Unit Kompetensi 04
menyusun kebutuhan
dan anggaran
pengadaan barang/jasa
Disusun Oleh :
Tim Penyusun Materi Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa
Direktorat Pelatihan Kompetensi
Deputi Bidang Pengembangan Pembinaan Sumber Daya Manusia
LKPP
ISBN :
Alamat Penerbit :
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Jl. Epicentrum Tengah Lot 11B, Kuningan
Jakarta Selatan 12940
Indonesia
Telp : (021) 2991 2450
www.portalppsdm.lkpp.go.id
www.lkpp.go.id
K ata P e n ga n ta r
AGUS PRABOWO
U n i t ko m p e t e n si
Mengelola Logistik
MENGELOLA UK 25 : Mengelola Pengiriman
UK 26 : mengelola Persediaan
LOGISTIK, Uk 27 : Mengelola Penyimpanan
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................6
PENDAHULUAN....................................................................................................6
1.1 TUJUAN UMUM ........................................................................................6
1.2 TUJUAN KHUSUS .....................................................................................6
1.3 GAMBARAN UMUM ...................................................................................7
BAB II .............................................................................................................. 10
PENYUSUNAN KEBUTUHAN BARANG DAN JASA..................................................... 10
2.1 SPEND ANALYSIS ................................................................................... 10
2.1.1. Definisi dan Manfaat ......................................................................... 10
2.1.2. Kerangka Kerja ................................................................................ 15
2.1.3. Contoh Penerapan Spend Analysis...................................................... 27
2.2 TUJUAN DAN RENCANA ORGANISASI ....................................................... 33
2.2.1. Tujuan Organisasi ............................................................................ 33
2.2.2. Rencana Organisasi .......................................................................... 35
2.3 IDENTIFIKASI RINCIAN KEBUTUHAN BARANG/ JASA ................................. 37
2.4 CONTOH PENYUSUNAN KEBUTUHAN ....................................................... 43
BAB IV.............................................................................................................. 60
RENCANA ANGGARAN PENGADAAN BARANG/JASA ................................................ 60
4.1 PENYUSUNAN ANGGARAN PENGADAAN BARANG/JASA............................... 60
4.1.1. Sumber data pembuatan anggaran/sumber referensi harga .................. 60
4.1.2. Identifikasi komponen pekerjaan (Work Breakdown Structure) dan
komponen harga ......................................................................................... 61
4.1.3. Penentuan harga satuan pekerjaan/kegiatan pengadaan barang/jasa ..... 64
4.1.4. Penyusunan Rincian Anggaran Biaya (RAB) ......................................... 65
4.2 PERSETUJUAN RENCANA ANGGARAN ....................................................... 69
4.3 DOKUMENTASI RENCANA PAKET PENGADAAN BARANG/JASA ..................... 70
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 72
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Area pengembangan dan pengaruh terhadap kinerja .................................. 15
Tabel 2 Level Klasifikasi Data Pembelanjaan.......................................................... 19
Tabel 3 Data Hasil Ekstrak, Validasi, Pembelsrihrsihan, dan Klasifikasi ...................... 28
Tabel 4 Hasil Analisis Data .................................................................................. 29
Tabel 5 Pengelompokan data berdasarkan komoditas, fungsi pengguna, dan pemasok
....................................................................................................................... 44
Tabel 6 Contoh Rencana Anggaran Biaya .............................................................. 69
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Penyusunan paket pengadaan yang tepat dan sehat juga merupakan bagian dari
penyusunan strategi pengadaan. Penggabungan/pemaketan beberapa
barang/jasa menjadi satu yang tidak tepat dapat mengakibatkan tidak adanya
persaingan pasar sehingga harga menjadi tidak bersaing. Pemecahan beberapa
paket pengadaan yang tidak perlu akan mengakibatkan menghilangkan
kesempatan untuk mendapatkan harga yang lebih baik dan menyebabkan proses
pengadaan menjadi tidak efisien.
Hal-hal yang berkaitan dengan pemaketan tersebut di atas dijelaskan pada Bab 3.
Perkiraan harga ini akan dijadikan acuan dalam anggaran organisasi dan/atau
juga dalam pembuatan perkiraan nilai kontrak pengadaan. Anggaran pengadaan
barang/jasa harus disetujui oleh pejabat yang diberikan kewenangan oleh
organisasi, biasanya pimpinan tertinggi organisasi. Proses persetujuan ini juga
biasanya berlapis sebelum disetujui oleh pimpinan tertinggi organisasi, termasuk
pejabat bagian pengguna, bagian pengadaan dan bagian keuangan. Setelah
disetujui, barulah anggaran dapat digunakan sebagai acuan untuk pembelanjaan
barang/jasa organisasi.
Seluruh proses penyusunan anggaran tersebut dibahas pada Bab 4, bab terakhir
dari Buku Informasi ini.
Buku Informasi UK-04 ini merupakan bagian dari modul pembelajaran pengadaan
barang/ jasa berdasarkan SKKNI No.70, Tahun 2016. Sangat direkomendasikan
bagi para peserta untuk mempelajari kompetensi lain yang terkait dengan
perencanaan pengadaan barang/jasa, seperti Buku Informasi UK 05 dan UK 06,
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap.
BAB II
PENYUSUNAN KEBUTUHAN
BARANG DAN JASA
Sebagai salah satu langkah dasar perencanaan pengadaan, Spend Analysis perlu
dilakukan, baik terhadap kontrak periode sebelumnya, maupun yang sedang
berlangsung. Spend Analysis seringkali menjadi langkah pertama dalam
menyelaraskan strategi pengadaan dengan strategi persaingan pada suatu
organisasi. Untuk mengAnalisis semua barang dan jasa yang telah dibeli dan
1
Kirit Pandit and Haralambos Marmanis, Spend Analysis – The Window into Strategic Sourcing, 2008
Judul Modul: Menyusun Kebutuhan dan Anggaran Pengadaan B/J
Halaman: 10 dari 78
Buku Informasi Versi: Oktober 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.004.02
Penerapan ini dianjurkan untuk dilaksanakan secara teratur pada setiap kontrak
sehingga mempermudah Pengelola Pengadaan untuk memonitor data
pembelanjaan dan mencari data yang diperlukan untuk perencanaan pengadaan
periode berikutnya. Data yang lengkap mempermudah Pengelola Pengadaan
untuk mengidentifikasi kebutuhan pengadaan periode berikutnya secara
menyeluruh. Secara umum, Spend Analysis dilakukan oleh bagian pengadaan,
pengguna, dan bagian terkait lainnya atas delegasi pimpinan tertinggi organisasi.
Didalam organisasi swasta, bagian-bagian tersebut merupakan bagian yang
berdiri sendiri-sendiri. Sedangkan pada organisasi pemerintah, bagian tersebut
berada di bawah Pengguna Anggaran.
2
Rendon, R., Commodity sourcing strategies: Process, best practices, and defense initiatives, Journal of
Contract Management, 7-20, 2005
Judul Modul: Menyusun Kebutuhan dan Anggaran Pengadaan B/J
Halaman: 11 dari 78
Buku Informasi Versi: Oktober 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.004.02
2. Manajemen pemasok.
Data Spend Analysis dapat bermanfaat untuk menghilangkan duplikasi
pemasok dimana barang/jasa tertentu lebih baik disuplai oleh satu pemasok
saja dengan harga rendah yang bersaing, sehingga efisiensi dan kontrol
terhadap pemasok dapat dimaksimalkan. Selain itu, data Spend Analysis
dapat juga digunakan untuk melihat daftar pemasok yang berhubungan bisnis
dengan organisasi, mulai dari pemasok skala kontrak besar sampai skala
kontrak kecil, termasuk data bidang usahanya.
Sebagai contoh, data hasil Spend Analysis menunjukkan salah satu pemasok
memiliki jumlah tagihan relatif banyak, sangat tinggi, dan berkesinambungan.
Informasi ini bermanfaat bagi organisasi untuk dipelajari lebih jauh, sejauh
mana organisasi sangat tergantung pada pemasok tersebut dan apakah ada
pemasok lain yang dapat menyediakan kebutuhan yang sama dengan harga
yang lebih baik. Hal ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian Supply
Positioning Model.
5. Manajemen inventaris.
Spend analysis membantu menunjukkan visibilitas jenis barang dan jasa yang
diadakan dalam setiap kontrak, sehingga dapat membantu Pengelola
Pengadaan untuk mengurangi pembelian barang/jasa yang kurang
bermanfaat tanpa mengorbankan fungsi atau kualitas dari barang/jasa yang
ada. Hal ini juga berguna untuk mengoptimalkan fungsi barang-barang yang
ada dengan cara menggunakan kembali barang-barang yang bisa dipakai.
Selain itu, dengan adanya visibilitas jenis barang yang dimiliki, strategi
pengadaan bisa diselaraskan dengan desain barang yang ada sehingga dapat
diperoleh hasil pengadaan yang tepat guna.
Spend analysis yang dilakukan secara berkala dan sistematis pada setiap
proses perencanaan pengadaan akan membantu mengurangi siklus proses
penggunaan spend analysis yang berulang. Hal ini akan menghemat waktu
Pengelola Pengadaan sehingga bisa mengoptimalkan dan menggunakan
waktu tersebut untuk melakukan kegiatan strategis lainnya.
Seperti yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnya, bagian dari proses
Spend Analysis adalah melakukan validasi data, membersihkan data,
klasifikasi data, dan memperkaya data. Jika hal ini sudah dilakukan secara
berkala, tentunya secara keseluruhan data akan sudah relatif bersih,
terkelompokkan dan matang. Sehingga, dalam melakukan kegiatan Spend
Judul Modul: Menyusun Kebutuhan dan Anggaran Pengadaan B/J
Halaman: 14 dari 78
Buku Informasi Versi: Oktober 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.004.02
Analysis berikutnya hanya data-data baru saja yang harus diperhatikan. Hal
ini bukan saja dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
Spend Analysis, tetapi juga dapat mengurangi siklus yang dibutuhkan karena
secara umum data-data tidak akan berubah secara dramatis dalam waktu
singkat.
No Area Manfaat
TAHAP 1 - INPUT
Data belanja pengadaan periode sebelumnya adalah data input yang diperlukan
untuk pelaksanaan Spend Analysis. Data yang dimaksud harus memenuhi kriteria
akurat dan sah, dimana data tersebut dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Sumber data dari internal organisasi, diantaranya adalah:
Judul Modul: Menyusun Kebutuhan dan Anggaran Pengadaan B/J
Halaman: 15 dari 78
Buku Informasi Versi: Oktober 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.004.02
TAHAP 2
TAHAP 1
Proses TAHAP 3
Input (Visibilitas pembelian, identifikasi
(Sumber Data) kesempatan, analisa)
Output
2. Bill of Material.
Data material yang dibutuhkan oleh pengguna dalam proses produksinya
untuk menghasilkan output/produk.
3. Data Pengadaan (elektronik dan hard copy).
Data pengadaan dapat berupa dokumen-dokumen Purchase Order, kontrak,
katalog produk, dan rencana paket pengadaan.
Judul Modul: Menyusun Kebutuhan dan Anggaran Pengadaan B/J
Halaman: 16 dari 78
Buku Informasi Versi: Oktober 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.004.02
TAHAP 2 - PROSES
Enam langkah utama dalam tahap Proses adalah sebagai berikut.
1. Ekstrak
Langkah Eskstrak diawali dengen mengidentifikasi sumber-sumber yang
relevan dimana data-data yang diperlukan untuk melakukan Spend Analysis
dapat ditemukan. Sumber tersebut bisa berasal dari departemen yang
bersangkutan, seperti bagian keuangan, atau unit kerja lain. Setelah sumber-
sumber diidentifikasi, dilakukanlah proses pengambilan dan pengumpulan data
yang diperlukan, dan disimpan ke dalam satu database sehingga
mempermudah langkah selanjutnya.
2. Validasi
Data-data yang telah terkumpul kemudian divalidasi untuk mengetahui akurasi
dan kelengkapannya. Kegiatan ini mencakup proses konfirmasi dan verifikasi
dengan pembuat dokumen atau pencocokan isi data dengan dokumen lain
yang terkait.
3. Pembersihan.
Pembersihan data adalah kegiatan mencari dan mengkoreksi kesalahan pada
data, guna memastikan data yang akurat yang digunakan sebagai dasar
Analisis. Misalnya, jika terjadi kesalahan saat data diinput ke dalam sistem,
data yang salah teresebut seharusnya tidak diproses karena akan
menghasilkan hasil Analisis yang tidak akurat dan mengurangi visibilitas
pembelian.
4. Klasifikasi.
Tujuan dari pengelompokan data (klasifikasi) adalah untuk mengetahui data
pembelanjaan berdasarkan pengelompokan tertentu. Pengelompokan yang
tepat bermanfaat untuk menentukan fokus area dimana peluang penurunan
Judul Modul: Menyusun Kebutuhan dan Anggaran Pengadaan B/J
Halaman: 17 dari 78
Buku Informasi Versi: Oktober 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.004.02
Pada umumnya, hasil Spend Analysis yang efektif adalah hasil dari data
pembelanjaan yang dikelompokkan sampai dengan level 3, dimana visibilitas
pembelanjaan dapat teridentifikasi dengan jelas dan perbedaan harga dan
komponen biaya antar pemasok dan komoditas yang berbeda dapat
diidentifikasi. Meskipun demikian, pengelompokan data sebaiknya didesain
sesuai kebutuhan Analisis.
Tabel 2 Level Klasifikasi Data Pembelanjaan
Kategori Keuntungan
Level 1 - Komoditas dengan nilai tinggi atau - Identifikasi atas peluang
pemasok dengan nilai kontrak yang mudah dilihat dengan
tinggi setiap tahunnya jelas untuk pengumpulan
- Klasifikasi berdasar pemasok
- Kajian level atas
5. Meningkatkan/memperkaya data
Data pembelajaan yang berasal dari internal organisasi adalah sumber data
utama untuk melakukan Spend Analysis. Akan tetapi, data eksternal selain
data pembelanjaan juga penting untuk diketahui dan dipelajari, untuk
mendukung proses Analisis dan memperkaya informasi. Data eksternal
pemasok pada saat yang bersamaan dengan kebutuhan. Hal ini diperlukan
untuk menghindari penyediaan terganggu karena Pemasok sangat
disibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan lainnya. Secara singkat, hal-hal
yang harus diperhatikan dalam mengindentifikasi kondisi Pemasok
mencakup (dengan mengasumsikan bahwa calon Pemasok sudah memiliki
kemampuan teknis yang dibutuhkan) adalah :
Sisi legalitas Pemasok
Kualitas dan kuantitas Pemasok dalam mengerjakan pekerjaan serupa
Kondisi keuangan Pemasok
Kondisi permodalan Pemasok (untuk melakukan pekerjaan yang lebih
besar)
Beban kerja Pemasok
6. Analisis
Analisis yang tepat dan menyeluruh diperlukan oleh Pengelola Pengadaan
untuk mendapatkan informasi yang lengkap yang mendukung penyusunan
strategi dan rencana pengadaan. Analisis dilakukan dengan menggabungkan
Analisis data internal dan eksternal secara bersamaan. Pemahaman terhadap
tujuan dan fungsi Spend Analysis mempengaruhi kualitas hasil Analisis.
Pemikiran secara logis dan analitis merupakan dasar penting dalam
mengAnalisis data. Hal ini dibantu dengan penggunaan grafik atau diagram
yang dapat mendukung interpretasi data. Tools yang dapat digunakan dalam
proses Analisis dapat berupa laporan pencatatan dan Analisis yang dibuat
dalam Microsoft Excel, atau laporan yang ditarik dari Enterprise Resource
Planning (ERP). Organisasi yang menerapkan ERP dapat dengan mudah
menarik laporan pembelanjaan dari sistem untuk diAnalisis lebih lanjut.
Analisis data dapat difokuskan kepada tujuan spesifik atau area tertentu yang
ingin dicapai, misalnya fokus area mengenai penurunan biaya, efisiensi
terhadap perencanaan strategi/proses pengadaan, kepatuhan terhadap
kontrak, atau perbaikan manajemen dan hubungan dengan pemasok. Untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut, hasil Analisis harus dapat menjawab
Contoh pertanyaan :
Komoditas manakah yang merupaan pembelanjaan terbesar
organisasi?
Kepada pemasok manakah pembelanjaan terbesar organisasi?
Siapa pengguna barang/jasa dengan pembelanjaan terbesar?
Di area manakah biaya pemeliharaan terbesar?
Dari perbandingan harga satuan berbagai pemasok, harga satuan dari
pemasok mana yang paling rendah?
Contoh pertanyaan :
Apakah ada duplikasi kebutuhan pasokan barang/jasa antara paket
pengadaan satu dan yang lainnya, dimana kebutuhan tersebut
sebetulnya dapat dipaketkan didalam satu paket pengadaan saja?
Bagaimana kinerja pemasok? Apakah ada hal-hal yang bisa
ditingkatkan dari kinerja yang ada? (kualitas, waktu pemenuhan
kewajiban, dsb)
Apa yang dapat dilakukan untuk menjaga hubungan baik dengan
pemasok-pemasok organisasi?
Data eksternal, dalam hal ini, sangat berguna untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam perencanaan pengadaan untuk periode berikutnya. Data
eksternal mengenai harga barang/jasa di pasar, misalnya, dapat dibandingkan
dengan harga pembelian barang/jasa didalam kontrak. Perbandingan ini
berguna untuk mengetahui apakah anggaran yang dibuat melebihi harga
pasar atau cukup wajar. Perlu dihindari perencanaan yang berlebihan
sehingga mengakibatkan anggaran yang membengkak dan tidak sesuai
dengan harga wajar di pasar.
Untuk mencapai hasil Spend Analysis yang efektif, sangat diperlukan pelaksanaan
Spend Analysis secara berkala, misalnya setiap bulan atau setiap kuarter sesuai
kebutuhan Pengelola Pengadaan. Hal ini berguna sebagai alat monitor naik
turunnya nilai pengadaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dimana
potensi penurunan biaya dapat diidentifikasi dan Risiko-Risiko kontrak untuk
periode pengadaan berikutnya dapat dihindari. Rutinitas pelaksanaan Spend
Analysis penting untuk dilakukan sehingga manajemen pengadaan bisa lebih
terarah sesuai dengan strategi yang tepat.
3. Supplier rationalization
Analisis terhadap data jumlah, jenis pemasok, dan jenis barang yang
disediakan dapat membantu Pengelola Pengadaan untuk melakukan
rasionalisasi pemasok (supplier rationalization). Evaluasi dan seleksi terhadap
pemasok akan mengeliminiasi pemasok yang tidak memberikan nilai tambah,
atau pemasok yang berlebih atau duplikasi.
4. Manejemen kepatuhan
Spend Analysis juga berperan dalam mengidentifikasi kepatuhan pelaksanaan
kontrak terhadap komitmen pemasok yang telah disetujui di dalam kontrak.
Dalam hal ini Spend Analysis menjadi salah satu alat untuk memantau
implementasi kinerja kontrak dalam hal tertentu, misalnya kepatuhan
terhadap jangka waktu pengiriman barang. Hasil Spend Analysis akan
memberikan informasi apakah realisasi penerimaan barang sesuai dengan
yang telah dijanjikan di dalam kontrak.
5. Pengoptimalan inventaris
Melalui visibilitas data-data inventaris atau stok barang yang ada, Pengelola
Pengadaan dapat memperhitungkan rencana pembelian barang dengan lebih
akurat sehingga tidak ada pembelian yang jumlahnya berlebihan dari jumlah
yang dibutuhkan. Selain itu, pengoptimalan juga dapat dilakukan dengan
memaksimalkan penggunaan barang inventaris yang ada untuk memenuhi
kebutuhan daripada melakukan proses pengadaan yang baru.
Tahap 1 - Input
1. Data didapatkan dari informasi mengenai manajemen kontrak, data penagihan
dan pembayaran bulanan ke para pemasok.
2. Untuk mempermudah dalam membaca, data di bawah ini sudah diurutkan dari
nilai terbesar sampai nilai terkecil
3. Nama pemasok urutan 5 sampai dengan 20 tidak dicantumkan satu per satu
karena nilainya yang kecil dibanding nilai pembelanjaan dalam tahun tersebut
4. Data yang diambil mewakili data dengan Pembayaran 2015 tertinggi, yang
juga mewakili 80% dari keseluruhan pembayaran di 2015
Tahap 2 – Proses
(Proses di bawah ini merupakan urutan dari 6 langkah utama Tahap 2 seperti
yang dijelaskan sebelumnya)
1. Ekstrak. Data di bawah ini merupakan hasil ekstrak dari data input pada
Tahap 1 di atas.
2. Validasi. Validasi data dilakukan dengan membandingkan harga yang
ditagihkan dan dibayarkan ke pemasok dengan harga yang tertera di dalam
kontrak.
3. Pembersihan. Pembersihan data dilakukan untuk menghilangkan duplikasi,
data yang salah dan kurang jelas, dan data dengan nilai sangat kecil yang
tidak akan mempengaruhi Analisis data secara signifikan
4. Klasifikasi. Klasifikasi di bawah ini adalah pengelompokan berdasarkan Level 2
(komoditas), yang kemudian dilanjutkan sampai ke Level 3 (kuantitas, harga
satuan, informasi pemasok, dan kualitas pemasok).
No. Nama Pemasok dan Barang/Jasa yang Pembayaran 2015 (Rp Jumlah Satuan Harga Satuan
dipasok Miliar Unit
1 PT Berkarya Selalu
semen 20,000,000,000.00 20,000 Sak 1,000,000.00
pasir 14,400,000,000.00 6,000 Truk 2,400,000.00
batu 10,500,000,000.00 7,000 Truk 1,500,000.00
Total 1 44,900,000,000.00
2 PT Maju Bersama
semen 16,200,000,000.00 18,000 Sak 900,000.00
pasir 12,500,000,000.00 5,000 Truk 2,500,000.00
Total 2 28,700,000,000.00
3 PT Aman Jaya
semen 9,600,000,000.00 8,000 Sak 1,200,000.00
pasir 7,000,000,000.00 2,000 Truk 3,500,000.00
batu 7,200,000,000.00 4,000 Truk 1,800,000.00
Total 3 23,800,000,000.00
4 PT Bangun Konstruksi
Jasa tenaga ahli listrik 250,000,000.00 50 Hari 5,000,000.00
Jasa tenaga ahli sipil 440,000,000.00 80 Hari 5,500,000.00
Jasa tukang 100,000,000.00 200 Hari 500,000.00
Total 4 790,000,000.00
5 PT Tempat Sementara
sewa tempat tinggal 500,000,000.00 1 Proyek 500,000,000.00
biaya listirk 300,000,000.00 1 Proyek 300,000,000.00
Total 5 800,000,000.00
Sub Total Pembayaran ke Pemasok 1-5 197,180,000,000.00
5 - 20 Lain-lainnya 49,295,000,000.00
Total Pembayaran ke Pemasok 246,475,000,000.00
5. Meningkatkan/Memperkaya Data.
Dari laporan manajemen kontrak, diketahui bahwa PT Maju Bersama selalu
memberikan pelayanan yang terbaik dimana barang dikirim tepat waktu
dengan spesifikasi dan jumlah yang tepat.
Diketahui juga dari data keuangan bahwa PT Bangun Konstruksi sedang
mengalami kesulitan keuangan dan ada kemungkinan dalam waktu dekat
perusahaan akan pailit.
Dari informasi harga pasar diketahui bahwa harga komoditas utama
(semen, pasir dan batu) dari pemasok termurah sudah mewakili harga
pasar yang wajar dan murah.
6. Analisis
Data-data yang terdapat pada Tabel 3 kemudian diAnalisis lebih lanjut yang
hasilnya dirangkum di dalam Tabel 4 dan keterangannya di bawah ini.
mencapai tujuan tersebut. Hal ini juga dapat membuat eksekusi pekerjaan
menjadi lebih efisien dan terarah.
1. Rencana Strategis
Perencanaan strategis dirumuskan pada level manajemen yang lebih tinggi
untuk mencapai tujuan organisasi secara luas. Perumusan rencana strategis
dilaksanakan di area level manajemen yang lebih tinggi karena pejabat di
level ini lebih memahami kompleksitas organisasi secara menyeluruh. Sifat
dari rencana ini adalah umum, dapat terukur, realistis dan target
pelaksanaannya lebih untuk jangka yang lebih panjang. Dari sifatnya ini,
rencana strategis dapat juga disusun dumana dapat mempengaruhi arah
tujuan organisasi.
Sebagai contoh, rencana strategis dapat berupa:
a. Peningkatan keuntungan organisasi sebesar 20%, atau
b. Peningkatan produksi sebesar 10%
c. Peningkatan penjualan sebesar 50%
d. Pengurangan biaya operasi sebesar 30%
e. Pengurangan biaya investasi sebesar 80%
2. Rencana Operasional
Rencana operasional sebagai turunan dari rencana strategis adalah
perencanaan pada level manajemen menengah dan bawah. Pada level ini,
perumusan rencana dilaksanakan oleh masing-masing departemen dimana
harus ada keselarasan dengan rencana strategis. Pegawai di masing-masing
departemen melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan mengacu kepada
rencana operasional. Sifat dari rencana operasional adalah detail, spesifik
terhadap kegiatan operasional harian, dantarget pelaksanaannya untuk
jangka pendek biasanya dibuat tahunan.
1. Kebutuhan operasional
Kebutuhan operasional adalah kebutuhan yang sifatnya rutin guna
mendukung operasional sehari-hari untuk pemenuhan tujuan jangka pendek
organisasi. Contohnya adalah pemeliharaan AC (Air Conditioner) yang
dilakukan secara berkala. Kebutuhan ini diperlukan untuk mendukung
jalannya operasional sehari-hari di kantor.
2. Kebutuhan investasi
Kebutuhan investasi adalah kebutuhan untuk mendukung tujuan jangka
panjang organisasi dimana sifatnya tidak rutin dan sifat pekerjaannya adalah
pekerjaan project yang biasanya dilaksanakan satu kali. Sebagai contoh
adalah pemasangan genset atau UPS pada komputer. Pekerjaan ini dilakukan
sesekali saja sesuai kebutuhan.
1. Barang
Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak
maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan
atau dimanfaatkan oleh pengguna barang. Barang meliputi, namun tidak
Judul Modul: Menyusun Kebutuhan dan Anggaran Pengadaan B/J
Halaman: 38 dari 78
Buku Informasi Versi: Oktober 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.004.02
terbatas pada bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi/peralatan, dan
makhluk hidup.
2. Pekerjaan Konstruksi
Pekerjaan konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
Sebagai contoh adalah konstruksi bangunan kapal, perakitan atau instalasi
komponen pabrikasi, penghancuran (demolition) dan pembersihan (removal),
dan sebagainya.
3. Jasa Konsultansi
Jasa konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian
tertentu di berbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir
(brainware). Sebagai contoh adalah jasa rekayasa (engineering), jasa
perencanaan, perancangan, dan pengawasan untuk pekerjaan konstruksi, jasa
keahlian profesi, seperti jasa penasehatan, jasa penilaian, jasa pendampingan,
bantuan teknis, konsultan manajemen, dan konsultan hukum.
4. Jasa Lainnya
Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang
mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang
telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. jasa
Lainnya juga dapat diartikan sebagai segala pekerjaan dan/atau penyediaan
jasa selain jasa konsultansi, pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan pengadaan
barang. Sebagai contoh adalah jasa boga, jasa layanan kebersihan, jasa
penyedia tenaga kerja, jasa ekspor impor, jasa penulisan penerjemahan, jasa
akomodasi, dsb.
Yang termasuk dalam hal ini adalah jadwal kedatangan barang/jasa dengan
memperhitungkan jangka waktu pemesanan, lokasi kedatangan barang,
metode transportasi dan pengepakan. Dalam penetapan kebutuhannya,
Pengelola Pengadaan harus memperhitungkan aspek-aspek waktu ini,
sehingga barang/jasa dapat diadakan tepat pada waktu yang dibutuhkan.
2. Barang yang dibutuhkan sudah tidak ada lagi di pasar. Oleh karena itu,
perlu dilakukan Analisis pasar sehingga informasi tersebut dapat diketahui
sebelumnya dan barang pengganti dapat diidentifikasi.
3. Jumlah perencanaan yang tidak akurat sehingga ditengah pelaksanaan
kontrak diperlukan tambahan jumlah barang, yang berakibat perubahan
lingkup kerja terhadap kontrak perlu dilakukan.
4. Penentuan spesifikasi yang berlebihan. Meskipun spesifikasi tersebut dapat
dipenuhi oleh pemasok, hal ini mengakibatkan harga penawaran yang
lebih mahal dan mengurangi persaingan. Selain itu, penggunaan barang
dengan spesifikasi berlebihan berpotensi dapat mengakibatkan biaya
pemeliharaan yang lebih tinggi.
BAB III
PENYUSUNAN PAKET DAN STRATEGI PENGADAAN
Paket pekerjaan berisiko tinggi tersebut mencakup jenis pekerjaan yang jika
tidak dilakukan dapat berdampak langsung ke sebagian besar ataupun
keseluruhan pemasukan organisasi yang dapat mengakibatkan
keberlangsungan organisasi. Sebagai contoh, pekerjaan konstruksi
pembangkit tenaga listrik pertama untuk perusahaan pembangkit tenaga
listrik. Jika pekerjaan konstruksi terhalangi maka perusahaan tidak akan
dapat beroperasi. Oleh karena itu, pemilihan pemasok yang sudah sangat
berpengalaman sangatlah penting.
Pekerjaan jenis ini jika gagal ataupun ditunda pekerjaannya tidak akan
banyak pengaruhnya terhadap keberlangsungan organisasi, tetapi tidak
dapat diabaikan dan kemungkinan pengaruhnya dalam jangka panjang
harus tetap diantisipasi oleh organisasi. Contohnya adalah pekerjaan
perbaikan efisiensi alat pendingin suatu mesin di perusahaan. Mesin masih
dapat beroperasi dan berproduksi dengan mengurangi kapasitas
produksinya, tetapi jika masalah ini dibiarkan berlarut-larut, organisasi akan
terus kehilangan pendapatannya secara terus menerus, dan pada suatu
waktu, ada kemungkinan alat pendingin dapat berhenti bekerja sehinga
produksi juga harus terhenti.
3. Leverage Items
Kebutuhan dimana ketergantungan terhadap pemasok atau barang
tertentu relatif rendah namun pengaruh terhadap keuntungan
organisasi cukup tinggi dapat dikategorikan ke dalam kategori
Leverage Items. Dalam hal ini, organisasi mempunyai keleluasaan
untuk mengganti jenis produk atau pemasoknya. Salah satu contoh
dalam kategori ini adalah pengadaan pembelian mobil untuk jasa
transpotasi. Jenis mobil relative beragam, sehingga ketergantungan
terdahap merek/pemasok tertentu relatif sangat rendah. Dengan
kondisi demikian, organisasi bisa mendapatkan penawaran harga
yang lebih baik dari calon-calon pemasok.
pengaruh besar, dengan cara yang lebih efisien tanpa perlu melakukan
Analisis pembelian kepada seluruh penyedia barang/jasa.
dibeli secara terus-menerus. Pengadaan kebutuhan rutin akan lebih baik jika
dibuatkan dalam paket pengadaan yang sifatnya jangka panjang dengan
harga yang mengikat ataupun mengacu kepada index tertentu. Pemaketan
jangka panjang dapat meningkatkan jumlah kebutuhan sehingga paket
pengadaan juga menjadi lebih menarik bagi calon pemasok. Sedangkan
kebutuhan tidak rutin akan lebih tepat untuk dibuatkan paket pengadaan yang
sifatnya satu kali dan jangka pendek. Kontrak jangka panjang untuk
kebutuhan tidak rutin akan menyebabkan harga sulit untuk diprediksi oleh
calon pemasok dan akibatnya harga penawaran menjadi lebih tinggi.
BAB IV
RENCANA ANGGARAN PENGADAAN BARANG/JASA
Program Outcome
Kegiatan Output
Pendekatan Bottom
Up Komponen
Detail Belanja
kontrak, biaya uji coba pada saat proses evaluasi dilakukan dan/ atau
biaya uji coba sebelum dilakukan penerimaan hasil pekerjaan.
5. Biaya administrasi untuk kegiatan/pekerjaan yang akan dilaksanakan
pada tahun anggaran yang akan datang namun pengadaannya
dilaksanakan pada tahun anggaran berjalan harus disediakan pada
tahun anggaran berjalan.
6. Biaya eksternal yang dapat mempengaruhi perubahan harga yaitu
tingkat inflasi, harga komoditas dunia, tingkat perbandingan mata
uang, indeks harga konsumen, dan lain-lain.
PA/KPA:
K/L/D/I:
Satker/SKPD
PPK:
Pekerjaan:
Lokasi
Tahun Anggaran:
Tanggal pembuatan
DAFTAR REFERENSI
GLOSSARY
Spend Analysis proses menganalisa data historis pembelian pada sebuah organisasi untuk
memberikan gambaran mengenai visibilitas pembelanjaan, kepatuhan, dan
kontrol (Pandit dan Marmanis, 2008)
Pengelola Pengadaan individu yang bekerja mengelola atau menjalankan proses pengadaan dalam
(Procurement Officer) suatu organisasi
Bagian Pengadaan bagian atau unit dari organisasi yang tugas dan tanggung jawabnya mengelola
(Procurement Unit) dan melaksanakan fungsi pengadaan / pembelian barang/jasa.
Pengguna (User) bagian, unit, individu dari organisasi yang memiliki kebutuhan barang/jasa
yang perlu dibeli / diadakan untuk digunakan dalam rangka menunjang fungsi,
pekerjaan, atau kinerjanya di organisasi.
Organisasi swasta bentuk organisasi milik individu atau kelompok yang dibentuk dengan tujuan
yang bersifat profit maupun non-profit, dan di luar struktur pemerintahan.
BUMN (Badan usaha badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
miliki negara) melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk
menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat.
Organisasi pemerintah organisasi publik yang dibentuk oleh pemerintah dengan tujuan untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat / publik, yang terdiri dari
pemerintah pusat dan kementrian, lembaga, pemerintah daerah, dan instansi
lain.
Pengguna Anggaran Individu dalam organisasi yang diberikan kewenangan untuk mengeluarkan
(PA) atau menggunakan anggaran organisasi untuk melakukan pembelian atau
pengadaan barang/jasa.
Kuasa Pengguna Pada organisasi pemerintah, KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA
Anggaran (KPA) untuk menggunakan APBN, atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk
menggunakan APBD.
Pemasok atau Penyedia Badan usaha atau perseorangan yang mempunyai kemampuan untuk
menyediakan atau memasok barang atau jasa.
Enterprise Resource Paket software komersial yang menjamin integrasi yang mulus atas semua
Planning aliran informasi di perusahaan, meliputi keuangan, akuntansi, sumber daya
manusia, rantai pasok, dan informasi konsumen” (Davenport, 1998).
Contoh ERP Software adalah Oracle, SAP, Ariba, dsb.
rasionalisasi pemasok Optimisasi dan penyusunan prioritas jumlah pemasok atau penyedia terhadap
(supplier rationalization) suatu organisasi.
Standar Biaya Masukan satuan biaya berupa harga satuan, tarif, dan indeks yang ditetapkan untuk
menghasilkan biaya komponen keluaran dalam penyusunan RKA-K/L. Standar
tersebut dapat berfungsi sebagai batas tertinggi maupun estimasi (Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) Nomor 65/PMK.02/2015)
Standar Biaya Keluaran besaran biaya yg ditetapkan untuk menghasilkan keluaran (output) / sub
keluaran (sub output)
Barang setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak
bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau
dimanfaatkan oleh Pengguna Barang
Daftar Isian dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran/Kuasa
Pelaksanaan Anggaran Pengguna Anggaran. DIPA disusun berdasarkan Keputusan Presiden mengenai
(DIPA) rincian anggaran belanja pemerintah pusat. DIPA berfungsi sebagai dasar
pelaksanaan anggaran setelah mendapat pengesahan Menteri Keuangan.
Jasa Konsultansi jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai
bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware)
Kebutuhan investasi kebutuhan untuk mendukung tujuan jangka panjang organisasi dimana
sifatnya tidak rutin dan sifat pekerjaannya adalah pekerjaan project yang
biasanya dilaksanakan satu kali.
Kebutuhan operasional kebutuhan yang sifatnya rutin guna mendukung operasional sehari-hari untuk
pemenuhan tujuan jangka pendek organisasi
Manajemen kontrak kegiatan untuk mengelola suatu kontrak agar kontrak tersebut dapat
digunakan sebagai pedoman dan sebagai alat pengendalian pelaksanaan
pekerjaan
Manajemen pemasok Pengelolaan pemasok (penyedia) dalam rangka memastikan pasokan atau
(penyedia) pengadaan berjalan sesuai rencana dan tujuan organisasi secara efektif dan
efisien.
Master List (Rencana dokumen rencana kebutuhan barang impor yang diajukan oleh Kontraktor
Kebutuhan Barang Kerja Sama (KKKS) untuk suatu kegiatan operasi dalam lingkup kegiatan usaha
Impor) hulu migas, sebagai dasar pengajuan impor barang operasional perminyakan.
Non-ciritical Items Kategori barang/jasa dalam Supply Positioning Model yang memiliki risiko
pemasok yang rendah dan pengaruh terhadap keuntungan organisasi yang
juga rendah.
Bottleneck Items Kategori barang/jasa dalam Supply Positioning Model yang memiliki risiko
ketergantungan yang tinggi terhadap barang tertentu dari pemasok tertentu
juga namun pengaruh terhadap keuntungan organisasi rendah.
Leverage Items Kategori barang/jasa dalam Supply Positioning Model yang memiliki risiko
ketergantungan terhadap pemasok atau barang tertentu relatif rendah namun
pengaruh terhadap keuntungan organisasi cukup tinggi
Strategic Items Kategori barang/jasa dalam Supply Positioning Model yang memiliki risiko
ketergantungan terhadap barang/jasa ataupun pemasok tertentu sangat tinggi
dengan jumlah penyedia barang/jasa di pasar yang sangat terbatas.
Teori Supply Demand Teori atau model yang menggambarkan hubungan-hubungan di pasar, antara
para calon pembeli dan penjual dari suatu barang. Model penawaran dan
permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di
pasar.
Perpres 54/2010 Peraturan Presiden Republik Indonesia tentang pengadaan barang/ jasa
pemerintah.
Petunjuk Operasional dokumen yang memuat uraian rencana kerja dan biaya yang diperlukan untuk
Kegiatan (POK) pelaksanaan kegiatan, disusun oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai
penjabaran lebih lanjut dari DIPA(Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran)
Purchase Order surat pemesanan pembelian barang/jasa yang dikeluarkan oleh pembeli
setelah terjadi kesepakatan dengan penyedia / pemasok.
Rencana Kerja dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga (K/L) untuk periode satu tahun.
Kementerian/Lembaga Renja-KL disusun dengan berpedoman pada Renstra-KL dan mengacu pada
(Renja-K/L) prioritas pembangunan nasional dan pagu indikatif, serta memuat kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh
Pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat.
Rencana Kerja penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional,
Pemerintah memuat rancangan kerangka ekonomi makro yang termasuk didalamnya arah
kebijakan fiskal dan moneter, prioritas pembangunan, rencana kerja dan
pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun
yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Rencana Kerja Dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin
Pemerintah Daerah keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
(RKPD) pelaksanaan dan pengawasan serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam tahapan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD), yakni sebagai pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum
Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
Work Breakdown suatu daftar yang bersifat top down dan secara hierarki menerangkan
Structure komponen-komponen yang harus dibangun dan pekerjaan yang berkaitan
dengannya.
INDEX
B
N
Barang, 36
Non-ciritical Items, 49
D
P
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), 64
Pekerjaan Konstruksi, 37
Dokumentasi Rencana Paket Pengadaan, 68
pemaketan, 7, 21, 45, 46, 47, 52, 53, 54, 55, 56, 68
Pemaketan
E
berdasarkan kandungan lokal, 55
Ekstrak, 16 berdasarkan kebutuhan kapital dan operasional, 54
Enterprise Resource Planning (ERP)., 14, 20 berdasarkan kebutuhan rutin dan tidak rutin, 53
berdasarkan kepentingan pemerintah, 55
H berdasarkan komoditas, 53
berdasarkan lokasi, 54
harga pasar, 62
Pemaketan Pengadaan, 45
Pembersihan, 16
J Pengelola Pengadaan, 10, 12, 13, 19, 20, 23, 24, 25, 31,
Jasa Konsultansi, 37 32, 34, 35, 36, 40, 48, 52, 56, 69
K Perpres 54/2010, 41
persetujuan rencana anggaran, 67
Kebutuhan investasi, 36 Petunjuk Operasional Kegiatan (POK), 65
Kebutuhan operasional, 36 Purchase Order, 15
Key Performance Indicator (KPI), 12
Klasifikasi R
Level 1, 17
Level 2, 17 Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-K/L), 64
T
W
Teori Supply Demand, 52
Work Breakdown Structure, 4, 59, 60
Pemimpin Umum:
Dharma Nursani
Tatang R Wiraatmadja
“
B. Memilih Penyedia Barang/
Jasa
07. Mengkaji Ulang Paket PBJ Overview:
08. Memilih Penyedia Barang/Jasa
09. Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Dalam menyusun kebutuhan barang/jasa,
10. Menyusun Dokumen PBJ diperlukan perencanaan berdasarkan
11. Melakukan Kualifikasi Penyedia
12. Melakukan Evaluasi Kinerja Penyedia
kuantitatif data yaitu berupa data
13. Menyampaikan Penjelasan Dokumen PBJ pembelian hasil spend analysis serta
14. Mengevaluasi Dokumen Penawaran diperlukan perencanaan berdasarkan
15. Mengelola Sanggahan
kualitatif data yaitu berupa pemahaman
C. Mengelola Kontrak tujuan dan rencana organisasi. Piramida
tujuan dan rencana organisasi akan
& Swakelola PBJ
16. Melakukan Negosiasi mengilustrasikan bagaimana rencana-
17. Melakukan Finalisasi Dokumen Kontrak PBJ rencana taktis dan operasional
18. Membentuk Tim Pengelolaan Kontrak PBJ
19. Menyusun Rencana Pengelolaan Kontrak PBJ memberikan kontribusi untuk mencapai
”
20. Mengendalikan Pelaksanaan Kontrak PBJ tujuan organisasi.
21. Menyelesaikan Permasalahan Kontrak PBJ
22. Melakukan Penerimaan Hasil PBJ
23. Melakukan Persiapan PBJ Secara Swakelola
24. Melakukan Pelaksanaan PBJ Secara Swakelola
2016