Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PENGEMBANGAN PENYULUHAN PETERNAKAN p-ISSN :

JURNAL PENGEMBANGAN PENYULUHAN PETERNAKAN p-ISSN : 1858-1625


Volume 16 (29), Juli 2019 : 80 - 89
Volume 16 (29), Juli 2019
http://jurnal.polbangtanyoma.ac.id/index.php/jp3/index e-ISSN : 2685-1725
Available online at: http://jurnal.polbangtanyoma.ac.id/index.php/jp3/index

Persepsi Peternak Terhadap Teknologi Pembuatan Telur Asin Menggunakan Alat


Pemanas Sederhana

(Farmer`s Perceptions To The Technology Of Making Salted Eggs Use Simple Heater)

Evita Khoirul Hikmah, Nurdayati, Puji Hartati


Program Studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan
Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang
Jl. Magelang Kopeng Km7, Tegalrejo, Magelang
Email : Hikmahk4@gmail.com1

Diterima : 28 Januari 2019 Disetujui : 19 April 2019


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi peternak terhadap teknologi


pembuatan telur asin menggunakan alat pemanas sederhana, mengetahui pengaruh faktor
internal (umur, pendidikan, dan pengalaman) dan karakteristik inovasi terhadap persepsi
peternak, dan untuk mengetahui karakteristik inovasi memediasi pengaruh faktor internal.
Responden yang digunakan pada penelitian ini adalah semua peternak itik petelur di Desa
Trasan yang berjumlah 35 orang. Pengujian dilakukan dengan metode deskriptif inferensial
menggunakan skala likert pada penentuan persepsi dan analisis data dengan PLS (Partial
Least Square) menggunakan program SmartPLS. Hasil analisis, persepsi peternak terhadap
teknologi pembuatan telur asin menggunakan alat pemanas sederhana adalah baik dengan
nilai 3085. Hasil perhitungan, model karakteristik inovasi memediasi pengaruh umur
terhadap persepsi peternak yang bersifat mediasi penuh (full mediation) (P < 0,05) artinya
karakteristik inovasi memediasi secara penuh pengaruh umur terhadap persepsi peternak.

Kata Kunci: Persepsi Peternak, Teknologi Pembuatan Telur Asin Menggunakan Alat
Pemanas Sederhana, Partial Least Square

ABSTRACT

This study aims to determined breeders 'perceptions of the technology of making


salted eggs using a simple heating device, to discover the influence of internal factors (age,
education, and experience) and innovation characteristics of breeders' perceptions, and to
find out the characteristics of innovation mediating the influence of internal factors.
Respondents used in this study were all laying duck breeders in Trasan Village, amounting
to 35 people. Testing is done by inferential descriptive method using a Likert scale in
determining perception and data analysis with PLS (Partial Least Square) using the
SmartPLS program. The results of the analysis, farmers 'perceptions of the technology of
making salted eggs using a simple heating device is good with the acquisition of a value of
3085. The results of calculations, innovation characteristic models mediate the effect of age
on farmers' perceptions that are full mediation (full mediation) (P <0.05) means that the
characteristics innovation fully mediates the influence of age on farmers' perceptions.

Keywords: Farmers' Perception, Salted Egg Making Technology Using Simple Heating
Equipment, Partial Least Square
80
PENDAHULUAN berikut : 1) Mengetahui persepsi peternak,
mengetahui pengaruh faktor internal
Berdasarkan hasil kegiatan (umur, pendidikan, dan pengalaman
identifikasi wilayah di Desa Trasan Jumlah berusaha tani) dan karakteristik inovasi
peternak itik petelur sebanyak 35 orang dan terhadap persepsi peternak, dan
populasi ternak itik petelur sebanyak 1455 mengetahui karakteristik inovasi memediasi
ekor dengan setiap harinya menghasilkan pengaruh faktor internal (umur, pendidikan,
telur rata-rata sebanyak 500 butir yang dan pengalaman berusaha tani) terhadap
digunakan untuk ditetaskan dan sebagai persepsi.
telur konsumsi. peternak belum Penyuluhan Pertanian adalah proses
mengolahnya menjadi telur asin secara pembelajaran bagi pelaku utama serta
kontinyu karena kurang tertarik untuk pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
mengusahakan telur asin karena waktu menolong dan mengorganisasikan dirinya
pembuatannya lama, perputaran modalnya dalam mengakses informasi pasar,
kurang efektif dan memerlukan banyak teknologi, permodalan, dan sumber daya
tempat, sehingga muncul teknologi lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
pembuatan telur asin. Teknologi produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan,
pembuatan telur asin menggunakan alat dan kesejahteraannya, serta meningkatkan
pemanas sederhana merupakan hal yang kesadaran dalam pelestarian fungsi
baru dan belum pernah disuluhkan bagi lingkungan hidup (Kementrian Pertanian,
peternak di Desa Trasan, sehingga belum 2018).
diketahui persepsi peternak mengenai Persepsi peternak terhadap suatu
teknologi inovasi tersebut. Persepsi inovasi teknologi merupakan proses
peternak terhadap teknologi tidak terlepas pengorganisasian dan interpretasi terhadap
dari pengaruh faktor internal (umur, stimulus yang diterima oleh peternak,
pendidikan, dan pengalaman berusaha tani) sebelum peternak mengambil keputusan
dan karakteristik inovasi, sehingga perlu (Fachrista dan Sarwendah, 2014). Menurut
kajian lebih lanjut mengenai persepsi Walgito (1990), persepsi memiliki indikator
peternak terhadap teknologi pembuatan - indikator pengukuran sebagai berikut : a)
telur asin menggunakan alat pemanas penyerapan terhadap rangsang atau objek
sederhana yang akan dilaksanakan di Desa dari luar individu. b) pengertian atau
Trasan. Peternak dengan faktor internalnya pemahaman dan c) penilaian atau evaluasi.
masing-masing melakukan penilaian Menurut Schiffman dan Kanuk (2010) suatu
terhadap karakteristik inovasi dan teknologi inovasi harus memenuhi sifat
mempersepsi teknologi inovasi. Hal ini karakteristik inovasi untuk diadopsi yaitu
memungkinkan terjadinya efek mediasi keuntungan relatif (relative advantage),
karakteristik inovasi antara faktor internal tingkat kesesuaian (compability), tingkat
(umur, pendidikan, dan pengalaman kerumitan (complexity), dapat dicoba
berusaha tani) dan persepsi peternak. (triability) dan mudah diamati
Tujuan kegiatan pengkajian yaitu sebagai (observability).

81
Metode tekanan osmosis 2017). Menurut Surakitti (2004) faktor yang
merupakan upaya untuk meningkatkan mempengaruhi osmosis selain rumus
kualitas telur asin, dan diharapkan mampu tekanan osmosis yaitu : suhu akan
mempercepat proses pembuatan telur asin, mempengaruhi gerak molekul, ukuran
prinsip pemberian tekanan adalah molekul yang terserap, ketebalan
meningkatkan perbedaan tekanan osmotik membran, keterlarutan lipid, dan luas
antara tekanan di luar dengan tekanan di permukaan membran.
dalam telur. Semakin tinggi perbedaan Berdasarkan landasan teori,
tekanan osmotik tersebut, maka semakin dirumuskan kerangka pikir sebagai berikut :
tinggi laju difusi NaCl ke dalam telur (Mulia,

Kajian teknis
“Teknologi Pembuatan Telur Asin
Menggunakan Alat Pemanas
Sederhana”

Kegiatan Penyuluhan
Faktor Internal (X) :

X1 : Umur

Karakteristik inovasi (Y1)


X2 : Persepsi peternak
Pengalaman (Y2) :
Berusaha tani
X3 : Tingkat Pendidikan

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir

MATERI DAN METODE reliabilitas dianalisis menggunakan analisis


deskriptif menggunakan Skala Likert untuk
Penelitian ini dilaksanakan pada 1 mengetahui persepsi peternak. Dilanjutkan
Mei - 30 Juni 2019 di Desa Trasan dengan analisis inferensial menggunakan
Kecamatan Bandongan Kabupaten analisis jalur dengan teknik SEM partial
Magelang. Metode pengambilan sampel least square (PLS) untuk mengetahui
dengan metode sensus, sampel yang pengaruh internal (umur, pendidikan, dan
digunakan adalah semua peternak itik pengalaman berusaha tani) dan
petelur yang ada di Desa Trasan sejumlah 35 karakteristik inovasi terhadap persepsi
orang. Jenis pengkajian yang digunakan peternak dan mengetahui karakteristik
yaitu deskriptif dilanjutkan inferensial. Data inovasi memediasi pengaruh faktor internal
yang diperoleh dari wawancara dan (umur, pendidikan, dan pengalaman
observasi kepada peternak dengan berusaha tani) terhadap persepsi peternak.
kuesioner yang telah lolos uji validitas dan

82
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penilaian peternak terhadap
Persepsi Peternak karakteristik inovasi tersaji pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Penilaian Peternak Terhadap Karakteristik Inovasi


Item Perolehan Klasifikasi penilaian
Aspek
pertanyaan nilai
Keuntungan relatif 2 279 Baik
Tingkat Kesesuaian 4 574 Baik
Tingkat Kerumitan 2 268 Baik
Tingkat dapat dicoba 4 523 Baik
Tingkat Dapat diamati 4 540 Baik
Sumber : Data Terolah, 2019

Berdasarkan Tabel 1. dapat memenuhi sifat karakteristik inovasi untuk


diketahui bahwa peternak menilai bahwa diadopsi yaitu keuntungan relatif (relative
teknologi pembuatan telur asin advantage), tingkat kesesuaian
menggunakan alat pemanas sederhana (compability), tingkat kerumitan
merupakan teknologi baik, dapat (complexity), dapat dicoba (triability) dan
memberikan keuntungan relatif, sesuai mudah diamati (observability).
dengan keadaan dan kebutuhan peternak, Persepsi peternak ditentukan dari
tidak rumit untuk dicoba, dan dapat diamati nilai yang diberikan oleh peternak terhadap
hasilnya. Sehingga terdapat kemungkinan tiga indikator pengukuran persepsi yaitu
untuk diadopsi oleh peternak. Hal ini sesuai penyerapan/sadar, pemahaman/minat, dan
dengan pendapat Schiffman dan Kanuk evaluasi/menilai. Hasil penilaian dapat
(2010) suatu teknologi inovasi harus dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Persepsi Peternak


Indikator Item pertanyaan Jumlah responden Perolehan nilai
Penyerapan 10 35 1394
Pemahaman 8 35 1016
Evaluasi 5 35 675
Jumlah 23 35 3085
Sumber : Data Terolah 2019

Berdasarkan data pada Tabel 2. Klasifikasi perolehan nilai persepsi disajikan dalam
garis kontinum yang dapat dilihat pada Gambar 2.

805 1449 2254 2898 3542 4025


3085

Sangat tidak baik Tidak baik Netral Baik Sangat baik

Gambar 2. Garis Kontinum Persepsi Peternak Terhadap Teknologi

83
Setelah dilakukan penyuluhan menganalisis PLS Alogaritm. Hasil analisis
dengan pendekatan kelompok sebanyak 1 dilihat nilainya pada hasil validitas
kali menggunakan metode ceramah dan konvergen, validitas deskriminan, dan uji
diskusi dan pendekatan perorangan reliabilitas yaitu : Hasil uji outer loadings
sebanyak 1-2 kali menggunakan metode menunjukkan skor yang rendah yaitu 0.541
anjangsana dan diskusi. Maka diperoleh pada pada indikator KI3 (tingkat kerumitan)
nilai sebagaimana Gambar 2. Yang skor kurang dari 0,70. Pada variabel
menunjukkan bahwa persepsi peternak persepsi, indikator PE (tahap evaluasi)
terhadap teknologi pembuatan telur asin memiliki nilai 0.606 yang kurang dari rule of
menggunakan alat pemanas sederhana tumbs 0,70. Dari hasil ini, dapat disimpulkan
memperoleh jumlah nilai 3085 dari ketiga bahwa variabel manifest tingkat kerumitan
indikator pengukuran persepsi. Persepsi dan variabel manifest tahap evaluasi
peternak terletak pada skala baik. Setelah memiliki validitas konvergen yang kurang
melalui tahapan penyerapan, pemahaman baik, sehingga variabel ini dieliminasi dan
dan kemudian melakukan evaluasi, tidak diikutkan dalam pengujian hipotesis.
peternak menilai bahwa teknologi Hasil uji validitas determinan dapat
pembuatan telur asin menggunakan alat menjelaskan bahwa nilai AVE pada variabel
pemanas sederhana adalah baik. Peternak penelitian memiliki nilai di atas 0,5,
itik petelur sudah menilai bahwa teknologi sehingga pengukuran ini dapat di simpulkan
inovasi ini merupakan tekonologi inovasi memenuhi syarat pengukuran discriminant
baru yang dapat membantu pemecahan validity. Hasil uji reliabilitas model
permasalah usaha taninya. Hal ini sesuai menunjukan bahwa hasil dari pengujian
pendapat Alisa (2007) bahwa faktor-faktor composite reliability menunjukan hasil yang
fungsional yang menentukan persepsi baik karena variabel laten seluruhnya telah
seseorang berasal dari kebutuhan, reliabel karena memiliki nilai composite
pengalaman masa lalu dan hal-hal lain reliability dan Cronbach`s Alpha lebih besar
termasuk yang disebut faktor-faktor dari 0,7.
personal. b. Uji Goodness of fit inner model
2. Pengaruh Faktor Internal dan 1) Pengujian R-squared
Karakteristik Inovasi Terhadap Persepsi Output untuk nilai R2 yang
Peternak digunakan yaitu R-square adjusted
a. Uji Goodness of fit outer model menggunakan program komputer SmartPLS
Penentuan kualitas model 3.2.1 yang telah dilakukan dapat dilihat
pengukuran dilakukan dengan cara pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai R-Square Adjusted Model


Matrik R-Square
Karakteristik inovasi 0.645
Persepsi 0.637
Sumber : Data terolah, 2019
Nilai predictive – relevance diperoleh dengan rumus:

84
Q² = 1 – (1 – R1²) (1 – R2²).....(1 - Rp²)
Q² = 1 – (1 – 0,416) (1 – 0,406) = 0,347
Q² = 0,347

Hasil diatas menunjukkan nilai Nilai T-tabel untuk tingkat


predictive – relevance sebesar 0,347, nilai kepercayaan sebesar 95% (α sebesar 5%)
ini > 0. Sehingga dapat diartikan bahwa dan derajat kebebasan 35 orang adalah DF
37,4% variasi pada variabel persepsi = n-2 = 35 – 2= 33 adalah sebesar 2,034.
peternak dijelaskan oleh variabel yang Penentuan pengaruh dari masing-masing
digunakan pada model. 62,6% dijelaskan variabel ditentukan apabila nilai T-statistics
oleh faktor lainnya diluar model, dengan > T-tabel. Pengaruh variabel eksogen
hasil ini maka disimpulkan model ini terhadap variabel endogen secara langsung
memiliki nilai preditif relevan. dapat dilihat pada Tabel 4.
2) Pengujian Signifikansi

Tabel 4. Hasil Path Coefficients


Variabel Original Sample Std.deviation T statistics P
sample mean (STDEV) (|O/STDEV|) value
(O) (M)
Umur Karakteristik -0.210 -0.215 0.170 1.235 0.218
inovasi
Umur Persepsi -0.396 -0.408 0.129 3.055 0.002
PendidikanKarakteristik 0.375 0.396 0.155 2.423 0.016
inovasi
PendidikanPersepsi 0.217 0.184 0.146 1.488 0.137
PengalamanKarakteristik -0.544 -0.532 0.145 3.766 0.000
inovasi
Pengalamanpersepsi 0.196 -0.201 0.158 1.235 0.217
Karakteristik 0.518 0.549 0.151 3.444 0.001
inovasiPersepsi
Sumber : Data Terolah, 2019

Hasil analisis sebagaimana yang tidak berpengaruh signifikan terhadap


terdapat pada Tabel 4. dapat diketahui persepsi peternak. Variabel pengalaman
bahwa variabel umur tidak berpengaruh berpengaruh terhadap variabel
signifikan terhadap persepsi peternak. karakteristik inovasi secara sangat signifikan
Variabel umur berpengaruh terhadap yaitu dengan nilai P<0.05 (P= 0.000).
variabel persepsi peternak secara sangat Variabel pengalaman tidak berpengaruh
signifikan yaitu dengan nilai P<0.05 (P= signifikan terhadap variabel persepsi
0.001). Variabel pendidikan berpengaruh peternak. variabel karakteristik inovasi
terhadap variabel karakteristik inovasi berpengaruh terhadap variabel persepsi
secara signifikan yaitu dengan nilai P<0.05 peternak secara sangat signifikan yaitu
(P= 0.016). Variabel tingkat pendidikan dengan nilai P<0.05 (P= 0.001).

85
Umur mempengaruhi seseorang dalam pendidikan formal responden tidak
menerima sebuah teknologi inovasi. Umur mempengaruhi responden dalam
yang berbeda mempengaruhi tahapan yang menerapkan teknologi pada kegiatan panen
dilalui oleh peternak dalam mempersepsi dan pasca panen. Hal ini dikarenakan
suatu teknologi inovasi. Peternak dengan dengan teknologi panen dan pasca panen
umur lebih dari 61 tahun (17,14%), yang manual dan sederhana responden
penilaiannya akan berbeda dengan tidak membutuhkan keahlian khusus
peternak dengan umur yang lebih muda. maupun pemahaman tinggi.
Hal ini sesuai dengan hasil hasil penelitian Lama pengalaman beternak tidak
Sapitri dkk., (2014) menjelaskan bahwa, mempengaruhi tahapan dalam
umur akan mempengaruhi kemampuan mempersepsi suatu teknologi inovasi.
fisik dan cara berfikir seseorang. Secara Pengalaman beternak yang sebagian besar
umum dapat dikatakan bahwa semakin tua berpengalaman baru dalam berusaha tani
umur seseorang semakin rendah beternak itik petelur yaitu sebesar 85,72%
kemampuan fisik dan produktifitas tidak menentukan penilaian peternak pada
kerjanya. Demikian sebaliknya, orang yang setiap tahapan persepsi peternak. Sehingga
masih muda dan sehat fisiknya akan dapat diketahui bahwa teknologi
memiliki produktifitas kerja yang tinggi. pembuatan telur asin menggunakan alat
Tingkat pendidikan tidak pemanas sederhana dinilai baik oleh
berpengaruh secara signifikan terhadap peternak itik meskipun pengalamannya
persepsi peternak dikarenakan peternak berbeda-beda. Hal ini sama dengan hasil
dalam melalui tahapan mempersepsi penelitian Utomo (2012) yang berisi
teknologi inovasi yaitu menyerap, karakteristik internal petani yaitu
memahami, dan evaluasi tidak tergantung pengalaman bertani mempunyai hubungan
pada pendidikan yang dimiliki peternak. yang lemah dengan semua dimensi variabel
Tingkat pendidikan tertinggi yang dimiliki persepsi petani terhadap metode SRI. Hal
peternak itik petelur di Desa Trasan adalah ini berarti pengalaman bertani tidak
SLTA yaitu sebanyak 22,36% dan yang mempunyai hubungan dengan persepsi
terendah adalah SD sebanyak 51,43% dari petani terhadap metode SRI.
umlah keseluruhan responden. Peternak Penilaian peternak terhadap
dalam mempersepsi baik yang karakteristik inovasi melalui tiga tahapan
berpendidikan tinggi ataupun rendah rata- indikator persepsi terhadap lima aspek
rata sama yaitu menjawab bahwa teknologi karakteristik inovasi diperoleh nilai 3085
pembuatan telur asin menggunakan alat dalam kategori baik. Apabila peternak
pemanas sederhana dalam kategori baik menilai karakteristik dengan nilai yang
dan dianggap dapat diterima oleh semua rendah maka akan mempengaruhi hasil
kalangan dengan tingkat pendidikan yang perolehan nilai pada persepsi peternak.
berbeda. Hal ini sejalan dengan hasil Penilaian peternak terhadap karakteristik
penelitian Khasanah (2008) yang inovasi sejalan dengan persepsi peternak.
menyatakan bahwa tinggi rendahnya Pendapat peternak mengenai karakteristik

86
inovasi menentukan persepsi peternak seperti rasanya lebih enak dan peningkatan
terhadap suatu teknologi inovasi. Pendapat jumlah dan biaya yang dikeluarkan lebih
ini didukung dengan hasil penelitian Hasil sedikit dibandingkan yang konvensional.
penelitian Putri (2011) menunjukkan bahwa
variabel dari karakateristik suatu inovasi 3. Karakteristik Inovasi Memediasi
berhubungan dengan tingkat persepsi dan Pengaruh Faktor Internal Terhadap
adopsi pertanian padi organik yaitu: 1) segi Persepsi Peternak
keuntungan, pertanian organik lebih Variabel eksogen yang berpengaruh
menguntungkan dibandingkan dengan terhadap variabel endogen yang dimediasi
konvensional. 2) Ada kesesuaian penerapan karakteristik inovasi adalah karakteristik
padi organik dengan kebiasaan petani inovasi memediasi pengaruh umur
dalam tahapan usahatani padi. 3) Tingkat terhadap persepsi peternak. Sehingga pada
kerumitan lebih tinggi dirasakan pada saat model ini dapat ditentukan jenis
permulaan dalam melakukan usahatani mediasinya, sedangkan variabel yang tidak
padi secara organik. 4) kemungkinan untuk mendapat pengaruh mediasi tidak dapat
dicoba, peneraparan organik dapat ditentukan jenis mediasinya. Pengujian
diterapkan dengan lahan yang kecil dan jenis efek mediasi karakteristik inovasi
jumlah benih yang lebih sedikit dan modal sebagai variabel pemediasi pengaruh antara
yang sedikit. 5) kemungkinan untuk diamati, umur dan persepsi peternak. Nilai direct
petani sangat dapat merasakan hasilnya effects dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai Direct Effects


Variabel Original Sample Std T P
sample mean deviation statistics value
(O) (M) (STDEV)
Umur Karakteristik inovasi -0.210 -0.215 0.170 1.235 0.218
Umur Persepsi -0.505 -0.516 0.150 3.357 0.001
PendidikanKarakteristik inovasi 0.375 0.396 0.155 2.423 0.016
PendidikanPersepsi 0.412 0.403 0.125 3.296 0.001
PengalamanKarakteristik inovasi -0.544 -0.532 0.145 3.766 0.000
Pengalamanpersepsi -0.087 -0.089 0.168 0.515 0.607
Karakteristik inovasiPersepsi 0.518 0.540 0.151 3.444 0.001
Sumber : Data Terolah 2019

Selanjutnya melihat nilai indirect effects untuk melihat perubahan nilai dan
signifikansinya. Nilai indirect effects hasil analisis menggunakan SmartPLS 3.2.1 dapat
dilihat pada Tabel 6.

87
Tabel 6. Hasil Nilai Indirect Effects
Variabel Original Sample Std T-statistics P
sample (O) mean (M) deviation value
(STDEV)
Umur Persepsi -0.109 -0.109 0.092 1.189 0.235
PendidikanPersepsi 0.194 0.219 0.120 1.623 0.105
Pengalamanpersepsi -0.282 -0.290 0.120 2.346 0.019
Sumber : Data Terolah 2019

Pada hasil analisis direct effects karakteristik inovasi dan tidak berpengaruh
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 24. nyata terhadap persepsi peternak.
umur (X1) terhadap persepsi peternak (Y2) Karakteristik inovasi secara signifikan
koefisiennya sebesar 0,505 dan signifikan memediasi variabel umur terhadap persepsi
dengan P-value = 0.001 (P<0.05). Hasil peternak.
analisis indirect effects sebagaimana dapat
dilihat pada Tabel 25. menunjukkan DAFTAR PUSTAKA
koefisien umur (X1) terhadap persepsi
peternak (Y2) menurun menjadi 0,109 Alisa, I.2007. Persepsi Petani Terhadap
berubah menjadi tidak signifikan dengan P- Inovasi Untuk Menggunakan Pupuk
value = 0.235 (P>0.05). Hal ini menunjukkan Kompos Kotoran Ternak Produk P4S
bentuk full mediation atau dengan kata lain Bumi Lestari Sragen (Kasus Petani di
karakteristik inovasi memediasi secara Desa Gondang Kecamatan Gondang
penuh pengaruh faktor internal terhadap Kabupaten Sragen ). Skripsi.
persepsi peternak. Hal ini sesuai dengan Program Studi Sosial Ekonomi
pendapat Kock (2011) Jika koefisien variabel Peternakan, Fakultas Peternakan,
eksogen→ variabel endogen nilainya turun Institut Pertanian Bogor, Bogor.
dan menjadi tidak signifikan maka bentuk Fachrista, I. A. dan M. Sarwendah.2014.
mediasi adalah mediasi penuh (full Persepsi Dan Tingkat Adopsi Petani
mediation). Terhadap Inovasi Teknologi
Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi
KESIMPULAN Sawah. Agriekonomika ISSN 2301-
9948 volume 3 nomor 1. Balai
Persepsi peternak terhadap Pengkajian Teknologi Pertanian
teknologi pembuatan telur asin Kepulauan Bangka Belitung, Bangka
menggunakan alat pemanas sederhana Belitung.
adalah baik. Umur (X1) berpengaruh sangat
Kementerian Pertanian.2018. Peraturan
signifikan terhadap persepsi peternak (Y2).
Menteri Pertanian Republik
Karakteristik inovasi (Y1) berpengaruh
Indonesia Nomor
signifikan terhadap persepsi peternak (Y2).
03/Permentan/Sm.200/1/2018
Pendidikan dan pengalaman berusaha tani
Tentang Pedoman Penyelenggaraan
berpengaruh signifikan terhadap
Penyuluhan Pertanian. Jakarta.

88
Khasanah, W.2008. Hubungan Faktor- Kabupaten
Faktor Sosial Ekonomi Petani Purworejo.Skripsi.Universitas
Dengan Tingkat Adopsi Inovasi Muhammadiyah Purworejo,
Teknologi Budidaya Tanaman Jarak Purworejo.
Pagar (Jatropha Curcas L.) Di
Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon
Progo. Skripsi.Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret, Solo.
Kock, N.2011. Using WarpPLS in e-
Collaboration Studies: Mediating
Effects, Control and Second Order
Variables, and Algorithm Choices.
International Journal of e-
Collaboration, 7(3): 1-13.
Mulia, A.2017. Proses Pembuatan Telur Asin
Sebagai Peluang Usaha.Buletin
Peternakan Edisi IV 2017 Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi. Sulawesi Selatan.
Putri, N.I.2011. Penerapan Teknologi
Pertanian Padi Organik di Kampung
Ciburuy, Desa Ciburuy, Kecamatan
Cigombong, Kabupaten Bogor.
[skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.

Schiffman, L. and Kanuk, L.L.2010.


Consumer Behavior. 10th Edition.
Pearson Prentice Hall, New Jersey.
Surakitti. 2004. Kimia 3 Kelas 3 SMA. Intan
Pariwara, Klaten.
Walgito, B.1990. Bimbingan Penyuluhan di
Sekolah. Yayasan Penerbitan
Fakultas Psikologi, Yogyakarta.
Utomo, P.2012. Persepsi Petani Terhadap
Metode Budidaya Padi System Of
Rice Intensification (Sri) Di Desa
Ringgit Kecamatan Ngombol

89

Anda mungkin juga menyukai