DAFTAR ISI
BAB I ..................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 6
1.1 TUJUAN UMUM ........................................................................................... 6
1.2 TUJUAN KHUSUS ........................................................................................ 6
1.3 GAMBARAN UMUM ...................................................................................... 7
BAB II ...................................................................................................................11
PENYUSUNAN KEBUTUHAN BARANG DAN JASA .......................................................11
2.1 SPEND ANALYSIS ......................................................................................11
2.1.1. Definisi dan Manfaat ............................................................................11
2.1.2. Kerangka Kerja ....................................................................................16
2.1.3. Contoh Penerapan Spend Analysis ........................................................29
2.2 TUJUAN DAN RENCANA ORGANISASI .........................................................35
2.2.1. Tujuan Organisasi ................................................................................36
2.2.2. Rencana Organisasi .............................................................................37
2.3 IDENTIFIKASI RINCIAN KEBUTUHAN BARANG/ JASA ...................................37
2.4 CONTOH PENYUSUNAN KEBUTUHAN ..........................................................46
BAB IV ..................................................................................................................63
RENCANA ANGGARAN PENGADAAN BARANG/JASA ..................................................63
4.1 PENYUSUNAN ANGGARAN PENGADAAN BARANG/JASA ................................63
4.1.1. Sumber data pembuatan anggaran/sumber referensi harga ...................63
4.1.2. Identifikasi komponen pekerjaan (Work Breakdown Structure) dan
komponen harga .............................................................................................64
4.1.3. Penentuan harga satuan pekerjaan/kegiatan pengadaan barang/jasa .....67
4.1.4. Penyusunan Rincian Anggaran Biaya (RAB) ...........................................68
4.2 PERSETUJUAN RENCANA ANGGARAN .........................................................73
4.3 DOKUMENTASI RENCANA PAKET PENGADAAN BARANG/JASA ......................73
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Spend Keputuusan
Belanja
Kebutuhan
Analysis
Paket-Paket Pemilihan
Pengadaan Paket
Pengadaan
Rencana
Pengesahan
Anggaran Anggaran
Gambar 1. Hubungan antara spend analysis, paket pengadaaan dan rencana anggaran
dalam menyusun kebutuhan pengadaan barang/jasa.
persaingan penyedia barang/jasa agar harga dapat selalu bersaing dengan sehat,
transparasi untuk menghindari kemungkinan terjadinya praktek-praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme dan hubungan baik yang profesional.
Penyusunan paket pengadaan yang tepat dan sehat juga merupakan bagian dari
penyusunan strategi pengadaan. Penggabungan/pemaketan beberapa
barang/jasa menjadi satu yang tidak tepat dapat mengakibatkan tidak adanya
persaingan pasar sehingga harga menjadi tidak bersaing. Pemecahan beberapa
paket pengadaan yang tidak perlu akan mengakibatkan menghilangkan
kesempatan untuk mendapatkan harga yang lebih baik dan menyebabkan proses
pengadaan menjadi tidak efisien. Hal-hal yang berkaitan dengan pemaketan
tersebut di atas dijelaskan pada Bab 3.
Perkiraan harga ini akan dijadikan acuan dalam anggaran organisasi dan/atau
juga dalam pembuatan perkiraan nilai kontrak pengadaan. Anggaran pengadaan
barang/jasa harus disetujui oleh pejabat yang diberikan kewenangan oleh
organisasi, biasanya pimpinan tertinggi organisasi. Proses persetujuan ini juga
biasanya bertingkat sebelum disetujui oleh pimpinan tertinggi organisasi,
Buku Informasi UK-04 ini merupakan bagian dari modul pembelajaran pengadaan
barang/jasa berdasarkan SKKNI No.70, Tahun 2016. Sangat direkomendasikan
bagi para peserta untuk mempelajari kompetensi lain yang terkait dengan
perencanaan pengadaan barang/jasa, seperti Buku Informasi UK 05 dan UK 06,
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap.
BAB II
PENYUSUNAN KEBUTUHAN
BARANG DAN JASA
Sebagai salah satu langkah dasar perencanaan pengadaan, Spend Analysis perlu
dilakukan, baik terhadap kontrak periode sebelumnya, maupun yang sedang
berlangsung. Spend Analysis seringkali menjadi langkah pertama dalam
menyelaraskan strategi pengadaan dengan strategi persaingan pada suatu
organisasi. Untuk menganalisis semua barang dan jasa yang telah dibeli dan
1
Kirit Pandit and Haralambos Marmanis, Spend Analysis – The Window into Strategic Sourcing, 2008
Penerapan ini dianjurkan untuk dilaksanakan secara teratur pada setiap kontrak
sehingga mempermudah Pengelola Pengadaan untuk memonitor data
pembelanjaan dan mencari data yang diperlukan untuk perencanaan pengadaan
periode berikutnya. Data yang lengkap mempermudah Pengelola Pengadaan
untuk mengidentifikasi kebutuhan pengadaan periode berikutnya secara
menyeluruh. Secara umum, Spend Analysis dilakukan oleh bagian pengadaan,
pengguna, dan bagian terkait lainnya atas delegasi pimpinan tertinggi organisasi.
Didalam organisasi profit, bagian-bagian tersebut merupakan bagian yang berdiri
sendiri-sendiri. Sedangkan pada organisasi pemerintah, bagian tersebut berada di
bawah Pengguna Anggaran.
2
Rendon, R., Commodity sourcing strategies: Process, best practices, and defense initiatives, Journal of
Contract Management, 7-20, 2005
2. Manajemen pemasok.
Data Spend Analysis dapat bermanfaat untuk menghilangkan duplikasi
pemasok dimana barang/jasa tertentu lebih baik disuplai oleh satu pemasok
saja dengan harga rendah yang bersaing, sehingga efisiensi dan kontrol
terhadap pemasok dapat dimaksimalkan. Selain itu, data Spend Analysis
dapat juga digunakan untuk melihat daftar pemasok yang berhubungan bisnis
dengan organisasi, mulai dari pemasok skala kontrak besar sampai skala
kontrak kecil, termasuk data bidang usahanya.
Sebagai contoh, data hasil Spend Analysis menunjukkan salah satu pemasok
memiliki jumlah tagihan relatif banyak, sangat tinggi, dan berkesinambungan.
Informasi ini bermanfaat bagi organisasi untuk dipelajari lebih jauh, sejauh
mana organisasi sangat tergantung pada pemasok tersebut dan apakah ada
pemasok lain yang dapat menyediakan kebutuhan yang sama dengan harga
yang lebih baik. Hal ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian Supply
Positioning Model.
5. Manajemen inventaris.
Spend analysis membantu menunjukkan visibilitas jenis barang dan jasa yang
diadakan dalam setiap kontrak, sehingga dapat membantu Pengelola
Pengadaan untuk mengurangi pembelian barang/jasa yang kurang
bermanfaat tanpa mengorbankan fungsi atau kualitas dari barang/jasa yang
ada. Hal ini juga berguna untuk mengoptimalkan fungsi barang-barang yang
ada dengan cara menggunakan kembali barang-barang yang bisa dipakai.
Selain itu, dengan adanya visibilitas jenis barang yang dimiliki, strategi
pengadaan bisa diselaraskan dengan desain barang yang ada sehingga dapat
diperoleh hasil pengadaan yang tepat guna.
Spend analysis yang dilakukan secara berkala dan sistematis pada setiap
proses perencanaan pengadaan akan membantu mengurangi siklus proses
penggunaan spend analysis yang berulang. Hal ini akan menghemat waktu
Pengelola Pengadaan sehingga bisa mengoptimalkan dan menggunakan
waktu tersebut untuk melakukan kegiatan strategis lainnya.
Seperti yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnya, bagian dari proses
Spend Analysis adalah melakukan validasi data, membersihkan data,
klasifikasi data, dan memperkaya data. Jika hal ini sudah dilakukan secara
berkala, tentunya secara keseluruhan data akan sudah relatif bersih,
No Area Manfaat
Analisa Belanja (Spend Analysis) adalah proses pertama dari sekian banyak
proses dalam Pengadaan Barang/Jasa. Harus dipahami bahwa dalam rangka
memahami spend anlysis adalah lebih mudah dengan melakukan kajian pada
pengadaan yang sifatnya berkesinambungan, sebagai contoh pada operasi
suatu organisasi. Misalkan ada suatu Pabrik Petrokimia, setelah proses
konstruksi dan ujicoba berjalan dengan lancar, maka Pabrik Petrokimia tersebut
Jika kita gambarkan kaitan antara data spend analysis, dengan pertanyaan-
pertanyaan di atas adalah sangat berkaitan erat sebagaimana dalam skema
dalam gambar 1 di bawah. Dapat kita pahami dari gambar bahwa data spend
analysis yang ada, akan membantu dalam menjawab ketiga pertanyaan di atas
sekaligus memberikan panduan kepada kita bahwa setiap jawaban merupakan
elemen kompetensi yang harus dikuasai dalam melakukan analisa belanja
(spend analysis)
Sehingga sangat jelas bagi peserta bahwa untuk dapat menghasilkan spend
analysis dengan hasil yang baik maka diperlukan keakuratan data spend
analysis, pengelompokan barang /jasa ke dalam kategori jenis/nilai/risk &
dampak, pengidentifikasian penyedia terkait kinerja, harga historis yang bisa
dibandingkan dengan harga saat ini.
TAHAP 2
TAHAP 1
Proses TAHAP 3
Input (Visibilitas pembelian, identifikasi
(Sumber Data) kesempatan, analisa)
Output
TAHAP 1 - INPUT
Data belanja pengadaan periode sebelumnya adalah data input yang diperlukan
untuk pelaksanaan Spend Analysis. Data yang dimaksud harus memenuhi
kriteria akurat dan sah, dimana data tersebut dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Sumber data dari internal organisasi, diantaranya adalah:
TAHAP 2 - PROSES
Dalam tahap 2 – proses spend analysis, aspek penting yang ingin dicapai adalah
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penting terkait dengan data
historis yang telah dikumpulkan dalam tahap-1. Pertanyaan-pertanyaan ini
dibuat dan dikembangkan oleh organisasi dan pengelola pengadaan, terkait
informasi apa yang ingin didapat melalui spend analysis dan diperlukan dalam
mencapai tujuan organisasi. Sebagai panduan, pertanyaan-pertanyaan tersebut
dapat dilihat dalam skema dibawah (gambar 3). Peserta dapat menyesuaikan
pertanyaan-pertanyaan ini dengan konteks organisasi ditempat bekerja atau
tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi masing-masing.
Selanjutnya, enam langkah utama dalam tahap proses adalah sebagai berikut:
1. Ekstrak
Langkah ekstrak diawali dengen mengidentifikasi sumber-sumber yang
relevan dimana data-data yang diperlukan untuk melakukan Spend Analysis
dapat ditemukan. Sumber tersebut bisa berasal dari departemen yang
bersangkutan, seperti bagian keuangan, atau unit kerja lain. Setelah
sumber-sumber diidentifikasi, dilakukanlah proses pengambilan dan
pengumpulan data yang diperlukan, dan disimpan ke dalam satu database
sehingga mempermudah langkah selanjutnya. Biasanya data hasil ekstraksi
ini masih berupa data mentah (raw data) yang harus diolah agar sesuai
dengan keinginan atau tujuan dari pengelola data. Dengan menggunakan
perangkat komputer yang dilengkapi software seperti microsoft excel akan
memudahkan pengolahan data pada langkah-langkah berikutnya.
Pertanyaan yang ingin dicari jawabannya dari tahap proses spend analysis:
Barang/Jasa apa yang telah dibeli/dikerjakan di masal lalu?
Siapa yang menginisiasi pengadaan barang/jasa yang telah diakusisi?
Seberapa tinggi frekuensi pengadaan barang/jasa?
Kapan pengadaan barang/jasa dilakukan?
Kepada penyedia mana kontrak pengadaan dilakukan?
Bagaimana cara pengadaan barang/jasa dilakukan?
Seberapa besar biaya pengadaan barang/jasa?
1.
Ekstrak 2
Validasi 3.
Pembersihan 4
n Klasifikasi 5.
Meningkatkan/
Memperkaya
Data 6.
Analisis
Gambar 3 . Tahap 2 Proses Spend analysis dan Pertanyaan yang ingin dicari
jawabannya dari proses spend analysis.
2. Validasi
Data-data yang telah terkumpul kemudian divalidasi untuk mengetahui
akurasi, validitas dan kelengkapannya. Kegiatan ini mencakup proses
konfirmasi dan verifikasi dengan pembuat dokumen atau pencocokan isi
data dengan dokumen lain yang terkait.
3. Pembersihan.
Pembersihan data adalah kegiatan mencari dan mengkoreksi kesalahan pada
data, guna memastikan data yang akurat yang digunakan sebagai dasar
Judul Modul: Menyusun Kebutuhan dan Anggaran Pengadaan B/J
Halaman: 24 dari 117
Buku Informasi Versi 2: Januari 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.004.02
4. Klasifikasi.
Tujuan dari pengelompokkan data (klasifikasi) adalah untuk mengetahui
data pembelanjaan berdasarkan pengelompokkan tertentu. Pengelompokkan
yang tepat bermanfaat untuk menentukan fokus area dimana peluang
penurunan biaya dapat dioptimalkan, dan untuk menyusun kebutuhan dan
strategi pengadaan yang lebih tepat. Pengelompokkan data dapat dilakukan
berdasarkan 3 level pengelompokkan (Tabel 2).
Kategori Keuntungan
Level 1 - Komoditas dengan nilai tinggi atau - Identifikasi atas peluang
pemasok dengan nilai kontrak yang mudah dilihat dengan
tinggi setiap tahunnya jelas untuk pengumpulan
- Klasifikasi berdasar pemasok
- Kajian level atas
Pada umumnya, hasil Spend Analysis yang efektif adalah hasil dari data
pembelanjaan yang dikelompokkan sampai dengan level 3, dimana visibilitas
5. Meningkatkan/memperkaya data
Data pembelajaan yang berasal dari internal organisasi adalah sumber data
utama untuk melakukan Spend Analysis. Akan tetapi, data eksternal selain
data pembelanjaan juga penting untuk diketahui dan dipelajari, untuk
mendukung proses Analisis dan memperkaya informasi. Data eksternal
tersebut mencakup data pasar dan data bisnis yang bersifat rahasia
berdasarkan penelitian intelejen bisnis (business intelligence). Contoh data
eksternal adalah syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam kontrak, data
alternatif barang yang diperlukan, indeks harga dan rata-rata harga
penjualan, informasi kinerja pemasok, waktu pemesanan, inflasi, situasi
geopolitis dan ekonomi global, dan aturan-aturan pemerintah yang
mempengaruhi naik turunnya harga. Contoh aturan pemerintah yang
berpengaruh adalah aturan tarif. Penurunan harga semen yang dipengaruhi
oleh turunnya tarif dasar listrik pada awal tahun 2015 di Indonesia,
misalnya, mempengaruhi strategi dan perencanaan anggaran pengadaan
barang/proyek yang membutuhkan pasokan semen. Data-data eksternal ini
sangat penting untuk membantu Pengelola Pengadaan merancang strategi
pengadaan barang/jasa secara tepat dan optimal sehingga efisiensi biaya
dapat tercapai.
6. Analisis
Analisis yang tepat dan menyeluruh diperlukan oleh Pengelola Pengadaan
untuk mendapatkan informasi yang lengkap yang mendukung penyusunan
strategi dan rencana pengadaan. Analisis dilakukan dengan menggabungkan
analisis data internal dan eksternal secara bersamaan. Pemahaman terhadap
Analisis data dapat difokuskan kepada tujuan spesifik atau area tertentu
yang ingin dicapai, misalnya fokus area mengenai penurunan biaya, efisiensi
terhadap perencanaan strategi/proses pengadaan, kepatuhan terhadap
kontrak, atau perbaikan manajemen dan hubungan dengan pemasok. Untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut, hasil analisis harus dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan fokus area yang dituju.
Di bawah ini adalah contoh pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
fokus area tertentu yang dapat digunakan sebagai acuan.
a. Fokus area: identifikasi penurunan biaya
Data yang diperlukan: Jenis komoditas, harga satuan setiap komoditas,
jumlah pembelian kepada masing-masing pemasok, jumlah pembelian
setiap komoditas, pengguna barang/jasa, dsb.
Contoh pertanyaan :
Komoditas manakah yang merupaan pembelanjaan terbesar
organisasi?
Kepada pemasok manakah pembelanjaan terbesar organisasi?
Siapa pengguna barang/jasa dengan pembelanjaan terbesar?
Di area manakah biaya pemeliharaan terbesar?
Dari perbandingan harga satuan berbagai pemasok, harga satuan
dari pemasok mana yang paling rendah?
Contoh pertanyaan :
Apakah harga satuan didalam nota penagihan sama dengan harga
satuan yang disetujui di dalam kontrak?
Judul Modul: Menyusun Kebutuhan dan Anggaran Pengadaan B/J
Halaman: 30 dari 117
Buku Informasi Versi 2: Januari 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.004.02
melebihi harga pasar atau cukup wajar. Perlu dihindari perencanaan yang
berlebihan sehingga mengakibatkan anggaran yang membengkak dan tidak
sesuai dengan harga wajar di pasar.
3. Supplier rationalization
Analisis terhadap data jumlah, jenis pemasok, dan jenis barang yang
disediakan dapat membantu Pengelola Pengadaan untuk melakukan
rasionalisasi pemasok (supplier rationalization). Evaluasi dan seleksi
terhadap pemasok akan mengeliminiasi pemasok yang tidak memberikan
nilai tambah, atau pemasok yang berlebih atau duplikasi daftar pemasok.
4. Manajemen kepatuhan
Spend Analysis juga berperan dalam mengidentifikasi kepatuhan
pelaksanaan kontrak terhadap komitmen pemasok yang telah disetujui di
dalam kontrak. Dalam hal ini Spend Analysis menjadi salah satu alat untuk
memantau implementasi kinerja kontrak dalam hal tertentu, misalnya
kepatuhan terhadap jangka waktu pengiriman barang. Hasil Spend Analysis
akan memberikan informasi apakah realisasi penerimaan barang sesuai
dengan yang telah dijanjikan di dalam kontrak.
5. Pengoptimalan inventaris
Melalui visibilitas data-data inventaris atau stok barang yang ada, Pengelola
Pengadaan dapat memperhitungkan rencana pembelian barang dengan lebih
akurat sehingga tidak ada pembelian yang jumlahnya berlebihan dari jumlah
yang dibutuhkan. Selain itu, pengoptimalan juga dapat dilakukan dengan
memaksimalkan penggunaan barang inventaris yang ada untuk memenuhi
kebutuhan daripada melakukan proses pengadaan yang baru.
Tahap 1 - Input
1. Data didapatkan dari informasi mengenai manajemen kontrak, data
penagihan dan pembayaran bulanan ke para pemasok.
2. Untuk mempermudah dalam membaca, data di bawah ini sudah diurutkan
dari nilai terbesar sampai nilai terkecil.
3. Nama pemasok urutan 5 sampai dengan 20 tidak dicantumkan satu per satu
karena nilainya yang kecil dibanding nilai pembelanjaan dalam tahun
tersebut.
4. Data yang diambil mewakili data dengan Pembayaran 2015 tertinggi, yang
juga mewakili 80% dari keseluruhan pembayaran di 2015
Tahap 2 – Proses
(Proses di bawah ini merupakan urutan dari 6 langkah utama Tahap 2 seperti
yang dijelaskan sebelumnya)
1. Ekstrak. Data di bawah ini merupakan hasil ekstrak dari data input pada
Tahap 1 di atas.
2. Validasi. Validasi data dilakukan dengan membandingkan harga yang
ditagihkan dan dibayarkan ke pemasok dengan harga yang tertera di dalam
kontrak.
No. Nama Pemasok dan Barang/Jasa yang Pembayaran 2015 (Rp Jumlah Satuan Harga Satuan
dipasok Miliar Unit
1 PT Berkarya Selalu
semen 20,000,000,000.00 20,000 Sak 1,000,000.00
pasir 14,400,000,000.00 6,000 Truk 2,400,000.00
batu 10,500,000,000.00 7,000 Truk 1,500,000.00
Total 1 44,900,000,000.00
2 PT Maju Bersama
semen 16,200,000,000.00 18,000 Sak 900,000.00
pasir 12,500,000,000.00 5,000 Truk 2,500,000.00
Total 2 28,700,000,000.00
3 PT Aman Jaya
semen 9,600,000,000.00 8,000 Sak 1,200,000.00
pasir 7,000,000,000.00 2,000 Truk 3,500,000.00
batu 7,200,000,000.00 4,000 Truk 1,800,000.00
Total 3 23,800,000,000.00
4 PT Bangun Konstruksi
Jasa tenaga ahli listrik 250,000,000.00 50 Hari 5,000,000.00
Jasa tenaga ahli sipil 440,000,000.00 80 Hari 5,500,000.00
Jasa tukang 100,000,000.00 200 Hari 500,000.00
Total 4 790,000,000.00
5 PT Tempat Sementara
sewa tempat tinggal 500,000,000.00 1 Proyek 500,000,000.00
biaya listirk 300,000,000.00 1 Proyek 300,000,000.00
Total 5 800,000,000.00
Sub Total Pembayaran ke Pemasok 1-5 197,180,000,000.00
5 - 20 Lain-lainnya 49,295,000,000.00
Total Pembayaran ke Pemasok 246,475,000,000.00
5. Meningkatkan/Memperkaya Data.
Dari laporan manajemen kontrak, diketahui bahwa PT Maju Bersama
selalu memberikan pelayanan yang terbaik dimana barang dikirim tepat
waktu dengan spesifikasi dan jumlah yang tepat.
6. Analisis
Data-data yang terdapat pada Tabel 3 kemudian dianalisis lebih lanjut yang
hasilnya dirangkum di dalam Tabel 4 dan keterangannya di bawah ini.
Contoh:
Suatu Organisasi mempunyai aktifitas di dalam negeri dan luar negeri. Anda
diberikan data dari Enterprise Resources Planning System yang telah
disederhanakan sebagai berikut (dalam aktualnya data ERP lebih banyak dan
tergantung dengan kebutuhan anda untuk mengesktrak informasi yang
diperlukan).
Nomor Kode Barang/Jasa Deskripsi Barang Jasa Kode Nama Penyedia Kuan Satuan Mata Harga Nilai Invoice KPI Penyedia Pegguna
PO Penyedia titas Uang Satuan (0 to 5)
4020163 IT & TEL Pembelian Laptop 13” Merk ABC 26252 PT. UHPT Computer 5 Pcs RP 7.000.000 35.000.000,00 4 Project
4020164 Konstruksi Pembangunan Ruangan di Gedung A, 28090 PT. CF Konstruksi 1 Ls RP 600.000.000 600.000.000,00 5 Project
Ukuran 10 m x 12 m, spesifikasi sesuai
kontrak
4020167 Alat Tulis Kantor Pembelian Kertas A4 28093 PT. SX Stationary 10 Box RP 100.000 1.000.000,00 5 Administrasi
4020170 Listrik & Air Biaya Listrik 3 Bulan (Jan, Feb Mar) 29852 PT. ASZ 1 Ls RP 15.000.000 15.000.000,00 3 Manajemen
4020173 Biaya Perjalanan Biaya Tiket Jakarta Singapore 1 orang PP 29243 PT. DRSA travel 1 Tiket RP 4.500.000 4.500.000,00 4 Operations
4020176 Jasa Professional Konsultasi Biaya konsultan strategi jangka panjang 8 27239 PT.XI Consulting 20 Hari RP 10.000.000 200.000.000,00 3 Manajemen
Jam x 20 hari @ Rp.10 Jt per hari
4020179 Pemasaran dan Media Pemasangan iklan di Koran 1 halaman 3 20387 PT.UPP Advertising 1 Ls RP 200.000.000 200.000.000,00 4 Marketing
Koran per minggu selama 1 bulan
4020182 IT & TEL Pembelian Smartphone Merk LD 20381 PT. DOR Celular 10 Units RP 40.000.000,00 5 Operasi
4.000.000
4020185 Konstruksi Tambahan Pekerjaan Pada Kontrak 28090 PT. CF Konstruksi 1 Ls RP 56.000.000,00 3 Project
Pembangunan Ruangan di Gedung A, 56.000.000
spesifikasi sesuai adendum kontrak
4020188 IT & TEL Pembelian Printer dan Tinta 28095 PT. RSI Stationary 3 Units RP 15.000.000,00 4 Administrasi
5.000.000
4020191 Listrik & Air Biaya Listrik 3 Bulan (Apr,Mei, Jun) 29852 PT. ASZ 1 Ls RP 14.500.000,00 3 Administrasi
14.500.000
4020194 Biaya Perjalanan Biaya Tiket Jakarta Surabaya 2 orang PP 29245 PT. ROS travel 2 Tiket RP 4.200.000,00 4 Marketing
2.100.000
4020197 Biaya Perjalanan Biaya Hotel 2 Malam di Surabaya 2 Kamar 29246 PT. LOK travel 2 Kamar RP 2.400.000,00 5 Marketing
1.200.000
4020200 Pemasaran dan Media Pemasangan iklan layanan di TV selama 2 20388 PT.TV TWO DIGITAL 1 Ls RP 450.000.000,00 4 Marketing
menit 1 bulan 450.000.000
4020203 Konstruksi Biaya Konstruksi Pembangunan Gedung 28056 PT. RONI Konstruksi 1 Ls RP 4.500.000.000,00 4 Project
Olahraga 4.500.000.000
4020206 IT & TEL Pembelian software dan lisensi selama 1 26259 PT. Micro Computer 10 Units RP 250.000.000,00 4 Operasi
tahun 25.000.000
4020207 Alat Tulis Kantor Pembelian Tinta printer 28067 PT. WIN Stationary 5 Pcs RP 2.500.000,00 3 Administrasi
500.000
4020203 Listrik & Air Biaya Listrik 3 Bulan (Juli, Aug, Sep) 29852 PT. ASZ 1 Ls RP 16.500.000,00 3 Administrasi
16.500.000
4020208 Biaya Perjalanan Biaya Tiket Jakarta Balikpapan 2 orang PP 29243 PT. DRSA travel 2 Tiket RP 6.000.000,00 4 Project
3.000.000
4020209 Biaya Perjalanan Biaya Hotel 2 Malam di Balikpapan 2 Kamar 29243 PT. DRSA travel 2 Kamar RP 3.000.000,00 4 Project
1.500.000
4020210 Pemasaran dan Media Pemasangan iklan layanan di Radio Lokal 3 20312 PT.Radio Ande 1 Ls RP 125.000.000,00 4 Marketing
Bulan 125.000.000
4020211 Konstruksi Tambahan Pekerjaan Pada Kontrak 28056 PT. RONI Konstruksi 1 LS RP 400.000.000,00 3 Project
Pembangunan Gedung olahraga. 400.000.000
4020212 Alat Tulis Kantor Pembelian Kertas A3 28067 PT. WIN Stationary 3 Box RP 600.000,00 4 Operasi
200.000
4020214 Listrik & Air Biaya Listrik 3 Bulan (Okt, Nov, Des) 29852 PT. ASZ 1 Ls RP 16.100.000,00 3 Administrasi
16.100.000
4020215 Biaya Perjalanan Biaya Tiket Jakarta Semarang 2 orang PP 29246 PT. LOK travel 2 Tiket RP 6.400.000,00 4 Operasi
3.200.000
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.004.02
4020216 Biaya Perjalanan Biaya Hotel 2 Malam di Semarang 2 Kamar 29246 PT. LOK travel 2 Kamar RP 2.000.000,00 4 Operasi
1.000.000
4020219 Pemasaran dan Media Pemasangan iklan layanan di TV selama 2 20388 PT.TV NETTO 1 Ls RP 600.000.000,00 3 Marketing
menit 2 bulan 600.000.000
4020224 Konstruksi Biaya Konsultan pengawasan Pembangunan 28022 PT. Jasa Desain INDO 1 Ls RP 400.000.000,00 4 Project
Gedung Olaharaga 400.000.000
4020226 IT & TEL Perawatan Jaringan internet 26234 PT. EXE Computer 1 Ls RP 20.000.000,00 3 Operasi
20.000.000
4020227 Jasa Professional Konsultasi Biaya konsultasi hukum 27219 PT.FR Law firm 1 LS RP 90.000.000,00 5 Administrasi
90.000.000
4020228 Jasa Professional Konsultasi Pembicara Training internal untuk 2 hari 27272 PT.RIX Training & 2 Hari RP 80.000.000,00 4 Administrasi
peserta 10 orang Consulting 40.000.000
4020200 Pemasaran dan Media Promosi jasa layanan publik 20387 PT.UPP Advertising 1 Ls RP 50.000.000,00 3 Marketing
50.000.000
4020229 Biaya Perjalanan Biaya Tiket Jakarta Singapore 2 orang PP 29245 PT. ROS travel 2 Tiket RP 6.400.000,00 4 Marketing
3.200.000
4020230 Biaya Perjalanan Biaya Hotel 2 Malam di Singapore 2 Kamar 29246 PT. LOK travel 2 Kamar RP 6.000.000,00 3 Marketing
3.000.000
4020231 Konstruksi Biaya peralatan gedung olahraga 28022 PT. Sportindo 1 Ls RP 450.000.000,00 3 Project
450.000.000
4020233 IT & TEL Pembelian alat-alat training dan komputer 26252 PT. UHPT Computer 1 set RP 35.000.000,00 4 Administrasi
35.000.000
4020234 IT & TEL Jasa instalasi sarana training 26252 PT. UHPT Computer 1 Ls RP 5.000.000,00 3 Administrasi
5.000.000
4020235 Alat Tulis Kantor Pembelian Alat tulis kantor untuk 6 bulan 28067 PT. WIN Stationary 1 Ls RP 6.000.000,00 5 Administrasi
6.000.000
4020236 Alat Tulis Kantor Jasa Sewa Mesin Foto Copy 12 Bulan 28095 PT. RSI Stationary 12 Bulan RP 24.000.000,00 2 Administrasi
2.000.000
4020237 Jasa Professional Konsultasi Pembelian konsumsi training 10 orang 2 hari 28011 PT. Sarana Food 1 Ls RP 2.500.000,00 3 Administrasi
2.500.000
4020238 Jasa Professional Konsultasi Jasa konsultan lingkungan dan safety 27239 PT.XI Consulting 1 Ls RP 45.000.000,00 4 Manajemen
45.000.000
4020239 Jasa Professional Konsultasi Jasa Konsultan IT 26255 PT. IT & Network 1 Ls RP 35.000.000,00 3 Operasi
35.000.000
4020243 IT & TEL Pembelian laptop 15” 26259 PT. Micro Computer 5 Pcs RP 40.000.000,00 5 Marketing
8.000.000
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.004.02
1.2 Kelompokkan hasil identifikasi belanja PBJ pada butir 1.1, sesuai dengan jenis, nilai
dan risiko/dampaknya.
Catatan :
- Kolom 4: asumsi usaha kecil 0-50 Jt, Usaha Sedang 50-500 jt, usaha besar >500 jt
- Kolom 5: asumsikan , kapasitas penyedia (kurang, cukup atau lebih)
- Kolom 6 : Reputasi, melihat nilai KPI pada tabel soal, misal 3(baik), 4-5 (sangat baik), <3
(kurang)
Dalam analisa ini, kita dapat mengasumsikan adanya kenaikan nilai tukar
Rupiah terhadap inflasi dalam negeri yang total kenaikannya sebesar 5%
dari tahun 206. Sehingga perkiraaan harga pasar saat ini dibanding
dengan pembelian tahun sebelumnya adalah :
Tujuan organisasi dibuat sebagai acuan arahan bagi organisasi baik pihak
manajemen maupun karyawan lainnya. Dengan ini, semua internal
stakeholder termasuk level manajer ataupun karyawan dapat mengetahui apa
yang harus dicapai, dengan siapa harus bekerjasama, dan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini juga dapat membuat
eksekusi pekerjaan menjadi lebih efisien dan terarah.
barang dan jasa. Hal ini akan mempengaruhi ketepatan dalam pengambilan
keputusan yang didasari dengan pengetahuan mengenai kepentingan
organisasi secara menyeluruh dan juga mencapai keselarasan dalam
menentukan kebutuhan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan organisasi.
2. Rencana Operasional
Rencana operasional sebagai turunan dari rencana strategis adalah
perencanaan pada level manajemen menengah dan bawah. Pada level ini,
perumusan rencana dilaksanakan oleh masing-masing departemen dimana
harus ada keselarasan dengan rencana strategis. Pegawai di masing-masing
departemen melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan mengacu kepada
rencana operasional. Sifat dari rencana operasional adalah detail, spesifik
terhadap kegiatan operasional harian, dan target pelaksanaannya untuk
jangka pendek biasanya dibuat tahunan.
1. Kebutuhan operasional
Kebutuhan operasional adalah kebutuhan yang sifatnya rutin guna
mendukung operasional sehari-hari untuk pemenuhan tujuan jangka pendek
organisasi. Contohnya adalah pemeliharaan AC (Air Conditioner) yang
dilakukan secara berkala. Kebutuhan ini diperlukan untuk mendukung
jalannya operasional sehari-hari di kantor.
2. Kebutuhan investasi
Kebutuhan investasi adalah kebutuhan untuk mendukung tujuan jangka
panjang organisasi dimana sifatnya tidak rutin dan sifat pekerjaannya adalah
pekerjaan project yang biasanya dilaksanakan satu kali. Sebagai contoh
adalah pemasangan genset atau UPS pada komputer. Pekerjaan ini
dilakukan sesekali saja sesuai kebutuhan.
3. Jasa Konsultansi
Jasa konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan
keahlian tertentu di berbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya
olah pikir (brainware). Sebagai contoh adalah jasa rekayasa (engineering),
jasa perencanaan, perancangan, dan pengawasan untuk pekerjaan
konstruksi, jasa keahlian profesi, seperti jasa penasehatan, jasa penilaian,
jasa pendampingan, bantuan teknis, konsultan manajemen, dan konsultan
hukum.
4. Jasa Lainnya
Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang
mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang
telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Jasa
lainnya juga dapat diartikan sebagai segala pekerjaan dan/atau penyediaan
jasa selain jasa konsultansi, pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan
pengadaan barang. Sebagai contoh adalah jasa boga, jasa layanan
kebersihan, jasa penyedia tenaga kerja, jasa ekspor impor, jasa penulisan
penerjemahan, jasa akomodasi, dsb.
pesawat udara, misalnya, akan jauh lebih mahal dari pada lewat darat.
Dalam kaitannya dengan pilihan metode transportasi, kemungkinan
kerusakan dan kehilangan barang/jasa hendaknya juga diantisipasi melalui
spesifikasi teknik pengepakan yang disyaratkan, terlebih lagi bila barang
tersebut berukuran kecil, mahal, dan mudah dibawa. Beberapa pengaturan
transportasi khusus juga perlu diidentifikasi dan diuraikan dengan jelas.
Misalnya, transportasi makanan yang mudah membusuk memerlukan
refrigerator, atau untuk membawa barang yang mudah pecah, dibutuhkan
penahan atau pelindung.
Yang termasuk dalam hal ini adalah jadwal kedatangan barang/jasa dengan
memperhitungkan jangka waktu pemesanan, lokasi kedatangan barang,
metode transportasi dan pengepakan. Dalam penetapan kebutuhannya,
Pengelola Pengadaan harus memperhitungkan aspek-aspek waktu ini,
sehingga barang/jasa dapat diadakan tepat pada waktu yang dibutuhkan.
2. Barang yang dibutuhkan sudah tidak ada lagi di pasar. Oleh karena itu,
perlu dilakukan analisis pasar sehingga informasi tersebut dapat
diketahui sebelumnya dan barang pengganti dapat diidentifikasi.
3. Jumlah perencanaan yang tidak akurat sehingga ditengah pelaksanaan
kontrak diperlukan tambahan jumlah barang, yang berakibat perubahan
lingkup kerja terhadap kontrak perlu dilakukan.
4. Penentuan spesifikasi yang berlebihan. Meskipun spesifikasi tersebut
dapat dipenuhi oleh pemasok, hal ini mengakibatkan harga penawaran
yang lebih mahal dan mengurangi persaingan. Selain itu, penggunaan
barang dengan spesifikasi berlebihan berpotensi dapat mengakibatkan
biaya pemeliharaan yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan belanja untuk pekerjaan
pemeliharaan di tahun 2016 akan sebesar 73.6 Milyar ditambah dengan faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi perubahan harga, seperti kenaikan harga
komoditas terkait. Sedangkan untuk memperkirakan besarnya kebutuhan
Proyek tahun 2016 harus memperhatikan program kerja/ strategi
pengembangan proyek organisasi di tahun 2016.
BAB III
PENYUSUNAN PAKET DAN STRATEGI PENGADAAN
hal yang berkaitan dengan perbuatan yang tidak etis, seperti korupsi, tidak
adil dan lain-lain dapat dihindari.
3. Kesatuan sistem
Kesatuan sistem dalam suatu organisasi juga harus diutamakan, dimana
prioritas pemaketan ditujukan untuk kepentingan sistem di dalam suatu
organisasi bukan untuk kepentingan bagian-bagian tertentu.
4. Kualitas kemampuan teknis
Ketika prinsip memaketkan suatu kualitas kemampuan teknis diterapkan,
pengadaan suatu pekerjaan akan menghasilkan hasil yang lebih efektif dan
tepat sasaran. Hal ini disebabkan oleh kinerja teknis pemasok dapat
dioptimalkan berdasarkan kumpulan keahlian-keahlian teknisnya.
Pekerjaan jenis ini jika gagal ataupun ditunda pekerjaannya tidak akan
banyak pengaruhnya terhadap keberlangsungan organisasi, tetapi tidak
dapat diabaikan dan kemungkinan pengaruhnya dalam jangka panjang
harus tetap diantisipasi oleh organisasi.
Contohnya adalah pekerjaan perbaikan efisiensi alat pendingin suatu
mesin di perusahaan. Mesin masih dapat beroperasi dan berproduksi
dengan mengurangi kapasitas produksinya, tetapi jika masalah ini
dibiarkan berlarut-larut, organisasi akan terus kehilangan pendapatannya
secara terus menerus, dan pada suatu waktu, ada kemungkinan alat
pendingin dapat berhenti bekerja sehinga produksi juga harus terhenti.
3. Leverage Items
Kebutuhan dimana ketergantungan terhadap pemasok atau barang
tertentu relatif rendah namun pengaruh terhadap keuntungan
organisasi cukup tinggi dapat dikategorikan ke dalam kategori
Leverage Items. Dalam hal ini, organisasi mempunyai keleluasaan
untuk mengganti jenis produk atau pemasoknya. Salah satu contoh
dalam kategori ini adalah pengadaan pembelian mobil untuk jasa
transpotasi. Jenis mobil relative beragam, sehingga ketergantungan
terdahap merek/pemasok tertentu relatif sangat rendah. Dengan
kondisi demikian, organisasi bisa mendapatkan penawaran harga
yang lebih baik dari calon-calon pemasok.
Menetapkan PPK
Memberikan user ID
Menerima Rencana
dan Password kepada
Pengadaan dari PA/KPA
PA/KPA/PPK
dan user ID dan
Password dari LPSE
Menyusun dan
menetapkan rencana
pengadaan beserta
kelengkapan dokumen
Mengirimkan surat
permohonan kepada Menerima
KULP Permohonan dan
Kelengkapan Paket
Pengadaan dari
PA/KPA
PA/KPA akan menetapkan PPK dari suatu paket pengadaan. Untuk dapat
menjalankan pengadaan, maka LPSE akan memberikan dukungan dengan
memberikan ID dan password untuk dapat melakukan proses didalam sistem
pengadaan. PPK kemudian menyusun dan menetapkan rencana pengadaan
dengan membuat paket-paket pengadaan yang akan disahkan oleh KPA/PA.
KPA/PA kemudian mengirim permohonan kepada Kepala ULP untuk melakukan
pengadaan sesuai dengan paket-paket yang telah dibuat oleh PPK dan disahkan
oleh KPA/PA
Membuat Paket
Pengadaan barang
Mengecek
ketersediaan barang Menerima Rencana
yang diminta Pengadaan dari
Pengguna Akhir dan
Inventaris
Melakukan pengesahan
dan mengirimkan
permintaan kepada
Fungsi Pengadaan
Menerima
Permohonan dan
Kelengkapan Paket
Pengadaan dari
Pengguna akhir dan
inventaris
Kelompok Pemaketan
Pengadaan
Pengadaan kebutuhan rutin akan lebih baik jika dibuatkan dalam paket
pengadaan yang sifatnya jangka panjang dengan harga yang mengikat
ataupun mengacu kepada index tertentu. Pemaketan jangka panjang dapat
meningkatkan jumlah kebutuhan sehingga paket pengadaan juga menjadi
lebih menarik bagi calon pemasok. Sedangkan kebutuhan tidak rutin akan
lebih tepat untuk dibuatkan paket pengadaan yang sifatnya satu kali dan
jangka pendek. Kontrak jangka panjang untuk kebutuhan tidak rutin akan
menyebabkan harga sulit untuk diprediksi oleh calon pemasok dan akibatnya
harga penawaran menjadi lebih tinggi.
Dalam Contoh lain berikut ini, data diesktrak, dibersihkan dan dikelompokkan
dari Pengadaan Barang/Jasa yang biasa dilakukan dalam organisasi pemerintah
pada tahun 2016. Data aktual tidak disajikan, namun langkah pengekstrakan,
pembersihan dan analisa dilakukan sebagaimana contoh spend analysis
sebelumnya.
7. Konstruksi
8. Fasilitas
9. Biaya Perjalanan
Rincian Total Pengadaan 2016
Tidak terkategori Rp 945.726
Jasa Booking Rp 905.406
Hotel Rp 277.028
Event organiser Rp 117.030
Kereta Api Rp 87.872
Pesawat Rp 67.677
Mobil Rp 37.419
Taksi Rp 10.951
Kapal laut Rp 1.502
Rp 2.450.611
12. Logistik
Sehingga Rangkuman dari Hasil Spend Analysis tahun 2016 berdasarkan kategori
pengadaan barang adalah sebagai berikut.
8 Fasilitas 7.587.936
9 Biaya Perjalanan 2.450.611
10 Alat Tulis Kantor 830.553
11 Tenaga Listrik dan Air serta utilitas lainnya 1.731.586
12 Logistik 953.409
13 Barang Operasional 932.245
Paket Rencana Kebutuhan di tahun 2017, dapat disusun berdasarkan dengan data
pembelejaan tahun 2016. Tentu dengan mempertimbangkan berapa persentase
kenaikan kebutuhan yang aktual (bisa berdasarkan persentase kenaikan inflasi, nilai
tukar uang, kondisi ekonomi lainnya). Dalam contoh pembahasan ini, untuk
menyederhanakan pembahasan, kita asumsikan bahwa kebutuhan 2016 sama
dengan 2017.
Selanjutnya apa hubungan antara pemaketan yang telah kita buat dengan Suppplier
Positioning Model (SPM)?. Tentu dalam membuat pemaketan kebutuhan, pengelola
pengadaan harus memperhatikan dampak terhadap keuntungan organisasi (impact
on profit) bagi organisasi dan juga Risiko pemasokan barang/jasa (supply risk).
Pemaketan kebutuhan sebaiknya dipetakan dalam kuadran SPM, sehingga kita dapat
mengambil keputusan terbaik tentang Paket-Paket Pengadaan. Misalkan saja dari 13
kategori kebutuhan yang ada pada contoh sebelumnya, akan kita buat pemetaan
pada SPM.
Judul Modul: Menyusun Kebutuhan dan Anggaran Pengadaan B/J
Halaman: 82 dari 117
Buku Informasi Versi 2: Januari 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.004.02
1 7
11
8
Supply Risk
3 6
5
12 2
4
10 13 9
Impact on Profit
12 Logistik 953.409
4 Pemasaran dan Media 1.477.415
11 Tenaga Listrik dan Air serta utilitas lainnya 1.731.586
9 Biaya Perjalanan 2.450.611
2,3 & 6 Jasa Professional Sementara , Jasa
Professional Konsultasi, dan Jasa Professional 18.235.340
lainnya
1 Komputer dan Informasi Teknologi 7.564.919
8 Fasilitas 7.587.936
7 Konstruksi 13.596.783
1 7
11
8
Supply Risk
2,3,6
5
12
4
10,13 9
Impact on Profit
Contoh lain pemaketan dapat berupa pemecahan, misalkan saja dalam item
Komputer dan Informasi Teknologi, kita ingin memecah Paket Kebutuhan
berdasarkan katalog dan non katalog.
Rincian Paket Pengadaan 2017 (Rp)
Jasa Outsourcing Rp 2.335.918
Telekom Rp 1.414.240
Networking atau Jaringan Rp 1.253.244
Software Rp 902.890
Sistem Rp 570.457
Hardware Rp 440.386
Judul Modul: Menyusun Kebutuhan dan Anggaran Pengadaan B/J
Halaman: 84 dari 117
Buku Informasi Versi 2: Januari 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.004.02
Bottleneck Strategic
Items Items
1A 7
11
8
Supply
Risk
1B 2,3,6
5
12
4
10,13 9
Items
Impact on Profit
2) Opsi kedua, jika digabungkan, paket 10, nilai total paket pengadaan
Rp.55.665.578 dengan bertambah besarnya nilai leverage items (2,3,6) yang
akan memberikan kesempatan untuk melakukan negosiasi harga kepada
penyedia pada saat pemilihan penyedia. Sehingga kemungkinan nilai
pengadaan akan lebih kecil dari Rp.55.665.578.
3) Opsi ketiga , jika dipecah, paket 11, nilai total paket pengadaan
Rp.55.665.578 . Pada opsi ini nilai non critical item akan bertambah sehingga
potensi untuk melakukan kontrak jangka panjang dengan penyedia
memberikan daya tarik, sehingga efisiensi proses siklus pengadaan dapat
dikurangi. Selain itu, nilai kritikal item juga berkurang sehingga memberikan
potensi untuk mengurangi risiko pasokan.
Secara umum kita bisa menarik kesimpulan bahwa spend analysis dan SPM harus
digunakan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pengadaan yang efisien, siklus yang singkat, biaya yang rendah, invetaris yang
optimal, risiko pasokan yang terkendali, rasionalisasi jumlah penyedia dan patuh
terhadap aturan organisasi.
BAB IV
RENCANA ANGGARAN PENGADAAN BARANG/JASA
Setiap organisasi mempunyai tujuan dan rencana baik yang bersifat jangka panjang,
jangka menengah dan jangka pendek. Dalam mencapai tujuan dan rencana
organisasi tersebut, organisasi tidak akan terlepas dari kebutuhan pengadaan yang
diimplementasikan dalam bentuk bentuk paket-paket pengadaan kebutuhan
barang/jasa. Paket-paket pengadaan kebutuhan barang/jasa diidentifikasi dan
disusun berdasarkan analisa belanja (spend analysis) .
Paket-paket pengadaan yang telah dibuat secara strategis dan sesuai dengan
keadaan pasar kemudian diajukan kepada autoritas dalam organisasi untuk disahkan
menjadi anggaran pengadaan kebutuhan barang/jasa. Berdasarkan susunan
anggaran pengadaan barang/jasa yang telah ditetapkan tersebut, maka pelaksanaan
pengadaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien sesuai tujuan dan rencana
organisasi. Penjelasan dalam bab ini mempunyai fokus kepada anggaran
pengadaan barang/jasa.
1. Sumber Internal
Data dari sumber internal adalah data atau informasi yang berasal dari
dalam organisasi, seperti informasi mengenai pembelanjaan periode
sebelumnya yang merupakan hasil dari Spend Analysis. Selain itu, data
internal juga bisa didapat dari Satuan Kerja atau unit kerja lainnya yang
dapat digunakan sebagai pembanding terhadap harga ataupun data
harga penawaran pada pengadaan periode sebelumnya. Data yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan anggaran mencakup, namun tidak
terbatas pada jenis barang/jasa, harga, jumlah, waktu pembuatan
kontrak periode sebelumnya, dan masa berlaku kontrak.
2. Sumber Eksternal
Data dari sumber eksternal adalah data yang berasal dari luar
organisasi, seperti publikasi dari media ataupun sumber informasi
lainnya. Sumber eksternal diperlukan untuk memverifikasi harga yang
ada dalam anggaran internal organisasi terhadap harga pasar, atau
sebagai acuan penentuan harga (benchmark). Informasi ini bisa
didapatkan dari internet, calon pemasok, konsultan, atau publikasi
daftar harga. Selain informasi harga, informasi dari eksternal juga
mencakup informasi mengenai hal yang mempengaruhi perubahan dan
pergerakan harga seperti tingkat inflasi, keterbatasan/kelebihan
persediaan, ketergantungan terhadap pemasok tertentu, pergerakan
harga komoditas domestik atau dunia, perubahan peraturan
pemerintah, perubahan nilai tukar uang, dan lain-lain. Dengan
memperhitungkan informasi-informasi eksternal tersebut, anggaran
periode yang akan datang dapat disusun dengan lebih tepat dan efisien.
Program Outcome
Kegiatan Output
Pendekatan Bottom
Up Komponen
Detail Belanja
Contoh:
Organisasi XYZ akan melakukan penggantian satu unit pompa
penggolahan limbah yang akan diimpor dari Jepang dengan spesifikasi
sebagai berikut :
- Daya Motor : 100 HP
- Kapasitas Pompa: 1500 gallon per menit
- Spesifikasi : 4 pole, 1800 rpm motors or 6 pole, 1200 rpm motors.
- Harga Jual Pompa : IDR 140.000.000/-
- Pengamasan : Packing Kayu 0.2% dari Harga Pompa
- Incoterms : FOB, Osaka Japan
- Biaya transportasi dan logistik : 7% dari Harga Pompa
- Biaya Clearance di Pelabuhan penerima: 10% ditanggung pembeli
- Garansi : Biaya tambahan Garansi 1 tahun 5% dari Harga Pompa
- Biaya Perawatan 5 Tahun: 40% dari Harga Pompa
- Biaya Spare part 5 Tahun: 30% dari Harga Pompa
- Biaya lain-lain : 2% dari Harga Pompa
Hitung Berapa Jumlah Biaya Anggaran yang diperlukan dan buat Work
Breakdown Structure (WBS) untuk pengadaan ini.
2.1 Pengemasan 2.2. Transportasi 2.3.Clearance di 3.1. Biaya 3.2. Biaya Spare
dan Logistik Pelabuhan Perawatan 5 Part 5 Tahun
penerima Tahun
2. Komponen Pendukung
Komponen Pendukung yang dimaksud adalah biaya yang tidak
berpengaruh secara langsung terhadap output. Sebagai contoh
adalah biaya administrasi, penanganan (handling), pengepakan,
dan overhead.
PA/KPA
K/L/D/I:
Satker/SKPD:
PPK:
Pekerjaan:
Lokasi:
Tahun Anggaran:
DAFTAR REFERENSI
GLOSSARY
Spend Analysis proses menganalisa data historis pembelian pada sebuah organisasi untuk
memberikan gambaran mengenai visibilitas pembelanjaan, kepatuhan, dan
kontrol (Pandit dan Marmanis, 2008)
Pengelola Pengadaan individu yang bekerja mengelola atau menjalankan proses pengadaan dalam
(Procurement Officer) suatu organisasi
Bagian Pengadaan bagian atau unit dari organisasi yang tugas dan tanggung jawabnya mengelola
(Procurement Unit) dan melaksanakan fungsi pengadaan / pembelian barang/jasa.
Pengguna (User) bagian, unit, individu dari organisasi yang memiliki kebutuhan barang/jasa
yang perlu dibeli / diadakan untuk digunakan dalam rangka menunjang fungsi,
pekerjaan, atau kinerjanya di organisasi.
Organisasi swasta bentuk organisasi milik individu atau kelompok yang dibentuk dengan tujuan
yang bersifat profit maupun non-profit, dan di luar struktur pemerintahan.
BUMN (Badan usaha badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
miliki negara) melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk
menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat.
Organisasi pemerintah organisasi publik yang dibentuk oleh pemerintah dengan tujuan untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat / publik, yang terdiri dari
pemerintah pusat dan kementrian, lembaga, pemerintah daerah, dan instansi
lain.
Pengguna Anggaran Individu dalam organisasi yang diberikan kewenangan untuk mengeluarkan
(PA) atau menggunakan anggaran organisasi untuk melakukan pembelian atau
pengadaan barang/jasa.
Kuasa Pengguna Pada organisasi pemerintah, KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA
Anggaran (KPA) untuk menggunakan APBN, atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk
menggunakan APBD.
Pemasok atau Penyedia Badan usaha atau perseorangan yang mempunyai kemampuan untuk
menyediakan atau memasok barang atau jasa.
Enterprise Resource Paket software komersial yang menjamin integrasi yang mulus atas semua
Planning aliran informasi di perusahaan, meliputi keuangan, akuntansi, sumber daya
manusia, rantai pasok, dan informasi konsumen” (Davenport, 1998).
Contoh ERP Software adalah Oracle, SAP, Ariba, dsb.
rasionalisasi pemasok Optimisasi dan penyusunan prioritas jumlah pemasok atau penyedia terhadap
(supplier rationalization) suatu organisasi.
Standar Biaya Masukan satuan biaya berupa harga satuan, tarif, dan indeks yang ditetapkan untuk
menghasilkan biaya komponen keluaran dalam penyusunan RKA-K/L. Standar
tersebut dapat berfungsi sebagai batas tertinggi maupun estimasi (Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) Nomor 65/PMK.02/2015)
Standar Biaya Keluaran besaran biaya yg ditetapkan untuk menghasilkan keluaran (output) / sub
keluaran (sub output)
Barang setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak
bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau
dimanfaatkan oleh Pengguna Barang
Daftar Isian dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran/Kuasa
Pelaksanaan Anggaran Pengguna Anggaran. DIPA disusun berdasarkan Keputusan Presiden mengenai
(DIPA) rincian anggaran belanja pemerintah pusat. DIPA berfungsi sebagai dasar
pelaksanaan anggaran setelah mendapat pengesahan Menteri Keuangan.
Jasa Konsultansi jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai
bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware)
Kebutuhan investasi kebutuhan untuk mendukung tujuan jangka panjang organisasi dimana
sifatnya tidak rutin dan sifat pekerjaannya adalah pekerjaan project yang
biasanya dilaksanakan satu kali.
Kebutuhan operasional kebutuhan yang sifatnya rutin guna mendukung operasional sehari-hari untuk
pemenuhan tujuan jangka pendek organisasi
Manajemen kontrak kegiatan untuk mengelola suatu kontrak agar kontrak tersebut dapat
digunakan sebagai pedoman dan sebagai alat pengendalian pelaksanaan
pekerjaan
Manajemen pemasok Pengelolaan pemasok (penyedia) dalam rangka memastikan pasokan atau
(penyedia) pengadaan berjalan sesuai rencana dan tujuan organisasi secara efektif dan
efisien.
Master List (Rencana dokumen rencana kebutuhan barang impor yang diajukan oleh Kontraktor
Kebutuhan Barang Kerja Sama (KKKS) untuk suatu kegiatan operasi dalam lingkup kegiatan usaha
Impor) hulu migas, sebagai dasar pengajuan impor barang operasional perminyakan.
Non-ciritical Items Kategori barang/jasa dalam Supply Positioning Model yang memiliki risiko
pemasok yang rendah dan pengaruh terhadap keuntungan organisasi yang
juga rendah.
Bottleneck Items Kategori barang/jasa dalam Supply Positioning Model yang memiliki risiko
ketergantungan yang tinggi terhadap barang tertentu dari pemasok tertentu
juga namun pengaruh terhadap keuntungan organisasi rendah.
Leverage Items Kategori barang/jasa dalam Supply Positioning Model yang memiliki risiko
ketergantungan terhadap pemasok atau barang tertentu relatif rendah namun
pengaruh terhadap keuntungan organisasi cukup tinggi
Strategic Items Kategori barang/jasa dalam Supply Positioning Model yang memiliki risiko
ketergantungan terhadap barang/jasa ataupun pemasok tertentu sangat tinggi
dengan jumlah penyedia barang/jasa di pasar yang sangat terbatas.
Teori Supply Demand Teori atau model yang menggambarkan hubungan-hubungan di pasar, antara
para calon pembeli dan penjual dari suatu barang. Model penawaran dan
permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di
pasar.
Perpres 54/2010 Peraturan Presiden Republik Indonesia tentang pengadaan barang/ jasa
pemerintah.
Petunjuk Operasional dokumen yang memuat uraian rencana kerja dan biaya yang diperlukan untuk
Kegiatan (POK) pelaksanaan kegiatan, disusun oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai
penjabaran lebih lanjut dari DIPA(Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran)
Purchase Order surat pemesanan pembelian barang/jasa yang dikeluarkan oleh pembeli
setelah terjadi kesepakatan dengan penyedia / pemasok.
Rencana Kerja dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga (K/L) untuk periode satu tahun.
Kementerian/Lembaga Renja-KL disusun dengan berpedoman pada Renstra-KL dan mengacu pada
(Renja-K/L) prioritas pembangunan nasional dan pagu indikatif, serta memuat kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh
Pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat.
Rencana Kerja penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional,
Pemerintah memuat rancangan kerangka ekonomi makro yang termasuk didalamnya arah
kebijakan fiskal dan moneter, prioritas pembangunan, rencana kerja dan
pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun
yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Rencana Kerja Dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin
Pemerintah Daerah keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
(RKPD) pelaksanaan dan pengawasan serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam tahapan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD), yakni sebagai pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum
Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
Work Breakdown suatu daftar yang bersifat top down dan secara hierarki menerangkan
Structure komponen-komponen yang harus dibangun dan pekerjaan yang berkaitan
dengannya.
INDEX
B
N
Barang, 36
Non-ciritical Items, 49
D
P
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), 64
Pekerjaan Konstruksi, 37
Dokumentasi Rencana Paket Pengadaan, 68
pemaketan, 7, 21, 45, 46, 47, 52, 53, 54, 55, 56, 68
Pemaketan
E
berdasarkan kandungan lokal, 55
Ekstrak, 16 berdasarkan kebutuhan kapital dan operasional, 54
Enterprise Resource Planning (ERP)., 14, 20 berdasarkan kebutuhan rutin dan tidak rutin, 53
berdasarkan kepentingan pemerintah, 55
H berdasarkan komoditas, 53
berdasarkan lokasi, 54
harga pasar, 62
Pemaketan Pengadaan, 45
Pembersihan, 16
J Pengelola Pengadaan, 10, 12, 13, 19, 20, 23, 24, 25, 31,
Jasa Konsultansi, 37 32, 34, 35, 36, 40, 48, 52, 56, 69
K Perpres 54/2010, 41
persetujuan rencana anggaran, 67
Kebutuhan investasi, 36 Petunjuk Operasional Kegiatan (POK), 65
Kebutuhan operasional, 36 Purchase Order, 15
Key Performance Indicator (KPI), 12
Klasifikasi R
Level 1, 17
Level 2, 17 Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-K/L), 64
T
W
Teori Supply Demand, 52
Work Breakdown Structure, 4, 59, 60
OFFICE
C 231 199 12/05/2 Maintenance
400316 15/05/2007 112.RV 201 1592 LEMON CO 1 74.786,00 280 AIR UK 00201028 007
C 231 199 12/05/2 Maintenance
400316 15/05/2007 112.RV 202A 1592 LEMON CO 1 43.965,83 200 AIR UK 00201028 007 24/11/2007
FILTER (FRESH C 231 JAVANESE- 199 29/04/2 Maintenance
400318 15/05/2007 AIR) 5368 SOUTH EAST 108 2.656,80 980 00200652 007
FILTER (FRESH C 231 JAVANESE- 199 29/04/2 Maintenance
400319 15/05/2007 AIR) 5368 SOUTH EAST 108 2.656,80 400 AIR GERMANY 00200652 007 05/12/2007
C 231 JAVANESE- 199 Maintenance
400319 15/05/2007 PALLET CHARGE 5368 SOUTH EAST 1 22 280 AIR GERMANY
CHAMBER OF C 231 199 Maintenance
COMMERCE JAVANESE-
400319 15/05/2007 ATTESTING 5368 SOUTH EAST 1 80 280 AIR GERMANY
SET OF SEALS (2+2 C 231 199 29/04/2 Maintenance
400390 21/05/2007 PER SET) 9090 AMONG TANI SA 1 495 400 COURIER 00200644 007 21/06/2007
C 231 ANTONE 199 29/04/2 Maintenance
400393 21/05/2007 V-BELT, SPC 2800 5202 SERVICES 20 304,6 400 AIR UK 00200667 007 13/07/2007
C 231 ANTONE 199 Maintenance
400393 21/05/2007 PACKING CHARGE 5202 SERVICES 1 25 280 AIR UK
SET OF SEALINGS C 231 199 29/04/2 Maintenance
400394 21/05/2007 TO GEARING B3D 1796 BANI 2 40 400 LI2 00200648 007
SET OF SEALINGS C 231 199 29/04/2 Maintenance
400394 21/05/2007 TO GEARING B3D 1796 BANI -1 65 999 LI2 00200648 007
SET OF SEALINGS C 231 199 29/04/2 Maintenance
400394 21/05/2007 TO GEARING B3D 1796 BANI 1 76 400 LI2 00200648 007 02/01/2008
C 231 ROBERTO 199 29/04/2 Maintenance
400395 21/05/2007 COUPLING BUFFER 7514 GEARS 6 120 400 AIR UK 00200637 007 20/06/2007
INPUT COUPLING C 231 ROBERTO 199 29/04/2 Maintenance
400395 21/05/2007 BUFFER 7514 GEARS 12 240 400 AIR UK 00200637 007 20/06/2007
C 231 199 29/04/2 Maintenance
400396 21/05/2007 SHAFT 9550 LANGSEP PUMP 1 905,63 980 COURIER 00200659 007
C 231 199 29/04/2 Maintenance
400401 21/05/2007 SHAFT 9550 LANGSEP PUMP 1 905,63 980 00200659 007
C 231 199 29/04/2 Maintenance
400402 21/05/2007 SHAFT 9550 LANGSEP PUMP 1 905,63 400 COURIER 00200659 007 22/06/2007
SNUB PULLEY FOR C 231 199 29/04/2 Maintenance
400413 23/05/2007 CONV. NO. 25 9685 CORINDO 1 683 400 AIR UK 00200666 007 10/11/2007
EST.PACKING/FCA C 231 199 Maintenance
400413 23/05/2007 NEWCASTEL 9685 CORINDO 1 160 280 AIR UK
EXTRA FOR C 231 199 Maintenance
400413 23/05/2007 SPECIAL PAINTING 9685 CORINDO 1 535 280 AIR UK
C 231 220 Maintenance
400413 23/05/2007 DOCUMENTS COST 9685 CORINDO 77 230 AIR UK
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.004.02