Anda di halaman 1dari 125

Daftar Unit Kompetensi 09

Unit Kompetensi
menyusun rancangan
A. Merencanakan Pengadaan kontrak pengadaan
Barang/Jasa
01. Menelaah Lingkungan PBJ
barang/jasa
02. Melakukan Penyelarasan Kebijakan PBJ
03. Merumuskan Organisasi PBJ


04. Menyusun Kebutuhan dan Anggaran PBJ
05. Menyusun Spesifikasi Tenis
06. Menyusun Harga Perkiraan

Overview:
B. Memilih Penyedia Barang/
Dalam merancang kontrak perlu
Jasa
07. Mengkaji Ulang Paket PBJ memahami berbagai aspek yang meliputi
08. Memilih Penyedia Barang/Jasa sifat barang/jasa yang akan diadakan,
09. Menyusun Rancangan Kontrak PBJ
10. Menyusun Dokumen PBJ
ketersediaan anggaran, risiko terkait
11. Melakukan Kualifikasi Penyedia dengan pelaksanaan pekerjaan baik dari
12. Melakukan Evaluasi Kinerja Penyedia sisi pembeli/pemilik pekerjaan dan sisi
13. Menyampaikan Penjelasan Dokumen PBJ
14. Mengevaluasi Dokumen Penawaran penyedia, serta memahami keuntungan
15. Mengelola Sanggahan dan kerugian dalam memilih jenis kontrak
tertentu. Untuk memudahkan peserta latih
C. Mengelola Kontrak dalam memilih jenis kontrak, di dalam
& Swakelola PBJ modul diberikan petunjuk dalam memilih
16. Melakukan Negosiasi
17. Melakukan Finalisasi Dokumen Kontrak PBJ jenis kontrak dari berbagai tipe, sesuai
18. Membentuk Tim Pengelolaan Kontrak PBJ dengan kondisi atau situasi, serta
19. Menyusun Rencana Pengelolaan Kontrak PBJ
keuntungan dan kerugian dari tiap jenis


20. Mengendalikan Pelaksanaan Kontrak PBJ
21. Menyelesaikan Permasalahan Kontrak PBJ kontrak.
22. Melakukan Penerimaan Hasil PBJ
23. Melakukan Persiapan PBJ Secara Swakelola
24. Melakukan Pelaksanaan PBJ Secara Swakelola

D. Mengelola Logistik, Kinerja Gedung LKPP


& Risiko Jl. Epicentrum Tengah Lot 11 B, Kuningan
25. Mengelola Pengiriman Jakarta Selatan 12940
26. Mengelola Persediaan Telp. (021) 2991 2450
27. Mengelola Penyimpanan www.lkpp.go.id
28. Mengelola Kinerja
29. Mengelola Risiko

2016
MENYUSUN RANCANGAN KONTRAK
PENGADAAN Barang/Jasa
UK 09
Buku Informasi

Dokumen Ketentuan Rumusan Ketentuan


Penyusunan
Pendukung Dokumen Pendukung Klausul Kontrak Kontrak

Prosedur Dokumentasi Format Dokumentasi Prosedur Peran dan


Rancangan Kontrak Rancangan Kontrak Penyusunan
Kontrak Tanggung Jawab

Unit Kompetensi ini


merupakan prasyarat Mengidentifikasi Isi/Materi Pokok Kontrak PBJ
untuk mempelajari
Unit Kompetensi 17 Menentukan Jenis Kontrak Pengadaan
Barang dan Jasa

Membuat Rancangan Kontrak PBJ

Direktorat Pelatihan Kompetensi 2016


Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
PROFIL

Program Pelatihan
Diklat Fungsional Pengelola
Pengadaan Barang/Jasa

Buku Informasi
Menyusun Rancangan Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa

Editor
Seksi Materi Pelatihan LKPP
a

Direktorat Pelatihan Kompetensi


tam

Unit Kompetensi 09
Per

M.749020.009.02

Versi. 2
31 Januari 2017
B U K U I N FO R M AS I
Berdasarkan SKKNI 2016

Unit Kompetensi 09

menyusun rancangan kontrak


pengadaan barang/jasa

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH


2016
Materi SKKNI 2016
Unit Kompetensi 09
Menyusun Rancangan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa

Disusun Oleh :
Tim Penyusun Materi Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa
Direktorat Pelatihan Kompetensi
Deputi Bidang Pengembangan Pembinaan Sumber Daya Manusia
LKPP

ISBN :

Cetakan I : Jakarta, Penerbit : LKPP RI, 2016


Cetakan II : Jakarta, Penerbit : LKPP RI, 2017

Versi 1 : 31 Oktober 2016


Versi 2 : 31 Januari 2017

Hak Penerbitan pada LKPP


Hak Cipta Tim Penyusun Materi Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa
LKPP

Alamat Penerbit :
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Jl. Epicentrum Tengah Lot 11B, Kuningan
Jakarta Selatan 12940
Indonesia
Telp : (021) 2991 2450
www.portalppsdm.lkpp.go.id
www.lkpp.go.id
K ata P e n ga n ta r

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), pada tahun


2016 telah menyusun materi pelatihan berdasarkan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) 2016 untuk Pengelola Pengadaan Barang/Jasa sebanyak
29 Unit Kompetensi yang dikelompokan dalam 4 Fungsi Kunci, meliputi;
1) Merencanakan Pengadaan Barang/Jasa sebanyak 6 unit kompetensi;
2) Memilih Penyedia Pengadaan Barang/Jasa sebanyak 9 unit kompetensi;
3) Mengelola Kontrak dan Swakelola Pengadaan Barang/Jasa sebanyak 9 unit
kompetensi;
4) Mengelola Logistik, Kinerja dan Risiko sebanyak 5 unit kompetensi.
Materi Pelatihan ini disusun untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya
Manusia di bidang Pengadaan Barang/Jasa baik pada sektor pemerintah maupun
non pemerintah. Materi pelatihan ini juga dapat membantu para peserta, instruktur,
penyelenggara pelatihan dalam melaksanakan kegiatan pelatihan, sehingga dapat
berlangsung secara terencana, terarah, dan efektif.
Semoga materi pelatihan ini dapat dipergunakan dan dimanfaatkan secara
optimal oleh semua pihak terkait dengan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa. Dengan demikian kegiatan Pengadaan Barang/
Jasa dapat dilakukan oleh para SDM yang profesional dan menghasilkan Pengadaan
Barang/Jasa yang efektif, efisien dan akuntabel.
Jakarta, Oktober 2016

Kepala Lembaga Kebijakan


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

AGUS PRABOWO
U n i t ko m p e t e n si

Merumuskan Lingkungan & Organisasi PBJ


UK 01 : Menelaah Lingkungan PBJ
UK 02 : Melakukan Penyelarasan Kebijakan PBJ MERENCANAKAN
UK 03 : Merumuskan Organisasi PBJ PENGADAAN
Merencanakan PBJ BARANG
UK 04 : Menyusun Kebutuhan dan Anggaran PBJ JASA
UK 05 : Menyusun Spesifikasi Teknis
UK 06 : Menyusun Harga Perkiraan

Merencanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa


UK 07 : Mengkaji Ulang Paket PBJ
MEMILIH UK
UK
08
09
:
:
Memilih Penyedia Barang/Jasa
Menyusun Rancangan Kontrak PBJ
PENYEDIA UK 10 : Menyusun Dokumen PBJ
Mengelola Penyedia Barang/Jasa
PENGADAAN UK 11 : Melakukan Kualifikasi PBJ
BARANG UK 12 : Melakukan Evaluasi Kinerja PBJ
Melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
JASA UK 13 : Menyampaikan Penjelasan Dokumen PBJ
UK 14 : Mengevaluasi Dokumen PBJ
UK 15 : Mengelola Sanggahan

Mempersiapkan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa


UK 16 : Melakukan Negosiasi
UK 17 : Melakukan Finalisasi Dokumen Kontrak PBJ
Mengelola Kontrak Pengadaan Barang/Jasa MENGELOLA
UK
UK
18
19
:
:
Membentuk Tim Pengelolaan Kontrak PBJ
Menyusum Rencana Pengelolaan Kontrak PBJ
KONTRAK DAN
UK
UK
20
21
:
:
Mengendalikan Pelaksanaan Kontrak PBJ
Menyelesaikan Permasalahan Kontrak PBJ
SWAKELOLA
UK 22 : Melakukan Penerimaan Hasil Kontrak PBJ PBJ
Melaksanakan PBJ Secara Swakelola
UK 23 : Melakukan Persiapan PBJ Secara Swakelola
UK 24 : Melakukan Pelaksanaan PBJ Secara Swakelola

Mengelola Logistik
MENGELOLA UK 25 : Mengelola Pengiriman
UK 26 : mengelola Persediaan
LOGISTIK, Uk 27 : Mengelola Penyimpanan

KINERJA DAN Mengelola Kinerja dan Risiko


RISIKO UK 28 : Mengelola Kinerja
UK 29 : Mengelola Risiko
BUKU INFORMASI

MENYUSUN RANCANGAN KONTRAK


PENGADAAN BARANG/JASA

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH


DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA
DIREKTORAT PELATIHAN KOMPETENSI
Jl. Epicentrum Tengah Lot 11B, Jakarta
2016
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------------------- 2

BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------- 3


1.1 Tujuan Umum ---------------------------------------------------------------------- 3
1.2 Tujuan Khusus --------------------------------------------------------------------- 3
1.3 Gambaran Umum ----------------------------------------------------------------- 4

BAB II MENGIDENTIFIKASI ISI/MATERI POKOK KONTRAK PBJ ----------------------- 5


2.1 Pengertian Kontrak --------------------------------------------------------------- 5
2.2 Unsur-unsur Dalam Kontrak (Elements of Contract) --------------------- 7
2.3 Asas-asas Hukum Kontrak (Contract Law Principles)--------------------- 8
2.4 Syarat Sah Suatu Kontrak (Pasal 1320 KUH Perdata)--------------------- 11
2.5 Dokumen Pendukung---------------------------------------------------------- 12
2.6 Struktur dan Hierarki Kontrak------------------------------------------------- 16

BAB III MENENTUKAN JENIS KONTRAK PENGADAAN BARANG DAN JASA ------------ 28
3.1 Jenis Kontrak PBJ ------------------------------------------------------------------- 28
3.2 Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) ------------------------------------------ 51
3.3 Syarat-syarat Khusus Kontrak (SSKK) ------------------------------------------- 68
3.4 Perumusan SSUK dan SSKK ------------------------------------------------------- 72

BAB IV MEMBUAT RANCANGAN KONTRAK PENGADAAN BARANG/ JASA ------------- 87


4.1 Tahap Pembuatan Dokumen Kontrak ------------------------------------------- 87
4.2 Rumusan Klausul Kontrak --------------------------------------------------------- 94
4.3 Ketentuan Penyusunan Kontrak -------------------------------------------------- 96
4.4 Peran Dan Tanggung Jawab ------------------------------------------------------ 100
4.5 Prosedur Penyusunan Kontrak --------------------------------------------------- 104
4.6 Format Dokumentasi Rancangan Kontrak -------------------------------------- 106
4.7 Prosedur Dokumentasi Rancangan Kontrak ------------------------------------ 108

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 2 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari buku informasi ini peserta diharapkan mampu menyusun
rancangan kontrak pengadaan barang/jasa yang disesuaikan dengan isi/materi
pokok kontrak dan jenis kontrak yang sesuai dengan paket pengadaan
barang/jasa.

B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus mempelajari unit kompetensi ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi isi/materi pokok kontrak pbj meliputi kegiatan Mengkaji
ulang kesesuaian paket pengadaan dengan ketersediaan penyedia barang/
jasa, Mengidentifikasi isi/materi kontrak pengadaan barang/ jasa mengacu
pada paket pengadaan barang/jasa atau Kerangka Acuan Kerja (KAK).
2. Menentukan jenis kontrak pengadaan barang dan jasa meliputi kegiatan
Merumuskan syarat-syarat umum dan syarat-syarat khusus kontrak,
Menentukan jenis kontrak pengadaan barang/jasa.
3. Membuat rancangan kontrak pengadaan barang/ jasa meliputi kegiatan
Menentukan jenis dokumen pendukung kontrak pengadaan barang/ jasa,
Menyusun rancangan kontrak pengadaan barang/jasa secara cermat sesuai
ketentuan, Menyampaikan rancangan kontrak pengadaan barang/ jasa yang
telah dibuat kepada pihak yang diberi kewenangan oleh organisasi/lembaga
untuk memperoleh persetujuan, Mendokumentasikan Rancangan kontrak
pengadaan barang/ jasa yang telah disetujui secara lengkap dengan
menggunakan format dan prosedur yang ditetapkan.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 3 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

C. Gambaran Umum
Pada buku informasi ini, peserta akan mempelajari bagaimana menyusun
rancangan kontrak pengadaan barang/jasa yang disesuaikan dengan isi/materi
pokok kontrak dan jenis kontrak yang sesuai dengan paket pengadaan
barang/jasa.
Sebelum mempelajari buku informasi ini, peserta disarankan untuk
memahami paket pengadaan dan Kerangka Acuan Kerja pada Buku informasi UK
04, dan proses kaji ulang paket pengadaan yang terdapat pada Buku informasi
UK-07.
Buku informasi ini terdiri dari 4 (empat) bagian pembelajaran sebagai
berikut:
Bab I merupakan bagian materi pengantar yang menjelaskan tentang
tujuan umum, tujuan khusus, dan gambaran umum dari buku informasi ini.
Bab II menjelaskan tentang pokok kontrak pengadaan barang/ jasa,
hukum kontrak, dan komponen-komponen penyusun kontrak.
Bab III menjelaskan tentang Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK),
Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK), Perumusan SSUK dan SSKK, dan Jenis
Kontrak Pengadaan barang/jasa.
Bab IV menjelaskan tentang dokumen pendukung, ketentuan dokumen
pendukung, rumusan klausul kontrak, ketentuan penyusunan kontrak, peran
dan tanggung jawab, prosedur penyusunan kontrak, format dokumentasi
rancangan kontrak, dan prosedur dokumentasi rancangan kontrak.

Pada bagian akhir buku informasi ini, tersedia :


• Daftar Referensi yang berisikan rujukan literatur terkait
• Glossary yang berisikan istiah yang digunakan dalam buku informasi ini
• Index untuk memudahkan pencarian topik tertentu

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 4 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

BAB II
MENGIDENTIFIKASI ISI/MATERI
POKOK KONTRAK PBJ

2.1 Pengertian Kontrak

Menurut International Trade Center (2010), Kontrak (contract) adalah


sebuah perjanjian hukum antara dua pihak atau lebih yang bermaksud untuk
membuat suatu hubungan resmi yang berlaku menurut hukum. Selain Format
Kontrak (Contract Form) atau Perjanjian, terdapat hal-hal yang harus
diperhatikan proses pengelolaan kontrak pengadaan barang/jasa sebagai
berikut:
• rancangan pengelolaan pengadaan,
• pernyataan lingkup pekerjaan/suplai barang/jasa,
• dokumen-dokumen pendukung kontrak,
• pengaturan perubahan kontrak, dan
• pembelajaran (lessons learned) dari seluruh rangkaian kegiatan pengadaan
barang/jasa.

Dalam pengadaan barang/jasa pemerintah (publik), pengertian Kontrak


Pengadaan Barang/Jasa mengacu kepada Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Pasal
1 ayat 22 yang menyatakan: “Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan Penyedia Barang/
Jasa atau pelaksana Swakelola”. Sehingga secara prinsip tidak ada perbedaan
diantara sektor bisnis dan publik dalam hal pengertian “kontrak” atau “surat
perjanjian” atau “contract”. Dalam Perpres 54/2010 hanya ditambahkan pihak
yang berhak menandatangani kontrak atau perjanjian, khususnya yang mewakili
pemerintah.
Setelah melalui beberapa tahapan pengadaan dan dicapainya
kesepakatan antara penyedia dan pembeli dalam hal harga, syarat, penyerahan,
kualitas dan kebutuhan-kebutuhan lainnya, maka kedua belah pihak bersedia
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 5 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

untuk membuat kontrak yang secara hukum mengikat keduanya untuk


melaksanakan tanggung jawab (obligation).

Dokumen kontrak umumnya terdiri dari:


1. Kontrak atau Surat/Pokok Perjanjian (contract); dan
2. Dokumen Pendukung, yaitu informasi yang dibutuhkan dalam kontrak,
meliputi:
• Dokumen pendukung yang dicantumkan namanya sebagai bagian dari
dokumen kontrak dan dilampirkan pada kontrak serta dinyatakan sebagai
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari kontrak; dan
• Dokumen pendukung yang merupakan sumber data/informasi kontrak
atau uraian lebih lanjut dari kondisi kontrak, serta didokumentasikan
terpisah dari dokumen kontrak.
(dokumen pendukung kontrak dijelaskan lebih lanjut di sub bab 2.5)

Untuk dapat mencapai keberhasilan dari suatu kontrak, maka para pihak
yang berkontrak, pemilik pekerjaan/pembeli dan penyedia, harus memahami
tanggung jawabnya masing-masing. Tanggung jawab tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Tanggung Jawab Penyedia
Tanggung jawab dari penyedia dalam suatu kontrak adalah:
a. Menyerahkan barang atau jasa sesuai dengan waktu, lokasi yang telah
ditentukan oleh pihak pemilik pekerjaan/pembeli barang.
b. Menyerahkan dokumen-dokumen yang terkait dengan barang atau jasa
seperti item/nama dari bahan (material), asal dari bahan, dokumen
pemuatan/pengiriman, asuransi, buku petunjuk dan lain-lain.
c. Memindahkan titel kepemilikan barang/jasa dari penjual kepada pemilik
pekerjaan /pembeli barang.
d. Meyakinkan bahwa barang/jasa yang diserahterimakan dalam keadaan
baik.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 6 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

e. Secara umum, bertindak dengan baik dan bertransaksi dengan wajar/


adil.
f. Bertanggung jawab terhadap masyarakat apabila terjadi kecelakaan
dikarenakan barang/jasa yang diserahterimakan.
2. Tanggung Jawab Pemilik Pekerjaan/Pembeli Barang
Tanggung jawab dari pembeli dalam suatu kontrak adalah:
a. Membayar sesuai dengan harga yang disepakati.
b. Secara umum, bertindak dengan baik dan bertransaksi dengan
wajar/adil.
c. Bertanggung jawab terhadap masyarakat apabila terjadi kecelakaan
dikarenakan barang/jasa yang diserahterimakan.
3. Hubungan Tanggung Jawab Penyedia dan Pemilik Pekerjaan/Pembeli
Bersama
Seyogyanya, hubungan timbal balik dari penyedia dan pemilik pekerjaan/
pembeli barang dalam suatu kontrak adalah membuat hubungan kontraktual
yang baik. Untuk mencapai suatu kontrak yang berhasil keduabelah pihak
harus menyadari tugas dan tanggung jawab masing-masing. Ketika terjadi
ketidakseimbangan dari kedua belah pihak dalam melakukan tanggung
jawabnya, maka kemungkinan besar kontrak akan mengalami kegagalan.
Oleh karena itu, kerjasama adalah suatu cara pendekatan yang paling baik
bagi semua pihak yang terlibat di dalam kontrak.

2.2 Unsur-unsur Dalam Kontrak (Elements of Contract)

Baik ITC (2010) ataupun referensi lain seperti Institute for Supply
Management (ISM,2008) menerangkan bahwa kontrak mempunyai empat unsur
dasar (four basic elements) yaitu:
1. Penawaran dan penerimaan (offer and acceptance)
Penawaran adalah proposal yang diajukan oleh kedua belah pihak atau lebih
untuk kemudian dilanjutkan ke suatu hubungan kontrak. Sedangkan
penerimaan adalah suatu indikasi bahwa pihak-pihak yang melakukan
kontrak menerima semua syarat dan ketentuan secara mengikat.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 7 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

2. Pertimbangan (consideration)
Pertimbangan adalah suatu persyaratan resmi untuk membuat suatu kontrak
yang sah, dimana adanya pertukaran antara suatu yang berharga dengan
suatu yang berharga lainnya.
3. Kompetensi untuk membuat perjanjian (competent parties)
Persyaratan resmi yang harus dipenuhi untuk membuat suatu kontrak yang
sah terkait dengan usia, kapasitas mental, dan otoritas.
4. Memenuhi aturan hukum (Legality Purpose)
Persyaratan resmi yang harus dipenuhi untuk membuat suatu kontrak yang
sah adalah mengikuti aturan dan undang-undang yang berlaku dan tidak
melanggar suatu hukum atau kebijakan publik.

2.3 Asas-asas Hukum Kontrak (Contract Law Principles)

Menurut KUH Perdata (Burgerlijk Wetboek voor Indonesie) terdapat 5 (lima) asas
penting yang menjadi landasan dalam kontrak secara hukum yaitu:
1. Asas kebebasan berkontrak (freedom of contract),
2. Asas konsensualisme (concsensualism),
3. Asas kepastian hukum (pacta sunt servanda),
4. Asas itikad baik (good faith) dan
5. Asas kepribadian (personality).
Berdasarkan Buku informasi Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (LKPP, 2013), Asas-
asas Hukum Kontrak tersebut diuraikan dalam penjelasan berikut:

Asas kebebasan berkontrak

Asas kebebasan berkontrak mengandung pengertian bahwa setiap orang bebas


membuat suatu perjanjian. Asas kebebasan berkontrak dapat dianalisis dari
ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata, yang berbunyi: “Semua perjanjian
yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya.” Pasal 1338 KUH Perdata mengandung beberapa asas-asas
kontrak. Kata “semua” menunjukan bahwa setiap orang bebas untuk
menyatakan keinginan yang diperlukan untuk membentuk perjanjian. Asas ini
merupakan suatu asas yang memberikan kebebasan kepada para pihak untuk:
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 8 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

1). Membuat atau tidak membuat perjanjian;


2). Mengadakan perjanjian dengan siapa pun;
3). Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya, serta
4). Menentukan bentuk perjanjiannya apakah tertulis atau lisan.
Asas ini dibatasi dengan ketentuan dalam Pasal 1320 KUH Perdata yaitu isi dari
kontrak tidak boleh melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku,
kepatutan dan ketertiban umum.

Asas konsensualisme

Asas konsensualitas dapat disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat (1) KUH Perdata.
Pada pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian
adalah adanya kata kesepakatan antara kedua belah pihak. Asas ini merupakan
asas yang menyatakan bahwa perjanjian pada umumnya tidak diadakan secara
formal, melainkan cukup dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak.
Kesepakatan adalah persesuaian antara kehendak dan pernyataan yang dibuat
oleh kedua belah pihak.

Asas konsensualisme muncul diilhami dari hukum Romawi dan hukum Jerman.
Di dalam hukum Jerman tidak dikenal istilah asas konsensualisme, tetapi lebih
dikenal dengan sebutan perjanjian riil dan perjanjian formal. Perjanjian riil
adalah suatu perjanjian yang dibuat dan dilaksanakan secara nyata (dalam
hukum adat disebut secara kontan). Sedangkan perjanjian formal adalah suatu
perjanjian yang telah ditentukan bentuknya, yaitu tertulis (baik berupa akta
otentik maupun akta bawah tangan). Dalam hukum Romawi dikenal istilah
contractus verbis literis dan contractus innominat. Yang artinya bahwa
terjadinya perjanjian apabila memenuhi bentuk yang telah ditetapkan. Asas
konsensualisme yang dikenal dalam KUH Perdata adalah berkaitan dengan
bentuk perjanjian.

Asas kepastian hukum (pacta sunt servanda)

Asas pacta sunt servanda atau sering disebut dengan asas kepastian hukum
merupakan asas yang berhubungan dengan akibat perjanjian. Asas pacta sunt

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 9 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

servanda merupakan asas bahwa perjanjian mengikat para pihak yang


membuatnya sebagaimana layaknya sebuah undang-undang. Hakim atau
pihak ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para
pihak. Mereka tidak boleh melakukan intervensi terhadap substansi kontrak
yang dibuat oleh para pihak. Asas pacta sunt servanda dapat disimpulkan
dalam ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata, yang berbunyi: “Semua
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya.” Kata “bagi mereka yang membuatnya”
menunjukan bahwa perjanjian memiliki kekuatan mengikat para pihak yang
membuatnya.

Dalam perkembangan selanjutnya asas pacta sunt servanda diberi arti sebagai
pactum, yang berarti sepakat yang tidak perlu dikuatkan dengan sumpah dan
tindakan formalitas lainnya. Sedangkan istilah nudus pactum sudah cukup
dengan kata sepakat saja.

Asas itikad baik

Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata yang
berbunyi: “Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.” Asas ini
merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur harus
melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau keyakinan
yang teguh maupun kemauan baik dari para pihak.

Asas itikad baik terbagi menjadi dua macam, yakni itikad baik nisbi dan itikad
baik mutlak. Pada itikad yang pertama yaitu itikad baik nisbi, seseorang
memperhatikan sikap dan tingkah laku yang nyata dari subjek. Pada itikad
yang kedua yaitu itikad baik mutlak, penilaian terletak pada akal sehat dan
keadilan serta dibuat ukuran yang obyektif untuk menilai keadaan (penilaian
tidak memihak) menurut norma-norma yang objektif.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 10 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Asas kepribadian

Asas kepribadian tercantum dalam KUH Perdata pasal 1315 dan pasal 1340
merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang yang akan melakukan
kontrak hanya untuk kepentingan perorangan. Asas ini merupakan landasan
bahwa dalam melakukan kontrak seseorang dapat mewakili dirinya pribadi
atau suatu badan yang sah secara hukum. Di samping itu kontrak hanya
berlaku kepada pribadi dari pihak-pihak yang membuat kontrak tersebut.

2.4 Syarat Sah Suatu Kontrak (Pasal 1320 KUH Perdata)

Dalam hukum Indonesia berdasarkan Buku Ketiga KUH Perdata tentang syarat-
syarat terjadinya suatu perjanjian yang sah adalah sebagai berikut:

Syarat Subyektif

a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri


Syarat sahnya perjanjian adalah adanya kesepakatan atau konsensus
yang ditandai dengan perasaan rela atau ikhlas di antara para pihak
pembuat perjanjian mengenai hal-hal yang dituangkan di dalam isi
perjanjian. Kesepakatan ini diatur dalam Pasal 1320 ayat (1) KUH
Perdata. Adapun yang dimaksud dengan kesepakatan adalah
penyesuaian pernyataan kehendak antara satu orang atau lebih dengan
pihak lainnya

b. Kecakapan/Kemampuan untuk membuat suatu perikatan

Kecakapan/kemampuan bertindak merupakan penjabaran dari cakap


hukum, yaitu kecapakan atau kemampuan untuk melakukan perbuatan
hukum bagi orang-orang yang oleh hukum dinyatakan sebagai subjek
hukum. Perbuatan hukum adalah perbuatan yang akan menimbulkan
akibat hukum. Orang yang tidak berwenang melakukan perbuatan hukum
adalah:
i. Anak di bawah umur (belum dewasa);
ii. Orang yang berada di bawah pengampunan;
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 11 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

iii. Perempuan yang ditetapkan oleh undang-undang, yaitu


perempuan yang sudah menikah dan tidak didampingi suaminya.
Namun, ketentuan ini sudah tidak berlaku lagi sekarang sehingga
perempuan yang bersuami pun dianggap telah cakap menurut
hukum untuk membuat perjanjian (UU Perkawinan RI No. 1 Tahun
1974).

Syarat Obyektif
a. Suatu hal tertentu
Rumusan Pasal 1320 ayat (3) KUH Perdata menyebutkan untuk sahnya
perjanjian memerlukan syarat, “Suatu hal tertentu”. Suatu hal tertentu
yang dimaksud adalah harus adanya objek perjanjian yang jelas. Objek
perjanjian ini dapat dikaitkan dengan ketentuan yang terdapat di dalam
Pasal 1234 KUH Perdata yang berbunyi, “Tiap-tiap perikatan adalah
untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak
berbuat sesuatu”.

b. Sebab yang halal


Dalam Pasal 1320 KUH Perdata tidak dijelaskan pengertian oorzaak
(causa yang halal). Di dalam Pasal 1337 KUH Perdata hanya
disebutkan causa yang terlarang. Suatu sebab adalah terlarang apabila
bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban
umum.

2.5 Dokumen Pendukung

Dokumen pendukung adalah informasi pendukung kontrak, baik yang


dilampirkan pada kontrak/surat perjanjian (contract form), sebagai referensi atau
acuan yang telah disetujui tentang suatu barang/jasa, maupun tidak dilampirkan,
sebagai sumber informasi atau kelengkapan dan uraian lebih lanjut dari kondisi
kontrak. Dokumen pendukung biasa disebut juga sebagai data pendukung.
• Apapun jenis kontrak yang dilakukan, biasanya dokumen pendukung harus
selalu tersedia jika diperlukan sebagai landasan untuk inspeksi atau rujukan
guna mencapai kesuksesan pelaksanaan pengadaan dan mencapai serah
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 12 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

terima dengan baik. Dokumen pendukung dapat berupa informasi yang


berkaitan dengan hal-hal yang bersifat teknis, komersial atau referensi hukum
dan undang undang yang berlaku yang menjadi acuan kontrak.

Berikut adalah beberapa contoh dokumen pendukung kontrak :

A. Dokumen pendukung yang biasanya dilampirkan pada kontrak dan menjadi satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari kontrak, antara lain:
1. Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK);
2. Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK);
3. Surat Penunjukan Penyedia;
4. Penawaran dari Penyedia;
5. Kerangka Acuan Kerja atau Spesifikasi;
6. Daftar kuantitas (bill of quantity) dan Harga (unit price);
7. Jaminan Pelaksanaan (performance guarantee/bond); dan
8. Dokumen lainnya (apabila diperlukan).

B. Dokumen pendukung lainnya, yang apabila diperlukan dapat dilampirkan dan


menjadi satu kesatuan dengan kontrak, antara lain:
1. Dokumen pengadaan dan adendum dokumen pengadaan, bila ada;
2. Uraian keuangan (financial breakdown): biaya langsung, biaya ditagihkan,
dan upah;
3. Skedul (Schedule) pengadaan berupa jadwal pekerjaan/pemasokan barang;
4. Gambar-gambar teknik, gambar kerja, photo, denah
5. Rencana sub-kontrak;
6. Lembar asistensi (untuk pekerjaan konstruksi)
7. Dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, asuransi, BAHP, BAPP, dan
sebagainya.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 13 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Ketentuan Dokumen Pendukung


Dokumen pendukung merupakan satu kesatuan dari dokumen kontrak
yang menjadi landasan kerja atau acuan dalam pemasokan barang. Oleh karena
itu dokumen pendukung disarankan untuk dibuat dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Mudah diakses untuk identifikasi, inspeksi dan verifikasi dalam setiap fase
kontrak.
Sebagai media untuk identifikasi, dokumen pendukung harus dibuat
sedemikian rupa agar mudah diakses oleh pihak pihak yang mempunyai
otoritas yang menandatangani dan melaksanakan kontrak. Dalam tahap
pelaksanaan kontrak, dokumen pendukung sangat diperlukan untuk inspeksi
dan verifikasi pelaksanaan kontrak sehinggi ketersedian dan akses yang
mudah akan sangat membantu dalam mencapai kesuksesan kontrak.

2. Lengkap, akurat dan sistematik dalam susunannya.


Dokumen pendukung sangat diperlukan dalam setiap fase kontrak setelah
ditandatangani. Oleh karena itu dalam merancang dokumen pendukung
kontrak, pihak-pihak harus melakukan pengecekan yang berulang ulang
untuk meyakinkan bahwa ketersediaan dokumen sudah lengkap, akurat dan
juga sistematik. Penomoran setiap dokumen pendukung akan memberikan
kesan yang lebih sistematik dan jikalau terjadi revisi dikemudian hari dapat
nomor dokumen tersebut dapat digunakan sebagai nomor panggil.

3. Tersedia untuk keperluan pemeriksaan (audit), pengecekan dan perhitungan.


Salah satu fungsi dokumen pendukung adalah menopang rancangan kontrak
utama dalam pelaksanaan dan juga setelah selesai pelaksanaan kontrak.
Untuk keperluan audit, maka keberadaan dokumen pendukung menjadi
sangat penting bagi auditor dalam melakukan tugas pengecekan kesesuaian
hasil pekerjaan, pembayaran dan pelaksanaan kontrak secara keseluruhan.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 14 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

4. Mempunyai hierarki yang jelas sebagai satu kesatuan.


Dalam dokumen kontrak harus dibuat klausul hierarki dokumen yang
mengatur tata urutan tingkat keberlakuan dokumen dalam kontrak
pengadaan. Klausul “hierarki dokumen” biasanya dibuat untuk mendukung
klausul “satu-kesatuan dokumen kontrak”. Ketentuan ini dibuat dalam rangka
mengatur sinergitas dan mencegah terjadinya konflik akibat adanya atau
potensi adanya pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen
pendukung dengan ketentuan dalam dokumen yang lain. Jika terjadi konflik
pengaturan antara dokumen pendukung kontrak, maka dokumen yang berlaku
adalah dokumen sesuai dengan tata urutan dalam klausul hierarki dokumen.
Sebagai contoh dalam kontrak konstruksi dan rekayasa adalah hal yang
sangat sulit untuk menyatukan semua informasi yang berkaitan dengan tugas
dan kewajiban pihak lain menjadi satu dokumen. Oleh karena itu, biasanya
dibuat beberapa dokumen. Hal ini akan membuka peluang adanya
inkonsistensi atau ruang/celah terjadinya argumentasi antara satu dokumen
dengan dokumen yang lain. Salah satu cara untuk mengatasi terjadinya
argumentasi yang tak terpecahkan adalah dengan membuat klausul prioritas
dokumen. Klausul ini menyediakan daftar dari dokumen kontrak dalam suatu
urutan hierarki atau prioritas dari semua dokumen. Apabila terjadi
ketidaksesuaian atau keragu-raguan, maka dokumen yang mempunyai urutan
tertinggi dalam daftar yang akan menjadi acuan.

2.6 Struktur Kontrak dan Hierarki Kontrak

2.6.1 Struktur Kontrak

Rancangan struktur kontrak atau sering disebut anatomi kontrak


(contract form) pada suatu proses pengadaan, sebaiknya telah disiapkan pada
saat perencanaan pengadaan. Pada saat proses pemilihan (pelelangan), pembeli
biasanya telah melampirkan beberapa dokumen termasuk dalam dokumen
rancangan surat perjanjian, yang diantaranya memuat:
a. Syarat - Syarat Umum Kontrak (SSUK),
b. Syarat - Syarat Khusus Kontrak (SSKK),
c. Spesifikasi teknis, KAK dan/atau gambar,
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 15 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

d. Daftar kuantitas dan harga; dan


e. Dokumen lainnya.
Dokumen–dokumen pengadaan tersebut di atas secara keseluruhan akan
ditetapkan oleh kontrak manajer menjadi dokumen kontrak.
Rancangan struktur kontrak atau anatomi kontrak (contract form) dapat
diidentifikasi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian pendahuluan, isi dan
penutup. Dalam seksi ini akan difokuskan kepada penyusunan struktur kontrak
dengan format sebagai berikut:

Tabel 1. Skema bagian isi struktur kontrak (anatomi kontrak)

JUDUL PERJANJIAN
I. BAGIAN • Pembuka
PENDAHULUAN • Identitas pihak-pihak
• Penjelasan/latar belakang kontrak (premis)
II. BAGIAN ISI • Klausul Definisi
• Klausul Transaksi
• Klausul ketentuan yang sifatnya spesifik
• Klausul Ketentuan yang sifatnya umum
III BAGIAN PENUTUP • Kata Penutup
• Tanda Tangan
LAMPIRAN • Dokumen Permintaan/Penawaran/
• Spesfikasi teknis
• Dll

Untuk memberikan pemahaman terhadap susunan kontrak, di bawah ini


akan dibahas mengenai obyektif dari tiap klausul, mengapa klausul tersebut
diperlukan dan diikuti contoh pemakaiannya.

I. Bagian Pendahuluan :
A. Pembuka
Sub bagian pembuka merupakan klausul pengenalan suatu dokumen
perjanjian (kontrak). Pada sub-bagian pembuka surat perjanjian dapat
diganti dengan singkatan “kontrak” yang akan dipakai dalam keseluruhan
dokumen kontrak.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 16 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Tujuan ditulisnya sub bagian pembuka adalah untuk memperkenalkan isu


hukum penting seperti pemilik pekerjaan/pembeli barang singkatan pengenal
dokumen, tempat penandatanganan dan waktu penandatanganan.
Pembuka perlu ditulis dalam kontrak karena:
1. Penulisan tempat penandatanganan memiliki implikasi hukum keberlakuan
kontrak sejak kontrak dibubuhkan di tempat tersebut.
2. Penulisan waktu penandatanganan kontrak dapat memiliki implikasi
hukum atas ruang lingkup waktu (temporal scope) kontrak, sesuai dengan
klausul jangka waktu pelaksanaan kontrak.
3. Apabila tidak ada klausul singkatan sebagai pengenal dokumen perjanjian,
maka tidak akan berdampak pada kekuatan hukum atas kontrak tersebut.

Dalam sub bagian pembuka berisi tentang keterangan perjanjian , tempat


dan waktu penandatanganan yang ditulis dengan menggunakan ”huruf”
untuk mencegah terjadinya kesalahan.

Contoh 1. Sub-Bagian Pembuka:


SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut
“Kontrak”) dibuat dan ditandatangani di __________ pada hari __________
tanggal __ bulan __________ tahun ____ antara:

Contoh 2. Sub-bagian Pembuka:


Surat Perjanjian Pekerjaan Jasa Konsultasi (selanjutnya disebut “Kontrak”) ini
dibuat dan ditandatangani pada hari ini _______________ di
________________ oleh dan antara:

B. Pencantuman identitas para pihak


Sub bagian identitas pada suatu dokumen perjanjian (kontrak) adalah sub-
bagian yang menerangkan pihak-pihak yang membuat perjanjian dengan
identitas detil yang berlaku.

Tujuan Pencantuman identitas para pihak untuk mengidentifikasi pihak-


pihak (individu atau perusahaan) yang sedang melakukan perjanjian untuk
suatu pengadaan barang/jasa.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 17 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Pencantuman identitas para pihak diperlukan dalam dokumen kontrak


karena pihak yang membaca dokumen perjanjian (kontrak) perlu
mengetahui siapa yang sedang melakukan transaksi sebenarnya, dan juga
menunjukkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban pengadaan
barang/jasa dalam suatu perjanjian.

Sub bagian identitas seharusnya memuat informasi yang spesifik tentang


nama asli pelaku perjanjian, tipe perusahaan, lokasi, dan nomor registrasi
(jika ada), individu yang mewakili perjanjian dan juga jabatan atau titelnya.
Untuk keperluan ini, biasanya akan mengacu kepada aturan yang berlaku di
tempat melakukan perjanjian.

Contoh 2. Sub-Bagian Pencantuman Identitas pihak

No. Kontrak

Antara
________________[Nama Pembuat Komitmen], selaku pejabat pembuat
komitmen, yang bertindak langsung untuk dan atas nama
______________[Nama Organisasi/Nama Proyek/dll] berdasarkan akta notaris
No__________[nomor akta], tanggal_______ [tanggal dikeluarkannya akta],
yang dikeluarkan oleh__________[Nama Notaris pembuat akta], yang
berkedudukan di _____________[Alamat kantor pembuat komitmen], yang
selanjutnya di sebut [sebutkan singkatan atau nama seterusnya yang akan
dipakai dalam kontrak]
Dan

________________[Nama wakil penyedia], selaku wakil penyedia, yang


bertindak langsung untuk dan atas nama ______________[Nama penyedia]
berdasarkan akta notaris No__________[nomor akta], tanggal_______ [tanggal
dikeluarkannya akta], yang dikeluarkan oleh__________[Nama Notaris pembuat
akta], yang berkedudukan di _____________[Alamat kantor penyedia], yang
selanjutnya di sebut [sebutkan singkatan atau nama seterusnya yang akan
dipakai dalam kontrak]

C. Premis
Sub Bagian premis adalah kalimat umum berisi dasar rujukan mengapa
perjanjian dibuat. Tujuan premis dicantumkan adalah untuk menjelaskan
aspek penting sebagai dasar kesepakatan para pihak dan kapasitas

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 18 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

(kecakapan/kemampuan) para pihak dalam perjanjian. Premis juga


menjelaskan garis besar kronologis terjadinya perjanjian.

Walaupun penulisan premis tidak menjadi keharusan yang berakibat pada


sahnya atau tidaknya suatu perjanjian, namun ketiadaan bagian premis
dapat memiliki implikasi hukum ketidakjelasan keterkaitan kontrak dengan
kegiatan pengadaan barang/jasa. Oleh karena itu premis harus dirumuskan
secara lengkap dan jelas.
Premis dapat berupa latar belakang dan tujuan dibuatnya perjanjian atau
dasar-dasar hukum atau regulasi yang mengawali nya perjanjian. Premis
sebaiknya menggunakan kalimat yang menghindari munculnya pertentangan
pengaturan antara bagian isi dan sub bagian premis dalam kontrak
pengadaan.

Contoh : Sub-Bagian Premis

(a) Perjanjian ini mengacu kepada dokumen permintaan no_______


[sebutkan referensi] yang telah diterima penyedia untuk menyediakan
Jasa Lainnya sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak yang terlampir dalam Kontrak ini selanjutnya disebut ______
[sebutkan titel perjanjian];
(b) Penyedia sebagaimana dalam surat penawaran no. ________[sebutkan
referensi] telah dinyatakan memiliki keahlian profesional, personil, dan
sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk menyediakan Jasa
Lainnya sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(c) Keduabelah pihak dalam perjanjian ini menyatakan memiliki kewenangan
untuk menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(d) Keduabelah pihak dalam perjanjian ini, mengakui dan menyatakan
bahwa sehubungan dengan penandatanganan Kontrak ini masing-
masing pihak:
1) Telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) Menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) Telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) Telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa
dan mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta
semua fakta dan dan kondisi yang terkait.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 19 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

II. Bagian Isi :

Klausul Definisi
Klausul definisi adalah bagian dokumen perjanjian (kontrak) yang
menjelaskan pengertian tentang bagian kontrak yang penting untuk
memberikan persepsi atau pengertian yang sama bagi pihak pelaku
perjanjian.

Tujuan klausul definisi adalah untuk mengidentifikasi istilah tertentu yang


mempunyai maksud khusus untuk pihak yang melakukan perjanjian di dalam
konteks perjanjian itu sendiri.

Klausul Definisi diperlukan karena ada kemungkinan pemilik


pekerjaan/pembeli barang istilah-istilah teknik atau komersial yang
digunakan oleh pihak-pihak dalam perjanjian yang mempunyai arti khusus
atau arti umum. Untuk menghindari kesalahpahaman antara pihak-pihak
yang melakukan perjanjian dan juga nanti jikalau ada perselisihan akan
memudahkan hakim atau arbitrator terhadap pemilik pekerjaan/pembeli
barang kata-kata yang dimaksudkan.

Klausul definisi berisi kata-kata yang digunakan pihak-pihak yang melakukan


perjanjian yang penting untuk didefinisikan. Pihak-pihak pelaku perjanjian
harus melakukan pengecekan dan penelaahan untuk menghindari kesalahan
pemilik pekerjaan/pembeli barang dengan kata-kata lain di dalam dokumen
kontrak.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 20 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Contoh : Klausul Definisi

a. “Kontraktor ” adalah individu yang melaksanakan kontrak untuk


memasok atau menyediakan barang sesuai dengan apa yang
tercantum didalam kontrak. Dalam situasi dimana kontraktor adalah
individu atau sekelompok usaha bersama, pernyataan seharusnya
termasuk keseluruhan anggota kerjasama usaha dan perwakilannya.
Dalam kasus tertentu, istilah kontraktor seharusnya termasuk siapa
saja yang mendapatkan keuntungan dari kontrak yang ditugaskan
oleh kontrakor dengan izin secara tertulis kepada PT.ABC

b. “Barang ” adalah semua materi yang diperlukan kontraktor dalam


kontrak untuk dipasok atau yang berkaitan untuk melakukan
pekerjaan jasa.

Klausul Transaksi
Klausul transaksi adalah bagian dokumen perjanjian (kontrak) yang
menjelaskan tentang transaksi antara pihak-pihak yang melakukan
perjanjian dalam kontrak.

Tujuan klausul transaksi adalah mendeskripsikan barang/jasa/atau investasi


yang akan diperjanjikan. Klausul transaksi perlu dicantumkan karena penting
untuk mengetahui apa obyek pokok atau obyek yang diperjanjikan berupa
jual beli barang atau penyediaan jasa.

Jadi di dalam bagian utama dokumen kontrak atau dibagian lampiran, hal-
hal yang perlu untuk dibuat sedetil mungkin adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi dan spesifikasi dari barang/jasa yang diperjanjikan.
2. Aspek-aspek teknis dan kualitas untuk penerimaan harus dijabarkan. Hal
ini akan membantu untuk menentukan apakah barang/jasa yang
diserahterimakan memenuhi kriteria.
3. Terkait dengan pengadaan jasa, maka jumlah personil dan jam kerja
harus dicantumkan.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 21 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

4. Terkait dengan investasi maka peralatan dan kelengkapannya harus


diperinci agar bisa diverifikasi pada saat penyerahan.

Contoh : Klausul Transaksi

“Kontrak untuk Import Gula Putih dalam karung berdasarkan Cost


Insurance Freight (CIF basis)”

Penyedia (Nama) telah menyetujui untuk menjual dan pembeli (Nama) telah
menyetujui untuk membeli gula putih kristal (disuling) berdasarkan
kebutuhan berikut:

Kuantitas :
______ ( Jumlah Kargo), dengan per kargo 13,000 berat bersih (Metric
Tonnes) , +/- 5% sesuai ketentuan penjual.

Kualitas & Spesifikasi:


Gula putih Kristal (disuling) dari perkebunan Negara yang asli sesuai untuk
dikonsumsi , kering dan siap untuk diangkut pada saat pengapalan dan
memenuhi spesifikasi berikut :
♦ Polarisasi: tidak kurang dari 99.8 derajat
♦ Kelembaban: tidak lebih dari 0.1 persen dari berat
♦ Warna: maksimum 100 Icumsa
Tidak ada tambahan biaya yang akan dibayar pembeli untuk gula yang
mempunyai polarisasi lebih tinggi.

Sumber: ITC Compendium Volume I, Page 103

Klausul syarat-syarat khusus


Klausul ketentuan yang sifatnya spesifik yang menyangkut ketentuan
perubahan, tambahan dan/ atau penjelasan syarat-syarat umum kontrak.

Tujuan dari klausul spesifik adalah untuk memberikan petunjuk dan


keterangan jika diperlukan perubahan dalam kontrak, memberikan
keterangan yang lebih rinci,tambahan,pengecualian dan modifikasi dari
penjelasan umum.

Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang klausul sayarat-syarat khusus:


1. Perlunya ada pengaturan dan mekanisme syarat-syarat khusus karena
pihak-pihak yang terlibat perjanjian mungkin memiliki banyak komunikasi

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 22 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

yang berhubungan dengan kontrak, termasuk kemungkinan kebutuhan


perubahan kontrak
2. Klausul spesifik yang mengatur perubahan harus ditandatangani oleh
pihak-pihak yang bertransaksi.
3. Selain itu klausul ini mengatur hal-hal yang secara khusus hanya dikenal
pada transaksi yang bersangkutan. Misalkan dalam transaksi jual beli
barang yang kondisinya sedemikian rupa sehingga memerlukan
penyerahan dengan waktu yang khusus atau penanganan khusus dalam
pengirimannya, maka proses pengirimannya perlu diatur dalam perjanjian
tersebut.

Contoh : Klausul yang bersifat Spesifik

“Perubahan”

Tidak ada perubahan yang berlaku menyangkut syarat dan kondisi yang
termasuk dalam perjanjian ini jika tidak disetujui oleh pihak-pihak secara
tertulis khususnya yang menyatakan perubahan atau amandemen terhadap
perjanjian ini.

“Kondisi Khusus Penyerahan”


Mengingat kondisi barang yang termasuk dalam kategori berbahaya
maka “penyedia wajib menyerahkan barang obyek jual beli
sebagaimana dimaksud pada pasal transaksi perjanjian ini dalam
keadaan terbungkus rapat, aman dari kebocoran selama pemindahan
sampai kepada pembeli dan wajib memenuhi aturan keselamatan dan
kesehatan lingkungan yang berlaku“

Klausul syarat-syarat umum


Kalusul ketentuan yang bersifat umum yang menyangkut ketentuan definisi,
penerapan, asal material/ bahan/ jasa, pemilik pekerjaan/pembeli barang
dokumen-dokumen kontrak dan informasi, hak kekayaan intelektual,
jaminan, asuransi, pembayaran, harga, personil, penilaian pekerjaan
sementara, kewajiban para pihak, jadwal pelaksanaan pekerjaan, pemutusan
perjanjian (termination), force majeure/sebab kahar, kerahasiaan, larangan
pengalihan pekerjaan, dan lain-lain.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 23 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Tujuan dari klausul umum adalah untuk mendeskripsikan, memberikan


keterangan yang lebih rinci mengenai aspek-aspek tersebut di atas.

Hal Yang perlu diperhatikan dalam merancang dokumen kontrak adalah


potesial isu yang akan muncul terkait dengan ruang lingkup pekerjaan, hak-
hak kekayaan intelektual, aturan hukum yang berlaku baik secara domestik
atau hukum internasional jikalau transaksi keluar negeri.
Contoh dari klausul umum akan dibahas di Bab III secara khusus.

III. Bagian Penutup :

Kata Penutup dan Tanda Tangan

Pada bagian penutup kontrak terdapat kalimat penutup, yang diikuti dengan
penempatan kolom tanda tangan. Bagian ini cukup jelas karena hanya
memberikan penekanan bahwa kontrak ini adalah alat bukti perjanjian dan
menempatkan tanda tangan para pihak yang berkontrak.

Perlu diperhatikan bahwa yang berhak menandatangani kontrak adalah


berdasarkan otoritas delegasi pada setiap organisasi masing-masing.
Biasanya organisasi mempunyai matrik yang menunjukan kewenangan
dalam menandatangani kontrak berdasarkan nilai / besarnya harga kontrak
yang ditandatangani. Dalam pengadaan di Pemerintah, penandatanganan
Kontrak dilakukan oleh PPK (Perpres 54 /2010 Pasal 11 “PPK memiliki tugas
pokok dan kewenangan sebagai berikut : c) menyetujui bukti pembelian
atau menandatangani Kuitansi/Surat Perintah Kerja (SPK)/surat perjanjian).

2.6.2 Hierarki Kontrak


Hal lain yang juga sangat penting untuk diperhatikan pada saat
penerapan perjanjian adalah mengenai tata urutan (hierarki) kekuatan
hukum dokumen. Suatu hierarki adalah prioritas yang menentukan kekuatan
yang lebih tinggi atau lebih menentukan dari suatu dokumen. Dengan
banyaknya jumlah dokumen yang terdapat dalam suatu kontrak, ada risiko
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 24 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

untuk terjadinya perbedaan antara satu dokumen dengan dokumen yang


lain. Oleh karena itu, dokumen mana yang menjadi prioritas harus
dinyatakan dalam klausul kontrak melalui tata urutan hierarki dokumen.
Tata urutan (hierarki) kekuatan hukum dari dokumen kontrak yang
berarti dokumen dengan nomor urut yang lebih kecil mempunyai kekuatan
hukum yang lebih menentukan. Apabila terjadi masalah tumpang tindih
(overlapping) atau perbedaan pengaturan (conflict), maka ketentuan yang
harus diikuti adalah pengaturan pada dokumen dengan urutan yang lebih
dulu.
Di bawah ini adalah salah satu contoh hierarki dalam dokumen
kontrak (berdasarkan PERKA LKPP Nomor 14, 2012), sebagai berikut:
i. Adendum (tambahan) atau Amandemen (Perubahan) surat perjanjian;
ii. Pokok perjanjian (Format Kontrak);
iii. Berita Acara Hasil Klarifikasi dan Negosiasi (apabila ada);
iv. Surat penawaran, beserta penawaran harga, dan rincian penawaran
biaya (apabila ada);
v. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
vi. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
vii. Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Spesifikasi;
viii. Gambar-gambar;
ix. Daftar Kuantitas (apabila ada); dan
x. Dokumen lainnya, seperti SPPBJ, BAHP, BAPP.

Namun demikian agar memberikan kejelasan kepada kedua belah


pihak, di dalam kontrak sebaiknya dicantumkan urutan dari kekuatan hukum
dokumen pendukung kontrak. Sehingga bisa dijadikan sebagai rujukan
apabila terjadi perselisihan. Perlu diperhatikan apabila melakukan
amandemen suatu kontrak, maka klausul di dalam kontrak yang berkaitan
dengan perubahan sebaiknya juga dirubah.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 25 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

a. Timbulnya perselisihan dalam perjanjian

Idealnya dokumen perjanjian yang telah ditandatangani harus dilaksanakan


oleh pihak-pihak yang terlibat sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
yang tertulis di dalam kontrak. Dalam pelaksanaan kedua belah pihak harus
mengindahkan kebijakan dan aturan perusahaan, syarat dan kondisi di
dalam kontrak, mengantisipasi dan menjelaskan jika ada perubahan kontrak.
Namun demikian, kejadian-kejadian yang tidak terduga dapat saja terjadi
selama pelaksanaan kontrak dan perselisihan mungkin saja terjadi karena
perbedaan persepsi dan pemahaman. Seringkali tim pengelola kontrak yang
harus berurusan dengan perselisihan sampai dengan kasusnya dibawa ke
ranah hukum.
Dalam penanganan perselisihan pada pelaksanaan kontrak, yang perlu
diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut:
i. Penetapan hukum yang akan dipakai dan berlaku jika terjadi perselisihan
ii. Pemahaman yang sama terhadap tugas dan tanggung jawab yang tertulis
dalam dokumen kontrak
iii. Pemahaman yang sama terhadap hukum yang dipilih dan berlaku
didalam melaksanakan kontrak
iv. Kemudahan dalam memperoleh informasi pada hukum yang berlaku dan
kemampuan untuk meletakkan landasan-landasan hukum yang berlaku
ke dalam kontrak.
v. Memilih hukum yang tepat dalam penanganan perselisihan dan sangat
penting dalam pembuatan kontrak

Perselisihan dalam pelaksanaan kontrak menjadi hal yang perlu diperhatikan


oleh pihak-pihak yang mendesain kontrak, karena menyangkut metode
penyelesaian perselisihan. Karena itu kemungkinan sejumlah isu muncul
karena pemilihan hukum yang berlaku di dalam kontrak. Untuk keperluan
perancangan kontrak beberapa contoh penting yang dapat menggambarkan
dampak dari pemakaian hukum yang berlaku sebagai berikut:
i. Perang format kontrak
ii. Keinginan untuk mendapatkan hasil yang paling baik
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 26 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

iii. Pemindahan kepemilikan dan pemindahan resiko


iv. Batasan waktu pengajuan klaim terhadap perselisihan terkait
hukum yang berlaku.
Setelah memperhatikan pemilihan hukum yang berlaku, aspek selanjutnya
yang sangat penting dalam penyelesaian perselisihan adalah pemilihan
Metode Penyelesaian Perselisihan (Dispute Resolution Method). Secara garis
besar metode penyelesaian perselisihan berupa penyelesaian melalui jalur
peradilan umum melalui mahkamah (Court) yang disebut litigasi dan jalur
Non-Litigasi (gambar 3).
Gambar 3. Metode Penyelesaian perselisihan

Dispute Resolution Method

Litigasi Non-Litigasi
(Melalui Lembaga Pengadilan (Tidak Melalui Lembaga
atau court ) Pengadilan atau court )

- Litigasi (Litigation) - Pendapat Ahli


(Expertise)
- Mediasi dan Konsiliasi
(Mediation and
Conciliation)
- Negosiasi
- Arbitasi (Arbitration)

Pemilihan metode penyelesaian perselisihan mempunyai karakteristik


masing-masing dimana pemilihannya akan sangat bergantung kepada
kebijakan setiap organisasi. Organisasi yang mempunyai kemampuan untuk
menangani masalah perselisihan dijalur hukum mungkin akan lebih
mempunyai preferensi untuk menempuh jalur hukum ke pengadilan dalam
setiap perselisihan. Namun organisasi yang mungkin tidak ingin terekspose
tentang kerahasiaan perselisihannya ke publik akan lebih memilih metode
penyelesaian mediasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 27 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

penyelesaian perselisihan dan perbandingan tiap metode disajikan dalam


tabel 1 di halaman berikut ini.
Perlu dijelaskan bahwa perbedaan antara litigasi dan arbitasi, dimana
pada penyelesaian perselisihan dengan litigasi, salah satu pihak membawa
kasus perselisihan ke pengadilan umum untuk diselesaikan secara hukum.
Sedangkan pada arbitasi, penyelesaian dilakukan secara hukum di luar
mahkamah dengan menghadap ke lembaga arbitasi yang disepakati seperti,
Badan Arbitasi Nasional Indonesia (BANI) atau Arbitasi Internasional yang
ada di Singapura,Hongkong, Dubai,UK dll.
Table 2. Perbandingan prinsip dasar metode penyelesaian perselisihan
Kriteria Mediasi Penilaian ahli Arbitasi Litigasi
(Mediation) (Expertise) (Arbitation) (Litigation)
Kerahasiaan Ya Ya Ya Tidak
Pemilihan Ya Ya Ya
penengah
Biaya Rendah Rendah Relatif terhadap jangka Sangat tinggi
waktu atau nilai
perselisihan
Waktu yang Rendah Sangat rendah Relatif terhadap jangka Relatif terhadap
diperlukan waktu perselisihan jangka waktu
perselisihan
Potensi Sangat Tidak ada Rendah Sedang
keterlambatan rendah
Fleksibilitas Sangat tinggi Sangat tinggi Tinggi Sedang
Pengendalian Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi/ sedang Rendah
oleh pihak yang
berselisih
Pengendalian Tidak ada Tidak ada Sedang / Tinggi Tinggi
terhadap pihak
yang berselisih
Ruang lingkup Tidak Tidak berlaku Terbatas Luas
permintaan berlaku
banding
Keputusan Tidak Tidak Ya Ya
mengikat
Derajat Tidak Tidak memaksa Hampir langsung Memaksa
pemberlakuan memaksa memaksa
keputusan
hukum
Penjagaan Sangat tinggi Sedang Mungkin Tidak memungkinkan
hubungan bisnis
(Sumber ITC Buku informasie 8)

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 28 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

BAB III
MENENTUKAN JENIS KONTRAK
PENGADAAN BARANG DAN JASA

Bab ini akan menjelaskan mengenai Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK),


Syarat-syarat Khusus Kontrak (SSKK) dan jenis kontrak pengadaan
barang/jasa.

3.1 Jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa (PBJ)


Jenis atau tipe kontrak pengadaan barang/jasa sangat bervariasi. Kontrak dapat
diklasifikasikan berdasarkan karakteristik dan tujuan. Pengklasifikasian jenis
kontrak berbeda antara organisasi satu dengan organisasi lain atau antara
industri satu dengan industri lain. Dalam organisasi pemerintahan
pengklasifikasian berdasarkan cara pembayaran, tahun anggaran, sumber
pendanaan dan jenis pekerjaan. Dalam pengadaan untuk proyek biasanya
pengklasifikasian berdasarkan rancangan harga.
Ada juga yang mengklasifikasikan kontrak Berdasarkan Hubungan Pemilik
Pekerjaan (Pembeli) vs Penyedia, Berdasarkan cara pembayaran dan Berdasarkan
bagaimana proyek diserahkan. Tipe kontrak PBJ secara garis besar dijelaskan
pada gambar 4.

Gambar 4. Tipe Kontrak Pengadaan Barang/Jasa

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 29 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Tipe Kontrak
PBJ

Berdasarkan Berdasarkan Cara Berdasarkan


Hubungan Pemilik Pembayaran Metode Proyek di
Pekerjaan (Pembeli) serahkan
vs Penyedia

Spot Contract dan Kontrak Harga Tetap Kontrak Desain dan


Regular Trading (Fixed Price Bangun (Design &
Contract) Build)

Kontrak Panggil (Call Kontrak Biaya yang Kontrak Desain,


Off Contract) dan ditagihkan (Cost Bangun dan Operasi
Kontrak Tetap (Fixed Reimbursable (Design, Build &
Price Contract) Contract) Operate)

Kontrak Kerjasama Kontrak Waktu & Kontrak


(partnership kontrak) Bahan (Time & Desain,Bangun,
dan Kontrak Material) Operasi dan
Penanaman Modal Perawatan (Design,
(Joint Ventures) Build, Operate &
Maintenance)

Kontrak Penyerahan
terintegrasi Seperti :
Rekayasa,Pengadaan
, Konstruksi
(Engineering,
Procurement &
Construction) atau
Turnkey,
EPCM, dll
3.1.1 Jenis Kontrak PBJ Berdasarkan Hubungan antara Pemilik Pekerjaan/Pembeli
Barang dengan Penyedia.

Pembagian jenis kontrak berdasarkan hubungan antara Pemilik Pekerjaan/


Pembeli Barang dengan Penyedia berdasarkan referensi dari ITC Buku
informasie 9 (2010) sebagai berikut:
1. Spot and Regular Trading Contract
Kontrak tunai (Spot Contract) biasanya digunakan dalam pembelian
barang (purchasing) yang dilakukan satu kali. Kontrak tunai adalah pembelian
yang dilakukan dalam satu waktu.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 30 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Dalam pembelian tunai (spot purchasing), pembeli akan menunjuk dan


memberikan kontrak kepada penyedia yang memberikan penawaran yang
terbaik dalam suatu transaksi pembelian. Dalam keadaan ini, pembeli akan
mempunyai posisi tawar yang baik sampai kontrak diberikan kepada penyedia.
Dalam kontrak tunai tidak ada insentif atau apapun bentuk pemberian reward
kepada penyedia, dikarenakan sifat hubungan yang tidak berkelanjutan atau
kemungkinan untuk melakukan transaksi dimasa yang akan datang.
Jual beli yang berkelanjutan (Regular trading) dapat diartikan sebagai
pembelian tunai yang terjadi berulang-ulang ke satu supplier atau lebih. Dalam
situasi ini, tidak ada persyaratan kontrak yang dibuat dan setiap pembelian
dilakukan secara individual dengan kontrak tersendiri. Sehingga, harga atau
waktu penyerahan barang mungkin bervariasi dari satu kontrak ke kontrak yang
lain. Jika jual beli yang berkelanjutan dilakukan dengan satu penyedia, maka
penyedia ini akan menikmati dan mungkin mendapatkan status sebagai
penyedia yang terpreferensi.

2. Kontrak Panggil (Call-Off ) dan Kontrak Tetap (Fixed Contract)

Karakteristik utama yang membedakan antara kontrak panggil (call-off


contract) dengan kontrak tunai (spot) dan jual beli berulang (regular trading)
adalah pihak-pihak yang melakukan kontrak memperpanjang masa
kerjasamanya dan kemungkinan akan melakukan pembelian yang berkali-kali.
Pihak-pihak yang melakukan kontrak membuat struktur yang membuat
hubungan terus dalam berkelanjutan.
Kontrak panggil (call-off contract) sering disebut juga “Framework
Agreement” atau “Blanket Agreement” atau “Standing orders”. Di Indonesia,
istilah ini sering disebut kontrak payung. Dalam suatu kontrak payung, terdapat
kondisi sebagai berikut:
• pembeli dan penyedia membuat suatu perjanjian yang menyatakan
pembelian pada suatu periode tertentu dan kuantitas tertentu akan tetap
berlaku. Tergantung dari perjanjian, durasi kontrak bisa 3 bulan, 6
bulan, 1 tahun dan lebih.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 31 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

• Akan sangat bermanfaat atau menguntungkan jika pembeli membuat


kontrak payung untuk komoditas yang diperlukan berulang kali untuk
mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan
barang dibandingkan apabila dilakukan dengan pembelian tunai (spot
purchase).
• Dalam jenis kontrak ini, penyedia menyetujui untuk menyiapkan
berbagai barang/jasa pada harga tertentu dengan durasi kontrak yang
disepakati. Kapan saja, pembeli memerlukan, maka dapat dilakukan
pembelian dengan sistem panggil (call-off order).
• Dalam kontrak ini pembeli harus memberikan estimasi total kebutuhan
walaupun tidak ada komitmen untuk mengkonsumsi seluruh kuantitas
yang ditargetkan dalam periode kontrak tertentu.

Sebagai contoh: Organisasi A membuat kontrak payung dengan Penyedia


B, untuk membeli 2000 bola lampu dengan harga Rp.200/ lampu dalam kurun 6
bulan, dengan perjanjian yang tidak mengikat bagi Organisasi A untuk
mengabiskan/membeli semua lampu dalam waktu 6 bulan tersebut. Dalam hal
ini, kontrak payung merepresentasikan penawaran yang tetap dari penyedia B
untuk melakukan penjualan kepada Organisai A selama 6 bulan dengan harga
tetap Rp.200/lampu. Karena tidak adanya komitmen pasti dari Organisasi A
yang mengikat penyedia B, maka mungkin saja penyedia tidak memberikan
syarat dan kondisi yang terbaik kepada Organisasi A, seperti menjamin
ketersediaan atau harga terbaik.
Kontrak tetap (Fixed Contract) lebih menyerupai dengan kontrak panggil
(call-off contract). Jika pembeli mempunyai kebutuhan yang sering
frekuensinya, maka pembeli dapat melakukan negosiasi kontrak yang akan
berlaku untuk pembelian organisasi sampai dengan waktu periode tertentu
seperti satu atau dua tahun. Hanya saja, kontrak tetap lebih terdefinisi
dibandingkan dengan kontrak panggil.
Dalam kontrak tetap:
• pembeli membuat komitmen untuk membeli barang/jasa dengan volume
tertentu dan nilai tertentu dalam suatu periode. Sehingga apabila penyedia

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 32 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

tidak dapat menyerahkan barang/jasa sesuai dengan pesanan pembeli,


mungkin pinalti akan diberlakukan dengan jumlah tertentu kepada penyedia.
• karena tipe kontrak ini lebih menarik bagi penyedia, maka pembeli akan
mempunyai kemungkinan mendapatkan penawaran yang baik dari penyedia.

Untuk melengkapi pemahaman peserta, perlu diberikan pengertian bahwa


Fixed Contract yang dijelaskan oleh ITC (2010) disini adalah tentang frekuensi
pembelian yang dilakukan secara berkala. Dalam hal ini pembeli dan penyedia
melakukan kerjasama yang berjangka lebih lama dengan kemungkinan bisa
melakukan pembelian yang berulang-ulang dengan kontrak yang tetap. Kontrak
Tetap (Fixed Contract) dalam hal ini dilihat dari perspective hubungan pembeli
dan penyedia.
Sedangkan Kontrak Harga Tetap (Fixed Price Contract) dalam beberapa
literature lain seperti Foundation of Supply Management (ISM,2008) dan
Mulcahy (2011) adalah salah satu jenis kontrak yang digunakan untuk
mengakuisi barang atau jasa yang spesifikasi dan kebutuhannya telah
terdefinisikan dengan jelas. Sehingga harga bisa ditentukan dengan layak
sebelum pekerjaan dimulai. Ketika pekerjaan telah dilakukan /barang telah
dipasok maka semua biaya menjadi tanggungan penyedia seandainya terjadi
tambahan biaya diluar apa yang disepakati.

3. Partnership and Joint Venture Contract

Perbedaan mendasar dari jenis-jenis kontrak sebelumnya adalah bahwa


peserta yang terlibat dalam kontrak kerjasama (partnership) dan kontrak
Penanaman Modal Bersama (Joint Venture) tidak hanya sekedar berhubungan
secara jual beli tetapi mempunyai komitmen untuk membina hubungan dan
kerjasama yang baik dan menguntungkan.
Kontrak Kerjasama (Partnership Contract) adalah bentuk organisasi bisnis
dimana dua atau lebih anggota membuat beberapa aktifitas bisnis. Semua
peserta, bertanggung jawab terhadap kelangsungan bisnis melalui penanaman
modal dan keuntungan yang didapat sesuai dengan porsi investasi yang
ditanamkan di dalam perusahaan. Kontrak kerjasama biasanya mempunyai

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 33 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

karakteristik kerjasama dalam jangka panjang (long term collaboration) yang


berdasarkan tingkat kepercayaan yang tinggi.
Beberapa alasan mengapa pembeli melakukan kontrak kerjasama dengan
penyedia, diantaranya seperti dijelaskan dalam kriteria keberhasilan kerjasama
berikut ini:
1. Kerjasama yang saling menguntungkan (Mutual Interdependence) antara
kedua belah pihak penyedia dan pembeli. Dalam hal ini penyedia dan
pembeli akan mempunyai keinginan yang sama untuk sukses dan bersama-
sama menjalankan kewajiban masing-masing.
2. Tingkat kepercayaan yang tinggi (High levels of trust). Dalam hal ini pihak
yang terlibat dalam kontrak akan percaya bahwa mereka akan menjalankan
apa yang mereka katakan dan apa yang menjadi komitmen. Pihak-pihak
yang bekerjasama tidak akan melakukan sesuatu yang curang atau
memanfaatkan situasi, tetapi lebih kepada mencari solusi bersama.
3. Tingkat Interaksi yang tinggi dalam semua tingkat (high degree of
interaction at various level). Dalam kedua organisasi pembeli dan penyedia,
hubungan terjadi dengan baik dalam setiap lini baik dalam tingkat strategi
dan operasional. Sehingga seolah-olah penyedia adalah kepanjangan
organisasi pembeli.
4. Tingkat berbagi informasi yang tinggi (High levels of information sharing).
Karena sudah terdapat kepercayaan dan tidak adanya kecurigaan apabila
pihak lain menggunakan informasi. Dalam kontrak kerjasama meningkatnya
jumlah ketersediaan informasi akan meningkatkan kualitas dalam
pengambilan keputusan.
5. Fokus kepada biaya, bukan kepada harga (Focus on cost and not on prices).
Pada kontrak tunai, biasa akan fokus menurunkan harga. Salah satu
keuntungan dalam kontrak kerjasama adalah pihak penyedia dan pembeli
akan fokus kepada seluruh biaya. Dalam hal ini, pembeli dan penyedia akan
bekerjasama mencari solusi untuk menekan biaya.
6. Membentuk tim bersama (Establishing joint teams ) untuk memecahkan
persoalan khusus. Keuntungan kontrak kerjasama adalah setiap pihak akan
berusaha untuk mencari solusi untuk peningkatan kinerja. Sehingga apabila

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 34 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

ada keperluan untuk pemecahan masalah khusus, pengembangan produk


baru atau implementasi operasional yang meningkatkan kinerja, maka dapat
dibentuk tim khusus.
7. Menanamkan modal dalam hubungan (Investing in the relationship). Pihak
penjual dan pembeli berkeinginan untuk membuat investasi yang lebih guna
meningkatkan hubungan, meningkatkan level kepercayaan, dimana
kepercayaan tersebut cukup dalam jangka panjang untuk merealisasikan
keuntungan yang akan dicapai.

Joint Venture adalah suatu anak perusahaan baru yang dibuat oleh dua
atau lebih perusahaan induk dan dimiliki oleh perusahaan induk tersebut.
Kontrak joint venture, memiliki kesamaan dengan partnership dimana harus
dibuat oleh perjanjian pihak-pihak yang bekerjasama untuk menanggung segala
resiko kerugian dan juga berbagi keuntungan dari anak perusahaan yang
didirikan. Tidak seperti partnership yang bekerjasama dalam spesifik project dan
kontrak tertentu, Joint Venture lebih kepada hubungan bisnis yang
berkelanjutan.

Suatu perusahaan memiliki beberapa alasan melakukan joint venture, baik dari
segi strategi korporasi (Corporate Strategy) dan Strategi suplai (Supply
Strategy). Sebagai contoh, untuk bersaing dengan lebih efektif dalam suatu
pasar atau menemukan pasar baru. Ketika tiga atau lebih organisasi
membentuk joint venture maka akan terbentuk suatu konsorsium. Konsorsium
banyak dilakukan dalam proyek-proyek teknik sipil dan perminyakan.
Joint venture untuk pemasokan barang/jasa biasanya dibentuk dengan
alasan yang hampir sama dengan kontrak kerjasama yaitu:
a. untuk mengurangi risiko,
b. mengembangkan produk baru, atau
c. meningkatkan efisiensi operasional.
Namun demikian, kontrak kerjasama bergantung pada kerjasama organisasi
yang tidak terikat satu sama lainnya. Sedangkan pada joint venture, kerjasama
lebih mempunyai pengaruh karena adanya kepemilikan (saham).

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 35 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Kelemahan dari kontrak joint venture dibandingkan dengan kontrak


kerjasama adalah memerlukan biaya yang lebih mahal untuk membuat dan
mengelola anak perusahaan hasil joint venture.

Biaya untuk membuat dan mengadakan sumber daya organisasi dapat


mengeluarkan biaya yang sangat besar. Namun demikian isu-isu mengenai
saling percaya (trust) menjadi kurang relevan dibandingkan tipe kontrak yang
lain karena pembeli akan mampu mengontrol melalui anak perusahaan apa
yang terjadi. Pihak yang terlibat dalam kontrak tidak perlu mengandalkan rasa
saling percaya untuk mencegah adanya aksi-aksi yang akan mengambil
keuntungan sesaat. Karena itu semakin tinggi rasa saling percaya dari
pemegang saham, maka akan semudah anak perusahaan menjalankan usaha
tanpa campur tangan dari induk perusahaan.

Karena barang/jasa yang dihasilkan oleh kontrak joint venture penting


untuk mempertahankan posisi yang kompetitif, maka mengukur keberhasilan
dari suatu joint venture dengan tujuan bisnis menjadi sangat penting sebagai
suatu indikator. Dimanapun struktur joint venture diletakkan, hal yang tidak
kalah pentingnya adalah mempertimbangkan aspek hukum. Permasalahan
pajak dapat mempengaruhi keuntungan atau kerugian dari suatu join venture.
Walaupun terdapat beberapa permasalahan umum yang perlu digarisbawahi
dalam tipe kontrak joint venture; guna mendapatkan struktur yang baik,
diperlukan analisa dan telaah oleh personel hukum yang professional.

Contoh Kontrak Joint Venture dari segi pengadaan adalah Industri


Petrochmical di Timur Tengah. Beberapa Perusahaan Petrochemical di Saudi,
UAE dan Qatar dibuat sebagai joint venture antara perusahaan local dengan
perusahaan-perusahaan di Eropa dan di Amerika. Mengapa dilihat ini dari sisi
pengadaan?. Karena untuk menjaga posisi kompetitif perusahaan-perusahaan
di Eropa dan di Amerika dalam memproduksi produk akhir petrochemical seperti
polymers, Urea dan lain–lain, mereka membutuhkan pengadaan bahan baku
(feedstock) berupa gas yang akan lebih murah jika didapatkan dari Timur

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 36 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Tengah. Sehingga dengan menggandeng perusahaan local untuk pengadaan


gas, mereka membentuk perusahaan joint venture. Dari hubungan kerjasama
ini lahir lah anak perusahaan joint venture. Dalam buku informasi ini, sengaja
tidak disebutkan nama perusahaannya, untuk menghindari unsur promosi atau
komersial. Namun peserta jika ingin mengerti lebih lanjut, dapat melihat melalui
website-website perusahaan petrochemical di Timur Tengah.

3.1.2 Jenis Kontrak Berdasarkan Pembayaran


ISM (2008) dan Mulcahy (2011) membagi tipe kontrak berdasarkan jenis
pembayaran tipe kontrak dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Kontrak lump sum (Fixed Price Contract)


Jenis pekerjaan yang biasanya dilakukan dengan kontrak lump sum adalah
tipe pengadaan yang telah mempunyai kepastian secara spesifikasi, waktu
pengerjaan, kualitas, dan biaya. Dalam Lump sum:
a. Kontrak suatu harga diberikan secara kesuluhan atau total sekali saja.
b. Pada prinsipnya, kontrak ini tidak mengizinkan terjadinya perubahan ketika
sudah ditandatangani, kecuali dibuat klausul khusus untuk perubahan.

Dalam organisasi profit biasanya terdapat prosedur khusus untuk


menjembatani tambah/kurang dalam jenis kontrak lump sum. Tergantung
dari kebijakan organisasi, biasanya perubahan/pengurangan yang dizinkan
berkisar +/- 10% dari nilai kontrak awal. Tentunya perubahan harus
mengikuti suatu mekanisme amandement (contract change) yang ditetapkan
oleh masing-masing organisasi dan dimasukkan dalam rencana kontrak dan
dokumen kontrak. Dalam konteks organisasi pemerintah seperti Indonesia,
yang dikutip dari Perpres 54 tahun 2010 dan Perubanhannyadapat dilihat
dalam kolom berikut:

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 37 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Bagian Kesebelas - Pelaksanaan Kontrak


Paragraf Pertama - Perubahan Kontrak
Pasal 87

(1) Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan,
dengangambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak,
PPK bersama Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan perubahan pada Kontrak yang
meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; atau
d. mengubah jadual pelaksanaan.

(1a) Perubahan Kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku untuk pekerjaan yang
menggunakan Kontrak Harga Satuan atau bagian pekerjaan yang menggunakan harga
satuan dari Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan.

(2) Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan:
a. tidak melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari harga yang tercantum dalam
perjanjian/Kontrak awal; dan
b. tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah

Peserta perlu mengetahui bahwa lump sum kontrak sering juga disebut
sebagai Kontrak Harga Tetap (fixed price contract).

2. Kontrak berdasarkan biaya yang ditagihakan (cost reimbursable)


Kontrak jenis ini berdasarkan biaya pekerjaan yang disepakati diawal kontrak
ditambah dengan beberapa biaya lain seperti fee, insentif, persen biaya yang
jumlahnya dinegosiasikan antrara pihak dengan sistem yang ditagihkan (
reimburse) sampai pada tingkat tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.

3. Kontrak waktu dan biaya (time and material)


Kontrak jenis ini ditentukan dimana penyedia hanya menentukan tarif per jam
seperti gaji, biaya operasional, biaya administrasi dan keuntungan. Sedangkan
biaya material biasanya ditentukan berdasarkan harga yang dibeli ditambah
biaya penanganan.

3.1.3 Jenis Kontrak Berdasarkan Metode Proyek diserahkan


Berdasarkan Metode Penyerahan Proyek, Kontrak dapat dikategorikan sebagai
berikut:

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 38 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

1. Kontrak Desain dan Bangun (Design & Build)


Kontrak Desain dan Bangun merupakan kontrak pengadaan yang meliputi
desain dan pembangunan saja. Dalam metode penyerahan proyek seperti ini,
pemilik pekerjaan menunjuk penyedia/kontraktor yang akan melakukan
pekerjaan mendesain dan membangun/mengkonstruksi produk akhir yang
diinginkan, seperti pembuatan gedung,jembatan, rumah dan lain-lain. Dalam
kontrak jenis ini, Jika ditunjuk satu kontraktor saja, maka kontraktor tersebut
akan bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan terkait penyelesaian
proyek, apapun kondisi dan keadaan yang terjadi.

2. Kontrak Desain, Bangun dan Operasi (Design, Build & Operate)


Kontrak Desain, Bangun dan Operasi merupakan kontrak pengadaan yang
meliputi desain, pembangunan, dan pengoperasian. Dalam kontrak jenis ini
biasanya penyedia bertanggung jawab terhadap suatu kontrak yang
menyangkut fasilitas yang harus dioperasikan setelah didesain, dan dibangun.
Sebagai contoh fasilitas pengolahan air yang dimiliki pemerintah namun
didesain, dibuat dan dioperasikan oleh organisasi profit. Keuntungan dari sistem
kontrak ini adalah adanya satu fokal point yang bertanggung jawab mulai dari
desain, pembangunan dan operasi yang akan mempercepat penyelesaian
proyek.

3. Kontrak Desain,Bangun, Operasi dan Perawatan (Design, Build, Operate &


Maintenance)
Kontrak Desain,Bangun, Operasi dan Perawatan hampir serupa dengan kontrak
sebelumnya, hanya saja disini ditambah pengelolaan perawatan fasilitas yang
telah dibangun. Seperti fasilitas pengolahan air yang didesain, dibangun,
operasi, dan perawatan yang dilakukan oleh profit organisasi.

4. Kontrak Penyerahan terintegrasi Seperti : Rekayasa, Pengadaan, Konstruksi


(Engineering, Procurement & Construction) atau Turnkey
Kontrak Penyerahan terintegrasi Seperti : Rekayasa,Pengadaan,Konstruksi
(EPC) atau Kontrak Terima Jadi (Turnkey) adalah Kontrak Pengadaan dimana

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 39 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

penyelesaian seluruh pekerjaan proyek dalam batas waktu tertentu dengan


jumlah harga pasti dan tetap (fixed price) dan pembayaran dilakukan
berdasarkan hasil penilaian bersama yang menunjukkan bahwa proyek telah
dilaksanakan sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan.

3.1.4 Jenis Kontrak di Organisasi Pemerintah


Dalam organisasi pemerintah, pembagian jenis kontrak diatur dalam Perpres
54 tahun 2010 dan Perubanhannya, Pasal 50.
Dalam Perpres 54 tahun 2010 dan PerubanhannyaPasal 50 ayat (2),membagi
jenis atau tipe kontrak sebagai berikut:
a. Kontrak berdasarkan cara pembayaran;
b. Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran;
c. Kontrak berdasarkan sumber pendanaan; dan
d. Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan.

Kemudian dalam Perpres 54 tahun 2010 dan PerubanhannyaPasal 50ayat (3)


dijelaskan :
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan cara pembayaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, terdiri atas:
a. Kontrak Lump Sum;
b. Kontrak Harga Satuan;
c. Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan;
d. Kontrak Persentase; dan
e. Kontrak Terima Jadi (Turnkey).

Lebih lanjut, dalam Perpres 54 tahun 2010 dan PerubanhannyaPasal 50 ayat


(4), Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan pembebanan Tahun
Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, terdiri atas:
a. Kontrak Tahun Tunggal; dan
b. Kontrak Tahun Jamak.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 40 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Dalam Perpres 54 tahun 2010 dan PerubanhannyaPasal 50 ayat (5) dijelaskan


bahwa Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan sumber pendanaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, terdiri atas:
a. Kontrak Pengadaan Tunggal;
b. Kontrak Pengadaan Bersama; dan
c. Kontrak Payung (Framework Contract).

Dalam Perpres 54 tahun 2010 dan PerubanhannyaPasal 50 ayat (6) Kontrak


Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan jenis pekerjaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf d, terdiri atas:
a. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal; dan
b. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi.

Selanjutnya Dalam Pasal 51 dijelaskan tentang Kontrak Lump Sum, Kontrak


Harga Satuan, Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan , Kontrak
Persentase, dan Kontrak Terima Jadi (Turnkey) sebagai berikut:

(1) Kontrak Lump Sum merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas


penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu sebagaimana
ditetapkan dalam Kontrak, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian
harga;
b. semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa;
c. pembayaran didasarkan pada tahapan produk/ keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan isi Kontrak;
d. sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output based);
e. total harga penawaran bersifat mengikat; dan
f. tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang.

(2) Kontrak Harga Satuan merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas


penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan
dengan ketentuan sebagai berikut:
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 41 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

a. Harga Satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan
dengan spesifikasi teknis tertentu;
b. volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat
Kontrak ditandatangani;
c. pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh Penyedia
Barang/Jasa; dan
d. dimungkinkan adanya pekerjaan tambah/kurang berdasarkan hasil
pengukuran bersama atas pekerjaan yang diperlukan.

(3) Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan adalah Kontrak yang
merupakan gabungan Lump Sum dan Harga Satuan dalam 1 (satu)
pekerjaan yang diperjanjikan.

(4) Kontrak Persentase merupakan Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi/Jasa


Lainnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya menerima imbalan berdasarkan
persentase dari nilai pekerjaan tertentu; dan
b. pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan isi Kontrak.
(5) Kontrak Terima Jadi (Turnkey) merupakan Kontrak Pengadaan Barang/
Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu dengan ketentuan sebagai berikut:
a. jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai
dilaksanakan; dan
b. pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian bersama yang
menunjukkan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan
kriteria kinerja yang telah ditetapkan

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 42 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Jika digambarkan dalam bentuk diagraram pembagian tipe kontrak dalam


organisasi pemerintah dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 5.
Tipe Kontrak pada organisasi pemerintah berdasarkan PERPRES 54,2010
Tipe Kontrak
PBJ (PERPRES
54,2010)

Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan


Cara Tahun Anggaran sumber jenis pekerjaan
Pembayaran pendanaan

Kontrak Lump Kontrak Tahun Kontrak Kontrak


Sum Tunggal Pengadaan Pengadaan
Tunggal Pekerjaan
Tunggal

Kontrak Harga Kontrak Tahun Kontrak Kontrak


Satuan Jamak Pengadaan Pengadaan
Bersama Pekerjaan
Terintegrasi.

Kontrak Kontrak Payung


gabungan Lump (Framework
Sum dan Harga Contract)
Satuan

Kontrak
Persentase

Kontrak Terima
Jadi (Turnkey)

Hubungan antara kedua sistem penggolongan kontrak pengadaan yang


berlaku di sektor bisnis dengan pemerintah dapat dilihat pada Matriks berikut
ini:

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 43 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Tabel 3 Matriks Jenis-Jenis Kontrak dan Kemungkinan Hubungan diantaranya

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 44 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Kontrak berdasarkan ketersediaan penyedia dan posisi pengadaan di


Supply Positioning Model

Jenis kontrak berdasarkan ketersediaan penyedia dan posisi pengadaan


di supply positioning model berawal dari teori yang dikemukakan oleh Kraljic
(1983) dalam tulisannya tentang fungsi purchasing yang sangat penting
terutama dalam pemilihan penyedia yang tepat. Teori yang disampaikan Karljic
tentang purchasing model dimaksudkan menyelaraskan sumber daya eksternal
dan kebutuhan internal organisasi pembeli (Hollensen, 2010).

Dalam teori positioning model, terdapat empat kuadran yaitu routine items,
leverage items, bottleneck items dan strategic items (lihat gambar 6). Dari
teori ini nanti akan dibahas bagaimana sebaiknya pemilihan kontrak yang sesuai
dengan ketersediaan penyedia dan posisi pengadaan.

Perlu digarisbawahi di sini bahwa pemilihan kontrak sangat didasari pada:


• Risiko Kontrak
• Nilai pengadaan
• Ketersediaan penyedia dan
• Hubungan antara penyedia dan pemilik pekerjaan/pembeli barang

Uraian lebih detil tentang SPM versi Kraljic ini bisa dilihat di Unit Kompetensi
(UK) 07 dan dijelaskan pada gambar 6, sebagai berikut:

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 45 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Gambar 6. Hubungan risiko, kompleksitas, dengan nilai pengadaan dan


hubungan penyedia berdasarkan posisi strategis barang.

Bottleneck items Strategic items


Tinggi - Pasar pasok yang sangat - Pasokan pasar yang sangat
cenderung termonopoli sedikit dan susah untuk diganti
- Siapkan rencana kontegensi - Hubungan kerjasama dengan
- Kembangkan alternative penyedia
pasokan secara internal - Kembangkan alternatif
- Jenis kontrak jangka panjang penyedia dari eksternal
- Jenis kontrak jangka menengah
Risiko Supply

Kompleksitas

/jangka panjang

Routine items Leverage items


- Banyak penyedia - Cukup banyak penyedia
- Prosedur pengadaan yang tepat - Sistem pemilihan kompetisi
- Otomatisasi/delegasi - Pencarian yang aktif
- Jenis kontrak dengan sistem - Jenis kontrak jangka pendek

Rendah

Nilai Pengadaan
Rendah Tinggi
Hubungan dengan penyedia

(sumber: diadaptasi dari Karljic 1983 sebagaimana dikutip oleh Hollensen 2010)

Item yang rutin (routine items)

Kelompok ini didasarkan pada:


• pengadaan barang/jasa yang rutin dimana nilai pengadaan dan kompleksitas
yang rendah.
• ketersediaan penyedia juga cukup banyak sehingga mempunyai risiko pasok
yang rendah.
• Hubungan dengan penyedia hanya bersifat hubungan bisnis.
• Pengelolaan pengadaan barang/jasa jenis ini, sebaiknya dilakukan dengan
pendelegasian atau otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi dan
meningkatkan keuntungan. Jenis kontrak yang sesuai dengan kelompok item
ini adalah sistem kontrak dimana kontrak dapat dilakukan dengan mudah,
terjadwal, dapat diulang dengan cepat untuk mencari penyedia dan
mengganti penyedia yang memberikan keuntungan yang tinggi.
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 46 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

• Kebanyakan kontrak dalam kelompok ini adalah pembelian tunai sekali beli
(spot purchase order).
• Contoh pengadaan dalam kelompok ini adalah penyediaan alat tulis atau
pekerjaan jasa kebersihan di kantor.

Item yang mengangkat (leverage items)


Pada kelompok ini:
• pengadaan barang/jasa biasanya dilakukan dengan frekuensi yang
sering dan mempunyai nilai yang cukup tinggi untuk menghasilkan
keuntungan.
• Sebagai tambahan karakateristik dalam kelompok ini adalah kompleksitas
yang tidak sulit dan risiko pasok yang rendah. Sehingga banyak penyedia
yang tertarik untuk berhubungan dengan pemilik pekerjaan/pembeli
barang yang bisa dimanfaatkan untuk suatu hubungan yang sangat
menguntungkan bagi pemilik pekerjaan/pembeli barang.
• Dalam kelompok ini, posisi pemilik pekerjaan/pembeli barang lebih
dominan karena ketersediaan penyedia yang cukup banyak dan
pemilihan atau tender bisa dilakukan dengan sistem kompetisi
(competitive bidding). Untuk menjaga kompetesi ini pemilik
pekerjaan/pembeli barang sebaiknya selalu aktif mencari sumber-sumber
penyedia baru dengan sistem prekualifikasi dan dimasukkan dalam
daftar penyedia yang disahkan (approved vendor list) sehingga level
kompetisi akan tetap tinggi.
• Jenis kontrak yang bisa dibuat oleh pemilik pekerjaan/pembeli barang
dan penyedia adalah kontrak jangka pendek dalam waktu 1 sampai
dengan 2 tahun seperti kontrak payung (framework agreement) dengan
harga tetap (fixed price). Tergantung dengan kondisi barang/jasa,
harga tetap yang digunakan bisa menggunakan sistem eskalasi
harga/de-eskalasi harga dengan formula tertentu.
• Contoh pengadaan pada kelompok ini bisa berupa bahan baku
pendukung kimia untuk produksi, palet kayu untuk pengemasan produk
jadi dan lain lain.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 47 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Item yang sulit (bottleneck items)


Kelompok bottleneck items adalah:
• jenis barang/jasa yang tidak terlalu tinggi nilainya tetapi mempunyai
keterbatasan jumlah penyedia yang sedikit, sementara risiko dan
kompleksitas yang tinggi dari barang/jasa terhadap kelangsungan organisasi
pemilik pekerjaan/pembeli barang memaksa penguna untuk melakukan
bisnis dengan penyedia.
• Dalam kondisi ini posisi penyedia sangat dominan terhadap pemilik
pekerjaan/pembeli barang dan biasanya kondisi pasar dalam kelompok ini
adalah bersifat monopoli yang dapat membuat posisi pemilik
pekerjaan/pembeli barang dalam keadaan tidak menguntungkan apabila
tidak mendapatkan barang/jasa yang diperlukan.
• Alternatifnya, adalah mengembangkan atau membuat barang/pekerjaan di
dalam organisasi sendiri.
• Oleh karena itu jenis kontrak dalam kelompok ini adalah dibuat kontrak yang
mempunyai jangka panjang, sehingga mendapatkan keamanan dalam
pasokan. Contoh kontrak dalam jenis ini adalah spare part utama untuk
produksi.

Item yang startegis (strategic items)


Kelompok strategic items adalah:
• barang/jasa yang sangat penting dan strategis bagi kelangsungan organisasi
pemilik pekerjaan/pembeli barang.
• Karakteristik pada kelompok ini adalah barang/jasa dengan jumlah penyedia
yang sedikit tetapi mempunyai nilai pengadaan, kompleksitas dan risiko yang
tinggi.
• Oleh karena itu pemilik pekerjaan/pembeli barang harus meningkatkan
hubungan yang bersifat kerjasama (partnership) kepada penyedia.
• Alternatif untuk mengurangi risiko dengan mencari alternative dari penyedia
eksternal. Jenis kontrak yang sesuai untuk kelompok ini adalah kontrak
jangka panjang yang bersifat hubungan kerjasama (partnership).

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 48 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

• Contoh pengadaan dalam jenis kelompok ini adalah bahan baku utama untuk
produksi.

Pertimbangan dalam memilih jenis kontrak

Penjelasan pada Bab II dan Bab III memberikan informasi kepada


peserta bahwa terdapat banyak tipe kontrak dan pengklasifikasiannya pun
berbeda-beda. Seorang Perancang Kontrak akan memilih kontrak sesuai dengan
kebutuhannya. Menurut (Mulcahy,2011) beberapa pertimbangan dalam
pemilihan kontrak adalah sebagai berikut:
1. Apa yang akan dibeli/dikerjakan, apakah produk atau jasa ?
2. Kelengkapan dari lingkup pekerjaan (statement of work)
3. Seberapa jauh usaha dan keahlian dari pemilik pekerjaan/pembeli dalam
mengelola penyedia atau kontraktor
4. Apakah pembeli atau pemilik pekerjaan akan memberikan insentif kepada
penyedia atau kontraktor ?
5. Kondisi pasar dan ekonomi
6. Standar Industri untuk tipe kontrak yang digunakan.

Selanjutnya perancang kontrak juga perlu memahami berbagai aspek termasuk


sifat dari barang/pekerjaan yang akan diakuisisi, ketersediaan dana untuk
pembayaran, risiko yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan baik dari sisi
pembeli/pemilik pekerjaan dan sisi penyedia atau kontraktor,keuntungan dan
kerugian dalam memilih suatu jenis kontrak tertentu.
Untuk memudahkan peserta dalam memilih jenis kontrak, dibawah ini diberikan
petunjuk dalam pemilihan jenis kontrak dari berbagai tipe sesuai dengan kondisi
atau situasi, serta keuntungan dan kerugian dari tiap jenis kontrak.
Selain memperhatikan situasi, keuntungan dan kerugian setiap jenis
kontrak, peserta juga sebaiknya memperhatikan risiko dari sisi penyedia dan
pembeli dalam setiap jenis kontrak, terutama untuk kontrak jenis Kontrak Tetap
(Fixed Contract), Kontrak Penagihan Biaya (Cost Reimbursable Contract) dan
Kontrak Waktu & Biaya (Time and Material) sebagaimana digambarkan dibawah
ini. Perlu dicatat bahwa dalam kontrak kerjasama dan joint venture keduabelah
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 49 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

pihak menangani segala risiko bersama-sama, sehingga tidak digambarkan


dalam skema berikut.

Gambar 7. Karakteristik Risiko dalam jenis kontrak

Tinggi
Pembeli/
Pemilik
Pekerjaan
Risiko

Penyedia

Rendah

Fixed Cost Time &


Price Reimbursable Material
Contract Contract

3.2 Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK)


Syarat-Syarat Umum kontrak (SSUK) adalah frase yang mengacu pada
bagian yang terintegrasi dari suatu kontrak yang memuat syarat dan kondisi
secara umum (tidak dikhususkan untuk satu transaksi) biasanya diaplikasikan
dalam transaksi tertentu oleh suatu organisasi dalam dokumen pengadaan.
Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK) memuat definisi umum dari suatu
hubungan kontrak yang sah tentang tanggung jawab dari pihak-pihak yang
menjalankan kontrak, serta mengatur bagaimana cara mengadministrasi
pelaksanaan kontrak.

Berikut merupakan ketentuan penggunan SSUK:


• Biasanya SSUK adalah merupakan suatu standar bagi organisasi dalam
melaksanakan pengadaan.
• Dalam organisasi profit, biasanya organisasi mempunyai beberapa SSUK
yang digunakan sesuai dengan aplikasi pengadaan tertentu. Sebagai
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 50 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

contoh SSUK pengadaan barang, SSUK pengadaan jasa seperti konstruksi,


SSUK perbaikan dan jasa lainnya.
• Biasanya SSUK ini telah manjadi standar bagi organisasi untuk dilampirkan
dalam pelelangan dan juga pada saat dokumen kontrak ditandatangani.
• Apabila terdapat perubahan dari klausul dalam SSUK biasanya
perubahannya akan melibatkan rekomendasi dan pengesahan dari bagian
hukum (legal adviser). Jika telah disetujui oleh bagian hukum, maka
perubahan tersebut ditulis dalam SSKK. Sebagai contoh, penyedia dan
pemilik pekerjaan menyetujui perubahan klausul asuransi yang terdapat
dalam SSUK, maka pada saat membuat SSKK, klausul asuransi tersebut
harus dinyatakan diubah (mengganti klausul asuransi yang ada dalam
SSUK).Beberapa klausul yang termasuk dalam syarat-syarat umum
kontrak (SSUK) adalah:
a. definisi,
b. penerapan,
c. asal material/bahan/jasa,
d. pemilik pekerjaan/pembeli barang dokumen-dokumen kontrak dan
informasi,
e. hak kekayaan intelektual,
f. jaminan,
g. asuransi,
h. pembayaran,
i. harga,
j. personil,
k. penilaian pekerjaan sementara,
l. kewajiban para pihak-pihak dalam kontrak, jadwal
m. pelaksanaan pekerjaan, dan lain-lain.
3.2.1 Definisi

Seperti dijelaskan dalam bagian 2.2.5, definisi adalah hal yang sangat
penting untuk dibuat di dalam suatu kontrak dokumen, untuk menghindari
adanya perbedaan interpretasi dari suatu istilah yang akan menyebabkan
adanya perselisihan dalam pelaksanaan kontrak.
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 51 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Beberapa fungsi dari definisi dalam dokumen kontrak adalah sebagai


berikut:
1. Definisi dipergunakan untuk memudahkan pemahaman bagi pihak-pihak
yang melakukan kontrak
2. Membuat klausul kontrak lebih jelas
3. Mengurangi adanya kemungkinan penafsiran yang ambigu
4. Menjaga konsistensi dan akurasi

Untuk memudahkan dalam perancangan kontrak dan pada saat pelaksanaan


kontrak, beberapa petunjuk dalam penulisan definisi adalah sebagai berikut:
1. Hurup awal dari setiap kata sebaiknya diawali dengan hurup besar, kecuali
kata penghubung seperti dan, atau ke dan lain-lain.Contoh: Harga Kontrak,
Asuransi
2. Jikalau suatu istilah telah didefinisikan, maka sebaiknya jangan mengulangi
istilah tersebut.
3. Suatu istilah yang digunakan dalam isi dokumen sebaiknya tidak digunakan
sebelum didefinisikan.
4. Jangan menggunakan definisi, apabila tidak digunakan lebih dari sekali.
Sekali istilah didefinisikan, maka harus dipergunakan secara konsisten.
5. Untuk kata-kata yang sudah menunjukkan artinya, sebaiknya tidak perlu
didefinisikan. Contoh: pihak–pihak , perjanjian

3.2.2 Penerapan SSUK dalam Pelaksanaan Kontrak


Dalam Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK), yang dimaksud dengan
penerapan SSUK dalam pelaksanaan kontrak adalah aplikasi dari SSUK kontrak
itu sendiri terhadap dokumen-dokumen kontrak yang lain dalam pelaksanaan
kontrak.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat perancangan klausul
penerapan adalah:
1. Menyebutkan lingkup dari penerapan SSUK
2. Memberikan batasan kapan penerapan SSUK, sebagai contoh mulai dari
penandatanganan kontrak

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 52 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

3. Ketentuan penerapan terhadap urutan hierarki dokumen dalam kontrak

Contoh Klausul Penerapan:

Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) diterapkan secara luas dalam pelaksanaan


pekerjaan Jasa Konstruksi ini tetapi tidak boleh bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan dalam Dokumen Kontrak lain yang lebih tinggi berdasarkan urutan
hierarki dalam Surat Perjanjian.

3.2.3 Asal material/ bahan/ jasa

Salah satu klausul dalam SSUK adalah pendeskripsian asal material/bahan/jasa.


Pada pengadaan yang berlaku dalam suatu Negara tertentu, jikalau ada
peraturan mengharuskan pembeli memiliki preferensi barang dari domestik
untuk meningkatkan tingkat kandungan dalam negrinya, maka pada SSUK
kontrak tertentu disebutkan dengan jelas keharusan menyebutkan asal
material/bahan/jasa.

Contoh Klausul Asal material/ bahan/ jasa:

1. Pekerjaan Jasa Konstruksi ini dikerjakan terutama oleh tenaga Indonesia pada
lokasi-lokasi yang tercantum dalam KAK. Jika lokasi untuk bagian pekerjaan
tertentu tidak tercantum maka lokasi akan ditentukan oleh Pihak Pertama.
2. Jika dalam proses pekerjaan Jasa Konstrusi digunakan komponen berupa
barang, jasa, atau gabungan keduanya yang tidak berasal dari dalam negeri
(impor) maka penggunaan komponen impor harus sesuai dengan yang
dicantumkan dalam Dokumen Penawaran.
3. Tindakan pencantuman komponen impor yang tidak dapat dipertanggung
jawabkan oleh Pihak Kedua dapat dipersamakan dengan tindakan penipuan
dan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3.2.4 Pemilik pekerjaan/pembeli barang dalam dokumen-dokumen kontrak dan


informasi

Dalam penyusunan SSUK perlu dideskripsikan mengenai pemilik


pekerjaan/pembeli barang dalam dokumen-dokumen kontrak dan informasi
yang berkaitan dengan perjanjian dan pelaksanaan kontrak. Hal ini untuk

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 53 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

memproteksi adanya penyalahgunaan informasi dan kebocoran kerahasiaan


dokumen disebabkan oleh adanya pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
dan mencari keuntungan.
Dalam beberapa praktek dipengadaan internasional, biasanya akses
terhadap dokumen dan informasi hanya diberikan kepada personil tertentu dan
dengan mendatangani suatu perjanjian untuk tidak membuka rahasia (non
disclosure agreement). Hal ini demi menjaga kerahasiaan isi dari perjanjian
yang mungkin merupakan suatu penemuan baru atau desain baru yang akan
menentukan posisi kompetitif dari pemilik pekerjaan/pembeli barang.

Contoh Klausul Penggunaan dokumen-dokumen kontrak dan informasi:

Pihak Kedua (penyedia) tidak diperkenankan menggunakan dokumen-dokumen


kontrak atau dokumen lainnya yang berhubungan dengan kontrak oleh pihak lain,
misalnya Kerangka Acuan Kerja, gambar-gambar, pola, serta informasi lain yang
berkaitan dengan kontrak tanpa ijin tertulis dari pihak Pertama

3.2.5 Hak kekayaan intelektual

Hak kekayaan intelektual (intellectual property) mengacu ke berbagai


tipe dari kepemilikan pribadi yang mempunyai nilai komersil dan dilindungi oleh
undang-undang. Termasuk dalam hak kekayaan intelektual berupa paten, hak
cipta, merek dagang dan merek layanan.
Beberapa ketentuan hak kekayaan intelektual dalam kontrak:
• Ketika merancang kontrak, pihak-pihak harus menyadari kekayaaan
intelektual yang mungkin akan dipergunakan dalam pelaksanaan kontrak.
• Pemilik pekerjaan/pembeli barang hak kekayaan intelektual harus diperjelas
dalam hubungan antara pihak pemilik pekerjaan/pembeli barang dan
penyedia.
• kompensasi dari pemilik pekerjaan/pembeli barang hak kekayaan intelektual
harus disetujui oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Misal pemilik
pekerjaan/pembeli barang barang/jasa yang dibeli oleh pemilik
pekerjaan/pembeli barang berupa pengetahuan maka, pembeli disebut
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 54 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

pemegang lisensi (licensee) sedangkan penyedia disebut penjual lisensi


(licensor).

Contoh Klausul Hak kekayaan intelektual:

Pihak kedua (penyedia) seharusnya membebaskan (indemnify) pihak pertama


(pengguna) dari dan terhadap segala macam tuntutan dari pihak ketiga
disebabkan penggunaan hak kekayaan intelektual berupa paten, desain, merk
dagang atau apapun hak-hak yang dilindungi undang-undang dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi pabrik, mesin, pekerjaan, metode, bahan dan apapun dalam
kaitannya dengan pekerjaan konstruksi ini. Kecuali dijelaskan dalam kontrak
dengan pembayaran atau kompensasi tertentu jika ada.

3.2.6 Jaminan
Jaminan (bond/surety) adalah instrumen tertulis yang disediakan oleh
pemilik pekerjaan/pembeli barang (sebagai terjamin) oleh pihak kedua
(penjamin, seperti Bank, perusahaan penjamin lainnya) untuk menjamin bahwa
kewajiban pihak penyedia dapat terlaksana untuk pihak terjamin (pemilik
pekerjaan/pembeli barang). Contoh : Jaminan pelelangan (bid bond), jaminan
garansi (warranty bond), jaminan unjuk kerja (performance bond), jaminan
pembayaran.
Jaminan juga bisa berlaku dalam arah sebaliknya dimana pemilik
pekerjaan/pembeli barang membeli jaminan untuk penyedia. Dalam kasus ini,
penyedia meminta Bank untuk mengeluarkan jaminan (bond) bahwa pemilik
pekerjaan/pembeli barang akan membeli sejumlah barang/jasa tertentu kepada
penyedia. Contoh: dalam kontrak payung yang menyatakan sejumlah
ketidakpastian kuantitas order, penyedia meminta pemilik pekerjaan/pembeli
barang untuk menerbitkan jaminan, apabila kuantitas tersebut tidak tercapai
maka penyedia akan mencairkan jaminan tersebut.
Secara umum, jaminan meningkatkan biaya dari pemilihan penyedia dan
tidak membuat posisi yang kompetitif. Tambahan lagi, jaminan tidak
memberikan garansi untuk kehilangan/kerugian yang dialami pihak terjamin.
Hanya saja dalam prakteknya jaminan diperlukan sebagai indikasi kepada
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 55 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

penjamin untuk sungguh-sungguh melaksanakan kewajiban. Selain dalam


bentuk jaminan dari Bank atau perusahaan asuransi, jaminan juga dapat berupa
deposit .
Hal yang perlu diperhatikan dalam jaminan adalah
• masa berlaku,
• besarnya jaminan,
• metode pencairan jaminan apabila pihak penjamin tidak
melaksanakan kewajiban.
Contoh Klausul Jaminan unjuk kerja (Performance Bond):

Jaminan unjuk kerja (performance bond) sebagai berikut:

(i) Dimana nilai kontrak lebih kecil atau sama dengan 1 Milyar Rupiah ,
besarnya jaminan adalah 10% dari nilai kontrak
(ii) Dimana nilai kontrak lebih dari 1 Milyar Rupiah , maka jaminan adalah 5%
dari nilai kontrak
(iii) Masa berlaku dari jaminan unjuk kerja adalah 90 hari setelah barang tiba
dan diinstal di lokasi proyek. Penyedia bersedia memperpanjang masa
jaminan apabila masa penyerahan barang/jasa diperpanjang sesuai
dengan kesepakatan

3.2.7 Asuransi

Asuransi adalah salah satu klausul yang umumnya ditempatkan pada


SSUK karena menyangkut siapa yang akan menanggung biaya asuransi dan
cara pembeliannya jika diperlukan. Alasan lain yang menentukan mengapa
diperlukannya asuransi adalah karena beberapa risiko kontraktual harus di
tanggung oleh asuransi.
Dalam beberapa situasi, penyedia mungkin menanggung sejumlah nilai
asuransi tertentu dan membebaskan pemilik pekerjaan/pembeli barang dari
adanya tuntutan jika terjadi kecelakaan. Kebanyakan pemilik pekerjaan/pembeli
barang mensyaratkan nominal nilai asuransi yang harus disediakan untuk
melindungi adanya tuntutan terhadap kerusakan property, tanggung jawab
pada masyarakat, kompensasi ke pekerja dan lain-lain.
Dalam pengadaan barang melalui impor atau ekspor, beberapa metode
pengiriman barang mensyaratkan adanya asuransi, sehingga dalam hal ini harus
diperjelas siapa yang akan menanggung biaya asuransi atau membeli premi
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 56 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

asuransinya. Tanggung jawab asuransi untuk transportasi diatur dalam


INCOTERM yang diterapkan seperti CIF ,CIP.

Contoh Klausul Asuransi transportasi:

(i) Seluruh pengiriman menggunakan kapal laut asuransinya ditanggung oleh


pengguna, kecuali yang telah ditetapkan oleh ketentuan sesuai INCOTERM
seperti CIF, CIP yang harus ditanggung oleh penyedia.

(ii) Pengiriman via udara, penyedia harus memasukkan biaya asuransi ke


dalam penawaran, yang besar jaminannya harus 110% dari nilai dalam
kontrak

Contoh Klausul Asuransi pemberian ganti rugi (indemnity):

(i) Seluruh pihak dalam kontrak ini harus membeli asuransi kontrak atau
proteksi dari adanya tuntutan ganti rugi (indemnity protection) yang
besarnya sesuai dengan nilai kewajiban untuk ganti rugi. Termasuk dalam
tuntutan ini adalah 1) asuransi pertanggungan (liability) komersil, 2)
asuransi pertanggungan (liability) pribadi/kendaraan bermotor , 3)
pertanggungan profesi. Batasan dari pertanggungan yang harus dilindungi
adalah tidak kurang dari 1Milyar rupiah per tuntutan/kejadian.

3.2.8 Pembayaran

Klausul pembayaran dalam SSUK menjelaskan bagaimana pemilik


pekerjaan/pembeli barang akan melakukan pembayaran atas barang/jasa yang
diterima sesuai kontrak. Kondisi ini menjelaskan secara khusus kewajiban dari
pemilik pekerjaan/pembeli barang terhadap penyedia sesuai dengan apa yang
dijanjikan di dalam dokumen kontrak untuk dipergunakan sebagai pedoman
pada saat pelaksanaan kontrak.

Isi dari klausul pembayaran ini biasanya menyangkut:


• bagaimana metode pembayaran akan dilakukan kepada penyedia,
• detil bank penerima,
• waktu atau tempo pembayaran, dan
• syarat-syarat yang harus disediakan penyedia untuk dapat dilakukan
pembayaran oleh pemilik pekerjaan/pembeli barang.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 57 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Pembayaran dapat dilakukan dengan tanda uang muka, atau kredit 30 hari,
45 hari, 60 hari, letter of credit, cash against document dan lain-lain.

Contoh Klausul Pembayaran:

(i) Pembayaran dalam kontrak ini sesuai dengan persetujuan pihak-pihak


dalam kontrak akan dilakukan dalam waktu 30 hari kalender setelah tagihan
dengan benar diterima oleh pengguna.

(ii) Pembayaran dapat dilakukan apabila semua barang yang telah diterima
dengan baik atau pekerjaan telah selesai dilakukan yang dibuktikan dengan
tanda terima hasil pengadaan dari pengguna.

(iii) Dalam kondisi pengguna melakukan keterlambatan atas pembayaran, maka


penyedia berhak untuk menunda kewajiban sampai pembayaran dilakukan.

(iv) Jika keterlambatan pembayaran oleh pengguna disebabkan karena sesuatu


yang di luar kontrol pengguna, maka penyedia tidak berhak atas adanya
bunga tambahan atau ganti rugi.

3.2.9 Harga

Harga merupakan klausul penting dalam SSUK karena menentukan


jumlah dari biaya yang harus dibayar oleh pemilik pekerjaan/pembeli barang
kepada pembeli. Harga juga menunjukkan tanggungjawab dari pemilik
pekerjaan/pembeli barang kepada penyedia setelah barang/jasa diterima oleh
pemilik pekerjaan/pembeli barang.
Komponen harga, selain harga satuan barang atau harga per unit
pekerjaan juga menjelaskan komponen pajak atau biaya-biaya lain jika ada.
Porsi pembayaran harus dijelaskan dengan detil dalam klausul harga, siapa yang
menanggung pajak atau menanggung biaya penanganan barang (handling cost)
dan biaya keagenan (agency fee). Oleh karena itu tipikal harga semestinya
mencakup harga rinci satuan dan total harga secara keseluruhan.
Harga mungkin berupa harga tetap (fixed price), berdasarkan total
biaya (cost based) dan harga yang tidak terbatas (indefinite contract) seperti
kontrak waktu dan barang. Dalam klausul harga juga harus ditegaskan pemilik
pekerjaan/pembeli barang jenis mata uang (currency) yang akan digunakan
untuk proses pembayaran.
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 58 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Contoh Klausul Pembayaran:

1. Harga yang tertera dalam kontrak ini adalah harga tetap (fixed price)
2. Termasuk dalam total jumlah harga adalah:
a. Harga barang satuan
b. Biaya pajak pertambahan nilai 10% dari nilai barang
c. Biaya penanganan bea cukai
d. Biaya penanganan barang
3. Mata uang yang digunakan dalam pembayaran kontrak ini adalah Rupiah
Indonesia

3.2.10 Personil

Personil merupakan klausul penting dalam SSUK karena dibutuhkan baik


dalam kontrak penyediaan barang ataupun jasa. Pada kontrak tertentu yang
bersifat jangka panjang baik kontrak operasional atau kontrak proyek, klausul
personil menjadi sangat penting karena penyelesaian pelaksanaan kontrak
memerlukan tenaga kerja yang harus disediakan oleh penyedia untuk
memenuhi penyelesaian pekerjaan atau pembuatan barang.
Oleh karena itu klausul personil harus mengatur mekanisme yang sedetil
dan selengkap mungkin untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja mulai dari
ditandatanganinya kontrak sampai penutupan kontrak. Hal ini meliputi:
1. Persyaratan personil dan cara pengajuan
2. Persetujuan, pengesahan dan pengangkatan personil
3. Perubahan, penggantian, pemutasian personil yang diperlukan
4. Pemberhentian dan pemberian hak personil
5. Tugas dan tanggung jawab personil
6. Otoritas personil jika memang ada
7. Jam kerja yang harus dipenuhi oleh personil
8. Kompensasi yang didapat oleh personil
Contoh Klausul personil adalah sebagai berikut.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 59 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Contoh Klausul Personil:

(i) Pengajuan personil pelaksana kontrak dapat dilakukan oleh penyedia


setelah penandatanganan kontrak ini dengan melengkapi segala
persyaratan yang telah di tetapkan dalam dokumen pengadaan
(lampiran ...)

(ii) Pengguna akan melakukan kajian dan pengesahan terhadap personil


yang diajukan oleh penyedia. Kemudian, hasil dari pengesahan
personil dapat digunakan oleh penyedia untuk melakukan
pengangkatan personil melalui suatu perjanjian kontrak.

(iii) Perubahan personil dan peralatan yang diajukan oleh penyedia:


a Penyedia dapat mengajukan penggantian personil kepada
pengguna.
b Penyedia tidak dibenarkan melakukan penggantian personil tanpa
persetujuan pengguna
c Pengguna akan meneliti permohonan perubahan personil sesuai
dengan ketentuan, yaitu : menyetujui permohonan perubahan
personil bila alasan yang diajukan dianggap sesuai; tidak
mengurangi kualifikasi tenaga ahli yang ditawarkan, dan tidak
menambah nilai kontrak. Untuk kontrak biaya satuan (time
based), biaya langsung personil harus disesuaikan dengan gaji
dasar tenaga

(iv) Pemberhentian personil harus sesuai dengan mekanisme yang telah


disepakati dalam kontrak ini dan memenuhi peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku

(v) Jam kerja dari personil ditetapkan sesuai dengan aturan yang berlaku
dan pemberian kompensasi dari personil harus mengikuti batas upah
minimum yang ditetapkan oleh pemerintah.

3.2.11 Penilaian pekerjaan sementara

Klausul penilaian pekerjaan sementara dalam SSUK diperlukan pada


beberapa kontrak pengadaan barang/jasa yang bersifat jangka panjang dalam
pelaksanaan dan penyelesaiannya. Sehingga penilaian pekerjaan dilakukan
dengan sistem pelaporan atas kemajuan pekerjaan (progress report). Laju dari
kemajuan pekerjaan sering disebut sebagai progress rate yang biasanya
menjadi acuan dalam pengukuran kinerja penyedia dalam menyelesaikan
pekerjaan.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 60 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Penilaian pekerjaan sementara berkaitan langsung dengan hal hal


sebagai berikut:
1. ruang lingkup penyelesaian pekerjaan dari waktu ke waktu
2. pemeriksaan kualitas dan kuantitas sesuai dengan apa yang tertulis
dalam kontrak
3. pengajuan pembayaran berdasarkan laporan kemajuan oleh penyedia
kepada pemilik pekerjaan/pembeli barang
4. adanya tindakan perubahan jika diperlukan terhadap kinerja yang di
bawah target yang telah ditetapkan.

Penilaian pekerjaan sementara dapat dilakukan oleh pemilik pekerjaan/pembeli


barang sendiri melalui personil teknik (engineer) atau dapat dilakukan oleh
konsultan ahli yang ditunjuk oleh pemilik pekerjaan/pembeli barang untuk
melakukan pemeriksaan perkembangan kemajuan pekerjaan.

Contoh Klausul Penilaian pekerjaan sementara:

(i) Penilaian pekerjaan sementara dilakukan bersama-sama oleh pengguna dan


penyedia untuk menilai laporan yang diserahkan oleh penyedia atas hasil
pekerjaan sementara
(ii) Setiap saat, jika laju pekerjaan sementara menurut pendapat dari pengguna
terlalu lambat untuk dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target waktu
awal atau perpanjangan yang ditentukan, maka pengguna harus
menginformasikan secara tertulis untuk mengambil langkah-langkah yang perlu
dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai target waktu. Penyedia harus
menginformasikan ke pengguna, langkah-langkah yang akan dan perlu
dilakukan.
(iii) Sehubungan dengan klausul (ii) pengguna, selama memenuhi aspek hukum dan
perundang-undangan yang berlaku, setiap saat dapat menginstruksikan kepada
penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan .
(iv) Penyedia tidak berhak terhadap tambahan pembayaran untuk memenuhi
semua instruksi yang diberikan oleh pengguna berkaitan dengan klausul ini.

3.2.12 Kewajiban para pihak

Dalam Bab II, mengenai hukum kontrak telah dibahas kewajiban-


kewajiban semua pihak (untuk menyederhanakan kontek pemahaman dipakai
penyedia dan pemilik pekerjaan/pembeli barang). Kewajiban para pihak adalah
klausul penting dalam SSUK karena menyangkut pembagian tugas dan
tanggung jawab pihak-pihak serta pengalokasian risiko dalam kontrak. Sebagai
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 61 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

bahan pertimbangan adalah pihak yang mengendalikan risiko sebaiknya adalah


yang mengelola dan menanggung risiko.
Klausul kewajiban para pihak menyangkut tugas umum yang berkaitan
dengan kewajiban semua pihak terhadap banyak aspek dalam pelaksanaan
kontrak. Tergantung dari besar/kecilnya nilai kontrak, atau tipe barang/jasa
yang terdapat dalam kontrak atau sifat kontrak dalam kontek operasi atau
proyek, maka kewajiban pihak akan menyesuaikan dengan kondisi kontrak
tersebut. Semakin tinggi kompleksitas suatu kontrak, maka klausul kewajiban
para pihak akan semakin banyak. Sebagai contoh dalam kontrak pengadaan
besar, klausul kewajiban pihak dapat berupa:
1. Batas Kontrak
2. Penyedia untuk mengeksekusi perjanjian
3. Jaminan atau keamanan
4. Inspeksi dari lokasi kontrak
5. Perintah untuk melakukan pekerjaan oleh pemilik pekerjaan/pembeli
barang
6. Pekerjaan untuk memberikan kepuasan kepada pemilik pekerjaan/
pembeli barang
7. Hal-hal utama yang perlu diselesaikan
8. Supervisor dari penyedia
9. Karyawan dari penyedia
10. Pekerjaan mendesak (emergency work)
11. Pengaturan pekerjaan
12. Keamanan dan keselamatan pekerjaan
13. Kepedulian terhadap pekerjaan
14. Kerugian terhadap manusia atau properti.
15. Tanggung jawab terhadap desain
16. Urusan dengan lalu lintas dan properti yang terlibat dalam pekerjaan
17. Tindakan atas kelalaian dalam penjaminan
18. Kecelakaan atau kerusakan terhadap pekerja
19. Hak paten dan royalti
20. Peringatan terhadap pemberian komisi

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 62 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

21. Memenuhi persyaratan dan perundang-undangan


22. Bahasa kontrak
23. Catatan di lapangan
24. Pengangkutan sisa barang dan limbah dari pekerjaan
25. Publikasi dari pekerjaan
26. Pembersihan lokasi pekerjaan

Setiap klausul kewajiban di atas harus dirancang oleh pendesain kontrak


baik dari pihak penyedia atau pemilik pekerjaan/pembeli barang secara bersama-
sama sehingga menghasilkan dokumen kontrak yang seimbang bagi kedua belah
pihak. Sebagai ilustrasi akan diberikan satu contoh klausul dari sekian banyak
kewajiban di atas.

Contoh Klausul Kewajiban para pihak dalam tanggung jawab desain:

Penyedia tidak bertanggung jawab terhadap semua desain pemilik


pekerjaan terhadap hasil pekerjaan baik yang permanen atau bersifat
sementara, kecuali jika penyedia menyediakan dalam kontrak.

Contoh Klausul Tindakan atas kelalaian dalam penjaminan:

Jika penyedia lalai atau gagal dalam mengasuransikan suatu


kegagalan/kecelakaan dan berakibat kepada tuntutan terhadap pemilik
pekerjaan, maka pemilik pekerjaan akan melakukan pembayaran
terhadap tuntutan tersebut dimana biaya premi dan semua biaya yang
terjadi akan ditagihkan kepada penyedia oleh pengguna.

3.2.13 Jadwal pelaksanaan pekerjaan

Klausul jadwal pelaksanaan pekerjaan adalah klausul penting dalam SSUK


karena terkait langsung dengan lingkup penyelesaian pekerjaan. Oleh karena
itu, pertimbangan penting dalam perancangan kontrak adalah mengikutsertakan
klausul ini dengan memperhatikan aspek seperti :
1. Spesifikasi dan lingkup pekerjaan
2. Perencanaan jadwal pekerjaan
3. Eksekusi perencanaan pekerjaan atau pelaksanaan pekerjaan

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 63 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

4. Durasi dari pelaksanaan pekerjaan dan pengadaan secara keseluruhan


Pada pengadaan pekerjaan/barang yang besar dengan kompleksitas
pekerjaan yang tinggi dan biaya yang besar, seperti pembangunan jalan tol,
bandara dan lain lain biasanya jenis pelaksanaan pekerjaan dan pengadaan
barang memiliki jumlah yang tinggi. Sehingga untuk tetap dapat melakukan
pengelolaan dengan baik terhadap serangkaian proses besar tersebut,
pekerjaan/ pengadaan barang dibuat dalam beberapa bagian (segmen) yang
mempunyai penyelesaian sementara (temporary finish). Ketika kontrak servis
dibagi menjadi segmen-segmen yang kecil, kelanjutan dari seluruh kontrak
mungkin akan sangat tergantung dari keberhasilan setiap segmen. Pada setiap
penyelesaian setiap segmen, suatu penilaian kualitas dilakukan untuk
mengekspresikan bahwa pekerjaan telah memenuhi lingkup pekerjaan yang
ditentukan. Ketika beberapa segmen telah selesai dan digabungkan dalam
suatu laporan kemajuan, hal ini akan menjadi suatu titik penting atau milestone.
Milestone merupakan kondisi atau bagian/item pekerjaan yang menjadi
tonggak penentu apakah target penyelesaian suatu pekerjaan akan tercapai
atau tidak. Milestone dapat menjadi tolok ukur penting untuk meneruskan atau
memberhentikan pekerjaan. Milestone juga merupakan pengendalian dari
deviasi yang terjadi selama penyelesaian pekerjaan/pengadaan barang. Oleh
karena itu, item pekerjaan yang dipilih menjadi milestone adalah item pekerjaan
yang benar-benar penting terhadap penyelesaian seluruh pekerjaan.

3.2.14 Klausul-klausul lain yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan


rancangan kontrak

Peserta mungkin sudah mengetahui bahwa terdapat banyak macam-


macam tipe kontrak. Dalam rancangan kontrak, terutama dalam penyusunan
SSUK, pemilihan klausul memerlukan kemampuan dalam memahami
kemungkinan potensi-potensi masalah yang akan terjadi. Sehingga masalah-
masalah yang kemungkinan muncul tersebut harus mendapatkan perhatian
pada saat melakukan perancangan kontrak. Hal–hal yang paling sering menjadi
perhatian adalah lingkup pekerjaan, hak kekayaan intelektual, dan hukum yang
berlaku untuk kontrak. Namun demikian, beberapa hal lain yang perlu
dipertimbangkan dalam perancangan kontrak adalah sebagai berikut:
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 64 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

1) Perwakilan yang sah ditunjuk oleh para pihak


2) Tata cara dan hak untuk melakukan sub kontrak
3) Metode kerjasama operasional bagi Penyedia dengan Penyedia lain
4) Penyerahan lokasi kerja kepada pihak pihak
5) Penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja/SPMK (Commencement of Work )
untuk kontrak pekerjaan kontruksi, jasa lainnya, dan jasa konsultansi atau
Purchase Order/PO untuk kontrak pengadaan barang
6) Rapat persiapan pelaksanaan kontrak (preconstruction meeting) untuk
kontrak pekerjaan kontruksi, jasa lainnya, dan jasa konsultansi atau rapat
pra pelaksanaan kontrak/RPP untuk kontrak pengadaan barang, jasa
lainnya, dan jasa konsultansi non konstruksi)
7) Pengawasan pelaksanaan pekerjaan
8) Prosedur persetujuan pengawas pekerjaan untuk Pemilik
pekerjaan/pembeli barang gambar rencana atau gambar-gambar acuan
serta apabila diperlukan spesifikasi dan gambar untuk pelaksanaan
pekerjaan sementara.
9) Ketaatan Penyedia kepada perintah Pemilik pekerjaan/pembeli barang
dalam pelaksanaan kontrak
10) Pemeriksaan pekerjaan bersama (joint inspection) atau inspeksi pabrikasi
untuk pengadaan barang
11) Jangka Waktu pelaksanaan pekerjaan dan perpanjangan waktu
12) Peringatan dini dari penyedia
13) Rapat pengendalian pelaksanaan
14) Penyelesaian kontrak dan serah terima pekerjaan
15) Prosedur kerja panitia penerima hasil pekerjaan (PPHP) dan ketentuan
bahwa PPHP bukan menerima pekerjaan tetapi memeriksa dan
merekomendasi pekerjaan yang akan diserah terimakan dari Penyedia
kepada Pemilik pekerjaan/pembeli barang sesuai dengan ketentuan
perikatan perdata
16) Pengambilalihan
17) Pedoman pengoperasian dan perawatan dalam hal proyek konstruksi
seperti pabrik dan lain lain.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 65 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

18) Perubahan jadwal pekerjaan


19) Keputusan apabila terjadi keadaan kahar (force majeure)
20) Penghentian kontrak (suspension)
21) Pemutusan kontrak (termination)
22) Tindakan Pemilik pekerjaan/pembeli barang terhadap keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan dan kontrak kritis
23) Penanganan kontrak kritis
24) Perlindungan tenaga kerja
25) Pemeliharaan lingkungan
26) Kerjasama dengan sub-penyedia
27) Program Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja/RK3 (apabila
diperlukan)
28) Denda keterlambatan
29) Jaminan pelaksanaan dan jaminan pemeliharaan dan/sertifikat garansi
atau rentention of money
30) Fasilitas dari Pemilik pekerjaan/pembeli barang
31) Peristiwa kompensasi
32) Penetapan hasil kontrak
33) Personil inti dan peralatan yang digunakan oleh penyedia
34) Penyesuaian harga (eskalasi atau de-eskalasi untuk kontrak tahun jamak)
35) Pengawasan dan pemeriksaan rutin pelaksanaan pekerjaan dan hasil
pekerjaan
36) Pengujian bahan/material atau hasil kerja
37) Kondisi cacat mutu dan perbaikan cacat mutu
38) Kegagalan konstruksi/kegagalan bangunan atau kegagalan barang atau
kegagalan hasil pekerjaan serta kegagalan fungsi dan manfaat
39) Tata cara penyelesaian perselisihan antara para pihak
40) Penalti

3.3 Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK)

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 66 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) adalah ketentuan-ketentuan


khusus yang terdapat pada suatu kontrak seperti tata cara dan syarat
perubahan kontrak, syarat pembayaran, perbedaan harga , penalti dan lain-lain.
SSKK biasanya juga menjelaskan apa yang belum tercantum dalam Syarat-
Syarat Umum Kontrak (SSUK), karena biasanya SSUK berlaku terhadap
beberapa kontrak.
SSKK biasanya bersifat unik dan berlaku untuk kontrak atau purchase
order tertentu. Keunikan yang bersifat khusus tersebut diperlukan untuk
menjelaskan secara lebih terperinci dan lebih teknis maupun lebih detil terhadap
ketentuan-ketentuan yang masih bersifat umum dalam SSUK. Lebih lanjut,
dalam penyusunan SSKK harus memberikan informasi tambahan terhadap SSUK
dan tidak bertentangan dengan aturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian pula berlaku sebaliknya jika klausul-klausul yang tertera dalam SSUK
atau SSKK tidak diperlukan maka cukup diisi dengan kalimat “tidak
digunakan/tidak diperlukan” atau klausul standar tersebut dihapus.
Dalam sub bab ini, kita akan memfokuskan pembahasan terhadap dua
hal yang biasanya menjadi bagian penting dari SSKK yaitu ketentuan
perubahan dan tambahan dan/atau penjelasan syarat syarat umum kontrak.
Hal–hal lain yang mungkin dapat dipelajari oleh peserta yang mungkin
terdapat pada SSKK adalah mengenai pengujian (testing), perbaharuan
informasi pelayanan, pelayanan dalam keadaan darurat, pembiayaan,
instalasi, pelatihan, pengoperasian awal, perbaikan, suku cadang, dan
perbaharuan kontrak.

3.5.1. Ketentuan perubahan

Jika kontrak telah ditandatangani dan sudah berlaku tetapi pihak-pihak


ingin melakukan perubahan beberapa elemen dari dokumen kontrak, baik
berupa tambahan (addendum), penghapusan (deletion), koreksi atau
perubahan-perubahan yang sejenis, maka perubahan (amandement) kontrak
adalah suatu solusi yang paling tepat dan bijaksana untuk melakukan
perubahan kontrak. Perubahan sebelum kontrak ditandatangani bukanlah
merupakan suatu perubahan kontrak.
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 67 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Suatu perubahan kontrak tidak merubah keseluruhan kontrak yang asli


dan telah ditandatangani, tetapi hanya sebagian dari kontrak dokumen yang
diubah dengan melakukan perubahan seperti perpanjangan waktu pekerjaan
dan penyerahan hasil terima pekerjaan/barang kepada pemilik
pekerjaan/pembeli barang dan lain-lain. Namun jika kontrak merubah struktur
dasar kontrak atau adanya keperluan baru, maka sebagai alternatif adalah
membuat kontrak baru daripada merubah kontrak yang telah ada.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perubahan suatu
kontrak dokumen adalah sebagai berikut:
1. Perubahan kontrak harus dilakukan secara tertulis.
2. Setiap pengecualian dalam kontrak harus dinyatakan dalam bentuk yang
tertulis.
3. Tujuan dari pembuatan perubahan kontrak haruslah khusus (spesifik)
dan sejelas mungkin.
4. Dokumen dapat saja berupa formal atau informal tetapi harus
menyatakan suatu persetujuan seperti surat perjanjian. Bisa ditulis dalam
suatu kertas dokumen atau di kontrak dokumen yang asli.
5. Dalam membuat perubahan kontrak dapat dilakukan dengan cara
✓ menggarisbawahi tambahan klausul dan mencoret bagian yang tidak
perlu,
✓ membuat pernyataan kontrak dengan menyatakan bahwa bagian
klausul tertentu telah dihapus dan diganti dengan klausul baru,
✓ Mendeskripsikan seluruh perubahan, dengan cara ini seluruh
perubahan ditulis satu persatu.
Untuk membuat suatu perubahan dokumen kontrak, pihak-pihak dapat
melakukan dengan cara menyusun suatu perjanjian yang terdiri beberapa
paragraf pembuka, isi perubahan, kesimpulan dan tandatangan dari format
sebagai berikut:

Tabel 3. Daftar bagian perubahan kontrak


JUDUL PERUBAHAN KONTRAK

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 68 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

NOMOR PERUBAHAN:
I. PARAGRAF • Identitas pihak-pihak
PENDAHULUAN • Pembuka dan latar belakang perubahan
II. PARAGRAF ISI • Penjelasan dan pendeskripsian tentang
amandement
III PARAGRAF • Kesimpulan
PENUTUP • Tanda Tangan
LAMPIRAN (Jika • Referensi teknis, waktu dan kualitas
ada) • Daftar harga
• dll

Agar mudah dalam pengelolaan seluruh dokumen kontrak, maka setiap


perubahan sebaiknya diberikan nomor.
Pada kontrak tertentu, prosedur dari perubahan kontrak biasanya
diinformasikan kepada pihak-pihak yang melakukan kontrak. Walaupun tidak
dideskripsikan di dalam SSKK, ada baiknya semua pihak memahami mekanisme
dan tata cara perubahan kontrak termasuk proses dan prosedur pengesahan.

3.5.2. Tambahan dan/atau Penjelasan Syarat-syarat Umum Kontrak

Ada kalanya deskripsi pada klausul klausul yang terdapat pada SSUK
sangat umum dan kurang merefleksikan apa yang ingin dituangkan oleh pihak-
pihak dalam pelaksanaan kontrak, sehingga klausul-klausul dalam SSUK
tersebut memerlukan tambahan (supplement) dan/ atau penjelasan lebih lanjut
pada Syarat-syarat Khusus Kontrak (SSKK). Tambahan dan/ atau penjelasan
yang terdapat dalam SSKK harus dibaca sebagai suatu bagian yang tak
terpisahkan dengan SSUK, lingkup pengadaan, skedul pekerjaan/pembuatan
barang, dokumen-dokumen lain seperti gambar. Jikalau terdapat konflik antara
SSUK dan SSKK maka harus dijelaskan dokumen mana yang akan berlaku.

Bergantung kepada jenis kontraknya, tambahan dan/ atau penjelasan SSUK


biasanya menjelaskan detil dari syarat dan kondisi tentang :
1. Pekerjaan/barang yang mencakup:
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 69 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

- Lingkup pekerjaan
- Skedul waktu
- Pengukuran kinerja
- Pembayaran
- Pekerjaan sementara
- Penjaminan kualitas
2. Keselamatan, Kemananan dan Kesehatan
- Panduan keselamatan
- Keperluan untuk mematuhi keselamatan, kesehatan dan
keamanan saat bekerja
3. Royalti, pajak penghasilan, pajak jasa dan harga
- Royalti
- Besarnya pajak penghasilan
- Harga yang mengikat
4. Hukum Perburuhan dan Keperluan di Lapangan
- Memenuhi hukum perburuhan
- Kebersihan di lapangan
- Penjagaan fasilitas yang ada
- Kantor penyedia di lapangan
- Konstruksi tenaga listrik dan air
5. Tes, Inspeksi dan Penyelesaian
- Metode dan prosedur tes dan inspeksi
- Inspeksi akhir
- Dokumentasi
- Penyelesain pekerjaan/barang
- Kertas gambar “AS BUILT “
6. Penyelesaian perselisihan
- Metode dan preferensi untuk penyelesaian perselisihan
- Hukum yang dipakai
7. Perpanjangan kontrak dll

3.4 Perumusan SSUK dan SSKK

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 70 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Dalam sub bab sebelumnya telah dibahas mengenai beberapa hal


penting dalam melakukan perancangan kontrak mulai dari hukum kontrak, isi
kontrak, syarat-syarat umum dan syarat-syarat khusus kontrak. Telah dibahas
juga beberapa aspek yang mungkin memberikan kesulitan dalam menyiapkan
kontrak, termasuk klausul apa yang harus diikutkan dan klausul apa yang harus
tidak diikutkan dalam kontrak. Hal ini tentu terkait dengan banyak aspek mulai
dari strategi pemilihan, ketersediaan barang, spesifikasi yang mungkin belum
jelas, pengadaan secara global, perubahan teknologi yang cepat, adanya risiko
yang mungkin tidak teridentifikasi sebelumnya, posisi antara penyedia dan
pemilik pekerjaan/pembeli barang secara strategis, dan lain-lain. Semua aspek-
aspek baik yang telah diketahui atau mungkin akan terjadi, harus menjadi
pertimbangan bagi pihak-pihak dalam perumusan syarat-syarat umum dan
syarat-syarat khusus kontrak.
Dalam konteks pengadaan baik secara local atau internasional,
perumusan SSUK dan SSKK dengan tepat dapat mengurangi banyak
permasalahan di atas ketika pelaksanaan kontrak. Selanjutnya, pihak-pihak
dalam kontrak harus memahami ketiga hal berikut:
• Mengerti apa yang diperlukan, apa yang harus dihindari dan apa opsi-opsi
yang akan dilakukan jika sesuatu tidak berjalan dengan semestinya di
dalam kontrak
• Mengetahui siapa penyedia dan pemilik pekerjaan/pembeli barang;
kemampuan penyedia dan pemilik pekerjaan/pembeli barang dalam
memenuhi segala kebutuhan dan keperluan di dalam kontrak
• Memahami bahwa kontrak yang baik adalah yang memberikan
keuntungan bagi semua pihak

Terkait dengan ketiga hal di atas maka kemampuan merumuskan SSUK dan
SSKK berdasarkan spesifikasi barang/jasa pada paket pengadaan/KAK serta
mempertimbangkan berbagai risiko adalah dua hal yang sangat penting. Oleh
karena itu, sub bab ini akan fokus pada bagaimana merumuskan SSUK dan SSKK
dengan mengacu pada dua landasan ini.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 71 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

3.4.1 Sesuai dengan spesifikasi barang/jasa pada paket pengadaan / KAK

Aspek pertama dalam perumusan SSUK dan SSKK sebuah kontrak,


sangat terkait erat dengan spesifikasi barang/jasa yang akan diakusisi oleh pemilik
pekerjaan/pembeli barang dari penyedia. Peserta dapat mereviu UK-5 tentang
berbagai aspek spesifikasi. Ada dua hal utama terkait dengan spesifikasi
barang/jasa dengan proses perumusan SSUK dan SSKK kontrak yaitu :

1. Apa yang diperlukan atau ingin dicari melalui pemberian kontrak kepada
penyedia.
Suatu produk, suatu jasa atau investasi modal biasanya diakuisisi dengan
berbagai alasan. Pengadaan barang/jasa ini akan berdampak secara
langsung terhadap kelangsungan organisasi baik yang berupa profit
organisasi, pelayanan publik dan organisasi nirlaba. Sampai keadaan
dimana keperluan dan kebutuhan tersedia dengan jelas yaitu apa yang
diperlukan atau diinginkan penguna dari penyedia, maka pekerjaan
merancang kontrak adalah pekerjaan yang sangat sulit dilakukan.

Pada level strategis, organisasi harus mampu untuk mendefinisikan apa


yang akan diadakan karena akan terkait dengan pemilihan penyedia.
Pemilihan penyedia merupakan hal yang sangat kritikal. Demikian juga
pendefinisian barang/jasa yang akan dikerjakan oleh penyedia. Waktu
penyerahan barang/jasa dengan kerangka waktu yang terencana, harus
dibuat dengan sejelas mungkin skedul nya.

Jika semua hal di atas dapat diklarifikasi dengan baik maka akan sangat
membantu pekerjaan perancangan kontrak, meliputi penentuan syarat-
syarat umum dan syarat-syarat khusus kontrak baik dari sisi pemilik
pekerjaan/pembeli barang atau penyedia dan berbagai pihak yang terlibat
di dalam kontrak. Demikian juga dengan proses perjanjian yang akan
dibuat dan ditandantangani, akan terdefinisi dengan jelas.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 72 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

2. Apa yang termasuk dalam bagian kontrak dan tidak termasuk dalam
bagian kontrak.

Tidak kalah pentingnya dalam perumusan SSUK dan SSKK adalah


memahami apa yang akan termasuk di dalam bagian kontrak dan apa yang
tidak termasuk dalam bagian kontrak. Hal ini terkait dengan banyak
pertimbangan tidak hanya dengan tugas dan tanggungjawab, tetapi degan
pembayaran dan efektifitas pelaksanaan kontrak. Selain itu dengan
memahami hal-hal yang termasuk dan tidak termasuk kedalam kontrak,
maka akan mereduksi kemungkinan pemakaian waktu yang sia-sia
(waste), pengulangan pekerjaan dan kerugian.

Beberapa hal yang terkait dengan perumusan SSUK dan SSKK yang perlu
dimasukkan atau tidak dimasukkan adalah seperti hak untuk melakukan
sub kontrak, hukum dan perundang-undangan yang berlaku untuk
kontrak, pemilik pekerjaan/pembeli barang hak intelektual dan lain lain.

Dalam merumuskan SSUK dan SSKK sebaiknya dilakukan dengan mengacu


pada kebijakan dan prosedur organisasi masing-masing, dengan memperhatikan
masukan (input), proses dan alat dari perumusan SSUK dan SSKK, untuk
mendapatkan hasil (output) SSUK dan SSKK yang sesuai dengan spesifikasi
barang/jasa yang diinginkan. Hal ini dapat kita gambarkan dalam skema
gambar 4.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 73 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Gambar 4 Proses perumusan SSUK dan SSKK yang sesuai dengan spesifikasi
barang/jasa

Proses
Masukan Perumusan Hasil
(Input) SSUK dan (Output)
SSKK

- identifikasi dan
- produk kriteria SSUK dan Sskk yang
daftar dari
- lingkup pengadaan sesuai dengan
seluruh pihak dan
barang/jasa spesifikasi
pengguna
- waktu penyelesaian produk/barang,lingkup
- dokumen pekerjaan/penyerahan barang pekerjaan
permintaan - kriteria penerimaan
- kualitas barang/jasa
- apa yang termasuk dan tidak
Alat atau metode:
termasuk dari bagian
- kuisioner
pengadaan
- survey
- diskusi kelompok
- workshop
- wawancara
- observasi

Seperti terlihat dari skema, langkah-langkah berikut bisa dilaksanakan sebagai


panduan dan acuan dalam melakukan perumusan SSUK dan SSKK :
1. Mengumpulkan semua kebutuhan untuk pengadaan barang/jasa yang akan
dituangkan ke dalam kontrak, dimulai dengan mengidentifikasi seluruh pihak
(stakeholder) dan menelaah dokumen permintaan dari pemilik
pekerjaan/pembeli barang.
Untuk membantu mendapatkan masukan dengan optimal bisa digunakan
alat/cara berupa pengisian kuisioner kepada pihak-pihak terkait dengan
permintaan, melakukan survey terhadap penyedia/survey ke lapangan,
melakukan diskusi kelompok, membuat workshop, melakukan wawancara,
dan observasi langsung terhadap keperluan.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 74 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

2. Melakukan perumusan dan pembuatan rancangan SSUK dan SSKK yang


sesuai dengan keperluan serta kebutuhan spesifikasi barang/jasa pada paket
pengadaan/KAK. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti
menelaah produk kriteria, menganalisa lingkup pengadaan barang/jasa,
mempertimbangkan waktu penerimaan, mendefinisikan kriteria penerimaan,
mempertimbangkan kualitas barang/jasa yang diinginkan,
mempertimbangkan apa yang termasuk dan tidak termasuk dari bagian
pengadaan barang/jasa yang harus dituangkan ke dalam dokumen SSUK
dan SSKK. Kesemua aspek-aspek ini dituangkan ke dalam rancangan
dokumen SSUK dan SSKK.

3. Hasil yang diperoleh setelah proses yang berulang-ulang adalah dokumen


SSUK dan SSKK yang memenuhi spesifikasi kebutuhan dari pemilik
pekerjaan/pembeli barang dan semua pihak berupa: tujuan PBJ, lingkup
pekerjaan/kriteria produk, pekerjaan/barang yang termasuk dalam serah
terima hasil pekerjaan, kriteria penerimaan/penyerahan barang/jasa,
batasan–batasan di luar PBJ, asumsi-asumsi dari PBJ.

3.6.2 Mempertimbangkan risiko pengadaan yang dituangkan dalam SSUK


dan/atau SSKK
Aspek kedua yang juga penting dalam perumusan SSUK dan SSKK adalah
mempertimbangkan risiko.Seperti diketahui bahwa salah satu peranan dokumen
kontrak adalah pengalokasian risiko kepada pihak-pihak yang memang
berkompeten dan bisa mengelola risiko dengan efektif dan efisien untuk
meminimalkan potensi kerugian dari suatu kejadian yang berakibat fatal atau
memaksimalkan kesempatan yang baik dari suatu kejadian. Perlu dipahami
bahwa yang terbaik untuk mengelola risiko adalah pihak yang mempunyai
kemampuan dan kapasitas untuk mengontrol dan mengendalikan risiko.

Sebagai contoh, organisasi A mempunyai bidang pelayanan jasa ke publik tidak


mempunyai sumber daya dan keahlian yang cukup untuk mengerjakan proyek
konstruksi jembatan. Organisasi A kemudian menunjuk sebuah penyedia

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 75 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

(kontraktor) yang mempunyai sumber daya dan keahlian untuk membuat


jembatan dalam waktu satu tahun dengan menggunakan kontrak lump sum.
Dalam hal ini, organsasi A telah melakukan pemindahan risiko ke penyedia
untuk mengendalikan penyelesaian dengan tepat waktu selama satu tahun,
penyedia dalam hal ini juga mempunyai kemampuan dan kompetensi untuk
mengendalikan semua risiko agar dapat menyelesaikan pembangunan jembatan
selama satu tahun.
Dalam perumusan SSUK dan SSKK yang mempertimbangkan risiko
perancang kontrak sebaiknya memahami beberapa aspek sebagai berikut :
1. Memahami cara pengelolaan risiko (risks management), mulai dari cara
mengidentifikasi, mengendalikan dan berakhirnya suatu risiko.
2. Memahami cara pengalokasian risiko di dalam kontrak
3. Mengerti klausul-klausul yang terkait dengan pengalokasian risiko di dalam
kontrak seperti: tanggung gugat (liability), pemberian ganti rugi
(indemnity), asuransi (insurance).
4. Mengerti bagaimana melindungi organisasi jika sesuatu terjadi terkait
dengan risiko
5. Mengetahui apa yang termasuk dan tidak termasuk di dalam kontrak
6. Mempunyai pemahaman yang jelas terhadap penyelesaian perselisihan
dalam kontrak

Oleh karena itu, dalam perumusan SSUK dan SSKK perancang kontrak,
pihak-pihak kontrak harus mengetahui bagaimana proses perumusan SSUK dan
SSKK dengan melakukan pemindahan risiko (risk transfer) atau pembagian
risiko (risk sharing) sesuai dengan kaidah pengelolaan risiko yang baik.
Perumusan SSUK dan SSKK sebaiknya mempertimbangkan kebijakan dan
standar operasi yang berlaku di masing-masing organisasi. Namun demikian,
sebagai acuan proses perumusan SSUK dan SSKK dengan mempertimbangkan
risiko dapat dimulai dengan mengidentifikasi risiko yang ada, mengukur
seberapa besar konsekwensinya (impact), membuat rencana tindak lanjutnya
dan bagaimana mengawasi dan mengendalikan dari setiap tindak lanjut yang

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 76 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

diambil. Untuk lebih jelasnya, proses ini dapat digambarkan dalam alur pada
gambar 5, dengan penjelasan di bawah ini.

Gambar 5. Bagan alur perumusan SSUK dan SSKK dengan


mempertimbangkan risiko

1 2 3

Identifikasi Menganalisa Membuat rencana


risiko risiko secara tindak lanjut
kualitatif dan terhadap daftar
kuantitatif risiko :

1. Menghindar/
Mengekplotasi
Pengawasan dan
pengendalian 2. Mitigasi/Menin
risiko 5.a gkatkan
3. Memindahkan/
Risiko dikelola Membagi
oleh organisasi 4. Menerima
sendiri
4
6 5.b Membuat keputusan
siapa dan bagaimana
Merumuskan SSUK Risiko –risiko mengendalikan dan
dan SSKK dengan dipindahkan atau mengawasi risiko
mengakomodasi dibagi dengan
risiko-risiko yang penyedia
dibagikan atau
dipindahkan

7
Memperbaharui
Dokumen kontrak rencana pengadaan
dengan risik- risiko dan dokumen
yang terakmodasi pengadaan
dalam SSUK dan
Sskk

1. Identifikasi Risiko
Proses pertama dalam merumuskan SSUK dan SSKK yang
mempertimbangkan risiko adalah dengan mengidentifikasi seluruh potensi
risiko yang akan terjadi. Dalam melakukan identifikasi, seluruh pihak
harus dilibatkan. Metode atau cara pengidentifikasian risiko adalah dengan
mendayagunakan seluruh informasi dari histori pengadaan sebelumnya,
melakukan telaah, kajian dan penelitian, membaca artikel atau laporan
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 77 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

terkait dengan permintaan, dan menelaah dokumen permintaan. Cara lain


adalah dengan melakukan wawancara dengan berbagai pihak, pertemuan
(meeting), dan menganalisa akar permasalahan (root cause analysis).
Hasil dari proses identifikasi risiko adalah daftar risiko termasuk potensi
untuk tindak lanjut.

Dalam proyek konstruksi sebagai contoh, risiko dapat dikelompokan


sebagai berikut:
➢ Kondisi pisik yang menghambat /merusak pekerjaan, seperti : kondisi
tanah, adanya saluran pipa, kontaminasi pada bawah tanah, fosil dan
barang antik.
➢ Keterlambatan dan gangguan, seperti: keterlambatan penyerahan dari
pemilik pekerjaan/pembeli barang ke penyedia untuk memulai proyek,
gambar kerja yang terlambat, masalah tenaga kerja.
➢ Adanya kerusakan barang dan kekurangan tenaga kerja.
➢ Arahan dan supervisi dari pemilik pekerjaan/pembeli barang atau tenaga
teknik (engineer), seperti komunikasi yang tidak efektif, tidak efisien dan
kurang kompetensi.
➢ Kerusakan dan kehilangan terhadap manusia dan properti.
➢ Kekurangan sumber daya.
➢ Kebijakan pemerintah dan perubahan perundang-undangan.
➢ Konflik karena peperangan.
➢ Protes tenaga kerja dan pemogokan.
➢ Pembayaran.
➢ Inflasi.
➢ Arbitasi dan hukum.

2. Analisa Risiko
Proses berikutnya setelah mengidentifikasi risiko adalah melakukan
pengukuran seberapa besar dampak dari setiap risiko. Hal ini dapat
dilakukan dengan metode kualitatif atau kuantitatif.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 78 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Metode kualitatif mengukur potensi risiko (probabilitas) dan


konsekuensinya (impact) dengan melakukan standar skala seperti: rendah,
sedang, dan tinggi. Potensi risiko dapat di skala 1-sampai dengan 10.
Kemudian dibuat tabulasi sebagai berikut:

10

4
Kemungkinan (probability)

1 2 3 4 5 6 . . 10

Konsekuensi (impact )

Hasil dari analisa adalah melihat risiko mana yang akan harus
mendapatkan perhatian sesegera mungkin dan risiko mana yang akan
ditempatkan dalam daftar pengawasan risiko.

Metode kuantitatif menganalisa risiko dengan melakukan penghitungan


seberapa besar dampak dari suatu risiko terhadap kerugian secara finansial
atau kerugian lainnya. Banyak metode yang dipakai dalam melakukan
analisa risiko secara kuantitiatif seperti: cabang keputusan (decision trees),
analisa perkiraan nilai keuangan (expected monetary value analysis),
monte carlo analysis dan lain-lain. Peserta dapat merujuk kepada UK 29
tentang metode analisa risiko dengan metode kuantitatif.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 79 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Sebagai contoh sederhana adalah sebagai berikut:


Suatu organisasi akan mengirim barang untuk proyek yang sedang berlangsung di
Kalimantan yang sangat penting dengan transportasi udara. Jika terlambat,
organisasi akan menderita kerugian sebesar Rp.10.000.000/- karena sumber daya
dan waktu yang terbuang. Ada dua pilihan penerbangan yang bisa dipakai oleh
organisasi yaitu maskapai A dengan biaya Rp 2.000.0000/- dan maskapai B
dengan biaya Rp.1.000.000/-. Namun demikian, maskapai A kemungkinan tepat
waktunya adalah 90%. Sedangkan maskapai B kemungkinan tepat waktunya
75%. Dengan metode cabang keputusan kita dapat gambarkan sebagai berikut:

Tepat waktu 90%

Maskapai A

Telat rugi Rp.10 jt

Tepat waktu 75%

Maskapai B

Telat rugi Rp.10 jt

Dari kedua pilihan di atas dapat diukur seberapa besar konsekuensi dari
biaya sebagai berikut:

Maskapai A (Probabilitas telat x Kerugian)+(Probabilitas


tepat waktu x Keuntungan) + Biaya Pengiriman
(10% x Rp.10 jt )+ (90% x Rp.0)+Rp. 2 Jt =
Rp.3 jt
Maskapai B (Probabilitas telat x Kerugian)+(Probabilitas
tepat waktu x Keuntungan) + Biaya Pengiriman
(25% x Rp.10 jt )+ (75% x Rp.0)+Rp. 1 Jt =
Rp.3.5 jt

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 80 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Jikalau hanya melihat biaya pengiriman, mungkin akan dipilih maskapai B


yang mempunyai ongkos Rp.1.000.000,-, namun ketika dihitung
konsekuensi secara keseluruhan karena keterlambatan, maka pilihan A
lebih baik.
Hasil dari analisa risiko secara kuantitiaf adalah total secara keseluruhan
risiko pengadaan terhadap nilai yang dapat terekspose baik secara
finansial atau waktu penyelesaian yang akan berakibat pada kebutuhan
asuransi atau bentuk kontegensi lainnya.

3. Membuat rencana tindak lanjut terhadap risiko


Setelah semua risiko teridentifikasi dan juga dianalisa probabilitas dan
konsekuensinya, maka langkah selanjutnya adalah membuat rencana atau
skenario terhadap daftar risiko yang ada. Perlu dipahami bahwa ada
beberapa teknik dalam menangani risiko yang biasa dipakai dalam
pengelolaan risiko sebagai berikut:
Bahaya negative Kesempatan Positif
(risiko negatif) (kebalikan risiko negatif)
1.Menghindar (Avoid) 1.Mengekpoitasi (Exploit)
2.Mengurangi 2.Meningkatkan (Enhance)
(Reduce/Mitigate)
3. Memindahkan (Transfer) 3. Membagi (Share)
4. Menerima (Accept) 4. Menerima (Accept)

Menghindar, adalah teknik mengeliminasi penyebab risiko (contoh:


membatalkan rencana pembelian material dari pengadaan dari
barang/jasa)
Mengurangi, adalah teknik memitigasi risiko dengan mengurangi
konsekuensi dan probabilitas dari risiko (contoh : melihat pilihan untuk
mengurangi tingkat probabilitas kejadian, pilihan terkecil yang diambil)
Memindahkan, adalah teknik dengan cara mengalokasikan risiko kepada
pihak lain. (Contoh: mengalokasikan pekerjaan yang sulit kepada penyedia
yang mempunyai keahlian)

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 81 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Mengeksploitasi, adalah kebalikan dari menghindar diamana


kesempatan yang baik diusahakan untuk diambil kesempatan nya (contoh:
memulai negosiasi lebih awal untuk mendapatkan harga yang rendah)
Meningkatkan, adalah kebalikan dari mitigasi dimana meningkatkan
kesempatan kejadiannya (contoh : memindahkan pekerjaan ke jadwal
yang sumberdaya dan pekerja tersedia lebih lebih baik untuk menangani
pekerjaan).
Membagi, adalah teknik mengalokasikan kesempatan kepada pihak yang
lebih baik untuk mencapai hasil yang dinginkan (contoh: melakukan
pengadaan keluar (outsource) untuk meningkatkan kesempatan.
Menerima, adalah teknik menerima setiap konsekuensi yang akan terjadi
dari suatu kejadian/kesempatan (contoh : menerima suatu kejadian karena
tidak ada pilihan yang lebih baik yang dapat diambil, dengan memberikan
informasi kepada pimpinan/manajemen bahwa akan ada biaya sebagai
konsekuensi dari kejadian tersebut)

Setelah mengetahui teknik pengelolaan terhadap rencana setiap risiko,


kemudian dibuatkan daftar dari semua kejadian dan rencana tindak lanjut
dalam suatu tabel sebagai berikut:

Risiko negative atau kesempatan Rencana tindak


positif lanjut
membatalkan rencana pembelian menghindar

material dari pengadaan dari


barang/jasa
.. ...
… ...
… ...
mengalokasikan pekerjaan yang memindahkan

sulit kepada penyedia yang


mempunyai keahlian

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 82 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Perlu digarisbawahi dalam konteks perumusan SSUK dan SSKK


memindahkan risiko dan membagi kesempatan adalah dua teknik yang
sangat penting untuk membuat pihak lain bertanggung jawab terhadap
risiko dan juga kesempatan. Disinilah titik dimana koneksi yang sangat
kuat antara risiko dan kontrak sebelum ditandatanganinya perjanjian. Hal
ini akan berkaitan erat dengan perumusan klausul-klausul dalam SSUK dan
SSKK yang berkaitan dengan :
- Tanggung-gugat (liability)
- Pemberian ganti-kerugian (indemnity)
- Asuransi (insurance), Jaminan (bond), Garansi (guarantee)
- Terminasi kontrak (Contract Termination)
- Penyelesaian perselisihan (Dispute resolution)
- Dan lain lain

4. Membuat keputusan siapa dan bagaimana mengendalikan dan


mengawasi risiko.

Setelah membuat rencana tindak lanjut terhadap risiko dan kesempatan,


maka langkah yang sangat penting adalah memutuskan siapa yang akan
mengendalikan dan mengawasi risiko tersebut. Ada dua kemungkinan,
yaitu dikelola sendiri oleh organisasi atau dibagikan atau dipindahkan
kepada pihak lain seperti penyedia. Pertimbangan dalam memutuskan
tentu berdasarkan kebijakan dan prosedur organisasi dengan melihat
prioritas risiko, aspek teknis, sumber daya manusia, keuangan dan
kapasitas organisasi dalam menyerap konsekuensi dari risiko.

5.a Risiko yang dikelola oleh organisasi sendiri


Jika pilihan pertama yang diambil, maka proses pengelolaan dapat
mengambil langkah-langkah penting dalam organisasi dengan mengikuti
kaidah pengawasan dan pengendalian risiko.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 83 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

5.b Risiko yang pindahkan/ dibagikan ke organisasi lain


Namun jika pilihan kedua yaitu memindahkan atau membagikan dengan
pihak lain, maka harus dirumuskan klausul-klausul dalam kontrak yang
mengatur tanggung jawab, proteksi terhadap kerugian, asuransi, garansi,
lingkup pekerjaan, sub-kontrak, kerahasian, waktu serah terima,
pembayaran, keadaan kahar, hukum yang berlaku, penalti, pemutusan
kontrak dan lain-lain.

6. Merumuskan SSUK dan SSKK dengan mengakomodasi risiko yang


dipindahkan atau dibagikan

Setelah menentukan bahwa segala risiko dan kesempatan akan dibagikan


atau dipindahkan ke pihak lain maka langkah penting selanjutnya adalah
merumuskan SSUK dan SSKK dengan mengakomodasi segala risiko dan
kesempatan yang ada. Di bawah ini adalah beberapa kategori dari syarat
dan kondisi yang dapat digunakan dalam menyusun SSUK dan SSKK :
➢ Kriteria serah terima (acceptance criteria). Apa saja yang
termasuk kriteria jika barang/pekerjaan dapat diterima atau selesai.
Harus menyatakan dengan jelas pemindahan tanggung jawab sampai
dengan penyelesaian kontrak. Dimana penyerahan barang/pekerjaan
dan apa term of trade : EXW, FOB, CIF dan lain lain (sesuai Incoterms)
karena terkait dengan risiko yang di tanggung oleh penyedia dan
pemilik pekerjaan/pembeli barang.
➢ Keadaan kahar (force majeure). Kondisi dimana pihak tidak
berkewajiban menyelesaikan kontrak karena sesuatu hal yang diluar
kuasa, seperti kebakaran, bencana alam dan lain lain. Jika terjadi risiko
kehilangan karena kebakaran sebagai contoh, biasanya biaya
kehilangan ditanggung oleh salah satu pihak yang ditutupi dengan
asuransi.
➢ Tanggung-gugat (liability). Merupakan bentuk spesifik dari
tanggung jawab yang menyatakan siapa yang bertanggung jawab

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 84 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

terhadap kejadian disebabkan risiko kecelakaan kerja, kehilangan


nyawa manusia dan kerusakan property dan lain lain.
➢ Batasan pertanggungan (limitation of liability). Klausul ini
menegaskan seberapa besar batasan pertanggungan yang akan
dibayarkan jika terjadi tuntutan dari pihak tertentu.
➢ Pemberian ganti-kerugian (Indemnity) . Klausul yang menyatakan
pemindahan risiko antara dua pihak atau lebih untuk mencegah
kerugian atau memberikan kompensasi terhadap kerugian yang
mungkin terjadi dari suatu kejadian (event).
➢ Asuransi (insurance). Siapa yang menanggung asuransi pada saat
suatu kejadian risiko terjadi. Misalkan kerusakan atau kehilangan
barang pada saat pengiriman.
➢ Jaminan (bond). Jaminan yang harus dibeli oleh pihak penjamin bagi
pihak terjamin yang memerlukan. Misalkan jaminan penyelesaian
pekerjaan (performance bond) harus disediakan penyedia, jaminan
tender (bid bond) bagi peserta tender, jaminan pembayaran (payment
bond).
➢ Resiko kehilangan (risk of loss), menyatakan alokasi antara pihak
pihak dalam kontrak jika terjadi kehilangan barang / pekerjaan pada
saat pelaksanaan kontrak
➢ Pembayaran (payment), kapan pembayaran akan dibuat, apakah
ada denda keterlambatan pembayaran, apa saja alasan yang dapat
menghambat pembayaran. Sebagai contoh, kesalahan invoice tidak
dapat menghentikan pembayaran seluruhnya oleh pemilik
pekerjaan/pembeli barang kepada penyedia jika tidak didefinisikan
dengan jelas.
➢ Uang yang ditahan (retainage) sebagai jaminan dari suatu risiko,
pihak pemilik pekerjaan/pembeli barang mungkin akan menahan
beberapa persen uang pembayaran sampai pekerjaan selesai atau
barang dipasok atau beroperasi dengan baik.
➢ Penghentian pekerjaan (termination), klausul ini mengatur
penghentian pekerjaan sebelum pekerjaan terselesaikan.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 85 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

➢ Jaminan kualitas (warranties) , klausul yang mengatur mengenai


janji dari kualitas pekerjaan/barang dalam kontrak yang terikat pada
periode tertentu
➢ Metode penyelesaian perselisihan (dispute resolution). Klausul
ini sangat penting untuk dicantumkan dan dirumuskan dengan baik
karena menyangkut cara dari pihak-pihak dalam menyelesaikan
perselisihan. Mediasi adalah cara yang sangat dianjurkan untuk
dicantumkan dalam dokumen kontrak sebagai langkah pertama dalam
penyelesaian perselisihan untuk menghindari biaya yang besar dan
waktu yang panjang.
➢ Hukum yang dipilih. Klausul ini penting untuk dipertegas karena
menyangkut tempat yang akan dipakai untuk melakukan peradilan.
➢ Penalti. Jika terjadi keterlambatan atau pelanggaran kontrak pihak
pelanggar harus menyediakan sejumlah biaya sebagai kompensasi.

7. Hasil dokumen kontrak dengan risiko yang terakomodasi dalam


SSUK dan SSKK

Sebagai hasil akhir dari perumusan SSUK dan SSKK adalah suatu dokumen
dengan klausul-klausul yang mampu mengakomodasi kebutuhan
kebutuhan utama dari kontrak pengadaan barang/jasa. Dokumen ini akan
menjadi bagian tak terpisahkan dari kontrak yang akan dinegosiasikan
dengan pihak lain, disahkan oleh bagian legal dan ditandatangani oleh
pihak yang berwenang dalam organisasi. Dokumen ini nanti akan menjadi
landasan dalam pelaksanaan kontrak. Jikalau diperlukan perubahan dalam
pelaksanaan kontrak, maka perubahan tersebut harus mengikuti prosedur
yang ditetapkan organisasi.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 86 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

BAB IV
MEMBUAT RANCANGAN KONTRAK
PENGADAAN BARANG/JASA

Kontrak pengadaan barang/jasa, setelah dirumuskan susunan dan


isinya, perlu dibuat detil rancangan kontrak sebelum ditandatangani. Pembuatan
rancangan dokumen kontrak pengadaan barang/jasa harus memperhatikan
segala kebutuhan kontrak. Kebutuhan dokumen kontrak pekerjaan konstruksi
mungkin berbeda dengan pekerjaan jasa, sehingga penekanan dokumen
pendukung juga berbeda. Namun demikian, secara umum, ada benang merah
yang bisa dijadikan acuan untuk membuat rancangan kontrak pengadaan
barang/jasa.
Bab ini membahas bagaimana membuat rancangan kontrak pengadaan
barang/jasa mulai dari tahapan pembuatan dokumen kontrak sampai dengan
prosedur dokumentasi rancangan kontrak.

4.1 Tahapan Pembuatan Dokumen Kontrak


Pembuatan dokumen kontrak sebaiknya sudah dimulai sejak tahap perencanaan
pemilihan penyedia pada proses pengadaan. Pada tahap ini, panitia pelelangan
akan menentukan tipe dokumen lelang dan jenis kontrak sesuai dengan hasil
pengkajian, dan mulai menyusun rancangan kontrak (contract drafting).

Namun, dalam keadaan emergensi dimana keadaan tidak memungkinkan


untuk membuat rancangan kontrak sebelum melakukan pemilihan penyedia,
rancangan kontrak dapat dibuat bersamaan dengan proses negosiasi. Ketika
negosiasi berlangsung, rancangan kontrak (Contract Draft) kemudian
difinalisasi oleh pihak-pihak yang akan melakukan kontrak. Hal-hal yang bersifat
emergensi dapat berupa:
a. kontrak perbaikan pabrik atau fasilitas produksi yang rusak tak terduga
b. jasa konsultan hukum karena adanya kasus yang harus segera ditangani
c. keperluan emergensi lainnya yang akan menyebabkan kerugian yang lebih
besar bagi organisasi jika tidak ditangani dengan segera.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 87 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Berikut ini dijelaskan bagaimana tahapan pembuatan dokumen kontrak


selanjutnya, setelah rancangan kontrak disusun:
1. Munculnya kesepakatan dasar diantara para pihak untuk membuat
perjanjian

Pada tahap pemilihan penyedia dalam proses pengadaan, pembeli biasanya


melakukan evaluasi untuk memilih pemenang. Secara umum, penyedia
dipilih berdasarkan kriteria dan mekanisme yang telah ditetapkan pada saat
perencanaan. Setelah pemilihan, pembeli melakukan penunjukan pemenang
atau penyedia yang terpilih, dan dimulailah penyampaian informasi kepada
pemenang. Dengan demikian, proses pengadaan mulai memasuki fase awal
kesepakatan. Biasanya, pihak-pihak yang akan mengadakan perjanjian
melakukan pertemuan. Melalui pertemuan diharapkan muncul kesepakatan
dasar diantara para pihak untuk membuat perjanjian tentang ruang lingkup
barang/jasa, kualitas, jadwal penyelesaian dan harga.

2. Negosiasi atas rancangan perjanjian;

Setelah muncul kesepakatan dasar, dimulailah proses finalisasi rancangan


perjanjian. Hal-hal utama yang harus diperhatikan dalam negosiasi
rancangan kontrak adalah sebagai berikut:
a. Maksud dan tujuan kontrak, meliputi:
✓ Pendefinisian tugas dan tanggung jawab dari pihak yang melakukan
perjanjian
✓ Faktor-faktor yang mengikat secara hukum (legally binding)
✓ Cara untuk mengatasi dan mengalokasikan resiko

b. Unsur utama penyusun kontrak, meliputi:


✓ Lingkup suplai barang atau penyediaan jasa (statement of work atau
scope)
✓ Jadwal pemasokan barang atau penyelesaian pekerjaan jasa
(schedule)
✓ Biaya (total cost)

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 88 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

c. Unsur pendukung penyusun kontrak, meliputi:


1) Otoritas dari pihak-pihak dalam perjanjian
2) Hukum yang berlaku untuk dokumen kontrak
3) Waktu pembayaran
4) Hak-hak terhadap kekayaan intelektual, seperti paten, hak cipta, dan
merk dagang
5) Asuransi dan Jaminan terhadap kerugian (indemnification)
6) Penghentian perjanjian
7) Kebijakan yang bersifat rahasia
8) Kahar (force majeure)
9) Sanggahan
10) Penalti
11) Batasan pertanggungan

Setelah ditentukan apa yang akan termasuk dan tidak termasuk dalam
dokumen kontrak, finalisasi dokumen kontrak yang akan ditandatatangani
dapat dibuat. Tergantung dari kebijakan organisasi masing-masing, pihak-
pihak yang akan melakukan perjanjian dapat menggunakan standar
dokumen kontrak yang telah diakui keabsahannya baik di tingkat domestik
ataupun internasional, seperti standar kontrak dari International Trading
Centre, atau Internasional Comercial Contract, atau dari World Bank dan lain
lain.

Pada prinsipnya, standar dokumen kontrak digunakan untuk memudahkan


kedua belah pihak yang bertransaksi untuk menyelesaikan rancangan
kontrak dan membuat dokumen kontrak yang valid dan adil.

Perlu diperhatikan bahwa pihak-pihak yang bertransaksi benar-benar


mengerti dan hanya menggunakan klausul yang disesuaikan dengan
kebutuhan organisasi.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 89 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

3. Penandatanganan perjanjian

Suatu dokumen perjanjian (kontrak) ketika telah ditandatangani


adalah dokumen yang mengikat pihak-pihak yang terlibat didalam kontrak
secara hukum (legally binding). Oleh karena itu, proses penandatanganan
dokumen kontrak harus dilakukan dengan cermat dan memenuhi unsur-
unsur kontrak yang telah disebutkan di bagian sebelumnya. Di beberapa
organisasi, sebelum penandatanganan, kontrak bahkan harus melalui proses
negosiasi perancangan kontrak (contract draft negotiation) dan pengesahan
kontrak (contract approval).
Secara umum, setelah sepakat dengan rancangan akhir dokumen
kontrak (final draft contract), maka penyedia dan pemilik pekerjaan/pembeli
masing-masing akan meminta pengesahan ke tingkat manajemen yang
mempunyai kewenangan/otoritas untuk mengesahkan kontrak. Setelah
kedua belah pihak mendapatkan pengesahan, barulah diatur pertemuan
untuk penandatanganan kontrak.
Proses penandatanganan dokumen kontrak ini dapat diilustrasikan
dalam gambar 2. Karena tingginya kompleksitas dan rutinitas dalam
menyelesaikan penandatanganan dokumen kontrak, maka kerja sama dan
komunikasi menjadi sangat penting untuk menyelesaikan tugas ini. Peserta
dapat mempelajari Buku informasi UK-17 untuk memahami lebih lanjut
tentang proses penandatanganan kontrak.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 90 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Gambar 2. Proses penandatangan dokumen kontrak

Pembeli /
Penyedia
Pemilik
/Kontraktor Pekerjaan

Rancangan Kontrak Rancangan Kontrak

Level
Operasional
Sepakat terhadap
Rancangan Kontrak

Penelaahan Penelaahan
Rancangan Kontrak Rancangan Kontrak
Level
Penelaahan
Mendapat pengesahan Mendapat pengesahan
dari otoritas dari otoritas

Level Penandatangan dokumen


kontrak
Penandatanganan

4. Penerapan perjanjian

Setelah dokumen perjanjian (kontrak) ditandatangani, maka proses


selanjutnya adalah penerapan perjanjian atau dalam kata lain pelaksanaan
kontrak. Dalam penerapan perjanjian, pihak-pihak yang terlibat akan
mengadministrasi pelaksanaan kontrak dan mengelola hubungan dengan
tindakan positif untuk kerjasama jangka pendek dan jangka panjang.
Informasi yang terbuka dan adil akan memberikan nilai tambah yang baik
untuk memulai penerapan perjanjian.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 91 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Dalam dunia pengadaan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan


pada saat penerapan perjanjian yang meliputi aspek-aspek berikut:
• Pengendalian pekerjaan
• Memenuhi semua persyaratan dan kriteria yang tertulis dalam
dokumen kontrak.
• Tanggung jawab keuangan kepada penyedia
• Sistem pengesahan apabila ada perubahan kontrak secara lingkup
pekerjaan,waktu atau biaya
• Tanggung jawab administrasi untuk mengelola pelaksanaan kontrak.
• Syarat dan kondisi kontrak yang akan dilaksanakan.
• Kebutuhan dokumentasi dari kontrak yang dilaksanakan
• Rencana sub-kontrak jika penyedia tidak dapat melakukan sendiri dan
harus mencari penyedia lain.
• Standar unjuk kerja penyedia yang ditetapkan dalam penerapan
kontrak
• Rencana kerja penyedia sesuai dengan perjanjian
• Pengelolaan penyedia oleh pembeli sesuai dengan target dalam
kontrak
• Laporan kemajuan dari pekerjaan jasa atau pembuatan barang yang
akan dipasok.
• Penutupan kontrak

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 92 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Posisi setiap tahap pembuatan dokumen kontrak tersebut dalam proses


pengadaan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan Pembuatan Dokumen Kontrak pada proses pengadaan

Tahap Awal Pembuatan Permintaan


Pengadaan (Purchase Request/Ccntract Request)

Penentuan Tipe Dokumen Penentuan Jenis Kontrak


Pemilihan (Spot/Frame Agreemen/Fixed
Tahap (RFQ/ITB/RFP) Price/JV/CR/TM/EPC dll)
Perencanaan
Pemilihan
Penyusunan Rancangan Kontrak
(Contract Drafting)

RFQ/ITB/RFP dikirim ke penyedia

Penyedia meresponse dengan


penawaran

Tahap
Pelaksanaan Evaluasi penawaran
Pemilihan

Negosiasi

Penunjukan Pemenang
(Contract Award)

Penandatanganan Dokumen
Kontrak

Pelaksanaan Kontrak

Tahap
Pelaksanaan
Pengadaan Pengendalian dan Penjaminan Kualitas
Pengawasan Kualitas

Penerimaan hasil pengadaan


barang/jasa

Tahap
Penutupan
Pengadaan Penutupan Kontrak

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 93 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

4.2 Rumusan Klausul Kontrak

Hal penting berikutnya dalam membuat rancangan kontrak adalah


merumuskan klausul kontrak. Di bawah ini akan dideskripsikan bagaimana
melakukan perumusan klausul kontrak menurut prinsip-prinsip umum dan
beberapa saran khusus.

1. Prinsip umum
Secara umum prinsip-prinsip dalam melakukan perumusan klausul-
klausul kontrak adalah sebagai berikut:
a. Semua aspek yang harus disampaikan dan dituangkan dalam
dokumen kontrak.
b. Bagaimana menulis dokumen kontrak dengan cara: mempelajari
dan berfikir secara jernih, mengucapkan dan menulis secara efektif
serta mendengar dan membaca dengan pemahaman yang benar.
Semua hal–hal di atas adalah tujuan dari praktek-praktek perancangan
dokumen kontrak yang akan memberikan kesuksesan dalam
pelaksanaan dan penyelesaian kontrak.

2. Beberapa saran khusus dalam merumuskan klausul kontrak


Beberapa saran khusus dalam merumuskan klausul kontrak diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Membuat klausul kontrak dengan cara yang presisi (akurat, lengkap
dan nyata), jelas, langsung pada tujuan dan focus
b. Seimbangkan keinginan untuk membuat klausul yang presisi dengan
kalimat yang sederhana
c. Pergunakan bahasa yang sederhana
d. Hindari penggunaan bahasa yang tidak resmi
e. Gunakan kalimat dengan jumlah kata kurang dari 30
f. Perhatikan subyek dan predikat dari setiap kalimat
g. Pergunakan kalimat aktif
h. Memahami desain kontrak secara menyeluruh sebelum memulai
membuat rancangan kontrak (buat kerangka kontrak dahulu)
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 94 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

i. Urutkan secara logis dengan menerangkan kronologi setiap kejadian


j. Tempatkan kata penghubung yang tepat untuk membuat kesatuan
(kohesi) yang menyeluruh
k. Jangan menebak/menduga-duga sesuatu yang tidak lengkap.
l. Buat kalimat dengan baik kepada esensi yang ingin disampaikan
m. Gunakan kata yang pendek dan langsung kepada esensi, dengan
menggunakan kata dasar bukan menggunakan kata turunannya.
n. Kurangi adanya pengulangan kata (seperti “cerita yang telah terjadi
masa lalu” atau “rencana di masa yang akan datang”)
o. Kurangi pemilik penggunaan kata keterangan yang tidak perlu
p. Berhati-hati terhadap pemilik penggunaan kata-kata perintah,
instruksi dan tanggung jawab
q. Hindari penggunaan dan/atau
r. Lakukan penyempurnaan kalimat dengan melihat kata dasar,
penekanan dan penyesuaian
s. Kurangi pemilik penggunaan kata keterangan dan kata sifat dengan
menggunakan kata benda yang lebih presisi
t. Hindari kata-kata yang mempunyai arti ganda
u. Susun kata-kata dengan teliti dan gunakan kata-kata yang mudah
dimengerti
v. Gunakan nama resmi yang benar untuk pihak-pihak kontrak
w. Tulis angka dan juga nomor didalam kurung seperti “seratus (100)”
untuk mengurangi kemungkinan kesalahan
x. Penulisan dokumen kontrak bukanlah pekerjaan seni menulis oleh
karena itu sebaiknya jelas, langsung, dan presisi bukan sesuatu yang
merefleksikan, memprovokasi, atau menghibur.
y. Buatlah kontrak yang mudah dimengerti seolah olah penegak hukum
akan mudah memahaminya
z. Definisikan kata-kata yang penting ketika pertama kali memakainya

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 95 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

4.3 Ketentuan Penyusunan Kontrak

Tidak ada ketentuan (rule) khusus dalam penyusunan kontrak, setiap


organisasi mempunyai kebijakan dan prosedur tersendiri tentang bagaimana
menyusun dokumen kontrak. Namun demikian, perlu diperhatikan keselarasan
dari setiap bagian kontrak, urutan yang berkesinambungan, kemudahan dalam
identifikasi sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang membaca dan
menelaah dokumen kontrak, pihak yang akan menandatangani kontrak, serta
untuk peninjauan seperti keperluan pemeriksaan.
Sub bab ini membahas bagaimana penyusunan kontrak berdasarkan
dokumen pendukung sesuai dengan klausul kontrak dan ketentuan kontrak
pengadaan.

Dokumen pendukung sesuai dengan klausul kontrak

Dokumen pendukung harus sesuai dengan klausul kontrak. Oleh karena


itu, beberapa hal berikut perlu menjadi pertimbangan ketika menyusun kontrak.

1. Kelengkapan dokumen pendukung yang menjadi acuan dari klausul kontrak


Faktor yang paling penting dalam menyusun dokumen kontrak adalah
kelengkapan seluruh dokumen-dokumen kontrak baik yang bersifat sebagai
dokumen utama, dokumen pendukung atau jika kontrak sudah berjalan
mungkin terdapat dokumen tambahan. Oleh karena itu, perlu dibuatkan daftar
simak (check list) untuk memastikan seluruh dokumen tersedia dengan lengkap
dalam dokumen kontrak. Sehingga ketika klausul kontrak mengacu pada
dokumen pendukung, akan tersedia setiap saat.

2. Keterpaduan dokumen pendukung dan klausul kontrak


Faktor berikutnya yang juga sangat penting adalah keterpaduan antara
dokumen pendukung dengan klausul kontrak (article and supporting document
matching). Keselarasan ini perlu dipertimbangkan oleh pihak-pihak pembuat
kontrak karena akan memberikan konsistensi dalam penyampaian informasi.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 96 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Sebagai contoh ketika di klausul kontrak menyebutkan sebagai berikut:

Perjanjian ini dibuat pada, hari…. tanggal…., bulan …..,


tahun…..berdasarkan penawaran dari penyedia (lampiran no.1)
tentang pekerjaan konstruksi Pembuatan Jembatan di Sungai….. dst

maka dalam lampiran kontrak nomor 1 harus terdapat informasi yang


disebutkan dalam klausul kontrak yang menerangkan seluruh informasi
mengenari penawaran. Demikian juga dengan dokumen-dokumen lain seperti
spesifikasi khusus, gambar dan data-data lainnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mencapai keselarasan adalah menyusun
urutan-urutan dokumen pendukung yang tidak saja memberikan kefektifan
kontrak tetapi juga memberikan kemudahan bagi peserta dan pemilik
pekerjaan/pembeli barang kontrak. Sebagai contoh, ketika kontrak dimulai
dengan penawaran, kemudian penegasan penerimaan penawaran, pembuatan
kontrak, dan seterusnya; maka penyusunan urutan dokumen sebaiknya
berdasarkan urutan kejadian yang sudah dan akan terjadi (historical and future
event).

3. Ketegasan dokumen pendukung dalam memberikan informasi terhadap klausul


kontrak
Dokumen pendukung disediakan dalam kontrak untuk memberikan informasi
baik sebagai acuan, premis, penjelasan yang lebih lengkap, atau sekedar
tambahan informasi bagi peserta dan pemilik pekerjaan/pembeli barang
kontrak. Apapun maksud dari dilampirkannya dokumen pendukung dalam suatu
dokumen kontrak, maka keberadaannya harus memberikan kejelasan informasi
terhadap klausul-klausul dalam kontrak. Jika terdapat konflik, maka harus
dijelaskan hierarki dokumen mana yang menjadi acuan yang lebih utama.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 97 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

4. Urutan dokumen pendukung untuk memahami, mengidentifikasi, memverifikasi


klausul kontrak
Peranan penting dari dokumen pendukung harus diwujudkan dengan cara
kemudahan dalam mengakses semua dokumen pendukung ketika diperlukan
untuk memahami klausul kontrak dengan cara disusun berurutan. Kadangkala
pihak-pihak yang menggunakan kontrak akan memerlukan dokumen pendukung
ketika mengidentifikasi pekerjaan/pemasokan barang. Dalam proses
penerimaan pekerjaan hasil pengadaan barang/jasa, verifikasi antara klausul
kontrak dan dokumen pendukung sering dilakukan, sehingga kemudahan dalam
mengakses dokumen pendukung akan membantu dalam mencapai hasil kontrak
yang efektif.

5. Kesatuan dokumen pendukung dengan klausul kontrak


Perlu dimengerti bahwa seluruh dokumen pendukung harus mempunyai
kesatuan dengan pasal-pasal atau klausul kontrak. Sehingga apabila satu
klausul telah menyebutkan hal tertentu maka harus direfleksikan dengan
dokumen pendukung yang benar.

Ketentuan kontrak pengadaan

Penyusunan kontrak akan berbeda antara satu kontrak dengan kontrak


lainnya. Tergantung dari kebutuhan, maksud dan tujuan kontrak tersebut dibuat.
Kontrak untuk sewa menyewa properti mungkin akan berbeda dalam
susunannnya dibandingkan dengan kontrak untuk pembelian asuransi. Demikian
halnya dengan penyusunan kontrak untuk pengadaan barang/jasa, walaupun
tidak ada ketentuan yang resmi atau kaidah yang baku, tetapi penyusunan
kontrak biasanya berdasarkan peraturan yang berlaku, kebijakan organisasi atau
perusahaan, praktek yang terbaik (best practice) serta kesepakatan antara pihak
pihak yang membuat kontrak, pemilik pekerjaan/pembeli barang format yang
ditentukan oleh assosiasi–asosiasi tertentu seperti di dunia konstruksi dan lain
lain.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 98 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Namun demikian, susunan kontrak pengadaan barang /jasa dapat kita


pahami bersama dimana kontrak tersebut mempunyai pola sebagai berikut:
1. Surat Penawaran dari penyedia (letter of bid, quotation, proposal)
2. Surat penerimaan dan penunjukan dari pemilik pekerjaan/pembeli
barang (letter of acceptance and notice of award )
3. Perjanjian kontrak untuk membeli barang /memerlukan jasa
pekerjaan (contract agreement) . Bagian ini mencakup – pembuka,
isi dan penutup kontrak.
4. Lampiran tentang: perubahan kontrak, SSUK, SSKK, lingkup dan
spesfikasi pekerjaan/barang, daftar harga, gambar teknis,
spesifikasi pendukung, format jaminan seperti performance bond,
uang yang ditahan (retention money), garansi Bank (bank
guarantee) dan lain lain

4.4 Peran Dan Tanggung Jawab

Dalam sub bab ini akan dibahas peran dan tanggung jawab dari
berbagai pihak dalam membuat rancangan kontrak pengadaan barang/jasa.
Untuk memudahkan, pembahasan akan dilakukan pada peran dan tanggung
jawab pihak-pihak yang berada pada posisi pemilik pekerjaan/pembeli. Peran
dan tanggung jawab yang serupa akan terjadi pada sisi penyedia.
Pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam membuat rancangan kontrak
pengadaan barang/jasa adalah:
1. pemilik pekerjaan/pembeli barang anggaran (end user),
2. Pejabat Pembuat Komitmen (contract manager),
3. pejabat pelaksana lelang dan penyusun kontrak (contract specialist),
4. kepala bagian hukum (legal manager),
5. pejabat pelaksana kontrak (contract administration), dan
6. pejabat penerima hasil pekerjaan (inspector).

Dalam organisasi profit, pembuatan rancangan kontrak biasanya di pimpin oleh


Fungsi Pengadaan (Procurement Function) yang dipimpin oleh Procurement

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 99 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Manager/Purchasing Manager /Supply Chain Manager /Contract Manager.


Pimpinan tersebut dibantu oleh satu atau beberapa orang contract
specialist/procurement specialist/purchasing specialist untuk membuat
rancangan dokumen kontrak yang berkoordinasi dengan seluruh pihak-pihak
yang mempunyai kepentingan. Untuk dapat merancang kontrak dengan baik,
perancang kontrak disarankan mempunyai pemahaman tentang proses
pengadaan dan jika mempunyai kesempatan mempunyai sertifikasi dalam bidang
commercial contract management yang dikeularkan oleh institusi baik di dalam
maupun luar negri. Sedangkan dalam konteks organisasi pemerintah di
Indonesia, pembuat rancangan kontrak dijelaskan dalam kolom berikut.

Bagian Keempat - Pejabat Pembuat Komitmen


Pasal 11

(1) PPK memiliki tugas pokok dan kewenangan sebagai berikut:


a. menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa yang meliputi:
3) rancangan kontrak.

(2) Selain tugas pokok dan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal
diperlukan, PPK dapat:
a. mengusulkan kepada PA/KPA:
1) perubahan paket pekerjaan; dan/atau
2) perubahan jadwal kegiatan pengadaan;
b. menetapkan tim pendukung;
c. menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis untuk membantu
pelaksanaan tugas ULP; dan

Dari kutipan dokumen di atas dapat dipahami bahwa penyusunan rancangan


kontrak menjadi tugas PPK dan dalam hal diperlukan untuk menyusun rancangan
kontrak, maka PPK dapat menunjuk pembantu.

Pemilik pekerjaan/pembeli barang Anggaran (End User)

Tergantung dari jenis pengadaan barang/jasa dalam suatu organisasi,


pemilik pekerjaan/pembeli barang anggaran atau biasa disebut pengguna (end
user) adalah orang yang berkepentingan terhadap hasil akhir suatu pengadaan
barang/jasa. Pemilik pekerjaan/pembeli barang bisa saja sebagai proyek manajer

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 100 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

atau maintenance manajer yang akan menyerahkan hasil akhir dari pengadaan
kepada bagian operasi atau kepada masyarakat dalam konteks proyek publik.
Dalam membuat rancangan kontrak pengadaan barang/jasa peran dan
tanggung jawab dari pemilik pekerjaan/pembeli barang anggaran adalah sebagai
berikut:
➢ Meyakinkan bahwa secara keseluruhan kontrak mencakup lingkup dari
pekerjaan/barang yang diminta beserta spesifikasi, waktu penyerahan,
kualitas yang diinginkan, keperluan untuk rapat, laporan, tindakan yang
diperlukan dan pengelolaan komunikasi yang dapat mengurangi adanya
permasalahan dengan penyedia dikemudian hari pada saat pelaksanaan
kontrak.
➢ Mengerti maksud dari setiap syarat-syarat dan kondisi, sehingga mampu
membaca dan mengerti kontrak secara keseluruhan.
➢ Mengidentifikasi risiko dan rencana mitigasi serta alokasi risiko di dalam
kontrak untuk mengurangi risiko pengadaan
➢ Membantu jika ada keperluan khusus yang akan dimasukkan ke dalam
kontrak pengadaan ketika rancangan kontrak sedang dibuat
➢ Membantu atau ikut andil dalam negosiasi kontrak dokumen terkait
(klausul-klausul kontrak)
➢ Meyakinkan bahwa semua keperluan dalam kontrak telah terakomodasi
dan bisa dilaksanakan dengan baik
➢ Tidak meminta sesuatu yang diluar lingkup kontrak tanpa
mengkomunikasikan dengan pihak perancang dokumen kontrak

Dalam tugasnya, pemilik pekerjaan/pembeli barang anggaran dapat


saja mendelegasikan tugas dan tanggung jawab kepada kuasa pemilik
pekerjaan/pembeli barang anggaran yang telah ditetapkan secara resmi sesuai
dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku dalam suatu organisasi.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 101 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Pejabat Pembuat Komitmen (Contract Manager/Procurement


Manager)
Setiap organisasi berbeda-beda dalam penetapan agennya untuk
melaksanakan pembuatan komitmen dalam kontrak pengadaan barang/jasa. Ada
organisasi yang menempatkan tanggung jawab pembuatan rancangan kontrak
dibawah kontrak manajer, procurement manajer, atau purchasing manajer.
Dalam kontek pengadaan pemerintah pejabat yang mempunyai tanggung jawab
dalam membuat rancangan kontrak adalah pejabat pembuat komitmen. Adapun
prang dan tanggun jawab dari pejabat ini adalah:
➢ Memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan kerangka
rancangan kontrak
➢ Mengawasi pelaksanaan pembuatan rancangan kontrak sesuai dengan
yang dibutuhkan oleh pemilik pekerjaan/pembeli barang dengan
mempertimbangkan kebijakan dan berbagai aturan dalam membuat
rancangan kontrak.
➢ Membantu dalam membuat rancangan syarat-syarat dan kondisi, lingkup
dari pekerjaan/barang yang diminta beserta spesifikasi, waktu
penyerahaan, kualitas yang diinginkan, keperluan untuk rapat, laporan,
tindakan yang diperlukan.
➢ Meyakinkan bahwa seluruh risiko telah didentifikasi dan rencana mitigasi
serta alokasi risiko di dalam kontrak telah dituangkan dalam kontrak untuk
mengurangi risiko pengadaan
➢ Mengelola negosiasi kontrak dokumen dengan penyedia
➢ Mengajukan pengesahan kontrak kepada komite yang mempunyai
autoritas untuk menandatangani dan mengesahkan kontrak
➢ Meyakinkan bahwa semua keperluan dalam kontrak telah terakomodasi
dan bisa dilaksanakan dengan baik
➢ Menandatangani rancangan kontrak yang telah disahkan sesuai dengan
tingkat pengesahan.
Dalam melaksanakan tugasnya, pejabat pembuat komitmen biasanya dibantu
oleh unit pelaksana lelang atau pejabat pengadaan.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 102 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Unit Pelaksana Lelang/Unit Layanan Pengadaan atau Pejabat


Pengadaan (Contract Specialist /Contract Officer/Procurement
Specialist/Purchasing Specialist)

Setiap organisasi mempunyai nama yang berbeda-beda terhadap


pejabat pengadaan, terutama yang melakukan pembuatan rancangan kontrak.
Dalam beberapa organisasi profit, tugas membuat rancangan kontrak dilakukan
oleh contract specialist atau contract officer, namun kadangkala tugas ini juga
dikerjakan oleh procurement specialist atau purchasing specialist. Dalam konteks
pengadaan di pemerintah, jabatan perancang kontrak disebut Unit Pelaksana
Lelang/Unit Layanan Pengadaan atau Pejabat Pengadaan. Apapun title dari
pejabat pembuat rancangan kontrak, dalam konteks pengadaan barang/jasa
terkait dengan membuat rancangan kontrak meliputi hal hal sebagai berikut:
➢ Menyusun garis besar transaksi yang akan dibuat untuk rancangan
kontrak
➢ Merumuskan pokok pokok kontrak dengan cermat dan akurat
➢ Menelaah kebutuhan pengguna dengan mempertimbangkan kebijakan
dan berbagai aturan yang akan dituangkan dalam membuat rancangan
kontrak.
➢ Membuat rancangan syarat-syarat dan kondisi, lingkup dari
pekerjaan/barang yang diminta beserta spesifikasi, waktu penyerahaan,
kualitas yang diinginkan, keperluan untuk rapat, laporan, tindakan yang
diperlukan.
➢ Membantu dan memberikan masukan dalam identifikasi risiko dan
rencana mitigasi serta mengalokasikan risiko di dalam kontrak dengan
jelas.
➢ Membuat rencana dan melaksanakan negosiasi kontrak dokumen dengan
penyedia.
➢ Mengajukan pengesahan kontrak kepada manajer kontrak , dan pejabat
yang mempunyai otoritas untuk menandatangani dan mengesahkan
kontrak

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 103 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Ahli Hukum Kontrak (Contract Legal Expert)

Selain mempunyai pejabat pengadaan, dalam beberapa organisasi baik


di organisasi swasta atau pemerintahan, biasanya mempunyai ahli hukum yang
salah satu tugasnya berkaitan dengan pembuatan rancangan kontrak. Adapun
tugas ahli hukum kontrak secara garis besar sebagai berikut:
➢ Membantu dalam menafsirkan bentuk bentuk kata kesepakatan kedalam
bahasa hukum
➢ Membantu dalam membuat rancangan kontrak yang akan dinegosiasi
kepada penyedia
➢ Melakukan telaah terhadap rancangan kontrak yang telah disiapkan oleh
pihak pihak lain
➢ Memeriksa isi yang diatur dalam rancangan kontrak yang telah dibuat
➢ Mampu melindungi kepentingan organisasi melalui klausul-klausul yang
telah disusun.

4.5 Prosedur Penyusunan Kontrak

Prosedur penyusunan kontrak adalah urutan langkah-langkah tentang


kebijakan rancangan penyusunan kontrak untuk diimplementasikan. Berikut ini
adalah contoh prosedur penyusunan rancangan kontrak yang dapat dilakukan:
I. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak harus
mempertimbangkan segala aspek yang menjadi landasan untuk
mencapai kesepakatan kontrak meliputi:
1. Menentukan apakah semua pihak yang terlibat secara hukum
telah memenuhi persyaratan untuk berpartisipasi
2. Mengevaluasi dasar yang akan menjadi pertukaran dalam
perjanjian, misalkan barang atau pekerjaan dengan uang.
3. Memahami maksud dari kontrak secara hukum, apakah
kontrak yang akan dilakukan diperbolehkan secara hukum
atau tidak.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 104 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

4. Menentukan adanya kesepakatan awal, yaitu adanya


penawaran dan penerimaan dari pihak-pihak

II. Tahap perumusan atau penulisan format kontrak


Setelah menyelesaikan semua aspek yang menjadi dasar dari
perjanjian, langkah berikutnya adalah merumuskan format kontrak
(contrat form). Dalam tahap ini langkah yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Mulailah penulisan format kontrak dengan aspek-aspek
dasar, seperti judul kontrak, tanggal, siapa yang akan
melakukan kontrak.
2. Buatlah detil dari barang/jasa yang dipertukarkan dengan
nilai tertentu, termasuk metode pembayaran, kualitas dan
serah terima. Misalkan, “pembelian 10 buah Generator
Listrik dengan harga Rp.10 jt per unit, total kontrak adalah
Rp.100 juta.”
3. Tambahkan perjanjian tentang kerahasian jikalau diperlukan
4. Masukkan metode penyelesaian perselisihan ke dalam
kontrak
5. Tambahkan klausul yang menjelaskan metode untuk
pemutusan kontrak (contract termination)
6. Periksa semua klausul dan yakinkan bahwa kontrak sesuai
dengan hukum yang berlaku
7. Tempatkan halaman terakhir sebgai tempat untuk
menandatangani format kontrak dokumen
8. Minta bagian legal (hukum) atau orang yang mempunyai
keahlian hukum untuk menelaah semua klausul kontrak
9. Ajukan kepada pihak yang mempunyai autoritas untuk
mengesahkan kontrak jika ada masukan

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 105 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

III. Tahap kesepakatan terhadap rancangan kontrak


Setelah rancangan dokumen siap, tahap berikutnya adalah
mengkomunikasikan dengan pihak lain untuk mencapai
kesepakatan. Jika diperlukan negosiasi dilakukan dalam tahap ini.
Berikut langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai kesepakatan
terhadap rancangan kontrak:
1. Komunikasikan rancangan kontrak yang telah dibuat kepada
pihak lain. Beri waktu pihak lain untuk menelaah dan bersifat
terbuka jika ada hal yang harus dirubah.
2. Negosiasi sampai kesepakatan dapat tercapai
3. Lakukan penandatanganan kontrak.
4. Mengerti tugas dan tanggung jawab. Ingat bahwa setelah
kontrak ditandatangi, maka semua pihak terikat untuk
menyelesaikan tugas dan kewajiban yang tertera dalam
kontrak.

4.6 Format Dokumentasi Rancangan Kontrak

Setelah kontrak ditandatangani, perlu dilakukan pembuatan


dokumentasi rancangan kontrak untuk memudahkan dalam pelaksanaan kontrak
termasuk pengawasan dan pengendalian serta penerimaan hasil kontrak.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat format dokumentasi
rancangan kontrak adalah sebagai berikut:
1. Pertimbangan-pertimbangan yang menjadi landasan kontrak
2. Proses penyelesaian dan pemilihan penyedia
3. Aspek risiko perencanaan risiko dan mitigasi
4. Klausul-klausul dalam kontrak apakah ada yang perlu mendapat perhatian
dan tindak lanjut khusus
5. Pengawasan dan pengendalian kontrak
6. Tindak lanjut setelah penyelesaian kontrak

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 106 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Berikut ini adalah contoh format dokumentasi rancangan kontrak:


Table… No. Contoh Dokumentasi Rancangan Kontrak
Kontrak No. :
Nama Penyedia:
Nama PPK :
Detil kontrak aktifitas Komentar
Pertimbangan-pertimbangan awal yang menjadi
landasan kontrak
- [tambahkan poin-poin yg menjadi pertimbangan atau
alasan dimulainya kontrak, seperti keperluan
pekerjaan/kebutuhan barang dll]
-
Penyaringan dan Pemilihan penyedia

- [tambahkan poin-poin dalam proses seleksi dan


pemilihan penyedia]

Pengelolaan risiko
- [tambahkan poin-poin yang dilakukan dalam
pengelolaan risiko]
-
Klausul-klausul kontrak
- [tambahkan poin-poin klausul yang perlu
mendapatkan perhatian khusus]
Pelaksanaan(pengendalian dan pengawasan
kontrak)
[tambahkan poin-poin yang perlu diperhatikan dalam
rangka pengawasan dan pengendalian kontrak]
Tindak lanjut setelah penyelesaian kontrak
[tambahkan poin-poin tindak lanjut yang perlu
dilakukan setelah perhatian khusus]

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 107 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

4.7 Prosedur Dokumentasi Rancangan Kontrak

Prosedur dokumentasi rancangan kontrak adalah urutan langkah-


langkah tentang kebijakan untuk mendokumentasikan rancangan kontrak yang
telah dilaksanakan. Dokumentasi ini sangat penting disimpan sebagai catatan
sejarah (historical record) yang akan membantu pengadaan jika ada audit atau
kasus hukum dimasa yang akan datang mengenai apa yang telah dilakukan dan
tidak dilakukan dalam daur hidup kontrak. Sebagai tambahan, fungsi dari
dokumentasi juga untuk memberikan informasi sebagai pelajaran dalam
peningkatan rancangan kontrak dimasa yang akan datang. Berikut adalah
prosedur dokumentasi rancangan kontrak yang dapat dilakukan:

1. Membuat rencana sistem penataan dokumen rancangan kontrak


➢ Merencanakan jenis penyimpanan dokumen, apakah kertas dokumen
(hardcopy) atau file dokumen (soft copy) atau kombinasi keduanya.
Jikalau kombinasi apa saja yang akan dimasukkan ke dalam
dokumentasi
➢ Merencanakan lokasi penyimpanan catatan dalam rancangan kontrak
dan gambar –gambar teknis serta data-data berguna lainnya.
➢ Menyertakan pihak pihak yang terlibat dalam rancangan kontrak
seperti PPK dan PA memutuskan apa saja yang akan dimasukkan
dalam dokumen seperti :
o Kontrak
o Perubahan kontrak
o Informasi dari penyedia
o Laporan unjuk kerja penyedia
o Informasi finansial (invoice dll)
o Hasil Inspeksi (termasuk dokumen serah terima)
o Catatan pembelajaran

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 108 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

2. Menyusun program pengelolaan dokumen rancangan kontrak


Dalam menyusun program pengelolaan dokumen rancangan kontrak,
beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:

➢ Menentukan sistem penerimaan, pencatatan dan pendistribusian


dokumen rancangan kontrak.
➢ Menyusun program penyimpananan, penataan dan cara menemukan
kembali arsip rancangan dokumen sesuai dengan kebutuhan.
➢ Menyusun program pelayanan kepada pihak-pihak yang memerlukan
arsip dokumen rancangan kontrak.
➢ Menyusun program perawatan/pemeliharaan arsip dokumen
rancangan kontrak
➢ Menyusun program pelakasanaan kontrak secara manual,electronic
atau kombinasi.
➢ Menyusun program pengelolaan secara sentralisasi atau desentralisasi
➢ Membuat organisasi pengelolaan dokumen rancangan kontrak
➢ Menentukan lama penyimpanan dokumen rancangan kontrak

3. Melaksanakan pengelolaan dokumen rancangan kontrak


Pelaksanaan penyimpanan dokumen rancangan kontrak terdiri dari
beberapa pekerjaan sebagai berikut:
➢ Melakukan klasifikasi dokumen rancangan kontrak berdasarkan :
o kelompok penyedia barang/jasa
o jenis pengadaan, yaitu barang, pekerjaan konstruksi, jasa
konsultasi dan jasa lainnya dan pembelian barang.
o dengan cara swakelola
o kegiatan seperti perencanaan,penganggaran, pemrograman,
pelaksanaan, serah terima barang dan pemeliharaan serta
pemanfaatannya dimasukkan dalam kotak dan map
penyimpanan.
➢ Mengelola pengumpulan (collection) dan distribusi dokumen
rancangan kontrak

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 109 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

➢ Mencatat setiap peminjaman dokumen oleh pihak-pihak tertentu


➢ Melakukan perawatan Sistem Pengelolaan/Penataan Dokumen
rancangan kontrak.

4. Melakukan evaluasi pelaksanaan terhadap penataan dokumen rancangan


kontrak
Evaluasi prosedur dokumentasi kontrak meliputi telaah secara berkala
tentang beberapa aspek berikut:
➢ Menentukan key performance indikator (KPI) dalam pelaksanaan
penataan dokumen rancangan kontrak
o Kecepatan dalam menemukan dokumen
o Jumlah dokumen yang hilang
o Biaya penyimpanan per dokumen
o Dan lain lain
➢ Menelaah apakah unjuk kerja pelaksanaan dokumentasi telah
dilakukan secara maksimal.
➢ Mencari aspek-aspek yang perlu ditingkatkan untuk
memaksimalkan pelayanan
➢ Melakukan perbaikan terhadap aspek penyimpanan dan pelayanan
dokumen yang masih lemah.

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 110 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

DAFTAR REFERENSI

Carter,J,R and Choi,T,Y (2008). Foundation of Supply Management,Institute for Supply


Management, Tempe,USA

Crouch,G, Feasey,K, and Smith,K.F (2010). Managing the Contract & Supplier
Relationships Coursebook ,International Trade,2010

Lyson,K (2000). Purchasing and Supply Management, Prentice Hall, Harlow England

Mulcahy,R (2011). PMP Exam preparation, RMC publication,USA

Hollensen, S (2010). Global Marketing , Pearson,Harlow ,UK

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 111 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Glossary

Design & Build Kontrak pengadaan yang meliputi desain dan pembangunan saja
Contract

Dokumen/Data Informasi pendukung kontrak, baik yang dilampirkan pada


Pendukung Kontrak kontrak/surat perjanjian (contract form) sebagai referensi atau
acuan yang telah disetujui tentang suatu barang/jasa, maupun
tidak dilampirkan sebagai sumber informasi atau kelengkapan
dan uraian lebih lanjut dari kondisi kontrak

Fungsi Pengadaan Bagian atau unit dalam suatu organisasi yang dibentuk dengan
(Procurement tugas dan fungsi untuk mengelola dan melaksanakan
Function) pengadaan.

Di beberapa tempat disebut juga pengadaan (procurement),


pembelian (purchasing), kontrak (contracting), dsb

Hak Kekayaan Hak eksklusif yang diberikan suatu hukum atau peraturan
Intelektual/ HaKI kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya.
(intellectual
property right) Menurut UU, HaKI adalah hak-hak secara hukum yang
berhubungan dengan permasalahan hasil penemuan dan
kreativitas seseorang atau beberapa orang yang berhubungan
dengan perlindungan permasalahan reputasi dalam bidang
komersial (commercial reputation) dan tindakan / jasa dalam
bidang komersial (goodwill).

Invitation to Bid Undangan (invitation) kepada penyedia/pemasok untuk ikut


(ITB) memasukan penawaran atau proposal dalam proses lelang atau
pengadaan barang/jasa.

Jaminan Instrumen tertulis yang disediakan oleh pemilik


(Bound/Surety) pekerjaan/pembeli barang (sebagai terjamin) oleh pihak kedua
(penjamin, seperti Bank atau perusahaan penjamin lainnya)
untuk menjamin bahwa kewajiban pihak penyedia dapat
terlaksana untuk pihak terjamin (pemilik pekerjaan/pembeli
barang)

Joint Ventiure Suatu anak perusahan baru yang dibuat oleh dua atau lebih
perusahaan induk dan dimiliki oleh perusahaan induk tersebut

Kesepakatan Penyesuaian pernyataan kehendak antara satu orang atau lebih


dengan ihak lainnya

Klausul Transaksi Bagia dokumen perjanjian (kontrak) yang menjelskan tentang


transaksi antara pihak-pihak yang melakukan perjanjian dalam
kontrak

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 112 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Kontrak Sebuah perjanjian hukum antara dua pihak atau lebih yang
bermaksud untuk membuat suatu hubungan resmi yang berlaku
menurut hukum

Kontrak Harga Salah satu jenis kontrak yang digunakan untuk mengakuisisi
Tetap (Fixed Price barang/jasa yang spesifikasi dan kebutuhannya telah
Contract) terdefinisikan dengan jelas

Disebut juga Kontrak Lump Sum

Kontrak Kerjasama Bentuk kerjasama organisasi bisnis dimana dua atau lebih
(Partneship anggota membuat beberapa aktivitas
Contract)

Kontrak Panggil Kontrak pengadaan barang/jasa yang digunakan untuk


(Call Contract) penyediaan barang/jasa dengan jumlah tertentu (dengan
memberikan kisaran minimum dan maksimum) selama periode
Call-off Contract waktu tertentu, sesuai dengan spesifikasi, harga, syarat dan
kondisi yang disepakati. Pengiriman dapat dilakukan dengan
jadwal pengiriman dan jumlah tertentu atau tata cara
permintaaan untuk langsung dikirim sesuai yang dituangkan
dalam kontrak call-off. Kontrak ini biasanya dipakai untuk
barang/jasa dengan kebutuhan yang relatif tetap.

Kontrak Pengadaan Perjanjian tertulis antara pembeli dengan penyedia barang/jasa


Barang/Jasa atau pelaksana swakelola

Cukup juga disebut Kontrak (Contract)

Kontrak/Pembelian Kontrak/pembelian yang dilakukan dalam satu waktu


Tunai (Spot
Contract/Buying)

Penawaran Proposal yang diajukan oleh kedua belah pihak atau lebih untuk
kemudian dilanjutkan ke suatu hubungan kontrak

Penerimaan Suatu indikasi bahwa pihak-pihak yang melakukan kontrak


menerima semua syarat dan ketentuan secara mengikat

Pengadaan Suatu proses resmi untuk mendapatkan barang/jasa

Perbuatan Hukum Perbuatah yang akan menimbulkan akibat hukum

Pertimbangan Suatu persyaratan resmi untukmembuat uatu kontrak yang sah,


dimana suatu pertukaran antara suatu yang berhagrga dengan
suatu yang berharga lainnya

Regular trading Pembelian tunai yang dilakukan berulang-ulang ke satu supplier


(Pembelian atau lebih
Berulang)
Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 113 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

Request for Dokumen untuk meminta penyedia/pemasok untuk memasukan


Proposal (RFP) proposal dalam sebuah proses pengadaan barang/jasa

Request for Dokumen untuk meminta penyedia/pemasok untuk memasukan


Quotation (RFQ) penawaran harga suatu barang/ jasa

Syarat-syarat Ketentuan khusus yang terdapat pada suatu kontrak seperti tata
Khusus Kontrak cara dan syarat perubahan kontrak, syarat pembayaran,
perbedaan harga, penalti atas kontrak, dan lain-lain, sekaligus
juga mencantumkan dan menjelaskan hal-hal yang belum
tercantum pada Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK)

Syarat-syarat Frase yang mengacu pada bagian yang terintegrasi dari suatu
Umum Kontrak kontrak yang memuat syarat dan kondisi secara umum (tidak
(SSUK) dikhususkan untuk satu transaksi) biasanya diaplikasikan dalam
transaksi tertentu oleh suatu organisasi dalam dokumen
pengadaan

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 114 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

INDEX

A K
addendum · 71 kak · 4
asas kepribadian · 9 Keadaan kahar · 88
Asas konsensualitas · 10 kohesi · 98
KPI · 114

B
L
BAHP · 14, 26
BAPP · 14, 26 Legality Purpose · 9
bid bond · 58, 88 lessons learned · 6
bill of quantity · 14 licensor · 57
bottleneck items · 46, 48

M
C
Milestone · 67
Commencement of Work · 68
competent parties · 8
competitive bidding · 48 N
concsensualism · 9
consideration · 8 nudus pactum · 11
Contract Form · 6
Contract Law Principles · 2, 9
cost reimbursable · 39 O
offer and acceptance · 8
D
Dispute Resolution Method · 28 P
pacta sunt servanda · 9, 10, 11
E performance bond · 58, 88, 103
PPK · 6, 25, 104, 110, 112
Elements of Contract · 2, 8 progress rate · 63
progress report · 63

F
R
financial breakdown · 14
freedom of contract · 9 root cause analysis · 81

H S
Hierarki Kontrak · 2, 16, 25 SPMK · 68
Spot Contract · 31
SSKK · 2, 5, 14, 16, 30, 53, 70, 72, 74, 75, 76, 77, 78, 79,
I 80, 81, 86, 87, 89, 103
SSUK · 2, 5, 14, 16, 30, 52, 53, 55, 56, 59, 60, 61, 63, 65,
indemnity · 79, 86 67, 68, 70, 72, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 86, 87, 89,
Investing in the relationship · 36 103

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 115 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Buku informasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Buku informasi
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.009.02

T W
temporal scope · 17 warranty bond · 58

Judul Buku informasi: Menyusun Rancangan Kontrak PBJ Halaman: 116 dari 116
Buku Informasi Versi 3: Juli 2017
Pengarah:
Agus Prabowo
Salusra Widya

Pemimpin Umum:
Dharma Nursani
Tatang R Wiraatmadja

Tim Penulis : Tim Editor :


Sonny Sumarsono Wisnu Setyo Wijoyo
Khairul Rizal Heldi Yudiyatna
Praditya Kesuma Hartono Zhuang
Ferry Firmansyah Hestri Rokayah
Burhanudin Erika Ms
Fatimah Dwi Kartika Susanti
Win Sukardi Novita Amelia
Samidi M Rizal Fauzi
Tri Putranto Vindi Rezki Kurnia
Sinta Posmaria
Kurnianto
Noeradhi Iskandar
Yanuar
Djamaludin Abubakar
Aldy Turman
Ririh Sudirahardja
Muntiyono
Deni Danasenjaya
Daftar Unit Kompetensi 09
Unit Kompetensi
menyusun rancangan
A. Merencanakan Pengadaan kontrak pengadaan
Barang/Jasa
01. Menelaah Lingkungan PBJ
barang/jasa
02. Melakukan Penyelarasan Kebijakan PBJ
03. Merumuskan Organisasi PBJ


04. Menyusun Kebutuhan dan Anggaran PBJ
05. Menyusun Spesifikasi Tenis
06. Menyusun Harga Perkiraan

Overview:
B. Memilih Penyedia Barang/
Dalam merancang kontrak perlu
Jasa
07. Mengkaji Ulang Paket PBJ memahami berbagai aspek yang meliputi
08. Memilih Penyedia Barang/Jasa sifat barang/jasa yang akan diadakan,
09. Menyusun Rancangan Kontrak PBJ
10. Menyusun Dokumen PBJ
ketersediaan anggaran, risiko terkait
11. Melakukan Kualifikasi Penyedia dengan pelaksanaan pekerjaan baik dari
12. Melakukan Evaluasi Kinerja Penyedia sisi pembeli/pemilik pekerjaan dan sisi
13. Menyampaikan Penjelasan Dokumen PBJ
14. Mengevaluasi Dokumen Penawaran penyedia, serta memahami keuntungan
15. Mengelola Sanggahan dan kerugian dalam memilih jenis kontrak
tertentu. Untuk memudahkan peserta latih
C. Mengelola Kontrak dalam memilih jenis kontrak, di dalam
& Swakelola PBJ modul diberikan petunjuk dalam memilih
16. Melakukan Negosiasi
17. Melakukan Finalisasi Dokumen Kontrak PBJ jenis kontrak dari berbagai tipe, sesuai
18. Membentuk Tim Pengelolaan Kontrak PBJ dengan kondisi atau situasi, serta
19. Menyusun Rencana Pengelolaan Kontrak PBJ
keuntungan dan kerugian dari tiap jenis


20. Mengendalikan Pelaksanaan Kontrak PBJ
21. Menyelesaikan Permasalahan Kontrak PBJ kontrak.
22. Melakukan Penerimaan Hasil PBJ
23. Melakukan Persiapan PBJ Secara Swakelola
24. Melakukan Pelaksanaan PBJ Secara Swakelola

D. Mengelola Logistik, Kinerja Gedung LKPP


& Risiko Jl. Epicentrum Tengah Lot 11 B, Kuningan
25. Mengelola Pengiriman Jakarta Selatan 12940
26. Mengelola Persediaan Telp. (021) 2991 2450
27. Mengelola Penyimpanan www.lkpp.go.id
28. Mengelola Kinerja
29. Mengelola Risiko

2016

Anda mungkin juga menyukai