Anda di halaman 1dari 8

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020

MATA UJIAN : HUKUM PERIKATAN


“WANPRESTASI, ONRECHMATIGEDAAD, HAPUSNYA PERIKATAN”

Nama Lengkap : Vira Wijaya

NRP : 120118356

No. Absen : 64

KP :B

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SURABAYA

JUNI 2020
1. Buatlah rangkuman perbedaan antara Wanprestasi dan Onrechtmatige daad (dibuat
yang rapi dalam 2 kolom) dan beri masing-masing contoh kasus sederhana

Wanprestasi Onrechtmatigedaad
(Perbuatan Melanggar Hukum(PMH))
Timbul dari : Timbul dari:
Persetujuan/perjanjian akibat perbuatan orang
Sumber hukum : Sumber hukum :
Pasal 1238, 1239, 1243 KUHPerdata Pasal 1365 sd 1380 (KUHPerdata)
Unsur : Unsur :
1. Adanya perjanjian yang diadakan oleh 1. Adanya PMH: perbuatan yang melanggar
para pihak kewajiban hukum atau Undang-Undang
2. Ada pihak yang melanggar atau tidak yang berlaku / melanggar hak orang lain/
melaksakan sesuai isi perjanjian yang melanggar kesusilaan/kepatutan
sudah disepakati 2. Adanya kesalahan :
3. Sudah dinyatakan lalai tapi tetap juga unsur kesalahan dalam suatu PMH seperti
tidak mau melaksanakan isi perjanjian. adanya unsur kesengajan, unsur
kelalaian. Dalam PMH tidak ada alasan
pembenar atau alasan pemaaf
3. Adanya kerugian bagi korban : materiil
dan immaterial
4. Adanya hubungan kausal antara PMH
dengan kerugian,.
Timbulnya hak menuntut: Timbulnya hak menuntut:
• Hak menuntut ganti rugi dalam • Hak menuntut ganti rugi dalam PMH
wanprestasi muncul dari Pasal 1243 tidak perlu peringatan lalai. Kapan saja
KUHPerdata, yang pada prinsipnya terjadi PMH, pihak yang merasa
membutuhkan pernyataan lalai (somasi) dirugikan berhak langsung menuntut
ganti rugi
Pembuktian dalam gugatan: Pembuktian dalam gugatan:
• Penggugat cukup menunjukan adanya • Pengugat harus mampu membuktikan
wanpres atau adanya perjanjian yang unsur-unsur PMH telah terpenuhi, selain
dilanggar itu harus mampu membuktikan adanya
kesalahan yang dilakukan debitur
Tuntutan Ganti rugi Tuntutan Ganti rugi
1. KUHPerdata telah mengatur tentang 1. KUHPerdata tidak mengatur bagaimana
jangka waktu perhitungan ganti rugi bentuk dan rincian ganti rugi. Sehingga
yang dapat dituntut, serta jenis dan dapat menggugat kerugian materil dan
jumlah ganti rugi yang dapat dituntut imateril.
dalam wanprestasi, jumlahnya bisa Biasanya besarnya ganti rugi diserahkan
diperkirakan karena ada di dalam kepada hakim untuk menilai besarnya
perjanjian ganti rugi
2. Gugatan wanprestasi tidak dapat 2. Penggugat dapat menuntut
menuntut pengembalian pada keadaan pengembalian pada keadaan semula
semula (restitutio in integrum)

Contoh Kasus

A. Wanprestasi

1. Awalnya Dhani sebagai Dewa19telah menandatangani kontrak kerja sama dengan


label music Aquarius pada 12 Juli 2004. Dalam perjanjian telah disepakati, Dewa19
terikat menjual master rekaman album Dewa19 “Laskar Cinta” beserta 4 lagu baru di
album “ The Best Of”. Penyerahan 4 lagu baru itu maksimal 12 bulan setelah album
“Laskar Cinta” beredar. Aquarius memberikan 200 juta ke Dhani sebagai pembayaran
4 lagu baru. Selain itu, dalam jangka waktu tersebut, Dewa19 dilarang bekerja sama
dalam bentuk rekaman suara baik secara bersama-sama maupun individu dengan
pihak lain, kecuali mendapat persetujuan dari Aquarius.

Seiring berjalannya waktu setelah Aquarius mengedarkan album “Laskar Cinta”


ditanggal 2 November 2004, Dewa19 tidak kunjung menyerahkan 4 lagu baru itu,
Dewa19 terbukti wanprestasi karena Aquarius telah menggelontorkan royalti sebesar
Rp200 juta. Dan dalam waktu yang bersamaan, Dewa19 bahkan bekerja sama dengan
PT EMI Indonesia untuk rekaman dan pengedaran album Volume 8 bertajuk Kerajaan
Cinta. Disini kerja sama Dewa dengan EMI Indonesia merupakan pelanggaran
perjanjian
2. Kasus Pt Garuda Maintenance Facility (PT GMF) dan PT Metro Batavia(PT Batavia)

Pada tanggal 16 April 2003PT GMF dan PT Batavia menandatangani


perjanjian Long Term Agreement . Kemudian pada 5 September 2006 perjanjian itu
diamandemen dengan Long Term Aircraft Maintenance Agreement . Berdasarkan
perjanjian itu, PT Batavia meminta PT GMF untuk melakukan perawatan dan
perbaikan mesin pesawat, penjualan spare part, penyewaan tools, dan penggunaan
tenaga kerja GMF. Nilai kontrak tersebut sebesar AS$ 1,191 juta. Namun sampai
tanggal jatuh tempo dan digugat ke pengadilan, PT Batavia tak juga membayarkan
kewajibannya pada PT GMF.

Jadi perjanjian pokok PT Batavia dan PT GMF telah dilakukan sesuai dengan isi
atau item order pekerjaan dan telah jatuh tempo. Jika tidak dibayar maka berdasarkan
Pasal 1243 jo Pasal 1238 KUHPerdata, PT Batavia terbukti wanprestasi. Apalagi
Batavia sendiri mengakui adanya hutang terhadap PT GMF. Bukti tersebut merupakan
bukti yang sempurna dan tergugat wajib memenuhi kewajiban sebesar AS$ 1,191 juta.

B. Perbuatan Melawan Hokum (PMH)

A. Tahun 2003 Best FM mendirikan sebuah Tower di dekat area pemukiman warga
dengan radius 2 meter sampai 75 meter, yang berada di Jalan Gajah Mada No.234,
Kaliwates. Pada 14 November 2009 Tower tersebut roboh dan menghancurkan ruko
milik Syaiful, di Gor Kompleks Kaliwates..

Pasal 1365 KUH Perdata menyatakan bahwa setiap perbuatan yang melanggar hukum
yang membawa kerugian kepada orang lain , mewajibkan orang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu , mengganti kerugian tersebut. Robohnya Tower
menimbulkan kewajiban bagi Best FM untuk membayar ganti kerugian kepada
korban, karena robohnya Tower itu merupakan perbuatan melawan hukum yang
dilakukan Best FM. Kejadian robohnya Tower bukan Force Majeure namun karena
kelalaian dan kesalahan Best FM dalam perawatan Tower yang dipergunakan untuk
menyangga beban antena milik pihak lain beserta perlengkapannya yang mana itu
melebihi kapasitas beban sehingga membuat Tower miring dan menyebabkan Tower
tersebut tak dapat bertahan karena hujan pada waktu itu. Syaiful Sebagai salah satu
orang yang terkena dampaknya ini mengalami kerugian immaterial maupun materiil
seperti bangunan rukanya rusak termasuk instalasi listrik ruko yang dinilai sebesar
140 juta harusnya Best FM memberikan ganti kerugian pada Syaiful.

B. Rumah Ani dan Bahar bersebelahan, pada Juli 2010 pondasi rumah Ani yang
dibangun amblas karena konstruksinya yang tidak benar,dan mengakibatkan rumah
Bahar mengalami kerusakan, dapat dikatakan Bahar mengalami kerugian karenanya.
Bahar dapat mengajukan gugatan melalui jalur perdata terhadap tetangganya Ani atas
dasar Perbuatan Melawan Hukum (PMH). PMH diatur dalam Pasal 1365
KUHPerdata dengan unsur-unsurnya :

1. Harus ada perbuatan yang melawan hukum, Hukum disini tak hanya berupa
undang-undang, tetapi juga aturan-aturan hukum tidak tertulis, termasuk
kebiasaan, yang harus ditaati dalam hidup bermasyarakat.

2. Harus ada kesalahan : kesengajaan dan kelalaian, disini terlihat jika konstruksi
pembangunan Ruman Ani salah

3. Harus ada kerugian, karena kesalahan konstruksi yang Ani biarkan maka
menyebabkan rumah Bahar rusak

4. Harus ada hubungan kausal antara PMH dengan kerugian, karena perbuatan
Ani Bahar terkena akibatnya
2.Carilah 1 (satu) buah kasus tentang Hapusnya Perikatan dan buatlah analisa/pembahasan
terhadap kasus tersebut (maksimal 2 halaman untuk bagian analisanya)

Hampir Lunas, Motor Kreditan Hilang di Kos-Kosan

BATAM - Nasib sial mendatangi Ferzal, 28, warga perumahan Garden Muren Permai (GMP)
Blok E di Seibeduk, Batam. Mingu (23/3) dini hari lalu, ia kehilangan motor Yamaha Vixion
bernomor polisi BP 5108 JA di indekos.

Awalnya, motor diparkir sekitar pukul 22.00 pada malam sebelum dicuri. Setelah memarkir
motor cicilan itu, Ferzal masuk ke kamar untuk nonton bola. Namun, karena merasa lelah, ia
langsung tertidur.

“Saya taunya motor hilang saat mau pergi kerja pagi hari,” kata Ferzal seperti dilansir
batampos.co.id.

Saat mengetahui motornya hilang, Ferzal mencoba menanyakan ke beberapa temannya. Pagi
itu ada salah seorang teman di kosannya mengatakan bahwa motornya keluar dari parkiran
kos sekitar pukul 01.00 WIB.

Motor tersebut dibawa pria yang mempunyai ciri-ciri berbadan tegap, rambut cepak dan
menggunakan jaket kulit warna coklat. “Kata teman saya itu saat motor keluar dari parkiran
kosan, motornya langsung ngebut keluar perumahan,” katanya.

Ferzal pun merasa kesal. Pasalnya motor kesayangannya itu tinggal lima kali lagi cicilan
menjadi miliknya seutuhnya. Ferzal mengaku sudah mencicil 13 kali mencicil. “Padahal
motor saya itu sudah mau lunas, ini malah hilang pula,” gerutunya.

Ketika Ferzal membaca dalam perjanjian tersebut disebutkan bahwa apabila debitur
wanprestasi maka motor sebagai jaminan tersebut dapat ditarik oleh kreditur. Karena motor
tersebut sebagai jaminannya itu telah hilang, maka tidak ada jaminan yang bisa diambil oleh
kreditur dan tidak disebutkan dalam perjanjian itu untuk membayar ganti rugi apabila debitur
melakukan wanprestasi

Akibat dari kejadian ini, Ferzal mengaku rugi belasan juta rupiah. “Saya mohon pelakunya
ditangkap dan motor saya dikembalikan lagi.Karena saya bingung bagaimana cicilan saya”
harapnya. (jpnn)
ANALISIS

Suatu perjanjian harus memenuhi ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata yang menyatakan
bahwa supaya terjadi persetujuan yang sah, empat syarat perlu dipenuhi oleh yaitu :
1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu pokok persoalan tertentu;
4. Suatu sebab yang tidak terlarang.
Perjanjian dianggap sah dan mengikat para pihak yang membuatnya sejauh tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum yang berlaku. Dalam suatu perjanjian ada suatu
hubungan hukum yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak yang bersangkutan.
Pihak yang berhak menuntut dinamakan pihak yang berpiutang atau kreditur, sedangkan
pihak yang wajib memenuhi tuntutan dinamakan pihak yang berutang atau debitur. Adapun
barang sesuatu yang dapat dituntut itu disebut objek perikatan atau disebut juga prestasi, yang
menurut Pasal 1234 KUH Perdata dapat berupa :
1. Menyerahkan suatu barang;
2. Melakukan suatu perbuatan;
3. Tidak melakukan suatu perbuatan.

Dapat diketahui bahwa telah terjadi perikatan antara Ferzal dengan pihak lain yang
memberikan Ferzal fasilitas untuk mencicil motornya karena ada perjanjian kredit yang
menyebabkan Ferzal mencicil motor tersebut dan objek perikatan tersebut adalah motor
Yamaha Vixion bernomor polisi BP 5108 JA. Disini Ferzal merupakan debitur dan pihak lain
ini merupakan kreditur. Dari berita di atas dikatakan bahwa Ferzal mengaku sudah mencicil
tiga belas kali dan kurang lima kali cicilan lagi motor itu menjadi milik Ferzal namun
sebelum cicilan keempat belasnya ternyata motor itu hilang dicuri.

Menurut KUHPerdata, perikatan antara Ferzal dan pihak lain ini telah hapus karena motor
yang motor yag dicicil atau objek perikatan telah hilang di luar kesalahan Ferzal. Hapusnya
perikatan artinya tidak berlaku lagi suatu perikatan dikarenakan sesuatu hal, atau sesuatu
perbuatan, lebih jelas lagi, Pasal 1381 KUH Perdata yang mengatur tentang hapusnya
perikatan, mengatur bahwa:
“Perikatan hapus karena pembayaran; karena penawaran pembayaran tunai, diikuti
dengan penyimpanan atau penitipan; karena pembaharuan hutang; karena perjumpaan
utang atau kompensasi; karena percampuran utang; karena pembebasan utang; karena
musnahnya barang yang terhutang; karena kebatalan atau pembatalan; karena
berlakunya suatu syarat pembatalan, yang diatur dalam Bab I buku ini; dank arena lewat
waktu, yang akan diatur dalam suatu bab sendiri.”

Mengenai, musnahnya barang yang terutang menurut Pasal 1444 KUH Perdata, yaitu:
“Jika barang tertentu yang menjadi pokok persetujuan musnah, tak dapat
diperdagangkan, atau hilang hingga tak diketahui sama sekali apakah barang itu
masih ada atau tidak, maka hapuslah perikatannya, asal barang itu musnah atau
hilang di luar kesalahan debitur dan sebelum ia lalai menyerahkannya. Bahkan
meskipun debitur lalai menyerahkan suatu barang, yang sebelumnya tidak ditanggung
terhadap kejadian-kejadian yang tak terduga, perikatan tetap hapus jika barang itu akan
musnah juga dengan cara yang sama ditangan kreditur, seandainya barang tersebut
sudah diserahkan kepadanya. Debitur diwajibkan membuktikan kejadian tak terduga
yang dikemukakannya. Dengan cara bagaimanapun suatu barang hilang atau musnah,
orang yang mengambil barang itu sekali-kali tidak bebas dan kewajiban untuk mengganti
harga.”

Terkait dengan kasus di atas, jika dilihat dari ketentuan hukum yang berlaku dalam KUH
Perdata, terjadi kehilangan terhadap barang yang terutang yang dilakukan dengan tidak
sengaja oleh Ferzal sebagai debitur, maka ia tidak wajib untuk menyelesaikan pembayaran
terhadap cicilan barang tersebut. Karena sudah jelas motor tersebut hilang karena dicuri dan
itu diluar kesalahan dari Ferzal (debitur).
Dalam hal ini hapusnya perikatan telah Ferzal buktikan dengan melakukan pelaporan tentang
kehilangkan motor tersebut ke polisi. Bukti laporan polisi tersebut dapat Ferzal berikan
kepada kreditur sebagai bukti bahwa motor yang Ferzal cicil telah hilang bukan karena
kesalahan yang dilakukan oleh Ferzal melainkan dicuri oleh orang lain yang artinya tak ada
kelalaian dan iktikad buruk dr Ferzal. Ferzal pun beriktikad baik dari awal atas perikatan itu
dengan hampir melunasi biaya cicilan dengan semestinya dan telah mencegah hilangnya
motor tersebut karena ia menarauh motornya ditempat parkir kosnya.

Anda mungkin juga menyukai