Oleh:
Clara 2021015213
Kelas 4 E PGSD
2023
PRAKATA
Alhamdulillah puji syukur saya ucapkan kepada Allah swt. Atas segala berkat dan
rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsumerisme
Berlebihan: Implikasi Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi, Antropologi”.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah IPS Terpadu. Saya ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Saya sebagai penulis menyadari dalam menyusun makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat saya harapkan. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
PRAKATA...............................................................................................................................
Kesimpulan ..............................................................................................................................
Saran ......................................................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
a. Pengertian
1. Pengaruh Budaya, Nilai-nilai, dan Identitas dalam Membentuk Pola Konsumsi yang
Berlebihan:
Budaya, nilai-nilai, dan identitas memiliki peran penting dalam membentuk pola
konsumsi yang berlebihan dalam masyarakat. Konsumsi seringkali digunakan sebagai
sarana untuk mengekspresikan identitas sosial, gaya hidup, dan status dalam
masyarakat. Nilai-nilai yang mendorong akumulasi barang dan keinginan untuk terus
memiliki barang-barang baru juga mempengaruhi pola konsumsi. Budaya
konsumerisme, di mana keberhasilan dan kepuasan diukur oleh sejauh mana
seseorang dapat memenuhi keinginan materi mereka, memainkan peran sentral dalam
mendorong konsumerisme berlebihan.
2. Konsumerisme Berlebihan sebagai Bentuk Ekspresi Sosial dan Status Simbol dalam
Masyarakat:
Konsumerisme berlebihan sering kali berfungsi sebagai bentuk ekspresi sosial dan
status simbol dalam masyarakat. Orang seringkali menggunakan barang-barang
konsumsi sebagai cara untuk menunjukkan kekayaan, prestise, dan status sosial
mereka. Pemilikan barang-barang mewah atau eksklusif sering kali dianggap sebagai
tanda keberhasilan dalam masyarakat konsumeris. Dalam konteks ini, konsumerisme
berlebihan bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga tentang
mengejar dan menampilkan kekayaan dan status.
3. Pengaruh Budaya Konsumerisme dari Masyarakat Maju terhadap Masyarakat yang
Sedang Berkembang:
Budaya konsumerisme dari masyarakat maju sering kali memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap masyarakat yang sedang berkembang. Globalisasi dan penetrasi
budaya konsumerisme melalui media massa dan industri global telah mengubah pola
konsumsi di banyak masyarakat yang sedang berkembang. Nilai-nilai konsumerisme,
seperti keinginan untuk memiliki barang-barang modern dan mengadopsi gaya hidup
yang serupa dengan masyarakat maju, telah mempengaruhi perilaku konsumsi di
masyarakat yang sedang berkembang. Hal ini dapat menyebabkan perubahan dalam
pola pengeluaran, prioritas, dan peningkatan permintaan akan produk konsumsi.
1. Sosiologi
a. Analisis Struktur Sosial: Mempelajari struktur sosial dan peran institusi dalam
mempengaruhi perilaku konsumsi berlebihan. Identifikasi faktor-faktor sosial
yang mendorong konsumerisme berlebihan, seperti tekanan sosial, norma
konsumsi, dan pengaruh kelompok sebaya.
b. Pemahaman Kekuatan Budaya: Mempelajari budaya konsumerisme dan
bagaimana nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat mempengaruhi pola
konsumsi. Memahami peran media massa, iklan, dan industri budaya dalam
membentuk keinginan konsumen.
2. Ekonomi
a. Analisis Dampak Ekonomi: Melakukan analisis terhadap dampak ekonomi
dari konsumerisme berlebihan, seperti ketimpangan distribusi kekayaan, utang
konsumen, dan kesenjangan sosial-ekonomi. Menyelidiki alternatif ekonomi
yang berfokus pada keberlanjutan, seperti ekonomi berbasis sirkular dan
konsumsi yang bertanggung jawab.
b. Edukasi Keuangan: Memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan yang
bijaksana dan kehidupan yang berkelanjutan.
3. Sejarah
a. Analisis Perkembangan Konsumerisme: Melakukan analisis terhadap
perkembangan sejarah konsumerisme berlebihan untuk memahami akar
masalahnya dan mengidentifikasi pola perubahan konsumsi yang berdampak
negatif. Memperoleh perspektif jangka panjang untuk merumuskan solusi
yang efektif.
4. Geografi
a. Perencanaan Tata Ruang: Menggunakan pengetahuan geografi untuk
mengarahkan perencanaan tata ruang yang berkelanjutan dengan membatasi
pembangunan pusat perbelanjaan besar, melindungi lahan pertanian, dan
mendorong penggunaan lahan yang lebih efisien dan berwawasan lingkungan.
b. Pengelolaan Sumber Daya Alam: Memahami dampak geografis eksploitasi
sumber daya alam dalam produksi barang konsumsi dan mendorong
pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
5. Antropologi
a. Pola Konsumsi: Melakukan analisis terhadap peran budaya, nilai-nilai, dan
identitas dalam membentuk pola konsumsi yang berlebihan. Memahami
bagaimana konsumerisme berlebihan merupakan bentuk ekspresi sosial dan
simbol status dalam masyarakat.
b. Pengaruh Budaya Konsumerisme: Mempelajari pengaruh budaya
konsumerisme dari masyarakat maju terhadap masyarakat yang sedang
berkembang. Memahami bagaimana pengaruh budaya dari luar dapat
mempengaruhi perilaku konsumtif di masyarakat yang sedang mengalami
perubahan sosial dan ekonomi.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Belk, R. W. (2013). Self yang diperluas dalam dunia digital. Journal of Consumer
Research, 40(3), 477-500.
Cohen, R., & Kennedy, P. (Eds.). (2013). Sosiologi global. Palgrave Macmillan.
Wilk, R. (Ed.). (2017). Ekonomi dan Budaya: Dasar-dasar Antropologi Ekonomi. Routledge.
Schor, J. B. (2000). The Overspent American: Mengapa Kita Menginginkan Hal-Hal yang
Tidak Kita Butuhkan.