Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota yang bertanggungjawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan
upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai
pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan
strata pertama.
Dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pengembangan, puskesmas harus menerapkan
azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu yaitu azas
pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan
dan rujukan.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal dan Puskesmas
dapat menghasilkan luaran yang efektif dan efisien puskesmas harus
melaksanakan manajemen dengan baik. Manajemen puskesmas yang baik
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan
dan pertanggungjawaban seluruh kegiatan secara keterkaitan dan
berkesinambungan.
Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib,
upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan penunjang.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
dan PP No. 25 Tahun 2000, daerah mempunyai wewenang yang besar
untuk menentukan masalah kesehatan yang harus diprioritaskan dan
intervensi yang perlu dilakukan serta menentukan berapa besar anggaran
yang diperlukan. Disamping itu juga mempunyai kewenagan untuk
melakukan integrasi perencanaan dan anggaran. Melalui pelaksanaan
otonomi – desentralisasi diharapkan dapat terlaksana kegiatan-kegiatan
yang lebih dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menyusun rencana kegiatan puskesmas secara sistematik berdasarkan
permasalahan yang ada.

2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya analisa masalah dan prioritas penyebab masalah yang
ada.
b. Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas untuk
tahun berikutnya dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian
masalah kesehatan masyarakat.
c. Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setelah
diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan.
C. TUJUAN, FUNGSI, TUGAS, VISI, MISI, DAN TATA NILAI UPTD
PUSKESMAS WARUREJA

TUJUAN
UPTD Puskesmas Warureja bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang :
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat;
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
3. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

FUNGSI
UPTD Puskesmas Warureja menyelenggarakan fungsi :
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya;
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

TUGAS
UPTD Puskesmas Warureja mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.

VISI
Visi Puskesmas Warureja menyesuaikan dengan Visi RPJMD
Kabupaten Tegal Periode tahun 2019-2024 yaitu : “Terwujudnya
Masyarakat Kecamatan Warureja yang Sejahtera dan Berbudaya”.
Sejahtera memiliki arti Masyarakat kecamatan Warureja yang sehat dan
bahagia, mampu mengembangkan hidupnya secara layak dan bermartabat
serta memiliki akses pada pemanfaatan sumber daya pembangunan secara
berkeadilan dan ramah lingkungan.
Berbudaya memiliki arti Masyarakat kecamatan Warureja memiliki
semangat gotong royong yang tinggi, berperilaku hidup bersih dan sehat
serta memegang teguh nilai – nilai tradisi, kearifan, dan budaya lokal.

MISI
Misi Puskesmas Warureja sesuai dengan misi Dinas Kesehatan
Kabupaten Tegal dengan mengambil misi ke-empat RPJMD Kabupaten
Tegal periode 2019-2024 yaitu :
“Meningkatkan sumber daya manusia melalui penguatan layanan kesehatan
dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi”.

TATA NILAI:
“READI”
Tata nilai Makna Indikator

Rajin Tidak terlambat dan lengkap Tertib administrasi


dalam menyelesaikan tugas
Edukatif Memiliki unsur edukasi dalam Pemberian edukasi pada
setiap pelayanannya sasaran
Akuntabel Melaksanakan kegiatan yang Akuntabilitas
dapat dipertanggungjawabkan programmer UKM dan
Penanggungjawab unit
pelayanan (UKP)
Disiplin Patuh terhadap peraturan Compliance Rate/Indeks
Kepatuhan
Inovatif Selalu berusaha mengembangkan Inovasi Upaya Kesehatan
metode baru dalam upaya
kesehatan dengan memanfaatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi
BAB II
ANALISIS SITUASI

A. DATA UMUM
1. Peta Wilayah Kerja
Kecamatan Warureja terletak di sebelah selatan dalam peta
daerah kabupaten Tegal yang berbatasan dengan kecamatan lain:
- Sebelah Utara Laut Jawa
- Sebelah Barat Kecamatan Suradadi
- Sebelah Selatan Kecamatan Jatinegara dan Kedungbanteng
- Sebelah Timur Kabupaten Pemalang
Kecamatan Warureja meliputi 12 desa dengan luas wilayah
seluruhnya 6.231 Ha sedangkan wilayah kerja Puskesmas Warureja
sendiri meliputi 12 desa dengan luas 5.439,4 km2, yaitu meliputi desa
(tahun 2018) :

KECAMATAN WARUREJA
KABUPATEN TEGAL
Keterangan Desa
Desa Kedungkelor
Desa Demangharjo
Desa Banjarturi
Desa Banjaragung
Desa Rangimulya
Desa Warureja
Desa Sukareja
Desa Kendayakan
Desa Kreman
Desa Sigentong
Desa Sidamulya
Desa Kedungjati

2. Data Sumber Daya


Seluruh peraturan terkait dengan sumber daya manusia terbagi
dalam dua peraturan kepegawajan yaitu untuk Pegawai Negeri Sipil
diatur ketentuannya berdasarkan ketentuan perundangan yang berlaku
sedangkan aturan ketenagaan non pegawai negeri sipil belum diatur
secara khusus oleh Puskesmas Peraturan internal mengatur tentang
status non pegawai negeri sipil terdiri atas:
a) Pegawai Negeri Sipil;
Pegawai Negeri Sipil adalah seseorang yang telah memenuhi
persyaratan yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas
negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangan-
undangan yang berlaku. Jumlah pegawai tetap (PNS) ada 37 orang
dengan perincian :
• Dokter Umum : 2 orang
• Bidan : 23 orang
• Perawat : 8 orang
• Sanitarian : 1 orang
• Nutrisionis : 1 orang
• Laborat : 1 orang
• Kasubag TU : 1 orang
b) Pegawai Tidak Tetap
Pegawai Tidak Tetap adalah seseorang yang telah memenuhi
persyaratan dan diangkat oleh pejabat yang berwenang sebagai pegawai
Aparatur Sipil Negara yang diangkat dengan peijanjian kerja dalam
waktu paling singkat 12 bulan pada instansi dan perwakilan. Jumlah
Pegawai BLUD ada 33 pegawai, dengan rincian :
• Dokter gigi : 1 orang
• Perawat gigi : 1 orang
• Bidan : 8 orang
• Perawat : 7 orang
• Asisten Apoteker : 2 orang
• Staf Administrasi : 3 orang
• Staf Akuntasi : 1 orang
• Laborat : 1 orang
• Promkes : 1 orang
• Petugas Kebersihan : 2 orang
• Sopir : 3 orang
• Penjaga Malam : 1 orang
• Juru Masak : 2 orang

c) Pegawai Harian Lepas


Pegawai Harian Lepas adalah seseorang yang telah memenuhi
persyaratan administrasi, dinyatakan memenuhi keterampilan untuk
mengerjakan /melaksanakan tugas harian tertentu.

3. Data Peran Serta Masyarakat

Jumlah Jumlah Jumlah kader


Desa
posyandu Posbindu
dilatih aktif

Sidamulya 2 10 10
Kedungjati 3 18 18
Kendayakan 4 20 20
Warureja 4 20 20
Banjarturi 3 15 15
Demangharjo 5 26 26
Kedungkelor 4 22 22
Sukareja 5 30 30
Banjaragung 5 21 21
Sigentong 2 10 10
Kreman 3 15 15
Rangimulya 2 10 10
Total 42 217 217
4. Data Penduduk

Jumlah
Desa
penduduk

Sidamulya 5.189
Kedungjati 5.701
Kendayakan 7.639
Warureja 6.078
Banjarturi 5.333
Demangharjo 9.233
Kedungkelor 6.794
Sukareja 6.388
Banjaragung 6.726
Sigentong 4.266
Kreman 5.373
Rangimulya 3.145
Total 71.865

5. Data Sekolah

Strata Pendidikan Jumlah


SD/MI 35
SMP/MTs 7
SMA/MA 3

B. DATA KHUSUS
1. Status Kesehatan
Di bawah ini adalah pola 10 penyakit terbanyak di wilayah kerja
Puskesmas Warureja :

JUMLAH KODE
NO NAMA PENYAKIT
PENDERITA ICD10
Gangguan Saluran Nafas bagian
1 3797 J39
atas lainnya
2 Sakit Kepala (Head Ache) 1332 R51
3 Hipertensi Essensiale 1279 I10
4 Myalgia 1126 M79.1
5 Gastritis dan Duodentis 870 K29
6 Dermatitis kontak alergi 863 L23
Dermatitis dengan infeksi
7 814 L30.3
Sekunder
8 Diare dan gastroenteritis lainnya 321 A09
9 Conjungtifitis 241 H10.9
10 Demam tidak spesifik 226 R50.9
JUMLAH 10869

2. Data Epidemiologi dan Kejadian Luar Biasa

No Jenis KLB Lokasi Jumlah Jumlah Tindak


kasus Meninggal lanjut
1 Diare semua desa 182 0 Pemberian
Oralit
2 DBD 0 Penyelidikan
Epidemiologi
3 Campak 0 0 -
4 Polio 0 0 -
5 Rabies 0 0 -

3. Data Kematian

Penyebab Kematian Jenis Kelamin Usia Jml


Laki- Perem Bayi Balit PUS Usia Lansia
laki puan 0-1 a Sekol
thn ah
AKI
AKABA
AKB
Kematian DBD

4. Musrembangdes
Dari 12 desa yang melaksanakan musrembangdes, berikut adalah
3 desa yang merencanakan kegiatan terkait dengan upaya kesehatan
untuk tahun 2020 :

Desa Rencana Kegiatan Desa RUK puskesmas


Sigentong Pembelian Makanan Linsprog Program Gizi dan
Tambahan untuk Balita KIA berupa Pemberian
dan Ibu Hamil di 2 makanan tambahan
posyandu
Warureja Pengembangan Sistem Air Program Kesling berupa
Bersih (SPAM Pedesaan) pengambilan sampel air
bersih
Banjarturi Pengembangan Sistem Air Program Kesling berupa
Bersih (SPAM Pedesaan) pengambilan sampel air
bersih

5. PIS-PK
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pada 18.073
keluarga, diketahui Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari Kecamatan
Warureja adalah 0,11. Hal tersebut berarti Kecamatan Warureja dapat
dikatakan masih jauh dari status sehat karena IKS nya masih kurang
dari 0,800. Rendahnya IKS di Kecamatan Warureja dikarenakan masih
banyaknya indikator keluarga sehat yang cakupannya rendah.

DESA IKS
Sidamulya 0.05
Kedungjati 0.13
Kendayakan 0.10
Warureja 0.17
Demangharjo 0.11
Banjarturi 0.12
Kedungkelor 0.16
Sukareja 0.11
Banjaragung 0.15
Sigentong 0.04
Kreman 0,07
Rangimulya 0,07
Kec. Warureja 0,11

Indikator keluarga sehat yang cakupannya masih rendah antara


lain penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur sebesar
23,49%, penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan sebesar 25,24%, seluruh anggota keluarga menjadi
peserta JKN sebesar 31,36%, tidak ada anggota keluarga yang merokok
sebesar 37,62%, dan penderita TB paru mendapat pengobatan sesuai
standar sebesar 52,98%.

INDIKATOR CAKUPAN
Keluarga Mengikuti Program KB 60,91%
Ibu Bersalin di Faskes 97,05%
Bayi Mendapat imunisasi dasar lengkap 94,84%
Bayi Mendapat ASI Eksklusif 81,09%
Keluarga Memantau Pertumbuhan Balita 89,47%
Penderita TB Berobat Sesuai Standar 52,98%
Penderita Hipertensi Berobat Secara Teratur 23,49%
Penderita Gangguan Jiwa Mendapat Pengobatan 25,24%
Anggota Keluarga Tidak Ada yang Merokok 37,62%
Keluarga Menjadi Anggota JKN 31,36%
Keluarga Menggunakan Air Bersih 98,34%
Keluarga Menggunakan Jamban Sehat 81,09%

Berdasarkan hasil pendataan PIS-PK di wilayah kerja Puskesmas


Warureja, terdapat 5 permasalahan kesehatan yaitu indikator keluarga
sehat yang cakupannya masih rendah. Penentuan Prioritas masalah
pada Program Indonesia Sehat – Pendekatan Keluarga menggunakan
skoring dengan metode USG + F untuk mendapatkan skala prioritas.
Skoring dengan menggunakan skala likert dengan skor 1-5.

NO INDIKATOR CAKUPAN U S G F NILAI PRIORITAS


% TOTAL MASALAH
1 Penderita TB paru 52,98 5 5 5 4 19 1
mendapatkan
pengobatan sesuai
standar
2 Penderita hipertensi 23,49 4 5 5 4 18 2
melakukan
pengobatan secara
teratur
3 Penderita gangguan 25,24 3 3 2 2 10 4
jiwa mendapatkan
pengobatan dan tidak
ditelantarkan
4 Anggota keluarga 37,62 3 4 5 2 14 3
tidak ada yang
merokok
5 Keluarga sudah 31,67 2 2 2 2 8 5
menjadi anggota JKN

C. ANALISIS MASALAH
1. Identifikasi Masalah

No Indikator Kinerja Target Capaian Masalah


Promkes
Strata desa siaga mandiri 4% 0% Kurangnya strata desa
siaga mandiri
Prosentase rumah tangga sehat 82% 76% Kurangnya prosentase
rumah tangga sehat
UKS-UKGS
penjaringan siswa sd kelas 1 Tidak tercapainya
penjaringan siswa sd
kelas 1
Pelayanan Kesehatan Remaja
Cakupan remaja yang 1047 569 Kurangnya remaja yang
mendapatkan konseling mendapat konseling
kesehatan kesehatan
Prolanis
Kontak komunikasi 50% 33,11% Kurangnya kontak
+1 komunikasi
Kesling
Jumlah Desa yang 6 0 Desa Belum adanya
melaksanakan STBM Desa pembinaan Desa STBM
Rumah tinggal yang memenuhi 65% 33,93% Masih kurangnya
syarat kesehatan pengetahuan masyarakat
tentang rumah sehat
Cakupan TTU yang memenuhi 80% 73,90% Masih kurangnya
syarat kesehatan pembinaan terhadap
pemilik / pimpinan /
pengelola TTU
Cakupan pembinaan 45% 0% Belum diadakan
pengelolaan limbah fasyankes pembinaan pengelolaan
limbah kepada pemilik /
pengelola fasyankes
Cakupan HSP di sarana 25% 0% Belum adanya
pendidikan dasar sesuai pembinaan terhadap
standar kepala / pengelola sarana
pendidikan dasar tentang
HSP yang sesuai standar
Peningkatan dan Perbaikan Gizi
Persentase balita gizi buruk 100% 100% Kurangnya deteksi dini
yang mendapatkan perawatan resiko balita gizi buruk
Prevalensi Balita Stunting 24% 5,5% Rendahnya skrining
balita resiko stunting
secara intens.
Prevalensi Balita Gizi Kurang 5% 1% Rendahnya skrining
balita resiko gizi kurang
secara intens.
Persentase Bayi usia 0-6 bulan 80% 85,52% Kurangnya kesadaran
mendapat ASI Eksklusif ibu menyusui untuk
menerapkan ASI
eksklusif
Cakupan RT yang 100% 90,48% Rendahnya kesadaran
mengkonsumsi garam pemakaian garam
beryodium beryodium.
Persentase pemberian vitamin A 100% 99,6% Rendahnya pengetahuan
pada balita usia 6-59 bulan manfaat dan sumber
vitamin A dalam
makanan.
Peresentase ibu hamil mendapat 100% 100% Rendahnya motivasi ibu
Fe 90 tablet hamil dalam konsumsi Fe
secara rutin
Persentase Kabupaten yang 100% 100% Kurangnya follow up
melaksanakan surveilans gizi dalam surveilans gizi
Persentase balita ditimbang BB 90% 86,57% Rendahnya kehadiran
ibu balita ke posyandu
Persentase pemberian MP ASI 25% 74,29% Kurangnya data balita
balita usia 6-24 bulan dari usia 6-24 bulan dari
Gakin gakin.
KIA
Kunjungan K1 100% 87,58% Kurangnya capaian K1
Kunjungan K4 95% 83,05% Kurangnya capaian k4
Persalinan oleh nakes 100% 90,04 Kurangnya persalinan
oleh nakes
Kematian ibu 0 2 Ada kematian ibu
Jumlah bayi baru lahir dengan 0 43 Tingginya kasus BBLR
BB < 2500 gr
Kasus kematian bayi 0 4 Ada kasus kematian bayi
Imunisasi
Booster pentavalen 80% 24,6% Kurangnya capaian
booster usia 18-24 bln
P2P PTM
Pelayanan kesehatan pada 30% 26% Kurangnya pelayanan
penderita hipertensi kesehatan pada penderita
hipertensi
Pelayanan kesehatan pada 35% 12% Kurangnya pelayanan
penderita DM kesehatan pada penderita
DM
P2P Hepatitis
Pemeriksaan triple eliminasi 100% 85% Kurangnya pemeriksaan
triple eliminasi
P2P HIV
Pemeriksaan VCT pada Ibu 100% 82% Kurangnya pemeriksaan
Hamil VCT pada Ibu Hamil
Pemeriksaan VCT pada pasien 95% 41% Kurangnya Pemeriksaan
TB VCT pada pasien TB

2. Prioritas Masalah (Metode USG)

No. Masalah U S G Total


Promkes
Kurangnyastrata desa siaga mandiri 2 3 3 8
Kurangnya prosentase rumah tangga sehat 3 4 3 10
UKS-UKGS
Tidak tercapainya penjaringan siswa SD 2 2 1 5
Pelayanan Kesehatan Remaja
Kurangnya remaja yang mendapat konseling 2 2 1 5
kesehatan
Kesling
Belum adanya pembinaan Desa STBM 3 3 2 8
Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang 3 2 2 7
rumah sehat
Masih kurangnya pembinaan terhadap pemilik / 2 2 2 6
pimpinan / pengelola TTU
Belum diadakan pembinaan pengelolaan limbah 3 3 2 8
kepada pemilik / pengelola fasyankes
Belum adanya pembinaan terhadap kepala / 3 3 2 8
pengelola sarana pendidikan dasar tentang HSP yang
sesuai standar
Peningkatan dan Perbaikan Gizi
Kurangnya deteksi dini resiko balita gizi buruk 3 4 1 8
Rendahnya skrining balita resiko stunting secara 3 4 1 8
intens.
Rendahnya skrining balita resiko gizi kurang secara 3 4 1 8
intens.
Kurangnya kesadaran ibu menyusui untuk 4 4 1 9
menerapkan ASI eksklusif
Rendahnya kesadaran pemakaian garam beryodium. 2 3 1 6
Rendahnya pengetahuan manfaat dan sumber 2 2 1 5
vitamin A dalam makanan.
Rendahnya motivasi ibu hamil dalam konsumsi Fe 4 4 1 9
secara rutin
Kurangnya follow up dalam surveilans gizi 1 2 2 5
Rendahnya kehadiran ibu balita ke posyandu 2 4 2 8
Kurangnya data balita usia 6-24 bulan dari gakin. 1 2 0 3
KIA
Kurangnya capaian K1 4 2 2 8
Kurangnya capaian K4 4 2 2 8
Kurangnya persalinan oleh nakes 5 4 2 11
Adanya Kematian ibu 3 5 2 10
Tingginya jumlah bayi baru lahir dengan BB < 2500 5 4 2 11
gr
Kasus kematian bayi 2 5 2 9
imunisasi
Kurangnya capaian booster usia 18-24 bln 4 2 2 8
P2P PTM
Kurangnya pelayanan kesehatan pada penderita 4 4 1 9
Hipertensi
Kurangnya pelayanan kesehatan pada penderita DM 3 4 1 8
P2P Hepatitis
Kurangnya pemeriksaan triple eliminasi 4 2 2 8
P2P HIV - IMS
Kurangnya pemeriksaan VCT pada Ibu Hamil 4 3 2 9
Kurangnya Pemeriksaan VCT pada pasien TB 5 3 2 10
Prolanis
Kurangnya kontak komunikasi 3 3 2 8

Berdasarkan nilai USG, maka 5 besar prioritas masalah adalah :


- Kurangnya persalinan oleh nakes.
- Tingginya jumlah Bayi Baru Lahir dengan BB < 2500.
- Kematian Ibu.
- Kurangnya pemeriksaan VCD pada pasien TB.
- Kurangnya prosentasi rumah tangga sehat.
3. Analisis Akar Penyebab Masalah (Diagram Tulang Ikan)

Promkes

Faktor Faktor tenaga


metode

media kurang menarik kurang terampil

Kurangnya
intensitas kurang SDM kurang prosentase
rumah tangga
sehat
Kesadaran dan
pengetahuan kurang

Faktor sosial
budaya

Faktor
sumber dana

Dana tidak tersedia


Kurangnya strata
desa siaga
FKD tidak aktif mandiri
Kurangnya
dukungan desa

Kurangnya kesadaran

Faktor sosial
budaya

UKS- UKGS

faktor waktu
pelaksanaan kurang Tidak
Ada siswa yg tidak masuktepat
pada hari H tercapainya
penjaringan
siswa sd kelas
1
Kesling

Faktor waktu
Faktor sumber pelaksanaan
dana kurang tepat

anggaran untuk ODF 2018 fokus ODF Belum


adanya
pembinaan
belum ada tim STBM Desa STBM

Faktor tenaga

Faktor sumber Faktor metode /


dana teknologi kurang
tepat
belum ada teknologi
Dana promosi & pengelolaan limbah
teknologi blm Belum ada
ada Puskesmas belum menerapkan pembinaan
3R pengelolaan
limbah
belum ada pembinaan belum ada tempat fasyankes
pengolahan limbah penyimpanan limbah B3
kpd pemilik fasyankes

Faktor tenaga Faktor lokasi


kurang tepat

Faktor metode
kurang tepat
Belum adanya
Pembinaan harusnya dilakukan pada pembinaan HSP
saat inspeksi sanitasi SD bagi
kepala/pengelol
a sarana
pendidikan
dasar
Faktor metode
kurang tepat
Masih
Inspeksi perumling pada saat kurangnya
PIS-PK sehingga waktu kurang pengetahuan
masyarakat
tentang
rumah sehat

Faktor metode
kurang tepat
Masih
Tidak ada monitoring kurangnya
pembinaan
terhadap
pemilik /
pengelola
TTU

Peningkatan dan Perbaikan Gizi

Faktor
SDM

Kurangnya
deteksi dini
resiko balita
gizi buruk

Faktor
SDM

Rendahnya
skrining balita
resiko gizi
kurang secara
intens.
Faktor sosial
budaya

Rendahnya
motivasi ibu
hamil dalam
konsumsi Fe
secara rutin

Faktor sosial
budaya

Kurangnya
kesadaran ibu
menyusui untuk
menerapkan ASI
eksklusif

Faktor
SDM

Rendahnya
skrining
balita resiko
stunting
secara
intens.
Faktor sosial
budaya

Faktor sosial
budaya

Rendahnya
kehadiran ibu
balita ke
posyandu
Faktor sosial
budaya

Rendahnya
kesadaran
pemakaian
garam
beryodium.

Faktor sosial
budaya
Rendahnya
pengetahuan
manfaat dan
sumber
vitamin A
dalam
makanan.

Faktor
SDM

Kurangnya
data balita
usia 6-24
bulan dari
gakin.

Faktor
SDM

Kurangnya
follow up dalam
surveilans gizi
KIA KB

Faktor Faktor
administra metode
si
Tidak tertib
Metode estimasi
administrasi
sasaran Kurangnya
capaian K1
Bumil malu untuk
memeriksakan diri
Faktor
sosial
budaya

Faktor Faktor
administra metode
si
Tidak tertib
administrasi Metode estimasi
sasaran Kurangnya
capaian K4
Bumil malu untuk
memeriksakan diri
Faktor
sosial
budaya

Faktor
metode

Metode estimasi Kurangnya


sasaran Persalinan
oleh nakes

Faktor Faktor
admiistrasi Resiko
bumil
Tidak punya
asuransi/identitas
Kematian
Keterlambatan keputusan ibu
merujuk tingkat keluarga
Faktor
sosial
budaya
Faktor KEK Faktor
sosial
budaya
Budaya pantang makan Tingginya
kasus
BBLR

Faktor komplikasi Faktor


kehamilan anemia

BBLR

Ada kasus
kematian
bayi

Pelayanan Kesehatan Remaja

Faktor
administrasi
Kurangnya
Ada desa yg tidak melaporkan
remaja
yang
mendapat
konseling
kesehatan

Imunisasi

Faktor Faktor
administrasi metode
Tidak Kurang memberikan pesan
membawa
Kurangnya
pada ortu sasaran saat
kohort, imunisasi IDL capaian
jadwal dan booster
poster
logistik usia 18-24
bln

Faktor sumber Faktor


dana tenaga
P2P PTM

faktor
lokasi
kurang Kurangnya
Lokasi statis tepat pelayanan
kesehatan
pada
Kurangnya penderita
kesadaran hipertensi
faktor
sosial
budaya

faktor faktor
administrasi lokasi
kurang
tepat Kurangnya
Pelayanan berbayar Lokasi statis pelayanan
kesehatan
pada
Kurangnya kesadaran penderita
DM
faktor
sosial
budaya

P2P Hepatitis

Faktor
metode

Metode estimasi
sasaran Kurangnya
pemeriksaan
Kurangnya kesadaran triple
pasien eliminasi
Faktor
sosial
budaya
P2P HIV - IMS

faktor
metode

Target menggunakan estimasi Kurangnya


pemeriksaan
VCT pada Ibu
Lebih dekat ke suradadi Hamil

faktor
lokasi
kurang
tepat

faktor
metode

Kurangnya
Target menggunakan estimasi pemeriksa
an VCT
pada
pasien TB

Prolanis

Faktor Faktor
tidak tepat administrasi/
sasaran perizinan
Bukan kelompok Tunggu rujuk
prolanis balik dari RS Kurangnya
kontak
undangan hanya Hanya di blds komunikasi
sosialisasi dan pusk

Faktor metode Faktor


lokasi tidak
tepat
4. Pemecahan Masalah

No Prioritas Penyebab masalah Alternatif Pemecahan


. Masalah pemecahan masalah terpilih
masalah
Promkes
Kurangnya Faktor tenaga: - Penambahan Refreshing kader
prosentase - Terbatasnya SDM tenaga kesehatan
rumah untuk penyuluhan promkes
tangga sehat - Kurangnya
keterampilan kader
untuk melakukan
sosialisasi
Faktor sosial budaya: Penyuluhan PHBS
- Kurangnya RT di posyandu dan
pengetahuan dan institusi pendidikan
kesadaran masyarakat
untuk ber PHBS
Faktor metode: - Penyuluhan
- Media penyuluhan dengan pemutaran
kurang menarik film
- Intensitas penyuluhan - Penyuluhan pada
kurang 43 posyandu dan
35 SD
Kurangnya Faktor Sumber Dana: - Advokasi Pembinaan desa
strata desa - Tidak tersedianya dana Kepala Desa siaga mandiri
siaga mandiri Desa untuk kegiatan dengan dana Rp
Desa Siaga 5.400.000
- Tidak tersedianya dana
dari puskesmas
Faktor Sosial Budaya: - Sosialisasi Pembinaan desa
- Kurangnya Desa Siaga siaga di 3 desa
pengetahuan dan (sigentong,
kesadaran masyarakat rangimulya, dan
- FKD tidak aktif kedungkelor)
- Kurangnya dukungan
pemerintah Desa
UKS-UKGS
Tidak Ada siswa yg tidak Membuat rujukan
tercapainya masuk pada hari H kepada siswa yg
penjaringan tidak berangkat
siswa sd untuk diperiksa di
kelas 1 puskesmas
Pelayanan
kesehatan
remaja
Kurangnya faktor administrasi/ Sosialisasi pada
remaja yang perijinan : bidan desa yang
mendapat ada desa yg tidak melaporkan kasus
konseling melaporkan
kesehatan
prolanis
Kurangnya faktor tidak tepat Validata ulang Koordinasi dengan
kontak sasaran : peserta yg ke bpjs kader supaya
komunikasi datang bukan kelompok mengundang
prolanis khusus pasien
prolanis
faktor Merujuk pasien Kesulitan
administrasi/perizinan: ke rs untuk mendapatkan
untuk mjd pasien PRB mendapatkan pasien PRB dari rs
hrs nunggu rujuk balik pasien PRB
dari RS
Faktor metode/teknologi Pasien PRB prolanis
kurang tepat:hanya yg tidak
melakukan sosialisasi di datang/berkunjung
baledesa kdk Dilakukan home-
visit
Faktor lokasi tidak Koordinasi Konseling dan
tepat:lokasi di blds kdk dengan kader motivasi kader dan
dan pkm untuk pasien
mengawal
pasien PRB
prolanis
Kesling
Belum Faktor waktu Pembinaan Pembinaan Desa
adanya pelaksanaan kurang Desa STBM STBM dilaksanakan
pembinaan tepat : akan tahun 2020
Desa STBM tahun 2018 difokuskan dilaksanakan sebanyak 1 Desa
untuk ODF pada tahun
2020
Faktor tenaga : Pembentukan Pembentukan Tim
belum dibentuknya tim Tim STBM Desa STBM Desa
STBM desa sebagai
penunjang pelaksanaan
kegiatan STBM di desa
Faktor sumber dana : Mengajukan Pembinaan Desa
Anggaran diprioritaskan anggaran STBM dengan
untuk kegiatan Desa pembinaan anggaran Rp
ODF terlebih dahulu Desa STBM 7.500.000,- untuk
dengan dana 1 Desa bersumber
BOK dari dana BOK
Belum ada Faktor lokasi kurang Pembenahan Pembenahan TPS
pembinaan tepat : TPS B3 B3
pengelolaan belum adanya ruang Penyediaan
limbah penyimpanan limbah ruang
fasyankes medis B3 sebelum penyimpanan
diangkut ke lokasi limbah B3
pengelolaan selanjutnya sebelum
diangkut
Faktor tenaga : Pembinaan / Pembinaan /
Pemilik dan pengelola Sosialisasi Sosialisasi tentang
fasyankes belum tentang pengelolaan limbah
mendapatkan pengelolaan fasyankes kepada
pembinaan terpadu limbah pengelola, pemilik
mengenai pengelolaan fasyankes PDS, PBS, PPS
limbah fasyankes

Faktor metode / - Pengelolaan Pengelolaan limbah


teknologi kurang tepat : limbah medis medis B3
- Puskesmas belum B3
menerapkan 3R - Penyediaan
sehingga limbah medis fasilitas dan
B3 perlu proses pilah sosialisasi
dari sumbernya pelaksanaan
- Belum ada fasilitas pilah dan olah
dan teknologi sampah bagi
pendukung untuk karyawan dan
pengelolaan sampah pengunjung
dalam mendukung Puskesmas
pelaksanaan 3R - Penyediaan
teknologi
pengolahan
sampah dan
limbah di
Puskesmas
Faktor sumber dana : Pengajuan Pengajuan
belum adanya dana anggaran untuk anggaran untuk
untuk media promosi pelaksanaan 3R pelaksanaan 3R
dan teknologi
pengolahan sampah
Belum Faktor metode kurang Pembinaan/ Inspeksi sanitasi
adanya tepat : sosialisasi dan PJAS di
pembinaan pembinaan pada saat terhadap sekolah dasar
HSP bagi dilakukan inspeksi kepala/pengelol
kepala/ sanitasi sekolah dasar a dan siswa
pengelola kurang mendapatkan sarana
sarana perhatian pendidikan
pendidikan dasar tentang
dasar HSP
Masih Faktor metode kurang - Mengaktifkan Klinik sanitasi
kurangnya tepat : klinik sanitasi sebagai kegiatan
pengetahuan Inspeksi perumling - Sosialisasi dalam gedung di
masyarakat dilaksanakan pada saat dengan materi puskesmas dan
tentang intervensi pis pk, rumah sehat sosialisasi rumah
rumah sehat sehingga sasaran kepada sehat
kurang tepat dan luas masyarakat berdampingan
serta waktu terbatas dengan inspeksi
untuk pembinaan dan intervensi
kesehatan
lingkungan di
rumah dan
lingkungan yang
dikunjungi
Masih Faktor metode kurang Pembinaan / Inspeksi sanitasi
kurangnya tepat : sosialisasi TTU
pembinaan Pembinaan saat inspeksi tentang TTU
terhadap sanitasi perlu dilakukan yang memenuhi
pemilik / monitoring syarat kepada
pengelola pemilik /
TTU pengelola secara
menyeluruh
Peningkatan
dan
Perbaikan
Gizi
Kurangnya Faktor SDM - Pelacakan kasus
deteksi dini gizi buruk
resiko balita - Kunjungan rumah
gizi buruk Pendampingan
Balita Gizi Buruk.
Rendahnya Faktor SDM - Operasi timbang
skrining -Pemantauan
balita resiko pemberian PMT-
gizi kurang Pemulihan
secara intens.
Rendahnya Faktor sosial budaya - Pemantauan
motivasi ibu Pemberian tablet
hamil dalam besi pada ibu hamil
konsumsi Fe -Konsultasi gizi
secara rutin
Kurangnya Faktor sosial budaya Meningkatkan
kesadaran Peran serta
ibu menyusui masyarakat/kader
untuk kesehatan untuk
menerapkan menunjang
ASI eksklusif cakupan ASI
Eksklusif dengan
mengadakan
pelatihan kader
motivator ASI
Rendahnya Faktor SDM - Operasi timbang
skrining Faktor sosial budaya - Kunjungan rumah
balita resiko dalam rangka
stunting verifikasi kasus
secara intens. Stunting
- Pertemuan kader
De Banting (Desa
Bebas Stunting)
Rendahnya Faktor sosial budaya Meningkatkan
kehadiran kesadaran ibu
ibu balita ke balita tentang
posyandu pentingnya
pemantauan
pertumbuhan balita
dengan
mengadakan lomba
balita sehat.
Rendahnya Faktor sosial budaya Pemantaauan
kesadaran Garam Beryodium
pemakaian di Tk. Masyarakat
garam
beryodium.
Rendahnya Faktor sosial budaya Pemantauan
pengetahuan Distribusi Vitamin
manfaat dan A
sumber
vitamin A
dalam
makanan.
Kurangnya Faktor SDM - Distribusi MP
data balita ASI/ PMT
usia 6-24 - Pemantauan
bulan dari Pemberian MP-ASI
gakin.
Kurangnya Faktor SDM - Pengukuran IMT
follow up pada WUS beserta
dalam konseling gizi
surveilans - Distribusi Tablet
gizi besi pada remaja
putrid beserta
konseling gizi
KIA
Kurangnya Faktor metode Review pedoman
capaian K1 kepada dinas
kesehatan
kabupaten tegal
Faktor administrasi Validasi kohort dan
monitoring laporan
PWS
Faktor sosial budaya Penyuluhan Kelas ibu hamil
lewat jam’iyah , dengan melibatkan
PKK keluarga
Kurangnya Faktor metode Review pedoman
capaian K1 kepada dinas
kesehatan
kabupaten tegal
Faktor administrasi Validasi kohort dan
monitoring laporan
PWS
Faktor sosial budaya Penyuluhan Kelas ibu hamil
lewat jam’iyah , dengan melibatkan
PKK keluarga
Kurangnya Faktor metode Review pedoman
persalinan kepada dinas
oleh nakes kesehatan
kabupaten tegal
Adanya Faktor resiko ibu hamil Penyuluhan ke
Kematian ibu jam’iyyah dan PKK
Faktor administrasi Konseling PKPR
Faktor sosial budaya Penyuluhan resiko
tinggi ibu hamil
Tingginya faktor sosial budaya Kelas ibu hamil
kasus BBLR dengan sosialisasi
gizi
faktor KEK PMT
Faktor anemia Pemberian tablet Fe
Faktor komplikasi ANC terpadu
kehamilan
Ada kasus BBLR Sama dengan diatas
kematian
bayi
Imunisasi
Kurangnya faktor metode : Kurang Sosialisasi SOP
capaian memberikan pesan pada tentang pemberian
booster usia ortu sasaran saat pesan setelah
18-24 bln imunisasi IDL imunisasi IDL
faktor administrasi : Pemasangan poster
Tidak membawa kohort, dan jadwal di
jadwal dan poster posyandu dan
koordinasi sebelum
pelaksanaan untuk
membawa kohort
Faktor sumber dana : dinkes
logistik
Faktor tenaga Penambahan
tenaga posyandu
P2P PTM
Kurangnya faktor lokasi kurang Pelaksanaan
pelayanan tepat : posbindu dengan
kesehatan Lokasi statis lokasi yang
pada berpindah pindah
penderita
hipertensi
faktor sosial budaya : Sosialisasi pada
kurangnya kesadaran waktu intervensi
masyarakat PIS PK , posyandu
Kurangnya faktor lokasi kurang Pelaksanaan
pelayanan tepat : posbindu dengan
kesehatan Lokasi statis lokasi yang
pada berpindah pindah
penderita DM
faktor sosial budaya : Sosialisasi pada
kurangnya kesadaran waktu intervensi
masyarakat PIS PK , posyandu
faktor administrasi: Program gratis
bayar stick GDS periksa GDS
setahun sekali
P2P Hepatitis
Kurangnya Faktor metode Review pedoman
pemeriksaan kepada dinas
triple kesehatan
eliminasi kabupaten tegal
faktor sosial budaya Sosialisasi
pentingnya deteksi
dini triple eliminasi
P2P HIV-IMS
Kurangnya faktor metode : Review pedoman
pemeriksaan Target menggunakan kepada dinas
VCT pada Ibu estimasi kesehatan
Hamil kabupaten tegal
faktor lokasi kurang Memperkuat
tepat : sosialisasi
lokasi sasaran lebih penjaringan awal
dekat ke wilayah kerja trimester pertama
puskesmas lain di lokasi perbatasan
Kurangnya faktor metode : Review pedoman
pemeriksaan Target menggunakan kepada dinas
VCT pada estimasi kesehatan
pasien TB kabupaten tegal

Anda mungkin juga menyukai