Unit Kompetensi 08
memilih penyedia
barang/jasa
Disusun Oleh :
Tim Penyusun Materi Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa
Direktorat Pelatihan Kompetensi
Deputi Bidang Pengembangan Pembinaan Sumber Daya Manusia
LKPP
ISBN :
Alamat Penerbit :
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Jl. Epicentrum Tengah Lot 11B, Kuningan
Jakarta Selatan 12940
Indonesia
Telp : (021) 2991 2450
www.portalppsdm.lkpp.go.id
www.lkpp.go.id
K ata P e n ga n ta r
AGUS PRABOWO
U n i t ko m p e t e n si
Mengelola Logistik
MENGELOLA UK 25 : Mengelola Pengiriman
UK 26 : mengelola Persediaan
LOGISTIK, Uk 27 : Mengelola Penyimpanan
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Proses pemilihan penyedia yang dimaksud dalam Buku informasi ini adalah
proses menentukan atau memilih para Penyedia yang akan dimasukkan dalam
daftar pendek penyedia (shorlisted) atau Daftar Penyedia Mampu (DPM)
berdasarkan hasil analisa potensi kinerjanya. DPM dapat digunakan sebagai
rujukan Pembeli dalam melakukan proses pengadaan barang/jasa.
Bentuk dan data yang disimpan dalam DPM bervariasi, disesuaikan dengan
kebutuhan institusi atau perusahaan. Beberapa data yang disimpan dalam
database DPM adalah data administrasi, data teknis umum, data K3LL, dan data
keuangan. Tentang jenis-jenis data tersebut dapat dilihat di Buku Informasi UK-
11.
Pada Buku Informasi ini pemilihan penyedia melalui analisa potensi kinerja
tersebut dibahas melalui beberapa bagian berikut :
BAB II
MENGANALISIS POTENSI KINERJA
PENYEDIA BARANG/JASA
Potensi kinerja direpresentasikan melalui suatu ukuran atau nilai yang menggambarkan
kemampuan Penyedia untuk memenuhi kewajibannya kepada Pembeli apabila
mendapatkan kontrak.
Dalam konteks organisasi profit untuk menganalisis potensi kinerja penyedia B/J
bahwa dalam proses pemilihan penyedia biasanya dilakukan oleh Procurement
Specialist/Contract Specialist/Purchasing Specialist. Daftar penyedia yang diajukan
kemuadian di sahkan oleh pihak berwenang sesuai dengan tingkat otoritas delegasi
(delegation of authority level). Setelah disahkan maka, dapat di undang untuk
mengikuti tender. Dalam konteks organisasi pemerintah, pemilihan penyedia dilakukan
oleh ULP (Perpres Pasal 15). Sehingga evaluasi kinerja penyedia seyogyanya dilakukan
tim ULP.
Alur Proses
Tingkat Strategi
Menentukan HPS
Pelaksanaan Kontrak
Penutupan Kontrak
Lingkup kemampuan:
Kemampuan administrasi
Kemampuan Penyedia untuk memenuhi persyaratan administrasi yang
ditentukan oleh Pembeli. Pemenuhan dibuktikan dengan adanya kesesuaian dan
keabsahan dokumen Penyedia dengan persyaratan yang ditentukan.
Kemampuan K3LL
Kemampuan Penyedia untuk memenuhi persyaratan minimum dalam aspek
sistem K3LL yang ditentukan oleh Pembeli.
Kemampuan keuangan
Kemampuan Penyedia untuk menyediakan keuangan yang cukup untuk
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan persyaratan atau untuk memproduksi
barang/mengirimkan barang kepada Pembeli.
Lingkup Motivasi:
Tidak semua Penyedia mempunyai motivasi tinggi untuk menjual barang/jasanya dan
mempunyai komitmen terhadap tujuan Pembeli. Banyak faktor yang akan
dipertimbangkan oleh Penyedia untuk memutuskan apakah menjual barang/jasanya
kepada Pembeli atau tidak. Tingkat motivasi ini dapat diukur secara kualitatif dengan
menggunakan Model Persepsi Pasokan atau Supply Perception Model (SPEM). Lebih
lengkap tentang motivasi Penyedia dapat dibaca pada modul lain (UK 04, UK 07) yang
menjelaskan tentang SPEM.
Beberapa rujukan yang dapat dipakai untuk menggali informasi ketersediaan Penyedia
diantaranya adalah:
DPM Pembeli.
Buku petunjuk perdagangan dan industri.
Buku telepon.
Jurnal perdagangan dan industri.
Pameran perdagangan dan industri.
Brosur barang/jasa.
Kamar dagang industri.
Asosiasi di bidang pengadaan.
Perwakilan resmi perdagangan luar negeri.
Koran dan majalah.
Internet seperti situs Penyedia, situs pemerintah, atau situs yang lain.
Kontak bisnis anda.
Informasi atau referensi dari perusahaan Pembeli lainnya.
Judul Modul: Memilih Penyedia Barang / Jasa Halaman: 9 dari 48
Buku Informasi Versi: Oktober 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa M.749020.008.02
Ada tiga (3) metode untuk melakukan penggalian informasi ketersediaan para
Penyedia, yaitu:
Di bawah ini adalah jenis informasi dan sumber yang dapat dijadikan rujukan:
1. Sumber-sumber yang sudah diterbitkan Informasi administrasi, seperti data
kelengkapan dan keabsahan dokumen administrasi (lebih lanjut tentang
dokumen administrasi dapat dilihat di Buku Informasi UK-11):
DPM Pembeli
Website Penyedia
Laporan keuangan Penyedia
Brosur Penyedia
Jurnal perdagangan dan industri
Majalah keuangan
Bursa efek
Buku petunjuk perdagangan dan industri
3. Kunjungan dan/ata pemeriksaan lokasi (site audit) kepada kantor dan fasilitas
penyedia
Meskipun memerlukan waktu dan tenaga yang banyak untuk menyiapkan daftar
pertanyaan dan daftar yang akan dilihat/diaudit, kunjungan dan/atau audit ini
merupakan cara yang sangat baik yang memberikan hasil yang aktual, lengkap,
dan khusus. Cara ini tidak digunakan untuk barang/jasa yang bersifat rutin,
pembelian yang bersifat tunai (spot), dengan nilai pembelian yang relatif kecil.
4. Referensi dari pembeli lain
Referensi dari Pembeli lain.
Pembeli lain merupakan sumber informasi independen yang sangat berguna.
Pembeli dapat minta nama atau kontak pembeli lain kepada Penyedia atau
dapat dicari sendiri. Apabila dimintakan kepada Penyedia, kehati-hatian
diperlukan karena ada kecenderungan Penyedia akan memberikan pembeli yang
baik kepada Penyedia, sehingga akan memberikan kesan dan informasi yang
baik kepada Pembeli. Selain itu, ada kecenderungan bahwa pembeli lain
tersebut merasa sungkan untuk memberikan informasi kekurangan atau
ketidakmampuan Penyedia kepada Pembeli. Untuk itu, dapat dilakukan
percakapan langsung bertemu dengan pembeli lain tersebut.
PEM meliputi dan menilai 2 faktor, yaitu kemampuan dan tingkat motivasi Penyedia.
Gambar di atas merupakan contoh potensi kinerja para Penyedia. Gambar tersebut
menunjukkan ada lima (5) Penyedia yang di-plot ke dalam grafik untuk suatu jenis
barang/jasa tertentu. Penyedia yang masuk dalam DPM adalah Penyedia yang tidak
saja mempunyai potensi kinerja unggul secara teknis dan wajar dalam harga jual (tidak
didasarkan pada penawaran harga dalam proses seleksi), namun juga mempunyai
motivasi yang tinggi untuk menjual barang/jasa kepada dan bekerjasama dengan
Pembeli. Dengan kemampuan dan motivasi yang tinggi, diharapkan Penyedia dapat
menyelesaikan kewajibannya secara memuaskan sesuai dengan yang diperjanjikan.
Penjelasan detil tentang SPM ada di Unit Kompetensi 4 (Menyusun Kebutuhan dan
Anggaran Pengadaan Barang/ Jasa)
Hukum Pareto mengatakan bahwa 20% dari total jumlah item pembelian barang/jasa
bernilai 80% dari total nilai pembelian per tahun, dan 80% dari total jumlah item
pembelian barang/jasa bernilai 20% dari total nilai pembelian per tahun.
DKR
Masing-masing jenis barang/jasa mempunyai karakteristik yang berbeda. Ada
barang/jasa yang mudah diperoleh dengan tepat kualitas, tepat waktu, tepat jumlah
dan tepat harga, karena spesifikasinya standar dan nilainya kecil (risiko kecil). Ada juga
barang/jasa yang sulit diperoleh secara tepat kualitas, tepat waktu, tepat jumlah dan
tepat harga, karena mempunyai spesifikasi khusus dan/atau dengan nilai yang besar
(risiko besar). Apabila barang/jasa tidak diperoleh secara tepat kualitas, tepat waktu,
tepat jumlah dan tepat harga, dapat mempunyai dampak yang signifikan terhadap
perolehan keuntungan perusahaan. Begitu juga mempunyai dampak terhadap
kesempatan perusahaan untuk meningkatkan keuntungan. Ada tiga tingkatan DKR,
yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Sebagai contoh, komputer untuk perusahaan migas. Jika tidak diperoleh secara tepat
kualitas, tepat waktu, tepat jumlah dan tepat harga, komputer yang dibeli tidak
mempunyai dampak yang besar terhadap jalannya operasi maupun terhadap
perolehan keuntungan dan kelangsungan perusahaan Pembeli. Kehilangan kesempatan
untuk menaikkan keuntungan bagi perusahaan migas tersebut terkait dengan
komputer tadi, tidak signifikan. Namun sebaliknya, untuk pedagang komputer, apabila
tidak tepat kualitas, tepat waktu, tepat jumlah dan tepat harga, dampak dan
kesempatan yang diperoleh terhadap nilai keuntungan akan besar.
Di bawah ini dijelaskan tentang jenis kontrak yang dapat dipilih oleh Pembeli. Masing-
masing jenis kontrak ini mencerminkan hubungan bisnis Penyedia (supplier) dan
Pembeli (buyer), dan dikenal sebagai Supplier-Buyer Relationship atau dengan istilah
Contract Continum.
Jenis kontrak yang dipilih oleh Pembeli, tergantung letak barang/jasa dalam SPOM.
Pasal-pasal ketentuan dan persyaratan kontrak akan ada perbedaan antara jenis
kontrak yang satu dengan yang lainnya. Makin ke kanan, hubungan Penyedia dan
Pembeli makin dekat. Contoh, untuk jenis partnership, karena kedua belah pihak sudah
saling percaya, maka jaminan pelaksanaan tidak diperlukan lagi.
dengan spesifikasi dan kualitas yang setara. Dalam hal ini Pembeli harus membina
hubungan baik dengan para Penyedia dalam DPM.
Kerjasama (Partnership):
Kontrak ini dibuat karena Pembeli dan Penyedia mempunyai hubungan bisnis yang
dekat. Kedekatan tersebut ditandai dengan saling bertukar informasi. Misalnya,
Pembeli menginformasikan rencana pembelian jauh hari sebelumnya, Penyedia
memberikan informasi kapasitas produksi Penyedia yang tersedia. Tingkat kepercayaan
pada kategori ini, antara Penyedia dan Pembeli lebih tinggi dari jenis kontrak
sebelumnya.
Berikut ini adalah tentang penilaian kemampuan Penyedia dalam hal teknis umum dan
K3LL dan tingkat motivasi Penyedia, yang dilakukan dengan mempertimbangkan target
pengadaan. Target pengadaan ditentukan berdasarkan letak barang/jasa pada kuadran
SPOM. Sehingga penentuan kriteria kemampuan dan motivasi dibuat berdasarkan 2
(dua) hal:
Target pengadaan
Letak jenis barang/jasa di kuadran SPOM
Karena barang/jasa yang dibeli beraneka ragam, dengan kondisi pasar yang berbeda
untuk setiap jenis barang/jasa (seperti pasar monopoli, oligopoli, atau kompetisi
sempurna), dan karena tingkat DKR dari masing-masing barang/jasa yang banyak
Barang/jasa pada kuadran Bottleneck, target yang harus dicapai diantaranya adalah
ketersediaan, kualitas dan kehandalan pelaksanaan kontrak. Target pengadaan untuk
barang/jasa pada kuadran Routine diantaranya adalah mendapatkan harga yang paling
baik untuk Penyedia.
Berdasarkan target yang dipilih, untuk jenis barang/jasa tertentu, Pembeli melakukan
proses penggalian informasi dan penilaian Penyedia untuk memprediksi potensi kinerja
Penyedia tersebut. Dalam proses penilaian tersebut, beberapa kriteria terkait dengan
target pembelian dianalisis untuk mengetahui kemampuan dan tingkat motivasi
Penyedia. Semakin tinggi kemampuan dan motivasinya, maka diharapkan Penyedia
dapat menyelesaikan kewajiban sesuai dengan kontrak.
Di bawah ini dijelaskan lebih jauh tentang kriteria atau hal-hal apa yang dinilai
berdasarkan masing-masing target pengadaan:
Kuantitas
Kemampuan penyedia dimasa lalu yang dievaluasi dari aspek kuantitas meliputi:
kesempurnaan dalam memenuhi jumlah order yang tertuang dalam kontrak.
Idealnya jumlah pasokan yang akurat adalah 100% dari kuantitas yang disebutkan
dalam kontrak, tidak lebih dan tidak kurang.
Kualitas:
Dalam hal kemampuan kualitas, Pembeli menilai kemampuan teknis umum
Penyedia saat ini dan yang akan datang. Pembeli juga menilai motivasi Penyedia
untuk menyediakan barang atau melaksanakan pekerjaan.
Harga:
Dalam menilai kemampuan harga saat ini, Pembeli menggali informasi dan menilai
hal-hal yang berkaitan dengan prediksi harga yang akan ditawarkan oleh Penyedia
dalam proses seleksi nanti. Data yang diperlukan dan dinilai seperti:
Daftar harga barang/jasa dari Penyedia.
Tingkat diskon yang diberikan.
Termin dan kondisi pembayaran.
Supplier credit, yaitu lamanya pembayaran dilakukan oleh Pembeli setelah
diterimanya tagihan tanpa ada bunga atau biaya lain.
Selain menilai Penyedia terhadap kemampuan harga terkini, Pembeli juga menilai
kemampuan harga Penyedia yang akan datang. Cara penilaiannya adalah dengan
cara mengetahui apakah Penyedia mempunyai sistem atau program peningkatan
proses dan penurunan biaya produksi.
Untuk menilai motivasi Penyedia dalam hal harga, Pembeli dapat melihat melalui:
Kemauan Penyedia untuk memberikan data biaya dan semua informasi yang
terkait untuk perhitungan biaya.
Keikutsertaan Penyedia dalam program pengurangan biaya.
Pemberian diskon, kondisi pembayaran yang menarik utk Pembeli seperti tidak
perlunya down payment.
Pemberian supplier credit.
Ketersediaan:
Ketersediaan mengandung makna bahwa Penyedia, setiap saat dan dimana saja,
atas permintaan Pembeli, mampu memberikan penawaran kepada Pembeli.
Dalam hal ketersediaan, Pembeli dapat melakukan penggalian informasi dan
penilaian melalui:
Segmen pasar yang diambil oleh Penyedia.
Penyedia tidak menjual barang/jasa serupa untuk pesaing Pembeli terutama
untuk barang/jasa yang penting sekali untuk perusahaan Pembeli.
Kapasitas yang cukup untuk memenuhi permintaan Pembeli.
Tingkat persediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan Pembeli.
Barang/jasa yang Pembeli perlukan termasuk salah satu produk standar
Penyedia.
20% item yang Pembeli beli merupakan salah satu lini produk standar Penyedia
dan merupakan bisnis utama (core business) Penyedia.
Pengalaman Penyedia dalam melakukan proses ekspor.
Komitmen Penyedia untuk menyediakan barang/jasa-nya untuk Pembeli secara
jangka panjang.
Waktu normal pengiriman Penyedia yang memenuhi persyaratan Pembeli.
Persentase keterlambatan pengiriman ke para Pembeli dan tren pengiriman
apakah tepat waktu (on-time), lebih cepat atau keterlambatannya meningkat.
Ketersediaan sistem pemantau pembelian ( order tracking).
Jumlah kasus hubungan industri yang tidak baik dengan masyarakat, karyawan,
atau pihak lain.
Ketersediaan sistem distribusi barang yang handal dan sistem pembelian serta
jaminan penyediaan jangka panjang dari sub-Penyedianya.
Kemampuan keuangan yang baik untuk menjamin penyediaan barang/jasa
dalam jangka panjang.
Ketersediaan sistem dan program pemasaran untuk menjaga pangsa pasar
supaya terus meningkat.
Adanya program ekspansi Penyedia untuk meningkatkan kebaragaman (port
folio) atau penghasilan (revenue) seperti adanya rencana investasi baru atau
peningkatan jumlah dan kinerja peralatan.
Pada tahapan mana barang/jasa Penyedia berkaitan dengan posisi siklus daur
hidup produk terhadap pasar (product-market life cycle stage); apakah
peluncuran (launch), pertumbuhan (growth), stabil (maturity), atau penurunan
(decline).
Ketersediaan sistem manajemen mutu.
Pelayanan:
Pelayanan Penyedia dalam hal penjualan barang/jasa penting untuk dinilai terutama
apabila barang/jasa yang dibeli adalah jenis baru atau Pembeli baru pertama kali
membeli, atau barang/jasa yang tingkat kompleksitasnya tinggi. Penilaian terhadap
pelayanan ini biasanya terkait dengan seberapa cepat tanggapan atau respon yang
diberikan oleh Penyedia terhadap keluhan dan masalah yang dihadapi oleh Pembeli
yang timbul dari barang/jasa yang dibeli.
Meskipun tidak selalu sama kriteria yang akan dinilai, dalam penilaian kemampuan
pada kriteria ini, Pembeli dapat menggali informasi dan menilai hal-hal sebagai
berikut:
Adanya program dengan tujuan peningkatan pelayanan terhadap pelanggan dan
kebijakan dalam kecepatan pelayanan (responsiveness).
Adannya sistem pelaporan terhadap keluhan dan tindak lanjutnya.
Adanya tim yang khusus dan handal yang ditugaskan untuk melayani satu atau
kelompok pelanggan.
Adanya program pelatihan yang cukup dan tepat kepada Pembeli (terutama
kepada pengguna).
Jika diperlukan, adanya tim lapangan yang akuntabel dan handal untuk
penanganan keluhan dari Pembeli.
Adanya kemampuan personil dan sistem Penyedia untuk dapat mengelola
keluhan yang diakibatkan karena perbedaan budaya dan bahasa.
Ketersediaan daya dukung Teknologi Informasi dan Komunikasi atau
Information and Communication Technology (ICT) yang cukup dan adanya tren
yang semakin baik.
Adanya service level agreement () untuk penilaian kinerja Penyedia.
Adanya pengukuran kinerja Penyedia oleh Penyedia sendiri secara teratur dan
terus menerus, dan adanya permintaan feedback dari Penyedia apabila hasil
penilian kurang memuaskan.
Adanya program manajemen mutu dan strategi-nya dari Penyedia.
Penilaian motivasi Penyedia pada kriteria ini menjadi lebih penting apabila lokasi
Pembeli jauh dengan lokasi Penyedia. Penilaian dapat dilakukan dengan:
Mengukur tingkat keterbukaan Penyedia terhadap permintaan informasi oleh
Pembeli.
Kemauan atau ajakan Penyedia ke Pembeli untuk memberikan prioritas
memproduksi/mengirim barang pesanan, atau memulai dan menyelesaikan
pekerjaan lebih awal.
Memberikan training kepada pegawai Pembeli.
Menunjuk account manager untuk mengelola hubungan dan pembelian Pembeli.
Kemauan Penyedia untuk terlibat sejak awal dalam proses perencanaan
penyediaan barang/jasa untuk atau pada saat kondisi darurat.
Kuadran Routine:
Karena jumlah pembelian barang/jasa yang banyak sedangkan nilainya relatif kecil,
maka penekanan penilaian diberikan untuk hal-hal (kriteria) sebagai berikut:
Seberapa luas variasi produk (product range) Penyedia.
Berapa persen routine item Pembeli dapat disediakan oleh satu Penyedia.
Apakah Penyedia dapat dan berkomitmen untuk menjual barang/jasa dalam
waktu yang cukup lama kepada Pembeli.
Apakah Penyedia mau dan berkomitmen untuk membuat kontrak jangka
panjang.
Respon yang tinggi dari Penyedia ke Pembeli.
Waktu pengiriman dan kehandalan tepat waktu pengiriman sesuai perjanjian
serta kecocokan barang/jasa yang dikirim atau diselesaikan.
Sistem e-procurement, e-commerce dan procurement card yang dimiliki
Penyedia.
Kemauan dan komitmen Penyedia untuk menerima penyatuan tagihan(
consolidated billing/invoice)
Tingkat/jumlah penyimpanan persediaan oleh Penyedia untuk Pembeli.
Komitmen Penyedia untuk menunjuk account manager untuk Pembeli/klien.
Penggalian informasi dan penilaian tidak perlu dilakukan kepada banyak Penyedia,
cukup beberapa saja karena jenis barang/jasa yang standar dan banyak Penyedia yang
dapat menyediakannya.
Kuadran Bottleneck:
Karena karakteristik barang/jasa yang khusus, terkait dengan hak kekayaan intelektual,
dan lain sebab, maka DKR untuk jenis barang/jasa ini tinggi sedang pembelian tidak
banyak. Fokus Pembeli adalah menurunkan DKR dan melakukan kompromi terhadap
harga. Untuk itu kriteria untuk menilai Penyedia jenis kuadaran ini berbeda dengan
routine, yaitu sebagai berikut:
Kestabilan kemampuan keuangan Penyedia.
Keberlangsungan posisi penguasaan pasar (market share) Penyedia di pasar.
Tahapan barang/jasa Penyedia dalam siklus hidup produk (product life-cycle).
Kepastian bahwa barang/jasa yang dijual adalah termasuk dalam core business
Penyedia.
Kemauan dan komitmen Penyedia untuk membuat kontrak jangka panjang.
Kemampuan Penyedia untuk melakukan perencanaan dan persiapan produksi
terhadap permintaan Pembeli.
Kemauan Penyedia untuk terlibat dalam program peningkatan kualitas dan
perencanaan kondisi darurat.
Ketersediaan order tracking system.
Kemauan Penyedia untuk menunjuk account manager.
Ketersediaan ICT system untuk mendukung komunikasi dan perencanaan bersama.
Pada kuadaran bottleneck ini, mengetahui tingkat motivasi Penyedia menjadi sangat
penting. Penilaian ini dapat dilihat dari:
Kemauan Penyedia untuk fleksibel dalam jumlah permintaan, waktu pengiriman,
dan respon yang baik terhadap kebutuhan penting dan mendadak Pembeli.
Memberikan informasi balik secara tepat terhadap permintaan Pembeli.
Menerima spesifikasi secara lebih awal dan bertahap untuk mengurangi waktu
tunggu penyerahan (delivery lead-time).
Kuadran Critical:
Karena barang/jasa pada jenis kuadran ini besar dengan DKR yang tinggi, maka
diperlukan hubungan kerja yang tinggi antara Pembeli dan DKR. Semua kriteria yang
disebutkan dalam kuadran terdahulu dipertimbangkan dalam penilaian potensi kinerja
Penyedia. Sehingga waktu, usaha, dan biaya yang diperlukan untuk kuadran ini lebih
besar. Berikut adalah beberapa hal khusus sebagai tambahan yang dipertimbangkan
dalam penggalian informasi dan penilaian:
Komitmen Penyedia untuk sepakat membuat kontrak jangka panjang dan
hubungan bisnis yang kuat.
Kesesuaian strategi bisnis antara Pembeli dan Penyedia.
Hubungan kerja yang khusus antara Penyedia dengan kompetitor Pembeli.
Apakah Penyedia merupakan Penyedia dengan biaya rendah dalam durasi jangka
panjang. Pembeli perlu memahami komponen-komponen biaya Penyedia seperti
biaya material langsung, biaya karyawan, biaya overhead, biaya distribusi, efisiensi
dan efektifitas produksi, kemampuan mendeisain, dan akses untuk mendapatkan
modal kerja.
Komitmen Penyedia untuk bersama-sama Pembeli melakukan upaya-upaya
strategis untuk mengurangi biaya barang/jasa.
Kuadran Leverage:
Pada jenis barang/jasa di kuadran ini, penekanan Pembeli adalah pengurangan
biaya/harga. Dalam upaya pengurangan biaya, dan apabila salah satu strateginya
adalah mengganti Penyedia, maka perlu dihitung biaya pengalihan (switching
cost)yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh Pembeli apabila mengganti Penyedia
dan/atau spesifikasi barang/jasanya. Selain itu juga juga dilihat apakah ada perbedaan
harga yang besar dari satu Penyedia ke Penyedia lain.
Kuadran leverage ini mempunyai beberapa strategi dalam pembelian yang didasarkan
pada contoh/skenario/kasus yang berbeda dan pada elemen strategi yang berbeda. Di
bawah ini ditampilkan tabel yang menggambarkan hal tersebut.
SPEM adalah model yang dibuat untuk menggambarkan, memprediksi, dan membantu
Pembeli untuk mengetahui tingkat motivasi Penyedia dalam menjual barang/jasanya.
Tidak saja motivasi pada saat penyediaan barang atau pelaksanaan jasa, namun juga
komitmen untuk tetap menjadi rekanan aktif dan mempunyai kerjasama yang baik
dalam jangka waktu panjang.
Tinggi
Develop Core
Ketertarikan
Tingkat
Marginal Exploit
Rendah Tinggi
Nilai bisnis (%)
Klasifikasi Besaran
Prosentase
Di bawah ini dijelaskan tentang tanggapan Penyedia terhadap bisnis Pembeli menurut
kuadran-nya:
Kuadran Marginal:
Nilai bisnis Pembeli kecil, dan Penyedia melihat tidak ada potensi pengembangan
jumlah pembelian. Oleh karena itu Penyedia menempatkan Pembeli pada urutan yang
rendah dalam daftar prioritas mereka. Tidak ada keinginan Penyedia untuk
mengembangkan kerjasama lebih jauh dengan Pembeli. Meskipun nilai pembelian
Untuk itu, Pembeli perlu menghindari dan tidak memasukkan Penyedia ini ke dalam
daftar Penyedia mampu. Apabila diperlukan, cukup dipakai untuk pembelian spot. Jenis
barang/jasa pada kuadran ini dapat merupakan item routine, bottleneck, leverage,
atau critical, tergantung dengan skala usaha Penyedia. Namun demikian, biasanya
adalah item pada kuadran routine dan bottleneck.
Kuadran Exploit:
Nilai Bisnis Pembeli besar, namun bisnis Pembeli tidak terlalu menarik untuk Penyedia
oleh karena beberapa sebab. Penyedia akan mempertahankan hubungan kerja dengan
Pembeli jika tidak merepotkan Penyedia atau menaikkan biaya dalam mempertahankan
hubungan kerja tersebut. Namun, jika Penyedia mempertimbangkan bahwa hubungan
kerja dengan Pembeli aman, maka Penyedia mulai mengeksploitasi Pembeli dengan
cara, salah satunya, menaikkan biaya barang/jasa. Dalam kuadran ini, Pembeli dapat
memakai Penyedia untuk pembelian yang tidak memerlukan hubungan kerja yang
tinggi.
Kuadran Develop:
Pada kuadran ini,
Penyedia akan menganggap bisnis Pembeli menarik meskipun nilai pembelian
relatif kecil karena Penyedia melihat ada potensi bisnis Pembeli berkembang.
Penyedia akan berupaya untuk menjalin kerjasama dan hubungan kerja yang
baik dan jangka panjang sehingga Penyedia dapat menaikkan penjualan.
Pada kuadran ini, jenis hubungan kerja dan kerjasamanya cukup tinggi.
Kuadran Core:
Pada kuadran ini,
Penyedia menganggap Pembeli sebagai bagian dari core business mereka.
Selain Nilai Bisnis tinggi,
Penyedia juga melihat ada potensi pengembangan bisnis Pembeli. P
enyedia akan melakukan pendekatan yang terus menerus dan kuat agar
menjadi rekanan jangka panjang. Hubungan kerja untuk jenis ini adalah
partnership.
N = Negligible = Diabaikan
L = Low = Rendah
M = Medium = Sedang
H = High = Tinggi
BAB III
MENENTUKAN PENYEDIA BARANG/JASA
Tujuan akhir dari pemilihan Penyedia pada buku informasi UK-08 ini adalah
menyusun DPM yang berisi para Penyedia mampu yang dapat diundang dalam
proses pengadaan/seleksi barang/jasa tertentu.
DPM berisikan Penyedia barang/jasa dengan jumlah yang cukup untuk kategori
barang/jasa tertentu. Dengan tersedianya DPM ini, maka:
Pembeli cukup mengundang Penyedia tersebut dalam proses seleksi sehingga
proses seleksi lebih cepat
organisasi Pembeli dapat mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan
perencanaan, pembuatan lingkup kerja atau spesifikasi yang lebih baik,
mendisain jenis kontrak yang cocok,
membuat daftar harga atau Bill of Quantity (BOQ) yang lebih lengkap dan
sesuai dengan lingkup kerja atau spesifikasi, dan
mendisain sistem evaluasi kinerja Penyedia dengan lebih baik.
Meskipun penilaian potensi kinerja tidak dilakukan untuk semua jenis barang/jasa
secara komprehensif, konsep penilaian ini dapat dilakukan untuk semua jenis
barang/jasa. Hanya kelengkapan dan kedalaman data serta evaluasi yang
disesuaikan dengan kebutuhan. Penilaian kemampuan dan motivasi yang
komprehensif dilakukan terhadap barang/jasa dengan DKR yang tinggi yaitu pada
kuadran bottleneck dan critical. Jika diperlukan, dapat melakukan penilaian
kemampuan terhadap jenis barang/jasa leverage.
Apabila Pembeli memberikan kuisioner kepada para Penyedia untuk dijawab, dan bila
juga diadakan audit terhadap para Penyedia tersebut, hasil evaluasi jawaban
kuisioner dan hasil audit merupakan salah satu sumber dalam memberikan skor pada
waktu penilaian kemampuan. Hasil penilaian (rating) kuesioner dan audit juga dapat
dipertimbangkan untuk menentukan penilaian terakhir pada saat melakukan
pengeplotan dalam grafik.
Penyedia yang berada di wilayah Tinggi adalah Penyedia dengan kategori mampu.
Apabila jumlah Penyedia yang berada pada wilayah Tinggi cukup, maka hanya
Penyedia dengan peringkat Tinggi ini yang dimasukkan ke dalam DPM. Apabila
jumlahnya tidak cukup, maka Pembeli dapag mengambil kebijakan. Misal,
memberikan kelulusan dengan kondisi atau catatan bahwa Penyedia harus
memenuhi kekurangan tersebut dalam kurun waktu tertentu.
Dalam proses penilaian kemampuan, salah satu yang dinilai adalah kemampuan
keuangan Penyedia. Dalam melakukan evaluasi kemampuan keuangan Penyedia,
sumber informasi yang dapat dijadikan rujukan adalah:
Laporan neraca keuangan (balance sheet statement)
Laporan rugi laba (profit & loss statement)
Laporan keuangan dapat berupa laporan internal dari Penyedia atau laporan yang
sudah di-audit oleh akuntan publik, tergantung dari kebijakan Pembeli dan peraturan
terkait. Kebijakan Pembeli dapat didasarkan pada nilai pembelian dan lama
penyelesaian pembuatan barang/peralatan atau pekerjaan.
Lebih lengkap tentang analisis kesehatan keuangan Penyedia dijelaskan dalam buku
informasi UK-12.
Jumlah Penyedia yang ada dalam DPM harus cukup; tidak terlalu banyak dan tidak
terlalu sedikit.
Jumlah yang cukup bisa berbeda tergantung pada kuadran apa barang/jasa yang
dibeli (lihat Supply Positioning Model dan modul lain terkait).
Jumlah yang cukup untuk item barang/jasa di kuadran Routine dapat berbeda
dengan item di kuadran Bottleneck, karena ketersediaan Penyedia yang berbeda
di pasar untuk kedua jenis item tersebut.
Selain itu jumlah yang cukup juga mengacu pada kebijakan perusahaan Pembeli.
Secara umum, jumlah 5-6 Penyedia untuk masing-masing jenis barang/jasa
merupakan jumlah yang cukup, kecuali untuk barang/jasa Bottleneck karena
jumlah Penyedia yang terbatas di pasar.
Perhatikan dan pelajari SPM untuk menentukan strategi jumlah Penyedia yang
cukup dalam DPM.
Setelah terdaftar dalam DPM, apabila nantinya salah satu atau semua Penyedia
mendapatkan kontrak dari Pembeli, diharapkan para Penyedia tersebut dapat
memenuhi kewajibannya secara memuaskan, sesuai dengan persyaratan di dalam
kontrak. Hal ini akan meminimalkan risiko Pembeli dalam mencapai target
pengadaan.
Dalam praktek dan menurut rujukan beberapa sumber buku, Penyedia dapat
dikategorikan menjadi beberapa, misal sebagai Approved Supplier, Preferred
Supplier, dan Emergency Supplier.
Approved Supplier adalah para Penyedia yang sudah lulus dan mampu
setelah masuk ke DPM, namun belum mendapakan kontrak sehingga belum
terbukti apakah dapat melaksanakan kewajibannya dengan kinerja yang
memuaskan.
Preferred Supplier adalah para Penyedia yang terdaftar dalam DPM dan
telah mendapatkan kontrak serta melaksanakan kewajibannya seperti dalam
kontrak secara memuaskan.
Dengan memiliki DPM, Pembeli akan mempunyai database yang dapat dipakai setiap
saat untuk mengundang Penyedia pada proses pengadaan, sehingga proses
pengadaan bisa lebih cepat, dengan kualitas Penyedia yang lebih terjamin,
pemenuhan terhadap regulasi yang lebih besar, dan risiko underperformance yang
lebih kecil.
DPM dikelola dan dilakukan updating atau pemutakhiran secara terus menerus
dengan mempertimbangkan kinerja nyata para Penyedianya yang telah
menyelesaikan perjanjian/kontrak. Apabila diperlukan, Penyedia baru yang belum
terdaftar dalam DPM, Pembeli dapat melakukan proses penilaian dan kualifikasi. Hal
ini tergantung dari beban kerja staf Pembeli dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Hasilnya dikonsolidasikan dengan database yang ada sehingga database menjadi
database yang terkini ( up-to-date).
Sekali setiap tahun, Pembeli dapat melakukan tinjauan terhadap sistem aplikasi atau
program DPM secara menyeluruh untuk mengkaji penerapannya dan memberikan
penyempurnaan.
Kita lihat sekarang sudah banyak perusahaan atau insitusi yang mengembangkan
DPM menjadi lebih lengkap, user friendly dalam hal akses-nya, dan menjangkau para
Penyedia global untuk perusahaan global. Istilah DPM berkembang menjadi
Supplier Management System (SMS), ada yang menamakan sebagai Vendor
Management System (VMS), dan banyak sebutan lain. Aplikasi tersebut bahkan
ada yang memasukkan risk management dan relationship management di dalamnya,
sehingga didapatkan Penyedia yang benar-benar mampu. Para vendor besar ERP
(Enterprise Resource Management), seperti SAP, Ariba, Oracle, JDE, juga menjadikan
SMS atau VMS sebagai bagian dari produk standar mereka pada modul Supply Chain
Management (SCM).
Peserta latih dapat melihat dan membaca di Internet untuk jenis-jenis aplikasi
tersebut untuk memperdalam pengetahuan.
DPM telah menjadi bagian dari SMS. Di bawah ini adalah siklus SMS yang
menggambarkan lingkup kegiatan SMS dalam kerangka aktifitas Supply Chain
Management (SCM).
Menurut para ahli, SMS telah menjadi salah satu kriteria untuk menjadi organisasi
yang memiliki pengadaan kelas dunia (world-class procurement organization). Di
bawah ini adalah perangkat, sistem, proses, dan aplikasi yang harus dimiliki oleh
perusahaan atau institusi untuk menjadi organisasi pengadaan yang world-class.
Contoh di bawah ini adalah lembar ringkasan dari suatu kuesioner. Masing-masing
nomor kelompok mempunyai pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan. Setiap
pertanyaan tersebut diberikan penilaian. Kemudian membuat penilaian rata-rata dari
setiap kelompok. Dari semua kelompok, dapat diberikan nilai rata-rata.
Penilaian:
Glossary
Approved Supplier Para penyedia yang sudah lulus dan masuk ke DPM, namun
belum mendapatkan kontrak sehingga belum terbukti apakah
dapat melaksanakan kewajiban dengan kinerja yang
memuaskan
Emergency Supplier Penyedia yang dipakai sebagai rujukan pertama bila terjadi
kondisi emergency pekerjaan. Emergency Supplier ini biasanya
berasal dari Prefered Supplier, atau jika tida dari Prefered
Supplier sewaktu-waktu bisa dari Approved Supplier
Joint Venture Suatu anak perusahan baru yang dibuat oleh dua atau lebih
(Penanaman Modal) perusahaan induk dan dimiliki oleh perushaan induk tersebut
Prefered Supplier Penyedia yang terdaftar dalam DPM (Daftar Penyedia Mampu)
dan telah mendapatkan kontrak serta melaksanakan
keajibannya seperti dalam kontrak secara memuaskan
Spot Buying pembelian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu dari pasar.
(pembelian on spot)
Supply Chain Proses pengelolaan rantai siklus yang lengkap, mulai bahan
Management (SCM) mentah dari para penyedia, kegiatan operasional di
organisasi/perusahaan, berlanjut ke distribusi kepada konsumen
atau pengguna akhir
INDEX
A J
Attract and See · 11 joint venture · 19
B K
BOQ · 38 K3LL · 4, 8, 9, 13, 21
bottleneck · 31, 35, 38 kekayaan intelektual · 24, 30
Business Continuity Plan · 43 Kuadran Bottleneck · 30
Kuadran Core · 36
Kuadran Develop · 36
C Kuadran Exploit · 35
Kuadran Marginal · 35
Call-off Contract · 19 kuadran SPM · 15
consolidated billing · 30, 33
Contract Continum · 15, 18
core business · 26, 30, 33, 36 L
credit ratings · 13
critical · 35, 38 leverage · 32, 35
D M
delivery lead-time · 31 Mean Time Between Failures · 23
DKR · 6, 12, 16, 17, 18, 21, 29, 30, 31, 38 Model Persepsi Pasokan · 9
dokumen administrasi · 12 motivasi · 3, 4, 6, 8, 9, 12, 14, 15, 21, 22, 23, 24, 25, 26,
DPM · 3, 4, 10, 12, 13, 15, 19, 33, 38, 40, 42, 43, 44 28, 31, 33, 38, 39, 40
Durability · 23
O
E
order tracking · 26, 31
e-commerce · 25, 30, 33
e-procurement · 25, 30, 33
evaluasi kinerja · 6, 38 P
PEM · 14
F penggalian informasi · 10, 11, 22, 25, 31, 33
port folio · 26
Fixed Contract · 19 potensi kinerja · 3, 4, 6, 12, 14, 15, 17, 22, 31, 38, 42
fleksibilitas · 22, 26 Potensi kinerja · 4, 6, 8, 14
procurement card · 25, 30, 33
product-market life cycle stage · 26
H profitability ratios · 40
S T
security of supply · 43 T-MAX · 39
Seek and Find · 12 transfer teknologi · 24
Segmen pasar · 25
SLA · 27
SMS · 44, 45 U
solvency ratios · 41
SPOM · 6, 8, 13, 16, 18, 21, 29 underperformance · 43
spot · 14, 18, 33, 35, 36
Spot Buying · 18
Supply Perception Model · 9 W
switching cost · 32
world-class procurement organization · 45
Pemimpin Umum:
Dharma Nursani
Tatang R Wiraatmadja
“
04. Menyusun Kebutuhan dan Anggaran PBJ
05. Menyusun Spesifikasi Tenis
06. Menyusun Harga Perkiraan
Overview:
B. Memilih Penyedia Barang/
Dengan adanya Daftar Penyedia Mampu
Jasa
07. Mengkaji Ulang Paket PBJ (DPM) yang dibangun melalui Vendor
08. Memilih Penyedia Barang/Jasa Management System (VMS), dapat
09. Menyusun Rancangan Kontrak PBJ
10. Menyusun Dokumen PBJ mempercepat proses mendapatkan
11. Melakukan Kualifikasi Penyedia penyedia yang kualified berdasarkan jenis
12. Melakukan Evaluasi Kinerja Penyedia
13. Menyampaikan Penjelasan Dokumen PBJ atau kompetensi usaha yang dimilikinya.
14. Mengevaluasi Dokumen Penawaran Organisasi yang akan membuat DPM perlu
15. Mengelola Sanggahan
melakukan analisis potensi kinerja
C. Mengelola Kontrak penyedia. Kinerja penyedia dinilai melalui
& Swakelola PBJ indikator kemampuan dan motivasi.
16. Melakukan Negosiasi Dengan memperoleh penyedia yang
17. Melakukan Finalisasi Dokumen Kontrak PBJ
18. Membentuk Tim Pengelolaan Kontrak PBJ mampu, diharapkan barang/jasa yang
19. Menyusun Rencana Pengelolaan Kontrak PBJ dibutuhkan dapat tersedia sehingga tujuan
20. Mengendalikan Pelaksanaan Kontrak PBJ
21. Menyelesaikan Permasalahan Kontrak PBJ pengadaan dan tujuan organisasi dapat
”
22. Melakukan Penerimaan Hasil PBJ tercapai.
23. Melakukan Persiapan PBJ Secara Swakelola
24. Melakukan Pelaksanaan PBJ Secara Swakelola
2016