginan untuk memiliki suatu barang sehingga memiliki daya beli yang
potensial untuk melakukan suatu pembelian untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan mereka.
Pasar merupakan aktivitas penjual dan pembeli dalam pembentukan nilai dari
suatu barang yang dilakukan dengan mekanisme yang telah ditentukan.
Mekanisme pasar terjadi dengan sendirinya secara otomatis tanpa adanya ikut
serta campur tangan dari orang lain. Mekanisme pasar dapat memberikan
informasi akurat tentang harga-harga suatu barang dan juga informasi mengenai
permintaan dari barang tersebut. Pasar juga memancing stimulus penhusaha untuk

16
dapat melakukan perkembangan pada kegiatan produksi mereka dengan
melakukan berbagai inovasi dan kreasi karena diperkirakan kondisi pasar akan
memgalami perkembangan pesat seiring berjalannya waktu sesuai dengan
perkembangan teknologi yang juga mulai canggih dan kapasitas penduduk yang
juga mempengaruhi berkembangnya pasar. Sehingga sistem ini akan memberi
dampak positif kepada masyarakat dengan menjadikan kebebasan dalam hal
perdagangan.
Islam sudah mengakui kebebasan dalam bertransaksi pada mekanisme harga
untuk mendorong efisiensi, tetapi islam tidak beranggapan bahwa kekuatan pasar
menjadi hal yang sakral. Diperlukannya operasi pasar guna menyeimbangkan
usaha-usaha secara social.
Dalam ilmu ekonomi pada pembahasan teori ekonomi mikro kita akan mempelajari
penawaran dan permintaan. Dalam kegiatan sehari-hari permintaan dan
penawaran terjadi ketika kita ingin memenuhi kebutuhan produksi, penawaran,
harga, keuntungan, produsen, kegiatan pemasaran dibahas dalam konsep
penawaran. Konsep permintaan yang membahas tentang konsumsi, konsumen,
permintaan, kebutuhan hidup, harga yang selalu menjadi prioritas utama. Dalam
ekonomi perspektif Islam konsep permintaan dan penawaran membahas produksi,
penawaran, permintaan, harga, keuntungan, produsen, pemasaran, pasar, zakat
dan lain-lain tetapi memiliki batasan dalam ekonomi yaitu syariat yang
berhubungan langsung dengan sumber-sumber dari Al-qur'an, as-sunah dan ijtihad
para ulama atau ekonom Islam. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas
penduduk muslim, sehingga permintaan dan penawaran ekonomi syariah yang
merupakan konsep yang baik dalam meningkatkan kegiatan ekonomi harus
dilaksanakan agar kesejahteraan masyarakat Indonesia dapat tercapai.

II.I.2 penawaran dan permintaan

17
 Jenis Pasar

Pasar Nyata Sebuah pasar yang terdapat berbagai jenis barang secara nyata yang
diperjual belikan secara langsung serta dapat dibeli oleh konsumen. Contoh :
Swalayan dan pasar tradisional.
Pasar Abstrak Sebuah pasar diamana pembeli tidak bisa melakukan tawar
menawar jenis barangyang dijual serta proses pembelian tidak dilakukan secara
langsung, namun cara transaksi hanya dilakukan dengan surat dangang saja.
Contoh : Online shop, pasar modal, pasar saham, dan pasar valuta asing.

 Mekanisme Pasar
Mekanisme pasar adalah proses penentuan harga dari suatu barang berdasarkan
tingkatan penawaran dan permintaan dari konsumen. Pengertian lain dari
mekanisme pasar adalah proses berubahnya harga dari suatu barang untuk
menyeimbangkan sistem pasar sehingga jumlah penawaran bisa sama dengan
jumlah permintaan. Mekanisme pasar dibangun atas dasar kebebasan dari setiap
individu untuk melakukan transaksi jual beli barang atau jasa sebagaimana yang ia
inginkan.
Mekanisme pasar berjalan atas dasar saling membutuhkan antara
konsumenkonsumen (demand) dan produsen-produsen (suplay) yang bertemu di
dalam lingkup jual beli. Proses tersebut membentuk suatu harga dari barang dan
faktor yang mempengaruhi produksinya.
Harga yang dibentuk oleh mekanisme pasar pada dasarnya memiliki keleluasaan
dalam penentuannya yang didasari oleh hukum penawaran dan permintaan. Jika
supplay lebih naik daripada semand , maka harga suatu barang akan rendah.
Sebaliknya jika demand mengalami peningkatan sementara supplaynya terbatas,
maka barang akanmengalami kelangkaan yang menyebabkan harga
barangvtersebut menjadi mahal.
Mekanisme pasar yang berjalan secara rapi dan sesuai alurnya mempengaruhi
berhasilnya kondisi seimbang antara permintaan dan penawaran, yaknibkondisi
aman dimana tidak ada stok berlebih dan kurang. Hal itu menyebabkan barang
yang disupplay dalam periode tertentu akan sama dengan permintaan konsumen
akan barang tersebut. Kondisi ini disebut mekanisme pasar yang dinilai aman
karena keseimbangan teebentuk.

II.I.3 PENGERTIAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN

 PERMINTAAN (DEMAND)
Permintaan (demand) adalah suatu hasrat keinginan konsumen untuk memiliki
suatu barang dengan car membelinya pada tingkat harga tertentu yang beragam.

18
Permintaan ada dua yakni, permintaan efektif dan tidak efektif. Yang dimaksud
permintaan efektif adaalah konsumen yang melakukan permintaan memiliki
kemampuan untuk mebeli. Sedangkan permintaan tidak efektif adalah konsumen
melakukan permintaan namun tidak mempunyai kemampuan untuk membeli
barang tersebut. Karena permintaan berhubungan dengan kemampuan konsumen
untuk membeli, maka dari sinilah harga dari suatu barang akan terbentuk.
Jumlah permintaan akan sangat dipengaruhi oleh harga barang, sehingga
dibentukklah yang namanya hukum permintaan.
 HUKUM PERMINTAAN
Hukum permintaan menerangkan hubungan antara permintaan konsumen dengan
harga barang yang ditawarkan. Hukum permintaan menyatakan, “ semakin rendah
harga dari suatu barang dan jasa, maka semakin banyak permintaan akan barang
dan jasa tersebut. Sebaliknya, semakin tinggi harga dari suatu barang dan jasa,
maka semakin sedikit permintaan dari konsumen akan barang dan jasa tersebut”.
Hukum permintaan memiliki keterkaitan yang menyimpang, yaitu permintaan dan
penawaran yang tidak seimbang. Seperti yang telah dijelaskan oleh hukum
permintaan bahwa jika harga dari suatu produk melonjak maka permintaan akan
produk tersebut akan sepi dan jika harga dari produk menurun maka permintaan
konsumen akan produk tersebut akan melonjak.
Dimisalkan harga dari suatu barang adalah simbol P, dan permintaan dari suatu
barang adalah simbol Q. Maka dapat dirumuskan jika awalnya harga P1, maka
permintaan barang adalah Q2. Namun, ketika harga barang menjadi P2 maka
permintaan akan naik pada Q1. Hal ini mengakibatkan melonjaknya permintaaan
dari suatu barang dari Q2 menjadi Q1 yang biasanya disebut sikap radional dari
pembeli, yaitu apabila harga barang mengalami kenaikan maka mereka akan
meminimalisirkan kebutuhan mereka terhadap barang tersebut. Begitupun
sebaliknya, jika harga barang mengalami penurunan mereka akan meningkatkat
tingkat pemakaiannya.

 PENAWARAN (SUPPLY)

penawaran, mempunyai pengertian masing-masing yang berbeda. Permintaan


memiliki pengertian suatu keinginan konsumen untuk membeli suatu barang
pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu.Sedangkan
penawaran memiliki pengertian jumlah barang yang produsen ingin tawarkan
(jual), pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu.

Penawaran dalam dunia ilmu ekonomi sering disebut (supply) yang


berarti jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai
tingkatan harga selama satu periode tertentu.Atau dapat disimpulkan,
penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual, pada suatu
pasar tertentu, periode tertentu, serta pada tingkatan harga tertentu. Jika
dicermati sebenarnya pengertian permintaan dan penawaran itu hanya

19
berbeda pada satu kata. Jika permintaan menggunakan katamembeli, maka
penawaran menggunakan kata menjual. Seperti juga dalam permintaan,
penawaran juga sama menganalisis serta mengasumsikan suatu periode waktu
tertentu, dan factor faktor penentu penawaran selain harga barang dianggap
tidak berubah (ceteris paribus).
Tidak berbeda dengan permintaan, dalam ekonomi islam penawaran memiliki
definisi bahwa jumlah barang atau jasa yang ditawarkan harus transparan dan
terperinci
spesifikasinya,bagaimana keadaan barang tersebut, apa kelebihan dan
kekurangan dari
barang tersebut, jangan sampai penawaran yang kita lakukan dapat merugikan
pihak lain
dalam arti ini pihak yang mengajukan permintaan akan barang dan jasa
tersebut.
Seperti halnya permintaan definisi penawaran dalam ilmu ekonomi
konvensional maupun ilmu ekonomi islam relatif sama. Hanya saja ada
prinsip-prinsip tertentu ada yang harus diperhatikan oleh individu khususnya
individu muslim dalam keinginannya dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Dalam
penawaran, ada pula beberapa faktor yang mempengaruhi dalam hal menentukan
penawaran diantaranya:

1. Biaya Dan Teknologi

Biaya dan teknologi adalah dua konsep yang sangat erat berkaitan satu sama lain.
Adapun yang dimaksud dengan biaya adalah sesuatu yang dikeluarkan untuk
memproduksi barang dan jasa, yang mencakup biaya ketenaga kerjaan, biaya
bahan baku, biaya sewa mesin, biaya administrasi, serta biaya bunga atas
pinjaman modal. Sedangkan teknologi adalah penemuan dan
peningkatan yang diterapkan
untuk menurunkan biaya produksi. Contohnya: otomatisasi produksi, atau
penggunaan robot. Jika diterapkan akan mengakibatkan biaya produksi akan
menjadi lebih rendah, sehingga dengan penerapan tersebut akan meningkatkan
suatu penawaran.

2. Jumlah Penjual

Jumlah penjual sudah sangat jelas memiliki dampak bagi penawaran.


Dikarenakan makin banyak jumlah penjual yang mampu menjual pada tigkat harga
tertentu, maka akan berimbas pada tingginya penawaran itu sendiri.
Contohnya: dalam suatu pasar tradisional terdapat si A penjual ikan asin
dengan harga 10.000 rupiah, sedangkan si penjual B ikan asin menjual
dagangannya dengan harga 8.000 rupiah. Maka dari sini para pembeli dapat
menentukan penawaran harga dengan cara membandingkan harga dengan
penjual lain.
3. Dugaan Tentang Masa Depan

Faktor ini mencakup dugaan mengenai perubahan harga barang dari barang
tersebut di kemudian hari. Contohnya: jika seorang penjual baju menduga

20
bahwa harga baju akan meningkat dimasa depan, maka sipenjual tersebut
akan mengurangi penawaran harga baju pada saat ini yang akan
mengakibatkan penawaran akan berkurang.

4. Kodisi Alam

Kondisi alam sangat mempengaruhi proses penawaran,dikarenakan apabila


kondisi alam tidak menentu seperti halnya terjadi banjir,tanah longsor, gunung
meletus, bisa mempengaruhi penawaran terhadap barang-barang berkurang.
Contohnya:hasil pertanian, apabila didaerah trawas yang notabennya tempat
penghasil pertanian, pada saat kondisi alam bersahabat penawaran akan
hasil tani dari trawas akan meningkat, begitu sebaliknya, apabila kondisi alam
di trawas tidak bersahabat maka penawaran hasil tani akan berkurang.

 HUKUM PERMINTAAN

Para ahli ekonomi berupaya untuk menganalisis sistem harga, dalam hal ini
membutuhkan pendekatan terhadap masalah yang terdapat dalam unsur
pembentukan harga. Para ahli ekonomi membatasi unsur-unsur yang dapat
mempengaruhi mekanisme dalam pembentukan harga dengan menggunaakan dua
faktor saja yaitu permintaan dan penawaran. Permintaan, itu sendiri memiliki
hukum dalam ilmu ekonomi.

Banyak penjabaran atau pengertian Hukum permintaan. Menurut Mustofa E.


Nasution dalam bukunya berbunyi: “kuantitas barang atau jasa yang orang
bersedia untuk membelinya pada berbagai tingkat harga dalam suatu periode
tertentu”.Atau dapat disimpulkan dari bunyi hukum permintaan diatas “suatu
barang apabila harganya makin rendah, maka permintaan terhadap barang
tersebut akan meningkat, sebaliknya apabila harga suatu barang makin tinggi
maka permintaan terhadap barang tersebut akan menurun. Jadi konsep
permintaan terhadap barang
dan jasa hanya memperhatikan konsumen yang preferensi dan daya beli
sekaligus. Dalam merumuskan hukum permintaan tersebut, diasumsikan atau
dijelaskan bahwa permintaan terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan
harus terpenuhi atau dengan kata lain ada factor-faktor selain harga yang
dianggap tetap. Asumsi ini sering dikenal dengan istilah ceteris paribus.

II.I.4. IMPLIKASI PADA SKB

Berkenaan dengan permasalahan permintaan konsumen dan penawaran


produsen,serta bentuk - bentuk pasar maka tugas analisis dalam
melakukan studi kelayakan bisnis( SKB ) dari aspek pasar hendaknya :

1.Mampu menentukan produk atau jasa yang akan dijadikan benchmark bagi
rancanganproduk atau jasa yang akan dijual. Jika belum ada produk yang beredar
di pasar, makarancangan produk atau jasa dari studi ini akan menjadi pelopor di
pasar.

21
2.Mampu menentukan jenis pasar yang akan dipilih, baik dari sisi produsen
maupundari sisi konsumen. Dengan penentuan ini, maka manajemen
selanjutnya akanmempersiapkan strategi dan kebijakannya.

3.Mampu melakukan analisis untuk dapat menentukan pergerakan


permintaankonsumen akan produk yang akan dijual serta pergerakan kemampuan
para produsendalam penawarannya di pasar, baik untuk masa sekarang
maupun untuk masa kedepan.

Analisis dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik secara kuantitatif


maupunkualitatif. Secara kuantitatif misalnya adalah dengan metode statistika
berupa teknik regresidan forecasting.

Related
Lingkup Rencana Pengelolaan Lingkungan
Sistematika Pengeloalaan Lingkungan
Di Mana Bisnis Akan Dilaksanakan

Dalam penentuan pergerakan permintaan konsumen di atas, hendaknya


informasimengenai product life cycle ( PLC ) dari produk sejenis dapat dibuat.
Karena dengandiketahui bahwa produk berada pada posisi PLC nya,
maka perusahaan dapat melakukan strategi yang tepat.

4.Selain PLC nya analisis hendaknya mampu memberikan informasi


tentang pangsapasar produk - produk sejenis yang dianggap sebagai
pesaing baik untuk saat inimaupun prakiraan ke depan. Dengan demikian,
analis dapat memprediksi peluang -peluang, ancaman - ancaman, sekaligus
kekuatan - kekuatan yang ada dalam rangkameningkatkan pangsa pasar atau
paling tidak mempertahankannya.

II.2 GLOSARIUM
 Implikasi : Suatu akibat yang muncul atau terjadi karena suatu hal
 Supply :Persediaan barang-barang yang dibutuhkan dan dapat diperoleh.
 Demand : jumlah keseluruhan barang dan jasa yang ingin dibeli oleh konsumen
pada berbagai macam tingkat harga

II.3 SOAL
1. Mengapa aspek pasar dan pemasaran perlu diteliti dan dianggap perlu ? Berikan
contohyang konkrit
2. Hal apa yang mendasar atau dapat dijadikan pertimbangan mengenaiaspek
pasar padabisnis atau usaha yang akan di jalankan ?
3. Langkah-langkah apa yang harus dilakukan jika kinerja pemasaran itu tidak
lagi sesuaidengan target pemasaran perusahaan?

22
4. Sbutkan factor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan !

II.4 SUMBER

http://jurnal.utu.ac.id/ekombis/article/view/747
https://journal.laaroiba.ac.id/index.php/visa/article/view/945/837
http://jurnal.utu.ac.id/ekombis/article/view/747/602
http://eprints.umsida.ac.id/7042/1/191020700110%20-%20PENGARUH
%20KONDISI%20PANDEMI%20PADA.pdf
http://eprints.umsida.ac.id/7042/
https://e-journal.ikhac.ac.id/index.php/adlh/article/view/420
https://osf.io/preprints/8czse/
https://www.ocr2edit.com/result#j=f7d1ac0e-1268-4112-973c-
1a306a3247a6

23
BAB III
PERTEMUAN 4-5

III.I. ANALISIS MARKETING ASPECT OF BUSINESS


Menurut Sunyoto (2014:32), pemasaran adalah pengaturan latihan bisnis
yang dimaksudkan untuk merancang, memutuskan biaya, memajukan dan
produk yang sesuai yang dapat memenuhi keinginan pembeli dan mencapai
target pasar dan tujuan teman.
Penilaian perspektif pasar penting karena tidak ada bisnis yang dapat bertahan
tanpa minatterhadap produk/administrasi. Sudut pandang pasar antara lain
untuk mengetahui seberapa besar wilayah pasar, perkembangan
permintaan, dan porsi
industri secara keseluruhan dari barang yang bersangkutan. Bagaimana
keadaan persaingan di antara pembuat dan siklus hidup produk juga penting
untuk diperiksa.

Permintaan dapat diartikan sebagai berapa banyak barang dagangan yang


dibutuhkan oleh pembeli yang dapat membeli pada tingkat nilai yang berbeda.
Penawaran dicirikan sebagai jumlah barang dagangan yang disajikan di
pasar pada tingkat nilai yang
berbeda.Beberapafaktor yang mempengaruhi penawaran :

 Harga barang-barang lain. Pada permintaan barang, ada yang


salingbersaing (jika merupakan barang pengganti) dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat.

 Biaya faktor produksi.

 Tujuan perusahaan. Jika tujuan perusahaan adalah memaksimumkan


keuntungan, dapat saja ia tidak berusaha menggunakan kapasitas
produksinya secara maksimal, tetapi pada tingkat kapasitas yang
memaksimumkan keuntungannya.

III.I.2 SEGMENTING,TARGETING, DAN POSITIONING

 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran pada gambar 1 adalah untuk memasarkan suatu produk,
apakah itu barang atau jasa, menggunakan pola rencana dan taktik tertentu
sehingga penjualan menjadi lebih tinggi. Dikatakan juga bahwa strategi pemasaran
merupakan serangkaian upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka
mencapai tujuan tertentu, karena potensi untuk menjual proposisi terbatas pada
jumlah orang tang mengetahui ini. Strategi perusahaan memiliki peran penting
dalam suatu perusahaan atau bisnis karena berfungsi untuk menentukan nilai
perusahaan, baik harga barang maupun jasa. Strategi pemasaran (Boon, 2008)
adalah program keseluruhan dalam menentukan target pasar dan memuaskan

24
konsumen dengan membangun kombinasi elemen dari bauran pemasaran, produk,
distribusi, harga. Tujuan strategi pemasaran 1. Untuk meningkatkan kualitas
koordinasi antar individu dalam tim pemasaran, 2. Sebagai ukuran hasil pemasaran
atas dasar standar pencapaian yang sudah ditentukan. 3. Sebagai dasar logis
dalam langkah pengambilan keputusan pemasaran. 4. Untuk meningkatkan
kemampuan beradaptasi apabila terdapat perubahan. Langkah-langkah dalam
strategi pemasaran.

III.I.2Mata Rantai Penciptaan dan Penyampaian Nilai Kepada Konsumen

 Penerapan Segmentasi
Segmentasi adalah proses pembagian pasar menjadi kelompok-kelompok yang
berbeda karakteristik maupun kebutuhan. Firmansyah (2019) segmentasi
merupakan proses mengelompokkan pasar yang heterogen kedalam satu
kelompok yang memiliki karakteristik dan kebutuhan yang sama. Salah satu
metode dalam melaksanakan segmentasi pasar adalah dengan cara
membedahkan segmen pasar berdasarkan 4 (empat) kategori diantaranya adalah,
Geografis, segmentasi ini membagi pasar dalam beberapa bagian seperti negara,
bagian, wilayah, kota dan desa yang dipandang sangat potensial., Demografis,
dalam demografis pasar dibagi menjadi grup-grup dengan dasar pembagian seperti
usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan agama guna untuk
memudahkan jangkauan dan relatif lebih murah untuk mengidentifikasi pasar
sasaran, informasi demografi memberikan insight tentang trend yang sedang
terjadi, meski tidak bisa digunakan untuk meramalkan perilakukonsumen namun
penggunaan informasi Demografi ini dapat melihat perubahan permintaan aneka
produk dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kampanye-kampanye
pemasaran. Psikografis, Dalam segmentasi psikografis ini konsumen dapat di

25
observasi dalam kelas social (social class), gaya hidup (lifestyle), nilai-nilai
kehidupan yang dianut (value), dan kepribadian (personality), dan Segmentasi
perilaku, segmentasi perilaku konsumen dibagi menjadi beberapa kelompok-
kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka
terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel perilaku kejadian,
manfaat, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan, tahapan kesiapan
pembeli dan sikap merupakan titik awal terbaik dalam membentuk segmen pasar.
Maliki, (2018), kelas sosial dapat dibedakan menurut kekayaan, kekuasaan,
kehormatan, dan ilmu pengetahuan. Menurut (Keller & Kotler, 2012), gaya hidup
dapat dicerminkan melalui aktivitas, hobby, dan pendapat.
 Penetapan Targeting
Merupakan proses evaluasi dan pemilihan beberapa segmen (Kotler, 2011) pasar
dari hasil segmentasi. Ada 4 macam strategi dalam menerapkan segmen pasar
yaitu 1) Undifferentiated Marketing, dalam strategi ini perusahaan mencoba untuk
mengembangkan produk tunggal yang dapat memenuhi keinginansemua
konsumen atau segmen pasar yang terbesar 2) Differentiated Marketing, dalam
strategi ini, perusahaan berusaha untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok
konsumen tertentu dengan membagi pasar ke dalam dua kelompok atau lebih.
Kemudian perusahaan memproduksi barang dan program pemasaran yang
berbeda untuk setiap kelompok. 3) Concentrated marketing adalah suatu strategi
dimana perusahaan hanya melayani satu atau beberapa kelompok konsumen.
Alternatif ini sangat menarik terutama jika sumber daya perusahaan terbatas.
Selain strategi yang diatas tadi perusahaan juga dapat memilih pasar sasaran yang
optimal dengan melihat karakteristik yang dapat dipenuhi untuk mendapatkan
pasar sasaran diantaranya adalah a) Responsif b) Potensi penjualan harus cukup
luas c) Pertumbuhan memadai d) Jangkauan media. Mata rantai konsumsi dikenal
dengan proses AIDA, yaitu Awareness (konsumen dasar terhadap keberadaan
suatu produk/merk), Inters (menaruh minat), Desired (menghendaki, merasa
membutuhkan) dan action (membeli).
 Positioning
Merupakan cara menempatkan produk ditempat yang jelas, berbeda dan
diinginkan oleh pangsa pasar yang dituju (Kotler, 2012). Ada 3 tahap dalam
menentukan positioning, yakni mengumpulkan perbedaan nilai pelanggan untuk
membangun posisi dan memilih keseluruhan. Fandy (2011) menyatakan ada tujuh
pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan positioning yaitu :
1) Positioning berdasarkan atribut, ciri-ciri atau manfaat bagi pelanggan (attribute
positioning), yaitu dengan jalan mengasosiasikan suatu produk dengan manfaat
bagi pelanggan.
2) Positioning berdasarkan harga dan kualitas (price and quality positioning), yaitu
positioning yang berusaha menciptakan kesan/citra berkualitas tinggi lewat harga
tinggi atau sebaliknya menekankan harga murah sebagai indicator nilai.

26
3) Positioning yang dilandasi dengan aspek penggunaan atau aplikasi (use
application) yaitu seperangkat nilai-nilai penggunaan yang digunakan sebagai
unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya.
4) Positioning berdasarkan pemakai produk (use positioning) yaitu mengaitkan
produk dengan kepribadian atau tipe pemakai
5) Positioning berdasarkan kelas produk tertentu (product class positioning),
misalnya permen Kopiko yang diposisikan sebagai kopi dalam bentuk permen,
bukan permen rasa kopi.
6) Positioning berdasarkan manfaat (benefit positioning) yaitu menghubungkan
merek dengan salah satu karakteristik atau fitur produk yang diharapkan bisa
dirasakan sebagai keunggulan yang diinginkan oleh konsumen.
7) Positioning berkenaan dengan pesaing (competitor positioning) yaitu dikaitkan
dengan posisi persaingan terhadap pesaing utama
Strategi Pemasaran denganMengembangkan Bauran Pemasaran Bauran
Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran (Kotler, 2012). Ada empat
unsur dalam elemen bauran pemasaran tersebut adalah;
1. Product (Produk) Merupakan alat bauran pemasaran yang paling mendasar dan
biasanya penawaran berwujud kualitas, keanekaragaman produk, desain, bentuk,
merk, kemasan, ukuran, pelayanan, jaminan, pengembalian produk
2. Place (Tempat) Termasuk berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. Variabel
tempat ini biasanya meliputi saluran, ruang lingkup, penyortiran, lokasi, persediaan,
dan pengangkutan
3. Promotion (Promosi) Meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran, yang
dimana variabel ini terdiri dari promosi penjualan, iklan, usaha penjualan,
hubungan masyarakat dan pemasaran langsung. Promosi dilakukan untuk
mendukung penjualan. Promosi mengkomunikasikan informasi yang bermanfaat
tentang suatu produk atau jasa mempengaruhi pembeli potensial. Produk atas jasa
yang dihasilkan dapat diketahui pelanggan perlu upaya untuk mengkomunikasikan
produk atau jasa tersebut melalui kegiatan promosi. Oleh karena itu, (Kotler, 2011)
mengartikan promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan produk pada pasar sasaran. Tujuan promosi adalah
memberitahukan (informing), membujuk (persuading), mengingatkan (remainding)
dan pemantapan (reinforcement). Fungsi promosi adalah mencari dan
mendapatkan perhatian dari calon pembeli, menumbuhkan ketertarikan atau jasa
kepada calon pembeli dan mengembangkanhasrat calon pembeli untuk memilih
produk atau jasa yang ditawarkan. Bauran promosi (promotion mix) terdiri dari
iklan, penjualan perorangan, promosi penjualan, hubungan masyarakat,
pemasaran langsung. Faktor- Sebfaktor yang menjadi pertimbangan perusahaan

27
dalam memilih bauran promosi adalah jumlah dana yang tersedia, jenis produk,
sifat pasar, dan tahap daur hidup produk (Kotler, 2012)

III.I.3 ANALISIS TWOS


Konsep pemasaran jelaslah memiliki dasar yang lebih kuat daripada konsep
penjualan. Disamping analisa SWOT, penting juga dilakukan analisa TOWS.
Sangat penting untuk melihat apa ancaman yang akan kita hadapi daripada melihat
peluang terlebih dahulu. Tapi tentu saja, ada bahayanya jika terlalu banyak
memikirkan ancaman. Kapan bisa maju? Oleh karena itu, perlu melihat ancaman
terlebih dahulu, baru kemudian mencari peluang dari ancaman tersebut. Dan
begitu pula, lebih baik untuk melihat apa kelemahan orang terlebih dahulu,
kemudian apa kelebihannya. Jika terlalu fokus pada kelebihan seseorang, maka
dengan mudahnya melupakankelemahannya dan melalaikan ancaman. Akan lebih
baik jika menggunakan pendekatan TOWS daripada SWOT. Jika TOWS melihat
dari dalam ke luar, maka SWOT menggunakan pendekatan sebaliknya, melihat
dari luar ke dalam (Anonim, 2005).
Analisa TOWS sangat dibutuhkan untuk mengetahui ancaman apa yang akan kita
hadapi daripada melihat peluang terlebih dahulu. Oleh karena itu, kita perlu
mengetahui ancaman terlebih dahulu, kemudian kita harus mengetahui peluang
dari ancaman tersebut. Dengan begitu lebih baik untuk mengetahui apa
kelemahannya terlebih dahulu, kemudian apa kelebihannya. Apabila terlalu fokus
pada kelebihan, maka akan lebih mudah melupakan kelemahannya dengan
melalaikan ancaman tersebut
Penelitian Qodriyah (2019), “Analisis SWOT Sebagai Penentu Strategi Pemasaran
Pada Café & Resto Azkiya di Desa Gadingrejo Jember”. Penelitian ini bertujuan
Untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat dan berdaya saing dengan
terlebih dahulu mengidentifikasi, menilai faktor-faktor internal perusahaan dan
eksternal lingkungan yang mempengaruhi perusahaan tersebut. (metode Analisis
SWOT). Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Hasil penelitian yang
diperoleh bahwa pemilihan strategi pemasaran yang tepat pada Resto Azkiya
Gadingrejo Jember adalah meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan kualitas
pelayanan jasa, melakukan promosi yang efektif dan tepat sasaran,dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Penelitian Ridianto (2021), “Analisis Strategi Pemasaran Dengan Pendekatan
SWOT Dan QSPM Di Kopi Sae”. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui
strategi pemasaran yang sudah dilakukan Kopi sae dalam menghadapi pelaku
usaha pesaingnya dengan menggunakan metode analisis SWOT dan QSPM.
Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif kuantitatif.
Hasil dari penelitian ini adalah KOPI SAE dapat mengatasi ancaman yang dihadapi
perusahaan dengan cara menjamin kualitas produk dengan harga yang kompetitif
dan melakukan percobaan untuk alternatif bahan baku yang berkualitas saat harga
bahan baku naik.

28
Penelitian Malonda (2019), “Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi
Pemasaran Pada Rumah Makan Bakso Baper Jogja”. Penelitian ini Bertujuan
untuk menentukkan strategi pemasaran yang cocok berdasarkan analisis SWOT
pada rumah makan Bakso Baper Jogja. Metode penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode deskriptif kualtitatif. Hasil penelitian dengan analisis SWOT
menunjukkan bahwa dari hasil analisis melalui tahap matriks EFE, IFE, SWOT
Kualitatif dam SWOT Kuantitatif didapatk an bahwa jenis-jenis strategi yang sesuai
untuk Bakso Baper Jogja adalah Strategi pengembangan produk, Strategi
pengembangan pasar, Strategi integrasi mundur, Strategi penetrasi pasar, Strategi
integrasi ke depan, Strategi diversifikasi konsentris.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi apa yang sesuai untuk Rumah
Makan Bambuden Boulevard Manado di masa yang akan datang. Metode
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa dari analisis matriks EFE, IFE, Matriks SWOT
kualitatif dan Kuantitatif menunjukkan bahwa strategi yang cocok untuk Rumah
Makan Bambuden Boulevard adalah strategi pengembangan produk,
pengembangan pasar, penetrasi pasar, integrasi mundur, integrasi kedepan, dan
diversifikasi konsentris. Sebaiknya rumah makan Bambuden Boulevard Manado
harus menjaga kualitas produk dan pelayaanan agar dapat membuat konsumen
puas dan loyal.

III.I.3 Model Penelitian SWOT


Matriks strategi TOWS merangkai perangkat pencocokan yang penting membantu
manajer mengembangkan empat tipe strategi yaitu strategi SO (Strengths-
Opportunities), strategi WO (Weakness-Opportunities), strategi ST (Strengths-
Threaths) dan strategi WT (Weakness-Threaths). Mencocokkan faktor-faktor
eksternal dan internal kunci merupakan bagian yang sulit dalam mengembangkan
Matriks TOWS dan memerlukan penilaian yang baik (David, 2004).

29
Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan
peluang eksternal. Semua manajer menginginkan organisasi mereka berada dalam
posisi di mana kekuatan internal dapat dipakai untuk memanfaatkan tren dan
peristiwa eksternal. Organisasi umumnya akan menjalankan strategi WO, ST, atau
WT supaya mereka dapat masuk ke dalam situasi di mana mereka dapat
menerapkan strategi SO. Jika perusahaan mempunyai kelemahan besar,
perusahaan akan berusaha keras untuk mengatasinya dan membuatnya menjadi
kekuatan. Kalau menghadapi ancaman besar, sebuah organisasi akan berusaha
menghindarinya agar dapat memusatkan perhatian pada peluang (David, 2004).
Strategi WT bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan
peluang eksternal. Kadang-kadang peluang eksternal yang besar ada, tetapi
kelemahan internal sebuah perusahaan membuatnya tidak mampu memanfaatkan
peluang itu (David, 2004).
Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau
mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini tidak berarti bahwa organisasi
yang kuat pasti selalu menghadapi ancaman frontal dalam lingkungan eksternal
(David, 2004). Strategi WT merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah
organisasi yang dihadapkan pada berbagai ancaman eksternal dan kelemahan
internal, sesungguhnya dalam posisi yang berbahaya. Faktanya, perusahaan itu
mungkin harus berjuang agar dapat bertahan, atau melakukan merger,
rasionalisasi, menyatakan pailit atau memilih dilikuidasi (David, 2004).
Menurut Kertajaya, et al (2005:72) Kenapa TOWS, bukannya SWOT seperti
yang biasa kita dengar. Penjelasannya sangat fundamental, karena
analisis dimulaidengan kajian terhadap faktor-faktor eksternal dengan
melakukan analisis threat-opportunity, baru kemudian diikuti dengan kajian
kondisi internal perusahaan berupa strength-weakness. Urutan analisis semacam
ini dilandasi oleh adanya kenyataan bahwa di era 1990-an perubahan dan
turbulensi lingkungan menjadi semakin penting, jauh melebihi perubahan
lingkungan internal, karena itu kita harus mulai dari luar, baru ke dalam.
Dengan kata lain kita menggunakan pendekatan outside-in, bukan inside-out.

Menurut Kertajaya (2010:262) ada perubahan paradigma yang mendasar.


Kalau anda menggunakan SWOT, biasanya akan lebih presentatau bahkan
bisajadi past oriented. Daftar S (strength)-nya bisa saja sangat panjang
karena mengenang kejayaan masa lalu. W (weak)-nya tidak banyak karena
bias pada pandangan ke belakang. Apalagi kalau ada agency problemartinya,
manajer yang sekarang takut disalahkan kalau menulis S-nya sedikit dan W-
nya banyak. Padahal, S dan W yang presentatau past orienteditu tidak akan
relevanuntuk
Menurut Kertajaya, et al (2005:72) Kenapa TOWS, bukannya SWOT seperti
yang biasa kita dengar. Penjelasannya sangat fundamental, karena
analisis dimulaidengan kajian terhadap faktor-faktor eksternal dengan
melakukan analisis threat-opportunity, baru kemudian diikuti dengan kajian
kondisi internal perusahaan berupa strength-weakness. Urutan analisis semacam
ini dilandasi oleh adanya kenyataan bahwa di era 1990-an perubahan dan
turbulensi lingkungan menjadi semakin penting, jauh melebihi perubahan

30
lingkungan internal, karena itu kita harus mulai dari luar, baru ke dalam.
Dengan kata lain kita menggunakan pendekatan outside-in, bukan inside-
out.Menurut Kertajaya (2010:262) ada perubahan paradigma yang mendasar.
Kalau anda menggunakan SWOT, biasanya akan lebih presentatau bahkan
bisajadi past oriented. Daftar S (strength)-nya bisa saja sangat panjang
karena mengenang kejayaan masa lalu. W (weak)-nya tidak banyak karena
bias pada pandangan ke belakang. Apalagi kalau ada agency problemartinya,
manajer yang sekarang takut disalahkan kalau menulis S-nya sedikit dan W-
nya banyak. Padahal, S dan W yang presentatau past orienteditu tidak akan
relevan untuk masa depan. Tapi, kalau kita mulai dengan identifikasi T
(threat) dan O (opportunities), otomatis akan terpaksa berorientasi pada masa
depan.
Pada saat melakukan analisis SWOT, perusahaan bisa saja terjebak dengan
terlalu memberikan tekanan pada faktor-faktor internal serta
membatasiidentifikasi threats(ancaman) dan opportunities(peluang) hanya pada
yang sesuai dengan kapabilitas perusahaan. Ini bukan berarti bahwa perusahaan
tidak perlu menyesuaikan lingkungan eksternal dengan kondisi internalnya, justru
hal inilah yang terpenting yang harus dilakukan perusahaan. Dengan mengkaji
segala kemungkinan ancaman dan peluang sebelum menelaah kelemahan
dan kekuatan perusahaan, maka kita akan cenderung lebih mampumerumuskan
dan menjalankan langkah-langkah strategis perusahaan yang sering kali
dijalankan secara radikal. Analisis TOWS tersebut akan memberikan
paradigma masa depan sehingga strategi yang di buat juga bisa dipakai untuk
masa depan.
David (2004:285) perpendapat setelah menentukan faktor-faktor eksternal dan
internal dalam perusahaan, hal yang perlu dilakukan adalah membuat matrik
TOWS dan memasukkan semua unsur faktor eksternalmaupun internal
perusahaan. Sehingga langkah pertama yang dilakukan adalah mengetahui
faktor eksternal maupun internal perusahaan.
Sebelummenggunakan matrik TOWS, terlebih dahulu melakukan analisis EFE
dalam matrik EFE dan juga analisis EFI dalam matrik EFI.

1.Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)


Matrik evaluasi faktor eksternal (EFE) membuat perencana strategi dapat
meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, teknologi, lingkungan,
politik, hukum, pemerintah, sosial, budaya, demografi dan persaingan.
Terdapat lima langkah dalam pengembangan matrik EFE.
a.Buat daftar faktor-faktor eksternal termasuk peluang dan ancaman yang
mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Daftar peluang dulu baru
ancaman.
b.Beri bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat
penting). Peluang sering mendapat bobot lebih besar dari pada ancaman.

31
Tetapi, ancaman juga menerima bobot tinggi, jika sangat mengancam. Bobot
yang wajar dapat ditentukan dengan membandingkan pesaing yang sukses dan
yang gagal atau dengan mendiskusikan faktor tersebut dan mencapai tingkat
kelompok. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada faktor di atas harus sama
dengan 1,0.
c.Berikan peringkat 1 sampai 4 kepada masing-masing faktor eksternal untuk
menunjukan seberapa efektif strategi perusahaan saat itu merespon faktor
tersebut, dengan cacatan: 4= respon luar biasa, 3= respon diatas rata-rata, 2=
respon rata-rata, 1= respon jelek. Peringkat didasarkan pada efektifitas strategi
perusahaan.
d.Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang di
bobot.
e.Jumlah nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan nilai
bobot total bagi organisasi.
Berapa pun jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan dalam
matrik EFE, total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu organisasi adalah
4,0 dan yang terendah adalah 1,0. Rata-rata nilai yang dibobot adalah 2,5.
Jumlah nilai yang dibobot sama dengan 4,0. Menunjukkan bahwa
suatuorganisasi memberi respon yang sangat bagus terhadap peluang-peluang
dan ancaman yang ada dalam industrinya.
2.Evaluasi Faktor Internal (EFI)
Alat perumusan strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dalam suatu usaha.
Matrik EFI dapat dikembangkan dalam lima langkah sebagai berikut.
a.Tulislah faktor-faktor internal termasukkekuatanmaupun kelemahannya.
Tuliskan kekuatan terlebih dahulu dan kemudian kelemahannya.
b.Berikan bobot dengan kisaran 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (paling
penting) pada setiap faktor. Bobot yang diberikan pada suatu faktor
menunjukkan seberapa penting faktor itu menunjang keberhasilan
perusahaan dalam industri yang digelutinya. Jumlah dari semua bobot harus
sama dengan 1,0.
c.Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk menunjukkan apakah
faktor itu merupakan kelemahan besar (peringkat=1), kelemahan kecil
(peringkat=2), kekuatan kecil (peringkat=3), atau kekuatan besar (peringkat=4).
Ingat bahwa peringkat 4 dan 3 hanya untuk kekuatan, sedangkan 1 dan 2
hanya untuk kelemahan.
d.Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang
dibobot untuk setiap variabel.
e.Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan total
nilai yang dibobot untuk organisasi.

32
Berapapun faktor yang dirumuskan dalam matriks EFI, jumlah nilai yang
dibobot dapat berkisar 1,0 yang rendah sampai 4,0 yang tinggi dengan rata-
rata 2,5. Total nilai yang dibobot jauh dibawah 2,5merupakan ciri organisasi yang
lemah secara internal. Sedangkan jumlah yang jauh di atas 2,5
menggambarkan posisi internal yang kuat. Pemberian bobot ditentukan
dengan skor 0,0 sampai dengan 1,0 yang akan dijelaskan setiap bobot yang
telah ditentukan untuk setiapfaktor yang ada dalam analisis TOWS ini.

3.MatrikTOWS
Matrik TOWS terdiri dari Sembilan sel. Seperti yang terlihat, terdapat empat
sel faktor kunci, empat sel faktor strategi. Empat sel strategi, dengan label SO,
WO, ST, dan WT. dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel faktor
kunci, berlabel S, W, O, dan T.
Tujuan dari setiap pencocokan adalah mengasilkan strategi alternatif yang
dapat dijalankan, bukan untuk memilih atau menetapkan strategi mana yang
terbaik. Oleh karena itu, tidak semua strategi yang dikembangkan dalam
matriks TOWS akan dipilih untuk dijalankan.
Matrik TOWSmenjelaskan bahwa ada empat strategi yang bisa kita
kembangkan:
a.Strategi SOS
Strategi yang memanfaatkan kekuatan agar peluang yang ada bisa kita
manfaatkan.
b.Strategi WO
Strategi yangmencoba meminimalkan kelemahan atau memperbaiki
kelemahan dalam rangka mencoba meraih peluang yang ada.
c.Strategi ST
Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mencoba mengatasi atau
memperkecil ancaman yang kita hadapi.
d.Strategi WT
Strategi yang mencoba meminimalkan atau mengurangi kelemahan dalam rangka
mencegah ancaman yang harus dihadapi.

III.I.4 MARKETING MIX


Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para
pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan hidupnya, untuk
berkembang dan mendapatkan laba.14Pemasaran mencakup kegiatan yang
dapat berguna dalam menciptakan,mengembangkan, mendistribusikan,
barang yang dihasilkan sesuai dengan permintaan calon pembeliberdasarkan
kemampuan dalam menghasilkan suatu barang.
Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang bisa
dikendalikan dan juga dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon
yang diinginkan oleh pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiriatas segala

33
sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan
produknya.
Bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang berupa
inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan
untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen
Tull dan Kahle mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat
fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar
yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar
sasaran tersebut.
Sasaran pemasaran diartikan sebagai suatu pernyataan yang akan dicapai melalui
kegiatan-kegiatan pemasaran. Sedangkan bauran pemasaran diartikan sebagai
kombinasi yang unikdari distribusi produk, promosi dan strategi harga yang
didisain untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar
sasaran.
Bauran pemasaran syariah tidak jauh berbeda dengan bauran pemasaran
pada umumnya, perbedaannya hanya terletak padaimplementasinya, karena
setiap variabel dalam bauran pemasaran syariah pelaksanaanya didasarkan
atas perspektif Islam).20Dan untuk keberhasilan suatu bisnis, terdapat 4 unsur
bauran pemasaran (Marketing Mix-4p) yaitu: Produk (Product), Harga (Price),
Tempat (Place), dan Promosi (Promotion).
Variabel Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
1.Produk (Product)
Produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan.Sedangkan Tjiptono (2008)
mengungkapkan bahwa produk adalah pemahaman
Roni Mohamad dan Endang Rahim. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing
Mix) Dalam Perspektif Syariah.
Tingkatan Produk menurut Kotler & Armstrong, dalam merencanakan produk
atau apa yang hendak ditawarkan ke pasar, para pemasar perlu berpikir
melalui lima tingkatan produk dalam merencanakan penawaran pasar. Lima
tingkatan produk tersebut terdiri dari: 1) Manfaat Inti (core benefit). Yaitu jasa atau
manfaatfundamental yang benar-benar di beli oleh pelanggan. 2) Produk dasar
(basic product). Para pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk
generik (generic product), yaitu versi dasar dari produk tersebut. 3) Produk
yang diharapkan (expected product).Produk merupakan keseluruhan konsep objek
atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen, konsumen tidak
hanya membeli fisik dari produk saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari
produk tersebut yang disebut “the offer”. Yaitu manfaat yang ditawarkan oleh
produk tersebut. Konsep tersebut dikenal sebagai konsep total produk yang terdiri
atas: a) Produk inti/generik (core product) merupakan fungsi inti dari produk

34
tersebut, b) Produk yang diharapkan (expected product), c) Produk
tambahan( augmented product), d) Produk potensial (potential product).
2.Harga (Price)
Harga menjadi faktor penentu dalam pembelian dan menjadi salah satu
unsur penting dalam menentukan bagian pasar dan tingkat keuntungan
perusahaan. Dalam memutuskan srategi penentuan harga maka harus
diperhatikan tujuannya. Berikut adalah tujuan dari penentuan harga: a)
Bertahan, b) Memaksimalkan laba, c) Memaksimalkan penjualan, d) Gengsi
dan prestise, e) Tingkatpengembalian investasi ( return on investement-ROI).
Harga merupakan satu elemen marketing mix yang memiliki peranan penting
bagisuatu perusahaan, karena harga menempati posisi khusus dalam
marketing mix, serta berhubungan erat dengan elemen lainnya. Agar suatu
produk dapat bersaing dipasaran maka pengusaha dapat melakukan strategi
penetapan harga dalam hubungannya dengan pasar, yaitu apakah mengikuti
harga dibawah pasaran atau diatas pasaran.
3.Lokasi (Place)
Salah satu elemen Tempat (place)yang masuk dalam Marketing mix bukan hanya
diartikan sebagai tempat dimana usaha dijalankan, namun lebih luas lagi
dimana “place” tersebut merupakan segala kegiatan penyaluran produk berupa
barang ataupun jasa dari produsen ke konsumen (distribusi).
Menurut Philip Kotler distribusi adalah : “The various the company undertakes to
make the product accessible and available to target customer”. Berbagai
kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknyamudah diperoleh
dan tersedia untuk konsumen sasaran.
Dalam saluran distribusi, semakin banyak perangkat yang digunakan biasanya
akan mampu menjangkau populasi yang lebih luas. Semakin mudah produk
didapatkan berarti proses distribusi semakin baik, dan penjualan produk
berpeluang besar untuk meningkat. Untuk itulah saluran distribusi penting
direncanakan dengan matang oleh pemasar.
4.Promosi (Promotion)
Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang
bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak
mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat
produk tersebut.32Pada hakikatnyapromosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran, yaitu aktivitas yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi / membujuk, dan/atau mengingatkan pasarsasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.Promosi adalah salah
satu unsur dalam bauran pemasaran (marketing mix) perusahaan yang
didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk danmengingatkan
tentang produk perusahaan”.

35
III.2 GLOSARIUM
 TOWS :Merupakan salah satu analisis yang digunakan untuk melihat faktor
eksternal dan internal perusahaan.
 EFE : Evaluasi Faktor Eksternal
 EFI : Evaluasi Faktor Internal
 MARKETING MIX : Bauran pemasaran
 Lifestyle : gaya hidup
 Personality : karakter diri
 Value : Nilai sesuai objek

III.3 SOAL
1. Sebutkan contoh analisis tows
2. Setiap perusahaan harus memilih segmentasi pasar yang tepat. Menurut Anda
mengapa perusahaan harus melakukan pemilihan segmentasi pasar?

3. Dalam penetapan segmentasi pasar, perusahaan memperhatikan berbagai hal.


Menurut Anda apa yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam penetapan
segmentasi pasar? Berikan contohnya!

4. Berikan contoh marketing mix

III.4 SUMBER
https://ejournal.iaingorontalo.ac.id/index.php/MUTAWAZIN/article/
view/113/76
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/37568
https://journal.stieken.ac.id/index.php/ritmik/article/view/235/339
https://ojs.uajy.ac.id/index.php/jbi/article/view/306
https://publication.petra.ac.id/index.php/manajemen-bisnis/article/view/5307
https://journal.laaroiba.ac.id/index.php/visa/article/view/945/837

36
BAB IV
PERTEMUAN KE 6
IV.I ASPEK EKSTERNAL DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

IV.I.I ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS

Saat melakukan studi kelayakan bisnis, ada banyak aspek yang harus diteliti.Pada
dasarnya aspek-aspek tersebut bersifat fleksibel, sehingga bisa ditambah ataupun
dikurangi sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Meskipun demikian, ada beberapa aspek dasar yang pasti akan diteliti ketika
analisis studi kelayakan bisnis dilakukan, antara lain:

 Aspek Ekonomi
Aspek Ekonomi adalah aspek geografi social yang berkaitan dengan hal-hal
ekonomis.Aspek Ekonomi itu sendiri membahas tentang bagaimana perusahaan
berkembang yang tentunya impactnya positif terhadap pendapatan yang
diperoleh.Bukan hanya itu sumber daya manusia (SDM) juga harus sesuai dengan
keadaaan tempat kita memulai sebuah usaha karena peningkatan ekonomi
berpengaruh terhadap hal tersebut.
Data makro ekonomi banyak yang dapat di jadikan sebagai indicator ekonomi yang
dapat diolah menjadi informasi penting dalam rangka studi kelayakan
bisnis,misalnya: PDB, Investasi,Kurs Valuta Asing, Kredit Perbankan, Anggaran
Pemerintah, Penganggaran Pembangunan, Perdagangan Luar Negeri, Dan Neraca
Pembayaran.
1. Sisi Rencana Pembangunan Nasional
Analisis manfaat proyek di tinjau di sisi ini,di maksudkan agar proyek dapat:
a. Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat.
b. Menggunakan sumber daya local
c. Menghasilkan dan menghemat devisa
d. Menumbuhkan industry lain
e. Turut menyediakan kebutuhan konsumen dalam negri sesuai dengan
kemampuan.
f. Menambah pendapatan nasional.
2. Sisi Distribusi Nilai Tambah
Maksudnya adalah agar proyek yang akan di bangun memiliki nilai tambah, nilai
tambah hendak nya dapat di hitung secara kuantitatif. Dalam perhitungan tersebut,
agar lebih mudah, dapat di asumsikan bahwa proyek dapat berproduksi dengan
kapasitas normal.
3. Sisi Nilai investasi pertenaga kerja

37
Penialaian berikut nya adalah bahwa proyek mampu meningkat kan kesempatan
kerja. salah satu cara mengukur proyek padat modal atau padat karyaadalah
dengan berbagai investasi (modal tetap+modal kerja) dengan jumlah tenaga kerja
yang terlibat sehingga di dapat nilai investasi pertenaga kerja.
4. Hambatan di Bidang Ekonomi
a. Kebijakan Bisnis Pemerintah Berkaitan dengan izin usaha dan legalitas
lainnya yang mendukung suatu bisnis. Juga berkaitan dengan pajakk, karena
selain pajak daerah, pajak pribadi, sumber dana negara adalah pajak dari badan
usaha.
b. Pertumbuhan Penduduk 1 Erizal Jamal Forum Penelitian Agro Ekonomi 9(2-
1), 11-20,1992 Berkaitan dengan pertumbuhan penduduk suatu daerah tertentu
untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang tersedia. Bisa di analisis dari
perbedaan gender, umur produktif, dan tingkat pendidikan.
c. Pendapatan Nasional dan Pendapatan Perkapita Pendapatan nasional
merupakan keseluruhan pendapatan yang dimiliki dan diperoleh dari suatu negara.
Pendapatan perkapita merup[akan keseluruhan pendapatan yang dimiliki dan
diperoleh dari suatu penduduk di dalam suatu daerah.
 Aspek Sosial
Aspek Sosial merupakan hasil daripada aktivitas manusia dengan alam
sekitar/lingkunganyang dimana salah satu bentuknya itu meliputi penindasan.
Menegnai penindasan tersebut adalah suatu kekerasan,ancaman dan paksaan
yang dilakukan seseorang kepada orang lain yang melibatkan ketidakseimbangan
kekuasaan sosial atau orang lain. Tujuan utama perusahaan adalah mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun, perusahaan tidak dapat hidup
sendirian, perusahaan hidup bersamasama dengan komponen lain, salah satu
komponen lain yang di maksud adalah lembaga social sehingga dalam rangka
keseimbangan tadi, hendak nya perusahaan memiliki tanggung jawab social.
Analisis dalam bidang sosial adalah sebagai berikut :
1. Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan suatu hubungan antaara
masyarakat dengan perusahaan dimana perusahaan atau organisasi sebagai
lemabaga sosial.
2. Perubahan Keadaan Sosial yang Kompleks Perubahan sosial merupakan
kondisi struktur sosial yang terdiri dari masyarakat dan lingkungan sekitar didalam
suatu daaerah tertentu.
3. Perubahan dalam Masyarakat Fluralistics Masyarakat pluralistic adalah
sebuah kehidupan berbagai kelompok yang mempengaruhi lingkungan perusahaan

38
dalam mendapatkan harapan-harapan social,ekonomi dan politik.,masing-masing
kelompok berusaha mengembangkan diri supaya fungsi system itu efektif.
 Aspek Politik
Aspek Politik adalah suatu kondisi yang terjadi akibat adanya isu,spekulasi,dan
rumor karena kondisi politik dari pemerintah yang bisa mempengaruhi permintaan
dan penawaran konsumen. Adanya isu, rumor, spekulasi yang timbul akibat kondisi
politik yang di ciptakan pemerintah akan mempengaruhi permintaan dan
penawaran suatu produk, baik itu barang maupun jasa. Dalam menganalisis
kelayakan bisnis hendak nya aspek politik perlu pula dikaji untuk untuk
memperkirakan bahwa situasi politk saat bisnis di bangun dan di implementasikan
tidak akan sangat mengganggu sehingga kajian menjadi layak,situasi politik dapat
di ketahui melalui berita-berita dan media massa.
Analisis dalam bidang poitik adalah sebagai berikut :
1. Isu Strategis Isu Strategis merupakan suatu informasi pemberitaan sosial
yang mencakup informasi publik yang berkaitan dengan perubahan lingkungan,
masyrakat dan pemerintahan.
2. Penyelenggaraan Pemerintah Penyelenggaraan Pemerintahan merupakan
suatu rangkaian atau struktur kepemerintahan didalam suatu wilayah tertentu.
3. Kerjasama Pemerintah Kerjasama Pemerintah merupakan suatu perjanjian
pemerintah suatu wilayah dengan pihak – pihak lainya. agar pemerintah mau
bekerjasama dengan perusahaan.
 Aspek Hukum Atau Legalitas

Salah satu aspek yang pasti diteliti ketika studi kelayakan bisnis dilakukan adalah
aspek hukum atau legalitas.Hal ini menyangkut pada semua hal yang berhubungan
dengan legalitas atau ketentuan hukum dalam mendirikan perusahaan.

Dalam aspek hukum, poin-poin yang dianalisis yakni izin lokasi, surat tanda daftar
perusahaan, NPWP, akta pendirian perusahaan dari notaris, surat izin usaha
perdagangan (SIUP), dan lain-lain.

 Aspek Ekonomi dan Budaya

Pada aspek ekonomi dan budaya, studi kelayakan menganalisis dampak yang
diakibatkan oleh perusahaan pada kondisi sekitar.Dari sisi budaya, studi kelayakan
bisnisakan menganalisis bagaimana perusahaan mempengaruhi adat istiadat di
daerah sekitar.

Sedangkan dari sisi ekonomi, analisis yang dilakukan yakni bagaimana


perusahaan berdampak pada tingkat pendapatan per kapita di wilayah tempat
perusahaan didirikan.

 Aspek Pasar dan Pemasaran

39
Pasar dan pemasaran merupakan aspek dasar yang diteliti dalam studi kelayakan
bisnis. Analisis yang dilakukan pada aspek ini akan menjawab pertanyaan apakah
produk yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki peluang pasar.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
yakni potensi pasar, jumlah konsumen, daya beli masyarakat, segmentasi, situasi
persaingan di industri tersebut, dan lain-lain.

 Aspek Manajemen

Studi kelayakan bisnis juga turut menyertakan aspek manajemen sebagai aspek
dasar yang harus dianalisis.Aspek ini berkaitan erat dengan operasional
perusahaan baik itu pembangunan maupun pengembangan.Dari semua aspek
yang dianalisis, aspek manajemen memiliki cangkupan yang sangat luas.

Hal ini dikarenakan semua hal yang berhubungan dengan operasional perusahaan
ikut ke dalam kategori aspek manajemen, mulai dari manajemen usaha, sumber
daya hingga finansial perusahan.

 Aspek Keuangan

Bagi sebagian bisnis modal adalah adalah hal utama yang harus dimiliki sebelum
membangun sebuah bisnis.Maka dari itu aspek keuangan menjadi hal yang
menentukan bisnis Anda berjalan lancar atau tidak kedepannya. Proses
penganggaran adalah hal yang harus dilakukan jika Anda ingin melakukan
perencanaan bisnis yang matang.

IV.I.2 IMPLIKASI PADA SKB


Berkenaan dengan permasalahan permintaan konsumen dan penawaran
produsen, serta bentuk - bentuk pasar maka tugas analisis dalam melakukan studi
kelayakan bisnis ( SKB ) dari aspek pasar hendaknya :
1. Mampu menentukan produk atau jasa yang akan dijadikan benchmark bagi
rancangan produk atau jasa yang akan dijual. Jika belum ada produk yang beredar
di pasar, maka rancangan produk atau jasa dari studi ini akan menjadi pelopor di
pasar.
2. Mampu menentukan jenis pasar yang akan dipilih, baik dari sisi produsen
maupun dari sisi konsumen. Dengan penentuan ini, maka manajemen selanjutnya
akan mempersiapkan strategi dan kebijakannya.
3. Mampu melakukan analisis untuk dapat menentukan pergerakan permintaan
konsumen akan produk yang akan dijual serta pergerakan kemampuan para
produsen dalam penawarannya di pasar, baik untuk masa sekarang maupun untuk
masa ke depan.

40
Analisis dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Secara kuantitatif misalnya adalah dengan metode statistika berupa
teknik regresi dan forecasting.
1. Related
2. Lingkup Rencana Pengelolaan Lingkungan
3. Sistematika Pengeloalaan Lingkungan
4. Di Mana Bisnis Akan Dilaksanakan

IV.2 GLOSARIUM

1. Aspek Ekonomi adalah aspek geografi social yang berkaitan dengan hal-hal
ekonomis.
2. Aspek Sosial merupakan hasil daripada aktivitas manusia dengan alam
sekitar/lingkunganyang dimana salah satu bentuknya itu meliputi penindasan.

IV.3 SOAL

1. Apa saja aspek-aspek eksternal dalam studi kelayakan bisnis ?


2. Jelaskan aspek ekonomi dalam SKB?
3. Jelaskan aspek sosial dalam SKB?

IV.4 SUMBER

https://www.jurnal.id/id/blog/aspek-dalam-studi-kelayakan-bisnis-sbc/

Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009, Studi Kelayakan Bisnis, Bogor

41
BAB IV
PERTEMUAN 7

VI.I ALIRAN KAS PERUSAHAAN

V.I.I.1. APA ITU LAPORAN ARUS KAS (CASH FLOW


STATEMENT)?

Pengertian laporan cash flow atau dikenal juga dengan nama laporan arus kas
adalah jenis laporan keuangan yang berisi tentang informasi penerimaan dan
pengeluaran kas dalam sebuah perusahaan pada periode waktu tertentu.

Fungsi dari laporan ini yaitu untuk memberikan informasi serta revisi dari mana
uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka
membelanjakannya.Sederhananya, laporan ini digunakan untuk melacak catatan
pemasukan dan pengeluaran dari seluruh kegiatan perusahaan.

V.I.I.2 TUJUAN & MANFAAT LAPORAN ARUS KAS

Tujuan dari laporan arus kas yaitu adalah untuk menyajikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode akuntansi.Selain
bermanfaat bagi perusahaan, laporan ini juga memiliki manfaat untuk investor,
kreditor, dan lainnya.

Seperti pada laporan cashflow yang di-generate oleh aplikasi Mekari Jurnal, Anda


bisa mengetahui banyak hal termasuk komponen seperti investasi tunai dan
pendapatan tunai, dan jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan.

42
VI.I Arus Kas

Dengan adanya laporan cashflow seperti yang ada pada tampilan aplikasi


akuntansi Jurnal diatas, Anda dapat menilai hal-hal berikut:

1. Kemampuan Entitas dalam Mendapatkan Arus Kas


Laporan arus kas dinilai lebih baik dari data aktual untuk melihat kondisi keuangan
perusahaan.

Dengan laporan ini, Anda bisa membuat prediksi mengenai kemampuan entitas
suatu perusahaan dalam menghasilkan arus kas di masa depan.

2. Transaksi Investasi & Pendanaan Kas


Jumlah aset dan kewajiban bisa berubah karena faktor tertentu.

Adanya pemeriksaan transaksi investasi dan pendanaan, maka Anda dapat


mengetahui penyebab perubahan kedua akun tersebut.

3. Kemampuan Entitas untuk Membayar Dividen dan Kewajiban


Adanya laporan arus kas, perusahaan bisa memastikan jumlah kas untuk
membayar sejumlah kewajiban.

Seperti misalnya, payroll gaji karyawan, pembayaran hutang, dan membayar


dividen (pembagian laba pada pemegang saham).

Selain itu, dengan laporan ini investor bisa melihat gambaran arus kas dalam
kegiatan bisnis perusahaan Anda.

43
4. Keterangan atas Perbedaan antara Angka Laba Bersih & Kas Bersih
Informasi laba bersih dibutuhkan oleh pihak-pihak yang menggunakan laporan
keuangan.

V.I.I.3 KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS

Terdapat 3 komponen atau jenis aktivitas yang terdapat pada laporan arus kas
(cash flow statement), yaitu:

 Aktivitas Operasi (Operating Activities). Terdiri dari kegiatan operasional


perusahaan yang dapat diperoleh dengan memasukkan nilai dari pengaruh
kas/bank pada transaksi yang dilibatkan dalam penentuan laba bersih. Sebagai
contoh seperti, penjualan barang dan jasa dari pelanggan, pembelian persediaan,
atau perlengkapan yang umurnya diperkirakan kurang dari setahun, utang
kepada supplier dan beban operasional lainnya.

 Aktivitas Investasi (Investing Activities). Berkaitan dengan aktivitas arus kas


yang dihasilkan dari penjualan ataupun pembelian aktiva tetap atau kegiatan
memasukkan nilai dari transaksi yang mempengaruhi kas atau bank untuk kegiatan
investasi pada aset yang umurnya diperkirakan lebih dari satu tahun. Contohnya,
pembelian/penjualan aktiva tetap atau investasi jangka panjang lainnya.

 Aktivitas Pendanaan (Financing Activities). Merupakan aktivitas kas yang


berasal dari penambahan modal perusahaan. Untuk menghitung aktivitas ini, Anda
dapat memasukkan nilai penambahan atau pengurangan kas yang berasal dari
kewajiban jangka panjang dan ekuitas pemilik, seperti penyetoran modal awal,
utang bank atau obligasi dan penerbitan saham.

V.I.I.4 METODE PEMBUATAN LAPORAN CASH FLOW

Ada dua metode untuk membuat laporan cash flow yaitu metode langsung


(direct method) dan metode tidak langsung (indirect method):

 Direct Method
Pada metode langsung merupakan metode membuat laporan cash flow dengan
mengelompokkan kegiatan operasi ke dalam berbagai kategori.

Misalnya, aktivitas operasional dibedakan akunnya sendiri-sendiri seperti akun


beban penyusutan, beban amortisasi, keuntungan, dan kerugian, utang, dan
sebagainya, sehingga metode ini lebih mudah dimengerti dan dapat memberikan
informasi yang lengkap dalam pengambilan keputusan.

44
Untuk membuat laporan cash flow dengan metode ini, Anda harus menyiapkan
buku kas bank dan buku kas kecil.

Selanjutnya Anda dapat memilih untuk melakukan pemeriksaan silang antar buku
kas bank, rekening koran, bonggol check atau buku kas kecil.

 Indirect Method
Berbeda dengan metode langsung, metode tidak langsung memusatkan perhatian
pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi.

Metode tidak langsung menunjukan hubungan antara laporan keuangan laba


rugi, neraca dan arus kas (cashflow).

Nah, karena datanya sudah tersedia langsung dalam perusahaan, maka metode ini
lebih murah dibandingkan metode langsung.

Dalam metode ini arus kas operasi, investasi, dan pendanaan disusun berdasarkan
laporan laba rugi dan neraca.

V.I.I.5CARA MEMBUAT LAPORAN ARUS KAS (CASH FLOW


STATEMENT)

1. Menghitung kenaikan dan penurunan kas


Langkah pertama untuk membuat laporan cash flow adalah menghitung kenaikan
atau penurunan kas perusahaan.

Untuk menghitungnya, Anda dapat melihat neraca pada akun kas.

Selain itu, Anda juga dapat menghitung kenaikan dan penurunan kas dengan
melihat buku kas bank dan buku kas kecil.

2. Menghitung dan melaporkan kas bersih yang digunakan pada aktivitas


operasional
Kas digunakan untuk berbagai macam kegiatan.

Pada langkah kedua ini Anda harus memisahkan kas yang khusus untuk kegiatan
operasi.

Kemudian, hitunglah jumlahnya dan buatlah laporan kas bersih yang digunakan
untuk aktivitas operasional.

3. Menghitung dan melaporkan kas bersih yang digunakan pada aktivitas


investasi di laporan cash flow

Langkah ketiga ini sama dengan langkah kedua, hanya saja yang membedakan
jenis kegiatannya yakni kegiatan investasi.Kegiatan investasi misalnya,

45
pembelian/penjualan aktiva tetap atau investasi jangka panjang lainnya.Perhatikan
kegiatan investasi yang dilakukan pada periode berjalan dan hitunglah berapa
jumlah kas bersih yang digunakan.

4. Menghitung & melaporkan kas bersih yang digunakan pada aktivitas


pendanaan
Untuk melakukan perhitungan, Anda dapat memasukkan nilai penambahan atau
pengurangan kas yang berasal dari kewajiban jangka panjang dan ekuitas pemilik.

5. Hitung dan jumlahkan kas bersih dari ketiga aktivitas arus kas
Langkah terakhir yakni menghitung penggunaan dan penerimaan kas bersih dari
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Jika langkah 2, 3, dan 4 sudah Anda lakukan, maka langkah terakhir akan lebih
mudah dilakukan.

Anda hanya perlu membuat laporannya saja.Jangan lupa untuk memasukkan saldo
kas awal periode pada perhitungannya.

V.I.I.6 KEBUTUHAN DANA DAN SUMBERNYA

Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis (usaha) sudah barang
tentu memerlukan sejumlah modal (uang),disamping keahlian lainnya. Modal yang
digunakan untuk membiayai suatu bisnis, mulai dari biaya investasi dalam aktiva
tetap, hingga modal kerja. Untuk memenuhi kebutuhan investasi , modal dapat
dicari dari berbagai sumber dana yang ada. Sumber dana yang dicari dapat dipilih,
apakah dengan cara mengunakanmodal sendiri atau modal pinjaman (modal
asing). Penggunaan masing-masing modal tergantung dengan tujuan penggunaan
modal, jangka waktu serta jumlah yang diingankan perusahaan. Masing-masing
modal memiliki keuntungan dan kerugian. Hal ini dapat dapat dilihat dari segi biaya,
waktu, persyaratan untuk memperolehnya, dan jumlah yang dipenuhi.
Untuk mendanai suatu kegiatan investasi,maka biasanya diperlukan dana yang relative
cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada seperti dari
modal sendiri atau dari pinjaman atau keduanya. Pilihan apakah menggunakan modal
sendiri atau modal pinjaman atau modal gabungan dari keduanya tergantung dari jumlah
modal yang dibutuhkan dan kebijakan pemilik usaha. Pertimbangannya tidak lain adalah
untung ruginya jika menggukan salah satu modal atau modal gabungan.
Penggunaan kedua jenis modal baik untuk modal investasi maupun untuk modal kerja jelas
berbeda. Dilihat dari segi sumber aslinya, modal dibagi dua macam, yaitu :

 Modal Asing (modal pinjaman)


1. Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak
luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Menggunakan pinjaman

46
untuk membiayai suatu usaha akan terkena biaya, yaitu biaya administrasi, provisi
dan komisi, serta bunganya yang besar relative. Kemudian adanya kewajiban
untuk mengembalikan pinjaman setelah jangka waktu tertentu sesuai perjanjian
sebelumnya. Perolehan modal asing juga relatif sulit karena diperlukan syarat-
syarat tertentu sesuai dengan kebijakan pemilik dana.
Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang relative tidak terbatas, artinya
tersedia dalam jumlah banyak. Disamping itu dengan menggunakanmodal
pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen untuk sungguh-sungguh
mengerjakan uasaha yang dijalankan.
1. Pinjaman dari dunia perbankan
2. Pinjaman dari lembaga keuangan
3. Pinjaman dari perusahaan nonbank.

 Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara
menggunakan saham baik secara tertutup atau terbuka. Tertutup artinya hanya
dari kalangan internal pemilik saham sebelumnya, sedangkan terbuka dengan
menjual saham kepada masyarakat luas. Keuntungan menggunakan modal sendiri
untuk membiayai sesuatu usaha adalah tidak adanya beban bunga seperti modal
pinjaman. Perusahaan hanya berkewajiban membayar deviden.
Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal dari :
a. Setoran dari pemegang saham.
b. Dari cadangan laba, atau
c. Dari laba yang belum dibagi.

V.I.I.7 ALIRAN KAS


Laporan arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama periode
tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan
menunjukkan dari mana sumber kas dan pengunaannya. Penerimaan dan
pengeluaran kas ada yang bersifat rutin dan juga ada pula yang bersifat insidental.

Menurut (Umar, 2009) kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan
salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Aliran kas
dikelompoknya menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Aliran kas permulaan (initial cash flow)
2. Aliran kas operasional (operational cash flow)
3. Aliran kas terminal (terminal cash flow)

47
V.I.I.8 BIAYA MODAL
Biaya modal menurut (Umar, 2009) dimaksudkan untuk menentukan berapa besar
biaya riil dari masing-masing sumber dana yang dipakai dalam berinvestasi. Perlu
untuk mementukan biaya penggunaan modal rata-rata dari keseluruhan dana yang
akan dipakai, sehingga berdasarkan hal ini patokan tingkat keuntungan yang layak
dari proyek bisnis dapat diketahui.

V.I.I.9 INITIAL DAN OPERASIONAL CASH FLOW


Cash flow merupakan aliran kas dari suatu usaha yang terdiri dari penerimaan
usaha (inflow) dan pengeluaran usaha (outflow). Menurut Kasmir dan Jakfar
(2007:95). Arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dari perusahaan
sejak investasi dilakukan hingga akhir investasi. Dalam hal ini, investor yang paling
penting adalah jumlah kas bersih yang mengalir ke perusahaan dari dana
yangdiinvestasikan. Pentingnya kas utama bagi investor dibandingkan dengan
keuntungan perusahaan diberikan sebagai berikut:

1. Kas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai sehari-hari.


2. Kas digunakan untuk membayar semua kewajiban yang jatuh tempo.
3. Kas juga digunakan untuk melakukan investasi kembali.
4. Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari:
a. Initial Cash Flow
b. Operation Cash Flow
c. Terminal Cash Flow

V.I.I.10 ANALISIS KEPEKAAN


Analisis sensivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat
dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem
produksi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis sentivitas
maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat
diketahui dan diantisifikasi sebelumnya.
Tujuan dari analisis sensitivitas adalah sebagai berikut :
1. Menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan
investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau
manfaat.
2. Analisis kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perhitungan umumnya
didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa
yg akan terjadi di waktu yang akan datang.

48
3. Analisis pasca kriteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan
terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisa bisnis jika terjadi perubahan atau
ketidaktepatan dalam perhitungan biaya atau manfaat.
Dalam analisis sensitivitas, perubahan-perubahan variabel yang terjadi pada
sistem atau proses produksi dapat dijadikan indikator dalam perhitungan ketidak
pastian. Berikut adalah analisis variabel yang menjadi indikator tersebut, ialah :
1. Harga
2. Keterlambatan pelaksanaan
3. Kenaikan biaya (“cost over run“)

V.I.I.11 PENILAIAN DAN PEMILIHAN INVESTASI


Investasi dapat diukur dengan berbagai metode, diantaranya yaitu menggunakan
metode sebagai berikut :
1. Net Present Value (NPV)
2. Internal Rate of Return (IRR)
3. Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)
4. Payback Period (PP)
5. Profitability Index (PI)
6. Break Even Point (BEP)

V.2 GLOSARIUM

1. Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari
pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman.
2. Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan
cara menggunakan saham baik secara tertutup atau terbuka.
3. Biaya modal dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari
masing-masing sumber dana yang dipakai dalam berinvestasi.

V.3 SOAL

1. Jelaskan yang dimaksud Modal Asing?


2. Jelaskan yang dimaksud Modal Sendiri?
3. Jelaskan yang dimaksud biaya modal?

49
V.4 SUMBER :
Kedua. Jakarta : Kencana Dewi Astuti, M. 2004. Manajemen Keuangan
Perusahaan. Jakarta : Ghalia Indonesia
Ibrahim Yacob, 2003. H. M. Studi Kelayakan Bisnis, edisi revisi. Jakarta : PT.
Rineka Cipata. Studi-kelayakan-bisnisuniversitas.blogspot.co.id/2011/12/studi-
kelayakan- binis.htm

50
BAB VI
PERTEMUAN 9

VI.I KONSEP PERSAINGAN DALAM STUDI KELAYAKAN


BISNIS

VI.I.2 ANCAMAN MASUK PENDATANG BARU


Menurut Porter (1987) menyatakan bahwa ancaman masuknya pendatang baru ke
dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung dengan
reaksi dari para pesaing yang ada, digabung dengan reaksi dari para pendatang
baru. Jika rintangan atau hambatan ini besar dan/atau pendatang baru
memperkirakan akan ada perlawanan yangt keras dari mka-muka lama, maka
ancaman masuknya pendatang baru akan rendah.
Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah
implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi
bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan sumber daya
produksi yang terbatas.

Ada beberapa faktor penghambat pendatang baru masuk kedalam suatu industri
yang sering disebut dengan Hambatan Masuk :
1. Skala Ekonomi
Apabila pendatang baru berproduksi dengan skala kecil, maka mereka akan
dipaksa berproduksi pada biaya per unit yang tinggi padahal perusahaan yang ada
tengah berupaya pada skala produksi yang terus diperbesar dan proses produksi
yang terus menerus diefisienkan sehingga harga per unit barang menjadi lebih
rendah.
2. Diferensiasi Produk
Diferensiasi yang menciptakan hambatan masuk memaksa pendatang baru untuk
mengeluarkan biaya dan usaha yang besar untuk merebut para pelanggan yang
loyal kepada perusahaan utama. Usaha besar itu misalnya adalah dengan iklan
yang gencar dan pelayanan yang baik. Pada tahap awal, usaha-usaha ini
membutuhkan biaya yang besar dan bahkan mendatangkan kerugian. Sering kali
kondisi ini berjalan cukup lama.
3. Kecukupan Modal
Jenis industri yang memerlukan modal besar merupakan hambatan yang besar
bagi pemain baru, terutama pada jenis industri yang memerlukan biaya yang besar
untuk riset dan pengembangan serta eksplorasi.
4. Biaya Peralihan
Hambatan masuk akan tercipta dengan adanya biaya peralihan pemasok, yaitu
biaya yang harus dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok
tertentu ke produk pemasok lainnya. Biaya peralihan ini dapat berupa biaya
pelatihan kembali karyawan, biaya pelengkap yang baru, dan desain ulang produk.

51
Pada akhirnya, biaya- biaya ini akan ditanggung oleh konsumennya. Apabila biaya
peralihan yang diperlukan cukup besar, pesaing baru harus memberikan
penawaran yang jauh lebih menarik terutama soal harga.
5. Akses Kesaluran Distribusi
Jalur distribusi sangat menentukan penyebaran produk. Perusahaan yang
mempunyai jalur distribusi yang luas dan bekerja secara baik akan sangat
menghambat masuknya produk baru kedalam pasar. Pendatang baru mungkin sulit
memasuki saluran yang ada dan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk
membangun saluran sendiri.
6. Ketidakunggulan Biaya Independen
Keunggulan biaya yang dipunyai oleh perusahaan yang sudah ada sulit ditiru oleh
pendatang baru. Keunggulan itu mungkin timbul dari teknologi yang telah
dipatenkan perusahaan, konsensi bahan baku, atau subsudi pemerintah.
7. Peraturan Pemerintah
Pemerintah biasanya menerbitkan sejumlah aturan yang mengatur bidang- bidang
tertentu seperti yang selalu diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, misalnya lewat
Daftra Investasi Negatif (DIN). Peraturan pemerintah dapat menimbulkan
hambatan masuk bagi pendatang baru.

VI.I.3 PERSAINGAN SESAMA PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI


Persaingan dalam industri sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja
perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoli, perusahaan mempunyai
kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Persaingan pasar yang
sempurna biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk dalam
hal harga produk.
Menurut Porter, tingkat persaingan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
1. Jumlah Kompetitor
2. Tingkat Pertumbuhan Industri
3. Karakteristik Produk
4. Biaya Tetap yang Besar
5. Kapasitas
6. Hambatan Keluar

VI.I.4 ANCAMAN DARI PRODUK PENGGANTI


Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri bersaing pula dengan
produkpengganti.Walaupun karakteristiknya berbeda, barang substitusi dapat
memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk substitusi adalah kuat
bilamana konsumen dihadapkan pada sedikitnya switchingcost dan jika produk
substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan
lebih tinggi daripada produk-produk suatu industri

52
VI.I. 5 KEKUATAN TAWAR-MENAWAR PEMBELI
Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga,
meningkatkan mutu dan pelayanan serta mengadu perusahaan dengan kompetitor
melalui kekuatan yang mereka miliki.
Beberapa kondisi yang mungkin dihadapi perusahaan antara lain adalah:
1. Pembeli membeli dalam jumlah yang besar.
2. Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan.
3. Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok.
4. Switchingcost pemasok adalah kecil.
5. Produk yang dibeli perusahaan mempunyai andil presentase yang besar bagi
biaya produksi pembeli
6. Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah.
7. Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli.

VI.I. 6 KEKUATAN TAWAR-MENAWAR PEMASOK


Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikan harga
atau megurangi kualitas produk atau servis. Pemasok akan kuat apabila beberapa
kondisi berikut terpenuhi:
1. Jumlah pemasok sedikit.
2. Produk/pelayanan yang ada adalah unik dan mampu menciptakan switching
cost yang besar.
3. Tidak tersedia produk substitusi.
4. Pemasok mampu melakukan integrasi kedepan dan mengolah produk yang
dihasilkan menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan.
5. Perusahaan hanya membeli dalam jumlah yang kecil dari pemasok.

VI.I.7 PENGARUH KEKUATAN STAKEHOLDER LAINNYA

Kekuatan keenam yang ditambahkan oleh Freeman yang dikutip Wheelen adalah
berupa kekuatan diluar perusahaan yang mempunyai pengaruh dan kepentingan
secara langsung kepada perusahaan. Stakeholder yang dimaksud antara lain
adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok,
asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain, dan pemegang
saham. Pengaruh dari masing-masing stakeholder adalah bervariasi di antara
industri yang satu dengan yang lain.
Pentingnya peran stakeholder terhadap perusahaan membuat perusahaan perlu
melakukan analisis stakeholder. Mitchell, Agle, dan Wood (1997) dalam Clement

53
(2005) menyatakan bahwa terdapat tiga karasteristik yang menunjukkan seberapa
penting suatu stakeholder bagi perusahaan, yaitu kekuatan
(power), urgensi (urgency), dan hak kekuasaan (legitimacy). Di sisi lain, urgensi
menunjukkan seberapa cepat perusahaan perlu berupaya terkait dengan
permintaan atau tindakan stakeholder. Sedangkan stakeholder memiliki legitimasi
ketika tindakannya terhadap perusahaan secara luas dianggap sesuai dengan
norma.

VI.2 GLOSARIUM

1. Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada


rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang ada,
digabung dengan reaksi dari para pendatang baru.
2. Persaingan dalam industri sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja
perusahaan.
3. Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikan
harga atau megurangi kualitas produk atau servis.

VI.3 SOAL

1. Jelaskan ancaman masuk nya pendatang baru ke dalam industri ?


2. Jelaskan persaingan dalam industri?
3. Jelaskan kekuatan tawar-menawar pembeli?
4. Jelaskan kekuatan tawar-menawar pemasok?

VI.4 SUMBER :
Adnyana, I. M. (2020). Studi Kelayakan Bisnis. Lembaga Penerbitan Universitas
Nasional (LPU-UNAS).
Sulastri, L. (2016). Studi Kelayakan Bisnis Untuk Wirausaha. In LaGood’s
Publishing.

54
BAB VII
PERTEMUAN 10

VII.I ANALISIS PERSAINGAN DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. 1. Latar Belakang
Studi kelayalan bisnis adalah sebuah aktivitas yang mempelajari secara
mendalam tentang bisnis yang akan dijalankan, yang terkait layak atau tidaknya
bisnis itu untuk dijalankan ( Kasmir & Jakfat, 2003). Menurut Ibrahim (2003) studi
kelayakan bisnis adalah aktivitas suatu penilaian manfaat yang akan didapatkan
dalam suatu aktivitas bisnis atau proyek yang akan direncanakan. Dalam studi
kelayakan bisnis kita harus menilai kelayakan usaha secara komperhensifdengan
memeperhatikan dua aspek, yaitu aspek fungsi manajemen dan aspek
lingkunganeksternal. Aspek lingkungan eksternal meliputi akses, tempat, dan
manusia.Aspek lingkungan industry lebih mengarah pada aspek persaingan di
mana bisnis perusahaan benda. Akibatnya, factor-faktor yang mempenagruhi
kondisi, seperti ancaman terhadap perusahaan dan kekuatan yang dimiliki
perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri,menjadi penting dianalisis
untuk study kelayakan bisnis jasa.

Tabel 1.
No Faktor Studi Kelayakan Rencana Bisnis
Pembeda Bisnis
1 Jenis Data Data Estimasi Data Empiris
2 Sumber Data Data Eksternal Data Internal
3 Penyusun Pihak Eksternal, agar Pihak Internal, lebih
lebih independen mengetahui kondisi
perusahaan
4 Tujuan Menilai kelayakan Membantu merencanakan
sebuah ide bisnis yang akan datang
5 Waktu Memakan waktu elative Memakan waktu elative
lama pendek
6 Biaya Relatif besar Relatif tidak terlalu besar

VII.I Perbedaan antara Studi Kelayakan Bisnis dan Rencana Bisnis

55
Studi kelayakan bisnis memiliki hubungan yang erat dengan rencana bisnis. Ide
bisnis setelah dipelajari dan dideklarasikan layak untuk dijalankan maka langkah
selanjutnya adalah membuat rencana bisnis. Jika rencana bisnis dapat dijalankan
kemudianmelakukan bisnis. Jika tidak layak ide bisnis atau rencana bisnis tidak
dapat dijalankan maka kembalikan proposal bisnis ide bisnis yang mungkin ditunda
atau ditolak. Setiap bisnis saat ini membutuhkan studi kelayakan bisnis memulai
usaha meskipun dengan intensitas yang berbeda. Intensitas penyusunan studi
kelayakan bisnis tergantung pada beberapa hal berikut:

a) Besar kecilnya dampak yang dapat ditimbulkan, semakin besar dampak yang

bisa dihasilkan dari sebuah ide bisnis itu akan dieksekusi, semakin tinggi akurasi

yang dibutuhkan dalam menyusun studi kelayakan bisnis. Di sisi lain, semakin kecil

dampaknya yang dapat timbul dari ide bisnis yang akan dijalankan, semakin

rendah tuntutan ketelitian dalam menyusun kajian kelayakan. Contoh : Studi

kelayakan bisnis dilakukan oleh PLTN (Nuklir) VS PLTA

b) Besar kecilnya tingkat kepastian usaha Semakin besar tingkat ketidakpastian

suatu bisnis, semakin tinggi intensitas dalam menyusun studi kelayakan bisnis, di

sisi lain semakin kecil tingkat ketidakpastian usaha, semakin rendah intensitas

dalam menyusun studi kelayakan Contoh : Studi kelayakan bisnis di industri itu

sudah banyak pesaing, selera pasar yang selalu berubah, dan teknologi yang

berubah terus berkembang (misalnya bisnis komputer) membutuhkan studi lebih

mendalam dari studi kelayakan kelayakan dalam bisnis dengan sedikit pesaing,

rasa pasar tidak mengalami perubahan signifikan, dan teknologi pertumbuhan

lambat (misalnya bisnis kuliner)

Banyak-setidaknya investasi yang diperlukan untuk melaksanakan bisnis, Semakin


besar nilai investasi yang ditanamkan dalam suatu usaha, semakin tinggi ketelitian
yang diperlukan dalam menyusun penelitian bisnis layak. Sebaliknya, semakin kecil

56
investasinya diinvestasikan, semakin sederhana studi kelayakan bisnis selesai.
Contoh :Studi kelayakan mendirikan usaha warung bakso dengan rumah makan.
Studi kelayakan bisnis tidak hanyadibutuhkan oleh bisnis atau pebisnis, tetapi juga
dibutuhkan oleh sebagian orang pihak lain. Lalu R.E.Freeman sebagaimana dikutip
oleh Wheelen merekomendasikan aspek yang keenam untuk melengkapinya.
Berikut penjelasanya:

1) Ancaman masuk pendatang baru.


2) Persaingan sesama perusahaan dalam industri.
3) Ancaman dari produk pengganti.
4) Kekuatan tawar -menawar pembeli (buyers)
5) Kekuatan tawar-menawar pemasok (suppliers)
6) Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya.

VII.I.2 PERSAINGAN SESAMA PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI.

1. Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri

Persaingan dalam Industri sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja


perusahaan. Dalamsituasi persaingan yang oligopoly, perusahaan mempunyai
kekuatan yang cukup besar untukmempengaruhi pasar. Sementara itu, persaingan
pasar yang sempurna biasanya akanmemaksa perusahaan menjadi follower
termasuk dalam hal harga produk. Jadi, perusahaan perlu mengetahui situasi
pesaingnya. Persaingan dalam industri sangat mempengaruhi kebijakan dan
kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan oligopoli, perusahaan memiliki
kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Persaingan pasar yang
sempurna biasanya akan memaksa perusahaan untuk menjadi pengikut, termasuk
dalam hal harga produk. Menurut Porter, tingkat persaingan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
a) Jumlah pesaing. Banyaknya pesaing atau pesaing tentunya akan

mempengaruhi tingkat persaingan pesaing harus dilihat dari beberapa sisi seperti

jumlah, ukuran, dan kekuatan.

57
b) Tingkat pertumbuhan industri. Pertumbuhan industri yang besar biasanya

memberikan sejumlah peluang bagi perusahaan untuk tumbuh bersama

industrinya. Pertumbuhan industri yang lambat tidak boleh ditanggapi dengan

perluasan pasar kecuali jika perusahaan mampu mengambil bagian dari pasar

persaingan.

c) Karakteristik produk. Produk seharusnya tidak hanya menyediakan kebutuhan

dasar tetapi harus memiliki diferensiasi atau nilai tambah.

VII.I.3 ANCAMAN MASUK PENDATANG BARU.

Maksudnya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah


implikasi bagi perusahaan yang sudah ada. Implikasi tersebut misalnya adalah
kapasitas menjadi bertambah,terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan
sumber daya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman
bagi perusahaan yang telah ada. Ada beberapafactor yang menghambat
pendatang baru untuk masuk kedalam suatu industry, yang seringdisebut dengan
hambatan masuk. Factor-faktor yang dimaksud adalah skala ekonomi,diferensiasi
produk, kecukupan modal, biaya peralihan, aspek kesaluran distribusi
dan peraturan pemerintah. Ada beberapa faktor yang menghambat pendatang baru
memasuki suatu industri, yang sering disebut sebagai Barriers to Entry, antara lain:
a) Skala ekonomi. Jika pendatang baru berproduksi dalam skala kecil, mereka
akan terpaksa berproduksi dengan biaya per unit yang tinggi walaupun perusahaan
yang sudah ada berusaha untuk terus memperbesar skala produksi dan terus
mengefisienkan proses produksi sehingga harga per unit barang menjadi lebih
rendah
b) Diferensiasi Produk. Diferensiasi yang menciptakan hambatan untuk masuk
memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya besar dan upaya untuk
memenangkan pelanggan yang setia kepada perusahaan utama
c) Kecukupan Modal. Jenis industri yang membutuhkan modal besar menjadi
kendala besar bagi pemain baru, terutama untuk jenis industri yang membutuhkan
biaya besar untuk penelitian dan pengembangan serta eksplorasi.

58
d) Biaya Pengalihan. Biaya peralihan (switching cost) ini dapat berupa biaya
pelatihan ulang karyawan, biaya peralatan pelengkap baru, dan desain ulang
produk. Pada akhirnya biaya ini akan ditanggung oleh konsumen.
VII.I 4 ANCAMAN DARI PRODUK PENGGANTI.

Perusahan-perusahaan yang berada dalam suatu industry bersaing dengan produk


pengganti.Walaupun karakteristiknya berbeda, barang subsitusi dapat memberikan
fungsi atau jasa yangsama. Ancaman produk subtitusi adalah kuat bilamana
konsumen dihadapkan pada sedikitnyaswitching cost dan jika produk subtitusi itu
mempunyai harga yang lebih murah ataukualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari
produk-produk suatu industry

VII.I.5 KEKUATAN TAWAR-MENAWAR PEMBELI (BUYERS).

Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga, untuk


meningkatkanmutu dan servis, serta menghadapkan perusahaan dengan
competitor (pesaing) melaluikekuatan yang mereka miliki. Namun dalam hasil
perhitungan diperlukan keseimbangan harga, seperti grafik dibawah ini

VII.I.5 Harga pasar/ harga keseimbangan

Pembeli dapat mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga, meningkatkan


kualitas dan layanan, dan mengadu domba perusahaan dengan pesaing melalui

59
kekuatan mereka. Beberapa kondisi yang mungkin dihadapi perusahaan antara
lain:

a) Pembeli membeli dalam jumlah banyak.


b) Pembeli mampu menghasilkan produk yang dibutuhkan.
c) Sifat produknya tidak terdiferensiasi dan pemasoknya banyak
d) Biaya Pengalihan Pemasok sedikit

VII.I.6 KEKUATAN TAWAR MENAWAR PEMASOK (SUPPLIERS).

Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka untuk


menaikkan hargaatau mengurangi kualitas produk atau servis. Oleh karena itu,
perusahaan harus mampu mengendalikan prilaku pemasok. Pemasok dapat
mempengaruhi industri melalui mana pun mereka menaikkan harga atau
menurunkan kualitas produk atau layanan. Pasokan kuat jika beberapa kondisi
berikut dipenuhi:

a) Jumlah pemasok sedikit


b) Produk/jasa yang ada unik dan mampu menciptakan Switching Cost yang
besar.
c) Tidak ada produk pengganti yang tersedia
d) Pemasok mampu untuk melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk
yang dihasilkan menjadi produk yang sama dengan yang diproduksi perusahaan

Pemasok dapat menjadi ancaman dalam suatu industri, karena pemasok dapat
menaikkan harga produk yang dijual atau menurunkan kualitas produknya. Jika
harga produk supplier (koran) naik maka biaya produksi yang harus ditanggung
oleh perusahaan media surat kabar kita juga ikut naik, sehingga kita terpaksa
menaikkan harga jual produk kita. surat kabar kita akan menurun. Begitu juga jika
pemasok menurunkan kualitas produk. Misalnya, produk kertas koran yang mudah
sobek atau warnanya kusam, kurang cerah, dan tidak menarik. Sehingga kualitas
fisik produk (koran) yang dihasilkan oleh perusahaan media kita juga akan
menurun sehingga mengurangi kepuasan konsumen.

60
Penting bagi pemasok ini Ketika pemasok memiliki kendali lebih atas pasokan dan
harga mereka, segmen pasar ini menjadi kurang menarik. Cara terbaik adalah
dengan menciptakan hubungan yang saling menguntungkan (win-win relation)
dengan pemasok. Sebaiknya memiliki banyak sumber pasokan, sehingga
mengurangi ketergantungan pada pemasok tertentu. Contoh: Dalam industri media
surat kabar, kita membutuhkan persediaan kertas koran, tinta cetak, dan jasa
percetakan itu sendiri (bagi media surat kabar yang tidak memiliki percetakan
sendiri). Jika kertas koran hanya dapat disuplai oleh pabrik kertas tertentu,
sedangkan pemerintah tidak diperbolehkan mengimpor kertas koran dari luar,
maka pemilik pabrik kertas dapat menentukan harga kertas yang dijual kepada
industri media surat kabar.

VII.I.7 PENGARUH KEKUATAN STAKEHOLDER LAINNYA.

Kekuatan keenam yang ditambahkan oleh Freeman yang dikutip oleh Wheelen
adalah berupa kekuatan-kekuatan di luar perusahaan yang memiliki pengaruh dan
kepentingan langsung terhadap perusahaan. stakeholder yang dimaksud meliputi
pemerintah, serikat pekerja, masyarakat, kreditur, pemasok, asosiasi perdagangan,
kelompok yang memiliki kepentingan lain, dan pemegang saham. Pengaruh dari
masing-masing stakeholder bervariasi antara satu industri dengan industri lainnya.

Penting bagi perusahaan untuk menentukan siapa stakeholder kepadanya,


baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan memahami peran
stakeholder atau pemangku kepentingan, perusahaan dapat mengidentifikasi
tujuan dan harapan terkait dengan proyek yang ingin dijalankan. Stakeholder
terlibat langsung dengan urusan bisnis (internal) seperti pemilik, pemegang saham,
hingga karyawan, memiliki dampak besar terkait proyek yang dijalankan.
Keberhasilan proyek sangat bergantung pada kerjasama yang dilakukan
stakeholder ini. Mulai dari persetujuan pemilik dan pemegang saham, hingga
pengerjaan manajemen dan karyawan. Sementara itu, stakeholder mereka yang
tidak terlibat langsung (eksternal) masih dapat mempengaruhi bisnis. Misalnya,
pelanggan dapat mengubah kebiasaan membeli mereka, pemasok dapat
mengubah praktik distribusi, dan pemerintah dapat mengubah
undang-undang/peraturan. Pada akhirnya, mengelola hubungan dengan pemangku

61
kepentingan internal dan eksternal adalah kunci keberhasilan bisnis jangka
panjang.
Dikutip dari Investopedia, secara umum stakeholder dibagi menjadi dua bagian
yaitu
internal dan eksternal. Mereka memiliki peranan yang berbeda dalam bisnis. Jadi
siapa saja mereka? Berikut penjelasan mengenai jenis stakeholder beserta
contohnya,

 Stakeholder internal
Stakeholder internal adalah pihak yang memiliki kepentingan langsung dalam
perusahaan, seperti pekerjaan, kepemilikan, atau investasi.

2. Pemilik perusahaan (owner)


Peran pemilik perusahaan sebagai stakeholder utama dari sebuah bisnis tidak
dapat
dibantah lagi. Mereka umumnya penanam modal utama untuk bisnis dan memiliki
suara dalam bagaimana perusahaan berjalan, Saran dan keputusan mereka
biasanya
sangat penting terhadap arah kebijakan bisnis yang ingin dijalankan.

3. Pemegang saham
Dalam aktivitas bisnis, pemegang saham, kepala eksekutif dan dewan direksi
termasuk ke dalam internal stakeholder dari sebuah perusahaan. Biasanya mereka
akan menjadi bagian penting terkait proyek besar yang dilakukan perusahaan
seperti, pengawasan,pemberi saran, dan pengambilan keputusan, Sehingga
dengan kata lain, pihak yang memiliki pengaruh tinggi selain pemilik perusahaan
adalah pemegang saham itusendiri.

3. Karyawan
Karyawan juga termasuk dalam stakeholder internal. Adapun karena mereka
berinteraksi dengan pelanggan, mendapatkan uang untuk menghidupi diri , dan
memberikan dukungan untuk operasi bisnis. Karyawan memiliki tanggung jawab
untuk menjalankan fungsi manajerial, pengawasan atau fungsi lainnya. Sehingga
dari
usaha yang telah dilakukan, mereka mengharapkan manfaat seperti insentif,
pertumbuhan karir dan kepuasan kerja.

 Stakeholder eksternal

Stakeholdereksternal adalah mereka yang tidak secara langsung bekerja dalam


perusahaan, tetapi mempengaruhi tindakan dan hasil bisnis dari perusahaan.

1. Pelanggan
Sederhananya pelanggan adalah pihak yang membeli produk bisnis. Produk yang
didapatkan, membuat mereka tertarik dengan kinerja dari sebuah bisnis.
Pelanggan mengharapkan bisnis untuk menyediakan produk dan layanan yang
62
efisien dan berkualitas tinggi. Schingga memperhatikan kebutuhan pelanggan
merupakan hal penting dari keberhasilan bisnis.

2. Suppliers/Vendor
Suppliers atau pemasok adalah pihak yang menjual barang kebutuhan dari sebuah
bisnis. Mereka mengandalkan penjualanyang dilakukan untuk memperoleh
pendapatan. Tanpa pemasok, bisnis tidak akan bisa berproduksi. Oleh karena itu,
penting bagi perusahaan untuk menjaga hubungan dengan para _pemasok
maupun vendor. Sehingga mereka juga merupakan stakeholder khususnya pada
bagian ceksternal.

3. Pemerintah
Pemerintah juga dapat dianggap sebagai stakeholder dalam bisnis. Karena mereka
menghasilkan undang-undang yang dapat mempengaruhi bisnis dan_perusahaan.
Misalnya saja, mengenai pajak penghasilan perusahaan serta dari semua orang
yang dipekerjakan. Selain itu, pemerintah juga mendapat manfaat dari Produk
Domestik Bruto (PDB) keseluruhan yang disumbangkan oleh perusahaan,

4. Masyarakat umum
Masyarakat umum juga merupakan stakeholder dalam bisnis. Walaupun tidak
terlibat
langsung, tapi mereka dipengaruhi oleh berbagai hal terkait aktivitas bisnis. Mulai
dari
penciptaan lapangan kerja, pembangunan ekonomi, kesehatan, hingga
keselamatan. Ketika sebuah perusahaan besar masuk atau keluar dari komunitas
keeil, ada dampak
langsung dan signifikan terhadap pekerjaan, pendapatan, dan pengeluaran di
daerah
tersebut. Di beberapa industri, ada potensi dampak kesehatan juga, karena
perusahaan dapat mengubah lingkungan. Karena hal tersebut, membuat
perusahaan memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat umum.

Peran dan tugas stakeholder

1. Mengarahkan manajemen
Para pemangku kepentingan seperti, dewan direksi dapat membantu perusahaan
dalam mengambil tindakan. Mereka dapat memberikan rekomendasi atau
keputusan tertentu terhadap operasional sebuah departemen seperti layanan,
sumber daya manusia atau penelitian-pengembangan untuk dikelola agar bisa
memastikan kesuksesannya.

2. Mendukung keuangan
Stakeholder seperti, investor utama bisa kapan saja membawa atau mengambil
uang mereka dari perusahaan. Sehingga keputusan mereka akan tergantung pada
kinerja perusahaan Khususnya mengenai keuangan. Oleh Karena itu, mereka

63
dapat menekan.Kinerja perusahaan dan bahkan mengubah strategi bisnis jika
perlu.

3. Bantuan dalam pengambilan keputusan


Stakeholder tama seperti pemilik perusahaan atau dewan direksi memiliki:
kekuatan untuk mengambil dan mempengaruhi keputusan anggota dewan lainnya
mengenaijalannya bisnis. Para pemangku kepentingan ini juga memiliki
kekuasaan_ untuk menunjuk manajemen tingkat senior. Oleh karena itu, mereka
ada di semua bidangpengambilan keputusan utama, Misalnya pengambilan
keputusan mengenai likuidasi dan juga akuis

4, Menjalankan operasional perusahaan


Seperti yang telah kamu ketahui, stakeholder seperti manajemen dan karyawan
memiliki peranan penting untuk menjalankan semua rencana bisnis. Setelah
disetujui oleh dewan direksi. Mereka memiliki tanggung jawab terhadap jalannya
sebuah proyek bisnis.

5. Tanggung jawab sosial


Stakeholder bisa disebut juga berperan sebagai hati nurani dari perusahaan,
Mereka
dapat membuat perusahaan mematuhi undang-undang hak asasi manusia dan
lingkungan, Mereka juga memantau dan bisa menentang keputusan yang diambil
oleh bisnis, jika itu merugikan tujuan jangka panjang perusahaan. Selain itu,
tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility)ini dapat dilakukan kepada
para stakeholder lainnya seperti, karyawan, Konsumen, pemasok, pemegang
saham, hingga masyarakat dan lingkungan.

VII.I.8 SOLUSI UNTUK ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI.HASIL


STUDI ASPEK PERSAINGAN ENDAKNYA HENDAKNYA
MEMBERIKAN INFORMASI PERIHAL

1. Cara mempelajari dan kondisi (ancaman) bagi pendatang baru untuk masuk.
Jika rencana bisnis yang ditinjau adalah untuk pendatang baru, maka untuk
memasuki suatu industri tertentu perlu diketahui kondisi dan kelemahannya.
Apabila diperkirakan perusahaan tidak dapat masuk ke dalam industri tersebut,
maka perusahaan disarankan untuk mengundurkan diri.

2. Bagaimana situasi persaingan antar perusahaan dalam industri tersebut. Hal


ini perlu diketahui agar perusahaan dapat mengembangkan kekuatan untuk
memasuki suatu industri seperti pada nomor satu di atas. Petunjuk: Mengukur

64
persaingan antar perusahaan dalam industri yang sama dapat dilihat dari faktor-
faktor yang menurut Porter adalah: jumlah pesaing, tingkat pertumbuhan industri,
karakteristik produk, biaya tetap, kapasitas produksi, dan hambatan keluar
perusahaan.

3. Ancaman dari produk dan jasa pengganti. Petunjuk: Jika rencana bisnis
adalah memproduksi produk pengganti untuk produk yang sudah ada, perkirakan
bagaimana hal ini akan mengancam produk tersebut?

4. Kekuatan tawar pembeli (buyers). Petunjuk: Pembeli perlu mengetahui


kekuatan mereka dalam mempengaruhi harga jasa. Pembeli dapat mempengaruhi
semua perusahaan dalam industrinya, termasuk perusahaan dalam industrinya,
termasuk perusahaan yang sedang melakukan uji kelayakan bisnis.

Kekuatan tawar pemasok. Petunjuk: Pemasok memiliki daya tawar yang


mempengaruhi ketersediaan bahan. Akibatnya, harga bahan juga bisa
terpengaruh. Oleh karena itu, informasi tentang daya tawar pemasok penting untuk
diketahui,

5. baik bagi perusahaan yang sudah ada maupun bagi perusahaan yang sedang
diuji kelayakan usahanya.

6. Pengaruh kekuatan pemangku kepentingan lainnya. Petunjuk: Kekuatan


pemangku kepentingan perusahaan untuk mendukung rencana bisnis perlu
dipelajari baik untuk menyetujui maupun menolak rencana bisnis ini. Hasil elemen-
elemen persaingan usaha di atas akan berguna sebagai masukan untuk
menganalisis kelayakan usaha, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Perlu diketahui bahwa saat ini aspek persaingan mulai dianggap penting untuk
studi kelayakan bisnis.

VII. 2 GLOSARIUM

65
 Stakeholder : Semua pihak dalam masyarakat, termasuk individu atau
kelompok yang memiliki kepentingan atau peran dalam suatu perusahaan atau
organisasi yang saling berhubungan dan terikat. Menurut
KBBI, stakeholder adalah pihak yang memiliki kepentingan atau pemangku
kepentingan suatu perusahaan atau organisasi.
 Exit Barriers : Hambatan keluar
 Fixed Cost : Biaya tetap

VII.3 SOAL

1. Dalam menghadapi pesaing, sebuah perusahaan harus benar-benar tahu


strategi yang baik yangakan diterapkan pada perusahaan tersebut agar mampu
bersaing dengan para pesaingnya. Selain itu,perusahaan juga harus bisa
menganalisis para pesaingnya. Dari pernyataan diatas

a. Menurut pendapat anda, strategi yang bagaimana yang harus


diterapkan agar sebuahperusahaan agar sebuah perusahaan bisa memenangkan
persaingan dari para pesaingnya ? Jelaskandan berikan contoh untuk memperkuat
jawaban anda!

b. Menurut pendapat anda, bagaimanakah langkah-langkah dalam


menganalisis pesaingtersebut? Jelaskan dan berikan contoh!

2. Bagi sebuah perusahaan barang maupun perusahaan jasa, perusahaan


merupakan hal yang sangatvital. Untuk itu pilihlah paling sedikit tiga (3) faktor yang
disebutkan dibawah, kemudian jelaskanbagaimana faktor-faktor tersebut
mempengaruhi keberhasilan pemasaran sebuah perusahaan.

3. Menurut pendapat anda bagaimana perkembangan teknologi khususnya di


bidang internetberpengaruh terhadap pemasaran? Jelaskan dan berikan contoh!

4. Perusahaan meyakini bahwa pelanggan adalah pusat laba (profit center),


oleh karena ituperusahaan sebisa mungkin berusaha untuk melayani dan
memuaskan pelanggan. Pelanggan akanmemilih produk yag dari perusahaan yang
mereka anggap memberikan nilai/value (ingat nilaitidaksama dengan harga)paling
besar. Maka dalam soal ini anda diminta untuk menjelaskan bagaimanakaitan dan
pengaruh antara upaya menciptakan nilai, kepuasan, dan loyalitas
pelanggandengankeempat unsur dalam marketing mix 4P (product, price, place,
promotion). Jabarkan jawaban anda!

VII.4 SUMBER

 http://www.ejournal.iainu-kebumen.ac.id/index.php/lab/article/view/231/203

66
 https://www.academia.edu/49150015/

Studi_Kelayakan_Bisnis_Pertemuan_10_Ancaman_Masuk_Pendatang_Baru_Pers

aingan_Sesama_Perusahaan_dalam_Industri_Ancaman_dari_Produk_Pengganti_

Kekuatan_Tawar_Menawar_Pembeli_Buyers_dan_Pemasok_Suppliers_Pengaruh

_Kekuatan_Stakeholders_Implikasi_pada_SKB

 Silalahi, Daud. (1993) AMDAL dalam sistem hukum Lingkungan di Indonesia.

Bandung.PT. Mandar Madju, 1993

 Suad Husnan dan Sarwono. (1996) Study Kelayakan Proyek. Yogyakarta.

UPP AMP YKPN

 Umar, Husein. (2003) “Study Kelayakan dalam Bisnis Jasa” PT. Gramedia

Pustaka Utama.Jakarta.

67
BAB VIII
PERTEMUAN 11

VIII.I PEMAHAMAN PELAKSANAAN BISNIS


SECARA DETAIL

Dalam kamus bahasa Indonesia kata “bisnis” diadaptasi dari kata bahasa Inggris
“business” yang berarti kesibukan. Dalam konteks sederhana, yang dimaksud
dengan sibuk adalah melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan yang bermanfaat
bagi seseorang. Dalam konteks kegiatan, pengertian bisnis adalah kegiatan yang
dilakukan oleh individu atau organisasi yang melibatkan produksi, penjualan,
pembelian, atau pertukaran barang atau jasa, dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan atau laba. Allan Affuah (2004) menjelaskan bahwa bisnis adalah usaha
individu yang terorganisasi untuk memproduksi dan menjual untuk mendapatkan
keuntungan, barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan masyarakat. istilah umum
bisnis merujuk pada semua upaya semacam itu dalam suatu industri. Bisnis
biasanya bergerak dalam berbagai tujuan,baik dalam bentuk bisnis maupun
proyek, hal itudisesuaikan dengan tujuan bisnis yang diinginkanselesai. Dilihat dari
tujuannya, bisnis bisadikelompokkan menjadi dua kelompok (Suliyanto,2010),
yaitu:

a) Bisnis Berorientasi Keuntungan (Profit Oriented)


Bisnis yang berorientasi profit adalah bisnis yang didirikan semata-mata untuk
tujuan memperoleh keuntungan untuk meningkatkan kesejahteraan pemilikdan
karyawannya serta untuk mengembangkan usaha lebih lanjut seperti perusahaan
rokok, perusahaan pembuat sepatu, perusahaan bimbingan belajar, dan
sejenisnya.

b) Bisnis yang tidak Berorientasi Keuntungan (Non-Profit Oriented)

68
Bisnis yang tidak berorientasi pada keuntungan adalah bisnis didirikan dengan
tujuan semata mata untuk mendapatkan keuntungan lembaga sosial seperti
yayasan yatim piatu, yayasan sosial orang lanjut usia, yayasan sosial yang cacat.
Bisnis bergerak dalam berbagai kegiatan baik kegiatankeuntungan, sosial atau
alam keduanya (profit dan sosial). Namun berdasarkan jenisnya kegiatan bisnis
secara umum dapat dibedakan menjadi empat jenis (Suliyanto, 2010) yaitu :
 Bisnis ekstraktif. Bisnis ekstraktif adalah bisnis yang beroperasi di penggalian
bahan galian. Bisa dicontoh seperti perusahaan pertambangan minyak,
perusahaan pertambangan emas, perusahaan pertambangan batu kapur, dan
sejenisnya.
 Bisnis Pertanian. Usaha agraris adalah usaha yang bergerak di bidang
pertanian, termasuk perikanan, perkebunan, kehutanan, dan sejenisnya. Dapat
dicontohkan seperti perkebunan teh, perkebunan tembakau, perkebunan karet,
peternakan peternakan sapi, peternakan ayam, tambak udang, dan sejenisnya
 Bisnis Industri. Bisnis industri adalah bisnis yang bergerak masuk pengolahan
(manufaktur), yaitu usaha dengan tujuan mengubah barang yang kurang berdaya
menjadi efisien. Bisa dicontohkan seperti pabrik sepeda motor, pabrik pakaian,
pabrik baja, pabrik makanan, pabrik kerajinan rumah tangga, dan sejenisnya.
 Bisnis Jasa. Bisnis jasa adalah bisnis yang bergerak masuk penyediaan
produk tidak berwujud, seperti layanan di bidang kesehatan, pelayanan di bidang
pendidikan, jasa di bidang konsultasi bisnis. Bisa dicontohkan oleh rumah sakit,
kantor akuntan, kantor konsultasi bisnis, agen perjalanan, agen pendidikan, dan
sejenisnya. Berikut perbedaan pembisnis dengan karyawannya sebagai berikut

No Pembisnis Karyawan
1 Penghasilan bervariasi atau tidak Memiliki pengahasilan pasti atau
teratur teratur
2 Memiliki peluang besar jadi orang peluang relatif
kaya
3 Pekerjaan bersifat tidak rutin Berkerja bersifat rutin
4 Bebas menggunakan waktu Waktu tidak bebas
5 Kreatif dan inovatif Bersifat mengunggu instruksi
6 Beresiko sangat tinggi Risiko relative

69
7 Tanggung jawab besar Tanggung jawab relative

VIII.I Perbedaan Pembisnis dan Karyawan

VIII.I.2 PENGERTIAN PELAKU BISNIS

menurut Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik
yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. Menurut
Penjelasan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Perlindungan Konsumen pelaku
usaha yang termasuk dalam pengertian tersebut meliputi perusahaan, korporasi,
BUMN, koperasi, importir, pedagang, distributor dan lain-lain. Pengertian pelaku
usaha menurut Pasal 1 angka 3 UUPK dapat dirinci menjadi beberapa
unsur/syarat, yaitu:
1) Bentuk atau wujud pelaku usaha adalah:
Perorangan, yaitu setiap pribadi yang melakukan kegiatan usahanya sendiri.
Badan usaha, adalah sekumpulan orang-orang yang secara bersama-sama
melakukan kegiatan usaha. Badan usaha dapat dikelompokkan menjadi dua
kategori, yaitu:
 Badan hukum, seperti perseroan terbatas. Bukan badan hukum, misalnya
firma atau kumpulan orang yang melakukan kegiatan usaha secara kebetulan.
Contoh sederhana sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha secara
kebetulan adalah ketika terjadi banjir dan banyak mobil mogok, beberapa pemuda
menawarkan jasa mendorong mobil mogok tersebut dengan syarat diberikan
sejumlah uang sebagai imbalan.
 Badan usaha harus memenuhi salah satu kriteria berikut:
Didirikan dan berkedudukan di wilayah hukum Negara Republik
IndonesiaMelakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia

70
Perbedaan antara didirikan, berkedudukan dan melakukan kegiatan adalah
didirikan berkaitan erat dengan badan hukum, misalnya perseroan terbatas yang
berdasarkan anggaran dasarnya didirikan di Indonesia, sedangkan domisili lebih
luas cakupannya daripada didirikan. Istilah domisili tidak hanya melekat pada
badan hukum, tetapi juga pada bukan badan hukum, baik perorangan maupun
kelompok orang. Informasi mengenai tempat tinggal dapat dilihat pada tanda
pengenal seperti KTP atau surat izin praktek.

2) Kegiatan usaha tersebut harus didasarkan pada perjanjian

3) Di dalam berbagai bidang ekonomi. Pengertian ini sangat luas, bukan hanya


pada bidang produksi

VIII.I.3 WAKTU PELAKSANAAN BISNIS

König (2007) mendefinisikan manajemen sebagai proses organisasi, yang meliputi


perencanaan strategis, penataan, penetapan tujuan, manajemen sumber daya,
pengembangan manusia dan aset keuangan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan dan mengukur hasil. Sementara waktu Manajemen adalah seni mengelola
urusan bisnis dan pribadi seefektif dan seefisien mungkin. menyelesaikan sesuatu
dengan benar, secepat mungkin, dan dengan penggunaan sumber daya terbaik
(waktu, tenaga, uang dan orang) sesedikit mungkin. Tujuan utama di balik semua
upaya itu adalah untuk menghemat waktu lama yang diperlukan untuk pelaksanaan
tugas atau pekerjaan. Dalam sebuah kata Dengan kata lain, ini adalah seni
mengatur, menjadwalkan, dan menganggarkan waktu tersedia untuk tujuan
menghasilkan pekerjaan secara lebih efektif dan produktif.

Menurut Kusashi (dalam Adebisi, 2013), menunda mengambil keputusan atau


berperilaku bersikap reaktif terhadap suatu masalah dapat mengakibatkan biaya
mahal yang harus ditanggung oleh bisnis. Sehingga sangat perlu untuk
memastikan bahwa pimpinan tidak melakukan kesalahan, dengan menunda
penggunaan waktu yang sangat berharga bagi perusahaan. Manajemen waktu
yang baik akan sangat membantu perusahaan menjadi lebih produktif, lebih kreatif,

71
menghemat banyak uang, dan hindari bekerja di saat-saat yang sudah kritis, dan
dapat meningkat secara meyakinkan peluang untuk berhasil dalam bisnis.

Konsep dasar manajemen waktu adalah penggunaan waktu yang efisien dalam
mewujudkannyamengerjakan tugas. Para ahli percaya bahwa poin-poin berikut ini
penting untuk dipertimbangkan desain manajemen waktu yang baik. Pertama,
memprioritaskan tugas-tugas penting, dan berdasarkan sumber daya yang
tersedia. Kedua, mengembangkan perencanaan dan penggunaan waktu yang
tersedia dengan cara yang seefisien mungkin. Ketiga, tetap memantau
penyimpangan dan gangguan yang terjadi yang mengganggu jalannya pekerjaan
sesuai jadwal. Keempat, mengembangkan efisiensi dan mengurangi tekanan
terhadap jadwal yang telah dibuat termasuk tekanan pada individu yang terlibat
dalam proyek Pemimpin proyek idealnya harus memprioritaskan penugasan
pekerjaan proyek berdasarkan sumber daya manusia dan tenaga kerja yang
tersedia baginya. Kembangkan rencana adalah kunci keberhasilan pengelolaan
sumber daya yang tersedia. Sumber daya dan waktu manajemen dapat dikelola
secara efisien melalui jadwal yang terprogram dengan baik.

Jadwal pendekatan konstruktif akan menunjukkan dengan jelas kapan proyek


dimulai dan kapan seharusnya selesai. Dalam jangka waktu tersebut – antara
mulai mengerjakan sampai selesai – itu perlu menyadari akan ada banyak tekanan
yang akan mengganggu jadwal serta orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Pemahaman yang baik tentang kemampuan tim secara keseluruhan akan mampu
membantu dalam menetapkan target yang dapat dicapai secara realistis (Kasturi &
Gransberg, 2002).

VIII.I.4 CARA PELAKSANAAN BISNIS

Davenport (1993) Aktivitas yang terukur dan terstruktur untuk memproduksi output
tertentu untuk kalangan pelanggan tertentu. Terdapat di dalamnya penekanan yang
kuat pada “bagaimana” pekerjaan itu dijalankan di suatu organisasi, tidak seperti
fokus dari produk yang berfokus pada aspek “apa”. Persiapan dan rasa juga tidak
terburu-buru direncanakan dapat memberikan kesempatan untuk pengusaha untuk
dapat mengatur analisis bisnis mereka dengan baik. Menurut Suliyanto (2010),

72
dalam melakukan studi kelayakan bisnis ada beberapa tahapan pembelajaran yang
harus dilakukan. Tahapan Pekerjaan ini bersifat umum, meliputi: sebuah.
a) Penemuan Ide

Produk yang akan dibuat harus laris manis dan menguntungkan. Oleh karena itu
penemuan ide tentang kebutuhan pasar dan jenis produk dari proyek harus
dilakukan. Dimana produk dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar yang masih
ada tidak terpenuhi. Distribusi yang tidak merata atau tidak sesuai dengan
kebutuhan konsumen dapat menghasilkan ide bisnis meningkatkan produk atau
membuatproduk baru. Kemudian dengan memperhatikan potensi konsumen
terutama kebutuhan dan keinginan mereka, makadapat menghasilkan ide bisnis
yang baik untuk produk baru atau penyempurnaan produk yang sudah ada sudah
tersedia

b) . Tahapan Penelitian

Dimulai dengan mengumpulkan data, lalu mengolah data berdasarkan teori yang
relevan menganalisis dan menginterpretasikan hasil memproses data dengan alat
analisis yang sesuai, menyimpulkan hasil pekerjaan membuat laporan hasil
penelitian. Melalui penelitian memungkinkan munculnya ide-ide produk baru atau
penyempurnaan produk yang sudah ada. Contohnya adalah penelitian tentang
penyakit flu menghasilkan jenis obat flu yang tidak memiliki efek mengantuk.

c) Tahap Evaluasi

Mengevaluasi proposal bisnis yang dibuat. Apakah masih ada faktor yang belum
dianalisis dan perlu disempurnakan sebelum berbisnis. Mengalami stagnasi dalam
bisnis tentu sesuatu itu tidak diinginkan dan tidak diinginkan. Yakin semua orang
ingin selalu mengalami kemajuan bisnis dari waktu ke waktu. Stagnasi dan
stagnasi bisnis terkadang menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari, bahkan
terkadang harus mundur beberapa langkah. Banyak hal yang dapat mempengaruhi
kondisi bisnis kami, pasar mulai lesu, persaingan semakin meningkat ketat,
produktivitas menurun, biaya produksi naik meningkat dan lain-lain. Cara membuat
bisnis selalu berkembang, atau setidaknya tidak surut ke belakang? Setelah

73
business plan yang kita buat dengan baik, apakah cukup? Itu pentingnya perlu
untuk mengevaluasi dan pemantauan sebelum melakukan bisnis.

d) Tahap Pengurutan

Setelah dievaluasi, maka akan muncul proposal yang pada awalnya layak
dipertimbangkan untuk direalisasikan. Bisa dilanjutkan dengan memprioritaskan di
antara banyak rencana bisnis yang dievaluasi. Dengan menciptakan skala prioritas,
maka kita dapat mengatur alurnya perjalanan bisnis yang lebih baik.

e) Tahap Rencana Implementasi

Setelah tahap sortasi. Melangkah Langkah selanjutnya adalah menentukan jenis


pekerjaan waktu yang diperlukan untuk jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi staf
pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya lainnya, kesiapan manajemen,
dan kondisi operasional dalam implementasi jika diperlukan.Hal ini dilakukan untuk
memberikan gambaran jelas tentang pelaksanaan usaha atau bisnis dan rencana
kerja pengembangan usaha atau usaha sesuai dengan tahap pengurutan. Dengan
jadi, perencanaan bisa tetap on track dan mengikuti jalan yang telah dibuat.

f) Tahap Implementasi

Setelah semua pekerjaan selesai siap, tahap selanjutnya adalah merealisasikan


pengembangan bisnis. Dengan pedoman yang sebelumnya dibuat, yang dimulai
dari kumpulan ide, analisis lanjutan dan penelitian, kemudian dievaluasi dan
disortir. Setelah itu dibuat perencanaan, kemudian pada tahap ini kita sudah
memiliki gambar yang bisa dibuat kami lebih percaya diri dalam memulai bisnis dan
bisnis.

74
VIII.I.4 Jadwal Kegiatan

VIII.I.5 PERATURAN DAN PERUNDANGAN

 Hak pelaku usaha


Seperti halnya konsumen, pelaku usaha juga memiliki hak dan kewajiban. Hak
pelaku usaha menurut ketentuan Pasal 6 Undang-Undang Perlindungan
Konsumen adalah:
1. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan
mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
2. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang
beritikad tidak baik;
3. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian
hukum sengketa konsumen;
4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan;
5. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya.

 Kewajiban pelaku usaha


Kewajiban pelaku usaha menurut ketentuan Pasal 7 Undang-Undang Perlindungan
Konsumen adalah:
1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

75
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan
dan pemeliharaan;
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang
berlaku;
5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba
barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang
yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;
6. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan;
7. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang
dan/atau jasa yang dterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Dasar Hukum Perseroan Terbatas

Undang-undang ini terdiri atas 12 bab dan 129 pasal. Paparannya ringkasannya
seperti berikut ini.

Bab 1 .Ketentuan Umum Secara umum bab ini menjelaskan tentang apa yang
dimaksud dengan Perseroan Terbatas, Organ Perseroan, RUPS, Direksi,
Komisaris, Perseroan Terbukti danMenteri. Menteri dalam hal ini adalah Menteri
Kehakiman Republik Indonesia, (Pasal 1-6).

Bab 2. Pendirian, Anggaran Dasar, Pendaftaran, & Pengumuman

Bab ini menjelaskan tentang pendirian perseroan yang antara lain


mengatakanbahwa perseroan memperoleh status badan hukum setelah Akta
Pendirian disahkanmenteri. Akta pendirian memuat Anggaran Dasar dan
keterangan lain. Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh RUPS dan
sebagainya. Selanjutnya Direksi perseroan wajib mendaftarkan dalam Daftar
Perusahaan paling lambat 30 hari setelah pengesahan atau persetujuan diberikan
atau setelah tanggal penerimaan pelaporan. Selanjutnya direksi bertanggung
jawab atas segala perbuatan hukum yang dilakukan perseroan.

(Pasal 7-23).

Bab 3. Modal dan Saham Bab ini menjelaskan tentang modal, antara lain bahwa
modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham atas nama dan

76
atau atas unjuk, minimal sebesar 200 juta rupiah tetapi dapat saja ditentukan lain
tergantung dari PP-nya. Selanjutnya diatur pula tentang perlindungan terhadap
modal dan kekayaan perseroan, penambahan modal, dan pengurangan modal.
(Pasal 24-41). Bab ini juga menjelaskan saham, mulai dari nilai nominal dan mata
uang yang dipakai, daftar pemegang saham, klasifikasi saham, pemindahan ha
katas saham sampai pada penggadaian saham.

(Pasal 42-45).

Bab 4. Laporan Tahunan dan Penggunaan Laba Bab ini menjelaskan dua hal,
untuk laporan tahunan, setelah 5 bulan setelah tahun buku perseroan ditutup,
direksi menyusun laporan tahunan untuk diajukan kepada RPUS yang
ditandatangani oleh semua anggota direksi dan komisaris. Juga dijelaskan tentang
aturan mekanisme penilaian dan setelah penilaian laporan tahunan oleh RPUS.
Untuk penggunaan laba, antara lain diatur mengenai kewajiban menyisihkan
jumlah tertentu dari laba yang diputuskan oleh RPUS serta aturan mengenai
pembagian dividen. (Pasal 56-

Bab 5. Rapat Umum Pemegang Saham Bab ini menjelaskan tentang tatacara
pelaksanaan RPUS. Penjelasan RPUS antara lain mengenai siapa dan kapan
dilaksanakannya. siapa pemberi izin RPUS, pemanggilan/undangan kepada
pemegang saham, hak suara, syarat minimal anggota yang hadir dalam RPUS.
(Pasal 63-78).

RPUS,

Bab 6. Direksi dan Komisaris Bab ini menjelaskan tentang direksi sebagai
pengurus perusahaan dan jumlah minimal anggota direksi. Juga menjelaskan
tentang syarat menjadi anggota, tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, serta
penghasilan. Juga dijelaskan mengenai hal-hal kepailitan perusahaan serta
pemberhentian direksi baik secara permanen maupun sementara. Mengenai
perihal Komisaris, dijelaskan kewajiban perusahaan memiliki komisaris, bagaimana
pengangkatannya, jangka waktu menjabat, tugas, kewajiban dan wewenangnya.
Juga perihal pengaturan pencalonan, pengangkatan dan pemberhantiannya.

(Pasal 79-101).

Bab 7. Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Bab ini menjelaskan


tentang seluk-beluk penggabungan satu atau lebih perseroan dengan perseroan
lain yang telah ada atau Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Bab ini
menjelaskan tentang seluk-beluk penggabungan satu atau lebih perseroan dengan
perseroan lain yang telah ada atau

102-109).

Bab 8. Pemeriksaan Terhadap Perseroan Bab ini menjelaskan tentang tatacara


pemeriksaan terhadap perseroan dimana telah diduga bahwa perusahaan atau
direksi atau komisaris telah melakukan pelanggaran hukum. Bagian dari tatacara
ini menjelaskan bahwa pemegang saham atau pihak lain dalam Anggaran Dasar

77
terlebih dahulu mengajukan permohonan ke pengadilan negeri setempat. (Pasal
110-113).

Bab 9. Pembubaran Perseroan dan Likuidasi Bab ini antara lain menjelaskan
tentang pembubaran persero, mulai dari alasan-alasan pembubaran, proses
pembubaran, penundaan pembubaran, penunjukan likuidator, proses likuidasi
sampai kepada pemberitahukan kepada kreditor. (Pasal 114-124).

Pasal 10 :. Ketentuan Peralihan Bab ini berisi tentang akibat-akibat yang terjadi
dengan diberlakukannya undang-undang ini terhadap undang-undang sebelumnya.
(Pasal 125-126).

VIII.2 GLOSARIUM

 Deskriminatif : Perbedaan perlakuan terhadap sesama warga negara yang


dilakukan berdasarkan warna kulit, golongan, suku, agama, dan sebagainya.
 Prifit Oriented :tujuan perusahaan untuk mencetak laba yang sebesar-
besarnya.
 Ekstraktif :  salah satu jenis usaha dengan kegiatan mengelola sumber daya
alam

VIII.3 SOAL:
1) Sebutkan dan Jelaskan Hak dan Kewajiban seorang pelaku usaha dalam
Pasal 6 UUPK?
2) Bagaimana cara Pelaksanaan Bisnis dalam Studi Kelayakan Bisnis (SKB)
3) Menurut kamu hal hal apa saja yang ada kendala dalam melakukan
pelaksanaan bisnis?
4) Apa yang dimaksud dengan pemahaman bisnis dan jelaskan!

VIII.4 SUMBER
 http://researchdashboard.binus.ac.id/uploads/paper/document/publication/
Proceeding/Humaniora/Vol%205%20no%202%20Oktober
%202014/22_CB_Antonius.pdf
 https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=mOC2DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=pengertian+pemahaman+bi
snis&ots=qLgTITsvoM&sig=WZmx57JYKFPm8XzauAytxpUBHtY&redir_esc=y#v=o
nepage&q=pengertian%20pemahaman%20bisnis&f=false

78
 https://ejournal.stebisigm.ac.id/index.php/isbank/article/view/55/46
 https://fauziahnisa.blogspot.com/2011/01/pemahaman-tentang-bisnis.html
 https://text-id.123dok.com/document/ky6l1n14y-peraturan-dan-perundangan-
studi-kelayakan-dan-bisnis-2.html
 https://www.jurnal.id/id/blog/cara-menjalankan-proses-bisnis/
 Study kelayakan bisnis, Rochmat Aldy Purnomo, Riawan ,La Ode Sugianto.
UNMUH Ponorogo Press. 2002

BAB IX
PERTEMUAN 12

IX.I ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN PADA STUDI


KELAYAKAN BISNIS

Sedangkan bila berdasarkan PP no 27 tahun 1999, pengertian AMDAL adalah


suatu proses kajian dari suatu dampak besar dan penting untuk melakukan
pengambilan suatu kebijakan usaha ataupun kegiatan yang direncanakan di dalam
lingkungan hidup atau suatu ekosistem alam. Suatu usaha dapat menimbulkan
berbagai kegiatan yang berdampak pada lingkungan sekitar lokasi usaha
Perubahan kehidupan masyarakat akibat kegiatan usaha dapat berupa semakin
ramainya lokasi di sekitar lokasi usaha, timbulnya kerawanan sosial, timbulnya
penyakit masyarakat, maupun perubahan gaya hidup akibat masuknya tenaga
kerja dari luar. daerah. Sebuah ide bisnis dinilai layak berdasarkan aspek
lingkungan sesuai dengan kebutuhan ide bisnis dan ide bisnis mampu memberikan
manfaat yang lebih besar dibandingkan dampak negatifnya terhadap kawasan.
Aspek lingkungan dalam studi kelayakan menurut (Suliyanto 2008) bertujuan
untuk:

1. Menganalisa kondisi lingkungan operasional


2. Menganalisa kondisi lingkungan industri
3. Menganalisa lingkungan ekonomi
4. Menganalisa dampak positif dan negatif bisnis terhadap lingkungan

79
5. Menganalisa upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif
bisnis terhadap lingkungan

IX.I.1 MENGAPA AMDAL


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan telah dikembangkan oleh beberapa negara
maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental Impact Analysis atau
Environmental Impact Assesment yang keduanya disingkat EIA . Amdal diperlukan
untuk melakukan studi kelayakan karena dua alasan utama, yaitu

 karena undang-undang dan peraturan pemerintah mengharuskannya.


terlepas dari efek. Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa untuk pemilik proyek
yang memikirkan keuntangan samping yang timbul.
 AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak akibat
beroperasinya proyek industri. Manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan dan
meningkatkan kesejahteraannya melakukan aktivitas yang semakin mengubah
lingkungannya. Pada awalnya, perubahan lingkungan tidak menjadi masalah,
tetapi setelah perubahan itu melampaui ambang batas, manusia tidak dapat lagi
mentolerir perubahan yang merugikan tersebut.

Pemrakarsa proyek harus membuat AMDAL dengan konsekuensi harus membayar


biaya. Tanggung jawab pengelolaan AMDAL tidak berarti harus ditanggung sendiri
oleh pemrakarsa proyek. Anda dapat mengajukan pengaturan ini kepada konsultan
swasta atau pihak lain atas dasar saran dari pemerintah. Namun pemrakarsa
proyek tetap menjadi pihak yang bertanggung jawab, bukan pihak konsultan
swasta yang membuat AMDAL.

IX.I.2 KEGUNAAN AMDAL


AMDAL bukanlah proses yang berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari proses
AMDAL perusahaan dan lingkungannya yang lebih besar dan lebih penting,
menyeluruh dan lengkap, sehingga AMDAL dapat digunakan untuk mengelola dan
memantau proyek dan lingkungannya dengan menggunakan dokumen yang tepat.
Beberapa peran AMDAL menurut (Husein 2005) adalah sebagai berikut:
1. Peran AMDAL dalam pengelolaan lingkungan. Kegiatan pengelolaan lingkungan
telah disusun berdasarkan perkiraan dampak lingkungan yang akan timbul akibat
proyek yang akan dibangun.

80
2. Peran AMDAL dalam manajemen proyek. Amdal merupakan salah satu studi
kelayakan lingkungan yang diperlukan untuk mendapatkan izin. Bagian AMDAL
yang diharapkan dari aspek teknis dan ekonomi biasanya adalah sejauh mana
kondisi lingkungan dapat mendukung terwujudnya proyek, terutama sumber daya
yang dibutuhkan oleh proyek.

3. AMDAL sebagai dokumen penting Laporan AMDAL merupakan sumber penting


informasi rinci mengenai kondisi lingkungan pada saat proyek sedang dibangun
dan setelah proyek dibangun.

Lebih lanjut, beberapa peran AMDAL adalah sebagai berikut

1. Peran AMDAL dalam pengelolaan lingkungan

Kegiatan pengelolaan lingkungan hanya dapat dilakukan jika rencana pengelolaan


lingkungan telah disusun berdasarkan perkiraan dampak lingkungan yang akan
timbul akibat proyek yang akan dibangun. Kenyataannya nanti, jika dampak
lingkungan yang diperkirakan jauh berbeda dengan kenyataan, hal ini bisa terjadi
karena kesalahan dalam menyusun AMDAL atau pemilik proyek tidak
melaksanakan proyek sesuai AMDAL. Untuk menghindari kegagalan pengelolaan
tersebut, pemantauan harus dilakukan sedini mungkin, sejak awal pembangunan,
secara terus menerus.

2. peran AMDAL dalam manajemen proyek.

AMDAL merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang diperlukan untuk
mendapatkan izin selain aspek studi kelayakan lainnya seperti aspek teknis dan
ekonomi. AMDAL harus dilakukan secara bersama-sama, dimana setiap aspek
dapat memberikan masukan bagi aspek lainnya sehingga dapat diperoleh penilaian
yang optimal terhadap proyek tersebut. Pernyataan yang lazim adalah bahwa hasil
studi kelayakan untuk aspek lingkungan tidak dapat menghasilkan kesesuaian
dengan studi kelayakan untuk aspek lainnya. Bagian dari AMDAL yang diharapkan
dari aspek teknis dan ekonomi biasanya sejauh mana kondisi lingkungan dapat
mendukung realisasi proyek, terutama sumber daya yang dibutuhkan oleh proyek
seperti air, energi, manusia dan ancaman alam sekitarnya.

3. AMDAL sebagai dokumen penting.

81
Laporan AMDAL merupakan sumber penting informasi rinci mengenai keadaan
lingkungan pada saat penelitian proyek dan gambaran umum keadaan lingkungan
setelah proyek dibangun. Dokumen ini juga penting untuk evaluasi, untuk
membangun proyek yang lokasinya berdekatan dan dapat digunakan sebagai alat
legalitas.

IX.I.3 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pelaksanaan awal tim AMDAL dalam melakukan kajian adalah memahami


peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai lingkungan hidup di lokasi
tempat dilakukannya kajian AMDAL. Ada sumber peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku secara internasional dan ada juga yang hanya berlaku
untuk suatu negara. Dalam satu negara, aturan dan peraturan mungkin berbeda
menurut provinsi dan sektor, berlaku secara internasional.

Penting untuk memperhatikan peraturan internasional, terutama yang melakukan


studi AMDAL yang dampak proyeknya akan melampaui area yang digunakan
secara internasional, seperti proyek yang limbahnya akan dibuang ke laut atau
limbah yang dapat ditiup angin untuk jatuh ke tempat lain. negara, seperti hujan.
asam. Peraturan yang berlaku secara internasional mengenai AMDAL dapat
berupa deklarasi, perjanjian bilateral atau multilateral.
Sebagaicontoh adalah deklarasi Stockholm yang disebut
Declaration of the United  Nations Conference on the Human Environment yang
oleh semua negara anggota pada tahun 1972

Berlaku di Dalam Negeri. Di Indonesia, peraturan dan perundang-undangan dapat


dijumpai pada tingkat nasional, sektoral maupun regional/daerah. Peraturan
pemerintah RI nomor 51 tahun 1993 tentang Analisis
mengenai Dampak Lingkungan merupakan peraturan baru pengganti dari
peraturan pemerintah nomor 26 tahun 1986. Peraturan pemerintah ini
ditindaklanjuti oleh SK Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 10-15 tahun 1994.

82
PP 51 Tahun 1993 menetapkan 4 jenis kajian AMDAL, yaitu:

1. Proyek AMDAL, yaitu AMDAL yang berlaku untuk suatu kegiatan yang
menjadi kewenangan suatu instansi sektoral. Misalnya, rencana kegiatan pabrik
tekstil yang memiliki kewenangan memberikan izin dan mengevaluasi kajian
amdalnya ada di Kementerian Perindustrian.

2. AMDAL Terpadu/Multisektoral, adalah AMDAL yang berlaku untuk suatu


rencana kegiatan pembangunan yang terpadu, yaitu adanya keterkaitan dalam hal
perencanaan, pengelolaan, dan proses produksi, serta berada dalam satu
ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu agensi. sebagai contoh
kegiatan pabrik pulp dan kertas yang kegiatannya terkait dengan proyek hutan
kawasan industri. (HTI) untuk penyediaan bahan baku, pembangkit uap (PLTU)
untuk penyediaan energi, dan pelabuhan untuk distribusi hasil produksinya. Disini
terlihat keterlibatan lebih dari satu instansi yaitu Kementerian Perindustrian,
Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertambangan dan Kementerian
Perhubungan.

3. AMDAL wilayah, yaitu AMDAL yang ditujukan untuk rencana kegiatan


pembangunan yang terletak dalam satu hamparan ekosistem dan menjadi
kewenangan satu instansi. Contohnya adalah rencana kegiatan pengembangan
kawasan industri.

4. AMDAL Daerah, adalah AMDAL yang ditujukan untuk rencana kegiatan


pembangunan yang sifat kegiatannya saling terkait dalam hal perencanaan dan
waktu pelaksanaan kegiatan. AMDAL ini melibatkan kewenangan lebih dari satu
instansi, berada dalam satu ekosistem, satu rencana pembangunan daerah
menurut Rencana Umum Tata Ruang Daerah. Contoh AMDAL Regional adalah
pembangunan kota-kota baru.

IX.I.4 KOMPONEN AMDAL


Yang dimaksud dengan AMDAL adalah hasil kajian mengenai dampak suatu
kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan menimbulkan dampak penting

83
terhadap lingkungan hidup. Analisis ini meliputi seluruh kegiatan pembuatan 5
(lima) dokumen yang terdiri dari
1. PIL ( Penyajian Informasi Lingkungan)
2. KA ( Kreangka Acuan)
3. ANDAL ( Analisis Dampak Lingkungan)
4. RPL ( Rencana Pemantauan Lingkungan )
5. RKL ( Rencana Pengelolaan Lingkungan)

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) adalah kajian yang cermat dan
mendalam mengenai dampak penting dari suatu kegiatan yang direncanakan.
Yang dimaksud dengan dampak penting disini adalah perubahan lingkungan yang
sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Yang perlu digarisbawahi
dari pengertian di atas adalah tidak semua rencana kegiatan harus disertai dengan
AMDAL karena hanya berlaku untuk kegiatan yang diperkirakan akan berdampak
penting terhadap lingkungan. Hal ini akan disajikan grafik komponen AMDAL
sebagai berikut:

IX.I.4 Komponen Amdal

84
Sebagaimana telah dievaluasi oleh banyak pihak, proses AMDAL di Indonesia
memiliki banyak kelemahan, yaitu:

1. AMDAL belum sepenuhnya terintegrasi dalam proses perijinan suatu rencana


kegiatan pembangunan, sehingga tidak ada kejelasan apakah AMDAL dapat
digunakan untuk menolak atau menyetujui rencana kegiatan pembangunan.

2. Proses partisipasi masyarakat belum sepenuhnya optimal. Selama ini LSM


telah melibatkan siding-sidang dalam komisi AMDAL, akan teteapi suaranya belum
penuh diterima pada proses pengambilan keputusan

3. Terdapat berbagai kelemahan dalam pelaksanaan studi AMDAL. Dengan


kata lain, tidak ada jaminan bahwa berbagai rekomendasi yang muncul dalam
kajian AMDAL dan UKL dan UPL akan dilaksanakan oleh pemrakarsa. Lemahnya
metode penyusunan AMDAL, terutama aspek “sosial budaya”, sehingga kegiatan
pembangunan yang berimplikasi sosial budaya penting tidak mendapatkan kajian
yang menyeluruh.

Pihak pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah Komisi Penilai AMDAL,
pemrakarsa, dan masyarakat yang berkepentingan. Penjelasannya adalah sebagai
berikut:

1. Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen


AMDAL. Ditingkat pusat berkedudukan diKementerian Lingkungan Hidup, ditingkat
Propinsi berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Propinsi,
dan ditingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola
lingkungan hidup Kabupaten/Kota.Unsur pemerintah lainnya yang berkepentingan
dan warga masyarakat yang terkena dampak diusahakan terwakili didalam Komisi
Penilai ini. Tata kerja dan komposisi keanggotaan Komisi Penilai AMDAL inidiatur
dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup ,sementara anggota-anggota
Komisi Penilai AMDAL dipropinsi dan kabupaten/kota ditetapkan oleh Gubernur
dan Bupati/Walikota.

85
2. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas
rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan.

3. Peminat adalah masyarakat yang terpengaruh oleh segala bentuk keputusan


dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan berikut: kedekatan dengan
rencana usaha dan/atau kegiatan, faktor pengaruh ekonomi, faktor pengaruh sosial
budaya, kepedulian terhadap lingkungan, dan/atau faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai atau norma yang dipercaya oleh masyarakat, dampak
masyarakat dapat berbeda-beda.

Berikut ini adalah salah satu contoh dari komponen AMDAL yaitu ANDAL yang
dimana memiliki manfaat bagi SKB, dapat dilihat dari tabel berikut :

IX.I.4 Manfaat dari AMDAL terhadap komponen AMDAL

Dapat kita ketahui banyak peran ANDAL dalam komponen AMDAL. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ANDAL ini untuk menemukan kumpulan – kumpulan data
tekanis tambahan yang dapat meningkatkan akurasi informasi dalam ANDAL. Dan
bisa juga untuk menentukan saat-saat dimana pengambilan sampel yang harus
dilakukan contohnya : tergantung musim yang akan terjadi. ANDAL juga dapat
menetukan lokasi-lokasi pemngambilan sampel untuk pengumpulan data ranah

86
lingkungan awal, bahkan ANDAL dapat menentukan metode laboratorium, metode
penyimpan sampe pada lingkungan.

IX.2 GLOSARIUM

 AMDAL : Analisis mengenai dampka lingkungan

 Komponen :merupakan bagian dari keseluruhan yang membentuk suatu


kesatuan. 
 SKB: Studi kellayakan bisnis
 Analis :penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan
sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul, sebab, penyebab
sebenarnya, dan sebagainya).

IX.3 SOAL

1) Sebutkan dan jelaskan peran Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) dalam suatu Studi Kelayakan Bisnis (SKB)?

2) Apa- apa saja komponen yang terdapat dalam AMDAL, serta jelaskan!

3) Menurut Saudara bagaimana pengaruh Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL) terhadap Studi Kelayakan Bisnis (SKB)?

4) Jelaskan peraturan perundang-undangan terhadap ketentuan yang ada di

pada Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)?

IX.4 SUMBER

Dr.Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. (Yogyakarta, Andi:2008).

hlm.45.

http://www.ejournal.iainu-kebumen.ac.id/index.php/lab/article/view/231/203

https://accurate.id/bisnis-ukm/pengertian-amdal/

87
https://books.google.co.id/books?

hl=id&lr=&id=EiFJG_g8XXYC&oi=fnd&pg=PA1&dq=komponen+AMDAL+pada+skb

&ots=wFdpo08dzI&sig=0-

zNJuAEQyw92HBshqdAuKQuDXY&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/blj/article/view/14873

https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/blj/article/view/3393/2949

https://www.academia.edu/38235140/

Aspek_Lingkungan_Hidup_AMDAL_Studi_Kelayakan_Bisnis

Umar,Husein. (2005). Studi Kelayakan Bisnis Teknik Menganalisis Kelayakan

Rencana Bisnis Secara Komprehensif, Jakarta:GramediaPustakaUtama

88
BAB X
PERTEMUAN 13

X.I SISTEMATIKA PENGELOLAAN LINGKUNGAN TERHADAP


STUDI KELAYAKAN BISNIS

Lingkungan hidup adalah suatu kawasan alam yang di dalamnya mencakup unsur-
unsur hayati dan non hayati seta hubungan timbal balik antaraunsur-unsur
tersebut. Hubungan timbal balik yang terjadi dalam Jingkungan hidup merupakan
hubungan yang fungsional sebab prosesnya berjalan secara harmonis dan stabil
antara komponen-komponen berintegrasi. Lingkungan hidup dapat dikatakan
merupakan bagian dari kehidupan manusia. Manusia mencari makan, minum dan
kebutuban hidup lain karena lingkungan hidup sebagai sumber pertama dan
terpenting bagi pemenuhan
berbagai kebutuhan.

Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup dimulai di kalanganDewan Ekonomi


dan Sosial PBB pada waktu diadakan peninjauan terhadap hasil_gerakan
“Dasawarsa Pembangunan (PD)-1, pada dekade 1960-1970, untuk merumuskan
strategi Dasawarsa Pembangunan Dunia ke ~2 (1970-1980). Laporan Sekretaris
Jenderal PBB yang diajukan dalam sidang umumPBB, dan disahkan dengan
resolusi PBB No 2581 (XXIV) tanggal 15Desember 1969. Dalam resolusi tersebut
diputuskan untuk membentuk Panitia
Persiapan yang bersama sckjen PBB untuk menarik perhatian dunia dalam
masalah-masalah lingkungan.

Konsep lingkungan hidup manusia yang diperkenalkan menekankan perlunya


langkah-langkah pengendalian laju pertumbuhan penduduk, menghapuskan
kemiskinan dan menghilangkan kelaparan yang diderita sebagian besar manusia di
negara berkembang. Konferensi Stockholm mulai berupaya melibatkan seluruh
pemerintah di dunia dalam proses penilaian dan perencanaan lingkungan hidup,
mempersatukan pendapat dan kepedulian negara. maju dan berkembang bagi
penyelamatan bumi, menggalakkan partisipasi masyarakat seta -mengembangkan
pembangunan dengan pertimbangan lingkungan. Sehubungan dengan hal

89
tersebut, Konferensi Stockholm mengaji ulang pola pembangunan konvensional
yang selama ini cenderung merusak bumi yang berkaitan erat dengan masalah
kemiskina tingkat pertumbuhan ekonomi, tekanan kependudukan di negara
berkembang,pola konsumsi yang berlebihan di negara maju, serta ketimpangan
tata ekonomi internasional,

Konferensi_ PBB tentang Lingkungan Hidup Sedunia yangdiselenggarakan pada


bulan Juni 1972 di Stockholm, Swedia, dapat dianggap
sebagai pengejawantahan kesadaranmasyarakat ntemnasional akan pentingnya
kerja sama penanganan masalah lingkungan hidup dan sekaligus menjadi titik awal
pertemuan berikutnya yang membicarakan masalahpembangunan dan lingkungan
hidup. Konferensi Stockholm dengan motto Hanya Satu Bumi itu menghasilkan
deklarasi dan rekomendasi yang dapatdikelompokkan menjadi lima bidang utama
yaitu permukiman, pengelolaan sumber daya alam, pencemaran, pendidikan dan
pembangunan. Deklarasi Stockholm menyerukan perlunya komitmen, pandangan
dan prinsip bersama bangsa-bangsa di dunia untuk melindungi dan meningkatkan
kualitas Jingkungan hidup umat manusia.

Konsep lingkungan hidup manusia yang diperkenalkan menekankan perlunya


langkah-langkah pengendalian laju pertumbuhan penduduk,menghapuskan
kemiskinan dan menghilangkan kelaparan yang diderita sebagian besar manusia di
negara berkembang. Konferensi Stockholm mulai berupaya melibatkan seluruh
pemerintah di dunia dalam proses penilaian dan perencanaan lingkungan hidup,
mempersatukan pendapat dan kepedulian negara maju dan berkembang bagi
penyelamatan bumi, menggalakkan partisipasi masyarakat serta mengembangkan
pembangunan dengan pertimbangan lingkungan, Sehubungan dengan hal
tersebut, Konferensi Stockholm mengaji ulang pola pembangunan konvensional
yang selama ini.

X.I Lingkungan Hidup

90
X.I.1 SISTEMATIK PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Pengelolaan lingkungan hidup tidak terlepas dengan kegiatan pembangunan.


Pembangunan menjadi satu topik sentral yang diadopsi oleh dunia internasional
selepas PerangDunia Kedua tahun 1940an. Dengan berakhirnya masa
kolonialisme, negara kuat tidak dapat lagi melakukan intervensi secara militer
secara langsung terhadap negara lainnya. Hubungan antar negara harus dilakukan
lebih setara walaupun tidak terlepas dari eksploitasi satu terhadap lainnya. Banyak
kritikus yang memandang bahwa ide pembangunan merupakan suatu bentuk
neokolonialisme karena selalu dikaitkan dengan pinjaman dana pembangunan dari
negara maju. Seiring perjalanan waktu, pembangunan merupakan pilihan utama
yang digunakan oleh negara-negara di dunia.

Pembangunan diartikan sebagai proses jangka panjang yang menyangkut


keterkaitan timbal balik antara faktor-faktor ekonomi dan nonekonomi untuk dapat
meningkatkan pendapatan nasional (mencapai pertumbuhan ekonomi) secara
berkelanjutan (Kadiman, 2003). Pembangunan di Indonesia diberi arti sesuai
dengan Pembukaan UUD 45 yang menyebutkan bahwa tujuan negara adalah
untuk “… memajukan kesejahteraan umum” dan GBHN yang merupakan
penyesuaian setiap lima tahun di mana GBHN dari waktu ke waktu memiliki ciri
khas. Khusus GBHN 1999 yang bernuansa reformasi merumuskan bahwa:
“Pembangunan yang terpusat dan tidak merata yang dilaksanakan selama ini
ternyata hanya mengutamakan pertumbuhanekonomi serta tidak diimbangi
kehidupan sosial, politik, ekonomi yang demokratis dan berkeadilan…” GBHN
merupakan arahan besar pembangunan yang operasionalnya lebih rinci dijabarkan
dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang merupakan konsensus
dan komitmen bersama masyarakat Indonesia mengenai pencapaian visi dan misi
bangsa. Fungsi Propenas untuk menyatukan pandangan dan derap langkah
seluruh lapisan masyarakat dalam melaksanakan prioritas pembangunan selama
lima tahun ke depan. Propenas dijabarkan dalam Program Pembangunan
(Propeda) di pemerintah daerah dan Rencana Strategis (Renstra) departemen di
pemerintah pusat.

 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Konsep pembangunan berkelanjutan pada tingkat nasional harus dilihat dari


konsep pembangunan yang tertuang dalam Pembukaan Undang Undang 1945
(UUD 45) bahwa tujuan negara adalah untuk “… memajukan kesejahteraan
umum”. Hal ini dijelaskan kemudian dalam UUD 45, Pasal 33 ayat (3) yang
menyebutkan bahwa “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”

Pasal 33 ayat (4) UUD 45 menyebutkan bahwa pembangunan dalam konsep


perekonomian nasional harus diselenggarakan dengan prinsip berkelanjutan dan

91
berwawasan lingkungan. Prinsip-prinsip tersebut telah ditambahkan pada proses
amandemen UUD 45 yang ke empat pada tahun 2002. Falsafah dan makna yang
terkandung dalam pasal tersebut sangat dalam, yaitu adanya filosofi “inter
generasi”.

Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 (UU No. 23 Tahun 1997) tentang


Pengelolaan Lingkungan Hidup (penyempurnaan dari UU No. 4 Tahun 1982)
memberikan landasan hukum yang mengikat untuk mengelola lingkungan hidup.

Pelaksanaan undang-undang tersebut merupakan jaminan bahwa kekayaan alam


harus dimanfaatkan generasi masa kini tanpa mengurangi hak generasi
mendatang untuk memanfaatkannya. Eksploitasi sumber daya alam harus
dilakukan secara terencana dan tidak berlebihan. Pelaksanaan pengelolaan
lingkungan diserahkan pengaturan dan pengawasannya kepada institusi khusus di
Indonesia yang berkembang mengikuti pasang surut situasi politik di Indonesia.
Didorong oleh Konferensi Stockholm 1972, pemerintah membentuk panitia
interdepartemental yang disebut dengan Panitia Perumus dan Rencana Kerja Bagi
Pemerintah di Bidang Lingkungan Hidup guna merumuskan dan mengembangkan
rencana kerja di bidang lingkungan hidup pada tahun 1972 (KLH, 2005). Panitia ini
merumuskan program kebijaksanaan lingkungan hidup dalam GBHN 1973-1978.

Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1975 membentuk Panitia Inventarisasi dan


Evaluasi Kekayaan Alam dan penyusunan RancanganUndang Undang (RUU)
Lingkungan hidup (KLH, 2005). Lembaga Menteri Negara Pengawasan
Pembangunan dan Lingkungan Hidup (MENPPLH) dibentuk tahun 1978 dengan
tugas pokok mengkoordinasikan pengelolaan lingkungan hidup. Dilanjutkan
dengan pembentukan Biro Kependudukan dan Lingkungan Hidup di Daerah
Tingkat I. Periode PPLH ini mulai memberlakukan UU No. 4 Tahun 1982:
Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Pada tahun 1983 telah dibentuk Kantor Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup (Kantor MENKLH) melalui Keppres No. 25 Tahun 1983.
Pembentukan institusi ini menunjukkan pengelolaan lingkungan yang dikaitkan
dengan pengendalian penduduk. Peraturan Pemerintah (PP) di bidang lingkungan
hidup yang pertama kali disusun dalam periode ini adalah PP No. 29 Tahun 1986
tentang AMDAL. Adalah suatu titik puncak perkembangan institusi lingkungan
ketika pada tahun 1990 dibentuk Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
(Bapedal) melalui Keppres No. 23 Tahun 1990.

Bapedal merupakan badan yang bertugas melaksanakan pemantauan dan


pengendalian kegiatan-kegiatan pembangunan yang berdampak penting terhadap
lingkungan hidup. Bapedal mengambil contoh dari Environmental Protection
Agency (EPA) di Amerika Serikat yang memiliki kewenangan sangat luas dalam
pemantauan dan pengendalian dampak lingkungan atau perlindungan lingkungan.

92
Dalam perkembangannya, MENKLH kemudian difokuskan kepada penanganan
masalah lingkungan hidup dengan pembentukan institusi Menteri Negara
Lingkungan Hidup (MENLH) pada tahun 1993. Perkembangan ini menunjukkan
adanya pemisahan pengelolaan aspek kependudukan dari masalah lingkungan
hidup. Perkembangan politik selanjutnya terjadi pada tahun 2002, yaitu
penggabungan fungsi Bapedal ke dalam Kantor MENLH. Dengan kata lain, institusi
Bapedal dibubarkan dan seluruh fungsinya dilebur ke dalam fungsi Kementerian
Lingkungan Hidup (KLH).

Pembahasan mengenai kebijakan lingkungan hidup akan sangat tergantung pada


suatu periode pemerintahan. Oleh sebab itu pembahasan kebijakan pengelolaan
lingkungan hidup ini dibatasi pada periode pemerintahan 2005 – 2009 di mana
peran sentral berada pada KLH dan beragam bentuk institusi pengelola lingkungan
di pemerintah daerah baik di propinsi atau di kabupaten/kota (Bapedal, BPLHD,
Kantor LH, Dinas LH).

Aspek lingkungan dalam penataan wilayah memang sangat penting, meskipun


peraturan penataan rang telah memasukkan unsur-unsurpengelolaan lingkungan
dalam aturan dan petunjuk pelaksanaan penataanruang tetapi belum mampu
diaplikasikan mengingat beragamnya kondisi yangada di setiap wilayah Indonesia.
Wilayah pantai, rawa, dataran rendah,perbukitan dan wilayah pegunungan akan
memiliki cara berbeda dalamangka melakukan upaya penyelamatan lingkungan
menuju pembangunanyang lestari. Wilayah hutan alami, hutan sekunder, sabana
dan wilayah karstakan juga berbeda perencanaan ruangnya. Perbedaan ini hanya
bisa dilakukandengan melakukan perencanaan ruang dengan mengaplikasikan
KLHS.

X.I.1 Perbedaan AMDAL dan KLHS


93
X.I.2. ISI LAPORAN AMDAL

Ada tiga macam dokumen AMDAL, yaitu dokumen ANDAL, RPL, dan RKL.Salah
satu dokumen tersebut adalah Dokumen RKL yang akan dijabarkan sebagaiberikut
:

DOKUMEN
RENCANA KELOLA LINGKUNGAN (RKL)

Beberapa penjelasan mengenai dokumen RKL disajikan berikut ini :

Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) adalah dokumen yang memuat


upaya pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan dampak lingkungan
negatif penting dan peningkatan dampak positif akibat rencana usaha atau
kegiatan. Dalam pengertian ini upaya pengelolaan lingkungan mencakup empat
kelompok kegiatan yaitu sebagai berikut :
1). Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menghindari atau mencegah
dampak negatif lingkungan melalui pemilihan alternatif, tata letak lokasi (micro
layout), dan rancangan proyek.

2). Pengelolaan lingkungan yang ditujukan untuk menanggulangi, meminimalkan,


atau mengendalikan dampak negatif yang timbul pada saat usaha atau kegiatan
beroperasi, atau hingga usaha atau kegiatan tersebut berakhir (misalnya:
rehabilitasi lokasi proyek).
3). Pengelolaan lingkungan yaitu meningkatkan dampak positif agar dampak
tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar baik kepada pemrakarsa
maupun pihak lain terutama masyarakat yang juga menikmati dampak positif.

4). Pengelolaan lingkungan yaitu memberikan pertimbangan ekonomi lingkungan


sebagai dasar untuk memberikan kompensasi atas sumber daya yang tidak dapat
diperoleh kembali, hilang atau rusak (baik dalam arti sosial ekonomi dan/atau
ekologi) sebagai akibat dari suatu usaha atau kegiatan.

 Pihak-Pihak Terkait penyusunan AMDAL

94
1) Pemrakarsa Orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu
rencana usaha/kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam penyusunan studi Amdal,
pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk menyusunkan dokumen Amdal.
Penyusun dokumen Amdal harus telah memiliki sertifikat penyusunan Amdal dan
ahli di bidangnya.

2) Komisi penilai, Suatu komisi yang bertugas menilai dokumen Amdal.

3) Masyarakat yang berkepentingan Masyarakat yang tepengaruh atas segala


bentuk keputusan dalam Amdal berdasarkan alasan-alasan seperti kedekatan jarak
tinggal dengan rencana usaha dan/atau kegiatan, faktor pengaruh ekonomi,
perhatian pada lingkungan hidup, dan/atau faktor pengaruh nilai-nilai atau norma
yang dipercaya. Masyarakat berkepentingan dalam proses Amdal dapatdibedakan
menjadi masyarakat terkena dampak, dan masyarakat pemerhati.

 Hal-Hal yang Dinilai Dalam AMDAL

Mutu penilaian dokumen Amdal dipengaruhi oleh empat faktor, yakni:


1) Kompetensi teknis anggota Komisi Penilai Amdal.
2) Integritas anggota Komisi Penilai.
3) Tersedianya panduan penilaian dokumen Amdal
4) Akuntabilitas dalam proses penilaian Amdal

Adapun kriteria uji untuk penilaian dokumen Amdal (KA, Amdal, RKL dan RPL)
yang bersifat praktis, logis-sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan
(akuntabel), yaitu:

1) Uji Administratif

2) Uji Fase Kegiatan Proyek

3) Uji Mutu yang meliputi Uji Mutu Aspek Konsistensi, Uji Mutu Aspek Keharusan,
Uji Mutu Aspek Relevansi, dan Uji Mutu Aspek Kedalaman. Enam kriteria uji
tersebut secara sengaja disusun berjenjang (hierarkis), dengan maksud sekaligus
menunjukkan teknik penilaian yang digunakan. Pengujian dimulai dari Uji
Administratif kemudian ke tahap Uji Fase Kegiatan Proyek dan selanjutnya tahap
Uji Mutu. Uji Mutu juga diawali dari Uji Konsistensi kemudian secara bertahap naik
ke tahap Uji Keharusan, Uji Relevansi dan hingga kemudian Uji Kedalaman. Jadi
pengujian dimulai dari taraf yang amat mudah (Uji Administratif) hingga ke taraf uji
yang memerlukan kompetensi keilmuan tertentu (Uji Kedalaman). Hal tersebut
diilustrasikan pada gambar sebagai berikut

95
X.I.1 Kriteria dan Jenjang Uji

X.I.3 IMPLIKASI AMDAL TERHADAP SKB

Hasil studi aspek lingkungan hidup hendaknya memberikan informas! perihal:

1) Mengapa AMDAL diperlukan, dan apa manfaat AMDAL dikaitkan dengan studi
kelayakan bisnis.

2) Pemahaman pada bagaimana proses pengelolaan dampak lingkungan


dilaksanakan.

3) Bagaimana isi dari laporan RKL yang merupakan salah satu dari laporan-

laporan lain, yaitu ANDAL dan RPL, di mana ketiganya merupakan satuan
kesatuan dari laporan AMDAL.

4) Jenis proyek bisnis seperti apa yang dikenakan wajib lapor AMDAL yang
lengkap.

X.2 GLOSARIUM

 AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup


 SKB : Studi Kelayakan Bisnis
 Implikasi :Suatu akibat yang terjadi karena suatu hal baik perkataan ataupun
kejadian. 
 Aspek :sudut pandang, kacamata, perspektif, prospek, vista.

X.3 SOAL

1. Mengapa didalam pelaksanaan AMDAL perlu dibentuk komisi penilai AMDAL ?

96
2. Mengapa sebelum dilakukan penyusunan AMDAL perlu dilakukan sosialisasi
kepada masyarakat?

3. Apakah dokumen AMDAL dapat dikatakan kadaluarsa dan bagaimana jika benar
dokumen tersebut kadaluarsa?

4. Apakah yang membedakan antara dokumen KA-andal, Andal, RKL, dan RPL?

X.4 SUMBER

http://repository.ut.ac.id/4339/1/PWKL4404-M1.pdf

https://www.google.co.id/books/edition/
Analisis_Mengenai_Dampak_Lingkungan/9OXWDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0

http://repository.uinsu.ac.id/14527/1/SKRIPSI%20INDAH%20MAYANG
%20SARI%20DALIMUNTHE%20%282%29.pdf

http://repository.uinsu.ac.id/14527/1/SKRIPSI%20INDAH%20MAYANG
%20SARI%20DALIMUNTHE%20%282%29.pdf

https://www.academia.edu/38235140/
Aspek_Lingkungan_Hidup_AMDAL_Studi_Kelayakan_Bisnis

https://www.google.co.id/books/edition/
Analisis_Mengenai_Dampak_Lingkungan/9OXWDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=Isi+Laporan+AMDAL&printsec=frontcover

Umar, H. (2016). Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama

https://www.academia.edu/38235140/

Aspek_Lingkungan_Hidup_AMDAL_Studi_Kelayakan_Bisnis

https://r.search.yahoo.com/

_ylt=AwrPrCSAoa5jPa4lryfLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzEEdnRpZAMEc2Vj

A3Ny/RV=2/RE=1672417793/RO=10/RU=https%3a%2f

%2fjournal.universitassuryadarma.ac.id%2findex.php%2fjihd%2farticle

%2fdownload%2f255%2f230/RK=2/RS=CsHU7vqUfV1l.k3RrdsJ2s39HC8-

97
https://www.ahmadamir.com/2021/06/amdal-tujuan-fungsi-regulasi.html

BAB XI
PERTEMUAN 14

XI.I RESIKO TERHADAP BERBAGAI ASPEK DALAM STUDI


KELAYAKAN BISNIS

Pengertian Risiko Beberapa definisi risiko dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Risiko merupakan kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan


perusahaan. Risiko pada hakikatnya merupakan kejadian yang mempunyai
dampak negatif terhadap sasaran dan strategi perusahaan. Kemungkinan
terjadinya risiko dan akibatnya terhadap bisnis merupakan hal mendasar untuk
diidentifikasi dan diukur. (Normaria Mustiana Sirait, 2016)

b. Risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan dan keparahan dari suatu


kejadian. Besarnya risiko ditentukan oleh berbagai faktor, seperti besarnya
paparan, lokasi, pengguna, kuantitas serta kerentanan unsur yang terlibat.
(Sutanto, 2012 dalam Normaria Mustiana Sirait, 2016)

Risiko pada perusahaan dapat dikategorikan menjadi empat jenis, menurut


Djohanput (2006) dalam Normaria Mustiana Sirait (2016) dalam yaitu:

a. Risiko Keuangan, yaitu fluktuasi target keuangan atau ukuran moneter


perusahaan karena gejolak variabel makro.

b. Risiko Operasional, yaitu potensi penyimpangan dari hasil yang diharapkan


karena tidak berfungsinya suatu sistem, SDM, Teknologi, atau faktor lainnya.
Resiko operasional merupakan risiko yang dapat berasal dari internal maupun

98
ekstenal perusahaan dimana segala risiko yang terkait dengan fluktuasi hasil
usaha perusahaan akibat pengaruh dari halhal yang terkait dengan kegagalan
sistem atau pengawasan dan peristiwa yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan.

c. Risiko Strategis, yaitu risiko yang dapat mempengaruhi korporat dan eksposur
strategis sebagai akibat keputusan strategis yang tidak sesuai dengan lingkungan
eksternal dan internal usaha.

d. Risiko Eksternalitas, yaitu potensi penyimpangan hasil pada eksposur korporat


dan strategis dan bisa berdampak pada potensi penutupan usaha, karena
pengaruh dari faktor eksternal.

Menurut Darmawan (2011), Selain terdapat risiko pada perusahaan didapatkan


sumber risiko yang dikategorikan 2 kategori yaitu antara lain :

a. Sumber Risiko Ekternal


Risiko eksternal sering berada di luar kendali. Karena lebih banyak dipengaruhi
oleh keadaan luar organisasi dan muncul di luar wilayah/jangkauan kontrol
organissasi. Namun sedapat mungkin masih bisa ditangani dengan
mempertimbangkan untuk mendapatkan asuransi pada kejadian-kejadian yang tak
diinginkan yang berasal dari lingkungan eksternal seperti banjir, angin ribut, gempa
bumi, banjir, kebakaran dan lain-lain. Contoh lain dari sumber ekstenal termasuk
tindakan pesaing. (misalnya, mereka baru saja memperkenalkan produk baru yang
membuat salah satu lini produk hilang nilai jual), tren demografi (misalnya, umur
penduduk mengurangi permintaan produk berorientasi untuk remaja), atau
bencana alam (misalnya, kekeringan berkelanjutan menyebabkan penurunan
dramatis dalam output produk pertanian).

b. Sumber Risiko Internal

Sumber risiko internal terletak lebih langsung dalam bidang kontrol sendiri karena
terjadi dalam lingkungan tertentu pada organisasi. Contohnya, termasuk risiko ini
yang terkait dengan menggunakan peralatan yang sudah aus, risiko yang
ditimbulkan dengan menggunakan tenaga kerja yang tidak kompeten, dan risiko
yang terkait dengan politik organisasi. Terutama yang berkaitan dengan
pelaksanaan operasi, dapat ditekan dengan menetapkan sumber masalah.
Peralatan yang aus/tua bisa diganti, karyawan dapat dilatih, dan pekerja yang
kompeten dapat disewa. Bahkan dalam lingkungan organisasi yang ditetapkan,
bagaimanapun, ada risiko internal yang sulit untuk ditangani secara langsung
seperti politik kantor. Namun, ada langkah-langkah defensif yang dapat diambil
untuk menangani hal itu secara tidak langsung. Seperti membina hubungan baik
dengan dua pihak yang berselisih paham politik, sehingga menghindari

Risiko adalah ketidakpastian yang melahirkan peristiwa kerugian. Risiko berkaitan


dengan ketidakpastian karena kurang tersedianya informasi yang cukup tentang
hal-hal yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat

99
menguntungkan atau merugikan. Ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan
ketidakpastian yang menimbulkan kerugian disebut dengan istilah risiko (risk).

Vaughan mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut.

a. Risk is the chance of loss (risiko adalah kans kerugian); chance of loss
digunakan untuk menunjukkan keadaan yang di dalamnya terdapat keterbukaan
terhadap kerugian atau kemungkinan.
b. Risk is the possibility of loss (risiko adalah kemungkinan kerugian); Istilah
possibility berarti bahwa probabilitas suatu peristiwa yang berada di antara nol dan
satu. Definisi ini sangat mendekati pengertian risiko yang dipakai sehari-hari
sehingga tidak cocok dipakai dalam analisis kuantitatif.
c. Risk is uncertainty (risiko adalah ketidakpastian); tampaknya ada kesepakatan
bahwa risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Dengan demikian, risiko
mengandung kemungkinan kerugian dan ketidakpastian. Hermanto Darmawi
(1997) menegaskan, ada dua pendekatan dasar dalam menangani risiko, yaitu
pengendalian risiko (risk control) dan pembiayaan risiko (risk financing).

 Macam-macam Risiko

Risiko dapat dibedakan atas beberapa macam.


a. Menurut sifatnya Menurut sifatnya, risiko dibedakan atas:

1) risiko murni, yaitu risiko yang terjadi secara tidak sengaja yang pasti akan
menimbulkan kerugian;
2) risiko spekulatif, yaitu risiko yang sengaja ditimbulkan untuk memberikan
keuntungan bagi pihak tertentu;
3) risiko fundamental, yaitu risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan
kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak.

b. Menurut sumber/penyebab Menurut sumber/penyebab, risiko dibedakan atas:

1) risiko internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan;


2) risiko eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan.

c. Menurut dapat tidaknya risiko dialihkan Menurut dapat tidaknya risiko dialihkan
kepada pihak lain, risiko dibedakan atas:

1) risiko yang dapat dialihkan kepada pihak lain, dengan mempertanggungkan


suatu objek yang akan terkena risiko pada perusahaan asuransi;

2) risiko yang tidak dialihkan oleh pihak lain.

d. Menurut kejadian (yang mungkin terjadi) Menurut kejadian (yang mungkin


terjadi), risiko dibedakan atas:

100
1) perubahan permintaan; keadaan yang bisa terjadi karena perubahan ekonomi,
modal, dan selera konsumen yang mengakibatkan terjadinya penurunan
permintaan;
2) perubahan konjungtur; perubahan kondisi ekonomi yang tidak menentu
sehingga memengaruhi keadaan usaha;
3) persaingan; situasi antarwirausaha yang melakukan usaha sejenis/ sama;
4) perkembangan iptek, terjadinya perubahan teknologi tepat guna;
5) perubahan peraturan;
6) bencana alam.

 Tipe Risiko

Secara umum, risiko dikenal dalam dua tipe, yaitu sebagai berikut.

a. Risiko murni (pure risk) Risiko murni dapat dikelompokkan pada tiga tipe, yaitu
sebagai berikut.
1) Risiko aset fisik, yaitu risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik
suatu perusahaan/organisasi. Contohnya, kebakaran, banjir, gempa, tsunami, dan
gunung meletus.
2) Risiko karyawan, yaitu risiko karena sesuatu yang dialami oleh karyawan yang
bekerja di perusahaan/organisasi tersebut. Contohnya, kecelakaan kerja sehingga
aktivitas perusahaan terganggu.

3) Risiko legal, yaitu risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan atau kontrak
tidak berjalan sesuai dengan rencana. Contohnya, perselisihan dengan
perusahaan lain sehingga memunculkan persoalan seperti ganti rugi.

b. Risiko spekulatif (speculative risk) Risiko spekulatif dapat dikelompokkan pada


empat tipe, yaitu sebagai berikut.

1) Risiko pasar, yaitu risiko yang terjadi dari pergerakan harga di pasar.
Contohnya, harga saham mengalami penurunan sehingga menimbulkan kerugian.
2) Risiko kredit, yaitu risiko yang terjadi karena counter party gagal memenuhi
kewajibannya kepada perusahaan. Contohnya, timbulnya kredit macet, persentase
piutang meningkat.
3) Risiko likuiditas, yaitu risiko karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan kas.
Contohnya, kepemilikan kas menurun yang menyebabkan perusahaan tidak
mampu membayar utang secara tepat sehingga perusahaan harus menjual aset
yang dimilikinya.
4) Risiko operasional, yaitu risiko yang disebabkan oleh kegiatan operasional yang
tidak berjalan dengan lancar. Contohnya, kerusakan komputer karena terkena
virus.

 MANFAAT ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM)

101
Enterprise risk management meningkatkan kemampuan organisasi untuk :

 Menyelaraskan risk appetite dan strategi Risk appetite adalah tingkat resiko, pada
aras yang berbasis luas, yang dapat diterima oleh suatu perusahaan atau entitas
dalam mengejar sasaransasarannya. Manajemen terlebih dahulu
mempertimbangkan risk appetite entitas dalam mengevaluasi alternatif strategik,
kemudian dalam menetapkan objektif yang diselaraskan dengan strategi yang telah
ditetapkan dan dalam mengembangkan mekanisme untuk mengelola resiko-resiko
terkait.

 Mengaitkan antara pertumbuhan, resiko dan return Entitas menerima resiko


sebagai bagian dari penciptaan dan pemeliharaan nilai, dan mendapatkan return
sesuai resiko yang diambilnya. Enterprise risk management meningkatkan
kemampuan entitas dalam mengidentifikasi dan menelaah (assess) resiko,
menetapkan tingkat resiko yang dapat diterima, relatif terhadap objektif
pertumbuhan dan return yang dikehendaki.

 Meningkatkan kualitas keputusan dalam merespon resiko Enterprise risk


management mempertajam ketepatan dalam mengidentifikasi dan memilih
alternatif respon terhadap resiko menghindari (avoid), mereduksi (reduce),
membagi (share) dan menerima (accept) risiko. Enterprise risk management
memberikan manajemen metodologi dan teknik untuk membuat keputusan-
keputusan tersebut.

 Meminimalisasi kejutan dan kerugian operasional Entitas akan memiliki


kapabilitas yang lebih tinggi untuk mengidentifikasi peristiwa-peristiwa potensial,
menelaah resiko dan menetapkan respon. Dengan demikian entitas dapat
mereduksi kemungkinan terjadinya kejutan atau kerugian.

 Mengidentifikasi dan mengelola resiko secara menyeluruh (crossenterprise risks)


Setiap entitas menghadapi tidak terhitung resiko yang mempengaruhi berbagai
bagian dalam organisasi. Manajemen bukan hanya harus mengelola resiko-resiko
tersebut satu persatu, tetapi juga harus memahami keterkaitan dampak resiko-
resiko tersebut.

 Memberikan respon terpadu terhadap resiko berganda Proses bisnis


mengandung di dalamnya banyak resiko inheren, dan enterprise risk management
memungkinkan manajemen memberikan solusi terpadu untuk mengelola resiko-
resiko tersebut.

 Menangkap peluang Manajemen bukan hanya harus memperhatikan resiko tetapi


juga peristiwaperistiwa potensial. Dengan mempertimbangkan rangkaian peristiwa
terkait secara menyeluruh, manajemen dapat memiliki pemahaman tentang
peristiwa-peristiwa yang menjanjikan peluang

XI.I.1 Risiko Pada Aspek SDM

102
Lima hal utama yang akan dipaparkanberkaitan dengan risiko-risiko dalam aspek
SDM dalam hubungannya dengan perencanaan strategi perusahaan yaitu

1. Risiko pada para top eksekutif dan para pekerja inti.

2. Risiko pada karyawan.

3. Risiko dalam hubungan industri dan perselisihan.

4. Risiko stres dan kesehatan yang buruk.

5. Risiko bila tidak beretika.

Seringkali hal-hal diatas bukanlah merupakan risikobisnis yang dapat


menyebabkan perusahaan jatuh, tetapijika manajemen gagal dalam
mengendalikan perusahaan, maka perusahaan akan berada pada kondisi yang
berat untuk dapat bertahan, apalagi berkembang.

1. Risiko pada para eksekutif dan pekerja inti

Ada beberapa risiko yang hendaknya diperhatikanpada kelompok orang dengan


jabatan sebagai eksekutif
tingkat atas. Risiko-risiko tersebut antara lain:

a. Memiliki eksekutif kepala yang kurang memiliki sense of leadership,


pengetahuan yang luas, tidak tajam dalam berfikir, serta bertindak tidak fokus.

b. Memiliki eksekutif kepala yang sulit dikendalikan oleh dewan komisaris.

c. Memiliki direktur keuangan yang lemah.

d. Ketidakmampuan manajemen untuk menjawab perubahan lingkungan usaha


dengan cepat dan tepat.

3. Risiko dalam hubungan industri dan perselisihan

Perusahaan harus melakukan penilaian-penilaianmengenai kemungkinan adanya


pemogokan, memikirkan kerusakan apa yang dapat terjadi, dan menganalisis
bagaimana hal ini dapat diantisipasi, termasuk di dalamnya perihal membangun
buffer stocks dan memindahkan produksi pada pabrik-pabrik lainnya.

Kebanyakan perselisihan dapat diramalkan, hal inidapat terlihat dari hubungan


antara manajemen dan serikat kerja yang secara perlahan-lahan memburuk.
Keluhan-keluhan dapat menumpuk selama_bertahun-tahun, dan tenaga kerja yang
loyal dan percaya merasa telah diperlakukan secara tidak adil. Perusahaan

103
hendaknya memiliki mekanisme untuk memastikanbahwa_ keluhan-keluhan
karyawan didengar dan
ditanggapi secara serius. Manajemen harus berusaha menyampaikan alasan-
alasan untuk perbaikan dan memperoleh persetujuan dari serikat tenaga kerja
sebelum perubahan-perubahan dilaksanakan.

2. Risiko menangani karyawan

Perusahaan perlu menciptakan kondisi kerja yangbaik bagi para karyawannya,


termasuk gaya manajemen yang lebih terbuka dan layak, serta kejelasan
mengenai reward bagi seluruh pekerja. Selain itu, juga perlu diperhatikan
mengenai kultur yang dapat menilai kerja sama dan keunggulan, serta kondisi
seperti flextime, fasilitas perawatan anak, dan kerja paruh waktu yang membantu
pekerja wanita. Pelatihan dan pelatihan ulang perlu dilakukan jika perusahaan
harus mengembangkan tenaga kerja yang sanggup untuk memproduksi barang-
barang dan pelayanan-pelayanan yang dapat berubah dengan cepat.

Masalah-masalah kesejahteraan sering kalimenyebabkan krisis. Masalah-masalah


tersebut mencakup seperti amarah karyawan karena pemutusan hubungankerja
yang tidak adil, penghasilan tambahan yang tidak transparan, perjanjian tentang
wanita hamil, penguranganfasilitas seperti tempat ibadat dan kantin, serta
situasikerja yang tidak aman. Beberapa dari contoh ini mungkinkelihatan seperti
tidak penting bagi manajemen, tetapi halini sebenarnya dapat menimbulkan
masalah besar.Proses rekrutmen tenaga kerja dengan kualifikasitidak memadai
akan menambah risiko bagi kinerjaperusahaan kelak. Sampai sekarang ini,
pencarian tenagakerja di banyak perusahaan masih dikelola dengan kurangbaik.
Hal ini sebagian disebabkan oleh adanyapertimbangan-pertimbangan pribadi serta
sulitnyapenilaian secara efektif. Pengukuran IQ sama sekali tidak
mengidentifikasikan apakah calon pekerja itu akanbekerja dengan baik atau tidak.
Perusahaan dapat
meminimalkan risiko mereka dengan cara bekerja secarasistematis.

3. Risiko dalam hubungan industri dan perselisihan

Perusahaan harus melakukan penilaian penilaian mengenai kemungkinan adanya


pemogokan, memikirkankerusakan apa yang dapat terjadi, dan
menganalisisbagaimana hal ini dapat diantisipasi, termasuk didalamnya_ perihal
membangun buffer stocks danmemindahkan produksi pada pabrik-pabrik lainnya.

Kebanyakan perselisihan dapat diramalkan, hal ini dapat terlihat dari hubungan
antara manajemen danserikat kerja yang secara perlahan lahan
memburuk.Keluhan-keluhan dapat menumpuk selama bertahun-tahun.

4. Stres dan pelayanan kesehatan yang buruk

104
Ketegangan, bersamaan dengan kebiasaan makanyang buruk dan merokok, dapat
menyebabkan penyakit
jantung koroner. Kebiasaan bolos kerja menjadi suatu indikator dari seorang
tenaga kerja yang merasa kecewa. Tingkat kekecewaan dikatakan disebabkan
olehkomunikasi yang buruk dan kegagalan untuk memotivasi para karyawan.

5. Etika

Pelanggaran etika makin lama makin dirasakansebagai suatu risiko bisnis yang
utama. Berita banyak melansir perihal pelanggaran etika selain kasus
pelanggaran pidana atau perdata lainnya yang memiliki konsekuensi serius bagi
reputasi perusahaan serta keuntungan-keuntungan masa depan. Di bawah ini
dapat dilihat bagaimana perusahaan dapat meningkatkan dan menangani etika-
etika perusahaannya.

6. Konflik di Dalam Bisnis

Banyak isu mengenai konflik di dalam bisnis. Sepertidiketahui bahwa tujuan bisnis
adalah memperbesar keuntungan dan memoperkecil biaya. Bila dijabarkansecara
dangkal hal ini berarti perusahaan memberikan kualitas produk/layanan termurah
bagi harga tertinggi.Berikut adalah 2 contoh faktor-faktor yang
mendukungperusahaan untuk melalaikan etika.

7. Perubahan Kultur Perusahaan

Beberapa perusahaan menyatakan untuk berusahasecara benar, baik menurut


aturan legal maupun moral,akan tetapi kenyataannya tidak demikian.
Mengapademikian? Karena sudah terbiasa dengan budayaperusahaan yang hanya
mementingkan memaksimalisasikeuntungan financial, seorang manajer yang
menyatakanbahwa penegakan etika adalah sesuatu yang pentinghanya akan
dianggap sepele, negative merintangi, dantidak setia yang mengakibatkan sang
manajer_ sulitdipromosikan. Pada saat perekonomian sedangmengalami resesi
atau perusahaan tidak mengalami keuntungan yang diharapkan, ancaman PHK
bagi sangmanajer sudah berada di depan matanya.

Resiko keterbatasan SDM, Keterbatasan SDM :Terbatasnya jumlah karyawan


yang dimiliki berakibat terganggunya proses produksi, ketika salah.
Wirausaha perlu menganalisis dan menciptakan kondisi kerja yang produktif bagi
karyawan, dengan cara:
a. manajemen yang terbuka sehingga ada kejelasan tugas bagi karyawan;
b. memiliki mekanisme untuk mendengar dan memerhatikan keluhan karyawan;
c. melakukan penilaian dan antisipasi terhadap karyawan yang tidak puas;
d. proses rekruitmen sumber daya manusia yang tepat.

105
Adapun aspek risiko sumber daya manusia yang perlu dicermati, yaitu:
a. risiko antara para eksekutif puncak dan pekerja inti;
b. risiko dalam hubungan industri;
c. risiko para karyawan;
d. risiko tidak beretika dalam bekerja dan berbisnis.

XI.I.2. Resiko Pada Aspek Keuangan

Risiko keuangan (financial risk) adalah segala bentuk keputusan yang


berhubungan dengan keuangan yang menimbulkan kerugian. Risiko keuangan
berkaitan erat dengan keuangan, seperti pengaruh transaksi terhadap neraca,
kewajiban kontrak kerja, jatuh tempo pembayaran utang, risiko likuiditas
perusahaan dan hal-hal yang mengurangi fleksibilitas keuangan. Dalam
perusahaan, risiko yang dihadapi dalam aspek keuangancukup tinggi, antara lain
yaitu :
a) Biaya Produksi yang Berlebihan
Biaya produksi yang tinggi akan berdampak pada harga jual produk yang tinggi
pula, sehingga produk akan sulit bersaing di pasaran. Cara mengatasi
pengurangan biaya tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan efisiensi dan
otomatisasi. Efisiensi dapat mengurangi biaya, tetapi hal ini membutuhkan
perencanaan yang baik. Contohnya adalah produk yang selalu tersedia saat
dibutuhkan; pekerja meningkatkan kualitas pekerjaannya sehingga dapat
meminimalisir pemborosan (waste).
Otomasi merupakan salah satu jalan keluar untuk menekan biaya produksi yaitu
dengan mengganti peran manusia dengan mesin. Sebelum dilakukan penggantian,
tentunya perusahaan harus menghitung untung rugi dengan cara membandingkan
biaya mesin dengan penghematan tenaga kerja dan bahan baku.
b) Biaya Produksi yang Berlebihan
Perusahaan berskala besar, biasanya biaya per unit produk yang dihasilkan lebih
rendah daripada perusahaan kecil, karena memiliki pangsa pasar yang lebih besar.
Perusahaan yang berkembang pesat juga membutuhkan biaya tambahan (seperti:
karyawan, aset, dll) untuk membantu mendapatkan pasar yang lebih besar pula.
Kenaikan laba yang diperoleh perusahaan pada gilirannya akan menambah biaya,
misalnya biaya untuk menaikkan gaji karyawan, bahkan untuk menunjang kegiatan
sosial. Namun sebaliknya, jika penjualan mulai menurun dan terus menurun, maka

106
biaya perusahaan bisa menjadi beban. Oleh karena itu, cost cutting perlu
dilakukan, namun sebaiknya diprioritaskan pada biaya-biaya kegiatan yang tidak
signifikan untuk menghasilkan penjualan meskipun tidak mudah dilakukan.
c) Utang
Salah satu penyebab krisis yang berlarut-larut di Indonesia sejak pertengahan
tahun 1997 adalah utang swasta kepada kreditur luar negeri yang tidak dilunasi
pada saat jatuh tempo. Selain utang swasta tersebut, ada kelompok utang lain
yang juga mengakibatkan krisis berkepanjangan, yaitu utang pemerintah kepada
pihak asing. Dengan adanya dua masalah tersebut, perusahaan perlu
mengendalikan utangnya agar terhindar dari kebangkrutan.
Pencegahan utang. Selama ekonomi tumbuh, banyak perusahaan ingin
memperluas bisnis mereka secepat mungkin, karena takut tertinggal oleh pesaing
mereka. Terkadang kebijakan perusahaan yang ada dilanggar oleh semangat
spekulasi yang mempengaruhi sistem kerja yang ada. Kondisi seperti ini sangat
berisiko bagi kebijakan keuangan perusahaan. Perusahaan yang memiliki
kebijakan keuangan yang ketat cenderung bertahan daripada yang lemah, karena
lebih baik membatalkan bisnis yang berisiko daripada menanggung hutang nanti.
Penagihan hutang. Penagihan utang yang tidak sensitif dapat menyebabkan
kerugian bagi perusahaan. Itu sebabnya penagihan utang diserahkan kepada agen
" debt collector" bukanlah solusi sederhana. Lebih baik meminta beberapa tenaga
penjualan mengunjungi pembayar yang terlambat, mendiskusikan situasinya dan
menyusun kebijakan bagaimana melanjutkan pembayaran. Cara lain untuk
mencegah utang ini misalnya dengan asuransi kredit.

d) Pinjaman yang Berlebihan


Pada melakukan Peminjaman yang berlebihan dapat disebabkan oleh 3 (tiga)
factor utama dapat dilihat pada tabel berikut yaitu :
1. investasi yang berlebihan padapabrik baru
2. diversifikasi produk yang lemah
3. investasi pada saat yang tidak tepat

107
XI.I.2 Risiko Aspek Keuangan

XI.I.3 RISIKO PADA ASPEK PEMASARAN

Pemasaran secara umum atau sederhananya dikatakan sebagai proses


penyaluran barang dari produsen ke konsumen. Produsen adalah mata rantai
pertama dan konsumen adalah mata rantai terakhir. Secara khusus, pemasaran
adalah studi tentang arus fisik dan ekonomi produk dari produsen melalui
pedagang perantara ke konsumen. Pemasaran melibatkan banyak aktivitas
berbeda, yang menambah nilai pada produk saat bergerak melalui sistem.
Masalah dalam pemasaran dapat mengakibatkan penurunan penjualan dan
rusaknya citra perusahaan. Penjualan yang menurun, saham menyusut, kurangnya
distribusi barang adalah beberapa tanda kegagalan pemasaran. Kegagalan
pemasaran tidak lepas dari banyaknya masalah yang ada. Berikut akan
disampaikan beberapa 10 jenis masalah dasar pemasaran, antara lain:
1. Menerbitkan kebijakan Pemerintah.
Beberapa faktor ekonomi makro yang dapat menjadi risiko bagi perusahaan antara
lain:
1. Kenaikan pajak akan mengakibatkan kenaikan pajak kekayaan
atau akan terjadi inflasi yang menyebabkan penurunan permintaan.
2. Peraturan pemerintah yang berdampak pada peningkatan biaya
perusahaan (seperti larangan memproduksi suatu produk, kebijakan limbah, dan
program keselamatan dan kesehatan kerja/K3).
108
2. Masalah Perubahan permintaan di pasar (strategi perusahaan)
Permintaan akan produk yang memiliki siklus hidup produk yang pendek, seperti
produk teknologi informasi, sangat sulit untuk bertahan dalam waktu yang lama. Di
pasar produk seperti itu, perusahaan akan mengalami masalah dengan
pendapatan yang melonjak, yaitu keuntungan cepat tetapi juga keuntungan jangka
pendek. Dengan demikian perusahaan harus mengubah strategi perusahaan
sesuai dengan situasi dan kondisi pasar produk tersebut.

3. Isu Perang Harga


Perang harga dapat terjadi antar produsen produk sejenis karena beberapa alasan,
seperti:
a. Dampak kapasitas produksi Aktivitas inovasi yang rendah di pasar.
b. Satu perusahaan melakukan kampanye pemasaran yang agresif.
c. Pasar adalah oligopoli.

4 Pemalsuan
Pemalsuan produk dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Merek adalah salah
satu dari sekian banyak target pemalsuan, terutama jika merek tersebut terkenal.
Merek palsu selain menurunkan pendapatan juga akan menurunkan reputasi
perusahaan karena biasanya kualitas barang yang menggunakan merek palsu
tidak sebaik aslinya.

5.Performa Produk Rendah


Hambatan untuk mempromosikan suatu produk sebenarnya bisa muncul dari
performa produk yang ternyata rendah. Hal ini sangat berbahaya karena konsumen
hanya akan membeli produk yang dapat memuaskan kebutuhannya, sehingga
hanya produk dengan performa terbaik yang akan menjadi market leader (seperti
kekuatan, kemudahan pengoperasian, kehandalan dan layanan purna jual).

6. Masalah Promosi yang Buruk


Promosi harus dilakukan secara terencana dan berkesinambungan sehingga efektif
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Perlu diingat bahwa calon konsumen
yang ingin melakukan tindakan pembelian perlu mendapatkan informasi,

109
sedangkan konsumen yang telah melakukan pembelian perlu terus dibina agar
melakukan pembelian ulang atau bahkan bisa menjadi pemasar tidak langsung.

7. Masalah Merek
Perusahaan yang mempromosikan merek produk yang tidak sesuai dengan
kenyataan akan merugikan produk itu sendiri. Sebaliknya, produk yang kualitasnya
sesuai dengan isi pesan dari promosi yang dilakukan, atau merek produk yang
merupakan produk pionir (pertama kali muncul), akan melekat kuat di benak
konsumen sebagai merek yang paling diingat dan menjadi andalan. pilihan untuk
dikonsumsi atau digunakan. Jadi kegagalan memperkenalkan suatu produk
biasanya disebabkan oleh promosi yang lemah atau kinerja produk yang buruk.

8.Masalah Pengembangan Produk


Menurut konsepnya siklus hidup produk, produk baru harus diluncurkan ketika
produk lain telah memasuki tahap tersebut menolak sebelum produk baru
diluncurkan, divisi penelitian dan pengembangan perusahaan harus
berpengalaman dengan desain produk baru sehingga ketika diluncurkan, produk
baru dapat diterima oleh konsumen. Namun pada kenyataannya, pengembangan
produk baru lebih cenderung gagal daripada berhasil, hal ini biasanya disebabkan
lemahnya riset produk yang dilakukan.

9.Masalah Distribusi
Perusahaan yang memproduksi merek terkenal mengetahui semua outlet yang
menyediakan barangnya, sementara beberapa perusahaan tidak terlalu
memperhatikan outlet tersebut. Selain itu, banyak perusahaan yang hanya berpikir
untuk menjual produknya secara lokal ketika produknya memiliki potensi yang baik
jika dijual dalam skala nasional atau ekspor.

Di dalam proses produksi/operasi produk barang dan jasa cukup banyak risiko
yang perlu diantisipasi. Risiko-risiko tersebut antara lain adalah mengenai:

1, Masalah pemasok. Risiko terjadi apabila perusahaan menggunakan pemasok


yang ternyata tidak memenuhi

110
komitmen yang sudah mereka buat, misalnya komponen- komponen yang
dibutuhkan ternyata terlambat dikirim ataupun rusak.

2. Kerusakan kualitas. Risiko karena penarikan kembali barang- barang yang


ditawarkan di pasar yang disebabkan oleh dua hal. Pertama, karena kualitas dan
kuantitas barang yang tidak sesuai, misalnya ada barang yang hilang dan mutu
produk yang rendah. Kedua, karena barang yang ditawarkan di pasar adalah
produk- produk yang tidak aman dikonsumsi.

3. Berkurangnya daya saing. Risiko karena berkurangnya daya saing produk


dengan produk sejenis di pasar, misalnya karena desain yang dibuat dengan
teknologi yang sudah tertinggal.

XI.2 GLOSARIUM

 Risk is uncertainty : Resiko ketidak pastian


 Uncertain : Tidak Pasti
 speculative risk :  jenis risiko yang muncul dari pengambilan suatu keputusan
yang apabila risiko tersebut terjadi, maka akan menimbulkan kerugian (loss).
 Spekulatif :berpikir yang tidak membutuhkan data dan fakta yang benar.
 Risk : kesalahan

XI.3 SOAL

1. Sebutkan 5 langkah dasar yang harus diikuti dalam perencanaan dan


penyusunan suatu manajemen resiko yg efektif
2. Uraikan perbedaan antara speculative risk dan operasional risk dalam kaitan
dengan manajemen risiko
3. Uraikan hubungan antara risiko dengan tujuan dari sebuah perusahaan.
4. Berikan Contoh risiko aspek pemasaran

XI.4 SUMBER

https://www.google.co.id/books/edition/Studi_Kelayakan_Bisnis/
x8cnEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=Risiko+pada+Aspek+SDM&pg=PA204&printsec=frontcove
r

http://digilib.uinsgd.ac.id/18980/7/Buku-SKB_Full%20Cover.pdf

https://semnas.univbinainsan.ac.id/index.php/escaf/article/view/268/140

111
https://web.archive.org/web/20180416074831id_/http://ejournal.upi.edu/
index.php/JAPSPs/article/viewFile/8295/pdf

https://repository.its.ac.id/52481/1/09211650013001_Masther%20Thesis.pdf

https://itrev.kemenkeu.go.id/index.php/ITRev/article/view/20/18

Agus Sartono, Manajemen Keuangan Internasional, Yogyakarta: BPFE, 2001, hlm.


143.
Fuad Husnan, Sumarsono.(2010). “Studi Kelayakan Bisnis”. Jogyakarta UPP AMP
YKPN
https://www.academia.edu/41676711/
Mengenal_Aspek_Resiko_Dalam_Studi_Kelayakan_Bisnis
https://www.academia.edu/41676711/
MENGENAL_ASPEK_RESIKO_DALAM_STUDI_KELAYAKAN_BISNIS
Hussen Umar. “Studi Kelayakan Bisnis”. Jakarta. PT Gramadia Utama, Edisi 3
revisi
Suswanto Sutojo. “Studi Kelayakan Bisnis”. Jakarta. PT Pustaka Binawan

BAB XII
PERTEMUAN 15

XII.I RISIKO TERHADAP BERBAGAI ASPEK DALAM STUDI


KELAYAKAN BISNIS II

Manajemen risiko adalah suatu kegiatan dalam mengukur atau menilai


suatu risiko dimana dari kegiatan tersebut akan dikembangkan
strategi pengelolaan terhadap risiko tersebut. Strategi yang bisa digunakan
antara lain dengan memindahkan risiko kepada kegiatan atau subyek lain,
menghindar dari risiko tersebut, mengurangi efek negatif yang ditimbulkan
dari risiko, dan dapat juga menampung konsekuensi baik sebagian atau
keseluruhan dari risiko tertentu.

Risiko adalah ketidakpastian yang melahirkan peristiwa kerugian. Risiko berkaitan


dengan ketidakpastian karena kurang tersedianya informasi yang cukup tentang
hal-hal yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan. Ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan
ketidakpastian yang menimbulkan kerugian disebut dengan istilah risiko (risk).

Vaughan mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut.

112
a. Risk is the chance of loss (risiko adalah kans kerugian); chance of loss
digunakan untuk menunjukkan keadaan yang di dalamnya terdapat keterbukaan
terhadap kerugian atau kemungkinan.
b. Risk is the possibility of loss (risiko adalah kemungkinan kerugian); Istilah
possibility berarti bahwa probabilitas suatu peristiwa yang berada di antara nol dan
satu. Definisi ini sangat mendekati pengertian risiko yang dipakai sehari-hari
sehingga tidak cocok dipakai dalam analisis kuantitatif.
c. Risk is uncertainty (risiko adalah ketidakpastian); tampaknya ada kesepakatan
bahwa risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Dengan demikian, risiko
mengandung kemungkinan kerugian dan ketidakpastian. Hermanto Darmawi
(1997) menegaskan, ada dua pendekatan dasar dalam menangani risiko, yaitu
pengendalian risiko (risk control) dan pembiayaan risiko (risk financing).

 ANTISIPASI RISIKO BISNIS

Pendapat para ahli mengenai risiko cukup banyak. Salah satunya adalah pendapat
Silalahi (dalam Husein Umar), yang mengartikan bahwa:

1. Risiko adalah kesempatan timbulnya kerugian.

2. Risiko adalah probabilitas timbulnya kerugian.

3. Risiko adalah suatu ketidakpastian.

4. Risiko adalah penyimpangan actual dari yang diharapkan.

5. Risiko adalah probabilitas suatu hasil akan berbeda dari


yang diharapkan.

Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko, dan perlindungan harta
benda, hak milik, dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas
kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko, di mana
ketidakpastian ini dihubungkan dengan penghasilan perusahaan, arus keluar
masuk uang, dan harta benda yang telah ada atau yang dibutuhkan di masa
datang (Silalahi dalam Husein Umar, 2008).

Risiko perusahaan dapat dibagi atas dua tipe yakni :

1. Risiko yang lebih bersifat tradisional yang sulit dikendalikan manajemen


perusahaan, seperti risiko kebakaran, bencana alam dan lain-lain.

113
2. Risiko yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Risiko ini dapat
terjadi misalnya pada saat perusahaan membangun pabrik baru, meluncurkan
produk baru, atau membeli perusahaan lain.

Manajemen risiko dilaksanakan melalui sejumlah kegiatan yang berurutan yakni


(Basyaib, 2007):

1. Identifikasi Risiko
Proses ini dilakukan untuk melihat variasi serta kerumitan risiko yang harus diukur
dan dianalisis pada kegiatan berikutnya.

2. Analisis Risiko
Pengukuran memerlukan validitas metode maupun alat ukur yang digunakan.
Seluruh persyaratan pengukuran tersebut ditujukan untuk menghilangkan
kesalahan yang dapat merusak hasil analisis.

3. Perencanaan Risiko
Setelah urutan dan prioritas risiko dimiliki maka pengelolaan risiko dilanjutkan
dengan menyusun rencana mitigasi (penanggulangan) dan rencana kontingensi,
terutama bagi risiko dengan prioritas utama. Adanya rencana menjamin kestabilan
operasi entitas yang melaksanakan manajemen risiko karena seluruh risiko telah
distrukturkan hingga ke tingkatseluruh risiko telah distrukturkan hingga ke tingkat
rencana tindakan saat kejadian risiko dialami.

4, Pengawasan Risiko
Keseluruhan proses manajemen risiko harus terus disempurnakan karena sistem
dan lingkungan secara dinamis menimbulkanperubahan. Pengawasan dilakukan
untuk melihat kemungkinan penyempurnaan tahapan analisis risiko yang
diakibatkan perubahan lingkungan. Langkah tersebut dilanjutkan dengan
penambahan serta penyempurnaan perencanaan risiko.

Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang
berbeda-beda yang berkaitandengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang
dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenisancaman yang
disebabkan oleh lingkungan, teknologi,manusia, organisasi dan politik.

 MANFAAT MANAJEMEN RISIKO

Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen risiko antara lain:

1. Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang


rumit.

2. Memudahkan estimasi biaya.

114
3. Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan
dalam cara yang benar.

4, Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi risiko dan


ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.

5. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa


banyak informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.

6. Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.

7. Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.

8. Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihanalternatif.

Risiko perusahaan dapat dibagi ke dalam 2 tipe. Tipe pertama dan yang lebih
tradisional adalah risiko yang sulit dikendalikan manajemen perusahaan, seperti
risiko
kebakaran karena hubungan pendek arus listrik dan penipuan pihak-pihak tertentu.
Perusahaan biasanya melindungi dirinya misalnya dengan cara membeli asuransi.
Tipe kedua adalah risiko yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan.
Risiko ini dapat terjadi misalnya pada saat perusahaan membangun pabrik baru,
meluncurkan produk baru, atau membeli perusahaan lain.

XII.I.1 RISIKO PADA ASPEK PRODUKSI / OPERASI

Di dalam proses produksi/operasi produk barang dan jasacukup banyak risiko yang
perlu diantisipasi. Risiko-risiko tersebut antara lain adalah mengenai:

1, Masalah pemasok. Risiko terjadi apabila perusahaan menggunakan pemasok


yang ternyata tidak memenuhi komitmen yang sudah mereka buat, misalnya
komponen- komponen yang dibutuhkan ternyata terlambat dikirim ataupun rusak.

2. Kerusakan kualitas. Risiko karena penarikan kembali barang- barang yang


ditawarkan di pasar yang disebabkanoleh dua hal. Pertama, karena kualitas dan
kuantitas barang yang tidak sesuai, misalnya ada barang yang hilang dan mutu
produk yang rendah. Kedua, karena barang yang ditawarkan di pasar adalah
produk- produk yang tidak aman dikonsumsi.

3. Berkurangnya daya saing. Risiko karena berkurangnya daya saing produk


dengan produk sejenis di pasar, misalnya karena desain yang dibuat dengan
teknologi yang sudah tertinggal.

115
Berikut ini akan disajikan Gambar Kurva tentang Aspek Produksi sebagai berikut:

XII.I Kurva Aspek Produksi

XII.I.1 Struktur HirarkiStrategi MitigasiRisiko Kegagalan Proses Produksi

116
XII.I Contoh Risiko Aspek Produksi

 RISIKO OPERASIONAL
Menurut Djohanput (2006) dalam Normaria Mustiana Sirait (2016), Risiko
operasional disebabkan oleh kegagalan atau tidak memadai proses internal,
manusia dan sistem atau dari kejadian eksternal. Risiko ini akan memberikan
dampak kepada seluruh bisnis. Risko operasional dapat timbul antara lain karena
adanya tidak berfungsinya proses internal. Selain itu juga, risiko dapat timbul
karena adanya kesalahan atau kecurangan manusia, kegagalan sistem, proses
dan faktor eksternal.
 KLASIFIKASI RISIKO OPERASIONAL
Menurut Darmawan (2011), Klasifikasi risiko operasional secara umum dibagi
menjadi 4 (empat) kategori yaitu sumber daya manusia (SDM), teknologi, proses,
dan faktor eksternal. Berikut rincian klasifikasi risiko operasional sebagai berikut :
A. Risiko Sumber Daya Manusia
Risiko sumber daya manusia (SDM) didefinisikan sebagai risiko yang terkait
dengan pekerja. Sumber daya manusia dalamhal ini karyawan merupakan aset
yang paling berharga di perusahaan. Namun demikian karyawan yang sering kali
menjadi penyebab kejadian risiko operasional. Bagian-bagian yang umumnya
terkait dengan risiko sumber daya manusia adalah:
1. Permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja. Hal tersebut berkaitan dengan
mesin, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan kerja. Sasaran tempat kerja, mencakup
proses produksi dan distribusi (barang dan jasa). Peranan keselamatan kerja

117
ditujukan untuk melindungi tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat
kerja. Faktor penyebab kejadian kecelakan di industri antara lain :
a. Kegagalan komponen, misalnya alat yang tidak memadai dan tidak mampu
menahan tekanan, suhu atau bahan kimia.
b. Penyimpangan dari kondisi operasi normal, seperti kegagalan
dalampemantauan proses, kesalahan prosedur, terbentuknya produk samping.
c. Kesalahan manusia (human error), seperti mencampur bahan kimia tanpa
mengetahui jenis dan sifatnya, kurang terampil,dan salah komunikasi. Kemudian,
faktor lain misalnya sarana yang kurang memadai, bencana alam, sabotase, dan
kerusuhan massa.
2. Pelatihan karyawan tidak memadai yaitu terdapat beberapa fenomena
organisasional yang dapat dikategorikan sebagai gejala pemicu munculnya
kebutuhan pelatihan dan pengembangan yaitu antara lain ; tidak tercapainya
standar pencapaian kerja, karyawan tidak mampu melaksanakan tugasnya, dan
karyawan tidak produktif. Gelaja-gejala yang umum terjadi pada organisasi antara
lain gejala yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut, sehingga menimbulkan gejala
utama dalam organisasi yang membutuhkan penanganan kerja yaitu : rendahnya
produktivitas, tingginya kelalaian, tingginya perputaran, rendahnya moral pekerja.
3. Aktivasi dimaksudkan untuk memanfaatkan dengan sebaik- baiknya sumber
daya manusia yang ada. Saat ini masi banyak sumber daya manusia yang tidur,
setengah bekerja atau tidak bekerja sama sekali tetapi masih tetap mendapat upah
atau gaji. Peran serta manusia sebagai tenaga kerja merupakan unsur dominan
dalam proses industri perlu mendapat perhatian khusus guna menghasilkan suatu
produk yang bermanfaat bagi masyarakat.

XII.I.2 RISIKO PADA ASPEK SISTEM INFORMASI

Beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan adalah:


a. Berapa nilai data di komputer
Data dapat hilang akibat kesalahan operator, virus, kerusakan perangkat keras
atau perangkat lunak, daya listrik, atau vandalisme. Semua ini tentu saja
merugikan perusahaan. Perusahaan harus menilai nilai data komputernya dan apa
dampaknya terhadap bisnis jika komputer yang ada ternyata tidak dapat
digunakan. Perusahaan harus menyadari betapa saat ini perusahaan sangat
bergantung pada komputernya sehingga perlu diambil langkah-langkah untuk
melindunginya dengan kontrol yang baik.

b. Risiko terkomputerisasi

118
Berikut ini adalah lima resiko utama pada komputer yang datanya banyak
menimbulkan masalah, yaitu:
 Pencurian komputer.
 Pengguna yang tidak sah mengakses computer
 Penggunaan disk tidak dicentang
 Kegagalan perangkat keras atau perangkat lunak
 Kesalahan pengguna3.

c. Meminimalkan risiko terkomputerisasi


Risiko penggunaan komputerisasi harus diminimalkan. Hal-hal tersebut dapat
ditinjau dari aspek hardware, software dan brainware. Perusahaan harus memiliki
asuransi yang biayanya dimasukkan sebagai bagian dari biaya sistem IT-nya.
Mereka juga perlu mengembangkan keterampilan karyawannya dalam pengelolaan
data atau kemampuan untuk memperbaiki data yang rusak/hilang dan melatih
karyawan untuk menghindari masalah. , dan lain-lain. Seharusnya perusahaan
memiliki salinan data yang dilakukan secara rutin dan otomatis. Semua file harus
disalin secara otomatis, membuat salinan pada setiap akhir jam kerja pada media
terpisah, sehingga kerusakan pada hard drive atau bingkai utama tidak akan
mempengaruhi data.

d. Tetapkan kebijakan
Manajemen perusahaan harus memiliki kebijakan yang jelas tentang sistem
komputerisasi mereka. Kebijakan tersebut meliputi:
 Garis tanggung jawab untuk sistem TI
 Perlindungan data dan sistem cadangan
 Penggunaan disket yang benar dan
Akses data Kebijakan ini harus didukung dengan prosedur tertulis, terutama yang
perlu lebih spesifik dalam hal perlindungan data. Untuk memastikan bahwa
prosedur dilakukan, perlu dilakukan inspeksi rutin.

e. Aspek Risiko Alam


Risiko ini terjadi di luar pengetahuan dan kemampuan manusia, misalnya gempa
bumi, banjir, puting beliung, kekeringan, dll. Karena kemungkinan terjadinya

119
peristiwa ini sangat kecil, maka risiko bisa dianggap tidak ada, namun jika Anda
takut menghadapi risiko tersebut, ada perusahaan asuransi yang berani mengambil
resiko ini.

f. Risiko Teknis
Risiko ini terjadi karena ketidakmampuan pengelola/pengusaha dalam mengambil
keputusan. Risiko yang sering terjadi adalah:
 Biaya produksi tinggi (tidak efisien)
 Penggunaan sumber daya yang tidak seimbang, misalnya terlalu banyak
pekerja.
 Pencurian sering terjadi, karena pengawasan/penjagaan yang kurang baik.
 Kebakaran sering terjadi, target produksi tidak tercapai, penempatan personel
tidak sesuai/tidak sesuai.

Perencanaan danupaya penanggulangan/mitigasi risiko teknis:


a. Manajer/pengusaha harus meningkatkan pengetahuan tentang:
 Keterampilan teknis/keterampilan teknologi, terutama yang berkaitan dengan
proses produksi. Diupayakan menggunakan cara-cara yang dapat menekan biaya
produksi, misalnya dengan teknologi tepat guna/modern
 keterampilan mengorganisir /kemampuan organisasi, yaitu kemampuan
memadukan faktor-faktor produksi yang tepat dalam menjalankan usahanya.
Desain produk yang salah, dll.
 Skill kepemimpinan/keterampilan manajerial, yaitu kemampuan untuk
mencapai tujuan usaha dan dapat dilakukan dengan baik dan serasi oleh setiap
orang dalam organisasi. Untuk itu, setiap pemimpin dituntut untuk membuat konsep
kerja/conceptional skill yang baik.

 ANCAMAN TERHADAP SISTEM INFORMASI

Ancaman adalah suatu aksi atau kejadian yang dapat merugikan perusahaan.
Kerugian bisa berupa uang, tenaga, kemungkinan berbisnis (business opportunity),
reputasi organisasi bahkan mungkin dapat menyebabkan pailit. Menurut W.
Stallings ada beberapa kemungkinan ancaman, yaitu :

120
1) Interruption, perangkat sistem rusak atau menjadi tidak tersedia, merupakan
ancaman terhadap aspek availability (ketersediaan).

2) Interception, pengaksesan informasi oleh pihak yang tidak berwenang.

3) Modification, pihak yang tidak memiliki wewenang tidak hanya mengakses


informasi tetapi juga melakukan perubahan terhadap informasi.

4) Fabrication, penyisipan objek palsu ke dalam sistem oleh pihak yang tidak
berwenang. Berikut ini beberapa kasus yang berhubungan dengan ancaman
terhadap keamanan sistem informasi di Indonesia antara lain:

1) Pada Januari 2000, beberapa sistus web di Indonesia diacak-acak oleh cracker
yang menamakan dirinya"fabianclone" dan "aisenodni" (Indonesia dibalik). Situs
yang diserang termasuk Bursa Efek Jakarta, BCA, Indosatnet, dan beberapa situs
besar lain yang tidak dilaporkan .

2) September dan Oktober 2000, setelah membobol Bank Lippo, kembali Fabian
Clone beraksi dengan menjebol web milik Bank Bali

3) 16 April 2001, Polda DIY meringkus seorang carder (pembobol kartu kredit).
Tersangka diringkus di Bantul dengan barang bukti sebuah paket berisi lukisan
berharga 30 juta rupiah

4) Dikutip dari berita elektronik www.republika.co.id, perubahan kartu tanda


penduduk (KTP) menjadi bentuk elektronik (e-KTP), merupakan salah satu contoh
sistem yang rentan dalam hal keamanannya, mengingat data yang ada di
dalamnya merupakan data rahasia, data privasi yang perlu dilindungi

Menurut David Icove berdasarkan lubang keamanan, keamanan dapat


diklasifikasikan menjadi 4, yaitu :

1) Keamanan yang bersifat fisik (physical security)

2) Keamanan yang berhubungan dengan orang

3) Keamanan dari data dan media serta teknik komunikasi

4) Keamanan dalam operasi

 KEAMANAN SISTEM INFORMASI

Keamanan sistem informasi merupakan hal yang perlu mendapat perhatian saat
membangun sebuah sistem informasi. Bayangkan kita membuat sebuah rumah
yang lengkap dengan jendela dan pintu, tetapi kita tidak membuat kunci untuk pintu
dan jendela. Hal ini dapat menyebabkan seseorang bisa dengan mudah memasuki

121
rumah kita, bahkan mungkin melakukan pencurian. Sama halnya dengan
membangun sistem informasi, keamanan sistem informasi digunakan untuk
menghindari seseorang yang tidak memiliki akses untuk dapat masuk ke dalam
sistem.

Menurut G. J. Simons, keamanan sistem informasi adalah bagaimana kita dapat


mencegah penipuan (cheating) atau, paling tidak, mendeteksi adanya penipuan di
sebuah sistem berbasis informasi, dimana informasinya sendiri tidak memiliki arti
fisik . Menurut John D. Howard dalam bukunya "An Analysis of Security Incidents
on The Internet" menyatakan bahwa keamanan komputer adalah tindakan
pencegahan dari serangan pengguna komputer atau pengakses jaringan yang
tidak bertanggung jawab

Aspek-aspek Terhadap Keamanan Informasi Informasi merupakan salah satu aset


penting dari perusahaan. Perusahaan melakukan pengolahan terhadap informasi,
kemudian hasilnya disimpan dan dibagikan. Keamanan sistem informasi terdiri dari
perlindungan terhadap aspek-aspek berikut ini:

1) Confidentiality (Kerahasiaan) Aspek yang menjamin kerahasian data atau


informasi, memastikan bahwa informasi hanya dapat diakses oleh orang yang
berwenang dan menjamin kerahasian data yang dikirim, diterima dan disimpan.

2) Integrity (Integritas) Aspek yang menjamin bahwa data tidak diubah tanpa ada
ijin pihak yang berwenang (authorized), menjaga keakuratan dan keutuhan
informasi serta metode prosesnya untuk menjamin aspek integrity ini.

3) Availability (Ketersediaan) Aspek yang menjamin bahwa data akan tersedia saat
dibutuhkan, memastikan user yang berhak dapat menggunakan informasi dan
perangkat terkait (aset yang berhubungan bilamana diperlukan) .

XII.I.2 Aspek-Aspek Keamanan Sistem Informasi

122
Beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan adalah:

1, Berapa nilai data di dalam computer

Data dapat hilang sebagai akibat dari kesalahan operator, virus, kerusakan
hardware atau software, daya listrik, maupun akibat vandalisme. Ini semua sudah
tentu merugikan perusahaan. Perusahaan harus menaksir nilai data komputernya
dan dampak apa yang akan ada pada bisnis jika komputer yang ada ternyata tidak
dapat
digunakan, Perusahaan harus menyadari bagaimana kini perusahaan sangat
tergantung pada komputer merekasehingga perlu diambil tindakan untuk
melindunginya dengan pengendalian yang baik.

2. Risiko komputerisasi

Berikut ini adalah lima risiko utama pada computer yang data menyebabkan
banyak masalah, yaitu:

a. Pencurian komputer.
b. Pemakaian yang tidak diizinkan mengakses computer
c. Penggunaan disket yang tidak diperiksa
d. Kerusakan perangkat keras atau perangkat lunak
e. Kesalahan pemakai

3. Minimalisasi risiko komputerisasi

Risiko pemakaian komputerisasi hendaknya diperkecil. Hal-hal ini dapat ditinjau


dari aspek hardware, software dan brainware. Perusahaan hendaknya memiliki
asuransi di mana biayanya dimasukkan sebagai bagian dari biaya-biaya sistem IT-
nya. Mereka juga perlu mengembangkan keahlian para karyawannya dalam
manajemen data atau kemampuan untuk membenahi datayang rusak/hilang serta
melatih karyawan untuk
menghindari masalah. Secara sederhana para karyawan diajari bagaimana
mengcopy file, cara keluar dari program dengan melakukan prosedurnya dan
diberitahu risiko jika meninggalkan komputer pada saat mereka bekerja, dan lain-
lain. Perusahaan seharusnya mempunyai copy data yang dilakukan secara rutin
dan otomatis. Seluruh file harus dicopy secara otomatis, buat salinannya pada tiap
akhir jam kerja pada media yang terpisah, sehinggakerusakan dari harddrive atau
main frame tidak akanmempengaruhi data.

XII.2 GLOSARIUM

123
 Vandalisme :Sebagai perbuatan merusak dan menghancurkan karya seni
dan barang berharga lainnya (keindahan alam dan sebagainya), atau
perusakan dan penghancuran secara kasar dan ganas
 Risk is the chance of loss :Risiko adalah kans kerugian
 physical security :Keamanan yang bersifat fisik
 Confidentiality : Kerahasiaan

XII.3 SOAL

1. Jelaskanapakah risiko operasional bisa menimbulkan terjadinya


financialdistress, berikan penjelasan serta contohnya?
2. Jelaskan Risiko aspek operasional dan contohnya
3. kerugian apa saja yang terjadi apa bila terjadi risiko aspek sistem
informasi,berikan contohnya
4. Apakah risiko operasional yang terjadi merupakantanggung jawab
manajemen paling atas di perusahaan?

XII.4 SUMBER

https://www.google.co.id/books/edition/Studi_Kelayakan_Bisnis/x8cnEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=Risiko+pada+Aspek+SDM&pg=PA204&printsec=frontcover

http://informasi.stmik-im.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/04-Chalifa.pdf

http://journal.umg.ac.id/index.php/matriks/article/view/1112/1005

https://repository.its.ac.id/52481/1/09211650013001_Masther%20Thesis.pdf

https://itrev.kemenkeu.go.id/index.php/ITRev/article/view/20/18

https://www.coursehero.com/file/p1jotu7e/7-IMPLIKASI-PADA-SKB-Hasil-studi-
aspek-persaingan-hendaknya-memberikan/
Sri Handuru Yuliati. “ Studi Kelayakan Bisnis”. Tangerang Selatan. Universitas
Terbuka. Edisi kedua cetakan pertama
Kasmir, Jakfar. (2013). “ Studi Kelayakan Bisnis”. Jakarta. Kencana Prenada Media
Group, cetakan kesembilan

124
BAB XIII
PENUTUP

XII. KESIMPULAN

Studi kelayakan bisnis adalah sebuah studi yang bertujuan mengukur kelayakan

suatu proyek bisnis. Studi ini berfokus pada identifikasi potensi masalah.

Harapannya, usaha yang akan Anda jalankan nanti dapat bertahan lama dan jauh

dari potensi rugi.

Bukan hanya mengidentifikasi potensi masalah, studi kelayakan bisnis juga

membahas bagaimana solusi atas masalah tersebut. Misalnya seperti masalah

mengenai operasional dan bagaimana bisnis berjalan nantinya.

125
Tujuan Melakukan Studi Kelayakan Bisnis

Tujuan utama dari studi kelayakan bisnis adalah untuk menilai peluang proyek

bisnis, apakah proyek tersebut layak dilanjutkan atau tidak. Jika memang proyek

layak diteruskan, maka bisa ditentukan upaya yang perlu dilakukan untuk melindungi

Anda dari risiko rugi.

Studi kelayakan bisnis yang dilakukan secara mendalam bahkan dapat membantu

Anda menjalankan elemen penting usaha seperti pemasaran. Sebab, studi ini

memberikan gambaran situasi bisnis yang akan Anda hadapi nanti.

Bisa disimpulkan secara garis besar , studi kelayakan bisnis adalah cara mengetahui

layak atau tidaknya sebuah ide usaha untuk diwujudkan menjadi usaha sungguhan.

Dengan demikian, Anda pun bisa tahu apakah usaha Anda bisa berjalan dengan

lebih optimal atau tidak.

XIII.2 SARAN

1. Studi Kelayakan suatu bisnis diharapkan lebih fokus pada setiap aspek-aspek
dalam Studi Kelayakan Bisnis. Mulai dari aspek Pemasaran sampai aspek AMDAl,
apa saja yang menjadi indikator bahwa bisnis tersebut layak dilakukan. Dalam
penelitian ini, hanya mengacu pada aspek keuangan saja yang menjadi indikator
bahwa bisnis ini layak dilakukan. Seharusnya semua aspek dalam SKB harus
mempunyai kriteria kelayakan, mulai dari pemilihan tempat usaha apakah layak
untuk didirikan usaha sampai pada aspek aspek lainnya.

2. Banyak sumber-sumber pedoman pembuatan Studi Kelayakan Bisnis yang


berbeda antara satu dengan yang lain contohnya seperti perbedaan bagaimana
cara menganalisis persaingan bisnis dan perbedaan dalam metode analisis
investasi. Penelitian selanjutnya diharuskan lebih cermat memilih buku atau
sumber apa yang cocok untuk Studi Kelayakan Bisnis yang sedang dikerjakan
sesuai dengan karakteristik bisnis yang sedang direncakan.

3.Proses pembuatan Studi Kelayakan Bisnis membutuhkan waktu yang lebih lama
daripada pembuatan tugas akhir lainnya. Hal ini dikarenakan banyak aspek-aspek

126
yang harus ditinjau secara terperinci. Sehingga penelitian selanjutnya diharapkan
harus mempersiapkan mental dan fisik serta banyak mendapatkan referensi baik
dari buku ataupun orang yang sudah berpengalaman dalam studi kelayakan bisnis
ini.

127

Anda mungkin juga menyukai