Masalah terpilih
Akar Penyebab
No. yang akan Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
masalah
diselesaikan
1 Rendahnya hasil Pendidik belum Kajian Literatur: Berdasarkan kajian literasi dan
belajar peserta menggunakan 1. Seorang pendidik dalam melaksanakan wawancara yang sudah
didik kelas 6A model proses pembelajaran dituntut untuk dapat dilakukan disimpulkan bahwa
pada mata pembelajaran memilih model pembelajaran yang dapat alternatif solusi dari masalah
pelajaran IPA yang membuat suasana pembelajaran rendahnya hasil belajar peserta
dengan materi menyenangkan menyenangkan serta dapat memacu didik kelas 6A pada mata
pokok energi dan media semangat setiap peserta didik untuk secara pelajaran IPA dengan materi
alternatif pembelajaran aktif terlibat dalam pengalaman belajarnya pokok energi alternatif KD 3.5
KD 3.5 yang menarik guna meningkatkan hasil belajar. Salah adalah:
satu model kooperatif yang dapat 1. Menggunakan model
diterapkan untuk meningkatkan hasil pembelajaran kooperatif tipe
belajar adalah model pembelajaran make make a match.
a match yang memiliki keunggulan yaitu a. Kekuatan model make a
peserta didik mencari pasangan sambil match menurut Miftahul
belajar menguasi suatu konsep atau topik Huda (2013: 251-252)
dalam suasana belajar yang adalah :
menyenangkan dan juga model ini bisa Dapat meningkatkan
diterapkan untuk semua mata pelajaran aktivitas belajar peserta
dan tingkatan kelas. Miftahul Huda (2014: didik, baik secara
135). kognitif maupun fisik.
Karena ada unsur
2. Make a match merupakan suatu model permainan, model ini
yang dimulai dengan teknik, yaitu peserta termasuk model yang
didik bertugas untuk mencari pasangan menyenangkan
sambil belajar mengenai suatu konsep atau Meningkatkan
topik dalam suasana yang menyenangkan. pemahaman peserta
Rusman (2013:223) didik terhadap materi
yang dipelajari dan
3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat meningkatkan
oleh Melinda Nur Halizah (2020) bahwa motivasi belajar peserta
model pembelajaran kooperatif tipe Make didik.
a match dapat meningkatkan hasil dan Efektif sebagai sarana
aktivitas belajar peserta didik. melatih keberanian
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/ peserta didik untuk
jurnal-tata-rias/article/view/34803 tampil presentasi.
Efektif melatih
4. Muhson (2010: 4) mengemukakan kedisiplinan peserta
beberapa manfaat media dalam proses didik menghargai waktu
belajar siswa, yaitu: untuk belajar.
a. Makna bahan pengajaran akan b. Kelemahan model make
menjadi lebih jelas sehingga dapat
a match menurut
dipahami siswa dan memungkinkan
terjadinya penguasaan serta Miftahul Huda (2013:
pencapaian tujuan pengajaran; 251-252) adalah :
b. Mengajar akan lebih bervariasi, tidak Jika strategi ini tidak
semata-mata didasarkan atas di persiapkan dengan
komunikasi verbal melalui kata-kata; baik, akan banyak
dan waktu yang terbuang.
c. Siswa lebih banyak melakukan Pada awal-awal
aktivitas selama kegiatan belajar, penerapan metode,
tidak hanya mendengarkan tetapi banyak siswa yang
juga mengamati, akan malu
mendemonstrasikan, melakukan berpasangan dengan
langsung, dan memerankan. lawan jenisnya.
Jika guru tidak
Sumber Wawancara: mengarahkan siswa
dengan baik, akan
1. Kepala Sekolah: banyak siswa yang
Menggunakan media yang kurang
menarik bagi peserta didik. memperhatikan pada
Menggunakan model saat presentasi
pembelajaran yang tepat. pasangan.
Guru harus hati-hati
2. Teman Sejawat: pada saat member
Menggunakan model hukuman pada siswa
pembelajaran yang inovatif yang tidak dapat
seperti model pembelajaran pasangan, karena
kooperatif. mereka bisa malu.
Menggunakan metode Menggunakan metode
pembelajaran yang ini secara terus-
menyenangkan menerus akan
menimbulkan
kebosanan.
c. Langkah-langkah make
a match menurut
Shoimin Aris (2016: 99)
adalah sebagai berikut.
1) Guru menyiapkan
beberapa kartu yang
berisi beberapa
konsep/topik yang
cocok untuk sesi
review (satu kartu
berupa kartu soal
dan kartu lainnya
berupa kartu
jawaban).
2) Setiap siswa
mendapat satu kartu.
3) Setiap siswa
memikirkan
jawaban/soal dari
kartu yang dipegang.
4) Setiap siswa mencari
pasangan yang
mempunyai kartu
yang cocok dengan
kartunya ( soal
jawaban).
5) Setiap siswa yang
dapat mencocokkan
kartunya sebelum
batas waktu diberi
poin.
6) Setelah satu babak
kartu dikocok lagi
agar tiap siswa
mendapat kartu yang
berbeda dari
sebelumnya,
demikian seterusnya.
7) Kesimpulan
2. Menggunakan media
pembelajaran berbasis
visual.
a. Kekuatan media
pembelajaran
menurut Wati (2016:
43) antara lain.
Membantu
meningkatkan
keefektifan
pencapaian tujuan
pembelajaran.
Memperlancar
proses pembelajaran
sehingga siswa dapat
dengan mudah dan
cepat menerima
materi pembelajaran
Menciptakan adanya
interaksi antara
siswa dengan
lingkungan
sekitarnya
Media visual
membantu siswa
meningkatkan
pemahaman dan
memperkuat ingatan,
karena tampilan
visual lebih menarik
daripada hanya
tampilan verbal
Media visual
membantu
mengatasi
keterbatasan
pengalaman yang
dimiliki siswa.
b. Kelemahan media
pembelajaran
menurut Wati (2016:
45) antara lain.
Media visual
terkadang kurang
praktis dan
memerlukan waktu
pembuatan yang
lama.
Media visual tidak
diikuti oleh audio,
sehingga
memerlukan
penjelasan dari
guru tentang
materi
pembelajaran
Memerlukan bahan
pembuatan dan
desain media yang
bagus dan praktis,
agar media visual
dapat bertahan
lama, sehingga
proses
pembuatannya
cukup rumit
3. Menggunakan media
pembelajaran berbasis
audio visual.
a. Kekuatan media
pembelajaran audio
visual menurut Tahan
& Harlinda (dalam
atoel, 2019: 4)antara
lain.
Media pembelajaran
audio visual dapat
mengkomunikasikan
informasi secara
non-verbal.
Media pembelajaran
audio visual dapat
melampaui batasan
geografis, waktu,
dan sensorik
Sumber belajar
audio visual dapat
digunakan untuk
memperjelas topik
pembelajaran
b. Kelemahan media
pembelajaran audio
visual menurut Hamdan
(2019: 137-138) sebagai
berikut:
Sifat komunikasi
media audio visual
hanya satu arah,
maka perlu
diimbangi dengan
adanya umpan balik
yang lain agar
peserta didik tidak
mudah bosan.
Diperlukan peralatan
dengan biaya yang
tinggi dan kompleks.
Dari beberapa analisis diatas
agar terlaksananya
pembelajaran yang baik,
menarik dan menyenangkan
maka pembelajaran dengan
model make a match
berbantuan dengan
menggunakan media visual dan
audio visual membantu peserta
didik meningkatkan
pemahaman dan memperkuat
ingatan, karena tampilan visual
dan audio visual lebih menarik
sehingga dapat meningkatkan
belajar peserta didik.
3 Rendahnya Kurangnya Kajian Literatur: Berdasarkan kajian literasi
motivasi belajar penggunaan dan wawancara yang sudah
peserta didik model 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dilakukan disimpulkan
kelas 2A pada pembelajaran oleh Ni Putu Suari (2018) bahwa bahwa alternatif solusi dari
tema 4 subtema yang inovatif penerapan model pembelajaran Problem masalah rendahnya motivasi
1 (Lingkungan Based Learning dapat meningkatkan belajar peserta didik kelas 2A
sehat dan tidak motivasi belajar peserta didik. pada tema 4 subtema 1
sehat di rumah) https://ejournal.undiksha.ac.id/ (Lingkungan sehat dan tidak
index.php/JISD/article/view/16138 sehat di rumah) adalah
1. Menggunakan Model
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pembelajaran Problem
oleh Wahyuningtyas, R., & Kristin, F. Based Learning. Model
(2021) bahwa penerapan model PembelajaraPBL
pembelajaran Problem Based Learning merupakan model
dapat meningkatkan motivasi belajar pembelajaran yang melatih
peserta didik. dan mengembangkan
https://ejournal.undiksha.ac.id/ kemampuan untuk
index.php/JJPGSD/article/view/32676 menyelesaikan masalah
yang berorientasi pada
3. Menurut Slameto (2011:7) model masalah autentik dari
Problem Based Learning merupakan kehidupan aktual peserta
model pembelajaran yang melatih dan didik untuk merangsang
mengembangkan kemampuan untuk kemampuan berpikir tingkat
menyelesaikan masalah yang berorientasi tinggi.
pada masalah autentik dari kehidupan 2. Menggunakan metode yang
aktual peserta didik untuk merangsang variatif seperti ceramah,
kemampuan berpikir tingkat tinggi. berkelompok, dan
Menurut Rusman (2012:241) problem berdiskusi.
based learning memiliki karakteristik- 3. Menggunakan media
karakteristik sebagai berikut: pembelajaran puzzle dan
1) Belajar dimulai dengan suatu media pembelajaran
permasalahan. berbasis IT seperti media
2) Memastikan bahwa permasalahan vidio pembelajaran.
yang diberikan berhubungan dengan 4. Memberikan motivasi
dunia nyata peserta didik. belajar pada awal dan akhir
3) Mengorganisasikan pelajaran di pembelajaran
seputar permasalahan, bukan di
seputar disiplin ilmu.
4) Memberikan tanggung jawab
sepenuhnya kepada peserta didik
dalam mengalami secara langsung
proses belajara mereka sendiri.
5) Menggunakan kelompok kecil.
6) Menuntut peserta didik untuk
mendemonstrasikan apa yang telah
mereka pelajari dalam bentuk produk
atau kinerja (performance).
Dengan demikian, peserta didik
diharapkan memiliki pemahaman yang
utuh dari sebuah materi yang
diformulasikan dalam masalah,
penguasaan sikap positif, dan
keterampilan secara bertahap dan
berkesinambungan.
https://repository.uksw.edu/bitstream/
123456789/19099/2/
T1_292014052_BAB%20II.pdf
Sumber Wawancara:
1. Kepala Sekolah:
Menggunakan model
pembelajaran yang membuat
peserta didik lebih aktif dan
dapat memecahkan masalah.
Menggunakan media yang
menarik bagi peserta didik.
Memberikan motivasi di
awal kegiatan
pembelajaran.
2. Teman Sejawat:
Menggunakan model
pembelajaran yang inovatif seperti
model pembelajaran problem
based learning.
Menggunakan metode
pembelajaran yang menyenangkan.
Menggunakan media
pembelajaran yang berbasis IT
(video pembelajaran)
Sumber Wawancara:
1. Kepala Sekolah:
Menggunakan model
pembelajaran yang
membuat peserta didik lebih
aktif dan dapat memecahkan
masalah
Menggunakan media yang
menarik bagi peserta didik.
2. Teman Sejawat:
Memahami sintaks model
pembelajaran yang inovatif .
Menggunakan metode
pembelajaran yang
menyenangkan.
Menggunakan media
pembelajaran yang berbasis IT.