SKRIPSI
AMALIAH LABIQAH
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2012
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
AMALIAH LABIQAH
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2012
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
NIM : 080810521
Disetujui oleh :
Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si Dr. Sri Sumarsih, M.Si
NIP. 19630615 198701 2 001 NIP. 19600110 198810 2 001
Mengetahui,
iii
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
iv
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta
karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
Skripsi ini disusun dengan dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
dan Dr. Sri Sumarsih, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah dengan
2. Drs. Ali Rohman selaku penguji proposal, Dr. Purkan, M.Si selaku dosen
penguji skripsi sekaligus dosen wali yang telah memberikan masukan dan
5. Kedua orang penulis yang selalu memberikan kasih sayang, semangat dan
v
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan
sangat diperlukan oleh penulis. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
Penulis
Amaliah Labiqah
vi
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ABSTRAK
vii
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ABSTRACT
viii
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ISI
ix
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
x
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR GAMBAR
2.3 Struktur xilan tumbuhan dan lokasi kerja enzim xilanolitik ....... 9
xi
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR LAMPIRAN
xii
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR SINGKATAN
bp : base pair
ddH2O : double destilateH2O
DNA : Deoxyribo Nucleic Acid
dNTP : deoksiribonukleotida
EtBr : Etidium Bromide
GH :Glikosida Hidrolase
STEP : SDS-TrisCl-EDTA-Proteinase K
LB : Luria Bertani
TAE : Tris base-Asam Asetat-EDTA
TE : Tris Cl, EDTA
Tm : Melting Temperature
PCR : Polimeration Chain Reaction
RNA : Ribo Nucleic Acid
xiii
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1
BAB I
PENDAHULUAN
xilan, arabinan, manan dan arabinogalaktan (Beg et al, 2001). Jika dihidrolisis,
biokatalis enzim yaitu enzim xilanase. Kelompok utama enzim xilanase yang
farmasi, kertas, prebiotik serta bahan bakar yang dapat diperbaharui (Sriyapai et
al, 2010).
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2
mikroorganisme termasuk bakteri, ragi dan jamur berfilamen (Zhang et al, 2009).
Salah satu jenis organisme di alam yang melakukan aktivitas pendegradasi endo-
dari tubuh rayap itu sendiri atau oleh mikroorganisme yang bersimbiosis dengan
xilanolitik sistem abdominal rayap tanah yang disebut sebagai isolat 7 dan telah
riset saat ini telah mengarah pada kebutuhan akan suatu isolat dan identifikasi
enzim xilanolitik baru. Berhubungan dengan hal tersebut penelitian yang banyak
kromosom yang dilakukan secara in vitro melalui teknik PCR (Brown, 2001).
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3
Amplifikasi gen, dapat memperkaya sekuens fragmen gen DNA secara berlimpah
dan dapat digunakan untuk memperkuat gen spesifik sebelum diklon. Cara kerja
suatu primer spesifik yang akan membantu DNA polimerase menambahkan basa
nukleotida pada DNA cetakan sehingga fragmen DNA dapat diperbanyak dengan
xilanase yang berasal dari bakteri xilanolitik sistem abdominal rayap tanah isolat
sepasang primer yang akan didesain berdasarkan urutan basa nukleotida gen
primer forward dan endoR untuk primer reverse. Hasil amplifikasi PCR ini
sekuensing.
1.2 RumusanMasalah
sistem abdominal rayap tanah isolat 7 dapat diamplifikasi dengan metode PCR?
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4
enzim endo-xilanase.
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rayap
merupakan ordo Isoptera yang terdiri dari kira-kira 1900 jenis di dunia.Rayap
kekerabatannya dengan kecoak. Rayap bertubuh lunak dan berwarna putih, sayap
depan dan belakang sama ukurannya dan diletakkan datar di atas abdomen saat
tidur.Rayap seringkali membersihkan satu sama lain dengan bagian mulut mereka
sebagai satu akibat dari daya tarik sekresi yang biasanya dapat diperoleh pada
tubuhnya. Makanan rayap terdiri dari kupasan kulit dan tinja individu-individu
tinggal lignin saja. Keadaan menjadi jelas setelah ditemukan berbagai protozoa
flagellata dalam usus bagian belakang dari berbagai jenis rayap (terutama rayap
mampu mencernakan dan menyerap selulosa. Bagi yang tak memiliki protozoa
seperti famili Termitidae, bukan protozoa yang berperan tetapi bakteri dan bahkan
5
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
6
Domain : Eukariota
Kerajaan : Animalia
Filum : Artropoda
Kelas : Serangga
Ordo : Isoptera
Famili : Mastotermitidae
Kalotermitidae
Termopsidae
Hodotermitidae
Rhinotermitidae
Serritermitidae
Termitid
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7
Bakteri
metanogeni
k
Perut bagian tengah
(endoglukanase, Bakteri
pereduksi CO2 Asetat
sellobiase) asetogenik
CO2, H2,
asetil As. Org. asetat Asetat
Piruvat
Ko-A Lingkungan
Selulase Pakan
Glukosa anaerobik
prectodeal
Mono-,di-, & Bakteri
oligosakarida fermentatif
Bakteri
Selulosa Kelenjar saliva fakultatif &
native Bakteri fiksasi obligat
(endoglukanase, Asam amino
N2 heterotrofik anaerob
sellobiase)
Flagellata
Selulosa anaerob
Gambar 2.2. Sistem enzimatis dan aspek metabolisme rayap (Radek, 1999)
a. Rayap pohon, yaitu jenis-jenis rayap yang menyerang pohon yang masih
hidup, bersarang dalam pohon dan tak berhubungan dengan tanah, misalnya
b. Rayap kayu lembab, yaitu rayap yang menyerang kayu mati dan lembab,
c. Rayap subterranean, yaitu rayap yang umumnya hidup di dalam tanah yang
mengandung banyak bahan kayu yang telah mati atau membusuk, serta
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
8
d. Rayap kayu kering, yaitu rayap yang hidup dalam kayu mati yang telah
e. Rayap tanah, yaitu rayap yang bersarang dalam tanah terutama dekat
2.2 Xilan
tanaman yang terikat kovalen dan non-kovalen pada selulosa, lignin, pektin dan
adalah suatu polimer dengan rantai tulang punggung homopolimer unit-unit residu
mempunyai potensi yang sangat besar untuk diuraikan menjadi produk akhir yang
Berikut struktur xilan pada tumbuhan beserta lokasi kerja enzim-enzim xilanolitik
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
9
Gambar 2.3 Struktur xilan tumbuhan dan lokasi kerja enzim xilanase(Beg et al,
2001)
heteroarabinoxilan (Saha, 2003). Enzim ini mampu memutus rantai polimer xilosa
pada ujung non pereduksi, sehingga menghasilkan xilan sebagai produk utama
Molecular Biology (IUBMB) pada tahun 1961 dengan kode EC 3.2.1.8. Endo-1,4-
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
10
xilanase dapat dihasilkan oleh bakteri, fungi, actinomycetes dan beberapa lainnya
dihasilkan oleh tumbuhan dan hewan. Berdasarkan homologi asam amino sekuens
glikosil hidrolase (GHF) yaitu GH 10 dan GH 11. GHF 10 dapat ditemukan pada
tanaman, fungi, dan bakterial enzim.GHF 11dapat ditemukan pada fungi dan
isoelektrik (pI), famili 10 memiliki massa molekul yang tinggi (>30 kDa) dan pI
yang rendah, sedangkan famili 11 memiliki massa molekul yang rendah (<30
kDa) dan pI yang tinggi (Sriyapai et al,2011). Perbedaan sifat katalitik dari kedua
menghidrolisis xilan atau polimer dari xilosa dan xilooligosakarida. Oleh karena
dari aplikasi xilanase saat ini menjadi perhatian utama bagi para peneliti. Pada
pembuatan kertas dan pulp, xilanase digunakan untuk proses bleaching. Xilanase
membuat pulp kertas dengan menghidrolisis xilan dan melepaskan lignin sehingga
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
11
memproduksi serat dengan kualitas yang baik (Huang et al., 2006).Xilanase dalam
ekstraksi kopi, minyak nabati dan pati. Industrilain yang banyak memanfaatkan
penggunaan xilanase yaitu industri farmasi, pakan ternak dan pasta gigi.
ke dalam famili glikosida hidrolase 10, 3, 39, 43, 52, dan 54 (Henrisat et al.,
ujung non-pereduksi dan melepaskan xilosa. Selain itu enzim β-xilosidase juga
arabinofuranosidaseyaitu :
bercabang.
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
12
dan nilai pI beravariasi antara 3,6 sampai 9,3 serta pH optimum sekitar 2,5 sampai
PCR adalah suatu metode untuk melipatgandakan suatu pita DNA secara in
vitro.Metode PCR dikembangkan oleh Kary Mullis pada tahun 1986. Yuwono
(2006) mengemukakanempat komponen utama pada proses PCR yaitu : (1) DNA
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
13
90°-95˚C selama 5 menit (Irawan, 2008). Untuk proses pengkopian DNA, reaksi
dengan sekuens primer. Dalam proses annealing, pemilihan suhu yang tepat
adalah hal yang kritis. Setiap sistem PCR harus dilakukan secara optimal. Jika
tidak demikian bisa jadi mengangkat DNA lain ke dalam DNA spesifik atau bisa
Rapley,2009). Amplifikasi gen pada dasarnya akan lebih efisien jika dilakukan
pada suhu yang rendah, tetapi biasanya akan terjadi mispriming yaitu penempelan
primer pada cetakan yang salah (Yuwono,2006). Pada suhu yang lebih tinggi,
72°C.Pada suhu ini DNA polimerase akan melakukan polimerasi rantai DNA
rantai DNA yang baru akan membentuk jembatan hidrogen dengan DNA cetakan.
DNA rantai ganda yang terbentuk dengan adanya ikatan rantai hidrogen antara
rantai DNA cetakan dengan rantai DNA baru hasil polimerasi selanjutnya akan
didenaturasi lagi dengan menaikkan suhu inkubasi menjadi 95°C, rantai DNA
yang baru selanjutnya akan berfungsi sebagai cetakan bagi reaksi polimerasi
selanjutnya. Reaksi diulang 30-40 siklus sehingga pada akhir siklus akan
didapatkan molekul DNA rantai ganda baru hasil polimerasi dalam jumlah yang
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
14
DNA genom, menghitung jumlah mRNA, analisis sidik jari DNA, probe DNA.
Kunci dari PCR terletak pada desain dua oligonukleotida primer. Fungsi
dari primer yaitu mengapit atau membatasi sekuens DNA yang akan
diamplifikasi. Tanpa adanya primer, reaksi polimerasi DNA tidak akan terjadi
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
15
meskipun enzim dan komponen DNA lainnya sudah tersedia. Primer yang
digunakan dalam amplifikasi umumnya terdiri dari dua jenis primer, yaitu primer
pada saat PCR, untuk itu dalam mendesain primer ada beberapa parameter yang
digunakan.
1) Panjang Primer
Panjang primer optimum antara 20-30 bp, Jika primer terlalu pendek
kegagalan replikasi.
Suhu annealing dari PCR didasarkan pada Melting Temperatur (Tm) dari
dimana setengah dari duplex DNA akan terpisah menjadi utas tunggal.
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
16
terjadinya amplifikasi.
3) GC Content
4) GC Clamp
atau C pada posisi terakhir ujung 3′, karena bisa meningkatkan ikatan
spesifik pada ujung 3′ karena seperti kita tahu ikatan G atau C lebih kuat.
Namun perlu dihindari lebih dari 3 basa G atau C pada 5 basa terakhir
Struktur sekunder primer dapat disebabkan oleh interaksi intra dan inter-
molekuler primer. Hal ini juga amat mempengaruhi kualitas dan kuantitas
cetakan.
i) Hairpin
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
17
besar dibanding jumlah DNA cetakan, dan ketika primer lebih suka
6) Runs
Pada desain primer basa nukleotida yang diambil juga bisa ditambahkan sisi
restriksi sehingga produk PCR yang dihasilkan bisa dimasukkan atau diinsersikan
ke dalam suatu plasmid. Urutan sisi pengenal enzim restriksi yang ditambahkan
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
18
adalah sisi pengenal enzim restriksi yang terdapat pada multiple cloning side
(MCS) pada vektor plasmid yang diinginkan dan tidak terdapat pada hasil
aligment daerah lestari yang diambil primernya. Pada penelitian ini akan
ditambahkan urutan sisi pengenal enzim restriksi yang terdapat pada plasmid
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
19
bermuatan negatif bergerak melalui gel dengan kecepatan yang berbeda sesuai
DNA dalam gel terwarnai dengan zat warna etidium bromida.Pita DNA dapat
yaitu ukuran DNA, konsentrasi agarosa, konformasi DNA, besarnya voltase yang
digunakan, arah medan listrik, suhu dan komposisi basa, komposisi buffer
urutan nukleotida pada molekul DNA yang ditentukan. Ada dua metode yang
oleh F. Sanger dan A.R. Coulsan dan cara degradasi kimiawi oleh A. Maxam dan
oleh fragmen Klenov DNA polimerase I. primer bergabung dengan vektor pada
posisi yang berdekatan dengan poli penghubung. Reaksi sintesis untai DNA
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
20
dengan bantuan DNA polimerase dan primer. Dari reaksi tersebut fragmen yang
karena basa ini tidak bisa membentuk ikatan fosfodiester. Fragmen-fragmen yang
proses reaksi tersebut, dimetil sulfat dan piperidina memotong guanin (G),
Guanin (G) dan Adenin (A). Demikian pula, hidrazin dan piperidina akan
memotong kedua Timin dan Sitosin sedangkan hidrazin dan piperidina dalam
elektroforesis gel poliakrilamid akan membentuk empat jalur yaitu jalur 1 basa G,
Suatu proses penyusunan atau pengaturan dua atau lebih sekuens sehingga
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
21
sedangkan kesenjangan diasosiasikan dengan proses insersi atau delesi. Selain itu
sequence aligment juga digunakan untuk mencari sekuens yang sama dalam basis
data sekuens. BLAST adalah salah satu metode alignment yang sering digunakan
dalam penyusunan aligmnet. Kelompok program dari NCBI BLAST terdiri dari :
database
nukleotida lain
Program BLAST dapat juga digunakan untuk beberapa tujuan diantaranya yaitu
memiliki kekerabatan.
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
22
BAB III
METODE PENELITIAN
(endoF), primer reverse (endoR), DNA Taq Polimerase, dNTP, Buffer Taq,
dNTP, MgSO4, Tris Cl, Tris HCl, MgCl2, (NH4)2SO4, ddH2O, KIT QIAGEN (QI
Aquick Gel Extraction Kit 50), media Luria Bertani (LB) padat dengan
komposisi: tripton 1%, NaCl 1%, yeast ekstract 0.5% dan bacto-agar 2%. LB
cair yaitu LB tanpa penambahan bacto-agar, buffer TE (50 mM tris HCl pH 8 dan
50 mM EDTA), larutan lisozim, larutan STEP (SDS 1%, Tris Cl, EDTA pH 8,
proteinase K ), fenol jenuh, Na-asetat, etanol absolut, etanol 70%, TAE (Tris
base, Asam Asetat, EDTA pH 8), agarosa, Buffer Loading (campuran Bromofenol
22
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
23
6508 Steam pressure apparatus Ogawa Seiki Co., LTD), laminair air flow cabinet
Toledo), oven (Memmert, Jerman), rotary shaker, lemari pendingin -20 0C (Royal
Media LB cair dibuat dengan melarutkan yeast extract 0,5% (b/v), bacto
extract 0,5% (b/v), bacto trypton 1% (b/v), NaCl 1% (b/v) ke dalam akuades
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
24
Tanah
dengan cara ditumbuhkan pada media LB padat. Koloni Bakteri xilanolitik sistem
abdominal rayap tanah diambil dari biakan lama dengan menggunakan kawat ose.
Kawat ose kemudian digoreskan pada media LB padat lalu diinkubasi pada suhu
37 ˚C selama ±18 jam. Pemindahan biakan bakteri pada media LB ini dilakukan
pada suhu 37 0C dengan kecepatan 150 rpm selama 18 jam. Suspensi sel
kemudian disentrifugasi 6.000 rpm selama 10 menit pada suhu 4˚C. Pellet sel
dibekukan pada suhu -20˚C selama ±30 menit. Setelah itu ditambahkan larutan
lisozim 10 mg/ml sebanyak 500 μL ke dalam sel beku dan kemudian dicairkan
pada suhu kamar (23˚C). Larutan yang sudah mencair dipindahkan ke dalam
penangas es selama 45 menit. Suspensi sel ditambahkan larutan STEP fresh (SDS
baik. Campuran dipanaskan dalam waterbath 50˚C selama 1 jam sambil digoyang
perlahan. Suspensi sel kemudian ditambahkan 6 ml fenol jenuh dalam buffer tris
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
25
disentrifugasi 12.000 rpm selama 5 menit. Fasa paling atas dipindahkan pada
Asetat 0,3 M sebanyak 0,1 kali dari volume total, lalu dicampur perlahan.
kemudian tabung dibolak-balik agar tercampur dengan baik. Setelah itu, campuran
diinkubasi pada suhu -20oC semalam. Campuran disentifugasi pada 12000 rpm
selama 5 menit, kemudian supernatan dibuang dan pellet dicuci dengan 0,6 ml
etanol 70%. Campuran disentrifugasi kembali pada 12000 rpm selama 10 menit.
Pelet diambil kemudian dilarutkan ke dalam ddH2O. Kadar larutan DNA dapat
nm.
TAE, kemudian dididihkan. Setelah larut sempurna, larutan gel dicetak pada
menambahkan buffer TAE pada wadah elektroforesis sampai gel agarosa benar-
benar tercelup. Campuran DNA dan buffer loading yang telah homogen
kemudian dimasukkan dalam sumur pada gel agarosa. Gel agarosa yang sudah
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
26
dielektroforesis dicelupkan dalam larutan EtBr untuk pewarnaan. Pita DNA dapat
homologinya. Daerah yang konserv diambil bagian ujung depan sebagai primer
Komposisi PCR terdiri DNA kromosom 10 μl, primer forward 2 μl, primer
reverse 2 μl, MgSO4 1 μl, Taq polimerase 2 μl, buffer Taq 2 μl dan dNTP 1 μl
rayap tanah isolat 7 dilakukan pada kondisi PCR sebagai berikut: denaturasi pada
suhu 94 oC selama1 menit, annealing pada variasi suhu 52 oC; 55 oC; 58 oC; 62 oC
dan 64 oC selama 1 menit dan elongasi pada suhu 72 oC selama 1 menit dengan
jumlah siklus 30 kali. Proses amplifikasi diawali dengan pra-denaturasi pada suhu
94 oC selama 5 menit dan diakhiri dengan pasca elongasi yang dilakukan pada
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
27
mencampur produk PCR dengan buffer loading dan dilakukan pada 50V selama
±1 jam. Gel yang mengandung pita DNA kemudian dipotong dengan cutter steril
menggunakan QI Aquick Gel Extraction KIT 50. Gel yang berada dalam tabung
eppendorf ditambahkan dengan larutan capture buffer (asam asetat dan chaotropic
agent) dengan perbandingan berat gel : buffer adalah 0.3 gram : 0,9 ml. campuran
diinkubasi pada 50˚C selama 10 menit. Tiap 5 menit dikocok agar gel tercampur
rata dengan buffer. Setelah itu larutan dimasukkan ke dalam tabung KIT dengan
rpm selama 2 menit. Supernatan dibuang dan residu yang tertinggal dalam kolom
Residu yang tertinggal dalam kolom dielusi menggunakan 25 μl ddH2O steril dan
ditampung dalam tabung eppendorf steril. Larutan diinkubasi pada suhu kamar
selama 1-5 menit dan disentrifugasi kembali 12.000 rpm selama 2 menit. Produk
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
28
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB IV
ditumbuhkan dalam media LB cair selama semalam. Suspensi sel yang dihasilkan
disentrifugasi dan diambil pelet selnya untuk diresuspensi dengan buffer TE dan
Larutan STEP yang terdiri dari SDS 1%, Tris Cl, EDTA pH 8 dan proteinase K
dan membran sel bakteri. EDTA mampu menghambat kerja-kerja enzim yang
merusak DNA serta membentuk ion kompleks dengan magnesium sehingga ion
dan lebih mudah didenaturasi oleh fenol (Brown, 2001). Untuk itu, fenol
cair. Sebagian RNA akan tetap bersama DNA dalam fasa cair. Fasa cair yang ada
pada bagian atas ini diambil dengan menggunakan mikropipet secara hati-hati dan
ditambahkan dengan Natrium Asetat dan etanol absolut. Kedua larutan ini
29
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
30
bisa mengukur absorbansi pada panjang gelombang 260 dan 280 nm.Panjang
gelombang maksimum yang diserap oleh DNA dan RNA adalah 260 nm.
DNA ini didapatkan rasio absorbansilarutan DNA isolat 7 pada adalah sebesar
1,89. Larutan DNA ini bisa dikatakan murni karena rasio absorbasi DNA lebih
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31
sesuai. Pada penelitian ini didesain sepasang primer forward(endo F) dan primer
disebabkan karena bakteri xilanolitik dari sistem abdominal rayap isolat 7 telah
isoalt 7 bakteri xilanolitik sistem abdominal rayap tanah didesain berdasarkan gen
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
32
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
33
memiliki 40-60% basa GC, tidak terjadi hairpin maupun dimer serta pada ujung
3’ tidak boleh lebih dari 3 nukleotida dari primer forward komplemen dengan
primer reverse ataupun sebaliknya. Pada penelitian ini diambil basa nukleotida
dengan urutan tertentudan ditambah urutan sisi pengenal enzim restriksi yang
terdapat pada multiple cloning side(MCS) pada vektor plasmid pYES2 sehingga
dapat diinsersikan pada plasmid pYES2.Dari hasil analisis, urutan sisi pengenal
enzim restriksi yang sesuai pada MCS pYES2dan tidak terdapat padahasil
aligmentdi atas adalah SacI dan XhoI. Maka selanjutnya primer forward didesain
dengan penambahan sisi restriksi SacI (GAGCTC)dengan kodon start ATG pada
forward endoF memiliki Tm sebesar 67°C, 30% GC, tidak terjadi dimers dan
harpains serta serta pada ujung 3’ tidak lebih dari 3 nukleotida dari primer
primer reverse endoR memiliki 23 panjang basa nukleotida dengan urutan basa 5’
sebesar 64°C, 52% GC, tidak terjadi dimers dan harpains serta serta pada ujung 3’
tidak lebih dari 3 nukleotida dari primer forward komplemen dengan primer
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
34
reverse ataupun sebaliknya. Gambar 4.3 dan 4.4 menunujukkan hasil analisis
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
35
Analisis primer oleh program Clone manager pada Gambar 4.3 dan 4.5
menunjukkan primer reverse memenuhi kriteria primer PCR yang disarankan oleh
forward memiliki panjang primer sepanjang 39 dan 30% GC. Dalam teorinya,
jika suatu primer terlalu panjang maka dapat menyebabkan kegagalan replikasi
(Irawan, 2008 ; Yuwono, 2006). Namun, dalam penelitian(Paice, et al., 1986) dan
(Huang et al., 2005) pernah melakukan amplifikasi gen penyandi xilanase dengan
panjang basa 39 basa nukleotida. Urutan primer forward yang digunakan yaitu
tersebut sama seperti primer forwardendoF yang digunakan pada penelitian ini
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
36
forward Primer forward endoF dan primer reverse endoR kemudian di-alignment
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
37
MgSO4,enzim Taq DNA polimerase, dNTP serta larutan buffer. Enzim Taq DNA
dilakukan pemanasan beberapa kali (Bintang, 2010). Ion Mg2+ dari MgSO4
berfungsi sebagai kofaktor bagi enzim Taq polimerase. PCR kemudian dijalankan
dengan kondisi sebagai berikut : denaturasi awal 94ᵒC 1menit; annealing 58ᵒC
selama 1menit; dan elongasi 72ᵒC selama 1 menit. Pada suhu 94ᵒC yaitu pada
proses denaturasi, DNA untai ganda akan terbelah menjadi untai tunggal akibat
Suhu kemudian diturunkan pada proses annealing. Pada suhu ini primer akan
melekat pada segmen yang komplemen pada DNA untai tunggal. Pada awal
penelitian ini annealing dilakukan pada variasi suhu55˚C, 58˚C, 60˚C, 62˚C.
Variasi suhu dilakukan adalah untuk mencari suhu optimum yang bisa
mengamplifikasi DNA target dengan baik. Dari hasil variasi suhu tersebut, DNA
DNA dengan rentang ukuran beberapa ratus hingga sekitar 20.000 kb. DNA yang
bermuatan negatif akan menuju ke kutub positif dengan adanya arus listrik yang
diberikan. DNA dengan ukuran molekul lebih kecil akan lebih cepat bermigrasi
melewati gel dibandingkan dengan DNA yang ukuran molekulnya lebih besar.
Visualisasi pita DNA dalam gel agarosa ini dapat dilihat melalui UV
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
38
Bromide (EtBr). Amplikon PCR yang berhasil diamplifikasi pada penelitian ini
3000bp
p
1500bp
p
1000bp
p
500bp ± 0,5bp
250bp
Gambar 4.6. Hasil elektroforesis PCR menggunakan primer endoF dan endoR
A. GeneRulerTM 1 kb DNA ladder
B. Amplikon gen penyandi endo-1,4-β-xilanase asal isolat 7 bakteri
xilanolitik sistem abdominal rayap tanah hasil PCR
Primer forward endoF dan reverse endoR didesain dengan primer forward
menempel dari sisi ujung dengan start kodon ATG dan primer reverse endoR
menempel dari sisi ujung dengan stop kodon TAA. Kedua primer bergerak dari
ujung ke ujung pada urutan template sepanjang ±600bp sehingga pada amplifikasi
dengan primer endoF dan endoR ini dapat diperoleh PCR sebanyak sekitar 0,5bp.
Sebelumnya telah didesain pula primer forward dan reversedengan urutan primer
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
39
analisis primer dari software Clone Manager (Gambar 4.6). Jika dilakukan
di sisi ujung (Gambar 4.7). Kedua primer ini berhasil mengamplifikasi fragmen
mengamplifikasi DNA dengan ukuran yang lebih sedikit dan fragmen yang
dihasilkan lebih tipis. Oleh karena itu data yang digunakan adalah data hasil
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
40
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
41
A B
3000bp
p
1500bp
p
1000bp
p
500bp
250bp ± 200bp
reagen KIT (QI Aquick Gel Extraction KIT 50). Tahap awal yang dilakukan
dalam proses purifikasi ini yaitu memasukkan produk PCR ke dalam gel agarosa
yang mengandung pita DNA dipotong menggunakan cutter steril. Gel yang
asam asetat dan caorotropic agent) dengan pemanasan 50ᵒC selama 10menit
untuk mendenaturasi protein yang tersisa selama proses PCR. Sampel kemudian
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
42
etanol untuk menghilangkan garam dan kontaminan. DNA produk PCR dalam
matrix kolom kemudian dielusikan dengan ddH2O steril. Hasil purifikasi dapat
A B
3000bp
p
1500bp
p
1000bp
p
500bp ± 0,5bp
250bp
Gambar 4.10 Hasil elektroforesis amplikon PCR yang telah dimurnikan dengan
reagen KIT (QI Aquick Gel Extraction KIT 50
A. GeneRulerTM 1 kb DNA ladder
B. Amplikon gen penyandi endo-1,4-β-xilanase asal isolat 7 bakteri
xilanolitik sistem abdominal rayap tanah
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
43
3730XL squenser:
TCTCCCTGTACTAGGAGATCGTCAGCTTCCCACCTCTCAACTAG
ATGT
3730XL squenser:
TACATCAGCCTACGTCTGTATCTTTCCGGGGCCCCACAACCAGA
GA
rayap tanah secara keseluruhan. Hal ini diindikasikan karena faktor kemurnian
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
47
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
xilanase.
44
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
45
45
DAFTAR PUSTAKA
Bainbridge B. W., Berna P., 1987, Genetics of Microbes, 2nd edition, Chapman &
Hall, New York.
Beg Q. K., Kapoor M., Mahajan L., Hoondal G. S., 2001, Microbial Xylanases
and their Industrial Applications : a Review, Applied
Microbiology and Biotechnology, Vol. 56, p. 326-338.
Brown T.A., 2010, Gene Cloning an Introduction, 3rd edition, Chapman & Hall,
United Kingdoom.
Cheng H. L., Whang P. M., Chen Y. C., Yang S., Chen Y. C., 2008, Cloning,
Characterization and Phylogenetic Relationships of stxI, a
endoxylanase-encoding Gene from Streptomyces
thermonitriWcans NTU-88, Bioresource Technology, Vol. 99, p.
227-231.
Corral, O.L., Ortega, F.V., 2006, Xylanases, Advances in Agricultural and Food
Biotechnology 305-322
Debeche, T., Bliard, C., Debire, P., and O’Donohue, M.J., 2002, Probing The
Catalytically Essential Residues of the α-L-arabinofuranosidase
from Thermobacilus xylanilyticus, Protein Enginering 15: 21-28.
Erlich H. A., 1992, PCR Technology : Principles and Application for DNA
Amplification, W. H. Freeman and company, USA.
Faulet B. M., Niamke S., Gonnety J. T., Kouame, L. P., 2006. Purification and
Biochemical Properties of a New Thermostable Xylanase from
Symbiotic Fungus, Termitomyces sp., African Journal of
Biotechnology, Vol. 5, p. 273-282.
Freifelder David, 1987, Molecular Biology, Jones and Barltlett Publisher Inc,
USA.
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
46
Girio F. M., Fonseca C., Carvalheiro F., Duarte L.C., Marques S., Lukasik L. B.,
2010, Hemicelluloses for fuel ethanol: A review, Bioresource
Technology, Vol. 101, p. 4775–4800.
Goodenough, U., 1984, Genetika, Edisi Ketiga, Alih Bahasa : Adisoemarto S.,
Erlangga, Jakarta.
Huang J., Whang G., Xiao L., 2006, Cloning, sequencing and expression of the
xylanase gene from a Bacillus subtilis strain B10 in Escherichia
coli, Bioresource Technology, Vol. 97, p. 802-808.
Innis M. A., Gelfan D. H., John S., PCR Protocols : A Guide to Methode
Application, 1990, Academic Press, New York.
Old R.W., Primrose S.B., Prinsip-prinsip Manipulasi Gen,Edisi ke-4 Alih bahasa
:1995,
Purwadaria T., Ardiningsih P., Ketaren P. P., dan Sinurat A. P., 2004. Isolasi dan
Penapisan Bakteri Xilanolitik Mesofil dari Rayap. Jurnal
Mikrobiologi Indonesia 9.
Radek R., 1999, Flagellates, Bacteria, and Fungi Associated with Termites :
Diversity and Function in Nutrition-A Review, Ecotropica, Vol.
5 (2), p. 183-196.
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
47
Ratnadewi A. A. I., Handayani W., Hadi A. F., Sa’diyah H., Budi L., 2007,
Isolasi,Pemurnian dan Karakterisasi Enzim Xilanolitik Asal
Mikrob Dalam Sistem Intestin Rayap Untuk Memproduksi
Xilooligosakarida Sebagai Pereduksi Resiko Kanker,
Uneversitas Jember, Jember.
Richana, N., 2002, Produksi dan Prospek Enzim Xilanase dalam Pengembangan
Bioindustri di Indonesia, Buletin AgroBio 5 (1) : 29-36.
Sambrook J., Fritsch E. F., Maniatis T., 1989, Molecular Cloning, 2nd Edition,
Cold Spring Harbor Laboratory Press, New York.
Shallom, D., Belakhov, V., Solomon, G., Bassov, T., Shoham, Y., 2002, Detailed
Kinetic Analysis and Identification of The Nukleophile in α-L-
Arabinofuranosidase From Geobacillus stearothermophillus T6,
a Family 51 Glycoside Hydrolase, J Biol Chem, 227: 436667-
43673.
Smith C. A., Wood E. J., 1991, Molecular and Cell Biochemistry : Molecular
Biology and Biotechnology, Chapman and Hall, USA
Sriyapai T., Somyoonsap P., Matsui K., Kawai F., ChansiriK., 2011, Cloning of
thermostable xylanase from Actinomadura sp. S14 and its
expression in Escherichia coli and Pichia pastoris, Journal of
Bioscience and Bioengineering, Vol. 111 No. 5, 528–536.
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
48
Tarumingkeng R. C., 2001, Biologi dan Perilaku Rayap, Program Studi Ilmu
Hayati Institut Pertanian Bogor, Bogor (diakses online dari
www.rudyct.com/biologi_perilaku_rayap.htm).
Teare JM et al. 1997. Measurement of nucleic acid concentrations using the DNA
quant and the genequant. Bio Techniques 22:1170-1174
Walker J. M., Rapley R., 2009, Molecular Biology and Biotechnology, 5th
edition, Royal Society of Chemistry United Kingdoom.
White B. A., 1997, PCR Cloning Protocols, Humana Press, New Jersey.
Yuwono T., 2006, Teori dan Aplikasi Polymerase Chain Reaction : Panduan
Eksperimen PCR untuk memecahkan masalah Biologi
Terkini, Penerbit Adi, Yogyakarta.
Zhang Min., Jiang Z., Yang S., Hua C., Li L., 2010, Cloning and expression of a
Paecilomyces thermophila xylanase gene in E. coli and
characterization of the recombinant xylanase, Bioresource
Technology, Vol. 101, p. 688–695.
Zhou C., Bai J., Deng S., Whang J., Zhu J., Wu M., Wang W., 2008, Cloning of a
xylanase gene from Aspergillus usamii and its expression in
Escherichia coli, Bioresource Technology, Vol. 99, p. 831-838.
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
V x 500 = 50 x 50
V = 5 mL
V x 500 = 50 x 50
V = 5 mL
Untuk mebuat Larutan STEP 500 μLterdiri dari SDS 0,5%; Tris Cl 50 mM pH
7,5; EDTA 0,4 M; Proteinase K
SDS 0,5% dari stok 25% = 500 μLx 0,5 = 0,0025 gram
100. 1000 μL
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
V x 500 = 500 x 50
V = 50μL
EDTA 0,4 M dari stok 500 mM
V x 0,5 = 500 x 0,4
V = 400μL
Protinase K 1 mg/mL dari stok 20 mg/mL
V = 25 μL
3 M = gr Na-Asetatx 1000
82,03 10 mL
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Amplifikasi Gen Penyandi Endo-1,4-β-xilanase Asal Isolat 7 Bakteri Xilanolitik Amaliah Labiqah
Sistem Abdominal Rayap Tanah.