Pengertian
Debit rancangan saluran drainase adalah debit aliran
maksimum yang dapat terjadi pada suatu ruas saluran
drainase akibat akumulasi penampungan limpasan
permukaan (surface runoff) setelah terjadinya curah
hujan dengan intensitas tertentu.
Besar kecilnya curah hujan yang diperhitungkan
ditunjukkan dengan nilai kala ulang (return period),
misal 2, 5, 10 tahunan.
Kapasitas saluran drainase untuk
menampung/mengalirkan debit maksimum tersebut
dapat ditentukan berdasarkan urgensi areal yang
dilindungi (debit maksimum 2, 5 atau 10 tahunan).
Table Recommended Design Standards for Various Drainage Facilities
Design AEP (Design ARI)
50% 20% 10% 4% 2%
Functional classification and structure type (2-yr) (5-yr) (10-yr) (25-yr) (50-yr)
Freeways (main lanes):
Culverts X
Bridges X
Principal arterials:
Culverts X [X] X
Small bridges X [X] X
Major river crossings [X]
Minor arterials and collectors (including frontage roads):
Culverts X [X] X
Small bridges X [X] X
Major river crossings X [X]
Local roads and streets:
Culverts X X X
Small bridges X X X
Off-system projects:
Culverts X
FHWA policy is “same or slightly better” than existing.
Small bridges X
Storm drain systems on interstates and controlled access highways (main lanes):
Inlets and drain pipe X
Inlets for depressed roadways* X
Storm drain systems on other highways and frontage roads:
Inlets and drain pipe X [X] X
Inlets for depressed roadways* [X] X
Table 4-2 notes: * A depressed roadway provides nowhere for water to drain even when the curb height is exceeded.
[ ] Brackets indicate recommended AEP. Federal directives require interstate highways, bridges, and culverts be designed for the 2%
AEP flood event. Storm drains on facilities such as underpasses, depressed roadways, etc., where no overflow relief is available
should be designed for the 2% AEP event.
Prinsip dasar perancangan sistem drainase
Genangan pada areal yang dilindungi dengan sistem drainase
harus dapat dikeringkan dalam waktu tertentu sesuai dengan
tingkat toleransi yang diinginkan (bandingkan kompleks real
estate, lapangan olah raga, jalan toll, lahan sawah).
Sumber potensi genangan harus diperhitungkan baik dari
daerah tangkapan air (DTA) setempat maupun aliran dari areal
lain melalui saluran di bagian hulu DTA.
Pengaliran untuk pengeringan genangan dapat melalui saluran
terbuka (open channel), gorong-gorong atau pipa.
Tata letak (lay out) jaringan, dimensi dan slope saluran sistem
drainase diupayakan agar aliran dapat terjadi dengan lancar
secara grafitasi.
Debit Rancangan Saluran
Drainase
Dimensi ?
Lebar dasar, kemiringan
tebing?
Debit maksimum &
kedalaman air ?
QT = 0.278 C i(tc ,T ) A
dengan:
QT : debit rancangan dengan kala ulang T tahun
(m3/s)
C : koefisien pengaliran
i(tc,T) : intensitas hujan untuk waktu konsentrasi tc
dan kala ulang T tahun (mm/jam) (dapat
diperoleh dari kurva IDF)
A : luas DAS (km2)
Metode Rational digunakan dengan asumsi bentuk
hidrograf direct runoff simetri sbb.:
• Debit maksimum (Qp)
dihitung berdasarkan
intensitas hujan
dengan durasi sama
dengan waktu
konsentrasi (tc).
• Bagaimana
menentukan
intensitas hujan Itc ?
Sumber: Surface Drainage Design, FAA, USDT, 2013
Koefisien Limpasan
C = R/P
where:
R = Total depth of runoff (L), and
P = Total depth of precipitation (L).
Koefisien Limpasan
n
∑ Ai Ci
i =1
C komposit = n
∑ Ai
i =1
Intensitas hujan
Kurva intensity-duration-frequency (IDF curve)
atau lengkung hujan
IDF dapat dibuat berdasarkan analisis frekuensi
data hujan otomatik (durasi menit, jam), apabila
data hujan otomatik terbatas dapat
menggunakan data hujan berbasis satelit.
Jika data otomatik tidak tersedia, IDF dapat
diturunkan berdasarkan analisis frekuensi data
harian dan dengan rumus pendekatan
Contoh analisis data hujan durasi pendek (interval 5 menit)
Intensitas hujan (mm/jam) Kedalaman hujan (mm) untuk lama hujan Kedalaman hujan maksimum (mm) untuk lama hujan
Date Time
5 menit 5 menit 10 menit 30 menit 60 menit 5 menit 10 menit 30 menit 60 menit
2/15/2022 17:00 0 0.0 3.5 6.5 13.0 19.0
2/15/2022 17:05 0 0.0
2/15/2022 17:10 0 0.0 0.0 Intensitas hujan maks. (mm/jam) utk lama hujan
2/15/2022 17:15 0 0.0 0.0 5 menit 10 menit 30 menit 60 menit
2/15/2022 17:20 0 0.0 0.0 42 39 26 19
2/15/2022 17:25 0 0.0 0.0
2/15/2022 17:30 24 2.0 2.0 2.0 catatan:
2/15/2022 17:35 30 2.5 4.5 4.5 intensitas = kedalaman/waktu
2/15/2022 17:40 0 0.0 2.5 4.5 i untuk lama hujan 5 menit = 3.5/(5/60) = 42 mm/jam
2/15/2022 17:45 6 0.5 0.5 5.0 i untuk lama hujan 10 menit = 6.5/(10/60) = 39 mm/jam
2/15/2022 17:50 6 0.5 1.0 5.5
2/15/2022 17:55 0 0.0 0.5 5.5
2/15/2022 18:00 0 0.0 0.0 3.5 5.5
2/15/2022 18:05 0 0.0 0.0 1.0 5.5
2/15/2022 18:10 12 1.0 1.0 2.0 6.5
2/15/2022 18:15 18 1.5 2.5 3.0 8.0
2/15/2022 18:20 18 1.5 3.0 4.0 9.5
2/15/2022 18:25 24 2.0 3.5 6.0 11.5
2/15/2022 18:30 12 1.0 3.0 7.0 10.5
2/15/2022 18:35 6 0.5 1.5 7.5 8.5
2/15/2022 18:40 0 0.0 0.5 6.5 8.5
2/15/2022 18:45 6 0.5 0.5 5.5 8.5
2/15/2022 18:50 24 2.0 2.5 6.0 10.0
2/15/2022 18:55 42 3.5 5.5 7.5 13.5
2/15/2022 19:00 36 3.0 6.5 9.5 16.5
2/15/2022 19:05 18 1.5 4.5 10.5 18.0
2/15/2022 19:10 18 1.5 3.0 12.0 18.5
2/15/2022 19:15 18 1.5 3.0 13.0 18.5
2/15/2022 19:20 24 2.0 3.5 13.0 19.0
2/15/2022 19:25 12 1.0 3.0 10.5 18.0
2/15/2022 19:30 6 0.5 1.5 8.0 17.5
2/15/2022 19:35 6 0.5 1.0 7.0 17.5 Sumber data: https://data.hydraulic.lab.cee-ugm.ac.id/dir-dadahup-p1/
2/15/2022 19:40 6 0.5 1.0 6.0 18.0
Data terukur sta. Argomulyo
Kedalaman Kedalaman Kedalaman hujan (mm) untuk durasi Kedalaman hujan maks. (mm) untuk durasi
No. Bulan Tanggal Pukul hujan Hujan/jam
harian (mm) 2 jam 3 jam 6 jam 1 jam 2 jam 3 jam 6 jam 24 jam
1 JAN 1-Jan 9:00 10 0 55.0 71.0 84.5 106.0 110.0
2 JAN 1-Jan 10:00 0 0 intensitas hujan (mm/jam)
3 JAN 1-Jan 11:00 0 0 0 55.0 35.5 28.2 17.7 4.6
4 JAN 1-Jan 12:00 0 0 0
5 JAN 1-Jan 13:00 1 1 1
6 JAN 1-Jan 14:00 2 3 3 3
7 JAN 1-Jan 15:00 2.5 4.5 5.5 5.5
8 JAN 1-Jan 16:00 4 6.5 8.5 9.5
9 JAN 1-Jan 17:00 0.5 4.5 7 10
10 JAN 1-Jan 18:00 0 0.5 4.5 10
11 JAN 1-Jan 19:00 0 0 0.5 9
12 JAN 1-Jan 20:00 0 0 0 7
kala
Tahun Intensitas hujan maksimum (mm/jam) utk lama hujan ulang intensitas hujan mm/jam untuk lama hujan
1 jam 2 jam 3 jam 6 jam 24 jam (tahun) 1 jam 2 jam 3 jam 6 jam 24 jam
1991 55.00 35.50 28.17 17.67 4.58 2 65.4 42.1 32.0 18.2 5.1
1992 45.00 36.00 33.00 19.67 5.02 5 80.1 55.2 44.0 26.3 7.0
1993 65.00 48.25 36.50 19.75 5.00 10 89.1 65.8 54.4 33.3 8.3
1994 62.00 43.50 29.83 16.08 4.13 20 97.2 77.4 66.6 41.5 9.5
1995 71.00 40.25 29.33 16.83 4.50 160
1996 68.00 35.50 28.33 15.58 3.96 140 60 120 180 360 1440
RT 1 (120 − t )
2
(260 − RT )
= t + 60 − 0,0008
itc 60 60
dengan :
q : intensitas hujan dalam mm/jam,
RT : hujan harian rancangan dengan kala
ulang T tahun, dalam mm,
t : durasi hujan dalam menit.
Rumus Mononobe
n
PT 24
it ,T =
24 t
dengan:
I T : intensitas hujan pada durasi t dengan
t
40
Intesitas hujan (mm/jam)
2 tahunan
5 tahunan
30
10 tahunan
20
10
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
durasi (menit)
Waktu konsentrasi
tc = to + t f
dengan
tc : waktu konsentrasi
to : inlet time
tf : flow time= L/V
Waktu konsentrasi tc (Pilgrim, 1987)
Rumus Kirpich
0.77 −0.385
tc = 0.0663 L S ( jam)
Rumus Bransby-Williams
t c = 0.243 L A −0.1
S −0.2
( jam)
Australian rainfall-runoff
t c =0,76 A0,38 ( jam)
dengan A : luas DAS (km2)
L : panjang sungai utama (km)
S : landai sungai utama
Dimensi Saluran
dengan:
Q : debit aliran (m3/s)
n : koefisien kekasaran
A : luas tampang (basah) saluran (m2)
R : jari-jari hidraulik= A/P
P : keliling basah (m)
S : kemiringan saluran
1
Q = AR 2 / 3 S 1/2 m 3 /s
n
A = (b. h) + mh.h = (b + mh)h
P = b + 2 (mh ) + (h ) = b + 2h m 2 + 1
2 2
2/3
1 A 1 A5 / 3 1 / 2
Q= A S 1/2 = 2/3
S
n P nP
1 [(b + mh )h]
5/3
1/ 2
= S
(
n b + 2h m 2 + 1 2 / 3 )
Penyelesaian:
m=1.5
misal b=h
Q = 0.242 m3/s
Q=
1 [(b + mh )h]5 / 3
S 1/ 2
2/3
n 2
b + 2h m + 1
Q =
1 [(h + 1.5h )h]5 / 3
S 1/ 2
2/3
n 2
h + 2h 1.5 + 1
Q=
1 [(h + 1.5h )h] 5/3
s 1/ 2
=
(
1 2.5h )
2 5/3
s 1/ 2
n 2
2/3
n (4.6056h )2 / 3
h + 2h 1.5 + 1
1 8.0683h10/3 1/ 2 8/3
Q = 0 . 005 = 6.8755 h
0.03 2.7659h 2/3
Latihan
Tentukan besarnya debit 5 tahunan di titik A,E,B dan C.,
jika hujan 5 tahunan sebesar 95 mm. Selanjutnya hitung
dimensi saluran , apabila saluran dari beton dengan nilai
n=0.015 bentuk segiempat. I dpt dihitung dengan Haspers,
inlet time dengan rumus Australia
Koefisien
Kawasan Luas (ha)
limpasan, C
I 0.8 0.7
II 1.2 0.7
II 1.6 0.6
IV 1.6 0.6
V 2 0.5
VI 1.8 0.5
VII 1.8 0.5
EB 140 0.006
AB 140 0.008
BC 140 0.006
CD 140 0.006
Latihan
inlet
Koefisien
DAS Luas (ha) A (km2) C.A time
limpasan C
(min)
I 0.8 0.008 0.7 0.0056 7.28
II 1.2 0.012 0.7 0.0084 8.49
III 1.6 0.016 0.6 0.0096 9.47
IV 1.6 0.016 0.6 0.0096 9.47
V 2 0.020 0.5 0.0100 10.31 Goal seek
VI 1.8 0.018 0.5 0.0090 9.91 Q 1.9941
VII 1.8 0.018 0.5 0.0090 9.91 b 0.5973
Q 1.9940
misal b=0.5h
Flow
panjang, L itc Q lebar, b b luas V=Q/A time
Saluran Slope, So n A (km2) ΣC.A tc (min) h (m)
(m) (mm/jam) (m3/s) (m) terpakai (m2) (m/s) (L/V)
(min)
EB 140 0.006 0.015 0.016 0.0096 9.47 133.81 0.357 0.31 0.40 0.80 0.32 1.116 2.091
AB 140 0.008 0.015 0.020 0.0140 8.49 138.56 0.539 0.37 0.50 1.00 0.50 1.079 2.163
BC 140 0.006 0.015 0.072 0.0432 11.56 124.74 1.498 0.54 0.80 1.60 1.28 1.170 1.994
CD 140 0.006 0.015 0.108 0.0612 13.56 117.20 1.994 0.60 1.00 2.00 2.00 0.997 2.340
https://udfcd.org/wp-content/uploads/.../07_Streets%20Inlets%20Storm%20Drains.pdf
Proper street drainage
Maintain the street’s level of service
Minimize danger and inconvenience
Reduce potential for vehicular
skidding and hydroplaning
Maintain good visibility for drivers
Design Consideration
Inlet
Spacing Process