Anda di halaman 1dari 8

LK. 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Nama Mahasiswa : Putri Permatasari, S.Pd.


Sekolah Dasar/ Kelas : SD Negeri 4 Kota Karang / 6A
Kelas PPG : 002 PGSD FKIP Unila
No. UKG : 202000784610

Masalah terpilih
Akar Penyebab
No. yang akan Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
masalah
diselesaikan
1 Rendahnya hasil Pendidik belum Kajian Literatur: Berdasarkan kajian literasi dan
belajar peserta menggunakan 1. Seorang pendidik dalam melaksanakan wawancara yang sudah
didik kelas 6A model proses pembelajaran dituntut untuk dapat dilakukan disimpulkan bahwa
pada mata pembelajaran memilih model pembelajaran yang dapat alternatif solusi dari masalah
pelajaran IPA yang membuat suasana pembelajaran rendahnya hasil belajar peserta
dengan materi menyenangkan menyenangkan serta dapat memacu didik kelas 6A pada mata
pokok energi dan media semangat setiap peserta didik untuk secara pelajaran IPA dengan materi
alternatif pembelajaran aktif terlibat dalam pengalaman belajarnya pokok energi alternatif KD 3.5
KD 3.5 yang menarik guna meningkatkan hasil belajar. Salah adalah:
satu model kooperatif yang dapat 1. Menggunakan model
diterapkan untuk meningkatkan hasil pembelajaran kooperatif tipe
belajar adalah model pembelajaran make make a match.
a match yang memiliki keunggulan yaitu a. Kekuatan model make a
peserta didik mencari pasangan sambil match menurut Miftahul
belajar menguasi suatu konsep atau topik Huda (2013: 251-252)
dalam suasana belajar yang adalah :
menyenangkan dan juga model ini bisa  Dapat meningkatkan
diterapkan untuk semua mata pelajaran aktivitas belajar peserta
dan tingkatan kelas. Miftahul Huda (2014: didik, baik secara
135). kognitif maupun fisik.
 Karena ada unsur
2. Make a match merupakan suatu model permainan, model ini
yang dimulai dengan teknik, yaitu peserta termasuk model yang
didik bertugas untuk mencari pasangan menyenangkan
sambil belajar mengenai suatu konsep atau  Meningkatkan
topik dalam suasana yang menyenangkan. pemahaman peserta
Rusman (2013:223) didik terhadap materi
yang dipelajari dan
3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat meningkatkan
oleh Melinda Nur Halizah (2020) bahwa motivasi belajar peserta
model pembelajaran kooperatif tipe Make didik.
a match dapat meningkatkan hasil dan  Efektif sebagai sarana
aktivitas belajar peserta didik. melatih keberanian
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/ peserta didik untuk
jurnal-tata-rias/article/view/34803 tampil presentasi.
 Efektif melatih
4. Muhson (2010: 4) mengemukakan kedisiplinan peserta
beberapa manfaat media dalam proses didik menghargai waktu
belajar siswa, yaitu: untuk belajar.
a. Makna bahan pengajaran akan b. Kelemahan model make
menjadi lebih jelas sehingga dapat
a match menurut
dipahami siswa dan memungkinkan
terjadinya penguasaan serta Miftahul Huda (2013:
pencapaian tujuan pengajaran; 251-252) adalah :
b. Mengajar akan lebih bervariasi, tidak  Jika strategi ini tidak
semata-mata didasarkan atas di persiapkan dengan
komunikasi verbal melalui kata-kata; baik, akan banyak
dan waktu yang terbuang.
c. Siswa lebih banyak melakukan  Pada awal-awal
aktivitas selama kegiatan belajar, penerapan metode,
tidak hanya mendengarkan tetapi banyak siswa yang
juga mengamati, akan malu
mendemonstrasikan, melakukan berpasangan dengan
langsung, dan memerankan. lawan jenisnya.
 Jika guru tidak
Sumber Wawancara: mengarahkan siswa
dengan baik, akan
1. Kepala Sekolah: banyak siswa yang
 Menggunakan media yang kurang
menarik bagi peserta didik. memperhatikan pada
 Menggunakan model saat presentasi
pembelajaran yang tepat. pasangan.
 Guru harus hati-hati
2. Teman Sejawat: pada saat member
 Menggunakan model hukuman pada siswa
pembelajaran yang inovatif yang tidak dapat
seperti model pembelajaran pasangan, karena
kooperatif. mereka bisa malu.
 Menggunakan metode  Menggunakan metode
pembelajaran yang ini secara terus-
menyenangkan menerus akan
menimbulkan
kebosanan.
c. Langkah-langkah make
a match menurut
Shoimin Aris (2016: 99)
adalah sebagai berikut.
1) Guru menyiapkan
beberapa kartu yang
berisi beberapa
konsep/topik yang
cocok untuk sesi
review (satu kartu
berupa kartu soal
dan kartu lainnya
berupa kartu
jawaban).
2) Setiap siswa
mendapat satu kartu.
3) Setiap siswa
memikirkan
jawaban/soal dari
kartu yang dipegang.
4) Setiap siswa mencari
pasangan yang
mempunyai kartu
yang cocok dengan
kartunya ( soal
jawaban).
5) Setiap siswa yang
dapat mencocokkan
kartunya sebelum
batas waktu diberi
poin.
6) Setelah satu babak
kartu dikocok lagi
agar tiap siswa
mendapat kartu yang
berbeda dari
sebelumnya,
demikian seterusnya.
7) Kesimpulan

2. Menggunakan media
pembelajaran berbasis
visual.
a. Kekuatan media
pembelajaran
menurut Wati (2016:
43) antara lain.
 Membantu
meningkatkan
keefektifan
pencapaian tujuan
pembelajaran.
 Memperlancar
proses pembelajaran
sehingga siswa dapat
dengan mudah dan
cepat menerima
materi pembelajaran
 Menciptakan adanya
interaksi antara
siswa dengan
lingkungan
sekitarnya
 Media visual
membantu siswa
meningkatkan
pemahaman dan
memperkuat ingatan,
karena tampilan
visual lebih menarik
daripada hanya
tampilan verbal
 Media visual
membantu
mengatasi
keterbatasan
pengalaman yang
dimiliki siswa.
b. Kelemahan media
pembelajaran
menurut Wati (2016:
45) antara lain.
 Media visual
terkadang kurang
praktis dan
memerlukan waktu
pembuatan yang
lama.
 Media visual tidak
diikuti oleh audio,
sehingga
memerlukan
penjelasan dari
guru tentang
materi
pembelajaran
 Memerlukan bahan
pembuatan dan
desain media yang
bagus dan praktis,
agar media visual
dapat bertahan
lama, sehingga
proses
pembuatannya
cukup rumit
3. Menggunakan media
pembelajaran berbasis
audio visual.
a. Kekuatan media
pembelajaran audio
visual menurut Tahan
& Harlinda (dalam
atoel, 2019: 4)antara
lain.
 Media pembelajaran
audio visual dapat
mengkomunikasikan
informasi secara
non-verbal.
 Media pembelajaran
audio visual dapat
melampaui batasan
geografis, waktu,
dan sensorik
 Sumber belajar
audio visual dapat
digunakan untuk
memperjelas topik
pembelajaran
b. Kelemahan media
pembelajaran audio
visual menurut Hamdan
(2019: 137-138) sebagai
berikut:
 Sifat komunikasi
media audio visual
hanya satu arah,
maka perlu
diimbangi dengan
adanya umpan balik
yang lain agar
peserta didik tidak
mudah bosan.
 Diperlukan peralatan
dengan biaya yang
tinggi dan kompleks.
Dari beberapa analisis diatas
agar terlaksananya
pembelajaran yang baik,
menarik dan menyenangkan
maka pembelajaran dengan
model make a match
berbantuan dengan
menggunakan media visual dan
audio visual membantu peserta
didik meningkatkan
pemahaman dan memperkuat
ingatan, karena tampilan visual
dan audio visual lebih menarik
sehingga dapat meningkatkan
belajar peserta didik.
3 Rendahnya Kurangnya Kajian Literatur: Berdasarkan kajian literasi
motivasi belajar penggunaan dan wawancara yang sudah
peserta didik model 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dilakukan disimpulkan
kelas 2A pada pembelajaran oleh Ni Putu Suari (2018) bahwa bahwa alternatif solusi dari
tema 4 subtema yang inovatif penerapan model pembelajaran Problem masalah rendahnya motivasi
1 (Lingkungan Based Learning dapat meningkatkan belajar peserta didik kelas 2A
sehat dan tidak motivasi belajar peserta didik. pada tema 4 subtema 1
sehat di rumah) https://ejournal.undiksha.ac.id/ (Lingkungan sehat dan tidak
index.php/JISD/article/view/16138 sehat di rumah) adalah
1. Menggunakan Model
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pembelajaran Problem
oleh Wahyuningtyas, R., & Kristin, F. Based Learning. Model
(2021) bahwa penerapan model PembelajaraPBL
pembelajaran Problem Based Learning merupakan model
dapat meningkatkan motivasi belajar pembelajaran yang melatih
peserta didik. dan mengembangkan
https://ejournal.undiksha.ac.id/ kemampuan untuk
index.php/JJPGSD/article/view/32676 menyelesaikan masalah
yang berorientasi pada
3. Menurut Slameto (2011:7) model masalah autentik dari
Problem Based Learning merupakan kehidupan aktual peserta
model pembelajaran yang melatih dan didik untuk merangsang
mengembangkan kemampuan untuk kemampuan berpikir tingkat
menyelesaikan masalah yang berorientasi tinggi.
pada masalah autentik dari kehidupan 2. Menggunakan metode yang
aktual peserta didik untuk merangsang variatif seperti ceramah,
kemampuan berpikir tingkat tinggi. berkelompok, dan
Menurut Rusman (2012:241) problem berdiskusi.
based learning memiliki karakteristik- 3. Menggunakan media
karakteristik sebagai berikut: pembelajaran puzzle dan
1) Belajar dimulai dengan suatu media pembelajaran
permasalahan. berbasis IT seperti media
2) Memastikan bahwa permasalahan vidio pembelajaran.
yang diberikan berhubungan dengan 4. Memberikan motivasi
dunia nyata peserta didik. belajar pada awal dan akhir
3) Mengorganisasikan pelajaran di pembelajaran
seputar permasalahan, bukan di
seputar disiplin ilmu.
4) Memberikan tanggung jawab
sepenuhnya kepada peserta didik
dalam mengalami secara langsung
proses belajara mereka sendiri.
5) Menggunakan kelompok kecil.
6) Menuntut peserta didik untuk
mendemonstrasikan apa yang telah
mereka pelajari dalam bentuk produk
atau kinerja (performance).
Dengan demikian, peserta didik
diharapkan memiliki pemahaman yang
utuh dari sebuah materi yang
diformulasikan dalam masalah,
penguasaan sikap positif, dan
keterampilan secara bertahap dan
berkesinambungan.
https://repository.uksw.edu/bitstream/
123456789/19099/2/
T1_292014052_BAB%20II.pdf

4. Kelebihan model PBL menurut Sanjaya


(2009:220-221) antara lain:
1) PBL merupakan teknik yang cukup
bagus untuk lebih memahami
pelajaran .
2) PBL dapat menantang kemampuan
peserta didik serta memberikan
kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi peserta didik.
3) PBL dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran.
4) Melalui PBL bisa memperlihatkan
kepada peserta didik setiap mata
pelajaran, pada dasarnya merupakan
cara berfikir, dan sesuatu yang harus
dimengerti oleh peserta didik, bukan
hanya sekedar belajar dari pendidik
atau buku-buku saja.
5) PBL dianggap lebih menyenangkan
dan disukai peserta didik.
6) PBL dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis.
7) PBL dapat memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam dunia nyata.
8) PBL dapat mengembangkan minat
peserta didik untuk belajar secara
terus menerus sekalipun belajar pada
pendidikan formal telah berakhir.
https://repository.uksw.edu/bitstream/
123456789/19099/2/
T1_292014052_BAB%20II.pdf

Sumber Wawancara:

1. Kepala Sekolah:
 Menggunakan model
pembelajaran yang membuat
peserta didik lebih aktif dan
dapat memecahkan masalah.
 Menggunakan media yang
menarik bagi peserta didik.
 Memberikan motivasi di
awal kegiatan
pembelajaran.

2. Teman Sejawat:
 Menggunakan model
pembelajaran yang inovatif seperti
model pembelajaran problem
based learning.
 Menggunakan metode
pembelajaran yang menyenangkan.
 Menggunakan media
pembelajaran yang berbasis IT
(video pembelajaran)

4 Pengimplementa Kurangnya Kajian Literatur: Berdasarkan kajian literasi


sian model- pemahaman dan wawancara yang sudah
model bagaimana 1. Fathurrohman (2016: 119) juga dilakukan disimpulkan
pembelajaran penerapan mengatakan bahwa pembelajaran Project bahwa alternatif solusi dari
yang inovatif sintaks model - Based Learning merupakan model masalah pengimplementasian
masih rendah model pembelajaran yang menggunakan proyek/ model-model pembelajaran
pada kelas 2A pembelajaran kegiatan sebagai sarana pembelajaran yang inovatif masih rendah
tema 4 subtema yang inovatif untuk mencapai kompetensi sikap, pada kelas 2A tema 4 subtema
2 (Bangun dalam proses pengetahuan dan keterampilan. 2 (Bangun Datar)
Datar) pembelajaran Pembelajaran ini adalah ganti dari adalah:
pembelajaran yang masih terpusat pada 1. Menggunakan model
pendidik. Penekanan pembelajaran ini pembelajaran Project Based
terletak pada aktivitas perserta didik yang Learning, (membuat proyek
pada akhir pembelajaran dapat yang tersusun dari bahan
menghasilkan produk yang bisa bermakna datar). Model pembelajaran
dan bermanfaat. Prinsip model Project Based Learning
pembelajaran PJBL (Project Based adalah model pembelajaran
Learning) adalah Pembelajaran ini yang menekankan bahwa
menekankan bahwa pembelajaran harus pembelajaran harus berpusat
berpusat pada peserta didik karena model pada peserta didik karena
pembelajaran ini menggunakan masalah model pembelajaran ini
yang mungkin dialami pada kehidupan menggunakan masalah yang
nyata yang sudah ditentukan tema dan mungkin dialami pada
topiknya, kemudian dilakuakan kehidupan nyata yang sudah
eksperimen atau penelitian supaya dapat ditentukan tema dan
menghasilkan produk nyata sesuai dengan topiknya, kemudian
kemampuan peserta didik tersebut, supaya dilakuakan eksperimen atau
peserta didik dapat menyelesaikan penelitian supaya dapat
permasalahan dengan konsep, prinsip, dan menghasilkan produk nyata
ilmu pengetahuan yang sesuai, sehingga sesuai dengan kemampuan
menjadi lebih bermakna. peserta didik tersebut, supaya
https://eprints.uny.ac.id/ peserta didik dapat
64995/4/4.%20BAB%20II.pdf menyelesaikan permasalahan
dengan konsep, prinsip, dan
ilmu pengetahuan yang
2. Daryanyo dan Syaiful ( 2017: 247-248 ) sesuai, sehingga menjadi
mengungkapkan bahwa PjBL ( Project lebih bermakna.
Based Learning ) mempunyai kelebihan 2. Menggunakan metode yang
seperti berikut ini:. variatif seperti ceramah,
1) Meningkatkan motivasi. Laporan- berkelompok, dan berdiskusi
laporan tertulis tentang proyek itu 3. Menggunakanmedia power
banyak yang mengatakan bahwa point dan roda bangun datar.
peserta didik suka tekun sampai
kelewat batas waktu, berusaha keras
dalam mencapai proyek.
2) Meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah. Banyak sumber
yang mendiskripsikan lingkungan
belajar berbasis proyek membuat
peserta didik menjadi lebih aktif dan
berhasil memecahkan problem-
problem yang kompleks.
3) Meningkatkan kolaboratif.
4) Meningkatkan keterampilan
mengelola sumber. Bagian dari
peserta didik yang independen
adalah bertanggungjawab untuk
menyelesaikan tugas yang kompleks.
Pembelajaran berbasis proyek yang
diimplementasikan secara baik
memberikan kepada peserta didik 8
pembelajaran dan praktek dalam
mengorganisasi proyek, dan
membuat alokasi waktu dan sumber-
sumber lain seperti perlengkapan
untuk menyelesaikan tugas.
5) Increased resourve-management
skill. Pembelajaran berbasis proyek
diimplementasikan secara baik
memberikan kepada peserta didik
pembelajaran dan praktik dalam
pengorganisasian proyek dan
membuat alokasi waktu dan sumber-
sumber lain seperti perlengkapan
untuk menyelesaikan tugas.
https://repository.uksw.edu/bitstream/
123456789/20531/2/
T1_292014066_BAB%20II.pdf

3. Maryani Ika (2015:44) dalam Sarah Fitria


(2017:22-23) berpendapat bahwa
pembelajaran berbasis proyek, terdapat
sintak yang harus diikuti, sintaks
pembelajaran berbasis proyek adalah
sebagai berikut:
1) Prapoyek : pada tahapan ini pendidik
merancang deskripsi proyek,
meletakkan batu pijakan proyek,
menyiapkan media dan berbagai
sumber belajar, dan menyiapkan
kondisi pembelajaran.
2) Fase 1 : mengidentifikasi masalah.
Pada tahapan ini, peserta didik
melakukan pengamatan terhadap
objek tertentu. Berdasarkan hasil
pengamatan tersebut, peserta didik
mengidentifikasi masalah dan
membuat rumusan masalah dalam
bentuk pertanyaan.
3) Fase 2 : membuat desain dan jadwal
pelaksanaan proyek. Pada tahapan ini,
peserta didik mulai merancang proyek
secara kolaboratif, perancangan juga
meliputi penjadwalan maupun
persiapan lainnya.
4) Fase 3 : melaksanakan penelitian.
Pada tahap ini peserta didik
melakukan penelitian awal sebagai
model dasar dari produk yang akan
dikembangkan.
5) Fase 4 : menyusun draft. Pada tahapan
ini peserta didik mulai membuat
produk awal sebagaimana rencana dan
hasil penelitian yang dilakukannya.
6) Fase 5 : mengukur, menilai, dan
memperbaiki produk. Kegiatan ini
dilakukan dengan meminta pendapat
atau kritik dari anggota kelompok lain
ataupun pendidik.
7) Fase 6 : finalisasi dan publikasi
produk. Tahap ini merupakan tahap
terakhir pada pelaksanaan proyek,
produk yang telah difinalisasi harus
dipublikasikan.
8) Pascaproyek : pada tahap ini pendidik
memberi penilaian, penguatan
masukan, saran, dan perbaikan atas
produk yang telah dihasilkan peserta
didik.
https://eprints.uny.ac.id/
67090/4/4.%20BAB%20II.pdf

Sumber Wawancara:

1. Kepala Sekolah:
 Menggunakan model
pembelajaran yang
membuat peserta didik lebih
aktif dan dapat memecahkan
masalah
 Menggunakan media yang
menarik bagi peserta didik.

2. Teman Sejawat:
 Memahami sintaks model
pembelajaran yang inovatif .
 Menggunakan metode
pembelajaran yang
menyenangkan.
 Menggunakan media
pembelajaran yang berbasis IT.

Anda mungkin juga menyukai