Anda di halaman 1dari 8

univ.mekari.

com

Summary:
Konsep Dasar Pajak Pertambahan Nilai
Summary: Konsep Dasar Pajak
Pertambahan Nilai

Ketentuan umum PPN


Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pungutan yang dibebankan atas transaksi jual-beli
barang dan jasa yang dilakukan oleh wajib pajak
pribadi atau wajib pajak badan yang telah menjadi
PKP.

Karakteristik PPN 1. Merupakan pajak atas konsumsi


PPN dikenakan atas seluruh pengeluaran
(expenditure) yang dilakukan oleh konsumen
di setiap mata rantai produksi.
2. Merupakan pajak tidak langsung
Beban PPN dialihkan sepenuhnya kepada
konsumen atau pembeli melalui forward
shifting yang tercermin dalam harga
barang/jasa yang dibayarkan konsumen.
3. Merupakan pajak objektif
PPN merupakan pajak objektif karena
timbulnya kewajiban pajak ditentukan oleh
peristiwa atau perbuatan hukum yang dapat
dikenakan pajak yang juga disebut objek
pajak.
4. Penggunaan tarif tunggal
Tarif tunggal dalam PPN berarti bahwa PPN
hanya memiliki satu tarif yang bersifat
seragam yaitu 10%. Hal ini
mengesampingkan tarif 0% yang berlaku
untuk ekspor.
5. PPN adalah pajak atas konsumsi BKP/JKP
di dalam negeri
PPN adalah pajak yang hanya dikenakan
atas konsumsi BKP dan JKP di dalam negeri.
Seperti misalnya atas kegiatan transaksi
impor barang yang dilakukan oleh PKP.
6. Bersifat Multistage Levy
PPN juga akan dikenakan atau dipungut
pada setiap tahap jalur produksi dan
distribusi. Yakni mulai dari pabrik, pedagang
besar, grosir, hingga pada pedagang kecil
atau pengecer.
7. Indirect Subtraction Method
Mekanisme dalam perhitungan PPN
menggunakan metode pengurangan secara
tidak langsung. Yang mana artinya wajib
pajak sebagai PKP dapat mengkreditkan
pajak masukan atas BKP dan JKP yang
berbeda. 

2 jenis Sanksi Perpajakan di Indonesia 1. Sanksi Administrasi:


- Denda : Biaya karena terjadinya pelanggaran.
Biasanya diikutsertakan dalam pidana.
- Bunga : Persentase biaya dari pelanggan
yang dilakukan sehingga utang pajak
menjadi lebih besar.
- Kenaikan : Kenaikan pajak yang harus
dibayarkan. Kenaikannya memiliki
persentase tertentu
2. Sanksi Pidana:
- Denda Pidana : Denda pada pihak yang
melakukan tindak pidana. Dapat diberikan
juga pada pejabat pajak maupun pihak ketiga
- Pidana kurungan : Sanksi pada pelaku tindak
pidana dan hanya diancamkan pada pihak
pelanggar tersebut.
- Pidana penjara : Bentuk hukuman penjara
yang ditujukan kepada masing – masing
pihak.

4 Tips untuk menghindari Sanksi ● Isi faktur pajak dengan lengkap, jelas, dan
Pajak benar.
● Setorkan pajak terutang dan buat laporan
perpajakan Anda tepat waktu. Jika waktu
pelaporan sudah dekat dan Anda belum
menyiapkannya, Anda tetap lakukan laporan
nihil agar tidak dikenakan denda. Kemudian,
segera lakukan perbaikan.
● Isilah SPT dengan lengkap, jelas, dan benar.
Lengkap lampirannya, rinciannya, dan nilai
nominalnya.
● Hindari kegiatan yang menimbulkan tindakan
sanksi pidana.

Subjek dan Objek PPN


Subjek PPN Orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan
penyerahan dan menerima Barang/ Jasa kena pajak
(BKP/JKP).
Kewajiban subjek PPN orang pribadi maupun non-
PKP diatur dalam UU Nomor 42 Tahun 2009 (UU
PPN) Pasal 4 Ayat (1) huruf b dan huruf e, serta
Pasal 16C.

Objek PPN Barang dan jasa kena pajak yang terkena pungutan
PPN sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Barang Kena Pajak Barang berwujud yang bergerak maupun tidak


bergerak, serta barang tidak berwujud.

Jasa Kena Pajak (JKP) Kegiatan pelayanan yang memungkinkan suatu


barang atau fasilitas tersedia untuk dipakai. Serta,
jasa yang dilakukan karena permintaan tertentu.

Kelompok objek PPN - Objek Umum (Berdasarkan UU PPN Pasal 4)


- Objek Khusus (Berdasarkan UU PPN Pasal
16C dan 16D)

Kelompok Non-JKP 1. Barang hasil pertambangan atau hasil


pengeboran, yang diambil langsung dari
sumbernya tidak termasuk hasil
pertambangan batu bara
2. Barang-barang kebutuhan pokok yang
sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
3. Makanan dan minuman yang disajikan di
hotel, restoran, rumah makan, warung, dan
sejenisnya meliputi makanan dan minuman
baik yang dikonsumsi di tempat maupun
dibawa pulang termasuk yang diserahkan
oleh pengusaha jasa catering.
4. Uang, emas batangan, dan surat-surat
berharga

Syarat penyerahan barang dikenai PPN ❖ Barang berwujud yang diserahkan


merupakan BKP
❖ Penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena
Pajak
❖ Penyerahan dilakukan di dalam daerah
pabean
❖ Penyerahan dilakukan dalam rangka
kegiatan usaha atau pekerjaannya

Syarat penyerahan jasa dikenai PPN ❖ Jasa yang diserahkan merupakan JKP
❖ Penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena
Pajak
❖ Penyerahan dilakukan di dalam daerah
pabean
❖ Penyerahan dilakukan dalam rangka
kegiatan usaha atau pekerjaannya
Pengertian penyerahan JKP terbagi 1. Setiap kegiatan pemberian JKP, contohnya
menjadi 3 PKP yang bergerak dalam bidang jasa
konsultasi perpajakan memberikan saran
terkait aspek pajak atas kegiatan usaha
yang dilakukan kliennya;
2. Pemanfaatan JKP untuk kepentingan
sendiri, contohnya PKP di bidang usaha
perbaikan dan perawatan AC menggunakan
teknisinya sendiri untuk memperbaiki AC
yang rusak pada gedung kantor yang
ditempati oleh PKP;
3. Pemberian JKP secara Cuma-Cuma,
misalnya PKP dalam bidang usaha
pemborong bangunan renovasi gedung milik
sebuah yayasan yatim piatu tanpa
memungut bayaran.

Objek pajak yang bersifat spesifik


Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/ Berdasarkan pasal 3A ayat 3 UU PPN Pemanfaatan
JKP Luar daerah Pabean BKP tidak berwujud dari luar pabean akan tetap
dikenakan PPN jika kegiatan pemanfaatannya
dilakukan di dalam daerah pabean.Pemanfaatan
JKP dari luar daerah pabean JKP dari luar daerah
pabean akan dikenakan PPN jika memenuhi
kriteria.

Ekspor JKP ps 4 ayat 1 UU PPN 1984 Dalam pasal 4 ayat (1) telah diatur apa saja yang
dikenakan PPN salah satunya yaitu ekspor. Dalam
PMK Nomor 32/PMK.010/2019 menjelaskan
bahwa ekspor Jasa Kena Pajak adalah setiap
kegiatan penyerahan Jasa Kena Pajak yang
dihasilkan di dalam Daerah Pabean untuk
dimanfaatkan oleh Penerima Ekspor Jasa Kena
Pajak di luar Daerah Pabean.

Membangun sendiri yang dilakukan Pasal 16C UU No. 42 Tahun 2009 tentang Pajak
tidak dalam kegiatan usaha atau Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
pekerjaan Penjualan atas Barang Mewah UU No. 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja (“UU PPN”) memberikan
pijakan mengenai definisi Kegiatan Membangun
Sendiri, baik yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan.

Penyerahan aktiva yang menurut Aktiva adalah segala aset kekayaan yang dimiliki
tujuan semula tidak untuk diperjual oleh suatu perusahaan yang dapat diubah menjadi
belikan uang tunai. Kekayaan yang dimaksud adalah
sumber daya yang dapat berupa benda atau hak
yang dikuasai dan sebelumnya diperoleh
perusahaan melalui transaksi atau kegiatan masa
lalu.

Dari penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula


tidak untuk diperjualbelikan akan dikenakan PPN
dengan Syarat :
- Berstatus PKP
- Aktiva memiliki hubungan langsung
dengan kegiatan usaha
- Aktiva yang bukan berupa sedan dan
station wagon, kecuali jika barang
dagangan atau disewakan.

Penyerahan Barang dan Jasa Kena Pajak


Penyerahan Hak atas BKP karena suatu Perjanjian yang dimaksud meliputi jual beli, tukar
perjanjian -menukar, jual beli dengan angsuran, atau
perjanjian lain.

Pengalihan BKP karena satu perjanjian Penyerahan karena perjanjian sewa guna usaha
sewa beli dan atau perjanjian sewa adalah penyerahan yang disebabkan oleh
guna usaha (leasing) perjanjian sewa guna usaha dengan hak opsi.

Penyerahan BKP Kepada pedagang Dikenakan PPN apabila saat barang diserahkan
perantara atau melalui juru lelang kepada perantara termasuk juru lelang.

Pemakaian sendiri dan pemberian Dikenakan PPN untuk BKP/JKP yang digunakan
cuma-cuma sendiri atau pemberian tanpa pembayaran.

Persediaan BKP dan aktiva yang Tidak untuk diperjualbelikan yang masih tersisa
menurut tujuan semula saat pembubaran perusahaan.
Dikenakan PPN karena aset yang tujuan semula
tidak untuk dijual disamakan dengan pemakaian
sendiri dan dianggap sebagai penyerahan BKP.

Penyerahan BKP dari pusat ke cabang Apabila suatu perusahaan melakukan penyerahan
atau sebaliknya dan penyerahan BKP BKP maka dikenakan PPN.
antar Cabang

Penyerahan BKP oleh PKP dalam Penyerahan BKP dilakukan langsung kepada pihak
rangka perjanjian pembiayaan yang membutuhkan akan dikenakan PPN karena
berdasarkan prinsip syariah transaksi dianggap langsung dari penjual kepada
pembeli walaupun melalui perantara seperti bank
Syariah.
Syarat Penyerahan JKP dikarenakan ● Jasa yang dikenakan merupakan JKP
PPN ● Penyerahan dilakukan di dalam daerah
pabean
● Penyerahan dilakukan dalam kegiatan
usaha atau pekerjaannya
● Sesuai ketentuan pasal tersebut, penentuan
suatu penyerahan jasa kena pajak
didasarkan kepada tempat terjadinya/
dilakukannya penyerahan jasa atau tempat
kegiatan.aktivitas/ pengerjaan pelayanan
(jasa) tersebut oleh pemberi jasa dan tidak
didasarkan kepada tempat kedudukan/
domisili penerima jasa.
univ.mekari.com

Anda mungkin juga menyukai