Anda di halaman 1dari 1

ASPEK HUKUM DALAM KONTRAK PROYEK

1.1.Kesimpulan dari material dan in material (akibat karena pelanggaran kontrak)


a.Material
kesimpulan pelanggaran kontrak material adalah pelanggaran terhadap kekuatan penting apapun
dalam kontrak yang menjadi inti kesepakatan antara parah pihak. Pelanggaran tersebut harus cukup
signifkan untuk menyebabkan suatu pihak kesulitan atau kerugian keuangan yang tidak
semestinya,dan harus di tunjukan bawah pihak yang melanggar mengetahui atau seharusnya
mengetahui bawah tindakan mereka akan mengakibatkan kerugian tersebut.untuk membuktikan
pelanggaran kontrak material pihak yang di rugikan harus menunjukan bawah mereka menderita
kerugian sebagai akibat langsung dari tindakan pihak lain.jika anda yakin telah mengalami
pelanggaran kontrak material,penting untuk berbicara dengan pengacara berpengalaman yang
dapat mebantu anda memahami hak dan opsi hukum anda.
b.immaterial
kesimpulan dari immaterial dalam perkara PMH tidak hanya menyangkut kematian,cacat berat,dan
penghinaan malaikan termasuk kekecewaan.secra khusus kekecewan terhadap pelayanan pada
perbuatan melawan hukum lainya.perluasan tuntutan kerugian immaterial yang masuk pada
wanprestasi perlu merenungkan lebih jauh eksitensi dan relenvansinya dalam praktik
peradilan,selanjutnya parah hakim maupun praktisi hukum lainya dapat mengikuti atau tidak
kaidah-kaidah hukum tersebut karena belum menjadi yurisprudensi sehingga penekanya adalah
pada praktik judicial activism.
1.2.Ganati rugi (pelanggaran material)
a.kesimpulan ganti rugi(pelanggaran material)
jika kita melihat kepada apa yang telah dijabarakan di atas,maka kerugian konsekuensial,atau
dikelompokan juga dengan kerugian tidak langsug dan/atau kerugian punitive/exemplary yang
dikenal dalam tort law,pada sistem hukum common law adalah sama dengan kerugian immaterial
yang terdapat dalam pasal 1365 KUH pretdata mengenahi perbutaan melawan hukum.dan
sebagaimna tuntutan dalam perbuatan melawan hukum,maka agar dapat dikabulkanya tuntutan
material dan imaterial maka harus memenuhi syarat sebagaimana berikut;
1.perbutan tersebut melawan hukum
2.harus ada kesalahan pada pelaku
3.harus ada kerugian,dan
4.harus ada hubungan kausal antara perbutan dan kerugian
Lebih lanjut,pemenuhan tuntutan ganti kerugian immaterial akan mengalami kendalah yang tidak
mudah dalam pemenuhanya.hal ini karena pemohon harus membuktikan dahlinya tersebut yang
sudah barang tentu tidak semudah membuktika kerugian material.hal ini sangat bergantung kepada
subjektifitas hakim dalam pemtusan perkara berdasarkan prinsip ex aquo et bono.hal mana dpat kita
lihat dalam aret hoge rad tertanggal 31 desember 1937 Hoenstik no.123 dan lihat juga putusan
majelis hakim peninjauan kembali no.650/Pdt/1994 antara A Thamrin vs PT Merantama(lihat buku
prof.Rosa Agustina’’perbutan melawan hukum’’.

Anda mungkin juga menyukai